Anda di halaman 1dari 27

TUGAS AKHIR

PENGUKURAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP (PTSL)


DAN QUALITY CONTROL MENGGUNAKAN GNSS
METODE REAL TIME KINEMATIC (RTK) (STUDI KASUS: 8
ULU KOTA PALEMBANG)

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :

Aditya Putra Anggara


NPM. 2020270025

PROGRAM STUDI TEKNIK SURVEI DAN PEMETAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris sehingga hampir semua kegiatan
hidup manusia memerlukan tanah baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kebutuhan masyarakat akan tanah dari hari ke hari terus
meningkat, searah dengan lajunya pembangunan di segala bidang yang
dilaksanakan oleh Bangsa Indonesia (Wibawanti, 2013). Seiring
meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, kebutuhan tempat tinggal bagi
masyarakat terus meningkat. Hal ini juga berdampak pada kebutuhan akan
tanah. Berbagai aktivitas manusia selalu berhubungan dengan tanah. Manusia
dengan tanah adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, karena kehidupan
manusia tidak bisa lepas dari tanah.
Tanah merupakan salah satu faktor ekonomi penting dan memiliki nilai
strategis dari segi sosial, politik dan kultur. Tanah bagi kehidupan manusia
benda yang sangat berharga, karena hampir semua kebutuhan manusia pasti
terkait dengan tanah, mulai manusia lahir sampai meninggalpun selalu
membutuhkan tanah. Demikian juga bagi pemerintah, setiap pembangunan
yang dilakukan oleh pemerintah pasti membutuhkan tanah. Menurut
penelitian dari Warmiyana tahun 2020 begitu berharganya tanah bagi
kehidupan manusia maka seringkali tanah menjadi pemicu timbulnya
sengketa dalam masyarakat. Orang akan menggunakan berbagai macam cara
untuk dapat memiliki atau menguasai tanah sekalipun itu dilakukan dengan
cara melanggar hukum. Penguasaan tanah tanpa izin yang berhak atau
kuasanya yang sah, yang sering disebut dengan pendudukan tanah secara liar
tidak jarang terjadi dalam masyarakat. Hal ini disebabkan di satu sisi luas
tanah semakin terbatas, sedangkan kebutuhan masyarakat akan tanah semakin
bertambah (Hanida, 2018).
Pemerintah pusat memberikan program yang memudahkan masyarakat
dalam pengurusan sertifikat demi tercapainya memberikan jaminan kepastian
hukum dan perlindungan hukum hak atas tanah masyarakat secara adil dan
1
merata perlu dilakukan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik
Indonesia. Berdasarkan UU nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
pasal 32 disebutkan bahwa Sertifikat merupakan surat tanda bukti hak yang
berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis
yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai
dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan.
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap adalah kegiatan pendaftaran
tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi semua obyek
pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah
desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu yang meliputi
pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai
satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya
(Armstrong, 2006; Kalkavan et al.,2015; Russell et al.,2016). Oleh karena itu,
perlu dilakukan sebuah kegiatan dalam rangka mempercepat pendaftaran tanah
di Indonesia yaitu PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) yang
merupakan sebuah rangkaian kegiatan implementasi dari Undang-Undang
Pokok Agraria (UUPA) Pasal 19. Pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL)
sudah berlaku sejak tahun 2017 sampai saat ini, PTSL ini begitu banyak
dinantikan oleh masayarakat dan ditunggu-tunggu oleh masyarakat karena ini
adalah program pembuatan sertifikat gratis dari pemerintah dan anggarannya
ditanggung langsung oleh pemerintah.
Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Palembang merupakan salah
satu instansi pemerintah yang menerapkan program baru berupa Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Pendaftaran Tanah Sitematis Lengkap
(PTSL) di Kantor Pertanahan Kota Palembang mempunyai target bidang tanah
di tahun 2017 sebanyak 7.100 bidang sebagaimana berdasarkan keputusan
Kepala Kantor Pertanahan Kota Palembang Nomor: 45/KEP-1671/VII/2017,
tahun 2018 sebanyak 3.000 bidang berdasarkan Keputusan Kepala Kantor
Pertanahan Kota Palembang Nomor: 13/KEP-16.71/1/2018, dan di tahun 2019
sebanyak 8.000 bidang berdasarkan keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota
Palembang Nomor: 01/KEP-16.71/1/2019.
Pengukuran bidang tanah BPN Kota Palembang menggunakan metode GNSS
RTK. RTK memiliki kepanjangan Real Time Kinematic, artinya koordinat titik dapat
kita peroleh secara Real Time dalam Koordinat UTM ataupun Lintang dan Bujur tanpa

