Anda di halaman 1dari 14

BAB 5

Al-Qowaidul
Khomsah

Nama : Dwi Rahayu Sonia


Kelas : XII IPA 1
Mapel : Fiqih
KAIDAH AL-QAWAIDUL KHAMSAH

2.Keyakinan tidak bisa


1. Segala sesuatu 3. Kesulitan menuntut
dihilangkan dengan
tergantung tujuannya kemudahan
sebab keraguan

5. Kebiasaan bisa
Manfaat belajar Al-
4. Bahaya harus dicegah dijadikan sebagai
Qawaidul Khomsah
hukum
‫ِ صدـهـ ا َ ق َ ِم ب ْ أ َـلا ر ْ و ِم َ ‪A.‬‬
‫‪(Segala sesuatu tergantung‬‬
‫)‪tujuannya‬‬

‫‪Dasar hukum kaidah ini adalah:‬‬

‫ت ا َّ ِي الن ِ ب ُال َ م ْ ع َ ْ ا األ َ م َّ ن ِ إ ا َ ِِصده ا َ ق َ ِِم‬


‫ال َ ز ُ ي َ ال ُ ن ْ ِقي َ لي ْ ِك ا‬ ‫ب ُ ر ْ و ُ م ْ أل َ ا َّ الش ِ ب ُ‬
‫ال َ ز ُ ي ُ ر‬‫ِبل ْ ج َ ت ُ ة َ ق َّ ش َ مل ْ ِس ا ر ُ‬ ‫ْ ي َّ الت ُ‬
‫لَض َ ا ٌ ة َ م َ ك ْ ح ُ م ُ ة َ اد َ ع ْ ال‬ ‫َ ر ّـَّ‬

‫‪Sahnya perbuatan tergantung pada niatnya‬‬


Penjelasan Kaidah 1

 Hadits ‫ال م ْ ع َ ْ ا اأ َـلم ّ َ ن ِ إ‬ ِ ‫تا ّ َ ِي لاــ‬


َ ُ ‫نب‬ ِ diriwayatkan dari orang-orang yang dipercaya seperti Umar bin Khattab
dan Ali bin Abi Thalib ra. Sahnya perbuatan tergantung pada niatnya. Perbuatan yang dimaksud adalah segala
bentuk aktifitas baik berupa ucapan maupun gerak tubuh kita.
 Ulama membahas niat dari tujuh bagian yaitu hakikat, hukum, tempat, waktu, tata cara, syarat dan tujuan niat.
 Syaikh Abu Ishaq asy-Syairazi dalam kitab al-Muhadzdzab memberi batasan, setiap perkara yang membutuhkan
niat fardhu, membutuhkan penentuan penyebutan (ta’yin), kecuali tayammun untuk ibadah fardhu.
 Suatu ibadah ditentukan, sementara niat menentukan tidak disyaratkan secara terperinci
 Fungsi niat adalah disyaratkannya penyebutan fardhu dalam niat.
B. Keraguan sebab dengan dihilangkan bisa
ُ ‫) ْ َلاــ ْيِق ـيُن اـ‬
tidak keyakinan (‫لي َزـا ُل‬

Dasar hukum kaidah ini adalah:

َ‫ن‬َ ‫أتي َ ل َ اـ‬


َ ‫و ْ م ُ ك َ د َ ِي أـح‬
َ ‫ف ت َ ا ْـل َص ِي ف َ و ُ ه َ ت ْ ث‬,‫ـل ق َ ي َ ِ ِه‬ ُ ‫ أ ُ ه َ ل ُو‬: َ ‫ط ْ ي َّ لاــشَّ ِ ن إ َ د ْ ح‬
ً ‫ح ْ ِف ر َص ْ ن َ ع َ م ْس َ ي ا ً ح ْ ي ِ ر َ ِجد َ ي ْ و َ اأ‬, َ ‫ي َ َآــلف ى َّ ت‬
‫ت ْ و َص‬

Sesungguhnya syetan akan mendatangi salah satu diantara kalian


dalam keadaan shalat, kemudian setan itu berkata pada salah
seorang diantara kalian, kamu telah berhadats, maka janganlah
meninggalkan shalat sampai mendengar suara atau menemukan
bau.
Penjelasan Kaidah 2
 Kaidah baqa’ ma kana ‘ala ma kana (keadaan yang ada menetapi keadaan sebelumnya).
 Kaidah bara’ah adz-dzimmah (bebas dari menanggung hak-hak orang lain ketika hak-hak tersebut tidak menjadi
tanggungan seseorang)..
 Kaidah man syakka hal fa’ala syai’an am la, fal ashl annahu lam yaf’alhu (orang yang ragu, apakah telah melakukan
sesuatu atau belum, maka hukum asalnya adalah sungguh ia belum melakukannya)
 Kaidah man tayaqqana al-fi’la wa syak fi al-qalil au al-katsir hummail ‘ala alqalil (orang yang yakin telah melakukan
suatu perbuatan, dan ragu tentang sedikit banyaknya, maka dihukumi baru melakukan yang sedikit)
 Kaidah al-ashl al-‘adam (hukum asal pada hak adami adalah tidak ada ketetapan atau tanggungan kepada orang lain).
 Kaidah al-ashl fi kulli hadis taqdiruh bi aqrab zaman (hukum asal setiap perkara yang baru datang adalah mengira-
ngirakannya terjadi pada waktu yang paling dekat.
 Kaidah al-ashl fi al-abdha’ at-tahrim, jika haram dan halal untuk dinikahi dihadapkan kepada seorang wanita, maka yang
dimenangkan adalah sisi haramnya.
 Kaidah al-ashl fi al-kalam al-haqiqah (hukum asal suatu ucapan adalah hakikatnya).
َ َّ‫لَمَ ّـ‬
C. (ْ‫شقـة‬ ‫)جِ لُب ّـَّلاــَت َ ْ اـ‬
‫تـــ‬
Kemudahan menuntut
kesulitan

