Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kunjungan museum
perjuangan Yogyakarta.

Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan kunjungan ini.

Akhir kata kami berharap semoga Laporan Kunjungan Museum


Perjuangan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Sleman , 24 September 2017

Penyusun

1|WIDYA MWAT YASA


UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................... 1

Daftar Isi ..................................................................................................... 2

BAB I ( PENDAHULUAN ) ......................................................................... 3

A. Latar Belakang ................................................................................ 3


B. Tujuan ............................................................................................. 4
C. Manfaat ........................................................................................... 4

BAB II ( ISI ) ............................................................................................... 5

A. Sejarah Museum ............................................................................. 5


B. Koleksi Museum .............................................................................. 6

BAB III ( PENUTUP ) ................................................................................ 10

A. Kesimpulan ................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................ 10

Lampiran .................................................................................................. 11

Daftar Pustaka ......................................................................................... 14

2|WIDYA MWAT YASA


UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
merupakan lembaga perguruan tingi negeri di Yogyakarta yang tetap
eksis mendarmabhaktikan dirinya pada ibu Pertiwi hingga sekarang.
Sejak tahun 1958 UPN “Veteran” Yogayakarta menapaki perjalanan
panjang sebagai pendidik dan pencetak generasi pioneer pembangunan
Indonesia, berbekal semangat disiplin, kejuangan dan kreativitas untuk
meraih prestasi dan cita-cita menjadi perguruan tinggi yang mampu
bersaing di kancah nasional maupun internasional dilandasi jiwa bela
Negara dan sesanti Widya Mwat Yasa. Makna Widya Mwat Yasa
(Wimaya) sangat mulia, yaitu “menuntut ilmu untuk didarmabaktikan
bagi pembangunan Bangsa dan Negara” hal ini perlu ditanamkan
kepada para mahasiswa.
Pengabdian untuk mengisi pembangunan tidak akan dapat
dilaksanakan dengan baik tanpa dilandasi jiwa bela Negara dan rasa
cinta tanah air yang tulus. Dalam rangka penanaman nilai-nilai
kebangsaan, di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta terdapat salah satu mata kuliah wajib yaitu Bela Negara dan
Widya Mwat Yasa. Mata kuliah ini membahas tentang sekelumit sejarah,
nilai-nilai jati diri, jiwa bela Negara, rasa cinta tanah air, semangat
persatuan kesatuan, dan pembangunan karakter mahasiswa.
Penanaman nilai-nilai tersebut akan menjadi bekal bagi para mahasiwa
dalam mengisi era pembanguna berkelanjutan untuk kesejahteraan
masyarakat yang lebih merata. Dalam proses pembelajaran mata kuliah
Bela Negara dan Widya Mwat Yasa, terdapat kegiatan kunjungan untuk
mahasiwa. Kunjungan ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu di area
kampus dan di luar kampus.

3|WIDYA MWAT YASA


UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
B. Tujuan Diadakannya Kunjungan
1. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang jati diri
kampus UPN “Veteran” Yogyakarta.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tetang jati diri
bangsa Indonesia.

C. Manfaat Diadakannya Kunjungan


1. Mahasiswa mendapat wawasan dan pengetahuan tentang jati diri
kampus UPN “Veteran” Yogyakarta.
2. Mahasiswa mendapat wawasan dan pengetahuan tentang jati diri
bangsa Indonesia.

4|WIDYA MWAT YASA


UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
BAB II

ISI

A. Sejarah Museum Perjuangan Yogyakarta

Yogyakarta sebagai salah satu kota yang pernah menjadi ibu kota
negara Indonesia menyimpan banyak sekali sejarah sejarah perjuangan
kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk mengenang perjuangan bangsa
ini menghadapi penjajah serta untuk mengenang setengah abad masa
Kebangkitan National maka didirikanlah sebuah museum bernama
Museum Perjuangan Yogyakarta. Museum ini lahir dari keinginan para
bapak bangsa untuk mengenang peristiwa Hari Kebangkitan Nasional yang
diprakarsai oleh Dr. Sutomo pada 20 Mei 1908.

Pembangunan dimulai pada 17 Agustus 1959 dengan peletakan batu


pertama oleh Sri Paku Alam VIII di halaman Ndalem Brontokusuman,
Yogyakarta. Dilanjutkan dengan pencangkulan pertama pada tanggal 5
Oktober 1959 juga oleh Sri Paku Alam VIII. Proses pembangunan museum
membutuhkan waktu 3 tahun dengan ditandai oleh peletakan batu terakhir
oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada tanggal 29 Juli 1961.
Pembukaan museum secara resmi dilaksanakan pada tanggal 17
November 1961 oleh Sri Paku Alam VIII.