2
melalui pemrosesan baseline. Metode RTK ini berbeda dengan metode Statik, karena
pada metode statik koordinat baru diperoleh setelah dilakukan pemrosesan baseline
(Post Processing). GPS RTK memiliki ketelitian yang tinggi yaitu dalam fraksi
centimeter (1-5 cm). Untuk itu penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul
“Pengukuran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dan Quality Control Menggunakan
Gnss Metode Real Time Kinematic (RTK) (Stusi Kasus: 8 Ulu Kota Palembang) ”

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan pengukuran pendaftaran tanah secara
sistematis lengkap dengan metode RTK?
2. Bagaimana hasil Quality Control pendaftaran tanah secara sistematis
lengkap dengan metode RTK?
3. Apa saja hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pendaftaran
tanah secara sistematis lengkap?

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Wilayah penelitian berada di Kelurahan 8 Ulu Kota Palembang
2. Objek penelitian adalah bidang tanah kelurahan Ulu yang terdapat
pada peta pendaftaran tanah dan bidang tanah hasil pengukuran
Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) 2023 Kelurahan 8
Ulu Kota Palembang
3. Software pengelolahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
AutoCAD MAP
4. Data penelitian merupakan peta pendaftaran 8 Ulu tahun 2023
5. Penelitian ini menganalisis pelaksanaan Pengukuran Tanah
Sistematis Lengkap (PTSL) menggunakan alat GNSS dengan
metode RTK dan hasil Quality Control.

3
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pengukuran pendaftaran tanah secara


sistematis lengkap dengan metode RTK.

2. Untuk mengetahui hasil Quality Control Pengukuran pendaftaran


tanah secara sistematis lengkap dengan metode RTK.

3. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan


pendaftaran tanah secara sistematis lengkap.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mampu melakukan Pengukuran pendaftaran tanah secara sistematis


lengkap dengan metode RTK.

2. Mampu melakukan pengelolahan hasil Quality Control


pendaftaran tanah secara sistematis lengkap dengan metode RTK.

3. Mampu mengatasi hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan


pendaftaran tanah secara sistematis lengkap.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Penulis Metode Hasil Penelitian


1 Kontrol Kualitas Aprilia, Deskriptif Pelaksanaan pengukuran
Hasil Pengukuran Ruthdiah. 2018 dalam proses pengukuran
Pihak Ketiga Pada dan pemetaan PTSL telah
Pendaftaran Tanah terlaksana dengan baik
Sistematik Lengkap sesuai dengan JUKNIS
Tahun 2017 di Nomor : 03/JUKNIS-
Kabupaten 300/VII/2017.
Semarang Pelaksanaan pengukuran
serta penyelesaian hasil
pengukuran telah
dilaksanakan sesuai
dengan target waktu yang
ditentukan.
2 Kontrol Kualitas Julianto, Randi. Deskriptif pelaksanaan kontrol
Data Fisik dan 2018 kualitas data fisik telah
Yuridis Dalam dilaksanakan dengan
Pendaftaran Tanah baik. Namun, ada
Sistematik Lengkap beberapa hal yang belum
Guna Menjamin sesuai dengan ketentuan,
Kepastian Hukum misalnya tidak dibuatnya
Sertipikat Hak Atas peta kerja pada saat
Tanah di Kabupaten pengukuran bidang tanah.
Kolaka Selain itu, pada gambar
ukur masih ada beberapa
kekurangan yang belum
sesuai ketentuan
3 Analisis Kualitas Desi Suci Deskriptif Bentuk, luas, dan posisi
Data Peta Richasari, Analisis menunjukkan hasil yang
Pendaftaran Tanah Agelliyah signifikan berbeda karena
pada GeoKKP Juliyani, 2021 ada beberapa
Dusun Jetis Desa faktor.diantaranya alat
Pagerharjo, pengukuran yang
Kecamatan digunakan mempunyai
Samigaluh, tingkat ketelitian yang
Kulonprogo berbeda , tidak adanya
peta kerja (basemap)
yang dapat dijadikan
acuan, dan perubahan
batas bidang yang dapat

5
terjadi dari waktu ke
waktu.
4 Implementasi Apriliyanti, Deskriptif Dari Hasil penelitian
Program Sundari. 20 yang diperoleh bahwa
Pendaftaran Tanah implementasi Program
Sistematis Lengkap Pendaftaran Tanah
(PTSL) di Badan Sistematis Lengkap
Pertanahan (PTSL) di Badan
Nasional (BPN) Pertanahan Nasional
Kabupaten Kuantan (BPN) Kabupaten
Singingi Kuantan Singingi belum
terlaksana dengan baik.
Pada pelaksanaan
program tersebut terdapat
beberapa hambatan atau
kendala yang disebabkan
oleh kurangnya
sosialisasi dari pihak
Badan Pertanahan
Nasional (BPN).

