Anda di halaman 1dari 45

Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan

mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah


kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
perkataanku, Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku
ilmu pengetahuan“ dan anugerahkan aku pemahaman
HUKUM WARIS
(WARIS ISLAM & WARIS
BARAT)
Tugas 20 %
UTS 30 %
PERTEMUA
N
PERTAMA
MATERI KULIAH
HUKUM
WARIS ISLAM
Oleh:
Karimulloh, M.A., Ph.D
ILMU WARIS
Ilmu yang mempelajari siapa
orang-orang yang mewarisi dan
siapa yang tidak dapat mewarisi,
kadar yang diterima oleh ahli waris
serta cara pembagiannya.
DASAR HUKUM
ILMU FARAID

1. Al-Quran: Surat al-Nisa’ (4): 7, 11, 12


dan 176
2. Al- Hadits
3. Ijma’ (semua Ulama sepakat adanya
Ilmu Faraid)
AYAT TENTANG WARISAN

Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan


ibu-bapa dan kerabatnya,
dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya,
baik sedikit atau banyak
menurut bahagian yang telah ditetapkan.
(Q.s. an-Nisa’ (4):7)
Allah mensyari`atkan bagimu tentang (pembagian
pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu:
bahagian seorang anak lelaki sama dengan
bahagian dua orang anak perempuan;

dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari


dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan;
jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia
memperoleh separuh harta.

Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-


masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan,
jika yang meninggal itu mempunyai anak;
jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak
dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka
ibunya mendapat sepertiga;
jika yang meninggal itu mempunyai beberapa
saudara, maka ibunya mendapat seperenam.
(Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah
dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah
dibayar hutangnya.
(Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu
tidak mengetahui siapa di antara mereka yang
lebih dekat (banyak) manfa`atnya bagimu Ini
adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(Q.S. An-Nisa(4):11)
Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta
yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka
tidak mempunyai anak.
Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka kamu
mendapat seperempat dari harta yang
ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang
mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya.

Para isteri memperoleh seperempat harta yang


kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak.
Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri
memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu
tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat
atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu.
Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun
perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak
meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang
saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara
perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing
dari kedua jenis saudara itu seperenam harta.

Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari


seorang, maka mereka bersekutu dalam yang
sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat
olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan
tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah
menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at
yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Penyantun.
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah).
Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu
tentang kalalah (yaitu):
jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak
mempunyai anak dan mempunyai saudara
perempuan, maka bagi saudaranya yang
perempuan itu seperdua dari harta yang
ditinggalkannya,

dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh


harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai
anak;
tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka
bagi keduanya dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan oleh yang meninggal.

Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-


saudara laki dan perempuan, maka bahagian
seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua
orang saudara perempuan.

Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya


kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.
ILMU FARAID

Hukum Hukum Belajar


Mengamalkan- dan
Mengajarkannya:
nya

Wajib Ain Fardhu Kifayah


Muwarrits
(yg meninggal)

RUKUN
WARIS
Mauruts Warits
(harta) (ahli waris)
SYARAT WARIS MEWARISI
Haqiqi (sejati)
Hukmy (menurut keputusan
1. Matinya Muwarrits hakim)
Taqdiry (menurut perkiraan)

Tidak Adanya Penghalang:


Perbudakan
2. Hidupnya Warits Pembunuhan
Berlainan Agama
SEBAB MEWARISI

Memiliki ikatan
kekerabatan secara hakiki.

Adanya Ikatan pernikahan

Al-Wala (Mawali)
PENGHALANG WARISAN

Perbudakan

Kekafiran, Murtad,
Beda Agama

Pembunuhan
KEWAJIBAN SEBELUM PEMBAGIAN
HARTA WARISAN

• Biaya Penyelenggaraan Jenazah.


