TENTANG
WARIS
Kompetensi 11. Memahami hukum Islam tentang
waris
Inti
1. Menjelaskan contoh pelaksanaan
Kompetensi hukum waris
Dasar 2. Menjelaskan ketentuan hukum waris
Sebelum 1.
2.(bila
4.
3. Dikeluarkan
Pelunasan
Membagi
Keluarkan sisa
wasiat
dilaksanaka hartaada), dan ahli
kepada
dulu
seluruh untuk
dilaksanakan
warits sesuai bukan
nnya
pembagian biaya
hutang
kepada
petunjuk
ahli warits,
dan besarnya Qur’an,
tidak
waris, pemeliharaan
piutang
Hadits,
boleh lebihdan siIjma
dari 1/3
beberapa hal Ulama’
mayat.
harta (Para
warits ahli
(kecuali
yang harus Hukum
ada Islam)
hal lain).
diperhatikan
, a.l.
Tertibnya pembagian Waris
1. Golongan ash-habul furudl, yakni orang-orang yang telah
ditentukan bagian-bagiannya masing-masing.
2. Golongan ashobah nasabiyah
3. Rad, kepada ash-habul furudl sesuai ketentuan (selain
kepada suami atau isteri)
4. Golongan Dzawil Arham, yaitu semua keluarga orang yang
meninggal dunia yang tidak termasuk golongan ash-habul
furudl dan golongan ashobah, seperti : saudara laki-laki
ibu, saudara perempuan ibu, cucu laki -laki/perempuan
dari anak perempuan, dst.
5. Rad kepada suami atau isteri, jika si mayat meninggal
dengan tidak meninggalkan keturunan, atau saudara
seorangpun.
6. Golongan ashobah sababi, yaitu Mu’tiq atau Mu’tiqoh.
7. Orang yang mendapat wasiat lebih dari 1/3
8. Baitaul mal (perbendaharaan negara Islam).
SEBAB-SEBAB SALING
WARIS MEWARISI
2. HUBUNGAN
PERNIKAHAN
SEBAB-SEBAB TIDAK
MEMPEROLEH HAK WARIS
2. MEMBUNUH ORANG
1.YANG
KARENA
3. BERBEDA
AKAN
HAMBA
AGAMA
MEWARITSKAN
(MUWARITS)
SAHAYA
RUKUN DAN
SYARAT WARIS
3. MAURUTS, YAITU
2. WARITS, IALAH HARTA ATAU
1. MUWARITS, YAITU ORANG-ORANG SESUATU YANG DI-
ORANG YANG AKAN YANG BERHAK MEN- TINGGALKAN OLEH
MEWARIS-KAN, DAPATKAN HARTA MUWARITS, BAIK
DENGAN SYARAT TELAH WARITS, DENGAN BERUPA HARTA
MENINGGAL DUNIA SYARAT MEREKA BERGERAK ATAUPUN
(SECARA HAKIKAT ATAU HIDUP PADA SAAT SI TIDAK BERGERAK.
HUKUM). MUWARIS
MENINGGAL DUNIA.
GOLONGANAHLI
GOLONGAN AHLIWARIS
WARISPEREMPUAN
LAKI-LAKI
1.
1. Anak
ANAKlaki-laki
PEREMPUAN
2. Cucu laki-laki dari anak laki
2.
3. CUCU
Ayah PEREMPUAN DARI ANAK LAKI-LAKI
4. (TERUS KE BAWAH)
Kakek shahih (kakek kandung terus ke atas dari
3. pihak
I B U laki-laki
5. Saudara laki-laki sekandung
4.
6. NENEK SHAHIH
Saudara laki-laki seTERUS
ayah KE ATAS (IBUNYA
7. IBU)
Saudara laki-laki se ibu
8.
5. Anak
NENEK laki-laki
SHAHIHdari saudara
TERUSlaki-laki
KE ATASsekandung
(IBUNYA
9. Anak laki-laki saudara laki-laki se ayah
10.AYAH)
Paman (dari pihak ayah yang sekandung dengan
6. ayah
SAUDARA PEREMPUAN SEKANDUNG
11.
7. SAUDARA
Paman (dariPEREMPUAN
pihak ayah) yangSEse ayah dengan
AYAH
ayah
8.
