1
Pemetaan batas wilayah
(Bashit, N., et al., 2019)
• Batas wilayah mengalami permasalahan hingga batas antar desa yang saling tumpang tindih
antara satu desa dengan desa yang lain.
• Batas wilayah desa yang sudah ditetapkan dengan baik akan memudahkan pemerintah desa
dalam menjalankan kewenangan desa dalam melakukan penataan desa.
• Kewenangan desa adalah terkait batas wilayah yang merupakan dasar untuk mengelola
keruangan di desa serta menegakan kewenangan desa yang berimplikasi pada model
pembangunan dan pemberdayaan di Desa.
• Desa harus memiliki batas wilayah dan kewenangan desa sehingga adanya kewenangan
tanpa batas wilayah akan menyebabkan banyak permasalahan.
UNIVERSITAS INDONESIA 2
Dasar Hukum
UNIVERSITAS INDONESIA 3
Tahapan Metode Kartometrik
4. Digitisasi;
UNIVERSITAS INDONESIA 4
1. Pembuatan Peta Kerja
UNIVERSITAS INDONESIA 5
1. Pembuatan Peta Kerja:
Sumber data citra resolusi sangat tinggi
Hubungan antara resolusi spasial sebuah citra satelit dengan skala peta telah dikaji oleh Waldo
Tobler pada 1987 dimana dia menuliskan “The rule is: divide the denominator of the map scale
by 1,000 to get the detectable size in meters. The resolution is one half of this amount.”
Sehingga kita dapat menurunkannya dalam bentuk formula sebagai berikut:
UNIVERSITAS INDONESIA 7
2. Penarikan garis batas desa/kelurahan di atas peta
UNIVERSITAS INDONESIA 8
2. Penarikan garis batas desa/kelurahan di atas peta:
Batas berupa penanda alam dan Buatan
UNIVERSITAS INDONESIA 11
3. Penentuan titik kartometrik:
Ekstraksi titik koordinat
UNIVERSITAS INDONESIA 12
4. Dijitasi
1. Peta hasil penarikan garis batas dipindai (resolusi minimal
300 dpi) untuk didijitasi
2. Proses georeferencing dilakukan untuk mendaftarkan
koordinat pada peta yang telah dipindai (minimal di 4 titik
sudut peta)
3. Dijitisasi harus dilakukan di atas data dasar, bukan pada
peta kerja hasil pemindaian. Peta kerja hasil pemindaian
hanya digunakan sebagai panduan dalam proses dijitisasi
hasil penarikan garis batas dan penentuan titik
kartometrik
4. Dijitisasi harus menerapkan prinsip ‘create once, used
many times’.
UNIVERSITAS INDONESIA 13
4. Dijitasi
UNIVERSITAS INDONESIA 14
5 Penyajian Peta Batas
UNIVERSITAS INDONESIA 15
UNIVERSITAS INDONESIA 16
Without
Geography,
You’re Nowhere
UNIVERSITAS INDONESIA 17