http://www.free-powerpoint-templates-design.com
DALIL
01
HARTA SEBELUM PEMBAGIAN WARISAN
02
SEBAB MENERIMA DAN TIDAK MENERIMA
03
AHLI WARIS LAKI-LAKI
DZAWIL FURUDH
01 02 03 04
PENGURUSAN JENAZAH
H
Z
U
A
T
K
WASIAT
A
A
N
T
G
SEBAB MENERIMA WARISAN
A B
C D
3) Hijab: ahli waris yang mengurangi bagian ahli waris lain atau menghalangi ahli waris lain memperoleh
warisan.
a) Hijab Nuqsan
Hijab yang dapat mengurangi bagian dari harta warisan bagi ahli waris dikarenakan berbarengan dengan ahli
waris tertentu.
Misal: Anak, cucu dan saudara/saudari mengurangi bagian Ibu: 1/3 menjadi 1/6
b) Hijab Hirman
Hijab yang menyebabkan ahli waris kehilangan hak atas harta waris dikarenakan ber-barengan dengan ahli
waris tertentu.
Misal:
Ayah menghijab hirman kakek dan paman untuk memperoleh warisan.
Ibu menghijab hirman nenek untuk memperoleh warisan
Anak laki-laki: Ashobah bi nafsihi.
Cucu laki-laki dari putra: Ashabah bi nafsihi jika Ahli waris dan
tidak ada putra Bagiannya
Bapak
- 1/6 jika ada anak atau cucu dari anak laki-laki
- Ashabah bi nafsihi jika tidak ada putra atau cucu dari putra
Suami
- 1/2 jika tidak ada anak atau cucu
- 1/4 jika ada anak atau cucu
Kakek dari bapak: menempati posisi bapak jika tidak ada bapak
Saudara kandung
‘Ashabah bi nafsihi jika tidak ada putra dan bapak
Saudara laki-laki sebapak
Ashabah bi nafsihi jika tidak ada anak laki-laki, bapak
dan saudara laki-laki sekandung
Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung
Ashabah bi nafsihi jika tidak ada anak laki-laki, bapak,
saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki sebapak
Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak
Ashabah bi nafsihi jika tidak ada anak laki-laki, bapak,
saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki sebapak dan
anak laki-laki saudara sekandung
Begitu seterusnya dari ahli waris laki-laki semakin jauh
dari pewaris semakin kecil peluangnya dikarenakan
terhalang oleh ahli waris terdekat dengan pewaris
Putri
- 1/2 jika anak tuggal
- 2/3 dua orang atau lebih
- Ashobah bi ghoirihi jika ada anak laki-laki
Ibu
- 1/3 jika tidak ada anak atau cucu dari anak laki-laki atau dua orang saudara
pewaris
- 1/6 jika ada anak atau cucu dari putra atau dua orang saudara pewaris
Nenek
- 1/6 seorang atau lebih jika tidak ada ibu
Istri
- 1/4 seorang atau lebih jika tidak ada anak atau cucu
- 1/8 seorang atau lebih jika ada anak atau cucu dari anak laki-laki
Saudari kandung
- 1/2 seorang jika tidak ada putri
- 2/3 dua orang atau lebih jika tidak ada putri
- Ashobah ma’a ghairihi jika ada putri atau cucu perempuan dari putra
- Ashabah bi ghairihi jika ada saudara kandung
- tidak mendapatkan harta waris selama ada putra dan bapak
Ibu
- 1/3 jika tidak ada anak atau cucu dari anak laki-laki atau dua orang
saudara pewaris
- 1/6 jika ada anak atau cucu dari anak laki-laki atau dua orang saudara
pewaris
Nenek
- 1/6 seorang atau lebih jika tidak ada ibu
Saudara perempuan sebapak
- 1/2 seorang jika tidak ada saudari kandung
- 2/3 dua orang atau lebih jika tidak ada saudari kandung
- 1/6 seorang atau lebih jika ada saudari kandung
- Ashobah ma’a ghairihi jika ada anak atau cucu
perempuan dari anak laki- laki
- Ashobah bi ghairihi jika ada saudara laki-laki sebapak
- tidak mendapatkan harta waris selama ada anak laki-laki,
cucu laki-laki, bapak, saudara laki-laki sekandung dan
saudara perempuan ketika berashobah dengan anak
perempuan atau cucu perempuan
Contoh:
Seorang pewaris (perempuan) meninggalkan harta warisan sebanyak
300 gram emas. Ahli waris terdiri atas suami, ibu dan bapak.