12.SAUDARA PEREMPUAN
Anak laki-laki SE IBU
paman sekandung
9.
13.ISTERI / ISTERI-ISTERI
Anak laki-laki paman seyah dengan ayah
14.
10.Suami
MU’TIQOH.
15.Mu’tiq
BAGIAN-BAGIAN PARA AHLI WARITS
BERDASAR AL-QUR’AN DAN HADITS
Hijab
(penghalang),
yaitu seseorang 1.
2. Hijab
Hijab Nuqshon,
Hirman,
yaituahli
yaitu Ahliwaris
waris
dapat menghalangi yanglebih
yang lebihdekat
dekat
orang lain untuk dapat
dapat
memperoleh menghalangiahli
menghalangi ahli
bagian yang warisyang
waris yanglebih
lebih
jauh sehingga ahli
jauh,
sebenarnya atau warisyang
waris yanglebih
lebih
sama sekali tidak jauhsama
jauh bagiannya
sekali
memperoleh berkurang
tidak menerima
bagian. bagian
DAFTAR HIJAB HIRMAN
Orang-orang yang terhalang Orang-orang yang meng-
halangi
1. Kakek 1. Ayah
2. Nenek 2. Ibu
3. Cucu (laki/perempuan) 3. Anak laki-laki
4. Sdr.laki-laki sekandung 4. Ayah; anak laki-laki; cucu
laki-laki.
5. Ayah; anak laki-laki; cucu
5. Sdr. Peremp. Sekandung laki-laki
6. Ayah; anak laki-laki; cucu
laki-laki; sdr. Laki/perempu-
6. Sdr. Laki-laki se-ayah
an sekandung.
7. Ayah; anak laki-laki; cucu
7. Sdr. Laki-laki se-ibu laki-laki; sdr. Laki/perempu-
an sekandung.
9. Anak laki-laki sdr.laki-laki 9. Ayah; anak laki-laki; cucu laki-
sekandung
laki; kakek; sdr. Laki-laki
sekandung, sdr. Laki-laki se-
ayah; sdr. Perempuan
sekandung, sdr. Perempuan
se-ayah.
10. Anak laki-laki sdr.laki-laki se- 10. Ayah; anak laki-laki; cucu laki-
ayah laki; kakek; sdr. Laki-laki
sekandung, sdr. Laki-laki se-
ayah; sdr. Perempuan
sekandung; sdr. Perempuan
se-ayah; anak laki-laki sdr.
Laki-laki sekandung.
11. Paman sekandung dengan 11. Sda + anak laki-laki sdr. Laki-
ayah laki se-ayah
12. Paman se-ayah dengan ayah 12. Sda + paman sekandung
dengan ayah.
13. Anak laki-laki paman 13. Sda. + anak laki-laki
sekandung dengan paman sekandung de-
ayah ngan ayah
14. Anak laki-laki pa- 14. Sda. + anak laki-laki
man se-ayah dengan paman sekandung de-
ayah ngan ayah
15. Cucu perempuan 15. Dua orang atau le-
dari anak laki-laki bih anak perempuan.
seorang atau lebih
ASHOBAH (YANG MEMPEROLEH
SISA)
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki
3. Sdr. Laki-laki sekandung
4. Sdr. Laki-laki se-ayah
5. Paman sekandung
6. Bapak
7. Kakek (terus ke atas)
8. Anak laki-laki sdr. Sekandung
9. Anak laki-laki sdr. Se-ayah
10. Paman seayah
11. Anak laki-laki paman sekandung
12. Anak laki-laki paman se-ayah
13. Laki-laki dan perempuan yang memerdekakan (Mu’tiq dan
Mu’tiqoh).
MACAM-MACAM ASHOBAH
A. Ashobah Bin-nafsihi, yaitu golongan laki-laki yang
dipertalikan dengan si mayat tanpa diselingi oleh
perempuan. Terdiri dari :
- Jihat Bunuwah (pertalian anak), yaitu anak laki-laki
terus ke bawah
- Jihat Ubuwah (pertalian orang tua), yaitu ayah,
kakek terus ke atas
- Jihat Ukhuwah (pertalian saudara), yaitu sdr. laki-laki
sekandung, dan sdr. Laki-laki se-ayah terus kebawah
- Jihat Umumah (pertalian paman), yaitu paman se-