Anda di halaman 1dari 3

Mewujudkan Budi Pekerti Yang Luhur dan Akhlak Mulia

Islam adalah agama yang menekankan pada pembinaan akhlaq yang mulia dan luhur. Rosululloh
Shollallohu alaihi wasallam diutus oleh Alloh adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia.
SMK PGRI Bangkinang di dalam program kerja dan kegiatannya MOS Baru dalam rangka
meningkatkan terhadap pembinaan akhlak dan budi pekerti yang luhur, yaitu dengan pembinaan
terhadap 6 tabiat luhur orang yang beriman. Diantara akhak yang luhur dan mulia yang telah
diajarkan Rosululloh adalah sebagai berikut :

1.       Rukun
Adalah perbuatan hati mulia yang tidak ada unek-unek jelek, iri hati kepada sesamanya. Rukun
adalah sifat saling mengasihi, bantu membantu dalam kebaikan, tolong menolong, saling
menguatkan dan saling mendoakan yang baik. Apabila saling bertemu dengan wajah yang ajer,
sumringah, yaitu wajah yang cerah ceria. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam telah bersabda :

Engkau (Nu’am bin Basyir) melihat orang-orang iman di dalam saling menyayangi mereka,
saling menyenanginya mereka, dan saling mengasihinya mereka sebagaimana satu tubuh.Ketika
satu anggota badannya sakit maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit dengan tidak bisa tidur
dan demam. (HR Bukhori fii Kitabil Adab)

Adapun untuk mewujudkan kerukunan yang diidamkan agar ditrampilkan menetapi syarat-syarat
kerukunan yaitu :
1. Menerampilkan berbicara yang baik, enak didengar, sopan santun, pahit madu.
2. Berwatak yang jujur bisa percaya dan bisa dipercaya.
3. Banyak sabar, keporo ngalah, rebutan ngalah, mengalah untuk mulia dan menang.
4. Tidak merusak sesama baik terhadap dirinya, harta miliknya, hak asasinya maupun
kehormatannya.
5. Saling memperhatikan dan saling menjaga perasaan.

2.       Kompak
Kekompkan merupakan manifestasi dari sifat dan akhlak yang rukun. Terlihat dalam
melaksanakan suatu pekerjaan dikerjakan dengan bersama-sama dengan giat, riang gembira,
saiyek saeko proyo, hulubis kuntul baris (seia sekata), sepi pamrih rame ing gawe. Rosululloh
bersabda :

Orang iman terhadap orang iman yang lain sebagaimana bangunan yang saling memperkuat
antara satu dengan yang lain. (HR Tirmidzi)

3.       Kerjasama yang baik


Kerjasama yang baik ini adalah sifat saling peduli, saling mendukung, saling melancarkan
kepada sesama. Dijauhkan dari sifat tidak saling menjaga, tidak saling ngentahi/nggembosi, tidak
saling menjatuhkan, tidak saling merugikan dan tidak saling menfitnah.
ِ ‫الت ْقوى وال َتعاونُوا َعلَى اإلثْ ِم والْع ْدو‬
َ‫ان َو َّات ُقوا اللَّهَ ِإ َّن اللَّه‬ ِ
َ ُ َ َ َ َ َ َّ ‫َوَت َع َاونُوا َعلَى الْب ِّر َو‬
ِ ‫َش ِدي ُد ال ِْع َق‬
.‫اب‬
Dan saling menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa dan jangan saling meolong dalam
perbuatan dosa dan permusuhan. dan bertakwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh sangat
berat siksanya. (QS Al Maidah: 2)

Kerukunan, kekompakan dan kerjasama yang baik sebagai pilar akhlak yang mulia tuntunan dari
Rosululloh perlu dijaga dan dipelihara agar tetap lestari. Untuk tetap menjaga kerukunan dan
kekompakan ini maka seandainya ada kabar berita, isu-isu yang bersifat menjelekkan terhadap
sesama, adu domba (provokasi) maka harus bersikap arif dan tabayyun dahulu terhadap kabar
berita yang seperti ini. Harus pandai menyaring berita, apakah kabar berita tersebut benar atau
fitnah belaka. Jangan mudah langsung percaya, sehingga bisa membuat keresahan, kebingungan,
geger,  di antara sesama bahkan mengarah kepada perpecahan dan permusuhan. Tabayyun (cross
cek) terhadap suatu kabar berita sudah dijelaskan dalam Al Qur’an :

‫ص يبُوا َق ْو ًم ا بِ َج َهالَ ٍة‬ َ َ


ِ َ‫ي ا َُّأيه ا الَّ ِذين آمنُ وا ِإ ْن ج اء ُكم ف‬
ِ ُ‫اس ٌق بِنَب ٍإ َفتَبَّينُ وا َأ ْن ت‬
ْ َ َ َ َ َ َ
‫ين‬ ِ ‫اد‬
‫م‬ ِ َ‫صبِحوا َعلَى ما َفعلْتُم ن‬
َ ْ َ َ ُ ْ ُ‫َفت‬
Wahai orang-orang yang beriman, seandainya ada orang fasik datang kepada kalian dengan 
membawa kabar berita, maka mencarilah kejelasan (tentang kebenaran kabar berita itu) agar
kalian tidak melakukan tindakan pada suatu kaum dengan kebodohan, maka kalian menjadi
orang-orang yang menyesal atas perbuatan kalian. (QS Al Hujurot : 6)