2.2 Tinjauan Umum Tentang Pendaftaran Tanah


2.2.1 Pengertian Pendaftaran Tanah
Negara menjamin kepastian hukum dalam kepemilikan tanah bagi bagi
warga Negara Indonesia sejak diberlakukan Undang-Undang Pokok Agraria
Nomor 5 Tahun 1960. Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan
teratur, meliputi pengumpulan, pengelolahan, pembukuan, dan penyajian
serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar,
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk
pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah
ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu
yang membebaninya ( Pasal 1 ayat (1) UUAP Tahun 1997).
Penyelenggaraan pendaftaran tanah ini diselenggarakan oleh
pemerintah sejak UUPA dikeluarkannya PP No. 10 tahun 1961. Adapun
rangkaian kegiatan pendaftaran tanah dimulai dengan pengukuran,
perpetaan, dan pembukuan tanah. Selanjutnya, pendaftaran hak-hak dan atas
tanah dan peralihan hak-hak atas tanah. Dan sebagai hasil akhir, akan
diterbitkan surat tanda bukti yaitu sertifikat yang kuat berdasarkan pasal 19

6
ayat 2 UUPA. Pendaftaran hak atas tanah dianggap penting, sebab untuk
menjamin kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang
tanah sehingga menimbulkan rasa aman atas tanah yang ia kuasai. Selain itu
juga untuk mencegah gangguan-gangguan dari pihak yang tidak
berkepentinganatau tidak berhak.
Pendaftaran tanah untuk pertama kali dilaksanakan melalui pendaftaran
tanah secara sistematis dan pendaftaran tanah secaraperiodik. (Pasal 13 ayat
(2) PP 24/1997). Proses pendaftarannya dilakukan di kantor pertanahan
sendiri. Pendaftaran secara sporadik ini akan diproses selama 6 bulan.
Pendaftaran Secara Sistematis (PTSL) yaitu, kegiatan penaftaran tanah
dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah
yang belum didaftarkan dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/
kelurahan. Pendaftaran tanah secara sistematis diselenggarakan atas
prakarsa Pemerintah berdasarkan pada suatu rencana kerja jangka panjang
dan tahunan serta dilaksanakan di wilayah-wilayah yang ditetapkan oleh
Menteri Negara Argaria/ Kepala BPN.
a. Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi :
1) Pengumpulan dan pengolahan data fisik
2) Pembuktian hak dan pembukuannya
3) Penerbitan sertifikat
4) Penyajian data fisik dan data yuridis
5) Penyimpanan daftar umum dan dokumen
b. Pengumpulan dan Pengolahan Data Fisik
Data fisik sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 1 angka
6 PP No. 24 tahun 1997 adalah keterangan mengenai letak, batas,dan
luas bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar,
termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian di atasnya.
Langkah yang diperlukan dalam hal pengumpulan dan pengolahan data
fisik adalah dilakukannya kegiatan yang meliputi :
1) Pengukuran dan pemetaan
2) Pembuatan peta dasar pendaftaran
3) Penetapan batas bidang-bidang tanah
4) Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan pembuatan
peta pendaftaran
5) Pembuatan daftar tanah
6) Pembuatan surat ukur

7
c. Pembuktian Hak dan Pembukuannya
Sertifikat diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yang
bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah
didaftar dalam buku tanah. (Pasal 31 ayat (1) PP 24/1997).
d. Penyajian Data Fisik dan Data Yuridis
Dalam rangka penyajian data fisik dan data yuridis, kantor
pertanahan menyelenggarakan tata usaha pendaftaran tanah dalam daftar
umum yang terdiri dari :
1) Peta pendaftaran
2) Daftar tanah
3) Surat ukur
4) Buku tanah
5) Daftar nama
e. Penyimpanan Daftar Umum dan Dokumen
Dokumen-dokumen yang merupakan alat pembuktian yang telah
digunakan sebagai dasar pendaftaran diberi tanda pengenal dan
disimpan di kantor pertanahan yang bersangkutan atau di tempat lain
yang ditetapkan oleh menteri, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
daftar umum.
2.2.2 Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
Dalam pasal 11 dinyatakan, bahwa pelaksanaan Pendaftaran Tanah
meliputi kegiatan pendaftaran tanh pertama kali dan pemeliharaan data
pendaftaran tanah. Pedaftaran tanah untuk pertama kali (initian
registration) adalah kegiatan pendaftaran yang dilakukan terhadap
obyek pendafatarn tanah yang belum didaftar berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 10 tahun 1961 yang diganti dengan peratura pemerintah
No. 24 tahun 1997. Pendaftran tanah tersebut, dilaksanakn oleh Kepala
Kantor pertanahan kabupaten/ kota.
Berdasarkan PP No. 24 tahun 1997, secara tegas menyebutkan
pendaftarn tanah di instansi pemerintah yang menyelenggarakan
pendaftaran tanah diseluruh wilayah republik indonesia menurut pasal
5 yaitu Badan Pertanahan Nasioanal (BPN), selanjutnya dalam pasal 6
ayat (1) ditegaskan bahwa dalam rangka penyelenggaraan.

