PEMBAHASAN
A. Ashabul Furudh
Furudlu menurut istilah fiqih mawarits, ialah saham yang sudah ditentukan jumlahnya
untuk warits pada harta peninggalan, baik dengan nash maupun dengan ijma’.
Secara bebas, arti lugowi zawi al-furud adalah orang-orang yang mempunyai saham (bagian)
pasti. Secara istilah zawi al-furud adalah ahli waris yang sahamnya telah ditentukan secara
terperinci (seperdua, sepertiga, seperempat, seperenam,seperdelapan atau dua pertiga bagian
dari warisan ).
Para ahli fara’id membedakan ashabul furud menjadi dua macam:
1. Ashabul furudh sababiyyah
Yaitu ahli waris yang disebabkan oleh ikatan perkawinan. Yakni:
- Suami
- Isteri
2. Ashabul furudh nasabiyyah
Yaitu golongan ahli waris sebagai akibat adanya hubungan darah dengan si pewaris
yang telah ditetapkan atas dasar nasab. Yakni:
- Ayah
- Ibu
- Anak perempuan
- Cucu perempuan dari garis laki-laki
- Saudara perempuan sekandung
- Saudara perempuan seayah
- Saudara laki-laki seibu
- Saudara perempuan seibu
- Kakek shahih
- Nenek shahih.
B. Pembagian Ahli Waris Ashabul Furudh
Pembagian ahli waris dalam ashabul furudh terbagi menjadi beberapa kategori sebagai
berikut:
1. Ashabul Furudh Yang Memperoleh Setengah Bagian ( ½)
a) Anak perempuan tunggal
…jika anak perempuan itu seorang saja maka ia memperoleh separuh harta…(QS.An-
Nisa’: 11).
b) Suami jika istrinya yang wafat tidak memiliki anak.
Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu jika
mereka tidak mempunyai anak…(QS.An-Nisa’:12).
c) Seorang saudara kandung perempuan atau seayah
…jika seorang meninggal dunia, tetapi ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara
perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang
ditinggalkannya…(QS.An-Nisa’: 176).
Berdasarkan dalil diatas, ahli waris yang memperoleh bagian ½ ada 5 orang, yaitu:
1) Anak kandung perempuan tunggal;
2) Cucu perempuan dari anak laki-laki tunggal;
3) Suami ketika dia tidak mempunyai keturunan(furu’ ahli waris);
4) Saudara kandung perempuan dan tunggal; dan
5) Saudara perempuan seayah dan tunggal.
C. Furudh Al-Muqaddarah
Kata al-furud adalah bentuk jamak dari kata fard artinya bagian (ketentuan). Al-
Muqaddarah artinya ditentukan. Jadi al-furud al-muqaddarah adalah bagian-bagian yang telah
ditentukan oleh al-Quran dan hadis nabi dalam pembagian harta peninggalan. Bagian itulah
yang akan diterima ahli waris menurut jauh dekatnya hubungan kekerabatan.
Pembagian ahli waris dalam furudh al-muqaddarah terbagi menjadi beberapa kategori
yaitu:
1. Yang mendapat setengah harta.
a. Anak perempuan, apabila ia hanya sendiri, tidak bersama-sama saudaranya.
Allah berfirman: “Jika anak perempuan itu hanya seorang, maka ia memperoleh separo
harta.” (An-Nisa: 11)
b. Anak perempuan dari anak laki-laki, apabila tidak ada anak perempuan.
c. Saudara perempuan yang seibu sebapak atau sebapak saja, apabila saudara perempuan
seibu sebapak tidak ada dan ia hanya seorang saja.
d. Suami, apabila istrinya yang meninggal dunia itu tidak meninggalkan anak dan tidak pula
ada anak dari anak laki-laki, baik laki-laki maupun perempuan.
Dasar hukum dari furudh al-muqaddarah terdapat dalam Al-Quran surah an-Nisa ayat
11-12, yang artinya:
''Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu.Yaitu :
bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika
anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan
untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan,
jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak
dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang
meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-
pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar
hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara
mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu.Ini adalah ketetapan dari Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(11)
“Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-
isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka
kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang
mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya.Para isteri memperoleh seperempat harta
yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak.Jika kamu mempunyai anak, maka
para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi
wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu.Jika seseorang mati,
baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan
anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara
perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam
harta.Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam
yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar
hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris).(Allah menetapkan yang
demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Penyantun(12)''. (Q.S. An-Nisa:11-12).