Dasar pengambilan kaidah ini adalah

Firman Allah Swt. sebagai berikut :

   


 

Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu


dalam agama suatu kesempitan. (QS. Al-Hajj
[22]:78)
Penjelasan Kaidah 3
 Sebab-sebab rukhsah ada tujuh yaitu: Safar, sakit, ikrah, nisyan, jahl, ‘usr, naqshu
 Batasan masaqqah (kesulitan) berbeda-beda sesuai keadaan yang dihadapi :
a) Masyaqqah yang memberatkan, seperti kekhawatiran atas keselamata jiwa, anggota tubuh ataupun harta. Masyaqqah
seperti ini bisa menyebabkan ruksha dari syari’at. Sebab menurut syari’at, menjaga keselamatan jauh lebih penting
daripada melakukan ibadah yang mengancam keselamatan jiwa, atau anggota tubuh.
b) Masyaqqah ringan. Seperti sakit kepala ringan dan cuaca kurang baik yang menyebabkan pilek atau batuk-batuk ringan.
Meskipun ibadah bisa terlepas darinya, namun karena tingkat masyaqqah ringan, maka tidak mempengaruhi ibadah,
sehingga tidak termasuk masyaqqah almaqdhiyah li at-takhfif. Sebab, melakukan ibadah jauh lebih penting dibandingkan
menghindari mafsadah yang ringan.
c) Masyaqqah yang berada ditengah-tengah antara masyaqqah pertama dan kedua. Masyaqqah yang berada tersebut tinggal
lebih dekat yang mana antara masyaqqah pertama atau kedua.
D. َ ‫َضا‬
َ ‫ز ي ر َ ر ّـَّلـــ‬
(bahaya harus dicegah)
ar pengambilan kaidah ini adalah

ts Nabi Saw. :
‫ار َ ِضر َ ال َ و َ ر َ ر َض‬

k boleh melakukan perbuatan yang membahayakan diri


diri dan membahayakan orang lain.
Penjelasan Kaidah 4
 Kaidah add-dharurat tubih al-mahdhurat dan kaidah ma ubih li adh-dharurah yuqaddar bi qadrihah. Ulama
membahas niat dari tujuh bagian yaitu hakikat, hukum, tempat, waktu, tata cara, syarat dan tujuan niat.
 Level kondisi pada pembahasan kaidah ini ada lima, yaitu: darurat, hajat, manfaat, zinah, fudhul
 Kebolehan karena uzur dan akan hilang ketika uzurnya hilang. Segala sesuatu yang dibolehkan karena uzur atau
darurat, maka hukum kebolehannya akan batal sebab uzur atau daruratnya hilang
 Tidak boleh menghilangkan bahaya atau kerugian orang dengan tindakan yang berakibat membahayakan atau
merugikan orang lain. .
 Ulama mengunggulkan penolakan mafsadah daripada pengambilan maslahah, yang kemudian terkenal dengan
ُ ‫ِبـــــلب ْ ل َ ى ج َ ل َ ع ٌ ِ م د َ ق ُ ِ ِس ـد م ا َ ف َْ اـم‬
kaidah: ِ ِ‫ـل ء ْ ر َ د‬ ‫َص َْ ِ اـم‬ ‫ لــحـ ا‬Penolakan mafsadah lebih diprioritaskan
daripada pengambilan maslahat.
E. ‫ا‬
ْ ‫)ة َ م َ ك ْ ح م ة َ اد َ ع ْ ل‬
(kebiasaan bisa dijadikan
sebagai hukum)
Dasar pengambilan kaidah ini adalah hadits Nabi
Saw.:

. ٌ ‫ـفن َس َ ح َ ن ْ و ُ ِم ل ْس ُْ اـم ُـل ه‬


ً ‫ِعن و ُ ه َ ا‬
َ ْ ‫ن َس َ ِهلالح َ د‬
‫َ ا َ ر َ مـا‬

Apa yang dilihat (dianggap) baik oleh seorang


muslim, maka menurut Allah Swt. adalah baik.
Penjelasan Kaidah 5

 a. Standart legalitas
 Kaidah ‘adah mu’tabarah, adat bisa dijadikan pijakan hukum bila berlaku secara merata di suatu daerah.
 Pertentangan ‘urf dan syara’,
 Mayoritas para ulama mengunggulkan pendapat yang tidak menempatkan adat pada posisi syarat.
Manfaat belajar Al-
Qowaidul Khomsah

● Dapat mengurai masalah fikih yang berkembang di


tengah-tengah masyarakat.
● Dapat menerapkan hukum secara lebih arif dan lebih
bijaksana pada kasus
● yang dijumpai sesuai dengan keadaannya.
● Dapat lebih moderat dalam menyikapi masalah
sosial, ekonomi, politik,
● budaya dan lebih mudah dalam mencari solusinya.
Thanks
Dwi Rahayu Sonia
XII IPA 1
Fiqih

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik.

Anda mungkin juga menyukai