Anda di halaman 1dari 2

AUL dan Radd

a.‘Aul Pengertian 'aul secara bahasa ‘aul bermakna ‘naik’ atau ‘meluap’. ‘Aul bisa juga berarti
‘bertambah’ atau “ menaikkan jumlah bagian ahli waris terhadap Asal Masalah “. Sedangkan
definisi ‘aul menurut istilah Fuqaha yaitu bertam bahnya jumlah bagian-bagian, disebabkan
kurang pendapatan yang harus diterima oleh ahli waris, sehingga jumlah bagian semuannya
berlebih dari aṣl al-masalah-nya atau KPK. ‘ DISKON hingga 62% di RuangGuru, gunakan kode
diskon INDONESIAKU Ayo download aplikasinya Klik disini Sekarang! ‘Aul terjadi saat makin
banyaknya ashabul al-furud sehingga harta yang dibagikan habis. Padahal masih ada diantara
para ahli waris yang belum menerima bagian. Dalam keadaan tersebut kita harus menaikkan
atau menambah pokok masalahnya sehingga seluruh harta waris dapat mencukupi jumlah
ashabul furud yang ada, meskipun bagian mereka menjadi berkurang. Menurut Ulama faraid,
pokok masalah yang dapat di’aul, hanya tiga masalah saja, yaitu :

Aul terjadi saat makin banyaknya ashabul al-furud sehingga harta yang dibagikan habis. Padahal
masih ada diantara para ahli waris yang belum menerima bagian. Dalam keadaan tersebut kita
harus menaikkan atau menambah pokok masalahnya sehingga seluruh harta waris dapat
mencukupi jumlah ashabul furud yang ada, meskipun bagian mereka menjadi berkurang.
Menurut Ulama faraid, pokok masalah yang dapat di’aul, hanya tiga masalah saja, yaitu : • AM 6
bisa di ‘aul menjadi 7, 8, 9, dan 10. • AM 12 bisa di ‘aul menjadi 13, 15 dan 17. • AM 24 hanya
bisa di ‘aul menjadi 27. Contoh ‘Aul dari 6 ke 7: Seseorang meninggal dengan ahli waris, suami
dan dua saudara. perempuan kandung harta tinggalan Rp 7.000.000, maka cara
penghitunganya adalah:

. No Ahli Waris Bagian AM= 6 Jumlah Bagian 1 Suami ½ 3 3 x Rp 7.000,000 = Rp 3.000.000


7 2 2 Saudara. Perempuan sekandung 2/3 4 4 x Rp 7.000,000 = Rp 4.000.000 7 Jumlah
7

b. Radd. Pengertian Radd dalam bahasa Arab berarti kembali / kembalikan. Adapun radd
menurut istilah ilmu faraid ialah pengembalian sisa pembagian harta warisan kepada zawil al-
furud selain suami atau istri. Jadi, apabila dalam ahli waris tersebut tidak ada suami atau istri
maka sisa pembagian tersebut ditambahkan (dikembalikan) kepada ahli waris zawil al-furud
dengan cara menjadikan aṣl al-masalah (AM) dengan jumlah bilangan pembilangnya (jumlah
bagian masingmasing ahli waris). Radd merupakan kebalikan dari al ‘aul. Para ulama berbeda
pendapat tentang kelebihan sisa pembagian harta warisan. Zaid bin sabit berpendapat, bahwa
kelebihan sisa itu, diserahkan kepada Baitul Mal untuk dipergunakan bagi kepentingan umum.
Pendapat tersebut juga dianut Malik bin Anas dan Syafi’i.

Tatapi kebanyakan sahabat-sahabat Nabi berpendapat, bahwa kelebihan sisa pembagian itu,
dikembalikan lagi kepada ahli waris. Contoh : Seseorang meninggal dengan ahli waris terdiri dari
ibu danseorang anak perempuan, sedangkan harta tinggalannya adalah Rp 100,000.000 maka
bagian masing-masing adalah : No Ahli Waris Bagian Jumlah Bagian 1 Ibu 1/6 x Rp
100,000,000 = Rp 25.000.000 4 2 anak Perempuan ½ 3 x Rp 100.000,000 = Rp
75.000.000 7 Jumlah

Contoh : Seseorang meninggal dengan ahli waris terdiri dari ibu danseorang anak perempuan,
sedangkan harta tinggalannya adalah Rp 100,000.000 maka bagian masing-masing adalah : No
Ahli Waris Bagian Jumlah Bagian 1 Ibu 1/6 x Rp 100,000,000 = Rp 25.000.000 4 2 anak
Perempuan ½ 3 x Rp 100.000,000 = Rp 75.000.000 7 Jumlah Jika di dalam ahli waris
terdapat suami atau istri maka bagian suami atau istri di berikan terlebih dahulu. Contoh:
Seorang meninggal ahli waris terdiri dari suami dan ibu. Harta peninggalan 60.000,00. No Ahli
Waris Bagian AM= 6 Jumlah Bagian 1 Suami ½ ½ x 6 3 2 Ibu 1/3 1/3 x 6 2 Sisa 1 Jumlah 6

Sisa 1 bagian langsung diberikan kepada ibu (2 + 1 = 3), karena dia saja yang mendapat bagian
selain suami, sehingga bagaian ibu menjadi 3

Anda mungkin juga menyukai