Anda di halaman 1dari 5

Tata Cara Pembagian Harta Warisan

Menurut Islam
Pembagian warisan dalam hukum Islam menurut ilmu fikih disebut dengan faraidh, wiratsah, atau al-
tirkah. Fikih Kewarisan Islam adalah ketentuan hukum Islam yang mengatur tentang siapa saja ahli
waris yang berhak mendapatkan warisan dan berapa besar bagian kewarisannya.Sebagaimana telah
dijelaskan dalam artikel pembagian warisan dalam hukum islam sebelumnya, bahwasanya tidak setiap
keluarga mendapatkan warisan. Dan tidak setiap orang mendapatkan bagian yang sama dengan ahli
waris lainnya. Sebagaimana yang telah dijelaskan Allah Swt dalam surat al-Nisa ayat 11, 12, 17, dan
176 dan beberapa hadis lainnya.Adapun ringkasannya dapat dilihat pada keterangan berikut ini:

1. Anak Perempuan

Pertama. Anak perempuan mendapatkan 1/2. Apabila anak sendiri (QS. 4: 11). Kedua, mendapatkan
2/3 apabila terdapat dua atau lebih. Mereka berbagi rata dari 2/3 tersebut (4:11). Ketiga,
mendapatkan sisa / ashabah spabila bersama dengan anak laki-laki (ashabah bil ghair).

2. Anak laki-laki

Laki-laki mendapat sisa dengan sendirinya atau disebut ashabah bi al-Nafs

3. suami

Pertama, suami mendapat bagian 1/2 apabila ahli waris tidak meninggalkan anak (4:12). kedua, suami
mendapatkan 1/4 apabila pewaris meninggalkan anak (4:12)

4. Istri

Pertama. Istri mendapatkan 1/4 apabila ahli waris tidak meninggalkan anak (4:12). Kedua mendapatkan
1/8 apabila ahli waris meninggalkan anak (4:12)

5. Ibu

Pertama, ibu mendapatkan bagian 1/3 apabila pewaris tidak meninggalkan anak. Kedua mendapatkan
1/6 apabila pewaris meninggalkan anak atau dua saudara atau lebih (4:11) Apabila tidak meninggalkan
anak namun meninggalkan saudara (4:11). Ketiga, mendapatkan 1/3 sisa (tsulutsul baqi) apabila ahli
waris hanya terdiri dari ayah, ibu dan suami/istri. Pembagiannya adalah dibagi dulu bagian istri,
kemudian sisanya dibagi 1/3, kemudian sisanya diberikan kepada ayah.

6. Bapak
Pertama. Bapak mendapatkan 1/3 apabila ahli waris tidak meninggalkan anak. (4:11). Kedua, bapak
mendapatkan 1/6 apabila ahli waris meningglkan anak. (4:11). Ketiga, bapak mendapatkan semua sisa
apabila tidak ada ahli waris yang mendapatkan sisa, dan masih ada sisa warisan maka diberikan kepada
bapak, namun sebelumnya bapak tetap mendapat bagian zawil furud (ahli waris yang telah mendapatkan
bagian yang ditentukan).

7. Saudari kandung

Pertama. Saudari kandung mendapatkan bagian waris 1/2 apabila kalalah dan sendiri. Kedua,
mendapatkan 2/3 apabila kalalah dan bersama dua orang atau lebih, maka mereka berbagi rata dari 2/3
tersebut. Kedua, mendapatkan sisa warisan. Apabila kalalah dan bersama dengan seorang anak
perempuan (ashabah maal ghair) atau dia bersama dengan saudara kandung (ashabah bil ghair).

8. Saudara kandung

Saudara kandung mendapatkan sisa warisan apabila kalalah

9. Saudari sebapak

Pertama. Saudara sebapak mendapatkan 1/2 warisan apabila kalalah dan tidak ada saudari kandung.
Kedua mendapatkan 2/3 apabila kalalah, tidak ada saudari kandung dan saudari sebapak terdiri dari dua
orang atau lebih. Mereka berbagi rata dari bagian tersebut. Ketiga, mendapatkan sisa warisan apabila
kalalah, dia bersama saudara sebapak, dan tidak ada suadara kandung. Keempat. Tidak mendapatkan
warisan apabila ada saudara kandung atau apabila ada dua saudari kandung

10. Saudara/I seibu

Pertama, Saudara/I seibu mendapatkan 1/6 warisan apabila kalalah dan mereka satu orang. Kedua
mendapatkan 1/3 apabila kalalah dan mereka terdiri dari dua orang atau lebihAdapun untuk cucu, anak
angkat, ibu angkat, saudara sesusuaan dan lain-lain akan kami jelaskan dalam artikel pembagian warisan
dalam hukum islam lainnya .Dari penejalasan di atas, kami ingin memberikan catatan tentang
pengertian kalalah. Kalalah adalah kondisi ketika ahli waris tidak meninggalkan anak laki-laki atau cucu
laki-laki dan ayah telah meninggal terlebih dahulu. Pembahasan kalalah adalah untuk menentukan
apakah saudara dapat menjadi ahli waris atau tidak.
Wallahu alam
Bagian Ahli Waris Menurut Islam
Berikut ini adalah panduan islam membagi bagian untuk para ahli waris, yaitu:

 Bagian Warisan untuk Istri

Untuk bagian dari setiap ahli waris yakni istri akan mendapat seperempat bagian jika pewaris yang
meninggal tidak memberikan anak atau cucu. Sementara istri akan mendapat seperdelapan bagian
apabila pewaris memiliki anak atau cucu dan istri tidak pernah terhijab dari ahli waris. Hal yang
menjadi dasar hukum bagian untuk istri adalah firman dari Allah SWT dari surat An Nisa ayat 12,
“Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan, jika kamu tidak mempunyai anak,
dan jika kamu mempunyai anak, maka isteri-isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu
tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat atau setelah dibayar hutang-hutangmu”.