1

• Melunasi Hutang-hutang Si
2 Mayit

• Melaksanakan Wasiatnya.
3
KELOMPOK AHLI WARIS
LAKI-LAKI:
1. Anak Laki-laki
2. Cucu Laki-laki dan seterusnya ke bawah
3. Bapak
4. Kakek dan terus ke atas
5. Saudara laki-laki sekandung (ayah dan ibu)
6. Saudara laki-laki seayah
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
9. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
10.Paman dari bapak sekandung
11.Paman dari bapak sebapak
12.Anak laki-laki dari paman sekandung
13.Anak laki-laki dari paman sebapak
14.Suami
15.Tuan yg memerdekakannya
KELOMPOK AHLI WARIS
WANITA

1. Anak Perempuan
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki
3. Ibu
4. Nenek dari ibu
5. Nenek dari bapak
6. Saudara perempuan sekandung
7. Saudara perempuan sebapak
8. Saudara perempuan seibu
9. Istri
10.Perempuan yg memerdekakannya
CARA PEMBAGIAN
WARISAN

Furudhul Ashabah
Muqaddarah

Golongan ahli waris yg bagiannya tidak


Golongan ahli waris yg haknya tertentu, tetapi mendapatkan sisa dari
tertentu: 1/2, 1/4, 1/8, 1/3, 2/3, ashab al-furud, atau mendapatkan
1/6 semuanya jika tidak ada ashab al-furud

Dzawil Arham
golongan kerabat yg tidak termasuk
dalam golongan pertama dan kedua
KELOMPOK
Ahli Waris
1. Ashab al-Furud; Golongan ahli waris yg haknya tertentu, yaitu 1/2, 1/4,
1/8, 1/3, 2/3, 1/6

2. Asabah; Golongan ahli waris yg bagiannya tidak tertentu, tetapi


mendapatkan sisa dari ashab al-furud, atau mendapatkan semuanya jika
tidak ada ashab al-furud. Asabah ada dua:
(1) Asabah bi al-Nafsi: Laki-laki yg nasabnya kepada ahli waris tidak
tercampuri wanita, mempunyai empat arah:
(a) Arah anak, mencakup seluruh anak laki-laki dan keturunannya,
mulai cucu, cicit dan seterusnya.
(b) Arah bapak, mencakup ayah, kakek dan seterusnya.
(c) Arah saudara laki-laki, mencakup saudara laki-laki kandung dan
seayah, serta anak laki-laki keturunannya masing-masing dan
seterusnya.
(d) Arah paman, mencakup paman kandung maupun seayah, serta
keturunan mereka dan seterusnya.
(2) Asabah bi al-Ghair, hanya ada empat ahli waris dan semuanya wanita,
yaitu

(a) Anak perempuan jika bersama dg anak laki-laki.


(b) Cucu perempuan keturunan anak laki-laki jika bersama cucu laki-
laki keturunan anak laki-laki.
(c) Saudara kandung perempuan jika bersama saudara kandung laki-
laki.
(d) Saudara perempuan seayah jika bersama dg saudara lakilakinya.

(3) Asabah Ma’a al-Ghair, khusus bagi seorang atau lebih saudara
perempuan kandung maupun seayah apabila mewarisi bersamaan dg
anak perempuan atau cucu perempuan dari anak laki-laki yg tidak
mempunyai saudara laki-laki

3. Dzawil Arham: golongan kerabat yg tidak termasuk dalam


golongan pertama dan kedua.
Bagian-bagian Ahli Waris
(ASHHABUL WURUD)
1. Suami, jika tidak ada anak
2. Anak perempuan, jika seorang diri dan tidak
bersama anak laki-laki.
3. Cucu perempuan keturunan anak laki-laki, jika
Penerima tunggal dan tidak bersama anak laki-laki dan
anak perempuan.
Bagian
4. Saudara perempuan kandung, jika seorang diri
Setengah dan tidak bersama saudara laki-laki
sekandung.
5. Saudara perempuan sebapak, jika seorang diri
dan tidak bersama bapak, serta saudara laki-
laki sebapak.
Bagian-bagian Ahli Waris
(ASHHABUL WURUD)

Penerima
a)Suami, jika ada anak.
bagian b)Isteri/para isteri, jika tidak
Seperempat ada anak.

Penerima a) Isteri/para isteri, jika memiliki


bagian
anak.
Seperdelapan
Bagian-bagian Ahli Waris
(ASHHABUL WURUD)

1. Ibu, tanpa anak atau beberapa


Penerima saudara laki-laki atau
Bagian perempuan.
2. Dua orang atau lebih saudara
Sepertiga
laki-laki/perempuan, jika tidak
ada anak.
Bagian-bagian Ahli Waris
(ASHHABUL WURUD)

a) Dua orang anak perempuan atau lebih, jika


tidak bersama anak laki-laki.
b) Dua orang atau lebih cucu perempuan
keturunan laki-laki, jika tidak bersama
cucu laki-laki keturunan laki-laki.
Penerima bagian c) Dua orang saudara perempuan atau lebih,
Dua Pertiga jika tidak bersama saudara laki-laki
sekandung, bapak dan anak.
d) Dua orang saudara perempuan sebapak
atau lebih, jika tidak bersama saudara laki-
laki sebapak.
Bagian-bagian Ahli Waris
(ASHHABUL WURUD)