Berapakah bagian masing-masing ahli waris tersebut?
Jawaban:
Suami 1/2 x 300 gram = 150 gram sisa harta (300-150 = 150 gram)
Ibu 1/3 x 150 gram = 50 gram
Ayah 2/3 x 150 gram = 100 gram
2. Al-Ául
Al ‘Aul terjadi ketika jumlah bagian zawil furudh melebihi
pokok masalahnya.
Contoh:
Seorang pewaris (perempuan) meninggalkan harta warisan sebanyak
Rp. 600.000.000,00. Ahli waris terdiri atas suami, ibu, seorang
saudara perempuan sekandung san seorang saudara perempuan
sebapak. Berapakah bagian masing-masing ahli waris tersebut?
Jawaban:
Ketentuan semula:
Suami 1/2
Ibu 1/6
Seorang saudara perempuan sekandung 1/2
Seorang saudara perempuan sebapak 1/6
Contoh:
Seorang pewaris (laki-laki) meninggalkan harta warisan sebanyak
69.000 m2.Ahli waris terdiri atas istri, ibu dan 2 anak perempuan.
Berapakah bagian masing-masing ahli waris tersebut?
Jawaban:
Ketentuan semula:
Istri 1/8
Ibu 1/6
2 anak perempuan 2/3
Bagian istri 1/8 x 24 = 3 bagian, ibu 1/6 x 24 = 4 bagian, 2 anak
perempuan 2/3 x 24 = 16
Jumlah total bagian ahli waris adalah 3 + 4 + 16 = 23
Jika perhitungan peda umumnya dilakukan maka harta
waris mengalami kelebihan dan tentu ini akan
mengakibatkan pertentangan. Maka langkah yang tepat
harus diRaddkan dengan cara mengganti pokok masalah
yang asalnya 24 menjadi 23.
Sehingga menjadi:
Istri 3/23 x 69.000 m2 = 9.000 m2
Ibu 4/23 x 69.000 m2 = 12.000 m2
2 anak perempuan 16/23 x 69.000 m2 = 48.000 m2 +
69.000 m2
Perundang-undangan waris di Indoensia terdapat pada
Kompilasi Hukum Islam Buku II Hukum Kewarisan. Buku II
Hukum Kewarisan terdiri dari 5 Bab, 43 Pasal.
PERUNDANG-
Beberapa hal yang perlu diketahui dari Buku II Hukum
UNDANGAN
Kewarisan: WARIS
Pengertian Hukum Kewarisan DI INDONESIA
Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang
pemindahan hak pemilikan harta peninggalan pewaris,
menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan
bagiannya masing-masing
Memperkuat keyakinan bahwa Allah swt betul-betul Maha adil, karena keadilan
Allah swt tidak hanya terdapat pada alam ciptaan-Nya tetapi juga terdapat pada
hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya.
Adapun prinsip-prinsip keadilan tersebut antara lain:
- Semua ahli waris yang mempunyai hubungan darah langsung dengan pewaris
tentu terlebih dahulu mendapat harta warisan.
- Baik suami atau istri daro pewaris pasti akan mendapatkan bagiannya tanpa
terhijab siapapun
- Anak laki-laki mendapatkan dua kali lipat dari anak perempuan dikarenaka
laki-laki ke depan yang memiliki kewajiban untuk membiayai keluarganya
sedangkan kewajiban ini tidak ada pada pihak perempuan
Mematuhi hukum waris islam dengan dilandasi rasa ikhlas karena Allah dan
untuk memperoleh ridha-Nya