8
2.2.3 Dasar Hukum Pendaftaran Tanah
Dasar hukum pendaftaran tanah tercantum dalam 19, 23, 32, dan
38 Undang-undang pokok Agraria (UUPA). Sesuai dengan tujuan
pendaftaran tanah yaitu akan memberikan kepastian hukum maka
pemerintah juaga diwajibkan juga bagi pemegang hak yang
bersangkutan untuk mendaftarkan setiap dan peralihan, hapus dan
pembeban hak atas tanah seperti yang diatur dalam pasal 21 ayat (2),
pasal 32 ayat (2) dan pasal 38 ayat (2) undang-undang pokok agraria.

2.2.4 Objek Pendaftaran Tanah


Objek pendaftaran tanah menurut pasal 9 Peraturan Pemerintah
No.24 tahun 1997 meliputi:
1) Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna
usaha, hak guna bangunan, dan hak pakai
2) Tanah hak pengelolaan
3) Tanah wakaf
4) Hak milik atas satuan rumah susun
5) Hak tanggungan
6)Tanah negara
7) Asal Pendaftaran Tanah
Berdasarkan pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997
disebut bahwa pendaftaran dilaksanakn berdasarkan 5 (lima) asas
yaitu :
a. Asas sederhana
b. Asas Terjangkau
c. Asas Mutakhir
d. Asas Terbuka

9
2.3 Tinjauan Umum Tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
(PTSL)
2.3.1 Pengertian Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
Pendaftaran tanah di Indonesia banyak masyarakat belum
memahami tentang pensertifikat tanah, jadi di indonesia banyak tanah
yang belum bersertifikat tentunya disebabkan oleh berbagai faktor yang
menyebabkan masyarakat takut mendaftarkan hak milik atas tanahnya,
maka dari itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 6 Tahun 2018
tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (Permen ATR No. 6
Tahun 2018).

Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)


merupakan kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang
dilakukan secara serentak bagi semua objek pendaftaran tanah di
seluruh wilayah Republik Indonesia dalam suatu wilayah desa/
kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu, Selain itu PTSL
juga merupakan sarana bagi Badan Pertanahan Nasional untuk dapat
menciptakan gambaran satu desa lengkap, dan sebagai dasar untuk
mengolah administrasi kelengkapan data.
Berdasarkan Peraturan Mentri Agraria Dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional No. 12 tahun 2017 tentang percepatan pendaftaran
tanah sistematis lengkap (PTSL) yaitu sesuai dengan pasal 1
Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur,
meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta
pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar,
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk
pemberian tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada
haknya, dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu
yang membebaninya.

10
2.3.2 Penyelenggaraan Pendaftaran Sistematis Lengkap (PTSL)
Berdasarkan pasal 4 ayat (1) PTSL meliputi seluruh objek
pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia. Dan pada
ayat (2) Objek PTSL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
seluruh bidang tanah tanpa terkecuali, baik bidang tanah yang belum
ada hak atas tanahnya maupun bidang tanah hak yang memiliki hak
dalam rangka memperbaiki kualitas data pendaftaran tanah.
pelaksanaan kegiatan PTSL pelaksanaan PTSL dilakukan dengan
tahapan yaitu:
a. Perencanaan
b. Penetapan lokasi
c. Persiapan
d. Pembentukan dan penetapan panitia ajudikasi PTSL dan satuan tugas
e. Penyuluhan
f. Pengumpulan data fisik dan pengumpulan data yuridis
g. Penelitian data yuridis untuk pembuktian hak
h. Pengumuman data fisik dan data yuridis serta pengesahannya
i. Penegasan konversi, pengakuan hak dan pemberian hak
j. Pembukuan hak
k. Penerbitan sertipikat hak atas tanah
l. Pendokumentasian dan penyerahan hasil kegiatan
m. Pelaporan
n. Tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan sesuai
objek, subjek, alas hak, dan proses serta pembiayaan kegiatan
PTSL

2.3.3 Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)


Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Nasional
No. 6 tahun 2018 tetang pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL)
yang terdapat dalam pasal 6 ayat (1) dalam rangka efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan kegiatan PTSL, maka secara bertahap yaitu:
1) Kepala Kantor Pertanahan menetapkan lokasi penyebaran target
PTSL yang dikonsentrasikan pada beberapa desa/kelurahan dan/atau
kecamatan; dan
11
2) Kepala Kantor Wilayah BPN menetapkan lokasi penyebaran target
PTSL yang dikonsentrasikan pada beberapa kabupaten/kota dalam
satu provinsi.
Sesuai dengan pasal 6 ayat (2) Kepala Kantor Wilayah BPN dapat
melakukan mobilisasi/penugasan pegawai dari Kantor Wilayah BPN
dan dari Kantor Pertanahan ke Kantor Pertanahan lain dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya
manusia yang ada di lingkungan Kantor Pertanahan dan Kantor
Wilayah BPN.

