Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ashabul Furudh
Furudlu menurut istilah fiqih mawarits, ialah saham yang sudah ditentukan jumlahnya
untuk warits pada harta peninggalan, baik dengan nash maupun dengan ijma’.
Secara bebas, arti lugowi zawi al-furud adalah orang-orang yang mempunyai saham (bagian)
pasti. Secara istilah zawi al-furud adalah ahli waris yang sahamnya telah ditentukan secara
terperinci (seperdua, sepertiga, seperempat, seperenam,seperdelapan atau dua pertiga bagian
dari warisan ).
Para ahli fara’id membedakan ashabul furud menjadi dua macam:
1. Ashabul furudh sababiyyah
Yaitu ahli waris yang disebabkan oleh ikatan perkawinan. Yakni:
- Suami
- Isteri
2. Ashabul furudh nasabiyyah
Yaitu golongan ahli waris sebagai akibat adanya hubungan darah dengan si pewaris
yang telah ditetapkan atas dasar nasab. Yakni:
- Ayah
- Ibu
- Anak perempuan
- Cucu perempuan dari garis laki-laki
- Saudara perempuan sekandung
- Saudara perempuan seayah
- Saudara laki-laki seibu
- Saudara perempuan seibu
- Kakek shahih
- Nenek shahih.
B. Pembagian Ahli Waris Ashabul Furudh

Pembagian ahli waris dalam ashabul furudh terbagi menjadi beberapa kategori sebagai
berikut:
1. Ashabul Furudh Yang Memperoleh Setengah Bagian ( ½)
a) Anak perempuan tunggal
…jika anak perempuan itu seorang saja maka ia memperoleh separuh harta…(QS.An-
Nisa’: 11).
b) Suami jika istrinya yang wafat tidak memiliki anak.
Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu jika
mereka tidak mempunyai anak…(QS.An-Nisa’:12).
c) Seorang saudara kandung perempuan atau seayah
…jika seorang meninggal dunia, tetapi ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara
perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang
ditinggalkannya…(QS.An-Nisa’: 176).
Berdasarkan dalil diatas, ahli waris yang memperoleh bagian ½ ada 5 orang, yaitu:
1) Anak kandung perempuan tunggal;
2) Cucu perempuan dari anak laki-laki tunggal;
3) Suami ketika dia tidak mempunyai keturunan(furu’ ahli waris);
4) Saudara kandung perempuan dan tunggal; dan
5) Saudara perempuan seayah dan tunggal.

2. Ashabul Furudh Yang Memperoleh Seperempat Bagian (¼ )


a) Seorang suami yang mempunyai anak.
…jika istri-istrimu itu mempunyai anak maka kamu mendapat seperempat dari harta yang
ditinggalkannya…(QA.An-Nisa’: 12)
b) Seorang istri jika tidak mempunyai anak
…para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai
anak…(QS.An-Nisa’:12)
Ahli waris yang memperoleh ¼ bagian dengan ketentuan furudh terdiri atas 2 orang.
Pertama, suami yang ditinggal wafat istrinya dan meninggalkan seorang anak. Kedua, istri-
istri yang ditinggal wafat suaminya tetapi suaminya tidak memiliki anak.

3. Ashabul Furudh Yang Memperoleh Sepedelapan Bagian (⅛)


a) Istri atau para istri ketika si mayit memiliki anak.
…jika kamu mempunyai anak maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang
kamu tinggalkan…(QS.An-Nisa’: 12)
Berdasarkan dalil di atas, ⅛ merupakan bagian seorang istri, 2 orang istri, 3 orang
istri, atau 4 orang istri jika suami mereka yang wafat memiliki anak atau memiliki ahli waris
furu’ (seperti anak, cucu, dan seterusnya ke bawah) dari mereka (para istri) atau dari selain
mereka.

4. Ashabul Furudh yang Memperoleh Dua Pertiga Bagian (⅔)


a) Dua orang anak perempuan atau lebih, baik anak kandung maupun cucu dan anak
laki-laki
…dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua maka bagi mereka dua pertiga dari
harta yang ditinggalkan…(QS An-Nisa’:11)
b) Dua saudara perempuan atau lebih, baik kandung maupun seayah.
…tetapi jika saudara perempuan itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga dari harta
yang ditinggalkan oleh yang meninggalkan…(QS An-Nisa’: 176)

5. Ashabul Furudh Yang Memperoleh Sepertiga Bagian(1⁄3)


a) Seorang ibu jika si mayit tidak memiliki anak dan tidak memiliki sejumlah saudara
laki-laki atau saudara perempuan
... jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dania diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja)
maka ibunya mendapat sepertiga…(QS An-Nisa’: 11)
b) Dua orang atau lebih saudara laki-laki dan saudara perempuan seibu
… jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang maka mereka bersekutu dalam yang
sepertiga itu…(QS An-Nisa’: 12)

6. Ashabul Furudh Yang Memperoleh Seperenam Bagian( 1⁄6 )


a) Ayah dan ibu jika si mayit memiliki anak
… dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masing seperenam dari harta yang
ditinggalkan jika yang meninggal itu mempunyai anak.(QS An-Nisa’: 11)
b) Ibu jika si mayit memiliki beberapa orang saudara laki-laki dan perempuan
Jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara maka ibunya mendapat
seperenam…(QS An-Nisa’: 11)
c) Saudara laki-laki seibu dan saudara perempuan seibu, yaitu salah seorang anak dari
ibu
… tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan
(seibu saja) maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta…(QS
An-Nisa’: 12)
Jadi, ahli waris yang memperoleh bagian seperenam terdiri atas 9 orang, yaitu:
1) Ayah jika si mayit memiliki anak atau cucu dan terus ke bawah (ahli waris furu’);
2) Ibu jika si mayit memiliki anak atau cucu dan terus ke bawah (ahli waris furu’);
3) Jika ibu si mayit memiliki beberapa orang saudara laki-laki dan saudara perempuan;
4) Kakek karena kedudukannya sama dengan ayah;
5) Nenek satu orang atau lebih;
6) Saudara laki-laki seibu;
7) Saudara perempuan seibu;
8) Seorang atau lebih cucu perempuan dari anak laki-laki jika si mayit memiliki satu anak
kandung perempuan. Bagian furudh untuk beberapa anak kandung perempuan adalah ⅔
bagian, berapa pun jumlahnya; serta
9) Seorang atau lebih saudara perempuan seayah ketika si mayit memiliki atau saudara
kandung perempuan.

