Anda di halaman 1dari 14

AUL DAN RADD

KELOMPOK 4

• Yuhda Nuri Salam (17000060


• Risma Tri Mawarni (17000060
• Nisrina Ramadhani I. (17000060
• Lala Astriani (1700006069)
• Nurul Khairah (1700006070)
AUL
PASAL 192

• Apabila dalam pembagian harta warisan diantara


para ahli warisnya Dzawil Furud menunjukan bahwa
angka pembilang lebih besar dari angka penyebut
maka, angka penyebut dinaikan sesuai dengan
angka pembilang, dan baru sesudah itu harta
warisannya dibagi secara aul atau menurut angka
pembilang
PENGERTIAN AUL

• ‘Aul Pengertian 'aul secara bahasa ‘aul bermakna ‘naik’ atau


‘meluap’. ‘Aul bisa juga berarti ‘bertambah’ atau “
menaikkan jumlah bagian ahli waris terhadap Asal Masalah “.
• Sedangkan definisi ‘aul menurut istilah Fuqaha yaitu
bertambahnya jumlah bagian-bagian, disebabkan kurang
pendapatan yang harus diterima oleh ahli waris, sehingga
jumlah bagian semuannya berlebih dari aṣl al-masalah-nya
(AM) atau KPK.
• ‘Aul terjadi saat makin banyaknya ashabul al-furud sehingga
harta yang dibagikan habis. Padahal masih ada diantara
para ahli waris yang belum menerima bagian. Dalam
keadaan tersebut kita harus menaikkan atau menambah
pokok masalahnya sehingga seluruh harta waris dapat
mencukupi jumlah ashabul furud yang ada, meskipun bagian
mereka menjadi berkurang.
Menurut Ulama faraid, pokok masalah yang dapat
di’aul, hanya tiga masalah saja, yaitu :
• AM 6 bisa di ‘aul menjadi 7, 8, 9, dan 10.
• AM 12 bisa di ‘aul menjadi 13, 15 dan 17.
• AM 24 hanya bisa di ‘aul menjadi 27.
CONTOH AUL

• Contoh ‘Aul dari 6 ke 7: Seseorang meninggal


dengan ahli waris, suami dan dua saudara.
perempuan kandung harta tinggalan Rp 7.000.000,
maka cara penghitunganya adalah:

N BAGIA
AHLI WARIS AM=6 JUMLAH BAGIAN
O N
7.000.000
1 3 ×
1 Suami 3 7
2 = 3.000.000
2 saudara 7.000.000
2 4×
2 perempuan 4 7
sekandung 3 = 4.000.000

Jumlah 7
• Pada contoh tersebut dapat dilihat bahwa jumlah
pembilang adalah 7 (jumlah angka bagian ahli
waris), lebih besar dari jumlah penyebut yaitu 6
(yang menjadi angka jumlah harta
peninggalan/menjadi AM). Oleh karena itu angka 6
di’aul menjadi 7.
RADD
PASAL 193

• Apabila dalam pembagian harta warisan diantara


para ahli waris Dzawil Furud menunjukan bahwa
angka pembilang lebih kecil dari angka penyebut,
sedangkan tidak ada ahli waris asabah, maka
pembagian harta warisan tersebut dilakukan
secara rad, yaitu sesuai dengan hak masing-masing
ahli waris sedang sisanya dibagi berimbang
diantara mereka.
PENGERTIAN RADD

• Pengertian Radd dalam bahasa Arab berarti kembali /


kembalikan.
• Radd menurut istilah ilmu faraid ialah pengembalian sisa
pembagian harta warisan kepada zawil al-furud (ahli
waris yang mendapat bagian tertentu) selain suami
atau istri.
• Jadi, apabila dalam ahli waris tersebut tidak ada suami
atau istri maka sisa pembagian tersebut ditambahkan
(dikembalikan) kepada ahli waris zawil al-furud dengan
cara menjadikan aṣl al-masalah (AM) dengan jumlah
bilangan pembilangnya (jumlah bagian masing-masing
ahli waris). Radd merupakan kebalikan dari al ‘aul.
• Para ulama berbeda pendapat tentang kelebihan
sisa pembagian harta warisan.
• Zaid bin sabit berpendapat, bahwa kelebihan sisa
itu, diserahkan kepada Baitul Mal untuk
dipergunakan bagi kepentingan umum. Pendapat
tersebut juga dianut Malik bin Anas dan Syafi’i.
• Tatapi kebanyakan sahabat-sahabat Nabi
berpendapat, bahwa kelebihan sisa pembagian
itu, dikembalikan lagi kepada ahli waris.
CONTOH RADD

• Seorang meninggal ahli waris terdiri dari suami dan


ibu. Harta peninggalan 60.000,00.

No. Ahli Waris Bagian AM=6 Jumlah Bagian


1
1 1 × 60.000.000
1. Suami 6× =3 2
2 2 = 30.000.000
1
1 1 × 60.000.000
2. Ibu 3
6× =2 = 20.000.000
3 3

Sisa 10.000.000
Jumlah 60.000.000
• Sisa 10.000.000 dapat langsung diberikan kepada
ibu (20.000.000 + 10.000.000 = 30.000.000), karena
dia saja yang mendapat bagian selain suami,
sehingga bagaian ibu menjadi 30.000.000

Anda mungkin juga menyukai