1. WARIS
Beberapa hal yang harus di lakukan sebelum harta waris di bagikan
kepada yang berhak diantaranya:
a. Membiayai penyelenggaraan jenazah mulai dari pengafanan sampai
dengan penguburan
b. Membayar hutang si jenazah, dan
c. Membayar wasiat orang yang telah meninggal dengan syarat tidak
boleh melebihi sepertiga peninggalan.
Setelah tiga perbuatan di atas di lakukan, kita baru memulai dengan
melaksanakan pembagian harta waris dengan memperhatikan ketentuan
yang sudah di tetapkan dalam syariat islam, sebagai mana yang di
contohkan berikut ini.
a. Seorang ayah meninggal dengan meninggalkan ahli waris, yaitu seorang
istri dan dua orang anak laki-laki. Harta waris berjumlah Rp 1.600.000,00.
Bagian masing-masing ahli waris adalah sebagai berikut.
Istri
2 anak laki-laki
KPK 8
Istri
Anak laki-laki sisa 8/8 1/8
= 1/8 x 8 = 1
= 7/8
= Rp 200.000,00
= Rp 1.400.000,00
= Rp 700.000,00
Page 1
x6
1/6 x6
=3
=1
= ( 6-4) = 2
c. Seorang ibu meninggal dengan meninggalkan ahli waris, yaitu suami, dua
anak laki-laki, dan satu anak perempuan. Harta warisan Rp 1.000.000,00
Suami
x Rp 1.000.000,00
= Rp 250.000,00
= Rp 750.000,00
2 anak laki-laki
4/5 x Rp 750.000,00
= Rp 600.000,00
1 anak perempuan
Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris, yaitu ayah, ibu, dan
seorang anak perempuan. Harta warisan sebesar Rp 600.000,00
Ayah
[Type text]
Ibu
1/6
KPK 6
Ayah
1/6 x 6 = 1+ 1 = 2
Ibu
1/6 x 6 = 1
ayah.
Ayah
2/6 x Rp 600.000,00
= Rp 200.000,00
Ibu
1/6 x Rp 600.000,00
= Rp 100.000,00
1 anak perempuan
3/6 x Rp 300.000,00
= Rp 300.000,00
1/6 + sisa
1 anak perempuan
1/2
Cucu perempuan
KPK 12
Bapak
1/6 x 12 = 2+2 = 4
1 anak perempuan
1/2 x 12 = 6
Cucu perempuan
1/6 x 12 = 2
Jumlah
Bapak
1 anak perempuan
[Type text]
Cucu perempuan
1/6 + sisa
2 anak perempuan
1 cucu perempuan (terhalang oleh anak perempuan)
KPK 6
Bapak
1/6 x 6 = 1 + 1 = 2
2 anak perempuan
2/3 x 6 = 4
Jumlah
Bapak
2 anak perempuan
Page 4
secara hokum syara berhak menerima warisan karena tidak ada yang
menutupnya ) dan bagian masing-masing adalah sebagai berikut :
a. Anak perempuan; bagian anak perempuan adalah :
2/3 bila anak perempuan ada dua orang atau lebih dan tidak
disertai anak laki-laki.
2/3 bila anak perempuan ada dua orang atau lebih dan tidak di
sertai cucu laki-laki.
1/6 bila bersamanya ada anak atau cucu atau beberapa orang
saudara.
1/3 bila tidak ada bersamanya anak atau cucu atau dua
saudara .
1/3 dari sisa harta bila dia bersama ayah, suami atau istri dan
tidak ada bersamanya ank atau cucu.
d. Nenek, baik melalui ayah atau ibu ; seorang atau lebih mendapat
1/6
e. Ayah : bagian ayah adalah :
Mendapat sisa harta bila bersamanya tidak ada anak atau cucu
laki-laki .
[Type text]
Page 5
Mendapat sisa harta bila bersamanya tidak ada anak atau cucu
laki-laki
1/6 kemudian sisa harta bila bersamanya ada anak atau cucu
perempuan
2/3 bila ada dua orang atau lebih dan tidak bersama saudara
laki-laki
2/3 bila ada dua atau lebih dan tidak bersama saudara laki-laki.
