Anda di halaman 1dari 7

Pengukuran dan Penyusunan Peta Bidang Tanah (Pemenuhan Syarat DAK Integrasi 2023) Kab.

Jombang

BAB 2
TINJAUAN KEBIJAKAN

2.1 PENGERTIAN

Pada subbab ini akan dijelaskan pengertian dari beberapa istilah penting yang berkaitan
dengan pekerjaan pengukuran dan pemetaan bidang tanah ini. Sumber dari pengertian ini adalah
dokumen Petunjuk Teknis Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Sistematik Lengkap dari
Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan
Pertanahan Nasional Tahun 2022.

1. . Pendaftaran tanah secara sistematis lengkap adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk
pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah
yang belum didaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat,
dan juga termasuk pemetaan seluruh obyek pendaftaran tanah yang sudah terdaftar dalam
rangka menghimpun dan menyediakan informasi yang lengkap mengenai bidang-bidang
tanahnya.
2. Pengukuran bidang tanah secara sistematis adalah proses pemastian letak batas bidang-
bidang tanah yang terletak dalam satu atau beberapa desa/kelurahan atau bagian dari
desa/kelurahan atau lebih dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah secara sistematis
3. Pemetaan bidang tanah adalah kegiatan pengolahan data dan penggambaran hasil
pengukuran bidang-bidang tanah dengan suatu metode tertentu pada media tertentu sehingga
letak dan ukuran bidang tanahnya dapat diketahui dari media tempat pemetaan bidang tanah
tersebut
4. Peta foto adalah peta yang menggambarkan detail lapangan dari citra foto dengan skala
tertentu. Peta foto sudah melalui proses pemetaan fotogramteri oleh karena itu ukuran-
ukuran pada peta foto sudah benar dengan demikian detail-detail yang ada di peta foto dan
dapat diidentifikasi dilapangan mempunyai posisi sudah benar di peta

4
Pengukuran dan Penyusunan Peta Bidang Tanah (Pemenuhan Syarat DAK Integrasi 2023) Kab.
Jombang
5. Identifikasi bidang tanah secara fotogrametrik adalah penentuan batas-batas bidang tanah
secara visual/physical boundaries yang terlihat pada peta foto atau peta CSRT dan di
lapangan dengan menarik garis ukur (deliniasi) pada peta foto atau peta CSRT dengan
terlebih dahulu menandai (prick) detail yang posisinya sama pada peta foto atau peta CSRT
tersebut
6. Gambar ukur adalah dokumen tempat mencantumkan gambar suatu bidang tanah atau lebih
dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik berupa jarak, sudut,
azimuth ataupun sudut jurusan
7. Peta bidang tanah adalah hasil pemetaan 1 (satu) bidang tanah atau lebih pada lembaran
kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang dan digunakan untuk pengumuman data fisik.

2.2 PEMETAAN
Peta merupakan suatu gambaran atau unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak,
yang dipiih dari permukaan bumi yang berkaitan dengan permukaan bumi atau benda-benda di
angkasa, dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan.
Peta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud yang diperkecil dan mempunyai
kegunaan yang luas apabila didesain dengan tujuan khusus. Kegunaan peta antara lain :

a) Kepentingan pelaporan (recording)


b) Peragaan (displaying)
c) Analisis (analysing)
d) Pemahaman dalam interaksi (intereletation) dari obyek atau kenampakan secara
keruangan (spatial – relationship) .

Sebagai alat bantu, peta mempunyai peranan penting bagi manusia terutama dalam
melakukan pengamatan lapangan, laporan penelitian, atau dalam mempelajari berbagai
fenomena yang berkaitan dengan kehidupan manusia (Sinaga, 1992). Klasifikasi peta menurut
Bos, Es (1977) dalam Juhadi dan Dewi Liesnoor S. (2001), peta dapat dikategorikan kedalam
tiga kelompok yaitu peta berdasarkan isi, berdasarkan skala, dan berdasarkan kegunaan.

