Anda di halaman 1dari 15

ANDI HENDRA SAPUTRA

FAJAR SATRIO SAPUTRO

KARYA TULIS

SMP NEGERI 3 SIMO

Spd QOMARUDIN Spd EMI SUCININGSIH

NIK: NIK:
DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................... i

Kata Pengantar..................................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................................ iii

BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang.........................................................................1

1.3 Tujuan ......................................................................................1

1.4 Manfaat................................................................................... 1

BAB 2. PEMBAHASAN.......................................................................................... 2

2.1 Sejarah Museum Brawijaya..........................................................................2

2.2 Tujuan, Peran, dan Tugas Museum Brawijaya........................................... 2

2.2.1 Tujuan........................................................................................................... 3

2.2.2 Peran............................................................................................................. 3

2.2.3 Tugas Museum Brawijaya........................................................................... 3

2.3 Koleksi Museum Brawijaya.......................................................................... 3

2.3.1 Halaman Depan........................................................................................... 3

2.3.2 Ruangan Lobby.............................................................................................5

2.3.3 Runagan I...................................................................................................... 7

2.3.4 Ruangan II.....................................................................................................9

2.3.5 HalamanTengah...........................................................................................11

2.3.6 Perpustakaan.............................................................................................. 12

BAB 3. PENUTUP..................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................12

3.2 Saran...............................................................................................................13

BAB 1. PENDAHULUANPENDAHULUA

1.1 Latar Belakang

Sejarah adalah merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang tak dapat terulang kembali. Oleh karena
itu sejarah sangat perlu untuk ditulis agar dapat dipelajarin dan di ambil hikmahnya untuk masa depan
yang lebih baik.Dewasa ini banyak orang berangapan bahwa Museum adalah tempat atau bangunan
untuk menyimpan benda-benda kuno saja. Apabila kita mau memperhatikan lebih seksama, Museum
bukanlah hanya sekedar tempat atau bangunan untuk menyimpan benda-benda kuno saja, akan tetapi
banyak peristiwa bersejarah yang terekam di dalamnya. Dalam mengemban misi yang besar bagi
pengunjung diantaranya adalah sebagai wahana yang mewariskan nilai-nilai kejuangan suatu bangsa,
karena benda-benda koleksi Museum merupakan cermin dari kehidupan manusia pada masa
lampau.Museum berasal dari kata Yunani kuno “Muouseion” yang berarti tempat atau bangunan atau
gedung ilmu pengetahuan dan seni. Muouseion berasal dari kata “Muze” yang berarti tempat atau
bangunan untuk memuja 9 dewi anak Zeus dengan menemousyne yang merupakan dewi dari semua
cabang ilmu pengetahuan. Museum sesuai hasil musyawarah ICOM (International Courcil Of Museum)
ke-11 do Kopenhagen pada tanggal 14 Juni 1974 adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak
mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya terbuka untuk umum yang
memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan untuk tujuan study, pendidikan dam
kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya.Museum Brawijaya Malang
merupakan sebuah museum yang berisipeninggalan bersejarah yang terdiri atas tinggalan sejarah pada
masa sebelum kemerdekaan, perang kemerdekaan, serta periode setelah kemerdekaan. Selain itu,
koleksi museum tersebut antara lain berupa senjata tradisional hingga modern, lukisan, koleksi senjata-
senjata, tank, kendaraan amphibi, serta berbagai bendera dan lambang-lambang kesatuan angkatan
darat.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah museum Brawijaya.

2. Untuk mengetahui Tujuan, Peran, dan Tugas Museum Brawijaya.

3. Untuk mengetahui koleksi museum brawijaya.

1.4 Manfaat

1. Manfaat bagi penulis sebagai Pemahaman Pentingnya untuk mendapatkan wawasan baru dari
sumber yaitu Museum Brawijaya dan mendapatkan data yang ingin didapatkan dari Observasi bersama.

2.Manfaat bagi pembaca sebagai penambah wawasan dan ilmu pengetahuan


BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Museum Brawijaya

Usaha untuk pendirian Museum Brawijaya telah dilakukan sejak tahun 1962 oleh pemrakasarnya
yaitu Brigjen TNI (pURN) Soerachman (Mantan) Pangdam VIII/Brawijaya tahun 1959-1962). Adapun
maksud pendirian museum ini adalah untuk membuktikan kepada masyarakat mengenal sejarah
perjuangan bangsa Indonesia, khusunya rakyat Jawa Timur sejak 1945 yang secara terus-menerus
membuktikan dharma bhaktinya kepada ibu pertiwi.

