Anda di halaman 1dari 10

SPESIFIKASI TEKNIK

PELAKSANAAN PEMERIKSAAN MUTU PEKERJAAN PENGUKURAN DAN


PEMETAAN BIDANG TANAH PTSL 2020

1. PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi Pekerjaan

Spesifikasi Teknis ini membahas tata cara pelaksanaan Pemeriksaan mutu untuk
pekerjaan pengukuran, pemetaan dan informasi bidang tanah yang dilaksanakan
oleh KJSKB atau Perusahaan (Badan Hukum Perseroan) di bidang industri survei,
pemetaan dan informasi geospasial.

Pemeriksaan mutu dilaksanakan sebelum proses verifikasi dan validasi bidang tanah
oleh Kantor Pertanahan/satgas fisik untuk memastikan hasil kegiatan pengukuran
dan pemetaan telah memenuhi kaidah teknis. Diharapkan dengan didahului kegiatan
pemeriksaan mutu, maka proses verifikasi dan validasi bidang tanah oleh satgas
fisik dapat terbantu dan berjalan lebih lancar (terhindar dari potensi bottleneck).

1.2. Latar Belakang, Maksud dan Tujuan

Kantor Pertanahan atau Satgas Fisik selain melaksanakan proses pemeriksaan mutu
kegiatan pengukuran dan pemetaan oleh pelaksana pihak ketiga, juga mempunyai
beban tanggung jawab menyelesaikan kegiatan pengukuran dan pemetaan yang
dilaksanakan secara swakelola baik dalam rangka PTSL, Redistribusi Tanah, maupun
dalam rangka layanan rutin serta melaksanakan pengawasan mutu pengukuran dan
pemetaan swakelola. Memperhatikan hal tersebut maka sebagian tugas Pemeriksaan
mutu dilimpahkan kepada pihak ketiga.

Tanggung jawab pelaksana kegiatan Pemeriksaan mutu meliputi seluruh tahapan


proses serta produk pengukuran dan pemetaan, antara lain kegiatan survei
pendahuluan/persiapan, verifikasi hasil pengukuran, pemetaan dan informasi bidang
tanah yang dilaksanakan Pelaksana Pengukuran dan Pemetaan serta pembuatan
laporan.

Tujuan kegiatan Pemeriksaan mutu adalah untuk memastikan:


a. Kegiatan pengukuran, pemetaan dan informasi bidang tanah sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan dan disetujui oleh Kepala Kantor Pertanahan
sehingga dapat dipergunakan untuk pendaftaran tanah.
b. Dokumen dan data yang dihasilkan dalam pelaksanaan kegiatan pengukuran,
pemetaan dan informasi bidang dibuat dengan format dan standar yang telah
ditetapkan sehingga dapat diintegrasikan.

2. PETUGAS PEMERIKSAAN MUTU

2.1. Kualifikasi

Pelaksana Pemeriksaan mutu terdiri dari tim KJSKB atau Perusahaan (Badan Hukum
Perseroan) di bidang industri survei, pemetaan dan informasi geospasial. Tim
Pemeriksaan mutu dipimpin oleh seorang Surveyor Kadaster Berlisensi dan dibantu
oleh Asisten Surveyor Kadaster Berlisensi.

Kompetensi Jumlah Pengalaman

Surveyor Kadaster Berlisensi 1 Min 1 tahun pengalaman


pekerjaan pengukuran dan
pemetaan PTSL
Asisten Surveyor Kadaster 1 -
Berlisensi
2.2. Peralatan

Pelaksana Pemeriksaan mutu membutuhkan peralatan minimal berupa 1 (satu) set


GNSS RTK.

3. LINGKUP KEGIATAN

Setiap pelaksana Pemeriksaan mutu bertanggung jawab dan melaporkan secara


langsung kepada Wakil Ketua Bidang Fisik Tim Ajudikasi PTSL di lokasi pekerjaan.
Pemeriksaan mutu dilakukan sebelum Perusahaan atau KJSKB pelaksana pengukuran
dan pemetaan mengajukan hasil pekerjaannya ke tahap proses verifikasi dan validasi
bidang tanah kepada Satgas Fisik.

Dalam spesifikasi ini dijelaskan tentang mekanisme kerja yang meliputi pelaksanaan di
lapangan dan kegiatan di kantor meliputi kualitas, jadwal dan kebutuhan waktu yang
diperlukan.

