Surat An Nisaa ayat 7 : " bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa
dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa :dan
kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.
"Dan bagimu seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri- isterimu, jika mereka tidak
mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat
dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau seduah
dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu
tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh
seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau
sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan
yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang
saudara laki- laki atau seorang saudara perempuan , Maka bagi masing-masing dari kedua
jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang,
Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat
olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat . syari'at yang
benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun".
"Mereka meminta fatwa kepadamu . Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang
kalalah : jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai
saudara perempuan, Maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang
ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai , jika ia tidak mempunyai anak;
tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan oleh yang meninggal. dan jika mereka saudara-saudara laki dan perempuan,
Maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan.
Contoh
Status cucu yang ayahnya lebih dahulu meninggal daripada kakek yang bakal diwarisi yang
mewarisi Bersama-sama dengan saudara- saudara ayahnya, menurut ketentuan mereka tidak
mendapat apa- apa lantaran terhijab oleh saudara ayahnya, tetapi menurut Kitab Undang-
Undang Hukum Wasiat Mesir dan menurut Komplikasi Hukum Islam mereka diberi bagian
berdasarkan atas wasiat wajibah.
Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah dirubah
kedua kalinya dengan Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009 .
Asas ini mengandung arti harus senantiasa terdapat keseimbangan antara hak dan kewajiban
antara yan g diperoleh seseorang dengan kewajiban yang harus ditunaikan. Laki-laki dan
perempuan misalnya, mendapat hak yang sebanding dengan kewajiban yang dipikulnya
maing-masing Asas SemataAkibatKematian.
Asas semata akibat kematian dimaksud kan adalah peralihan harta seseorang kepada orang
lain denganmenggunakanistilah kewarisanhanya berlaku setelah yang mempunyai harta
meninggal dunia.
«Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu . yang demikian itu
hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia
menunjukkan jalan .. Panggilah mereka dengan nama bapak-bapak mereka; Itulah yang lebih
adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, Maka saudara-
saudaramu seagama dan maula- maulamu dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu
khilaf padanya, tetapi apa yang disengaja oleh hatimu. dan adalah Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang».
Maka kewajiban hijrah yang semula sebagai media untuk menyusun kekuatan antara orang
muslim dari Mekah dan orang muslim dari Madinah dicabut.
Perkembangan berikutnya sebab mempusakai yang berdasarkan ikatan persaudaraan di-
nasakh .
Firmnan Allah Surat Al Ahzab ayat 6 yang artinya : «dan orang- orang yang mempunyai
hubungan darah satu sama lain lebih berhak di dalam kitab Allah daripada orang-orang
mukmim dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu berbuat baik kepada saudara-
saudaramu . adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab ».
Sebab –sebab mempusakai yang hanya didasarkan pada seorang laki-laki yang kuat dan ikut
berjuang, dengan mengesampingkan anak- anak yang belum dewasa dan kaum perempuan
sebagaimana dilakukan oleh orang-orang jahiliyah dibatalkan oleh Firman Allah Surah An
Nisa’ ayat 7 yang artinya : «bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-
bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa
dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan ».
jenazah.
Tajhiz ialah segala yang diperlukan oleh seseorang yg meninggal dunia mulai dari wafatnya
sampai kepada penguburannya.
MelunasiUtang.
Dalam Pembagian harta waris, para ahli waris dapat bersepakat melakukan perdamaian ,
setelah masing- masing menyadari bagiannya .
Bagi ahli waris yang belum dewasa atau tidak mampu melaksanakan hak dan kewajibannya,
maka baginya dapat diangkat wali berdasarkan keputusan Hakim atas usul anggota keluarga .
Anak yang lahir di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan saling mewarisi Dengan
ibunya dan keluarga dari pihak ibunya .
Melaksanakan atau membayar Wasiat.
Waris .
H.
Syarat-syarat mewarisi adalah karena meninggalnya pewaris yakni orang yang meninggal
dunia yang meninggalkan harta warisan.
Ashabul Furudh adalah orang yang mempunyai bagian harta peninggalan yang sudah
ditentukan oleh Al Qur’an, Al Sunnah dan Ijmak.
Sanak laki-laki, 2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki, 3. Ayah, 4. Kakek , 5. Saudara laki-laki,
6. Saudara laki-lakji seayah, 7. Saudara laki-laki seibu, 8. Keponakan laki-laki, 9. Keponakan
laki-laki 10. Saudara seaayah , 11. Saudara seayah seayah,12.