Pembangunan gedung museum Brawijaya ini mendapat partisipasi dari Sdr. Martha, seorang
pemilik hotel di Tretes Pandaan. Martha menyatakan kesanggupannya untuk menanggung biaya
pembangunan gedung museum. Sedangkan pemerintah daerah Kota Malang menyediakan lokasi tanah
yang terletak di Taman Indrakila (sekarang Jl. Ijen 25A Malang) dengan luas kurang lebih 10.500 m2
dengan luas gedung pameran, perpustakaan dan perkantoran sekitar 3.200 m2.

Pelaksanaan pembangunan gedung Museum Brawijaya arsitekturnya diserahkan sepenuhnya kepada


Zidam VIII/Brawijaya dan dipercayakan kepada Kapten Czi.Ir.Soemadi yang akhirnya dalat dilaksanakan
pada tahun 1967 sampai dengan tahun 1968.

Sebelum gedung museum diresmikan, terlebih dahulu dilakukan pemberian anam yang berdasarkan
keputusan Pagdam VIII/Brawijaya nomor Kep/75/IV/1968 tanggal 26 April 1968 tentang pemberian
nama Museum Brawijaya dengan sesanti “Citra Uthapana Cakra”. “Citra” yang berarti sinar atau cahaya,
“Uthapana” yang berarti yang membangun atau membangkitkan, dan “Cakra” yang berarti kekuatan
atau semangat. Sehingga secara kesulurah Citra Uthapana Cakra dapat diartikan sebagai “Sinar yang
membangkitkan semangat atau kekuatan”.

Pada tanggal 4 Mei 1968 gedung Museum Brawijaya diresmikan dengan suatu upacara resmi. Dalam
upacara tersebut, Pangdam VIII/Brawijaya menunjuk Kolonel (purn) DR. Soewondo (mantan Pangdam
VIII/Brawijaya), pada tahun 1952 mewakili pini sepuluh keluarga besar Brawijaya untuk bertindak
sebagai inspektur upacara dan dihadiri oleh Pangdam VIII/Brawijaya Mayjen TNI M.Yasin beserta
keluarga besar Brawijaya.

Setelah pelaksanaan organisasi Bintaldam VIII/Brawijaya dan Likuidasi Jarahdam VIII/Brawijaya ke dalam
fungsi Bintal pada tahun 1986, maka terbentuklah organisasi baru Bintaldam V/Brawijaya, sehingga
Museum Brawijaya berada di bawah komando Bintaldam V/Brawijaya

2.2 Tujuan, Peran, dan Tugas Museum Brawijaya

Sama seperti lembaga lainnya, ketika lembaga tersebut didirikan pastinya mereka memiliki
tujuan, peran dan tugas yang disandangkan kepada lembaga tersebut. Begitu juga yang terjadi di
museum Brawijaya, ketika museum tersebut didirikan juga memiliki tujuan, peran serta tugas penting
yang bersandar di pundak mesum Brawijaya. Berikut tujuan, peran dan tugas dari museum brawijaya:
2.2.1Tujuan

Museum Brawijaya malang didirikan dengan tujuan agar masyarakat bisa mengenal dan mengenang
sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya rakyat Jawa Timur sejak tahun 1945.

2.2.2 Peran

a.Sebagai media pendidikan

b.Sebagai tempat rekreasi

c.Sebagai tempat penelitian ilmiah

d.Sebagai tempat pembinaan mental kejuangan dan pewarisan nilai-nilai '45 dan TNI '45 bagi prajurit
TNI dan masyarakat umum

e.Sebagai tempat pembinaan mental kejuangan dalam rangka pembinaan wilayah

2.2d.3 Tugas

a. Mengumpulkan/memperoleh benda-benda koleksi.

b. Meneliti, mempelajari, mencatat benda koleksi.

c. Memelihara dan mengawetkan benda-benda koleksi.

d. Memamerkan benda koleksi.

e. Meneruskan pengetahuan tentang koleksi kepada pengunjung.

