Disusun Oleh :
2
melalui pemrosesan baseline. Metode RTK ini berbeda dengan metode Statik, karena
pada metode statik koordinat baru diperoleh setelah dilakukan pemrosesan baseline
(Post Processing). GPS RTK memiliki ketelitian yang tinggi yaitu dalam fraksi
centimeter (1-5 cm). Untuk itu penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul
“Pengukuran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dan Quality Control Menggunakan
Gnss Metode Real Time Kinematic (RTK) (Stusi Kasus: 8 Ulu Kota Palembang) ”
3
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
terjadi dari waktu ke
waktu.
4 Implementasi Apriliyanti, Deskriptif Dari Hasil penelitian
Program Sundari. 20 yang diperoleh bahwa
Pendaftaran Tanah implementasi Program
Sistematis Lengkap Pendaftaran Tanah
(PTSL) di Badan Sistematis Lengkap
Pertanahan (PTSL) di Badan
Nasional (BPN) Pertanahan Nasional
Kabupaten Kuantan (BPN) Kabupaten
Singingi Kuantan Singingi belum
terlaksana dengan baik.
Pada pelaksanaan
program tersebut terdapat
beberapa hambatan atau
kendala yang disebabkan
oleh kurangnya
sosialisasi dari pihak
Badan Pertanahan
Nasional (BPN).
6
ayat 2 UUPA. Pendaftaran hak atas tanah dianggap penting, sebab untuk
menjamin kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang
tanah sehingga menimbulkan rasa aman atas tanah yang ia kuasai. Selain itu
juga untuk mencegah gangguan-gangguan dari pihak yang tidak
berkepentinganatau tidak berhak.
Pendaftaran tanah untuk pertama kali dilaksanakan melalui pendaftaran
tanah secara sistematis dan pendaftaran tanah secaraperiodik. (Pasal 13 ayat
(2) PP 24/1997). Proses pendaftarannya dilakukan di kantor pertanahan
sendiri. Pendaftaran secara sporadik ini akan diproses selama 6 bulan.
Pendaftaran Secara Sistematis (PTSL) yaitu, kegiatan penaftaran tanah
dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah
yang belum didaftarkan dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/
kelurahan. Pendaftaran tanah secara sistematis diselenggarakan atas
prakarsa Pemerintah berdasarkan pada suatu rencana kerja jangka panjang
dan tahunan serta dilaksanakan di wilayah-wilayah yang ditetapkan oleh
Menteri Negara Argaria/ Kepala BPN.
a. Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi :
1) Pengumpulan dan pengolahan data fisik
2) Pembuktian hak dan pembukuannya
3) Penerbitan sertifikat
4) Penyajian data fisik dan data yuridis
5) Penyimpanan daftar umum dan dokumen
b. Pengumpulan dan Pengolahan Data Fisik
Data fisik sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 1 angka
6 PP No. 24 tahun 1997 adalah keterangan mengenai letak, batas,dan
luas bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar,
termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian di atasnya.
Langkah yang diperlukan dalam hal pengumpulan dan pengolahan data
fisik adalah dilakukannya kegiatan yang meliputi :
1) Pengukuran dan pemetaan
2) Pembuatan peta dasar pendaftaran
3) Penetapan batas bidang-bidang tanah
4) Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan pembuatan
peta pendaftaran
5) Pembuatan daftar tanah
6) Pembuatan surat ukur
7
c. Pembuktian Hak dan Pembukuannya
Sertifikat diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yang
bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah
didaftar dalam buku tanah. (Pasal 31 ayat (1) PP 24/1997).
d. Penyajian Data Fisik dan Data Yuridis
Dalam rangka penyajian data fisik dan data yuridis, kantor
pertanahan menyelenggarakan tata usaha pendaftaran tanah dalam daftar
umum yang terdiri dari :
1) Peta pendaftaran
2) Daftar tanah
3) Surat ukur
4) Buku tanah
5) Daftar nama
e. Penyimpanan Daftar Umum dan Dokumen
Dokumen-dokumen yang merupakan alat pembuktian yang telah
digunakan sebagai dasar pendaftaran diberi tanda pengenal dan
disimpan di kantor pertanahan yang bersangkutan atau di tempat lain
yang ditetapkan oleh menteri, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
daftar umum.
2.2.2 Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
Dalam pasal 11 dinyatakan, bahwa pelaksanaan Pendaftaran Tanah
meliputi kegiatan pendaftaran tanh pertama kali dan pemeliharaan data
pendaftaran tanah. Pedaftaran tanah untuk pertama kali (initian
registration) adalah kegiatan pendaftaran yang dilakukan terhadap
obyek pendafatarn tanah yang belum didaftar berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 10 tahun 1961 yang diganti dengan peratura pemerintah
No. 24 tahun 1997. Pendaftran tanah tersebut, dilaksanakn oleh Kepala
Kantor pertanahan kabupaten/ kota.