Mekanisme kerja Pemeriksaan mutu meliputi pelaksanaan di lapangan dan kegiatan di


kantor.

Proses pelaksanaan Pemeriksaan mutu:


a. Memeriksa dokumen administrasi seluruh bidang tanah yang meliputi: pengecekan
kesesuaian Surat Tugas, data, pelaksana, dan peralatan yang tercantum pada
kontrak dengan existing di lapangan.
b. Memeriksa metodologi yang digunakan oleh perusahaan/KJSKB dalam melakukan
pengukuran dan pemetaan, serta pengecekan hasil kegiatan lapangan, meliputi :
- Memeriksa pengikatan Base Station pada Titik Referensi (CORS atau KDKN)
yang digunakan pada saat pengukuran bidang tanah;
- Kesesuaian bentuk dan posisi visual yang terlihat pada citra satelit resolusi
tinggi;
- Data bidang tanah dalam bentuk hardcopy maupun softcopy;
- Posisi bidang-bidang tanah terpetakan secara online, baik bidang-bidang
belum terdaftar maupun yang sudah terdaftar;
- Informasi bidang tanah, antara lain: lokasi (desa/kelurahan), tanggal, nomor
berkas, nama petugas lapangan, penggunaan tanah dll.

c. Untuk menentukan nilai tingkat kepercayaan, maka pihak ketiga Tim Pemeriksa
Mutu harus membandingkan hasil ukuran bidang tanah sampel (GU pembanding
yang obyek-obyek sampelnya ditentukan oleh Satgas Fisik ASN) dengan Gambar
Ukur hasil pengukuran Pihak Ketiga pelaksana PTSL (GU pelaksana).
d. Kriteria penentuan bidang tanah sampel Pemeriksaan Mutu adalah secara
random dengan sebaran yang merata terhadap populasi minimal sebanyak 5%
untuk pengukuran yang dilaksanakan oleh pihak ketiga. Sampel yang diambil,
mewakili:
 Setiap desa yang diukur sesuai dengan SK Penetapan Lokasi
 Setiap blok wilayah (secara spasial)
 Permukiman dan non permukiman
 Bidang tanah belum terdaftar dan bidang tanah terdaftar (K4)
e. Bidang tanah yang akan dijadikan sampel Pemeriksaan mutu ditentukan oleh Wakil
Ketua Bidang Fisik.
f. Raw data hasil pengukuran ulang oleh Pemeriksaan Mutu diserahkan kepada
Satgas Fisik untuk dicek toleransi luasnya.
g. Toleransi perbedaan luas yang diperkenankan tidak melebihi 5% dari luas yang
tertera pada GU pelaksana.
h. Setiap bidang yang disetujui (lolos Pemeriksaan Mutu) diberi tanda (checklist)
pada Gambar Ukur. Sedangkan bidang yang tidak disetujui diberikan catatan
untuk dilaporkan kepada Satgas Fisik untuk dilakukan perbaikan.
i. Revisi hasil pemeriksaan mutu dicetak pada lembar kertas tersendiri, diberi
stempel dan menjadi bagian dari Gambar Ukur

REVISI PEMERIKSAAN MUTU BIDANG TANAH


(bagian dari GU No. )
NUB : …….., .….…, ………
NO. BERKAS.

Gambar 1 Stempel Pemeriksaan Mutu di GU

j. Tahapan Pelaporan, yakni membuat laporan secara tertulis terkait pelaksanaan


kegiatan Pemeriksaan Mutu. Penyampaian laporan dilakukan sekurang-kurangnya
3 (tiga) kali (awal-antara-akhir).

Secara umum, lingkup kegiatan Pemeriksaan Mutu dapat dilihat pada gambar 2
dibawah ini.

Pemeriksaan Pemeriksaan Pengukuran


Dokumen Metodologi Sampel Bidang
Administrasi Pengukuran Tanah

` Pelaporan Pemeriksaan Hasil Gambar Ukur


Pengukuran Sampel
oleh Satgas Fisik Pembanding

Gambar 2. Lingkup kegiatan Pemeriksaan Mutu

Prosedur pemeriksaan oleh Tim Pemeriksaan mutu tidak terlepas dari prosedur
pekerjaan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah. Pemeriksaan Mutu
meliputi proses pelaksanaan pekerjaan, produk yang dihasilkan,
koordinasi/komunikasi dengan pelaksana pengukuran dan pemetaan, Panitia PTSL
maupun Kantor Pertanahan, serta kualitas yang memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan. Diagram alir pelaksanaan Pemeriksaan mutu pengukuran, pemetaan
dan informasi bidang tanah adalah sebagai berikut:
PENYEDIA JASA PENGUKURAN,
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/ PELAKSANA KONTROL KUALITAS PENGUKURANM
PEMETAAN DAN INFORMASI
KOTA PEMETAAN DAN INFORMASI BIDANG TANAH
BIDANG TANAH

Penentuan dan
Persetujuan Bidang
Tanah Sampel
Permohonan
Pemeriksaan Mutu Daftar Sampel
atau hasil kegiatan Bidang Tanah dan
pengukuran dan Sampel GU
pemetaan dengan
melampirkan GU

Pemeriksaan terhadap
Serah Terima produk pengukuran Form
(Gambar Ukur) Checklist

Kegiatan pengukuran
GU Pemeriksaan dan pemetaan pada
Ukur Ulang Bidang Salah Kesalahan pada GU lokasi bidang tanah Gambar Ukur
Tanah dalam Satu atau GU sampel Pembanding
Hamparan GU Pembanding?

TIDAK

Membandingkan Gambar
Diterima? Ukur Pembanding dengan
Laporan
Gambar Ukur
Pemeriksaan
Mutu
YA

Persetujuan Hasil
Pengukuan PTSL

PEMBUATAN PBT NIB dan BA

Gambar 3. Alur Kegiatan Pemeriksaan Mutu Terhadap Kegiatan Pengukuran, Pemetaan Dan
Informasi Bidang Tanah

4. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMERIKSAAN MUTU

4.1 Permohonan Pemeriksaan Mutu

 Pelaksana pengukuran dan pemetaan mengajukan permohonan


Pemeriksaan mutu atas hasil kegiatan pengukuran, pemetaan dan informasi
bidang tanah yang telah selesai dan akan diajukan permohonan
pembayarannya.
 Pengajuan permohonan disampaikan kepada Wakil Ketua Bidang Fisik Tim
Ajudikasi PTSL paling lambat 2 minggu sebelum pengajuan pembayaran.

 Pengajuan permohonan Pemeriksaan mutu berupa surat permohonan


Pemeriksaan mutu dengan melampirkan :
- Data file spasial bidang tanah (*.dxf).
- Daftar Bidang Tanah PTSL dan informasi bidang tanah.
- GU

 Wakil Ketua Bidang Fisik menugaskan pihak ke 3 (tiga) untuk


melaksanakan Pemeriksaan Mutu berdasarkan permohonan tersebut.

4.2 Lokasi Kerja Tim Pemeriksaan Mutu

Tim Pemeriksaan mutu akan memeriksa hasil pekerjaan pengukuran,


pemetaan dan informasi bidang tanah di basecamp ajudikasi. Hal ini bertujuan
untuk kemudahan pekerjaan Pemeriksaan mutu dan menjamin keamanan
peta-peta dan bahan-bahan lainnya untuk keperluan survey kadastral.

4.3 Rencana Kerja dan Jadwal Kegiatan

(1) Tim Pemeriksaan Mutu setelah menerima Surat Tugas dan Daftar Bidang
Tanah yang akan diperiksa (termasuk bidang-bidang tanah yang menjadi
sampel untuk dilakukan pengukuran ulang) harus menyusun Rencana Kerja
dan Jadwal Kegiatan.
(2) Penugasan terhadap Tim Pemeriksaan Mutu dilaksanakan berdasarkan
termin permohonan pembayaran pengukuran dan pemetaan bidang tanah.
(3) Pelaksanaan Pemeriksaan Mutu untuk setiap termin dibatasi maksimal 14
(empat belas) hari kalender sejak permohonan pembayaran pengukuran
dan pemetaan bidang tanah beserta kelengkapan berkas (administrasi dan
GU) diterima.
(4) Seluruh Rencana dan Jadwal Kegiatan Pemeriksaan Mutu harus di
koordinasikan dengan Wakil Ketua Bidang Fisik.

5. HASIL KEGIATAN PEMERIKSAAN MUTU

a. Hasil akhir kegiatan Pemeriksaan mutu adalah :


- Dokumen check list kelengkapan administrasi (Form check list sebagaimana
pada Lampiran II).
- Gambar Ukur Pembanding (menggunakan format GU standar).
- Laporan hasil Pemeriksaan Mutu
- Laporan Awal – Antara - Akhir hasil penyelesaian pekerjaan kegiatan
Pemeriksaan mutuyang memuat informasi minimal:
o Judul Kegiatan,
o Dasar Pelaksanaan (kontrak),
o Jadwal Pelaksanaan,
o Kemajuan Pekerjaan,
o Kendala Pekerjaan
o Kesimpulan dan Saran, dan
o Lampiran.

b. Hasil kegiatan Pemeriksaan Mutu selanjutnya ditidaklanjuti oleh Wakil Ketua


Bidang Fisik dengan memverifikasi hasil Pemeriksaan Mutu.
1) Wakil Ketua Bidang Fisik selanjutnya memutuskan bidang-bidang tanah lolos
atau tidak lolos dari proses Pemeriksaan Mutu berdasarkan hasil verifikasi
pekerjaan Pemeriksaan Mutu.
2) Apabila terdapat bidang tanah sampel dalam satu lembar Gambar Ukur
dinyatakan tidak lolos Pemeriksaan Mutu maka seluruh bidang tanah yang
terpetakan dalam Gambar Ukur tersebut dinyatakan tidak lolos Pemeriksaan
Mutu.
3) Bagi bidang-bidang tanah yang tidak lolos Pemeriksaan Mutu, Wakil Ketua
Bidang Fisik meminta pelaksana pengukuran dan pemetaan untuk melakukan
pengukuran ulang terhadap seluruh bidang tanah pada GU tersebut dan
dibuatkan GU baru.
4) Hasil pengukuran ulang selanjutnya diperiksa oleh PEMERIKSAAN MUTU
NUB./ No.Berkas :

Wakil Ketua Bidang Fisik dan diberikan stempel Paraf/Tgl. :

persetujuan Proses verifikasi dan validasi bidang


tanah hasil revisi.

c. Dalam rangka pengajuan pembayaran dan pertanggungjawaban perkerjaan


Pemeriksaan mutupelaksana harus menyampaikan:
1) Laporan kemajuan pekerjaan yang dilampiri dengan dokumen hasil pekerjaan
Pemeriksaan mutusebagaimana pada poin a.
2) Daftar Rekapitulasi Bidang Tanah pada Gambar Ukur Pembandng
Pemeriksaan mutu.
3) Dokumen lain yang dipersyaratkan pada kontrak.
Lampiran I.
Contoh Tabel Daftar Sampel Bidang Tanah
Lampiran II.
Tata Cara Pembuatan Gambar Ukur
HALAMAN 1
 Nama Kabupaten/Kota : sudah jelas
 Nomor Gambar Ukur :
- Untuk Gambar Ukur ASN dan swakelola : diberikan nomor dengan format nomor dan tahun;
- Untuk Gambar Ukur SKB : diberikan nomor dengan format nomor lisensi / nomor / tahun.
I. Penomoran, ditulis nomor yang terkecil sampai dengan nomor yang tertinggi dalam satu GU.
a. Nomor Urut Bidang (NUB), ditulis urutan nomor bidang-bidang yang terukur
b. Nomor Berkas, jika sebelum ke lapangan sudah melakukan booking nomor berkas dari KKP, ditulis nomor
terendah sampai dengan nomor tertinggi pada bidang-bidang tanah yang terukur dalam satu GU, misalnya
3104/2017 sd 3113/2017.
c. NIB, diperoleh setelah proses integrasi dari dari KKP, ditulis nomor terendah s/d tertinggi pada bidang-bidang
tanah yang terpetakan, misalnya 00086, 00245 sd 00253.
Pemberian nomor-nomor di atas sesuai dengan tahap kegiatan dalam seluruh proses pengukuran dan pemetaan bidang.
II. Lokasi, ditulis data lapangan lokasi wilayah bidang-bidang tanah terukur dan lembar-lembar peta bidang-bidang tersebut
dipetakan/diidentifikasi.
a. Kecamatan, sudah jelas
b. Desa/Kelurahan atau nama lokal yang identik dengan nama desa/kelurahan, sudah jelas.
c. Nomor Peta Pendaftaran, ditulis zone TM3o letak-letak bidang tanah terukur.
d. Nomor Peta Kerja, digunakan untuk GU yang berasal dari citra(CSRT), ditulis nomor sesuai dengan jumlah lembar
peta kerja yang digunakan dalam satu wilayah tersebut.
III. Tanda Batas dan Informasi Bidang, data lapangan yang digunakan sebagai informasi yuridis dalam pemetaan dan
pengembalian batas (jika terjadi sengketa batas dikemudian hari). Karena informasi yang dibutuhkan dalam bidang per
bidang, secara rinci disiapkan tabel per bidang untuk diisi data lapangan.
IV. Keterangan Pengukuran, untuk memastikan petugas pelaksana yang melakukan pengukuran dengan peralatan yang
digunakan.
a. Nama Petugas Lapangan, sudah jelas.
b. Status, dipilih petugas (ASN) atau SKB, baik perorangan maupun firma.
c. Nama KSKB atau Perusahan yang telah ditugaskan oleh KATR/BPN.
d. NIP/Nomor Lisensi, supaya ditulis Nomor Identitas Pegawai atau nomor lisensi SKB yang bertugas.
e. Nomor dan tanggal Surat Tugas, sudah jelas
f. Alat ukur yang digunakan, dipilih sesuai yang digunakan, bisa dipilih lebih dari satu.
V. Sket Lokasi, menunjukan gambaran lokasi bidang tanah terukur terhadap lokasi sekitar yang memudahkan untuk
identifikasi dan pengembalian batas, misalnya kantor-kantor pelayanan publik, tempat-tempat ibadah dan lain-lain.

HALAMAN 2
 Halaman kedua merupakan data lapangan yang diambil dari pelaksanaan pengukuran, identifikasi, penggambaran dan
pencatatan pada DI 107 atau peta kerja dari peta foto. Karena outputnya data lapangan, maka penyajian data spasialnya baik itu
berupa bidang tanah, situasi sekitar maupun angka ukurnya menggunakan tulisan tangan.
 Untuk pengambilan data menggunakan alat ukur elektronik sehingga data tersimpan dalam bentuk file dijital, print-out data
mentah (raw data) dan data hitungan harus dilampirkan dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari GU tersebut.
 Mencantumkan arah utara pada sisi atas
 Untuk memudahkan koordinasi dan penyimpanan data, pembuatannya per blok/RT/RW
 Dibuat pada saat di lapangan berdasarkan urutan bidang yang terukur.
 Pemberian NUB/NomorBerkas pada bidang-bidang terukur/teridentifikasi per GU, dimulaidari bidang yang terletak di sisi utara
barat, menuju ke arah timur, mengikuti pola spiral. Untuk bidang-bidang tanah bersertipikat dicantumkan jenis dan Nomor Hak
serta NIB nya.
 Untuk bidang-bidang bersertipikat, identifikasi bidang dilakukan dengan memastikan salah satu atau lebih batas bidang.
Memastikan batas bidang (stake-out) dengan mengidentifikasi bidang-bidang sekitarnya.
 Penulisan angka ukur mengikuti ketentuan sebagai berikut :
- Angka ukuran ditulis tangan (bukan komputer) menggunakan tinta warna biru apabila angka ukuran diperoleh dari
deliniasi Peta Citra Resolusi Tinggi (CSRT) dan atau Foto Udara

- Angka ukuran ditulis tangan (bukan komputer) menggunakan tinta warna hitam apabila angka ukuran diperoleh dari
pengukuran di lapangan.
- Penulisan angka ukuran menggunakan tinta yang tidak mudah luntur
 Nomor-nomor titik batas bidang tanah sebagai titik sasaran alat ukur dicantumkan pada batas bidang yang dibidik.
 Hal yang sama untuk titik-titik bantu pengukuran poligon, jika ada.
 Toponimi yang perlu dicantumkan antara lain nama jalan, nama blok, nama sungai/saluran, nama-nama kantor pelayanan
publik, bangunan-bangunan penting (gardu listrik, tower) dan lain-lain.
 Penggunaan peta foto sebagai GU (pengganti DI 107 halaman 2 ) untuk identifikasi bidang-bidang tanah yang akan diukur
supaya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Prik pada titik-titik batas bidang tanah;
2. Mengukur minimal satu sisi bidang tanah;
3. Menghubungkan antar titik titik sehingga membentuk sisi bidang tanah. Garis yang menghubungkan antar titik batas
menggunakan tinta berwarna merah yang tidak mudah luntur;
 Untuk batas-batas bidang yang belum ditetapkan, penggambaran garis ukur berupa strip-strip.