C. Furudh Al-Muqaddarah

Kata al-furud adalah bentuk jamak dari kata fard artinya bagian (ketentuan). Al-
Muqaddarah artinya ditentukan. Jadi al-furud al-muqaddarah adalah bagian-bagian yang telah
ditentukan oleh al-Quran dan hadis nabi dalam pembagian harta peninggalan. Bagian itulah
yang akan diterima ahli waris menurut jauh dekatnya hubungan kekerabatan.

D. Pembagian ahli waris furudh al-muqaddarah

Pembagian ahli waris dalam furudh al-muqaddarah terbagi menjadi beberapa kategori
yaitu:
1. Yang mendapat setengah harta.
a. Anak perempuan, apabila ia hanya sendiri, tidak bersama-sama saudaranya.
Allah berfirman: “Jika anak perempuan itu hanya seorang, maka ia memperoleh separo
harta.” (An-Nisa: 11)

b. Anak perempuan dari anak laki-laki, apabila tidak ada anak perempuan.
c. Saudara perempuan yang seibu sebapak atau sebapak saja, apabila saudara perempuan
seibu sebapak tidak ada dan ia hanya seorang saja.
d. Suami, apabila istrinya yang meninggal dunia itu tidak meninggalkan anak dan tidak pula
ada anak dari anak laki-laki, baik laki-laki maupun perempuan.

2. Yang mendapat seperempat harta


a. Suami, apabila istrinya yang meninggal dunia itu meninggalkan anak, baik laki-laki
ataupun perempuan atau meninggalkan anak dari anak laki-laki, baikmlaki-laki ataupun
perempuan.
b. Istri, baik hanya satu orang ataupun hanya berbilang, jika suami tidak meninggalkan anak
dan tidak pula dari anak dari anak laki-laki. Maka apabila istri itu berbilang, seperempat
itu dibagi rata antara mereka.

3. Yang mendapat seperdelapan harta


a. Istri, baik satu ataupun berbilang, mendapat pusaka dari suaminya seperdelapan dari harta
kalau suaminya yang meninggal dunia itu meninggalkan anak, baik anak laki-laki ataupun
perempuan; ataupun anak dari anak laki-laki, baik laki-laki maupun perempuan.

4. Yang mendapat dua pertiga


a. Dua orang anak perempuan ataulebih, dengan syarat apabila tidak ada anak laki-laki.
b. Dua orang anak perempuan atau lebih dari anak laki-laki. Apabila anak perempuan tidak
ada, berarti anak perempuan dari anak laki-laki yang berbilang itu, mereka mendapat
pusaka dari kakek mereka sebanyak dua pertiga dari harta.
c. Saudara perempuan yang seibu sebapak apabila berbilang (dua atau lebih)
d. Saudara perempuan yang sebapak, dua orang atau lebih.

5. Yang mendapat sepertiga


a. Ibu, apabila yang meninggal tidak meninggalkan anak atau cucu, dan tidak pula
meninggalkan dua orang saudara, baik laki-laki ataupun perempuan, baik seibu sebapak
atau sebapak saja, atau seibu saja.
b. Dua orang saudara atau lebih dari saudara yang seibu, baik laki-laki maupun perempuan.

6. Yang mendapat seperenam


a. Ibu, apabila ia beserta anak, beserta anak laki-laki, atau beserta dua saudara atau lebih,
baik saudara laki-laki ataupun saudara perempuan, seibu sebapak, sebapak,atau seibu
saja.
b. Bapaksimayat, apabila yang meninggal mempunyai anak atau anak dari anak laki-laki.
c. Nenek (ibu dari ibu atau ibu dari bapak), kalau ibu tidak ada.
d. Cucu perempuan dari pihak anak laki-laki.
e. Kakek.
f. Untuk seorang saudara yang seibu, baik laki-laki maupun perempuan.
g. Saudara perempuan yang sebapak saja, baik sendiri ataupun berbilang, apabila beserta
saudara perempuan yang seibu sebapak. Adapun apabila saudara seibu sebapak berbilang
(dua atau lebih), maka saudara sebapak tidak mendapat pusaka.[9]

Dasar hukum dari furudh al-muqaddarah terdapat dalam Al-Quran surah an-Nisa ayat
11-12, yang artinya:
''Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu.Yaitu :
bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika
anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan
untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan,
jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak
dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang
meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-
pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar
hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara
mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu.Ini adalah ketetapan dari Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(11)

“Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-
isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka
kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang
mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya.Para isteri memperoleh seperempat harta
yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak.Jika kamu mempunyai anak, maka
para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi
wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu.Jika seseorang mati,
baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan
anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara
perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam
harta.Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam
yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar
hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris).(Allah menetapkan yang
demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Penyantun(12)''. (Q.S. An-Nisa:11-12).

Anda mungkin juga menyukai