2.3 Koleksi Museum Brawijaya

Museum Brawijaya sama dengan museum lainnya di mana koleksi yang mereka miliki merupakan koleksi
dari hibah dari berbagai macam sumber yang terdiri dari senjata, heraldika, numismatika, keramik,
meuble, alat transportasi, alat musik militer, alat komunikasi, visual dan tekstil. Akan tetapi secara
keseluruhan, Museum Brawijaya menyimpan berbagai koleksi yang berhubungan dengan benda-benda
yang terkait dengan perjuangan militer Indonesia. Secara keseluruhan, museum ini memiliki beberapa
lokasi atau ruang untuk menyimpan dan meletakkan koleksi yang mereka miliki. Berikut penjabarannya:

2.3.1 Halaman Depan

Di halaman depan Museum Brawijaya terdapat taman senjata yang diberi nama “Agne Yastra Loka” yang
mempunyai arti “Agne” api “Yastra” senjata, dan“Loka”tempat. Sehingga dapat diartikan secara bebas
sebagai “tempat atau taman senjata yang diperoleh dari api revolusi 1945”. Nama tersebut dapat
berasal dari kata loka yang dapat diartikan dengan tempat atau taman, yastra yang berarti senjata dan
Agne yang berarti api revolusi yang terjadi tahun 1945.

Pada halaman depan terdapat beberapa alat perang, diantara adalah:


1.Tank buatan Jepang

Tank buatan Jepang ini merupakan tank yang didapat dari hasil rampasan arek-arek Surabaya pada
bulan Oktober 1945. Tank tersbut dahulunya juga digunakan oleh arek-arek Surabaya untuk melawan
sekutu dalam perang yang terjadi pada 10 November 1945, yang kemudian dikenal dengan sebagai “Hari
Pahlawan”. Oleh karena pada waktu itu pengetahuan teknis mengenai Tank belum dikuasai, maka
akhirnya tank ini ditinggalkan setelah dirusak peralatan tempurnya. Pada tahun 1949 tank ini dikuasai
oleh TNI kemudian tahun 1967 diserahkan ke Museum Brawijaya.

2.Senjata Penangkis Serangan Udara

Koleksi senjata yang terdapat di halaman depan atau taman senjata dari museum Brawijaya ini
merupakan senjata Penangkis Serangan Udara (PSU) yang lebih dikenal dengan sebutan Pompom
Double Loop. Senjata tersebut merupakan senjata milik tentara Jepang yang berhasil direbut oleh
pemuda BKR dalam suatu pertempuran pada bulan September 1945. Senjata hasil rampasan tersebut
pada akhirnya digunakan oleh pemuda BKR sebagai senjata pertahanan dalam rangka mempertahankan
kemerdekaan baik dari serangan tentara sekutu maupun tentara Belanda yang ingin kembali menjajah
Indonesia. Pada saat terjadi pertempuran di barat Bangkalan, senjata tersebut membuktikan
kehebatannya dengan berhasil menembak jatuh dua pesawat tempur Belanda.

3.Meriam (Si Buang)

Dalam menghadapi serangan Jepang pada bulan Maret 1941 pihak Belanda menempatkan senjata 3,7
Inci di pantai desa Batering Kabupaten Gresik sebagai salah satu pertahanan Belanda, akan tetapi pada
kahirnya berhasil dirampas oleh tentara Jepang. Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, meriam
tersebut dikuasai oleh tentara Belanda yang waktu itu membonceng pasukan sekutu.

Pada tanggal 10 Desember 1945 pasukan TKR bersama-sama dengan laskar pejuang yang lain
mengadakan serangan terhadap kedudukan tenatra Belanda di pos pantai desa Batering. Dalam
pertempuran sengit yang berlangsung hampir 6 jam tersebut, TKR berhasil mendesak kedudukan
tentara Belanda dan merampas meriam 3,7 inci dari tentara Belanda. selanjutnya TKR bergerak menuju
Lamongan dengan membawa meriam hasil rampasannya. Dalam perjalanan terjadi pertempuran yang
mengakibatkan gugurnya seorang prajurit TKR bernama Kopral Buang. Untuk mengenang jasa-jasa
prajurut tersebut kemudian meriam ini diberi nama “Si Buang”.

Pada masa perang kemerdekaan I, meriam tersebut dibawa berpindah-pindah tempat yaitu ke
Mojokerto, ke desa Wringin Anom Krian, akhirnya ke desa Cukir Jombang dalam rangka mengadakan
perlawanan terhadap tentara Belanda. pada saat tentara Belanda bethasil menguasai Jombang, meriam
tersebut ditinggalkan oleh TKR setelah dirusak terlebih dahulu.