2.3.4 Penetapan Lokasi


Penetapan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan dalam satu wilayah desa/kelurahan atau secara bertahap
dalam satu hamparan, Penetapan Lokasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan ketentuan yaitu:
1) berdasarkan ketersediaan anggaran PTSL yang telah dialokasikan
dalam APBN/APBD, PNBP, Corporate Social Responsibility
(CSR) atau sumber dana PTSL lainnya;
2) diprioritaskan pada lokasi desa/kelurahan yang ada kegiatan
PRONA/PRODA, lintas sektor, Sertipikat Massal Swadaya (SMS),
CSR dan/atau program pendaftaran tanah massal lainnya.
3) Mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia/petugas
pelaksana PTSL pada masing-masing Kantor Pertanahan.
Adapun yang terdapat dalam pasal 9 tentang persiapan PTSL.
Kepala Kantor Pertanahan melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan
PTSL dengan menyiapkan :
a. Sarana dan prasarana pelaksanaan kegiatan PTSL
b. Sumber daya manusia
c. Kebutuhan transportasi
d. Koordinasi dengan aparat pemerintah lainnya
e. Alokasi anggaran

12
2.4 Survei GNSS
GNSS (Global Navigation Satellite System) adalah suatu sistem satelit
yang terdiri dari konstelasi satelit yang menyediakan informasi waktu dan
lokasi, memancarkan macam-macam sinar dalam berbagai frekuensi secara
terus-menerus, yang tersedia di semua lokasi diatas permukaan bumi. GNSS
memiliki peranan penting dalam navigasi. GNSS yang ada saat ini adalah GPS
(Global Positioning System) yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat,
GLONASS (Global Navigation Satellite System) milik Rusia, Galileo milik
Uni Eropa, dan Compass atau Beidou milik Cina. India dan Jepang telah
mengembangkan kemampuan GNSS regional dengan meluncurkan sejumlah
satelit ke antariksa untuk menambah kemampuan yang sudah disediakan oleh
sistem global dalam menyediakan tambahan cakupan regional (UNOOSA,
2011).
GNSS yang paling dikenal saat ini adalah GPS (Global Positioning
System). Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga
dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia
tanpa bergantung waktu dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan. Pada
saat ini, sistem GPS sudah sangat banyak digunakan orang di seluruh dunia
dalam berbagai bidang aplikasi. Di Indonesia pun, GPS sudah banyak
diaplikasikan, terutama yang terkait dengan aplikasi-aplikasi yang menuntut
informasi tentang posisi ataupun perubahan posisi.

2.5 Sistem GPS


GPS di disain untuk menghasilkan posisi tiga dimensi secara cepat dan
akurat tanpa tergantung waktu dan cuaca. Beberapa keunggulan GPS adalah:
GPS tidak tergantung waktu dan Cuaca, Dengan ketinggian sekitar 20.000 km
dan jumlah yang memadai (24 buah) maka dapat digunakan dengan wilayah
yang cukup luas dan oleh banyak orang. Penggunaan GPS tidak terpengaruh
oleh kondisi topografis. Penentuak Posisi GPS mengacu ke satu datum global
yang cukup teliti dan mudah untuk direalisasikan. Selain keunggulan tersebut
ada beberapa kendala yang harus diperhatikan dalam penggunaan GPS ini
yaitu : sinyal GPS tidak boleh terhalang sehingga dalam pengukurannya harus
ditempat terbuka.

