B. SPANYOL
Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Sebelum abad ke-20
Sebelum abad ke-20, gagasan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia belum berkembang.
Sehingga perlawanan rakyat bersifat kedaerahan
Perlawanan tidak terorganisir dengan baik, sehingga tidak jarang mengalami kekalahan. Apalagi
penjajah Belanda menerapkan strategi devide et impera, yakni politik untuk memecah belah.
Perlawanan dipimpin oleh tokoh masyarakat yang karismatik dan disegani oleh masyarakat.
Karena ketergantungan pada pemimpin, apabila tokoh tersebut berhasil ditaklukkan, maka
semangat perlawanan juga berkurang.
Perlawanan lebih mementingkan perjuangan fisik (perang senjata).
Masyarakat berjuang bukan untuk Indonesia merdeka, tetapi bagaimana cara untuk mengusir
penjajah dari daerahnya masing-masing.