1. Bapak, jika ada anak.


2. Ibu, jika ada anak atau beberapa saudara.
3. Kakek, jika ada anak dan tidak ada bapak.
4. Nenek dari pihak bapak, jika tidak ada ibu
5. Cucu perempuan dari keturunan laki-laki,
Penerima jika bersama anak perempuan tunggal.
Bagian 6. Seorang perempuan sebapak atau lebih,
jika bersama seorang saudara perempuan
Seperenam
sekandung yg mempeoleh bagian
setengah.
7. Saudara laki-laki atau perempuan seibu,
jika seorang diri dan tidak ada anak.
Ulul/Dzawil
 
Arham
Keluarga yang tidak mendapat bagian warisan (fard atau 'ashabah) jika
masih ada ahli waris di atas,:

1. Kakek dari garis ibu (bapaknya ibu).


2. Neneknya ibu (ibu punya bapak punya ibu).
3. Cucu dari anak perempuan; baik jenisnya cucu laki-laki ataupun perempuan.
4. Keponakan perempuan (anak saudara laki-laki sekandung, sebapak ataupun se-ibu).
5. Keponakan perempuan (anak saudara perempuan sekandung atau se-ibu).
6. Paman se-ibu (saudaranya bapak satu ibu lain bapak).
7. Saudaranya kakek se-ibu.
8. Sepupu perempuan (anak paman: sekandung, sebapak/se-ibu).
9. Bibi (saudara perempuannya bapak, bibinya bapak, bibinya kakek, seterusnya ke
atas.)
10. Mamak dan mami (saudara laki-laki dan perempuan dari ibu; baik sekandung,
sebapak, atau se-ibu).
11. Mamak dan mami-nya bapak, mamak dan mami-nya kakek.
12. Anaknya paman se-ibu, sampai ke bawah.
13. Anaknya bibi walaupun jauh.
14. Anaknya mamak dan mami walaupun jauh
HARTA PERKAWINAN, HARTA GONO-GINI, & HARTA
WARISAN

SUAMI ISTRI

HARTA BAWAAN HARTA PERKAWINAN HARTA BAWAAN


SUAMI (HARTA BERSAMA) ISTRI

HARTA WARISAN SUAMI HARTA WARISAN ISTRI


Tidak termasuk ahli waris, dapat
menerima wasiat tidak melebihi 1/3
dari harta warisan atau tidak melebihi
atau sama dg bagian anak perempuan

ANAK
Jika tidak ada wasiat, PA dapat
memberikan wasiat wajibah bagi
mereka yg berhak, termasuk
ANGKAT terhadap anak angkat.

Pasal 209 ayat (2) KHI : “Terhadap


anak angkat yg tidak menerima
wasiat diberi wasiat wajibah
sebanyak-banyaknya sepertiga dari
harta warisan orang tua angkatnya”.
AHLI WARIS UTAMA

1. Anak Laki-laki
2. Anak Perempuan
3. Suami
4. Istri
5. Bapak
6. Ibu
Bagian Ahli Waris
(ANAK LAKI-LAKI)

Bagian
Selamanya menjadi ASHOBAH
ANAK LAKI-
(SISA).
LAKI
KAIDAH ASHOBAH (SISA) =
BAGI LAKI-LAKI SEPERTI
BAGIAN DUA PEREMPUAN
Bagian Ahli Waris
(ANAK PEREMPUAN)
A. Ashobah (ABG), Jika
Bagian bersama anak laki-laki.
ANAK B. 1/2 (Setengah), jika seorang
PEREMPUAN
diri dan tidak bersama anak
laki-laki.
C. 2/3 (Dua Pertiga), jika
berdua atau lebih dan tidak
bersama anak laki-lak.
Berapa bagian ahli waris dibawah ini:
X 3 x x x AM Harta
Anak Anak Suami Istri Bapak (Akar
Lk Pr Masal 240 jt
ah)
2/3 Sisa 1/3 =
3 anak pr

Kaidah
Radd
80 jt per
anak pr
Maha Suci Engkau, ya Allah, aku memuji-Mu. Aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat
kepada- Mu." 

Anda mungkin juga menyukai