4.Tank Amphibi AM Track

Tank amfibi ini merupakan tank miliki tentara Belanda yang digunakan untuk merebut dan menduduki
kota malang pada masa Perang Kemerdekaan I. Usaha Belanda dalam merebut kota malang mendapat
perlawanan sengit dari pasukan TRIP di jalan salak dan di sekitar lapangan pacuan kuda. Pada saat itu
tentara Belanda bersenjata lengkap sedangkan pasukan TRIP hanya bersenjata sangat minim dan
terbatas. Dari pertempuran tersebut banyak pasukan dari TRIP yang tewas di medan pertempuran yaitu
sebanyak 35 orang. Pasukan yang gugur tersebut di kuburkan secara massal di sebelah utara ujung timur
Jalan Salak. Tempat tersebut sekarang dikenal sebagai Taman Makam Pahlawan TRIP Malang.

5.Patung Jendral Sudirman

Pembutan patung Jendral Sudirman dimaksudkan untuk mengapdikan dan mengenang jasa-jasa
Panglima Besar Jendral Sudirman. Pada waktu itu walaupun dalam keadaan sakit beliau tetap berada di
tengah-tengah pasukannya untuk memimpin gerilya, berpindah-pindah tempat dalam rangka melawan
tentara Belanda. Hal ini merupakan suatu penampilan sifat pejuang, pemimpin dan pahlawan yang
mengabadikan diri sepenuhnya untuk kepentingan bangsa dan negara sehingga beliau disebut sebagai
bapak TNI.

2.3.2 Ruangan Lobby

Ruangan ini terletak diantara ruang koleksi I dan Runag koleksi II. Di ruangan ini terdapat dua relief
(lukisan timbul di dinding) dan dua perangkat lambang-lambang kodam (Bagde) di Indonesia.

Relief sebelah selatan melukiskan wilayah kekuasaan Majapahit juga dipahatkan perahu Hongi yang
menggambarkan Majapahit memiliki armada laut yang kuat sehingga berhasil mempersatukan
Nusantara serta pahatan Raden Wijaya dalam bentuk Harihara.

Relief sebelah utara menunjukkan daerah-daerah tugas yang pernah dijalani oleh pasukan-pasukan
Brawijaya dalam rangka menegakkan kemerdekaan, menumpas gerakan sparatis dan gerombolan
pengacau keamanan serta tugas Internasional sebagai pasukan perdamaian dan keamanan PBB di luar
negeri (Mesir, Kongo, Timur Tengah, Vietnam, dll).

Beriku ini koleksi Badge Kodam/Kotama TNI AD di Indonesia:

a.Sebelah utara ditampilkan badge Kodam/Kotama TNI AD dari tahun 1959 s/d 1985 sejumlah 17 Kodam
yaitu:

1) Kodam I/Iskandar Muda : Aceh

2) Kodam II/ Bukit Barisan : Sumatera Utara

3) Kodam III/17 Agustus : Sumatera Barat\


4) Kodam IV/ Sriwijaya : Sumatera Selatan

5) Kodam V/Jaya : Jakarta

6) Kodam VI/Siliwangi : Jawa Barat

7) Kodam VII/Diponegoro : Jawa Tengah

8) Kodam VIII/Brawijaya : Jawa Timur

9) Kodam IX/Mulawarman : Kalimantan

10) Kodam X/Lambung Mangkurat : Kalimantan Timur

11) Kodam XI/Lambung Bungai : Kalimantan Tengah

12) Kodam XII/Tanjung Pura : Kalimantan Barat

13) Kodam XIII/Merdeka : Sulawesi Utara

14) Kodam XIV/Hasanuddin : Sulawesi Selatan

15) Kodam XV/Pattimura : Ambon

16) Kodam XVI/Udayana : Bali

17) Kodam XVII/Cendrawasih : Irian Jaya

b.Sebelah selatan dipamerkan Badge Kodam setelah organisasi TNI AD yang berlaku mulai 1 April 1985
berjumlah 10 Kodam, yaitu:

2. Kodam I/Bukit Barisan : Sumatera Utara

3. Kodam II/Sriwijaya : Sumatera Selatan

4. Kodam III/Siliwangi : Jawa Barat

5. Kodam IV/Diponegoro : Jwa Tengah

6. Kodam V/Brawijaya : Jawa Timur

7. Kodam VI/Tanjung Pura : Kalimantan

8. Kodam VII/ Wirabuana : Sulawesi

9. Kodam VIII/Trikora : Irian Jaya/Papua

10. Kodam IX/Udayana : Bali dan Nusa Tenggara

11. Kodam Jaya : Jakarta


c. Pada tahun 2002 diaktifkan kembali Kodam/Kotama:

2. Kodam Iskandar Muda : Aceh

3. Kodam Pattimura : Ambon

2.3.3 Ruangan I

Didalam ruang I telah dipamerkan mengenai benda-benda koleksi dari tahun 1945-1949, adapun koleksi
yang dipamerkan adalah:

1. Foto-foto Panglima Kondam di Jawa Timur sejak tahun 1945-sekarang

2. Lukisan pakaian seragam PETA, HEIHO dan pejuang;

a. hitam pakaian tentara Gerilya

b. coklat pakaian tentara Heiho

c. baju jas hijau dan sepatu lars pakaian tentara PETA

d. hijau krah putih pakaian BKR/TKR

3. Lukisan Pamen, Pama, Bintara, dan Tamtama prajurit PETA.

4. Burung Merpati pos yang pernah digunakan sebagai kurir didaerah Komando Ronggowale Lamongan
atau Bojonegoro dengan front Surabaya paa tahun 1946

5. Termos terbuat dari tenpurung kelapa yang pernah digunakan oleh tentara Peta pada masa
penjajahan Jepang

6. Pedang Samurai sebagai kelengkapan Perwira Jepang yang berhasil direbut oleh TKR dari tentara
Jepang di perkebunan Ngrakah Sepanon Kabupaten Kediri.

7. Meja kursi yang digunakan untuk perundingan pengehantian tembak menembak (Genajatan Senjata)
antara TKR/Pejuang dengan Sekutu Surabaya pada tanggal 29 Oktober 1945. Pihak Indonesia diwakili
oleh Bung Karno dan Bung Hatta, sedangkan pihak Sekutu diwakili oleh Mayjen Havtorn dan Brigjen
Mallaby

8. Senjata buatan pabrik senjata Mrican kKediri pada tahun 1945-1946

9. Alat perhubungan atau radio yang pernah digunakan oleh Den Hub Brawijaya pada tahun 1945-1946

10. Lukisan pertempuran Surabaya sekitar 10 Nopember 1945 yang melatar belakangi hari pahlawan,
dengan semboyan “MERDEKA ATAU MATI”, lebih baik mati berkalang tanah dari pada hidup di bawah
telapak kaki penjajah.

11. Senjata-senjata hasil rampasan.


Setelah Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, kemudian dilanjutkan dengan perjuangan
mempertahankan kemerdekaan baik melawan tentara Jepang maupun Belanda dengan sekutunya.
Sebagai bekal untuk mempertahankan kemerdekaan, para pejuang berusaha merebut senjata dan
peralatan perang yang lain dari tentara Jepang. Dengan semangat juang yang tinggi itulah, akhirnya
berhasil merebut senjata dan peralatan perang lainnya dari tangan tentara Jepang.Perang untuk
mempertahankan kemerdekaan kemudian dilanjutkan dengan mengahadapi tentara Sekutu dan
Belanda selama perang Kemerdekaan para pejuang berhasil merampas senjata-senjata baik dalam
pertempuran maupun melalui penyergapan-penyergapan.

12. Peta penududukan musuh dan kantong-kantong gerilya serta garis pertahanan TKR

13. Peta perang kemerdekaan I (21 Juli 1947) menggambarkan gerakan serangan tentara Belanda serta
pertahanan TKR dan pejuang RI di daerah-daerah perbatasan.

14. Peta perang Kemerdekaan II(19 Desember 1948) yang menggambarkan serangan tentara Belanda
terhadap daerah dan kedudukan pasukan TKR dan pejuang RI di seluruh Jawa Timur dan
menggambarkan kedudukan pertahanan pasukan yang kemudian kemudian dilanjtkan dengan gerakan
penyusupan kedalam daerah pendudukan Belanda dengan taktik perang Gerilya.

15. Peralatan yang pernah dipakai Jenderal Sudirman (peralatan makan, meja kursi, bamboo runcing,
dipan, tempat air wudhu) saat memimpin Gerilya di Desa Loceret Bajulan Nganjuk

16. Peta rute Gerilya Pangsar Jenderal Sudirman yang dimulai dari Yogyakarta pada tanggal 19
Desember 1948 sampai dengan 10 Juli 1949 menuju Jawa Timur dan kembali lagi ke Yogyakarta melalui
rute yang berbeda menempuh perjalanan 1009 km.

17. Alat-alat kesehatan yang pernah digunakan dr. Hadiyono yang gugur menghadapi Belanda dalam
pertempuran di Krian Mojokerto pada tahun 1948.