13
Tinggi GPS bereferensi pada ellipsoid sehingga tidak mewakili
ketinggian sebenarnya. Pengiriman sinyal GPS disertai dengan infoormasi
tentang kedudukan satelit serta jarak satelit tersebut ke pengamat. Selain itu
sinyal GPS mengirimkan juga kelaikgunaan satelit tersebut serta informasi
pendukung lainnya seperti parameter koreksi jam satelit, parameter model
ionosfer satu frekuensi dalaam model Klobuchar, transformasi waktu dari GPS
keUTC dan konstelasi satelit (Dadan Ramdani). Pada dasarnya ada 3
komponen sinyal GPS yaitu:
1) Jarak berupa kode P(Y) dan C/A
2) Posisi satelit dalam navigation message
3) Gelombang pembawa (Carier wave) L1 dan L2. Λ

Tabel 2.2 Karakteristik komponen sinyal GPS

2.5.1 Kelebihan dan Kekurangan GPS


a.) Kelebihan GPS
Kelebihan dalam penggukuran menggunakan GPS jika
dibandingkan dengan metode pengukuran yang lain adalah sebagai berikut:
1) Penentuan posisi dengan metode GPS tidak memerlukan kondisi
topografi daerah pengamatan yang spesifik sebagaimana
dengan metode konvensional
2) Satelit GPS mempunyai lintasan orbit yang tinggi sekali (kurang
lebih sekitar 20.200 km di atas permukaan bumi), serta jumlah satelit
yang banyak (24 buah).
3) Pengamatan GPS dapat dilakukan setiap waktu, tanpa bergantung
kepada keadaan cuaca.

14
4) Metode GPS dapat terbentuk datum yang tunggal untuk seluruh
daerah yang tersebar seperti wilayah Indonesia ini, karena metode
ini didasarkan kepada elipsoid geosentris WGS 1984 yang berlaku
untuk seluruh dunia.
5) Hasil pengamatan GPS dijamin keasliannya, karena pengamat tidak
dapat memanipulasi data.
6) Metode GPS dapat digunakan untuk hampir seluruh kegiatan
penentuan posisi yang memerlukan ketelitian tinggi hingga
ketelitian rendah.
7) Metode GPS dapat dioperasionalkan dengan mudah, serta tidak
memerlukan keterampilan khusus, tidak banyak memerlukan waktu,
tenaga, serta biaya.

b.) Kekurangan GPS


Kekurangan utama teknologi GPS adalah tidak bisa digunakan
ditempat-tempat dimana sinyal dari satelit GPS tidak dapat mencapai alat
penerima GPS, misalnya dalam ruangan, dibawah air, hujan lebat dan
lain-lain. Selain itu terdapat pula kelemahan penggukuran menggunakan
GPS jika dibandingkan dengan metode pengukuran yang lain adalah
sebagai berikut:

1) Bagi negara yang menggunakan datum relative seperti Indonesia


(D11974), hasil pengamatan GPS harus ditransformasikan terlebih
dahulu dari Sistem WGS 1984 ke sistem datum lokal.
2) Tidak bisa digunakan ditempat-tempat dimana sinyal dari satelit GPS
tidak dapat mencapai alat penerima GPS, misalnya dalam ruangan, atau
terlalu dekat gedung-gedung yang tinggi, atau dalam lembah, atau di
bawah hutan lebat, dibawah air, hujan lebat dan lain-lain.
3) Pengamatan tinggi GPS menghasilkan data ketinggian yang beracuan
kepada elipsoid WGS-1984 sehingga tidak dapat digunakan dalam
keperluan praktis yang memerlukan ketinggian di atas permukaan laut
ratarata.
4) Jumlah tenaga ahli GPS ini masih relatif kurang, sehingga perlu
mendidik tenaga baru yang profesional.
15
5) Pengolahan data GPS memerlukan keterampilan dan keahlian khusus
yang berhubungan dengan pengetahuan geodesi, komputer, statistik,
serta pengetahuan GPS yang mendalam.

2.6 Konsep Real Time Kinematic ( RTK)


Sistem Real-Time Kinematic (RTK) adalah suatu akronim yang sudah
umum digunakan untuk sistem penentuan posisi real-time secara
differensial menggunakan alat data fase. Untuk merealisasikan tuntutan
real-time nya, stasiun referensi harus mengirimkan data fase dan
pseudorange-nya ke pengguna secara real-time menggunakan sistem
komunikasi data tertentu.

Gambar 2.1 Pengukuran GPS Metode Real-Time Kinematic (RTK)

Pada sistem Real-Time Kinematic (RTK), stasiun referensi


mengirimkan data ke pengguna dengan format RTCM menggunakan sistem
komunikasi data yang beroperasi pada pita frekuensi VHF/UHF. Ketelitian
tipikal posisi yang diberikan oleh sistem Real-TimeKinematic (RTK) adalah
sekitar 1-5 cm, dengan asumsi bahwa ambigunitas fase dapat ditentukan
secara benar. Untuk menentukan ambigunitas fase yang baik diperlukan
data fase dan pseudorange dua frekuensi, geometri satelit yang relatif baik,
algoritma perhitungan yang relatif andal dan eliminasi kesalahan dan bias
yang relatif baik dan tepat.
Dalam melakukan pengukuran menggunakan metode Real-Time
Kinematic (RTK) salah satu titik referensi harus diketahui koordinatnya
terlebih dahulu. Pengukuran Real-Time Kinematic (RTK) ini memerlukan
dua pesawat yang bertugas sebagai titik referensi (Base) dan penentuan

16
posisi (Rover).

