1. PENDAHULUAN
Spesifikasi Teknis ini membahas tata cara pelaksanaan Pemeriksaan mutu untuk
pekerjaan pengukuran, pemetaan dan informasi bidang tanah yang dilaksanakan
oleh KJSKB atau Perusahaan (Badan Hukum Perseroan) di bidang industri survei,
pemetaan dan informasi geospasial.
Pemeriksaan mutu dilaksanakan sebelum proses verifikasi dan validasi bidang tanah
oleh Kantor Pertanahan/satgas fisik untuk memastikan hasil kegiatan pengukuran
dan pemetaan telah memenuhi kaidah teknis. Diharapkan dengan didahului kegiatan
pemeriksaan mutu, maka proses verifikasi dan validasi bidang tanah oleh satgas
fisik dapat terbantu dan berjalan lebih lancar (terhindar dari potensi bottleneck).
Kantor Pertanahan atau Satgas Fisik selain melaksanakan proses pemeriksaan mutu
kegiatan pengukuran dan pemetaan oleh pelaksana pihak ketiga, juga mempunyai
beban tanggung jawab menyelesaikan kegiatan pengukuran dan pemetaan yang
dilaksanakan secara swakelola baik dalam rangka PTSL, Redistribusi Tanah, maupun
dalam rangka layanan rutin serta melaksanakan pengawasan mutu pengukuran dan
pemetaan swakelola. Memperhatikan hal tersebut maka sebagian tugas Pemeriksaan
mutu dilimpahkan kepada pihak ketiga.
2.1. Kualifikasi
Pelaksana Pemeriksaan mutu terdiri dari tim KJSKB atau Perusahaan (Badan Hukum
Perseroan) di bidang industri survei, pemetaan dan informasi geospasial. Tim
Pemeriksaan mutu dipimpin oleh seorang Surveyor Kadaster Berlisensi dan dibantu
oleh Asisten Surveyor Kadaster Berlisensi.
3. LINGKUP KEGIATAN
Dalam spesifikasi ini dijelaskan tentang mekanisme kerja yang meliputi pelaksanaan di
lapangan dan kegiatan di kantor meliputi kualitas, jadwal dan kebutuhan waktu yang
diperlukan.
c. Untuk menentukan nilai tingkat kepercayaan, maka pihak ketiga Tim Pemeriksa
Mutu harus membandingkan hasil ukuran bidang tanah sampel (GU pembanding
yang obyek-obyek sampelnya ditentukan oleh Satgas Fisik ASN) dengan Gambar
Ukur hasil pengukuran Pihak Ketiga pelaksana PTSL (GU pelaksana).
d. Kriteria penentuan bidang tanah sampel Pemeriksaan Mutu adalah secara
random dengan sebaran yang merata terhadap populasi minimal sebanyak 5%
untuk pengukuran yang dilaksanakan oleh pihak ketiga. Sampel yang diambil,
mewakili:
Setiap desa yang diukur sesuai dengan SK Penetapan Lokasi
Setiap blok wilayah (secara spasial)
Permukiman dan non permukiman
Bidang tanah belum terdaftar dan bidang tanah terdaftar (K4)
e. Bidang tanah yang akan dijadikan sampel Pemeriksaan mutu ditentukan oleh Wakil
Ketua Bidang Fisik.
f. Raw data hasil pengukuran ulang oleh Pemeriksaan Mutu diserahkan kepada
Satgas Fisik untuk dicek toleransi luasnya.
g. Toleransi perbedaan luas yang diperkenankan tidak melebihi 5% dari luas yang
tertera pada GU pelaksana.
h. Setiap bidang yang disetujui (lolos Pemeriksaan Mutu) diberi tanda (checklist)
pada Gambar Ukur. Sedangkan bidang yang tidak disetujui diberikan catatan
untuk dilaporkan kepada Satgas Fisik untuk dilakukan perbaikan.
i. Revisi hasil pemeriksaan mutu dicetak pada lembar kertas tersendiri, diberi
stempel dan menjadi bagian dari Gambar Ukur
Secara umum, lingkup kegiatan Pemeriksaan Mutu dapat dilihat pada gambar 2
dibawah ini.
Prosedur pemeriksaan oleh Tim Pemeriksaan mutu tidak terlepas dari prosedur
pekerjaan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah. Pemeriksaan Mutu
meliputi proses pelaksanaan pekerjaan, produk yang dihasilkan,
koordinasi/komunikasi dengan pelaksana pengukuran dan pemetaan, Panitia PTSL
maupun Kantor Pertanahan, serta kualitas yang memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan. Diagram alir pelaksanaan Pemeriksaan mutu pengukuran, pemetaan
dan informasi bidang tanah adalah sebagai berikut:
PENYEDIA JASA PENGUKURAN,
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/ PELAKSANA KONTROL KUALITAS PENGUKURANM
PEMETAAN DAN INFORMASI
KOTA PEMETAAN DAN INFORMASI BIDANG TANAH
BIDANG TANAH
Penentuan dan
Persetujuan Bidang
Tanah Sampel
Permohonan
Pemeriksaan Mutu Daftar Sampel
atau hasil kegiatan Bidang Tanah dan
pengukuran dan Sampel GU
pemetaan dengan
melampirkan GU
Pemeriksaan terhadap
Serah Terima produk pengukuran Form
(Gambar Ukur) Checklist
Kegiatan pengukuran
GU Pemeriksaan dan pemetaan pada
Ukur Ulang Bidang Salah Kesalahan pada GU lokasi bidang tanah Gambar Ukur
Tanah dalam Satu atau GU sampel Pembanding
Hamparan GU Pembanding?
TIDAK
Membandingkan Gambar
Diterima? Ukur Pembanding dengan
Laporan
Gambar Ukur
Pemeriksaan
Mutu
YA
Persetujuan Hasil
Pengukuan PTSL
Gambar 3. Alur Kegiatan Pemeriksaan Mutu Terhadap Kegiatan Pengukuran, Pemetaan Dan
Informasi Bidang Tanah
(1) Tim Pemeriksaan Mutu setelah menerima Surat Tugas dan Daftar Bidang
Tanah yang akan diperiksa (termasuk bidang-bidang tanah yang menjadi
sampel untuk dilakukan pengukuran ulang) harus menyusun Rencana Kerja
dan Jadwal Kegiatan.
(2) Penugasan terhadap Tim Pemeriksaan Mutu dilaksanakan berdasarkan
termin permohonan pembayaran pengukuran dan pemetaan bidang tanah.
(3) Pelaksanaan Pemeriksaan Mutu untuk setiap termin dibatasi maksimal 14
(empat belas) hari kalender sejak permohonan pembayaran pengukuran
dan pemetaan bidang tanah beserta kelengkapan berkas (administrasi dan
GU) diterima.
(4) Seluruh Rencana dan Jadwal Kegiatan Pemeriksaan Mutu harus di
koordinasikan dengan Wakil Ketua Bidang Fisik.
HALAMAN 2
Halaman kedua merupakan data lapangan yang diambil dari pelaksanaan pengukuran, identifikasi, penggambaran dan
pencatatan pada DI 107 atau peta kerja dari peta foto. Karena outputnya data lapangan, maka penyajian data spasialnya baik itu
berupa bidang tanah, situasi sekitar maupun angka ukurnya menggunakan tulisan tangan.
Untuk pengambilan data menggunakan alat ukur elektronik sehingga data tersimpan dalam bentuk file dijital, print-out data
mentah (raw data) dan data hitungan harus dilampirkan dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari GU tersebut.
Mencantumkan arah utara pada sisi atas
Untuk memudahkan koordinasi dan penyimpanan data, pembuatannya per blok/RT/RW
Dibuat pada saat di lapangan berdasarkan urutan bidang yang terukur.
Pemberian NUB/NomorBerkas pada bidang-bidang terukur/teridentifikasi per GU, dimulaidari bidang yang terletak di sisi utara
barat, menuju ke arah timur, mengikuti pola spiral. Untuk bidang-bidang tanah bersertipikat dicantumkan jenis dan Nomor Hak
serta NIB nya.
Untuk bidang-bidang bersertipikat, identifikasi bidang dilakukan dengan memastikan salah satu atau lebih batas bidang.
Memastikan batas bidang (stake-out) dengan mengidentifikasi bidang-bidang sekitarnya.
Penulisan angka ukur mengikuti ketentuan sebagai berikut :
- Angka ukuran ditulis tangan (bukan komputer) menggunakan tinta warna biru apabila angka ukuran diperoleh dari
deliniasi Peta Citra Resolusi Tinggi (CSRT) dan atau Foto Udara
- Angka ukuran ditulis tangan (bukan komputer) menggunakan tinta warna hitam apabila angka ukuran diperoleh dari
pengukuran di lapangan.
- Penulisan angka ukuran menggunakan tinta yang tidak mudah luntur
Nomor-nomor titik batas bidang tanah sebagai titik sasaran alat ukur dicantumkan pada batas bidang yang dibidik.
Hal yang sama untuk titik-titik bantu pengukuran poligon, jika ada.
Toponimi yang perlu dicantumkan antara lain nama jalan, nama blok, nama sungai/saluran, nama-nama kantor pelayanan
publik, bangunan-bangunan penting (gardu listrik, tower) dan lain-lain.
Penggunaan peta foto sebagai GU (pengganti DI 107 halaman 2 ) untuk identifikasi bidang-bidang tanah yang akan diukur
supaya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Prik pada titik-titik batas bidang tanah;
2. Mengukur minimal satu sisi bidang tanah;
3. Menghubungkan antar titik titik sehingga membentuk sisi bidang tanah. Garis yang menghubungkan antar titik batas
menggunakan tinta berwarna merah yang tidak mudah luntur;
Untuk batas-batas bidang yang belum ditetapkan, penggambaran garis ukur berupa strip-strip.
HALAMAN 3
Halaman ketiga merupakan proses pengolahan dan penyajian data lapangan, sehingga data dan informasi yang tersaji
merupakan print-out komputer.
- Arah utara di sisi atas dengan skala
- Grid beserta koordinat TM-3 ° disesuaikan dengan lokasi bidang-bidang tanah yang terpetakan
- Koordinat TM-3° pada satu-dua titik batas batas bidang
Batas-batas bidang yang belum ditetapkan, pencetakan panjangan sisinya berupa strip-strip. Sehingga luas yang diperoleh
belum fix (perkiraan).
Angka hitung hasil pengkartiran tercetak pada sisi-sisi bidang dengan warna biru (jika diperoleh dari deliniasi peta foto) atau
warna hitam (jika dari pengukuran lapangan).
Pada setiap bidang tanah tercantum NUBdan luas (m2), sedangkan bidang bersertipikat disertakan juga Nomor Hak.
Toponimi yang tercantum pada sket data lapangan (GU halaman 2).
Kolom persetujuan supervisi, dengan menyajikan informasi bidang-bidang tanah yang disetujui untuk diterbitkan PBT dan
yang tidak disetujui (perlu direvisi).
HALAMAN 4
Berisi hasil pendataan/ identifikasi lapangan, yaitu nama pemohon atau pemilik tanah (beserta No.KTP), alamat
tanahnya, tanda batas, dan keadaan tanahnya.
Pada kolom terakhir harus ditanda tangani persetujuan batas setiap pemohon/pemiliktanah, untuk batas-batas
bidang tanah yang belum ditetapkan pada kolom tersebut diberikan informasi “BatasBelum Ditetapkan”
Untuk bidang tanah bersertipikat, pada kolom NUB dicantumkan juga jenis nomor sertipikatnya.
Lampiran III.
Form Check List Pemeriksaan Mutu
1. Kelengkapan GU antara lain:
Surat Tugas
Peta Kerja yang berfungsi sebagai GU halaman 2, data hitungan koordinat/poligon,
Daftar lembar informasi bidang tanah & tanda tangan penunjuk batas (jika pada
GU halaman 4 tidak tercantum)
Surat kuasa penunjukan batas
Pengikatan Base pada Jaring Kerangka Dasar Nasional (CORS BIG/BPN atau Titik Dasar Teknik)
Metoda Pengambilan Data Penggambaran Sket Bidang Tanah
Penulisan Angka Ukur Kelengkapan Toponimi
Penulisan Titik-titik Ikatan Penulisan Titik-titik Batas Bidang
Status Panunjukan Batas Arah Utara
Lampiran Hitungan Poligon Lampiran Data Mentah
Penulisan NUB/No.Berkas