18. Pakaian dan mantel Letkol dr. Soebandi, dokter Brigade III/Damarwulan merangkap sebagai Resimen
Militer Jember yang gugur bersama Letkol Moch. Surudji Komandan Bridgade III/Damarwulan di Karang
Kedawung sebelah selatan Jember pada tanggal 8 Februari 1049.

19. Peralatan yang pernah digunakan oleh Kapten Soemitro dalam perang Kemerdekaan menghadapi
Belanda di daerah Nongkojajar Pasuruan pada tahun 1948.

20. Lukisan yang menceritakan pada saat Jenderal Sudirman mengadakan inspeksi pasukan di Malang
dalam rangka persiapan pemulanan tawanan perang Jepang.

21. Lukisan pertempuran tewasnya Brigjen A.W.S Malaby didepan gedung Internatio Jembatan Merah
Surabaya pada tanggal 30 Oktober 1945

22. didepan gedung Kempetai (Markas tentara Jepang) untuk merampas persenjataan Jepang, tempat
inilah yang sekarang didirikan Tugu Pahlawan.
23. Lukisan yang mengkisahkan pemberangkatan tawanan Jepang di stasiun K.A. Malang Selatan
(Stasiun Kota lama) pada tahun 1945.

24. Lukisan pemberangkatan tawanan Jepang ke Pelabuhan Probolinggo menuju pulau Galang pada
tahun 1945

25. Lukisan serah terima Samurai dari Brigjen Wabe Sigewa kepada Jenderal Sudirman pada tanggal 28
April 1946 di Malang

26. Mata uang yang pernah berlaku di Indonesia pada masa Revolusi

27. Senjata peninggalan TRIP yang pernah dipakai dalam pertempuran di Gunungdari tanggal 28
Nopember 1945

28. Mobil Sedan keluaran Pabrik Desoto USA tahun 1941 yang pernah digunakan Kolonel Sungkono
Panglima Devisi I/Jawa Timur 1948

29. Panji-panji/Lambang-lambang Satuan yang pernah digunakan oleh kesatuan-kesatuan Kodam


VIII/Brawijaya pada tahun 1945.

2.3.4.Ruangan II

Memamerkan benda-benda koleksi dari tahun 1950-1976. Koleksi yang dipamerkan adalah:

1. Peta kota Malang dan perkembangannya mulai dari jaman pemerintahan Belanda hingga beralih
kepada Republik Indonesia dari tahun 1919-sekarang

2. Foto-foto walikota Malang dari jaman pemerintahan Belanda sampai sekarang

3. Meriam dan bejana besi hasil rampasan operasi Seroja Timor-timor oleh pasukan Kodam Brawijaya
tahun 1975-1976

4. Senjata rampasan dari PRRI/Permesta

Pada tahun 1958 terjadi pemberontakan oleh PRRI di Sumatera Barat serta Permesta di Sulawesi
Tengah dan Utara. Untuk menumpas pemberontakan tersebut dibentuk satuan tugas operassi militer
yang diberi nama “Operasi 17 Agustus”. Dalam operasi tersebut pasukan Brawijaya berhasil menangkap
dan menawan tokoh-tokoh pemberontak serta merampas bermacam-macam senjata berat maupun
ringan (STTB dan SMB)

5. Mesin hitung (kalkulator) dan alat cetak kartu, komputer pertama yang digunakan oleh jawatan
Keuangan Kodam VIII/Brawijaya

6. Maket Patung Raden Wijaya sebagai Prabu Brawijaya

7. Teks Satpa Marga dan Sumpah Prajurit terbuat dari marmer yang pernah dipasang diruang hening
Makodam V/Brawijaya
8. Peta penugasan pasukan Brwijaya yang merupakan petunjuk daerah-daerah penugasan pasukan-
pasukan Brawijaya diseluruh wilayah Indonesia

9. Alat music yang pernah digunakan oleh Detasemen music Kodam V/Brawijaya merupakan hasil
rampasan dari tentara Belanda pada tahun 1952

10. Peralatan perang yang digunakan pasukan Brawijaya untuk membuat Irian Barat pada opearasi
Trikora tanggal 19 Desember 1961 terdiri dari pakaian tutul, paying terjun, dan senjata

11. Peralatan Tradisional rakyat Irian Jaya yang diperoleh pada waktu pasukan Brawijaya melaksanakan
Operasi Trikora

12. Lukisan timbul Mayjen Soeharto untuk mengenang saat menjabat sebagai panglima Mandala dalam
rangka merebut kembali Irian Barat dari kekuasaan Belanda pada tahun 1961

13. Atribut dr. Arjoko. Kapten dr. Arjoko dari Jawatan Kesehatan Kodam VIII/Brawijaya yang gugur di
Irian Jaya pada bulan Maret 1946 akibat pesawat udara yang ditumpanginya jatuh di Ganyem Irian Jaya.