2.7.1 Alur Pelaksanaan Pemeriksaan Mutu

Alur Pekerjaan Pemeriksaan Mutu Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah


PTSL:
1. Pelaksana pengukuran dan pemetaan mengajukan permohonan kontrol
kualitas atas hasil kegiatan pengukuran, pemetaan dan informasi bidang
tanah yang telah selesai dan akan diajukan permohonan pembayarannya;
2. Pelaksana pengukuran dan pemetaan mengisi dan menandatangani formulir
kontrol kualitas;
3. Pengajuan permohonan disampaikan kepada Wakil Ketua Bidang Fisik
paling lambat 2 minggu sebelum pengajuan pembayaran;
4. Pengajuan permohonan kontrol kualitas berupa surat permohonan kontrol
kualitas dengan melampirkan:
a. Raw data hasil pengukuran bidang tanah;
b. Data file hasil pengolahan koordinat terhadap titik referensi
dan data spasialbidang tanah (*.dxf);
c. Daftar koordinat batas bidang tanah PTSL dan informasi bidang tanah;
dan
d. Gambar Ukur (GU);
e. Pernyataan ketelitian titik.
5. Wakil Ketua Bidang Fisik selanjutnya menentukan sebaran bidang tanah
sampel sebanyak 5% (2,5% wilayah terbuka dan 2,5% wilayah tertutup) dari
total jumlah bidang tanah (output PBT) yang diajukan pembayarannya oleh
pelaksana pengukuran dan pemetaan, sesuai metote statistik Stratified
Random Sampling dan/atau Cluster Random Sampling menggunakan
kriteria:
a. Penentuan sampel bidang tanah paling lambat 2 hari setelah
pengajuan permohonan diterima. Hasil penentuan sampel berupa
Daftar Sampel Bidang Tanah yang ditetapkan oleh Wakil Ketua
Bidang Fisik;
b. Memastikan pengukuran sampel random mewakili karakteristik
wilayah yangberagam, sesuai kondisi lapangan.
Wakil Ketua Bidang Fisik selanjutnya menyampaikan seluruh GU yang

17
akan diperiksa administrasi beserta daftar sampel Bidang Tanah kepada
pihak ketiga pelaksana pemeriksaan mutu;
6. Pihak ketiga pelaksana pemeriksaan mutu menerima seluruh GU yang akan
diperiksa administrasinya beserta Daftar Sampel Koordinat Batas Bidang
Tanah, kemudian mengisi formulir checklist kontrol kualitas untuk seluruh
GU dan menyaksikan pengukuran titik sampel yang sudah ditentukan.
Pengukuran titik sampel tersebutmdilakukan oleh pelaksana pengukuran
pihak ketiga dan disaksikan oleh pelaksana pemeriksaan mutu dengan
ketentuan:
a. Pihak ketiga Pemeriksa Mutu bertugas untuk memeriksa dan
mengisi formulir checklist pemeriksaan mutu pada seluruh GU.
Output Pemeriksaan Mutu sejumlah output Peta Bidang Tanah
(100% PBT);
b. Koordinat batas bidang tanah yang diukur sesuai dengan daftar
sampel koordinat batas bidang tanah yang ditetapkan oleh Wakil
Ketua Bidang Fisik;
c. Koordinat batas bidang tanah yang diukur terpetakan, diketahui
letaknya dan dapat direkonstruksi batas-batasnya di lapangan.
d. Pelaksana Pemeriksaan Mutu melakukan perbandingan antara
kesesuaian pernyataanketelitian titik dengan ketelitian titik pada raw
data dan pengolahannya terhadap hasil pengukuran titik sampel
pemeriksaan mutu;

2.7.2 Output Pemeriksaan Mutu

Hasil akhir kegiatan pemeriksaan mutu adalah:


1. Formulir checklist pemeriksaan mutu (sebesar 100% output PBT);
2. Tabel perbandingan ketelitian titik sampel, pernyataan ketelitian titik dan
ketelitian pengolahan raw data;
3. Berita Acara pemeriksaan serta foto bersama Pihak ketiga pelaksana
pengukuran dengan Pihak ketiga Pemeriksa Mutu yang dilengkapi dengan
geotagging pada patok/titik dimaksud;
4. Laporan Hasil Pemeriksaan Mutu;
5. Laporan awal dan akhir hasil penyelesaian pekerjaan kegiatan Pemeriksaan

18
mutu yangmemuat informasi minimal:
a. Judul Kegiatan;
b. Dasar Pelaksanaan (kontrak);
c. Jadwal Pelaksanaan;
d. Kemajuan Pekerjaan;
e. Kendala Pekerjaan;
f. Kesimpulan dan Saran;
g. Lampiran.

