Anda di halaman 1dari 1

STRATEGI PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP PENJAJAHAN BANGSA EROPA

SAMPAI DENGAN ABAD KE-20

B. SPANYOL
Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Sebelum abad ke-20
 Sebelum abad ke-20, gagasan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia belum berkembang.
Sehingga perlawanan rakyat bersifat kedaerahan
 Perlawanan tidak terorganisir dengan baik, sehingga tidak jarang mengalami kekalahan. Apalagi
penjajah Belanda menerapkan strategi devide et impera, yakni politik untuk memecah belah.
 Perlawanan dipimpin oleh tokoh masyarakat yang karismatik dan disegani oleh masyarakat.
Karena ketergantungan pada pemimpin, apabila tokoh tersebut berhasil ditaklukkan, maka
semangat perlawanan juga berkurang.
 Perlawanan lebih mementingkan perjuangan fisik (perang senjata).
 Masyarakat berjuang bukan untuk Indonesia merdeka, tetapi bagaimana cara untuk mengusir
penjajah dari daerahnya masing-masing.

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Abad ke-20


Memasuki abad ke-20, Belanda menerapkan kebijakan politik etis atau politik balas budi untuk
memperbaiki pendidikan di Indonsia. Perkembangan pendidikan inilah yang kemudian melahirkan
golongan cendekiawan.
Mereka menyadari bahwa untuk menghadapi penjajah asing, rakyat harus bersatu dan perjuangan
mereka harus bersifat nasional. Inilah yang dikenal sebagai masa “pergerakan nasional”. Strategi
lainnya yang digunakan adalah:
1. Perjuangan menggunakan organisasi modern
Perjuangan kemerdekaan tidak lagi bergantung pada senjata, tetapi menggunakan organisasi
modern. Perlawanan menggunakan metode perundingan.
Beberapa organisasi yang muncul pada masa pergerakan nasional adalah Budi Utomo (1908),
Sarekat Dagang Islam (1911), dan Indische Partij (1912).
2. Perjuangan Dipimpin Oleh Golongan Cendekiawan
Pemimpin perjuangan pada masa pergerakan nasional adalah golongan cendekiawan, tidak lagi
oleh golongan bangsawan atau pemimpin daerah. Para cendekiawan menggunakan pendekatan
politik dan lebih terorganisir.

Anda mungkin juga menyukai