1. Peta berdasarkan isi antara lain:

5
Pengukuran dan Penyusunan Peta Bidang Tanah (Pemenuhan Syarat DAK Integrasi 2023) Kab.
Jombang
a) Peta Umum atau peta rupa bumi adalah peta yang menggambarkan bentang alam
secara umum dipermukaan bumi, dengan menggunakan skala tertentu. Peta-peta
yang termasuk kedalam peta umum adalah antara lain: peta dunia, topografi, dan
atlas yang memuat mengenahi bentang alam secara umum.
b) Peta Tematik adalah peta yang memuat informasi tema-tema tertentu (khusus) dan
digunakan untuk kepentingan tertentu yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, penelitian, bidang perencanaan wilayah, kepariwisataan dan
kebudayaan, ekonomi, sosial, dan politik.
c) Peta Navigasi adalah peta yang dibuat secara khusus dan praktis untuk membantu
navigasi laut, penerbangan, ataupun perjalanan darat. Unsur yang digambarkan
dalam peta tersebut berupa rute perjalanan yang berguna dalam panduan perjalanan
seperti lokasi atau letak suatu kota, kedalaman laut, maupun ketinggian daerah.
2. Peta berdasarkan skala:
a) Peta skala sangat besar, peta dengan skala > 1 : 10.000.
b) Peta skala besar, peta dengan skala < 1 : 100.000 -1 : 10.000.
c) Peta skala sedang, peta dengan skala 1 : 100.000 - 1 : 1.000.000.
d) Peta skala kecil, peta dengan skala > 1 : 1.000.000.
3. Peta berdasarkan kegunaannya
Peta yang digunakan untuk sesuatu hal yang sifatnya sesuai dengan kegunaanya, contoh
penggunaan peta untuk media pembelajar, atau peta sarana pendidikan dan lain-lain.

2.3 PENGUKURAN TANAH


Pengukuran tanah adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan dilapangan dengan mengukur
bidangan tanah, bangunan, jalan, sawah, dan sebagainya dengan menggunakan alat ukur seperti
Total station, Waterpass, Theodolite,dan meteran.

1. Macam-macam alat pengukuran :

a) Theodolit

Alat ukur yang dipakai untuk mengukur ketinggian tanah dengan sudut datar dan sudut tegak.
Tingkat akurasi hasil pengukuran sudut oleh Theodolit mencapai satuan detik. Umumnya,
Theodolit sering diaplikasikan saat penentuan sudut siku-siku, menetukan ketinggian, dan
pemetaan situasi. (Wedagama, 2013)

6
Pengukuran dan Penyusunan Peta Bidang Tanah (Pemenuhan Syarat DAK Integrasi 2023) Kab.
Jombang

Gambar 2. 1 Alat Ukur Theodolit

b) Waterpass

Alat untuk mengukur beda tinggi antara dua atau lebih titik yang berdekatan. Perbedaan
tingkat keinggian bisa diamati dari garis-garis visir/sumbu teropong horisontal yang ditujukan
ke arah rambu-rambu ukur vertikal. Kegiatan ini biasanya disebut waterpassing atau leveling.
Sistem acuan atau referensi yang digunkan yaitu rata-rata tinggi permukaan air laut atau MSL
(Mean Sea Level ). (Wedagama, 2013)

Gambar 2. 2 Alat Ukur Waterpass

c) Total station

Adalah gabungan kemampuan antara theodolit elektronik dengan alat pengukur jarak
elektronik dan pencatat data elektronik. Alat ini dapat membaca dan mencatat sudut horisontal
dan vertikal bersama-sama dengan jarak miringnya. Bahkan mampu melakukan operasi
perhitungan mateematis seperti menghitung jarak datar, koordinat, dan beda tinggi secara
langsung. (Wedagama, 2013).

7
Pengukuran dan Penyusunan Peta Bidang Tanah (Pemenuhan Syarat DAK Integrasi 2023) Kab.
Jombang

Gambar 2. 3 Alat Ukur Total Station

d) Meteran

Adalah alat yang bisa dimanfaatkan untuk ukuran jarak atau panjang tanah dengan satuan
mm, cm, inchi, atau feet. Meteran juga dapat diandalkan untuk membuat sudut siku-siku,
mengukur sudut, dan membuat lingkaran. (Wedagama, 2013).

Gambar 2. 4 Alat Ukur Meteran

2.4 PELAKSANAAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN BIDANG TANAH SISTEMATIS LENGKAP

Pengukuran dan pemetaan bidang tanah sistematis lengkap dilaksanakan setelah


desa/kelurahan atau nama lain yang setingkat tersebut ditetapkan menjadi lokasi Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap. Dalam menetapkan lokasi sebaiknya mempertimbangkan
ketersediaan Peta Dasar untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Selain itu, agar
dapat dicapai pemetaan lengkap desa demi desa, maka dalam penetapan lokasi wajib
memperhatikan seluruh bidang tanah dalam satuan wilayah desa/kelurahan atau sebutan lain
yang setingkat tersebut dapat diukur dan dipetakan secara lengkap.

1. Ketersediaan Peta Dasar Pendaftaran Pengukuran dan pemetaan bidang tanah sistematis
lengkap dalam rangka pendaftaran tanah menggunakan peta dasar sesuai dengan standar
yang berlaku Peta dasar dapat berupa :

8
Pengukuran dan Penyusunan Peta Bidang Tanah (Pemenuhan Syarat DAK Integrasi 2023) Kab.
Jombang
a) Peta foto udara (baik dari wahana pesawat udara atau Unmanned Aerial Vehicle
(UAV)/drone),
b) Peta Citra satelit resolusi tinggi (CSRT) atau
c) Peta garis.