Adapun 10ahliwarispihakperempuanadalah
Anak perempuan, 2. Cucu perempuan dari anak laki-laki, 3. Ibu, 4. Nenek perempuan , 5.
Nenek perempuan , 6. Saudara perempuan yang seibu seayah, 7.
Anak peremapuan, 2. Cucu peremapuan dari anak perempuan, 3. Ibu, 4. Saudara perempuan
seayah seibu, 5. Istri;
Andaikata ahli waris yang jumlahnya 25 orang ada semuanya, maka yang mendapatkan harta
warisan adalah sebagai berikut : a.Ayah, b.
Seperti
Dzawil Arham, adalah setiap kerabat yang bukan dzawil furudh dan bukan pula ashabah.
Atau dzawil arham, ahli waris yang tidak termasuk ashabul furudh da Ashabah. Mereka
dianggap kerabat yang jauh petertalian nasabnya, yaitu sbb :
Asas dan membagikan harta warisan Berkenan dzawil arham ada 3 yaitu
Al Qarabah, dalam membagikan harta warisan kepada dzawil arham berdasarkan dengan
dekatnya hubungan nasab antara dzawil arham dengan yg meninggal Ulama yg memegang
asa ini disebut Mazhab ahli Qarabah.
Halangan mewarisi adalah tidakan atau hal-hal yang dapat menggugurkan hak seseorang
untuk mewaerisi karena adanya sebab atau syarat mewarisi, karena sesuatu maka mereka
tidak dapat menerima hak warsis.
Mahjub adalah ahli waris yg ditutupi hak pusakanya, karena danya ahli waris yg lebih utama.
Suami, jika istri meninggal dengan meninggalkan anak, baik anak laki atau anak perempuan,
dan atau anak itu dari perkawinan dengan suami sekarang maupun dengan suami
sebelumnya, hak suami bergeser dari 1/2menjadi 1/4 harta warisan.
Cucu perempuan, jika yg meninggal itu meninggalkan seorang anak perempuan bergeser
haknya dari 1/3 menjadi 1/6, yaitu untuk melengkapi hak anak perempuan menjadi 2/3; tetapi
jika ada 2 orang anak perempuan atau ada anaklaki-lakimakahakcucuhilangsemua.
Saudara perempuan se ayah, jika ada saudara perempuan sekandung, bergeser haknya dari 1⁄2
menjadi 1/6, yaitu untuk melengkapi 2/3; tetapi jika saudara kandung ada 2 orang atau lebih
atau ada saudara laki-laki kandung, maka hak saudara perempuan se ayah hilang semua.
,2.Sepertiga,3.Seper-enam, 4. Seperdua , 5.
Dua anak perempuan atau lebih, dgn ketentuan apabila si mayittidak meninggalkananaklaki-
laki.
2 Dua cucu perempuan pancar laki-laki atau lebih, dgn ketentuan si mayit tdk meninggalkan :
a, anak dan b. cucu laki-laki.
Para ahli waris yg memiliki fardh 1/3 ada 2orangyaitu
Ibu, dengan ketentuan apabila si mayit tidak meninggalkan : a. anak, b. cucu, c. saudara-
saudari lebih dari seorang, sekandung atau seayah atau seibu saja.
Anak-anak Ibu laki-laki, maupun perempuan, dua atau lebih dengan ketentuan jika si mayit
tidak meninggalkan : a. anak, b. cucu, c. bapak, d. kakek.
Para ahli waris yg mendapat bagian 1/6 ada 7 orang, yaitu : 1.Ayah, jika si mayit
meninggalkan : a. anak, b. cucu.
Ibu, jika simayit meninggalkan : a. anak, b. cucu, c. saudara lebih dari seorang.
Kakek shahih, jika si mayit meninggalkan : a. anak, b. cucu. 4. Nenek Shahihah, jika si mayit
tdk meninggalkan dgn ibu.
Seorang saudara seibu, laki-lakimaupun perempuan, jika si mati tdk meninggalkan : a. anak,
b.cucu, c. bapak, d. kakek.
Cucu perempuan pancar laki-lakiseorang atau lebih, jika si mati meninggagalkan seorang
anakprmpp kandung.
Seorang saudari seayah atau lebih, jika si mati tdk meninggagalkan : anak laki-laki, cucu laki-
laki, bapak,saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki seayah.
Para ahli waris yang menerima bagian 1⁄2 seperdua ada 5 .