Yang menjadi daya tarik dari gedung Museum Perjuangan Yogyakarta


adalah bentuk bangunannya yang unik. Gedung museum
memadukan model bangunan Eropa yang terinspirasi dari gaya arsitektur
zaman kekaisaran Romawi Kuno pada bagian atasnya. Sedangkan bagian
bawah gedung mengadopsi budaya lokal yaitu mengadaptasi dari bentuk
candi Mataram Hindu. Selain itu bangunan ini mengunakan arsitektur
Ronde Temple yaitu bangunan museum berbentuk melingkar seperti
silinder. Istilah ini muncul karena seluruh bangunan dibagian bawah atap

5|WIDYA MWAT YASA


UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
tertempel relief-relief perjuangan bangsa Indonesia dan patung wajah para
pahlawan nasional.

Relief yang ada di dalam museum menceritakan riwayat perjuangan bangsa


Indonesia di mulai dari berdirinya Budi Utomo hingga terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan bagian atap gedung museum
dibuat menyerupai topi baja dengan 5 buah bambu runcing berdiri di atas
bola dunia. Di bagian kiri dan kanan pintu masuk museum terdapat hiasan
makara yang merupakan simbol tolak bala. Di bagian depan pintu masuk
terdapat trap berjumlah 17 buah dan daun pintu masuk berjumlah 8 buah.
Jendela pada sekeliling dinding luar museum dipisahkan oleh pilar yang
dihias ukiran lung-lungan menyerupai api yang tak kunjung padam
berjumlah 45 buah. Semuanya merupakan simbol dari hari kemerdekaan
Indonesia 17 Agustus 1945.

B. Koleksi Museum :

Koleksi museum dibedakan menjadi dua yaitu di dalam dan di luar.

1. Tata Pameran di Luar Gedung

Patung Kepala Pahlawan Nasional yang berjumlah 10 buah.


Berikut nama-nama kesepuluh pahlawan tersebut.

1. Sultan Hasanuddin
2. Kapitan Pattimura
3. Pangeran Diponegoro
4. Tuanku Imam Bonjol
5. Teuku Umar
6. R.A. Kartini
7. Dr. Wahidin Soedirohoesodo

6|WIDYA MWAT YASA


UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
8. Ki Hadjar Dewantara
9. Mohammad Husni Thamrin
10. Jenderal Soedirman

Koleksi relief yang menceritakan peristiwa sejarah sejak dari masa


lahirnya Budi Utomo sampai dengan masa bersatunya lagi
pemerintahan RI yaitu dengan terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia tahun 1950.

11. Lahirnya Budi Utomo


12. Lahirnya Sarekat Islam
13. Lahirnya National Indische Partij
14. Lahirnya Muhammadiyah
15. Lahirnya Taman Siswa
16. Perlawanan rakyat terhadap penjajahan Belanda
17. Lahirnya Partai Nasional Indonesia
18. Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
19. Kongres Pemuda II
20. Kongres Wanita Indonesia
21. Lahirnya Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
22. Perang Dunia II
23. Penindasan Jepang
24. Menyerah Jepang kepada Sekutu
25. Proklamasi kemerdekaan Indonesia
26. Gema proklamasi dalam peristiwa Ikada (Ikatan Atletik
Djakarta)
27. Konsolidasi kekuasaan Jepang oleh rakyat Indonesia
28. Insiden Bendera Tunjungan di Surabaya
29. Pemberontakan Tentara Keamanan Rakyat
30. Kongres Pemuda I
31. Sidang I Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat
32. Perpindahan ibukota RI ke Yogyakarta

7|WIDYA MWAT YASA


UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
33. Perang Puputan di Bali
34. Berdirinya Universitas Gadjah Mada
35. Peristiwa Bandung Lautan Api
36. Politik Diplomasi tahun 1948
37. Pengangkutan eks tahanan warganegara Belanda dan eks
tentara Jepang
38. Agresi Militer Belanda I
39. Kongres Kebudayaan di Magelang tahun 1948
40. Pekan Olahraga Nasional di Solo
41. Agresi Militer Belanda II
42. Serangan Umum 1 Maret 1949
43. Penarikan tentara Belanda dari Yogyakarta
44. Para Pemimpin Negara kembali ke Yogyakarta 6 Juli 1949
45. Konferensi Meja Bundar
46. Pengakuan Kedaulatan RI oleh Belanda 27 Desember 1949
47. Terbentuknya Republik Indonesia Serikat

2. Tata Pameran Kedua di dalam ruang (Indoor)


1. Replika meriam yang dltemukan di dalam kompleks Museum
Benteng Vredeburg Yogyakarta.
2. Miniatur Kapal Armada Laut Belanda
3. Meja kursi tamu kapten Widodo, Sepeda Tentara Pelajar
4. Replika Senjata Senladu VOC yang beru|ud laras pendek
5. Buku Ilmu Kedokteran dari Stovia
6. Barang-barang milik R.M Soerjopranoto yang berwujud
udheng (penutup kepala), mesin ketik, dan peralatan makan
(piring dan centong)
7. Miniatur Kepanduan yang terdiri dari: Miniatur Pandu Hizbul
Wathan (HW), Miniatur Pandu Rakyat, dan Miniatur Pramuka
8. Tugu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia)