Berdasarkan PP No. 24 tahun 1997, secara tegas menyebutkan
pendaftarn tanah di instansi pemerintah yang menyelenggarakan
pendaftaran tanah diseluruh wilayah republik indonesia menurut pasal
5 yaitu Badan Pertanahan Nasioanal (BPN), selanjutnya dalam pasal 6
ayat (1) ditegaskan bahwa dalam rangka penyelenggaraan.
8
2.2.3 Dasar Hukum Pendaftaran Tanah
Dasar hukum pendaftaran tanah tercantum dalam 19, 23, 32, dan
38 Undang-undang pokok Agraria (UUPA). Sesuai dengan tujuan
pendaftaran tanah yaitu akan memberikan kepastian hukum maka
pemerintah juaga diwajibkan juga bagi pemegang hak yang
bersangkutan untuk mendaftarkan setiap dan peralihan, hapus dan
pembeban hak atas tanah seperti yang diatur dalam pasal 21 ayat (2),
pasal 32 ayat (2) dan pasal 38 ayat (2) undang-undang pokok agraria.
9
2.3 Tinjauan Umum Tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
(PTSL)
2.3.1 Pengertian Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
Pendaftaran tanah di Indonesia banyak masyarakat belum
memahami tentang pensertifikat tanah, jadi di indonesia banyak tanah
yang belum bersertifikat tentunya disebabkan oleh berbagai faktor yang
menyebabkan masyarakat takut mendaftarkan hak milik atas tanahnya,
maka dari itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 6 Tahun 2018
tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (Permen ATR No. 6
Tahun 2018).
10
2.3.2 Penyelenggaraan Pendaftaran Sistematis Lengkap (PTSL)
Berdasarkan pasal 4 ayat (1) PTSL meliputi seluruh objek
pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia. Dan pada
ayat (2) Objek PTSL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
seluruh bidang tanah tanpa terkecuali, baik bidang tanah yang belum
ada hak atas tanahnya maupun bidang tanah hak yang memiliki hak
dalam rangka memperbaiki kualitas data pendaftaran tanah.
pelaksanaan kegiatan PTSL pelaksanaan PTSL dilakukan dengan
tahapan yaitu:
a. Perencanaan
b. Penetapan lokasi
c. Persiapan
d. Pembentukan dan penetapan panitia ajudikasi PTSL dan satuan tugas
e. Penyuluhan
f. Pengumpulan data fisik dan pengumpulan data yuridis
g. Penelitian data yuridis untuk pembuktian hak
h. Pengumuman data fisik dan data yuridis serta pengesahannya
i. Penegasan konversi, pengakuan hak dan pemberian hak
j. Pembukuan hak
k. Penerbitan sertipikat hak atas tanah
l. Pendokumentasian dan penyerahan hasil kegiatan
m. Pelaporan
n. Tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan sesuai
objek, subjek, alas hak, dan proses serta pembiayaan kegiatan
PTSL
12
2.4 Survei GNSS
GNSS (Global Navigation Satellite System) adalah suatu sistem satelit
yang terdiri dari konstelasi satelit yang menyediakan informasi waktu dan
lokasi, memancarkan macam-macam sinar dalam berbagai frekuensi secara
terus-menerus, yang tersedia di semua lokasi diatas permukaan bumi. GNSS
memiliki peranan penting dalam navigasi. GNSS yang ada saat ini adalah GPS
(Global Positioning System) yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat,
GLONASS (Global Navigation Satellite System) milik Rusia, Galileo milik
Uni Eropa, dan Compass atau Beidou milik Cina. India dan Jepang telah
mengembangkan kemampuan GNSS regional dengan meluncurkan sejumlah
satelit ke antariksa untuk menambah kemampuan yang sudah disediakan oleh
sistem global dalam menyediakan tambahan cakupan regional (UNOOSA,
2011).
GNSS yang paling dikenal saat ini adalah GPS (Global Positioning
System). Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga
dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia
tanpa bergantung waktu dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan. Pada
saat ini, sistem GPS sudah sangat banyak digunakan orang di seluruh dunia
dalam berbagai bidang aplikasi. Di Indonesia pun, GPS sudah banyak
diaplikasikan, terutama yang terkait dengan aplikasi-aplikasi yang menuntut
informasi tentang posisi ataupun perubahan posisi.