19
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi yang menjadi objek pengukuran bidang tanah berada di
Kelurahan 8 Ulu Kota Palembang.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

3.2 Alat dan Bahan Penelitian


Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat
keras dan perangkat lunak, berikut alat yang digunakan :

Tabel 3.1 Perangkat Keras


Hardware Gambar

GPS Geodetik (sebagai Base dan


Rover)

20
Pole

Controller

Statif

Laptop

21
Tabel 3.2 Perangkat Lunak

Software Gambar

Surver Master

AutoCAD

Data Waypoint hasil pengukuran Real Time Kinematic (RTK)


menggunakan Software Survey Master dengan format dxf dan txt.

22
3.3 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Persiapan

Sketsa

Pengukuran

Penggambaran/Plotting

Asistensi Data

Pemohon Nominatif Bentuk

Quality Control / Kantor

Pembuatan Gambar Pembuatan Kartir


Ukur Tidak Lolos

Quality Control oleh BPN

Lolos
Entry Data

Pencetakan Peta Bidang Tanah

Pengumpulan

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

Gambaran diatas terlihat jelas alur aktivitas dalam


penelitian tindakan yang diawali dengan persiapan yaitu
persiapan peralatan dan bahan, kemudian pembuatan sketsa untuk
dilakukannya pengukuran, hasil pengukuran yang didapat
dilanjutkan dengan penggambaran bidangan, pengelohan data

23
bidangan dengan mencantumkan nama pemohon, nominatif dan
bentuk bidangan, kemudian dilakukan pembuatan Gambar Ukur,
pelaksana pengukuran dan pemetaan mengisi dan
menandatangani formulir data periksa (Chexklist) quality control.
Petugas mengecek GU dan formulir quality control dan
mengecek kesesuaian isian formulir dengan GU; Informasi
bidang tanah (Lokasi, tanggal, nomor, berkas, nama petugas
lapangan, kesesuaian halaman dengan identitas pemilik/NIK).
Jika ada hal-hal yang tidak disetujui, dikembalikan ke petugas
ukur, jika disetujui petugas quality control melakukan Verifikasi
dan Validali data. Bidang- bidang tanah yang lolos verifikasi dan
validasi diberikan NIB untuk keperluan pencetakan Peta Bidang
Tanah dilakukan dari Aplikasi KKP, kemudian dikirim ke Kantor
Pertanahan.

3.4 Jadwal Penelitian


Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan April
2023. Dalam pengambilan data lapangan tersebut dilakukan oleh
surveyor dan satu orang asisten surveyor. Data yang diambil
dalam pengukuran ini berupa data Waypoint. Hasil pengukuran
selanjutnya dilakukan pengelolahan penggambaran di AutoCAD
untuk mendapatkan Gambar Ukur (GU), Peta Bidang Tanah
(PBT) dan hasil Quality Control.
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
April Mei Juni
No Uraian Minggu Ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tahap Persiapan
1
Penelitian
a. Penyusunan dan
Pengajuan Judul
b. Pengajuan
Proposal
2 Tahap Pelaksanaan
e. Pengumpulan Data
f. Analisis Data
Tahap Penyusunan
3
Laporan

24
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Hasanuddin Z. 2007. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya.


Jakarta: Pradnya Pramita
A.P Parlindungan, Pendaftaran Tanah di Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 1990.
Arie S Hutagalung, Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah, Lembaga
Pemberdayaan Hukum Indonesia, Jakarta, Agustus 2005.
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang
Pokok Agraria Isi dan Pelaksanaannya, Hukum Tanah Nasional jilid
1, Jakarta : Djambatan, Cet 12, 2008.
Fitrianto Akhsan 2017 “Pembuatan Panduan Pengukuran Gps Geodetik Dengan
Metode Real-Time Kinematic (Rtk) Pada Program Studi Pendidikan Teknik
Bangunan Universitas Negeri Semarang”
Irawan, Soerodjo, 2002, Kepastian Hukum Hak Atas Tanah di Indonesia, Surabaya:
Penerbit Arkola.
Lembaran Negara No. 59 Tahun 1997, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
UNOOSA. 2011. 10 years of Achievement of the United Nations on Global
Navigation Satellite Systems. Jurnal UNOOSA, New York.
Wahyono, Eko Budi, et al. 2020 "Model Pelaksanaan Ptsl Menuju Pendaftaran
Tanah Yang Berkualitas Di Kantor Pertanahan Kabupaten Cilacap (Studi Di
Kantor Pertanahan Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah)

25

Anda mungkin juga menyukai