Anda di halaman 1dari 21

Mawaris :

Hal-hal yang berhubungan dengan waris


dan warisan.
Ilmu yang mempelajari mawaris disebut
ilmu faraidh.
Ilmu faraidh adalah ilmu yang mempelajari
tentang cara pembagian harta warisan
kepada ahli waris yang berhak
menerimanya.
Dasar-dasar hukum mawaris
1. Al Qur’an
2. Al Hadits
Sebab-sebab memperoleh harta warisan :
1. Kekeluargaan
2. Perkawinan
3. Wala’
4. Hubungan seagama

Sebab tidak memperoleh harta warisan :


5. Kekafiran
6. Pembunuh
7. Pebudakan
8. Perzinaan
9. Lian
Sebab dibagikannya warisan :

1. Pewaris telah meninggal.


2. Adanya ahli waris
3. Adanya harta yang diwariskan
Harta sebelum dibagikan :
1. Zakat
2. Biaya pengurusan jenazah
3. Hutang
4. Wasiat
Catatan :
1. Jika yang meninggal dunia hamba sahaya yang
dimerdekakan, maka masing-masing ahli waris laki-laki dan
perempuan bertambah yaitu :
- Laki-laki yang memerdekakan si pewaris
- Perempuan yang memerdekakan si pewaris.
2. Jika ahli waris laki-laki semuanya ada maka yang berhak
mendapatkan warisan tinggal 3 orang yaitu : Bapak, suami
dan anak laki-laki.
3. Jika ahli waris perempuan semuanya ada, maka yang
berhak menerima harta warisan tinggal 5 orang yaitu : anak
perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki, ibu, saudara
perempuan seibu sebapak, dan istri.
4. Jika ahli waris laki-laki dan perempuan ada semua, maka
yang berhak atas warisan tinggal 5 orang yaitu : Anak laki-
laki, anak perempuan, ibu, bapak dan suami/istri
Ahli waris dilihat dari perolehannya

Zawil Furud : Ahli waris yang perolehan bagian


harta warisannya sudah ditentukan oleh al
Qur’an dan Hadits.
Ashabah
Ahli waris yang bagian harta warisannya tidak
tentu (bisa seluruh harta jika tidak ada zawil furud
atau sisa dari zawil furud atau tidak dapat sama
sekali karena habis dibagikan kepada zawil furud)

Ashabah terbagi menjadi 3 yaitu :


Ashabah binafsihi :
Ahli waris yang kedudukannya asli ashabah.
Ashabah binafsihi ;
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki
3. Bapak
4. Kakek (bapak dari bapak)
5. Saudara laki-laki seibu sebapak.
6. Saudara laki-laki seibu
7. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu sebapak
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
9. Paman yang seibu sbapak dengan bapak
10. Paman yang sebapak dengan bapak
11. Anak laki-laki paman yang seibu sebapak dengan bapak
12. Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak
13. Laki-laki yang memerdekakan si pewaris.
Ashsabah bighairihi
Ahli waris yang menjadi ashabah dengan sebab ditarik oleh
ahli waris tertentu dari ashabah binafsihi.

1. Anak perempuan dengan sebab adanya anak laki-laki


(ketentuan bagiannya anak laki-laki dua kali lipat dari anak
perempuan)
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki dengan sebab ada cucu
laki-laki dari anak laki-laki (ketentuan bagiannya sama)
3. Saudara perempuan seibu sebapak dengan sebab ada saudara
laki-laki seibu sebapak.
4. Saudara perempuan sebapak dengan sebab ada saudara laki-
laki sebapak.
Ashabah ma’a ghairihi
Ahli waris yang menjadi ashabah karena
bersama-sama dengan ahli waris lain
tertentu dari zawil furud