[Type text]
Ahli waris Zaul Furudh bila dia sendirian, dia mengambil bagian
sesuai dengan furudh yang ditentukan. Apabila lebih dari satu orang,
masing-masing mengambil hak sesuai dengan bagian yang ditentukan ;
kemudian dijumlahkan. Umpamanya ahli waris adalah anak perempuan, ibu
dan istri; maka hak masing-masing adalah :
Anak perempuan mendapat
Ibu mendapat
1/6
4/24
Istri mendapat
1/8
1/24
19/24
Jumlah
12/24
[Type text]
Page 7
Anak
Cucu
Ayah
Kakek
Saudara kandung
Saudara seayah
Paman kandung
Paman seayah
Page 8
Untuk ayah
1/6
4/24
Untuk ibu
1/6
4/24
Untuk istri
1/8
3/24
11/24
Jumlah
Sisanya yaitu 24/24 19/24 = 5/24 adalah untuk dua anak laki laki
1/6
Untuk suami
Jumlah
[Type text]
2/12
3/12
5/12
Page 9
2/3 x 7/12 =
14/36
1/3 x 7/12 =
7/36
Artinya: Dari Ibnu Masud ra. Tentang anak perempuan, cucu perempuan dan
saudara perempuan, Nabib menetapkan hak warisan untuk anak perempuan
setengah, untuk cucu perempuan seperenam untuk melengkapi dua pertiga
dan sisanya untuk saudara perempuan.
Dalam contoh ahli waris adalah anak perempuan, ibu. Istri dan
saudara perempuan, hak masing-masing adalah :
12/24
Untuk ibu
1/6
4/24
Untuk istri
1/8
3/24
19/24
Jumlah
3.
[Type text]
Page 10
[Type text]
Page 11
Page 12
2/3
Untuk ayah
1/6
2/12
Untuk ibu
1/6
2/12
Untuk suami
3/12
8/12
dari
8/12 menjadi
Untuk ayah
dari
2/12 menjadi
2/15
Untuk ibu
dari
2/12 menjadi
2/15
Untuk suami
dari
3/12 menjadi
3/15
8/15
Maslah Radd
[Type text]
Page 13
1/6
atau 2/12
atau 6/12
Untuk cucuperempuan
1/6
atau 2/12
2/12 menjadi
2/10
6/12 menjadi
6/10
2/12
menjadi
2/10
Page 14
menjadi ahli waris karena tertutup oleh anak yang akan lahir.
Umpamanya yang hamil adalah istri dari pewaris, sedangkan
dikalangan ahli waris, ada saudaranya. Saudara ini mungkin menjadi
ahli waris, sekiranya bayi yang lahir dalam keadaan mati ; atau tidak
menjadi ahli waris sekiranya yang lahir itu hidup dan laki-laki,karena
anak laki-laki menutup hak saudara.
Mungkin pula hak ahli waris itu berkurang seandainya yang lahir itu
dalam keadaan hidup. Umpamanya yang hamil adalah istri sedangkan
ahli waris yang telah ada adalah istri itu sendiri. Bila bayi lahirdalam
keadaan mati, si istri berhak mendapat , sedangkan kalau bayi yang
lahir itu hidup maka dia mendapat 1/8.
Cara yang baik adalah harta warisan dibagi setelah yang hamil
melahirkan
Kewarisan Orang Hilang Atau Mafqud
Yang dimaksud mafqud itu adalah orang hilangdan tidak tahu
beritanya. Ahli waris maqfud mengandung arti ahli waris yang pada
waktu terjadinya kematian pewaris dia dalam keadaan mafqud.
Menurut pendapat jumhur ulama ahli waris yang mafqud dinyatakan
sebagai orang yang hidup berdasarkan asas istishab al-shifah ;
maksudnya sifat hidup seseorang tetap dipertahankan sampai
siketahui secara meyakinkan bahwa dia telah mati. Oleh karena itu dia
berhak menjadi ahli waris.
[Type text]
Page 15
2.Wasiat
Seorang muslim yang meninggal dunia hendaknya berwasiat (berpesan) kepada keluarganya
berupa urusan harta dan bukan harta .
A . Urusan harta
Sebelum meninggal dunia, seorang muslim hendaknya membuat wasihat harta . Wasiat tersebut
boleh dalam bentuk tulisan yang di masukkan ke dalam amplop dan disimpan oleh sanak
saudara atau pihak berwewenang (notaris).
Misalnya , bapak Hendra (pembeli wasihat) menuliskan dalam kertas kosong berbunyi, Saya
dengan ikhlas mewasiatkan 1/3 dari kebun kelapa saya seluas 1 hektar di Palembang Sumatra
kpada saudara junaidi (bukan ahli waris), putra dari bapak Kodri beralamat di jalan Tritunggal
no.4 jakarta selatan .Apabila saya telah meninggal dunia , wasiat saya sekaligus menjadi hak
penerima wasiat .