 Bagian Warisan untuk Suami

Sedangkan untuk suami akan mendapat setengah bagian jika pewaris tidak memiliki anak dan 1/4
bagian jika pewaris memiliki anak yang diambil dari firman Allah SWT dalam surat An Nisa ayat
12, “Dan bagimu (suami-suami) seperdua bagian dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu,
jika tidak mempunyai anak, dan jika ada anak maka kamu mendapat seperempat dari harta yang
ditinggalkan sesudah dipenuhi wasiat dan sesudah dibayar hutang-hutangnya”.

 Bagian Warisan Untuk Anak Perempuan

Sementara untuk pembagian warisan untuk anak perempuan akan mendapat setengah bagian jika
pewaris memiliki anak laki-laki, dua anak perempuan atau lebih akan mendapat duapertiga bagian
jika pewaris tidak memiliki anak laki-laki dan anak perempuan dan ank laki-laki maka bagiannya
dua banding satu yakni anak laki-laki mendapat dua bagian dan anak perempuan mendapat satu
bagian yang berdasarkan firman Allah SWT, “Jika anakmu, yaitu bagian seorang anak laki-laki
sama dengan bagian dua orang anak perempuan”.

 Bagian Warisan untuk Anak Laki-Laki

Untuk warisan anak laki-laki akan mendapat seluruh warisan jika hanya satu orang anak sebagai
ashabah, jika tidak ada ahli waris dzawil furudz. Tetapi jika ahli waris dzawil furudz maka hanya
mendapat ashabah atau sisa sesudah dibagikan untuk ahli waris dzawil furudz atau ashabah bin
nafsih.

Jika anak laki-laki dua orang atau lebih dan tidak terdapat anak perempuan dan ahli waris dzawil
furudz lain, maka harta warisan akan dibagi rata. Akan tetapi jika ada anak perempuan maka dibagi
menjadi dua banding satu berdasarkan dari surat An Nisa ayat 11 dan 12.

 Bagian Warisan Untuk Ibu

Ibu akan menerima warisan sebanyak seperenam jika pewaris yang wafat meninggalkan anak dan
mendapat sepertiga bagian jika pewaris tidak memiliki anak. Dari antara harta waris yang ada dan
jika ada ibu yang dihijab ibu ialah nenek dari pihak ibu yakni ibu dari ibu dan seterusnya. Nenek
dari pihak bapak yakni ibu dari bapak dan seterusnya. Ini diambil berdasarkan surat An Nisa ayat
11, “Dan untuk dua orang ibu bapak, baginya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika pewaris
itu mempunyai anak”.

 Bagian Warisan Untuk Bapak

Bagian warisan untuk bapak jika pewaris memiliki anak laki-laki atau cucu dari anak laki-laki
adalah seperenam bagian dari harta peninggalan dan sisanya untuk anak laki-laki. Jika pewaris
hanya meninggalkan bapak maka bapak akan mendapat seluruh harta peninggalan memakai jalan
ashabah. Jika pewaris meninggalkan ibu dan bapak maka ibu akan mendapat sepertiga dan bapak
mendapat duapertiga bagian.

 Bagian Warisan untuk Nenek

Jika pewaris hanya meninggalkan nenek dan tidak meninggalkan ibu, maka nenek mendapat
seperenam bagian. Jika pewaris meninggalkan nenek lebih dari satu dan tidak meninggalkan ibu,
maka nenek akan mendapat seperenam bagian yang akan dibagi rata diantara nenek.

 Orang Yang Tidak Berhak Atas Warisan

Menurut hukum Islam mengenai ahli waris, ada beberapa jenis orang yang tidak berhak untuk
menerima harta waris, yakni:

 Pembunuh pewaris berdasarkan dari hadits yang diriwayatkan Al Timidzi, Ibnu Majah, Abu Daud
dan An Nasa’i.
 Orang murtad yakni keluar dari Islam berdasarkan dari hadits yang diriwayatkan Abu Bardah.
 Orang yang berbeda agama dengan pewaris yakni tidak menganut Islam atau kafir.
 Anak zina yakni anak yang lahir dari hubungan diluar nikah berdasarkan hadits yang diriwayatkan
At Timidzi [Hazairin, 1964:57].
 Apabila pewaris meninggalkan ibu, maka semua nenek akan terhalang baik itu nenek pihak ibu dan
pihak ayah. Sedangkan jika semua ahli waris masih ada, maka yang berhak untuk mendapatkan
harta warisan hanyalah anak laki-laki dan perempuan, ayah, ibu, janda dan duda sementara untuk
ahli waris lain akan terhalang.

Demikian penjelasan lengkap terkait Pembagian Warisan Menurut Hukum Islam, semoga
bermanfaat bagi kita semua.

Sumber

https://dalamislam.com/hukum-islam/pembagian-warisan-menurut-hukum-islam

Anda mungkin juga menyukai