HALAMAN 3
 Halaman ketiga merupakan proses pengolahan dan penyajian data lapangan, sehingga data dan informasi yang tersaji
merupakan print-out komputer.
- Arah utara di sisi atas dengan skala
- Grid beserta koordinat TM-3 ° disesuaikan dengan lokasi bidang-bidang tanah yang terpetakan
- Koordinat TM-3° pada satu-dua titik batas batas bidang
 Batas-batas bidang yang belum ditetapkan, pencetakan panjangan sisinya berupa strip-strip. Sehingga luas yang diperoleh
belum fix (perkiraan).
 Angka hitung hasil pengkartiran tercetak pada sisi-sisi bidang dengan warna biru (jika diperoleh dari deliniasi peta foto) atau
warna hitam (jika dari pengukuran lapangan).
 Pada setiap bidang tanah tercantum NUBdan luas (m2), sedangkan bidang bersertipikat disertakan juga Nomor Hak.
 Toponimi yang tercantum pada sket data lapangan (GU halaman 2).
 Kolom persetujuan supervisi, dengan menyajikan informasi bidang-bidang tanah yang disetujui untuk diterbitkan PBT dan
yang tidak disetujui (perlu direvisi).

HALAMAN 4
 Berisi hasil pendataan/ identifikasi lapangan, yaitu nama pemohon atau pemilik tanah (beserta No.KTP), alamat
tanahnya, tanda batas, dan keadaan tanahnya.
 Pada kolom terakhir harus ditanda tangani persetujuan batas setiap pemohon/pemiliktanah, untuk batas-batas
bidang tanah yang belum ditetapkan pada kolom tersebut diberikan informasi “BatasBelum Ditetapkan”
Untuk bidang tanah bersertipikat, pada kolom NUB dicantumkan juga jenis nomor sertipikatnya.
Lampiran III.
Form Check List Pemeriksaan Mutu
1. Kelengkapan GU antara lain:

 Surat Tugas
 Peta Kerja yang berfungsi sebagai GU halaman 2, data hitungan koordinat/poligon,
 Daftar lembar informasi bidang tanah & tanda tangan penunjuk batas (jika pada
GU halaman 4 tidak tercantum)
 Surat kuasa penunjukan batas

2. Apakah semua data yang tersedia GU halaman 1 sudah terisi semua?

 Nomor GU  NUB  Nomor Berkas


 NIB  Nama Kecamatan  Nama Desa/Kel.
 Nomor Peta Dasar  Nomor Peta Kerja  Status
 Nama Petugas Lapangan  Tanda Tangan
 NIP/No.Lisensi Nama KJSKB  Nomor/Tgl.Surat Tugas
 Alat Ukur yang digunakan  Gambar Denah Lokasi

3. Tata Cara Pengambilan Data Lapangan (disesuaikan dengan metoda-nya):

 Pengikatan Base pada Jaring Kerangka Dasar Nasional (CORS BIG/BPN atau Titik Dasar Teknik)
 Metoda Pengambilan Data  Penggambaran Sket Bidang Tanah
 Penulisan Angka Ukur  Kelengkapan Toponimi
 Penulisan Titik-titik Ikatan  Penulisan Titik-titik Batas Bidang
 Status Panunjukan Batas  Arah Utara
 Lampiran Hitungan Poligon  Lampiran Data Mentah
 Penulisan NUB/No.Berkas

4. Tata cara pengkartiran:

 Arah Utara  Angka Skala


 Status Batas Bidang  Angka hitung sisi-sisi Bidang Tanah
 Pencantuman No.Hak/NIB  Kelengkapan Toponimi
 Kontrol Hitungan Luas

5. Kelengkapan informasi bidang tanah & Penandatangan GU:

 Informasi per Bidang  Penandatangan per Bidang, kecuali bid. bersertipikat


 Luas per Bidang

Anda mungkin juga menyukai