ُ ‫َك َفى بِاال َْم ْر ِء اِثْ ًما اَ ْن يُ َحد‬


‫ِّث بِ ُك ِّل َما َس ِم َع‬
Dari Abu Huroiroh, Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda : Cukup bagi seseorang berdosa
apabila dia bercerita dengan setiap apa yang telah didengarkannya. (HR Abu Dawud)

ُ ‫ َك ِذباً اَ ْن يُ َحد‬  ‫َك َفى بِاال َْم ْر ِء‬


‫ِّث بِ ُك ِّل َما َس ِم َع‬
Dari Abu Huroiroh, Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda : Cukup bagi seseorang
berdusta apabila dia bercerita dengan setiap apa yang telah didengarkannya. (HR Muslim)

4.       Jujur
Kejujuran di jaman sekarang ini menjadi sesuatu yang langka, dan menjadi sesuatu yang sangat
mahal nilainya. Jujur adalah berkata yang baik dan benar, apa adanya tidak berdusta dan tidak
ada tipuan (kamuflase).

‫ين‬ ِ ِ َّ ‫يا َُّأيها الَّ ِذين آمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ و ُكونُوا مع‬
َ ‫الصادق‬ ََ َ َ َ َ َ
Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Alloh dan jadilah kalian bersama orang-
orang yang benar (jujur). (QS At Taubat : 119)

ِّ ‫الص ْد َق َي ْه ِدي ِإلَى ال‬


َّ ‫ْبِر َوِإ َّن ال‬
‫ْبِر‬ ِّ ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِإ َّن‬ ِ ُ ‫ال رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ َ‫ق‬
‫ب َي ْه ِدي‬ ِ ِ َ‫ص ُد ُق حتَّى ي ْكت‬
َ ‫ب ص دِّي ًقا َوِإ َّن الْ َك ذ‬َ ُ َ ْ َ‫الر ُج َل لَي‬َّ ‫ْجن َِّة َوِإ َّن‬ ِ
َ ‫َي ْه دي ِإلَى ال‬
‫ب َك َّذابًا‬ ‫ت‬
َ ‫ك‬ْ ‫ي‬ ‫َّى‬
‫ت‬ ‫ح‬ ‫ب‬ ‫ذ‬ِ ‫الرجل لَي ْك‬
َّ َّ
‫ن‬ ‫ِإ‬ ‫و‬ ِ
‫ر‬ ‫َّا‬
‫ن‬ ‫ال‬ ‫ى‬ ‫ل‬
َ ‫ِإ‬ ‫ي‬ ِ ‫ِإلَى الْ ُفجو ِر وِإ َّن الْ ُفجور ي ْه‬
‫د‬
َ ُ َ ُ َ َُ َ ََ ُ َ ُ
Tetapilah kejujuran, sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan pada perbuatan baik dan
sesungguhnya perbuatan baik menunjukkan kepada surga dan tidak henti-hentinya seseorang
laki-laki berbuat jujur dan sungguh-sungguh berusaha jujur sehingga ditulis di sisi Alloh
sebagai orang yang ahli jujur. Dan jauhilah dusta, sesungguhnya dusta itu menunjukkan pada
kedurhakaan dan sesungguhnya kedurhakaan itu menunjukkan pada neraka. Dan tidak henti-
hentinya seseorang laki-laki berdusta dan selalu banyak berdusta sehingga ditulis di sisi Alloh
sebagai ahli dusta. (HR Muslim.

5.       Amanah
Amanah adalah bisa dipercaya dan bisa menjaga kepercayaan tersebut, tidak berkhianat yaitu
merusak pada kepercayaan yang telah didapatkannya. Dan juga bisa menyampaikan amanah ini
kepada yang berhak menerimanya.

....‫ات ِإلَى َْأهلِ َها‬


ِ َ‫ِإ َّن اللَّهَ يْأمر ُكم َأ ْن تَُؤ دُّوا األمان‬
َ ْ ُُ َ
Sesungguhnya Alloh memerintah kepada kalian agar menyampaikan amanah kepada yang
berhak menerimanya. (QS An Nisa : 58)

ُ‫ضا َفلُْيَؤ ِّد الَّ ِذي اْؤ تُ ِم َن ََأما َنتَهُ َولْيَت َِّق اللَّهَ َربَّه‬ ُ ‫فَِإ ْن َِأم َن َب ْع‬
ً ‫ض ُك ْم َب ْع‬
Maka jika sebagian kalian mempercayai sebagian yang lain maka hendaklah yang dipercaya itu
menyampaikan amanahnya dan hendaklah dia bertakwa kepada Alloh sebagai Tuhannya. (QS Al
Baqoroh: 283)
ِ
‫ك‬ َ َ‫اَ ِّد ااْل َ َمانَِة الَى َم ِن اْءتَ َمن‬
َ َ‫ك َواَل تَ ٌخ َم ْن َخان‬
Sampaikanlah amanah kepada orang yang memberi kepercayaan kepadamu dan janganlah
mengkhianati kepada orang yang mengkhianatimu. (HR Abu Dawud)

6.       Mujhid muzhid.


Mujhid yaitu nyambut gawe mempeng (kerja giat bersemangat) berhasil dan sesuai proporsinya.
Muzhid yaitu tirakat banter, hidup hemat, gemi, setiti, ati-ati, tidak boros bisa mengukur
kemauan dengan kemampuan.

‫قَ ْد اَ ْفلَ َح ال ُْم ْز ِه ُد ال ُْم ْج ِه ُد‬


Sungguh beruntung orang yang hidup hemat bekerja giat. (HR Ahmad)

Anda mungkin juga menyukai