Anda di halaman 1dari 8

Penderitaan rakyat Hindia Belanda memicu kritik melalui tulisan dari kaum etis yang

dipelopori wartawan koran De Locomotief, Pieter Broosshooft (1845-1921) dan seorang


politikus Belanda, Conrad Theodore van Deventer !857-1915).
Intinya isi tulisan itu adalah : mereka menyatakan agar pemerintah kolonial Belanda harus
lebih memperhatikan nasib kaum pribumi di tanah jajahan dan memiliki tanggung jawab
moral terhadap kesejahteraan masyarakat pribumi.

Broosshooft dikenal sebagai wartawan yang kritis terhadap pemerintah dan masyarakat
Belanda, dimana pada tahun antara 1883 dan 1884 dia menulis karangan sindiran yang
menyoroti sikap tak acuh Eropa di Hindia Belanda Ketika wabah kolera yang
menimbulkan banyak korban jiwa di kalangan rakyat pribumi. Mereka baru peduli
setelah ada warga kulit putih yang ikut menjadi koran dari penyakit tersebut.
Hal ini disebutkan oleh seorang sastrawan Indo-Belanda, Rob Nieuwenhuys dalam
bukunya “Oost Indische Spiegel” (Cermin Hindia Timur).

C. T. van Deventer membuat karangan terkenal dalam majalah De Gids (Panduan) tahun
1899 yang berjudul “Een Eereschuld” (Utang Budi), tentang Belanda menjadi negara
Makmur dan aman karena adanya dana yang mengalir dari tanah jajahan. Jadi sudah
sepantasnya Belanda mengembalikannya.

Lahirnya paham atau aliran etis dalam kancah politik kolonial pada tgl 17 September 1901,
akibat kritikan dari van Deventer.

Trias van Deventer meliputi:


1. Irigasi (pengairan)
Yaitu membangun dan memperbaiki pengairan dan bendungan untuk keperluan
pertanian.

2. Migrasi
Yaitu mendororng transmigrasi sehingga terjadi keseimbangan jumlah penduduk.

3. Edukasi
Yaitu menyelenggarakan pendidikan dengan memperluas bidang pengajaran dan
pendidikan.
Penyimpangan-penyimpangan dalam penerapan politik etis di lapangan:
 Irigasi
Pengairan dialirkan hanya ke perkebunan swasta, bukan ke tanah pertanian rakyat.

 Edukasi
Pengajaran ada 2 macam:
1. Untuk anak pegawai negeri, bangsawan dan orang mampu – dengan Bahasa
Belanda sebagai Bahasa pengantar.
2. Untuk rakyat biasa – dengan Bahasa Melayu sebagai Bahasa pengantar dan
hanya diberi pelajaran membaca, menulis dan berhitung setingkat kelas 2 SD.

 Emigrasi
Perpindahan penduduk ditujukan ke perkebunan swasta, pengusaha Belanda dan
swasta asing, sedangkan rakyat dijadikan kuli kontrak.

Kelompok etis yang sangat berjasa mendirikan sekolah untuk kaum priayi dan rakyat jelata
di Hindia Belanda adalah Mr. J. H. Abendanon, Menteri Kebudayaan, Agama, dan
Kerajinan (1900-1905).

Perbedaan Perjuangan sebelum dan sesudah tahun 1908


No. Sebelum Tahun 1908 Setelah Tahun 1908
1. Dipimpin raja atau bangsawan dan tokoh Dipimpin dan digerakkan kaum
agama terpelajar
2. Bersifat kedaerahan (lokal) Bersifat nasional
3. Bersifat fisik atau perjuangan dengan Diplomasi melalui media massa,
angkat senjata perundingan, lobi dan mogok
4. Terfokus pada pemimpin karismatik Memiliki organisasi
5. Bersifat reaktif dan spontan Memiliki visi yang jelas, yaitu Indonesia
Merdeka

Karakteristik perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme setelah tahun 1908:


~ Dipimpin dan digerakkan Kaum Terpelajar
~ Bersifat Nasional
~ Perjuangan menggunakan jalur organisasi

Nama Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh J. R. Logan dan G. S. W. Earl pada tahun
1847 di Singapura dalam sebuah jurnal ilmiah.

Orang Indonesia yang pertama kali menggunakan kata “ Indonesia” adalah Suwardi
Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara.
Faktor pendorong/ faktor yang memicu gerakan nasionalisme di Indonesia adalah:
 Faktor Internal
a. Kondisi social, politik, dan ekonomi yang parah akibat penjajahan
b. Munculnya Kaum Terpelajar
c. Tumbuhnya kenangan akan kejayaan bangsa pada masa lampau.

 Faktor Eksternal
a. Kesuksesan pergerakan nasional di negara Asia-Afrika seperti Tiongkok, India,
Turki, dll.
b. Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1904-1905
c. Masuk dan berkembangnya paham liberalisme, demokrasi dan nasionalisme.

Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. Organisasi ini didirikan oleh Dr. Wahidin
Soedirohoesodo (1857-1917), tamatan sekolah dokter pribumi School Tot Opleiding van
Indische Artsen (STOVIA).

Budi Utomo bertujuan memajukan pengajaran dan kebudayaan, meliputi bidang:


 Pengajaran
 Pertanian, Peternakan, dan Perdagangan
 Teknik dan Industri
 Kebudayaan

Organisasi Sarekat Islam (SI) atau Sarekat Dagang Islam (SDI), didasarkan pada:
1. Agama, yaitu agama Islam
2. Ekonomi, yaitu menghimpun dan memperkuat kemampuan para pedagang Islam
agar dapat bersaing dengan pedagang Tionghoa dan India.

Sarekat Islam (SI) bertujuan:


~ Memajukan perdagangan
~ Membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha (permodalan)
~ Memajukan kepentingan jasmani dan rohani penduduk pribumi
~ Memajukan kehidupan agama Islam

Pada tahun 1913, SI (Sarekat Islam) mengadakan kongres pertamanya di Surabaya. Dalam
kongres tersebut diputuskan:
 SI bukan partai politik
 SI tidak bermaksud melawan pemerintah Belanda
 HOS Cokroaminoto dipilih sebagai ketua SI, dan menetapkan Surabaya sebagai
pusat organisasi.

Ada muncul 2 (dua) kubu dalam SI, yaitu:


1. Kubu nasionalis religious (nasionalis keagamaan)
2. Kubu ekonomi dogmatis (komunisme) dibawah pimpinan Semaun dan Darsono
Demi menegakkan disiplin organisasi, Semaun dan semua pengurus organisasi dikeluarkan
dari keanggotaan SI, karena berhaluan kiri (komunis).

Dalam Kongres SI pada Februari 1923 di Madiun, SI mengganti Namanya menjadi Partai
Sarekat Islam (PSI), karena adanya anggapan ikatan dalam SI lemah.

Muhammadiyah didirikan oleh K. H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18


November 1912.

Tujuan Muhammadiyah:
 Memajukan Pendidikan dan pengajaran berdasarkan agama Islam.
 Mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara hidup menurut agama Islam.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Muhammadiyah melakukan usaha-usaha


sebagai berikut:
~ Mendirikan sekolah agama Islam, dari TK sampai Perguruan Tinggi
~ Mendirikan poliklinik, rumah sakit, rumah yatim, masjid, dll.
~ Menyelenggarakan kegiatan keagamaan.

Organisasi yang muncul pada masa Periode Nasionalime Politik:


1. Indische Partij (IP)
2. Gerakan Pemuda

Program kerja Indische Partij (IP):


 Menanamkan cita-cita nasional Hindia (Indonesia)
 Memberantas kesombongan social
 Memberantas usaha yang membangkitkan kebencian antaragama
 Memperbesar pengaruh pro-Hindia di pemerintahan
 Berusaha mendapatkan kesamaan hak.

Belanda merencanakan penangkapan Ki Hajar Dewantara karena bermula dari Ketika Beliau
menulis di surat kabar “De Expres” yang berjudul Als ik eens Nederlander was (Seandainya
Saya Seorang Belanda) terbitan 13 Juli 1913. Isinya berupa sindiran terhadap ketidakadilan
di daerah jajahan.

Ada 3 (tiga) tujuan Trikoro Dharmo:


1. Mempererat tali persaudaraan antarsiswa-siswi bumiputra pada sekolah menegah
dan kejuruan.
2. Menambah pengetahuan umum bagi para anggotanya
3. Membangkitkan dan mempertajam peranan untuk segala Bahasa dan budaya.
Butir Sumpah Pemuda yang pertama adalah mengenai janji bertumpah darah satu, tanah
air Indonesia, yang berarti banyaknya pulau di Indonesia bukan menjadi penghalang
untuk Bersatu.

Periode Radikal adalah masa Ketika organisasi-organisasi pergerakan menolak


bekerjasama atau bersikap nonkooperatif dengan pemerintah Belanda dan secara tegas
menuntut kemerdekaan.

Sikap radikal organisasi pergerakan dilatarbelakangi oleh:


 Pengaruh Doktrin Wilson
 Pengaruh Revolusi Rusia 1917
 Kekecewaan terhadap janji November (November Belofte)
 Perubahan Pasal 111 Regerings Reglement
 Pergantian Gubenur Jenderal Hindia Belanda
 Pemakaian kata “Indonesia” sebagai identitas bangsa
 Ikut sertanya kaum buruh dalam pergerakan nasional
Lahirnya paham atau aliran etis dalam kancah politik kolonial pada tgl 17 September 1901,
akibat kritikan dari van Deventer.