Apabila foto udara atau CSRT yang akan digunakan sebagai peta dasar dan/atau peta kerja
masih berupa data mentah (raw data) maka perlu dikoreksi secara geometrik terlebih dahulu.
Apabila peta dasar belum tersedia, pembuatan peta dasar bisa dilakukan bersamaan dengan
kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah. Spesifikasi Peta Dasar Foto Udara/CSRT
yang akan digunakan sebagai peta kerja antara lain :

a. Ketelitian geometrik setelah koreksi Untuk dapat digunakan dalam penerbitan sertipikat,
ketelitian geometrik dari peta kerja yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Daerah pemukiman, daerah komersial dan/atau daerah industri, ketelitian yang
digunakan adalah 0,3mm x skala peta;
2) Daerah non-pemukiman, daerah non-komersial dan/atau daerah nonindustri,
ketelitain yang digunakan adalah 0,5mm x skala peta.

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi atau Kantor Pertanahan


Kabupaten/kota dapat menentukan ketelitian geometrik kategori 1. atau 2. sesuai dengan
kondisi di daerahnya.
b. Peta dasar yang digunakan disarankan menggunakan peta dasar terbaru yang tersedia.

2. Metode Pelaksanaan Pengukuran dan Pemetaan Bidang tanah Metode Pelaksanaan Kegiatan
Pengukuran dan Pemetaan bidang tanah sistematis lengkap yaitu:

a. Metode Terestrial;
b. Metode Fotogrametris;
c. Metode Pengamatan Satelit;
d. Metode Kombinasi terestrial, fotogrametris, dan/atau pengamatan satelit.
3. Penetapan Batas dan Pelaksanaan Pengukuran

9
Pengukuran dan Penyusunan Peta Bidang Tanah (Pemenuhan Syarat DAK Integrasi 2023) Kab.
Jombang
o Pengukuran bidang tanah dilakukan setelah ada penetapan batas bidang tanah oleh Panitia
Ajudikasi PTSL atau Surveyor Kadastral Berlisensi (SKB) berdasarkan Surat Pernyataan
Pemasangan Tanda Batas dan Persetujuan Pihak Yang Berbatasan.
o Dalam pelaksanaan pengukuran bidang tanah dilakukan pengumpulan data berupa:
 Identitas pemilik (KTP/KK) hak (jika ada);
 Sertipikat/GS/SU (jika ada) untuk bidang tanah terdaftar/bersertipikat,
 Surat Pernyataan Pemasangan Tanda Batas dan Persetujuan Pihak Yang Berbatasan
dan Geotagging lokasi Data tersebut langsung dientri dalam bentuk digital pada
aplikasi pengumpulan data fisik dan data yuridis.
o Pengukuran dan/atau pemetaan bidang-bidang tanah dilakukan terhadap: a. Bidang tanah
belum terdaftar; dan b. Bidang tanah sudah terdaftar yang belum dapat terpetakan (K4).
o Memberi nomor berkas dan/atau Nomor Urut Berkas (NUB) pada bidang-bidang tanah
terukur atau terpetakan.
o Pencatatan tanda batas dan informasi bidang tanah untuk bidang tanah belum terdaftar–
Metode Terestris.
o Terhadap bidang tanah yang tidak diketahui subjeknya (no name), tidak dikuasai dan
dimanfaatkan secara fisik, tidak ada tanda batas yang dipasang, indikasi Tanah Ulayat, dan
kondisi tanah tertentu sesuai dengan kearifan lokal, maka dilakukan halhal sebagai berikut:
 Dilakukan delineasi terhadap bidang tersebut atau dapat terbentuk dari hasil ukuran
bidang-bidang tanah yang berbatasan langsung, atau
 Delineasi dapat dilakukan dengan metode general boundary (penarikan batas dari
penampakan terlihat); atau
 Delineasi superimpose dari hasil pemetaan oleh pihak lain Bidang tanah yang
didelineasi sebagaimana di atas diberikan NIS (Nomor Identifikasi Sementara).
o Tidak perbolehkan melakukan pemecahan bidang tanah untuk mengejar/ memenuhi target
kuantitatif, kapling siap bangun, persiapan waris dan bentuk lainnya yang mempunyai
subjek yang sama, kecuali terhadap bidang tanah yang awalnya sudah mempunyai dasar
penguasaan atas nama subjek yang tidak sama.
4. Pemetaan Hasil Pengukuran
Selanjutnya, hasil dari kegiatan pengukuran yang dilakukann kemudian dimasukkan ke dalam
peta menggunakan aplikasi Autocad.
10

Anda mungkin juga menyukai