Page 16
Seseorang muslim yang mempunyai sesuatu yang boleh diwasiatkan tidak sepatutnya tidur
selama dua malam berturut-turut melainkan dia menulis wasiatnya di sisinya
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Allah telah memberikan bahagian setiap orang yang berhak. Maka tiada wasiat untuk waris
(Riwayat at Tarmizi)
Page 17
Ibnu Abdil Barr berkata, para ulama terdahulu berbeda pendapat mengenai besaran harta
yang dilanjurkan untuk dikenai wasiat , atau yang diewajibkan, bagi kalangan yang
mewajibkannya . diriwayatkan dari Ali bahwa dia berkata, 600Dirham atau 700Dirham adalah
harta yang tidak perlu ada wasiat kepadanya. diriwayatkan darinya, 1000Dirham adalah harta
yang ada wasiat padnya. Ibnu Abbas berkata. Tidak ada wasiat pada 800 Dirham.Aisyah
berkata terkait seorang wanita yang mempunyai 4 anak dan uang 3000Dirham, tidak ada wasiat
pada hartanya. Ibrahim an-Nkhai berkata, 1000Dirham sampai 500dirham. terkait fiman
allah, Jika ia meninggalkan harta yang banyak ,(Al-Baqarah[2]:180)Qatadah berkata , 100
dan di atasnya. dari ahli , siapa yang meninggalkan harta sedikit, hendaknya dia
membiarkannya untuk ahli warisnya, karena itulah yang lebih utama. dari Aisyah terkait orang
meninggalkan 800 Dirham, di tidak meninggalkan harta yang banyak , maka dia tidak perlu
berwasiat .
[Type text]
Page 18
Pendapat Ulama
Jumhur fuqaha dari kalangan ulama hanafi, syafiI, maliki dan hambali
berpendapat bahwa memberikan wasiat dan warisan dari sebagian hartanya
bukanlah kewajiban bagi seorang karena wasiat adalah pemberian yang
bukan wajib ketika hidup maka tidak wajib pula ketika dirinya meninggal
dunia.
Kemudian mereka juga berpendapat di sunnah kan bagi seorang yang
memilii harta untuk meninggalkan wasiat.
Pendapat Pemakalah
kami semua sebagai pemakalah , sebagaimana yang telah tertera pada
makalah yaitu tentang contoh contoh pelaksanaan waris dan wasiat sangat
banyak terjadi pada kehidupan kita sehari hari apalagi ini mengenai contocontohnya. Dan tentunya di dalam peng aplikasian hkum waris dan wasiat
kita tidak boleh berlaku sesuka hati, maka dari itu tertera di dalam makalah
ini tentang bagaimana tatacara dalam pengaplikasian hokum waris dan
wasiat ini . jadi kami rasa makalah ini tentang contoh pelaksanaan hokum
[Type text]
Page 19
waris dan wasiat ini sangat penting untuk di pelajari dan aplikasikan dalam
kehidupan kita sehari hari.
Kesimpulan
Jadi intisari dari semua yang termuat dalam makalah ini adalah agar kita
dapat memahami secara benar bagaimana cara pembagian harta warisan
dan kapan waktu kita untuk mengemukakan wasiat dari seseorang. Dan agar
tidak terjadi perselisihan antara sesame ahli waris atau wasiat di dalam
kehidupan kita sehari-hari.dan semoga apa yang kami muatkan dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua , terutama bagi kami
pemakalah sendiri, dan apabila terdapat kekurangan dalam makalh ini agar
dapat di maklumkan. Dan semoga kita juga dapat mengaplikasikannya
dengan benar dalam kehidupan kita sehari hari.
[Type text]
Page 20
Daftar Pustaka
Syarifuddin Amir Prof. Dr; Garis-Garis Besar Fikih; Jakarta; Kencana 2013
Sabiq Sayyid; Fiqh As-sunnah; Dar fath Lililami Al-Faraby; Jakarta; 2009
Pengamalan Fiqh2; Qasim Rizal M; PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri;
2013
Belajar Efektif Fiqih 2; Drs. Firman M; PT Intimedia Ciptanusantara; 2005
Hikmah Membaca Kreativitas dan Prestasi; Ridwan H.T Drs; CV Akik
Pusaka Sragen; 2003
[Type text]
Page 21
[Type text]
Page 22