14. Bendera Katanga yang merupakan hasil rampasan dari pemberontakan di Kongo saat pasukan
Brwijaya bersama=sama pasukan lain yang bertugas di Kongo pada tahun 1962-1963 (Kontingen Garuda
III).

15. Pakaian seragam tentara Papua buatan Belanda yang berhasil di rampas oleh pasukan Brawijaya

16. Meja dan Lilin yang pernah digunakan sesepuh Brawijaya untuk azas pembinaan keluarga besar
Brawijaya pada tahun 1966 di Candi Penataran

17. Peralatan Topografi yang pernah digunakan oleh Brigade Topografi angkatan darat pada tahun 1945

18. Senjata-senjata hasil rampasan Operasi Trisula dalam penumpasan sisa-sisa komunis di Blitar
Selatan tahun 1968

19. Senjata-senjata hasil rampasan Operasi Serpja di Timur Timur oleh pasukan Brawijaya tahun 1975-
1976

20. Album nama-nama prajurit Brigif 2 Dharma Yudha yang gugur dalam operasi Seroja Timor-timur
pada tahun 1975-1976

21. Bendera Portugal hasil rampasan Brigif Linud 18 pada Operasi Seroja 1975

22. Mata uang Jepang yang beredar di Indonesia

23. Patung burung Elang merupakan lambing satuan Brigif 10 yang dilikuidasi pada tahun 1975

24. Piala dan tanda penghargaan dari satuan Kodam Brawijaya yang di likuidasi
2.3.5Halaman Tengah

Halaman tengah dari museum Brawijaya tidak luput dari keberadaan koleksi dari museum tersebut.
Halaman tengah menyimpan 2 koleksi dari dekan banyak koleksi yang dimiliki museum Brawijaya.
Meskipun hanya 2 koleksi, Koleksi yang terdapat di halaman tengah salah satunya merupakan koleksi
yang paling terkenal dari museum ini. Berikut 2 koleksi yang terdapat di halaman tengah:

1.Gerbong Maut

Pada masa perang kemerdekaan I tanggal 21 Juli 1947 tentara Belanda mendarat di Pasir Putih dan
menyerang beberapa kota termasuk Bondowoso. Dalam pertemuan tersebut tentara Belanda menahan
sejumlah pejuang di penjara Bondowoso.

Gerbong barang nomor GR 10152 adalah salah satu dari 3 gerbong yang pada tanggal 23 September
1947 pukul 02.00 mejelang pagi para wartawan yang berada di penjara Bondowoso (berjumlah 100
orang) diangkut dengan menggunakan 3 buat gerbong barang untuk dipindahkan ke Surabaya. Karena
terdesak-desak dalam gerbong yang sempit dan pintu serta jendelanya tertutup rapat selama dalam
perjalanan, sehingga dalam udara dalam gerbong sangat panas dan mengakibatkan banyak pejuang
yang meninggal, sedangkan yang masih hidup menggedor-gedor minta air dan minta dibukakan pintu
agar udara dapat masuk tetapi tentara Belanda yang mengawal menjawab “air tidak ada, yang ada
hanyalah peluru”. Ketika sampai di stasiun Wonokromo Surabaya sebagian besar pejuang 46 orang
meninggal dunia, 42 orang dalam keadaan sakit/lemas dan 12 orang sehat. Kemudian 12 orang pejuang
yang masih sehat dimasukkan ke dalam penjara Kali Sosok Surabaya

2.Perahu Segigir

Pada bulan Nopember 1947 Belanda berhasil menduduki Pasongsongan Sumenep. Pasukan Joko Tole
(Sbililah) di tempat tersebut terpaksa mengundurkan diri ke Desa Prenduan pesisir antara Sumenep dan
Pamekasan.

Markas baru di desa tersebut diketahui oleh pihak Belanda, kemudian Belanda merekncanakan
penyerbuan ke Desa Prenduan, rencana Belanda untuk mengadakan penyerbuan ke Desa Prenduan
diketahui oleh mata-mata pihak pejuang kemudian dilaporkan kepada Letkol Chandra Hasan Komandan
Resimen Joko Tole.