13
Tinggi GPS bereferensi pada ellipsoid sehingga tidak mewakili
ketinggian sebenarnya. Pengiriman sinyal GPS disertai dengan infoormasi
tentang kedudukan satelit serta jarak satelit tersebut ke pengamat. Selain itu
sinyal GPS mengirimkan juga kelaikgunaan satelit tersebut serta informasi
pendukung lainnya seperti parameter koreksi jam satelit, parameter model
ionosfer satu frekuensi dalaam model Klobuchar, transformasi waktu dari GPS
keUTC dan konstelasi satelit (Dadan Ramdani). Pada dasarnya ada 3
komponen sinyal GPS yaitu:
1) Jarak berupa kode P(Y) dan C/A
2) Posisi satelit dalam navigation message
3) Gelombang pembawa (Carier wave) L1 dan L2. Λ
14
4) Metode GPS dapat terbentuk datum yang tunggal untuk seluruh
daerah yang tersebar seperti wilayah Indonesia ini, karena metode
ini didasarkan kepada elipsoid geosentris WGS 1984 yang berlaku
untuk seluruh dunia.
5) Hasil pengamatan GPS dijamin keasliannya, karena pengamat tidak
dapat memanipulasi data.
6) Metode GPS dapat digunakan untuk hampir seluruh kegiatan
penentuan posisi yang memerlukan ketelitian tinggi hingga
ketelitian rendah.
7) Metode GPS dapat dioperasionalkan dengan mudah, serta tidak
memerlukan keterampilan khusus, tidak banyak memerlukan waktu,
tenaga, serta biaya.
16
posisi (Rover).
17
akan diperiksa administrasi beserta daftar sampel Bidang Tanah kepada
pihak ketiga pelaksana pemeriksaan mutu;
6. Pihak ketiga pelaksana pemeriksaan mutu menerima seluruh GU yang akan
diperiksa administrasinya beserta Daftar Sampel Koordinat Batas Bidang
Tanah, kemudian mengisi formulir checklist kontrol kualitas untuk seluruh
GU dan menyaksikan pengukuran titik sampel yang sudah ditentukan.
Pengukuran titik sampel tersebutmdilakukan oleh pelaksana pengukuran
pihak ketiga dan disaksikan oleh pelaksana pemeriksaan mutu dengan
ketentuan:
a. Pihak ketiga Pemeriksa Mutu bertugas untuk memeriksa dan
mengisi formulir checklist pemeriksaan mutu pada seluruh GU.
Output Pemeriksaan Mutu sejumlah output Peta Bidang Tanah
(100% PBT);
b. Koordinat batas bidang tanah yang diukur sesuai dengan daftar
sampel koordinat batas bidang tanah yang ditetapkan oleh Wakil
Ketua Bidang Fisik;
c. Koordinat batas bidang tanah yang diukur terpetakan, diketahui
letaknya dan dapat direkonstruksi batas-batasnya di lapangan.
d. Pelaksana Pemeriksaan Mutu melakukan perbandingan antara
kesesuaian pernyataanketelitian titik dengan ketelitian titik pada raw
data dan pengolahannya terhadap hasil pengukuran titik sampel
pemeriksaan mutu;
18
mutu yangmemuat informasi minimal:
a. Judul Kegiatan;
b. Dasar Pelaksanaan (kontrak);
c. Jadwal Pelaksanaan;
d. Kemajuan Pekerjaan;
e. Kendala Pekerjaan;
f. Kesimpulan dan Saran;
g. Lampiran.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
20
Pole
Controller
Statif
Laptop
21
Tabel 3.2 Perangkat Lunak
Software Gambar
Surver Master
AutoCAD
22
3.3 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Persiapan
Sketsa
Pengukuran
Penggambaran/Plotting
Asistensi Data
Lolos
Entry Data
Pengumpulan
Selesai
23
bidangan dengan mencantumkan nama pemohon, nominatif dan
bentuk bidangan, kemudian dilakukan pembuatan Gambar Ukur,
pelaksana pengukuran dan pemetaan mengisi dan
menandatangani formulir data periksa (Chexklist) quality control.
Petugas mengecek GU dan formulir quality control dan
mengecek kesesuaian isian formulir dengan GU; Informasi
bidang tanah (Lokasi, tanggal, nomor, berkas, nama petugas
lapangan, kesesuaian halaman dengan identitas pemilik/NIK).
Jika ada hal-hal yang tidak disetujui, dikembalikan ke petugas
ukur, jika disetujui petugas quality control melakukan Verifikasi
dan Validali data. Bidang- bidang tanah yang lolos verifikasi dan
validasi diberikan NIB untuk keperluan pencetakan Peta Bidang
Tanah dilakukan dari Aplikasi KKP, kemudian dikirim ke Kantor
Pertanahan.
24
DAFTAR PUSTAKA
25