1. Saudara perempuan sekandung apabila


bersama-sama anak perempuan atau cucu
perempuan.
2. Saudara perempuan sebapak apabila bersama-
sama dengan anak perempuan atau cucu
perempuan.
Hijab
Tabir atau penghalang bagi ahli waris untuk
mendapatkan harta warisan karena ada ahli waris yang
lebih dekat atau lebih berhak.
Hijab Nuqsan : Hijab hirman :
Hijab yang dapat mengurangi Hijab yang kehilangan haknya atas
harta warisan karena ada ahli waris
bagian harta warisan kerana yang lebih dekat atau lebih berhak.
bersama-sama dengan ahli - Cucu tidak berhak atas harta warisa
waris lain tertentu pula apabila ada anak
- Istri bagian harta warisannya ¼ - Kakek tidak berhak atas harta warisan

bila bersama anak-anak selama ada bapak


- Nenek tidak berhak atas harta warisan
menjadi 1/8.
selagi masih ada ibu
- Suami bagiannya ½ bila
- Saudara seibu sebapak tidak berhak
bersama anak laki-laki atau atas harta warisan selagi ada anak
perempuan menjadi ¼ . laki-laki dan bapak.
Penghitungan mawaris
Langkah-langkah sebelum menghitung :
1. Menentukan ahli waris laki-laki dan
perempuan.
2. Menentukan ahli waris yang temasuk zawil
furud dan siapa-siapa yang termasuk ashabah.
3. Menentuka ahli waris yang terklena hijab
nuqsan dan hijab hirman.
4. Menentukan apakah ahli waris terdiri dari
zawil furudh saja atau shabah saja atau terdiri
dari zawil furudh dan ashabah.
Contoh pelaksanaan
Seorang pewaris meninggalkan harta perniagaan senilai RP
100.000.000,-. Harta warisan tersebut belum dikeluarkan zakatnya,
biaya pengurusan jenazah Rp 300.000,-, hutang Rp 200.000,-, wasiat
1.000.000,-, Ahli waris terdiri dari isrti, ibu, dua anak perempuan,
seorang anak laki-laki, nenek, seorang saudara perempuan kandung dan
seorang paman (sdr laki-laki ayah). Berapakah bagian masing-masing ?

Jawaban :
a. Harta sebelum duwariskan :
- Zakat : 2,5 X 100.000.000,- : Rp 2.500.000,-
- Pengurusan jenazah : Rp 300.000,-
- Melunasi hutang : Rp 200.000,-
- Wasiat : RP 1.000.000,-
Jumlah Pengaluaran : Rp 4.000.000,-
b. Sisa harta warisan yang dibagikan : Rp 100.000.000,- dikurang
Rp 4.000.000,- = Rp 96.000.000,-
c. Ahli waris yang terkena hijab hirman adalah nenek terhalang oleh
ibu, saudara perempuan dan paman terhalang oleh anak.
d. Ahli waris yang bagiannya berkurang terkena hijab nuqsan adalah
istri yanhg semula ¼ menjadi 1/8 dan ibu yang semula 1/3 menjadi
1/6 (mereka berkurang karena ada anak)
e. Cara penghitungan :
Ahlul furudh
1. bagian istri 1/8 X Rp 96.000.000,- = Rp 12.000.000,-
2. bagian ibu 1/6 X R[p 96.000.000,- = Rp 16.000.000,-
Ashabah
Anak perempuan menjadi ashabah kerena bersama-sama dengan
anak laki-laki.
Sisa harta Rp 96.000.000,- dukurang bagian ahlu furudh Rp
28.000.000,- = Rp 68.000.000,-
1. bagian seorang anah perempuan = ¼ X Rp 68.000.000,-
= Rp 17.000.000,-
2. bagian seorang anak laki-laki = 2/4 X Rp 68.000.000,-
= Rp 34.000.000
,-
Harta warisan yang siap
dibagikan berjumlah Rp.
36.000.000,- ,
dengan ahli waris terdiri dari ;
ibu, Bapak, Seorang anak laki-
laki,
dan seorang anak Perempuan.
Berapakah bagian masing-
masing?
Hikmah membagikan harta berdasarkan
ilmu faraid
 Memperkuat keyakinan bahwa Allah swt betul-betul
Maha Adil
- Ahli waris yang mempunyai hubungan
secara langsung akan mendapatkan
harta warisan, tidak terhalang.
- Suami mendapat harta warisan dari
istri dan sebaliknya.
- Anak laki-laki mendapatkan harta
warisan dua kali lipat dari anak
perempuan, hal ini sesuai dengan prinsip
tanggung jawab
 Mematuhi hukum mawaris dengan ikhlas mendatangkan
ridha Allah swt.

Anda mungkin juga menyukai