Menjelang malam secara diam-diam Letkol Chandra Hasan memindahkan pasukanya ke Paiton
Kabupaten Probolinggo, sedangkan pemerintahan sipil dipindahkan ke Tuban. Perahu inilah yang
digunakan Letkol Chandra Hasan untuk memimpin pasukannya melawan Belanda, namun beberapa
perahu yang lain ditembak oleh pesawat udara Belanda.

2.3.6Perpustakaan

Perpustakaan Museum Brawijaya merupakan tempat untuk mengoleksi buku-buku dan dokumen-
dokumen (Audio Visual) sejarah perjuangan TNI, karya-karya umum dan refrensi yang terkait dengan
pengabdian terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Museum Brawijaya adalah salah satu museum yang menyimpan banyak sekali sejarah-sejarah zaman
penjajahan.Barang-barang peninggalan para pahlawan telah terjajar rapi di museum Brawijaya, dari
barang yang paling kecil seperti radio, hingga barang yang besar seperti mobil-senjata.

Jika melihat dari latar belakang didirikannya Museum Brawijaya ini, yaitu tepatnya pada tahun 1952, dan
yang melatar belakangi berdirinya yaitu adanya perjuangan dari golongan TKR dan rakyat Jawa Timur
dari Agresi Militer Belanda I dan Militer Belanda II. Namun yang memprakarsai berdirinya Museum
Brawijaya adalah Brigjen TNI (Purn) Spada tahun 1952, dan yang melatar belakangi berdirinya yaitu
adanya perjuangan dari golongan TKR dan rakyat Jawa Timur dari Agresi Militer Belanda I dan Militer
Belanda II. Namun yang memprakarsai berdirinya Museum Brawijaya adalah Brigjen TNI (Purn)
Soerachman Pangdam VIII/BRW pada tahun 1959-1962.Tidak lupa juga mengenai Motto yang dipakai
oleh museum Brawijaya yaitu “CITRA UTHA PANA CAKRA (cahaya yang membangkitkan semangat),
sampai akhirnya museum Brawijaya di resmikan pada tanggal 4 Mei 1968 oleh colonel Pur. Dr.
Soewondo.

Di dalam Museum Brawijaya juga terdapat berbagai macam koleksi, seperti Gerbong Maut yang
terdapat dibelakang musum, kemudian juga terdapat Tank yang berada di depan Museum Brawijaya
yang kala itu digunakan sebagai pertempuran 10 Nopember 1945. Selain itu juga terdapat senjata
penangkis udara yang disita oleh BKR pada bulan September 1945 dari tangan tentara Jepang.Selain
benda-benda bersenjata, pada Museum Brawijaya juga terdapat foto-foto pada saat masa perjuangan
hingga foto-foto Malang pada tempo dulu, dan benda-benda lainnya. Jadi dapat di simpulkan bahwa
pada Museum Brawijaya merupakan tempat penyimpanan benda-benda Tempo dulu, bahkan juga
merekam banyak peristiwa yang terjadi pada masa lampau, dengan bukti benda-benda yang terdapat
didalamnya yang terdapat berbagai jenis ruangan sebagai tempat penimpanan benda-benda tersebut.

3.2 Saran

Museum Brawijaya, merupakan tempat menyimpan benda-benda kuno, dan banyak peristiwa
bersejarah yang terekam di dalamnya. Pada museum Brawijaya juga terdapat staff untuk menjaga,
merawat, dan memelihara museum Brawijaya tersebut, namun kita sebagai sesama makhluk Tuhan,
yang juga menikmati, melihat, mengamati, bahkan ikut serta memahami rekaman peristiwa pada masa
Lampau, sepatutnya kita juga harus menjaga, memelihara Museum Brawijaya tersebut, salah satunya
dengan cara menyalurkan kemampuan, wawasan kita kepada orang lain dari hasil pengamatan kita di
Museum Brawijaya, hal tersebut merupakan salah satu hal kecil yang dapat kita lakukan untuk ikut serta
memelihara Museum Brawijaya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Museum Brawijaya Malang dan Warisan Bersejarah Pahlawan Bangsa. Jurnal
Malang.com. [On Line]. http://www.jurnalmalang.com/2013/12/museum-brawijaya-malang-dan-
warisan.html [15 Mei 2015].Me

Anda mungkin juga menyukai