Trias van Deventer meliputi:


1. Irigasi (pengairan)
Yaitu membangun dan memperbaiki pengairan dan bendungan untuk keperluan
pertanian.

2. Migrasi
Yaitu mendororng transmigrasi sehingga terjadi keseimbangan jumlah penduduk.

3. Edukasi
Yaitu menyelenggarakan pendidikan dengan memperluas bidang pengajaran dan
pendidikan.

Perbedaan Perjuangan sebelum dan sesudah tahun 1908


No. Sebelum Tahun 1908 Setelah Tahun 1908
1. Dipimpin raja atau bangsawan dan tokoh Dipimpin dan digerakkan kaum
agama terpelajar
2. Bersifat kedaerahan (lokal) Bersifat nasional
3. Bersifat fisik atau perjuangan dengan Diplomasi melalui media massa,
angkat senjata perundingan, lobi dan mogok
4. Terfokus pada pemimpin karismatik Memiliki organisasi
5. Bersifat reaktif dan spontan Memiliki visi yang jelas, yaitu Indonesia
Merdeka

Faktor pendorong/ faktor yang memicu gerakan nasionalisme di Indonesia adalah:


 Faktor Internal
a. Kondisi social, politik, dan ekonomi yang parah akibat penjajahan
b. Munculnya Kaum Terpelajar
c. Tumbuhnya kenangan akan kejayaan bangsa pada masa lampau.

 Faktor Eksternal
a. Kesuksesan pergerakan nasional di negara Asia-Afrika seperti Tiongkok, India,
Turki, dll.
b. Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1904-1905
c. Masuk dan berkembangnya paham liberalisme, demokrasi dan nasionalisme.
Ada muncul 2 (dua) kubu dalam SI, yaitu:
a. Kubu nasionalis religious (nasionalis keagamaan)
b. Kubu ekonomi dogmatis (komunisme) dibawah pimpinan Semaun dan Darsono

Demi menegakkan disiplin organisasi, Semaun dan semua pengurus organisasi dikeluarkan
dari keanggotaan SI, karena berhaluan kiri (komunis).

Dalam Kongres SI pada Februari 1923 di Madiun, SI mengganti Namanya menjadi Partai
Sarekat Islam (PSI), karena adanya anggapan ikatan dalam SI lemah.

Organisasi-organisasi yang bersifat Radikal:


 Perhimpunan Indonesia (PI)
Didirikan di Belanda tahun 1908 oleh para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar
di sana. Pemrakarsanya adalah Sutan Kasajangan Soripada dan R. M. Noto Soeroto.

Pada awalnya bernama Indische Vereeniging (Perhimpuan Hindia), kemudian tahun


1922 diganti menjadi Indonesische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia).

Ada 3 (tiga) visi politik PI:


1. Indonesia ingin menentukan nasibnya sendiri
2. Bangsa Indonesia mengandalkan kemampuan dan kekuatannya sendiri
3. Bangsa Indonesia harus bersatu melawan penjajah.

Para anggota PI menerbitkan Kembali majalah Hindia Poetra, kemudian tahun 1924
diganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

 Partai Komunis Indonesia (PKI)

Benih paham komunis pertama kali dibawa ke Indonesia oleh H. J. F. M. Sneevliet,


seorang pemimpin buruh dari Belanda tahun 1913.

Pada tahun 1914, Sneevliet mendirikan sebuah organisasi bercorak marxis yang
Bernama Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang. Awalnya
tidak mendapat tanggapan di Indonesia, akhirnya Sneevliet bergabung dengan
organisasi lain, yaitu SI. Politik infiltrasi ini berhasil mempengaruhi pimpinan SI, yaitu
Semaun dan Darsono. Keduanya berdiri di atas SI dan ISDV. Akhirnya menciptakan 2
(dua) kubu dalam SI.

 Partai Nasional Indonesia (PNI)


PNI Berlandaskan 3 (tiga) asas:
1. Self-help, yaitu prinsip menolong diri sendiri
2. Nonkooperatif, yaitu tidak bekerjasama dengan Belanda
3. Marhaenisme, yaitu mengentaskan rakyat dari kemiskinan dan kesengsaraan.

 Partai Indonesia (Partindo)

 Pendidikan Nasional Indonesia atau PNI Baru


PNI Baru ini dibentuk pada tanggal 27 November 1931 karena rasa tidak puas
sebagian anggota PNI (lama) karena partai PNI dibubarkan. Menurut para penggerak
PNI Baru, Moh. Hatta dan Sutan Syahrir, apa yang dilakukan Sartono dkk merupakan
cerminan sikap mudah menyerah pada pemerintah Belanda.

PNI Baru ini berhaluan nasionalis dan demokrasi. Partai ini lebih menekankan
Pendidikan politik dan kesadaran berbangsa bagi para anggotanya.

Anda mungkin juga menyukai