8|WIDYA MWAT YASA


UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
9. Pakaian Pandu Mataram bagian Wanita
10. Keranjang rumput yang dipakai oleh para pejuang di Bali
11. Mata Uang VOC, Klise mata uang ORI, dan uang ORI
12. Meja Guru Militer Akademi Yogyakarta
13. Perlengkapan milik Tjilik yang merupakan pejuang dari Bali
yang tongkat, bumbung, perples, cangkir bambu, pinggang
rotan, dan dokumen perjuangan.
14. Perlengkapan Ir. Soekarno di Rengasdengklok yang terdiri
dari tempat tidur, meja, kursi dan peralatan minum milik
Djiaw Kie Slong.
15. Perlengkapan Milik Soekimin, salah seorang anggota
Tentara Pelajar yang terdiri dari arsip surat-surat penting,
buku catatan harian, topi pakaian Tentara Pelajar, dan
Bendera Merah Putih.
16. Perlengkapan SPN (Sekalah Polisi Negara) di Nanggulan,
yang terdiri dari Meja, kentongan, dan lampu senthir.
17. Tas Kayu, Bambu Runcing, Samurai, Radio Perjuangan,
Lumpang batu
18. Plakat-plakat perjuangan
19. Kentongan Kesekretariatan MBKD ( Markas Besar Komando
Djawa)
20. Perlengkapan Kepolisian yang dipakai Kepolisian
Gunungkidul sebelum tahun 1958.
21. Tas Kulit Milik Drs. Moh. Hatta
22. Peralatan Minum Pangsar Jenderal Sudirman
23. Perlengkapan Kolonel Zulkifli Lubis dan Letkol. Suhano
24. Replika patung Nyi Ageng Serang, Dewi Sartika,
Dr.Soetomo, Tirto Koesoemo, K.H.A Dahlan, R.M.
Soerjopranoto, Adi Sutjipto, Ir. Soekarno, Letjend. Oerip
Soemoharjo, Drs. Moh. Hatta.

9|WIDYA MWAT YASA


UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
25. Lukisan-lukisan peristiwa sejarah, yaitu: Pernyataan Negeri
Ngayogyakarta, Pengibaran Bendera Merah Putih di Gedung
Agung, Korban Pertempuran Kotabaru, Penawanan Tentara
Pelajar di daerah Prambanan, Serangan Umum 1 Maret
1949, Dapur Umum di daerah Gerilya di Kulonprogo.

10 | W I D Y A M W A T Y A S A
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
BAB III

PENUTUP

Dalam pembuatan laporan ini, kami menyadari akan adanya


kekurangan, baik dalam bahasa maupun penulisannya. Hal tersebut tidak
lain karena keterbatasan kami dalam ilmu pengetahuan dan kemampuan
yang kami miliki. Sekalipun demikian, mudah-mudahan laporan ini dapat
berguna dan bermnfaat bagi kami dan umumnya bagi pembaca.

A. Kesimpulan

Setelah melakukan kunjungan ini, kami bisa mendapatkan pelajaran


yaitu akan pentingnya mengormati jasa para pahlawan karena bangsa
yang besar adalah bangsa yang menghargi jasa para pahlawannya.

B. Saran

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta dikenal


sebagai pendidik dan pencetak generasi pioneer pembangunan
Indonesia, berbekal semangat disiplin, kejuangan dan kreativitas untuk
meraih prestasi dan cita-cita menjadi perguruan tinggi yang mampu
bersaing di kancah nasional maupun internasional dilandasi jiwa bela
Negara dan sesanti Widya Mwat Yasa. Untuk mencapai tujuan mulia
UPN “Veteran” Yogyakarta, perlu adanya kerjasama antar seluruh
warga kampus UPN “Veteran” Yogyakarta. Sebagai mahasiswa,
hendaknya mendukung dengan ikut andil dalam perwujudan cita-cita
kampus yang mulia tersebut. Untuk pengelolaan museum perlu
perbaikan dalam sistem pelayanan karena mungkin penyebab sepinya
pengunjung adalah karena kurangnya pelayanan.

11 | W I D Y A M W A T Y A S A
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
LAMPIRAN

12 | W I D Y A M W A T Y A S A
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
13 | W I D Y A M W A T Y A S A
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
14 | W I D Y A M W A T Y A S A
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
DAFTAR PUSTAKA

https://www.njogja.co.id/museum-dan-monumen/mengintip-perjuangan-
bangsa-di-museum-perjuangan/

https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Perjuangan_Yogyakarta

15 | W I D Y A M W A T Y A S A
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
16 | W I D Y A M W A T Y A S A
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai