Anda di halaman 1dari 65

IR.

BAMBANG SUDARSONO, MS

MATERI KULIAH PERTEMUAN 1


PENGANTAR ILMU UKUR TANAH I
PENGANTAR ILMU UKUR TANAH
 Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat, memerlukan dan
juga menggunakan peta untuk berbagai keperluan. Pada umumnya
kita mengenal peta sebagai gambaran dari sebagian permukaan bumi
pada suatu lembar kertas dengan ukuran yang lebih kecil. Peta yang
ada biasanya memberikan informasi unsur rupa bumi yang
digambarkan pada peta antara lain meliputi: unsur-unsur alam dan
unsur-unsur buatan manusia. Kemajuan dalam bidang teknologi yang
berbasiskan komputer telah memperluas wahana dan wawasan
mengenai peta. Peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembar
kertas, tetapi juga penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisa dan
penyajiannya dalam bentuk digital terpadu antara gambar, citra dan
teks. Peta dalam model digital mempunyai keuntungan penyajian dan
penggunaan secara konvensional seperti peta garis cetakan (hard copy)
dan kemudahan penyimpanan, pengolahan, analisa dan penyajiannya
secara interaktif pada media komputer (soft copy).
Pengantar Ilmu Ukur Tanah
 Plan Surveying & Geodetic Surveying
llmu ukur tanah merupakan bagian rendah dari
ilmu yang lebih luas yang dinamakan Ilmu
Geodesi.
Ilmu Geodesi mempunyai dua maksud :
 Maksud ilmiah
menentukan bentuk permukaan bumi.
 Maksud praktis
membuat bayangan yang dinamakan peta dari
sebagian besar atau sebagian kecil permukaan
bumi.
Pengantar Ilmu Ukur Tanah
 Pengukuran dan pemetaan pada dasarnya dapat dibagi
2, yaitu :
 Geodetic Surveying
pengukuran untuk menggambarkan
permukaan bumi pada bidang
melengkung/ellipsoida/bola.
 Plan Surveying
pengukuran tanpa mempertimbangkan bentuk
bumi, dianggap sebagai bidang datar
horisontal, biasanya untuk wilayah yang tidak
terlalu luas (<= 55 Km).
Pengantar Ilmu Ukur Tanah
 Ilmu ukur tanah pada dasarnya terdiri dari tiga bagian
besar yaitu :
a. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV)
 pengukuran-pengukuran tegak guna mendapat
hubungan tegak antara titik-titik yang diukur.
b. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (KDH)
 pengukuran yang mendatar untuk mendapat
hubungan titik-titik yang diukur diatas permukaan
bumi.
c. Pengukuran Titik-titik Detail
Pengantar Ilmu Ukur Tanah
 Survey & Pemetaan
 Dalam perencanaan bangunan Sipil misalnya perencanaan
jalan raya, jalan kereta api, bendung dan sebagainya
memerlukan Peta.
 Peta merupakan data yang sangat penting untuk
perencanaan bangunan tersebut.
 Selain itu peta juga sipergunakan untuk keperluan
perencanaan tata ruang, pendaftaran tanah (Sertipikasi
Tanah). Pengukuran PBB dan lain-lain
PENGERTIAN PETA
 Peta adalah gambaran dari sebagian atau seluruh
permukaan bumi pada suatu lembar kertas (bidang
datar ) dengan ukuran yang lebih kecil (dengan skala
tertentu.
 Unsur rupa bumi yang digambarkan pada suatu peta
meliputi : unsur-unsur alam dan unsur-unsur buatan
manusia.
 Kemajuan dalam bidang teknologi yang berbasiskan
komputer telah memperluas wahana dan wawasan
mengenai peta dalam bentuk digital.
METODE PEMBUATAN PETA

 Gambaran dari permukaan bumi diperoleh dengan


melakukan pengukuran-pengukuran di permukaan
bumi yang meliputi besaran-besaran: arah, sudut,
jarak dan ketinggian.
 Metode pembuatan peta dapat dilakukan dengan
metode teristris dengan pengukuran secara langsung
di lapangan, fotogrametris dengan menggunakan
foto udara dan dengan penginderaan jauh (remote
sensing) dengan menggunakan data citra satelit
MENGAPA KITA MEMERLUKAN PETA

 Untuk keperluan pendaftaran tanah di BPN diperlukan peta dasar


pertanahan yang akan digunakan untuk pembuatan sertipikat.
 Di bidang perencanaan tata ruang peta sangat diperlukan untuk
keperluan pembuatan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).
 Peta juga diperlukan untuk keperluan pendataan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB).
 Selain itu peta juga diperlukan untuk keperluan perijinan bangunan
(IMB) untuk keperluan pembuatan Peta KRK di lingkungan Dinas Tata
Kota dan Perumahan.
 Peta juga diperlukan untuk keperluan penentuan lokasi perijinan
pemasangan titik reklame dan dari reklame Pemda dapat
meningkatkan PAD.
Dengan Peta Pemda Dapat Meningkatkan PAD

 Dengan adanya UU Pajak Daerah PBB yang dulu dikelola oleh


Direktorat Jenderal Pajak - Direktorat PBB, sekarang diserahkan ke
Pemkab/Pemkot. PBB Perdesaan dan Perkotaan merupakan PAD yang
dapat dilaksanakan di daerah jika tersedia data obyek pajak berupa
luas tanah dan bangunan sehingga diperlukan adanya peta. Peta dasar
tersebut digunakan untuk pendataan dan penilaian obyek pajak,
sehingga dapat ditentukan Peta Zona Nilai Tanah (ZNT) yang akan
dijadikan sebagai acuan dalam penentuan PBB. Jadi apabila
Pemkab/Pemkot akan meningkatkan PAD melalui usaha intensifikasi
dan ekstensifikasi PBB diperlukan pembaharuan data antara lain
berupa : Peta Blok, Peta Desa/Kelurahan, Peta ZNT dan data subyek
pajak (nama pemilik atau yang menguasai tanah dan bangunan).
CONTOH SPPT
CONTOH IKLAN DI PEREMPATAN JALAN
PENGGUNAAN PETA UNTUK KEPERLUAN TEKNIK SIPIL

Di bidang teknik sipil peta digunakan untuk berbagai


keperluan pada berbagai tahapan antara lain :
1. Tahap studi kelayakan ( feasibility study)
2. Tahap perencanaan pendahuluan (preliminary
design)
3. Tahap detail desain (detailed engineering design)
4. Tahap pelaksanaan konstruksi dan pengawasan
(construction and supervision)
5. Tahap pemantauan bangunan (monitoring)
CONTOH BANGUNAN INFRASTRUKTUR JEMBATAN
CONTOH BANGUNAN INFRASTRUKTUR BENDUNGAN SEBELUM DIGENANGI AIR
CONTOH BANGUNAN BENDUNGAN SETELAH DIGENANGI AIR
CONTOH BANGUNAN INFRASTRUKTUR BENDUNGAN
CONTOH BANGUNAN JEMBATAN SURAMADU
PENGGUNAAN PETA UNTUK KEPERLUAN TEKNIK SIPIL

Di bidang teknik sipil peta digunakan untuk berbagai


keperluan pada berbagai tahapan antara lain :
1. Tahap studi kelayakan ( feasibility study)
2. Tahap perencanaan pendahuluan (preliminary
design)
3. Tahap detail desain (detailed engineering design)
4. Tahap pelaksanaan konstruksi dan pengawasan
(construction and supervision)
5. Tahap pemantauan bangunan (monitoring)
KOMPONEN PETA
1. Isi Peta
Isi peta menunjukan isi dari ide dari penyusun peta yang
akan disampaikan kepada pengguna peta.
2. Judul Peta
Judul peta harus mencerminkan isi peta, misalnya Peta
Jalan Provinsi Jawa Tengah, maka isinya harus dapat
memberikan gambaran umum jalan yang ada di Provinsi
Jawa Tengah
3. Skala
Skala peta merupakan unsur yang sangat penting dari
sebuah peta. Dari skala peta dapat diketahui ketelitian peta
serta perbandingan antara ukuran detail di peta dengan
detail tersebut di lapangan.
4. Arah Utara
Selain skala peta, arah orientasi peta harus tersajikan
dalam suatu lembar peta. Di Indonesia, arah orientasi peta
adalah arah kutub utara atau arah utara peta. Arah utara
peta pada peta topografi dibuat sejajar dengan tepi lembar
peta.
Arah utara peta bisa dinyatakan dalam arah utara
berdasarkan: (1) arah utara menurut sistem proyeksi
peta, (2) arah utara geografis berdasarkan satu titik
sistem kerangka dasar tertentu (sistem lokal), atau (3) arah
utara magnet
5. Koordinat
Pada lembar peta harus menyajikan unsur koordinat baik
koordinat kartesian (X,Y) maupun koordinat geografis
yang dinyatakan dengan lintang dan bujur dengan simbol
(φ, λ).
6. Garis kontur
Kontur merupakan garis di peta yang menunjukkan titik-
titik dengan ketinggian yang sama. Dengan garis kontur
tersebut dapat diketahui kondisi topografi dari suatu
daerah apakah datar atau curam.
7. Inzet dan Index Peta
Peta merupakan media untuk menyimpan dan menyajikan
informasi tentang rupa bumi dengan penyajian pada skala
tertentu. Bila kawasan yang dipetakan tidak luas, maka
kemungkinan peta daerah itu bisa disajikan dalam satu
lembar peta saja pada skala tertentu. Tetapi bila kawasan
pemetaan luas atau skala penyajian besar, maka diperlukan
beberapa lembar peta, untuk memudahkan maka dibuat
Inzet/Index Peta.
8. Legenda atau Keterangan
Supaya peta mudah dibaca dan dipahami, maka aneka
ragam informasi setiap peta pada skala tertentu harus
disajikan dengan cara-cara tertentu, yaitu:
 Simbol: digunakan untuk membedakan berbagai
obyek, misalnya jalan, sungai, rel dan lain-lainnya.
Daftar kumpulan simbol pada suatu peta disebut
legenda peta.
 Warna: digunakan untuk membedakan atau
memerincikan lebih jauh dari simbol suatu obyek,
misalnya laut yang lebih dalam diberi warna lebih
gelap, berbagai kelas jalan diberi warna yang berbeda-
beda dll.
JENIS PENGUKURAN
 Jenis Pengukuran berdasarkan kondisi alam :
 Pengukuran daratan (land surveying): antara lain
pengukuran topografi, untuk pembuatan peta topografi,
dan pengukuran kadaster, untuk membuat peta
kadaster.
 Pengukuran perairan (marine or hydrographic
surveying): antara lain pengukuran muka dasar laut,
pengukuran pasang surut, pengukuran untuk pembuatan
pelabuhan dll.
 Pengukuran astronomi (astronomical survey): untuk
menentukan posisi di muka bumi dengan melakukan
pengukuran-pengukuran terhadap benda langit.
JENIS PENGUKURAN BERDASARKAN TUJUAN

 Jenis pengukuran berdasarkan tujuan :


 Pengukuran teknik sipil (engineering survey): untuk
memperoleh data dan peta pada pekerjaan-pekerjaan
teknik sipil.
 Pengukuran untuk keperluan militer (miltary
survey).
 Pengukuran tambang (mining survey).
 Pengukuran geologi (geological survey).
 Pengukuran arkeologi (archeological survey).
Berdasarkan luas cakupan daerah pengukuran

 Pengukuran tanah (plane surveying) atau ilmu ukur


tanah dengan cakupan pengukuran 37 km x 37 km
(20’ X 20’). Rupa muka bumi bisa dianggap sebagai
bidang datar.

 Pengukuran geodesi (geodetic surveying) dengan


cakupan yang luas.
KERANGKA DASAR PEMETAAN
1. KERANGKA HORISONTAL (X, Y)
Posisi titik kerangka horisontal dapat diukur dengan
berbagai metode antara lain : Poligon, GPS.

2. KERANGKA VERTIKAL (Z)


Posisi titik-titik kerangka vertikal (ketinggian) dapat
diukur dengan berbagai metode antara lain : cara
barometris, cara trigonometris dan cara sipat datar
(waterpas). Bidang ketinggian referensi ini bisa berupa
ketinggian muka air laut rata-rata (mean sea level -
MSL) atau ditentukan lokal.
Instansi yang menggunakan peta

 Ada beberapa instansi yang menggunakan peta antara lain :


 Badan Informasi Geospasial
 Badan Pertanahan Nasional (sekarang Kementerian ATR/BPN)
 Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup
 Kementerian Perhubungan
 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
 Dinas Bina Marga di Tingkat Provinsi
 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air di Tingkat Provinsi
 Dan Teknis lainnya
Khusus di Kota Semarang ada beberapa Dinas

 Dinas Tata Kota dan Perumahan


 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPKAD)
 Dinas Bina Marga
 Dinas Energi dan PSDA
 Serta Dinas Teknis lainnya.
Ada beberapa cara untuk memperoleh data
pembuatan peta skala besar

 Pengadaan citra satelit resolusi tinggi


 Pemetaan metode fotogrametri
 Pengukuran dan pemetaan secara teristris
 Pada saat ini mulai dikembangkan pemetaan
dengan teknologi UAV.
ARTI PENTING SUATU PETA
(INFORMASI GEOSPASIAL)
Peta Untuk Sertipikasi Tanah
Aplikasi Peta Untuk Pendaftaran Tanah di ATR/BPN:
 Jika ada peta – Dapat dibuat sertifikat tanah (diproses dengan syarat tertentu)
 Jika ada sertifikat tanah – Dapat digunakan untuk modal/mencari uang
(melakukan peminjaman di Bank dengan agunan sertipikat tanah di Bank)
 Jika ada uang – Dapat meningkatkan Investasi (uang untuk investasi oleh
perorangan/ pengusaha)
 Jika ada investasi – Maka akan ada pertumbuhan ekonomi (penyerapan tenaga
kerja)
 Jika ada pertumbuhan ekonomi – Maka ada peningkatan kesejahteraan
masyarakat (pengangguran berkurang, perekonomian masyarakat meningkat)
 Dengan demikian peta mempunyai peranan yang sanat penting di lingkungan
Kementerian ATR/BPN antara lain untuk keperluan Sertipikasi Bidang Tanah

 Dari sini ada Pekerjaan Pendaftaran Tanah di ATR/BPN: Pendaftaran Tanah


Sistematik Lengkap(PTSL) Di Desa yang sedang dikerjakan Pemerintah mulai
tahun 2017 ( 5 juta); 2018 (7 juta) dan sampai saat ini 2019 target 9 juta.
 Tahun 2020 ditargetkan 10 juta bidang tanah, namun dengan adanya Pandemi
COVID 19 kemungkinan target tesebut cukut sulit.
CONTOH DOKUMEN SERTIPIKAT TANAH
Penggunaan Peta Untuk Pekerjaan Infrastruktur
 Manfaat peta untuk keperluan pembangunan infrastruktur di Kementerian
PUPR
 Jika ada peta – Dapat melaksanakan perencanaan infrastruktur (DED)
 Jika ada DED – Dapat menghitung Volume Pekerjaan (BOQ)
 Jika ada Volume Pekerjaan (BOQ)– Dapat membuat RAB
 Jika ada RAB – Dapat menentukan rencana pembangunan infrastruktur secara
lengkap termasuk RAB
 Jika sudah ada keputusan pembangunan infrastruktur – Maka akan ada
pembangunan konstruksi
 Jika ada pelaksanaan pembangunan konstruksi – Konsultan dan Kontraktor
dapat pekerjaan
 Jika Konsultan dan Kontraktor ada pekerjaan – Ada pertumbuhan ekonomi
(Meningkatkan ekonomi masyarakat Jasa Konstruksi)
 Jika ada pertumbuhan ekonomi – Ada peningkatan kesejahteraan masyarakat
(pengangguran berkurang, perekonomian masyarakat meningkat)
 Sejak beberapa tahun terakhir pembangunan infrastruktur meningkat dengan
pesat a.l. pembangunan jalan tol trans Jawa dan Tol Sumatera. Pembangunan
jalur kereta api cepat Jakarta Bandung dan lain-lain.
CONTOH PEKERJAAN PENGUKURAN GPS
CONTOH PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION
CONTOH PENGUKURAN WATERPAS
Ukuran Yang Digunakan Dalam Ilmu Ukur Tanah
 Pengukuran Panjang
Digunakan satuan panjang metrik, yaitu meter,
kilometer, sentimeter, milimeter dll.

 Pengukuran Luas
Digunakan satuan luas m2 (meter persegi), km2
(kilometer persegi), are (1 are = 100 m2),
hektare (1 ha = 10.000 m2)
Ukuran Yang Digunakan
 Pengukuran Sudut
Cara Saksagesimal
 Membagi lingkaran dalam 360 derajat, dimana
1 derajat dibagi dalam 60 menit, dan 1 menit
dibagi dalam 60 sekon.
 Cara Centisimal
 Membagi lingkaran dalam 400 bagian, dimana
1 kuadran memiliki 100 grade, 1 grade terbagi
dalam 100 centigrade, dan 1 centigrade terbagi
dalam 100 centicentigrade.
Ukuran Yang Digunakan
 Pegukuran Sudut
Cara Radial
 Membagi lingkaran menjadi 2 kali  bagian.
Nilai  besarnya sekitar 3,1416 atau ½ dari
keliling lingkaran dibagi jari-jarinya.

 Beberapa Persamaan Ukuran Sudut


1 lingkaran = 360o = 400 grade = 2 rad
Ukuran Yang Digunakan
 Hubungan Antara Seksagesimal dan Sentisimal
360° = 400g
Maka :
1° = 400/360 = 1,111g
1’ = 400x100/360x60 = 1,85185cg
1” = 400x100x100/360x60x60 = 3,0864175cc

1g = 360/400 = 0,9°
1cg = 360x60/400x100 = 0,54’
1cc = 360x60x60/400x100x100 = 0,324”
Ukuran Yang Digunakan
1 radian disingkat dengan besaran ρ (rho)
Berapa derajatkah 1 radian ?
ρ° radian dalam derajat
ρ = 360/2π = 57,295779 = 57° 17’ 44,81”
ρ’ radian dalam menit
ρ = 57° 17’ 44,81”
= (57x60)’ + 17’ + 44,81/60
= 3420 + 17 + 0,74683
= 3437, 74683’
ρ’ radian dalam detik
ρ = 3437, 74683’ x 60
= 206264,81”
Ukuran Yang Digunakan
1 radian disingkat dengan besaran ρ (rho)
Berapa grade-kah 1 radian ?
ρ° radian dalam sentisimal
ρ = 400/2π = 63,661977 grade
ρ’ radian dalam centigrade
ρ = 63,661977 grade
= 63,661977 x 100
= 6366,1977 centigrade
ρ’ radian dalam centi-centigrade
ρ = 6366,1977 x 100
= 636619,77 centi-centigrade
Ukuran Yang Digunakan
 Contoh Soal
Konversi dari derajat ke radian
Misal :
78o49’40” = .............. Rad
Maka :
= (78o49’40”/360o) x 2
= ((78 + 49/60 + 40/3600)/360o) x 2
= 1,376358025 rad
Ukuran Yang Digunakan
Konversi dari grid ke derajat
Misal :
104g58c77cc,75 = ........... o

Maka :
= (104g58c77cc,75/400g) x 360o
= ((104 + 58/100 + 77,75/10000)/400g) x 360
= 94,1289975
= 94o 07’ 44,391”
Ukuran Yang Digunakan
Konversi dari grid ke radian
Misal :
120g28c10cc = ................. Rad

Maka :
= (120g28c10cc/400g) x 2
= ((120 + 28/100 + 10/10000)/400) x 2
= 1,89013 rad
SKALA
Skala peta adalah perbandingan antara jarak di
atas peta dengan jarak yang sebenarnya pada
permukaan bumi.
Skala peta ini memungkinkan penggambaran
suatu wilayah yang luas di atas bidang kertas yang
terbatas ukurannya.
 Contoh:
Jarak dari Titik A ke Titik B dalam peta adalah 1 cm dan
jarak sebenarnya di permukaan bumi adalah 1 km. Skala
petanya adalah:
1 cm : 1 km  1 cm : 100.000 cm  1 : 100.000
SKALA

 Skala dapat dinyatakan dengan:

Perbandingan angka,
contoh :

“1 : 10.000” ; “1 : 5000” ; “ 1 : 500” ; “ 1 : 250”


dsb…
SKALA

Skala Grafik,
Contoh :

1 0.5 0 1 2 3 km

Skala Grafik

Umumnya gambar skala seperti ini terletak di


bagian bawah peta.
SKALA
Skala Grafik

 Sebuah garis yang panjangnya menunjukkan


jarak pada peta yang equivalen dengan jarak
tertentu yang sebenarnya (misalnya 1 km).

 Garis Skala ini biasanya dibagi dalam bagian-


bagian (biasanya 10 bagian) untuk
memudahkan pembacaan peta.
SKALA
 Fungsi skala pada peta:

 Membantu mereduksi suatu permukaan bumi


yang luas ke atas bidang kertas yang ukurannya
terbatas.

 Membantu menilai jarak sebenarnya di


permukaan bumi dari jarak di peta.
SKALA
 Skala dapat dibedakan atas 2 jenis:
 Skala Besar
Untuk menggambarkan suatu daerah yang
relatif kecil, seperti “1 : 10” atau “1 : 20” atau “1:
50” dsb.Digunakan untuk penggambaran detail
suatu lokasi.

 Skala Kecil
Untuk menggambarkan suatu daerah yang
relatif besar, seperti “1 : 500” atau “1: 25.000” dsb.
Digunakan untuk daerah di permukaan bumi
yang cukup luas.
APLIKASI ILMU UKUR TANAH
1. Perencanaan jalan
2. Perencanaan jembatan
3. Pengukuran leger jalan
4. Pengukuran topografi untuk perencanaan Kawasan Perumahan
5. Pengukuran topografi untuk perencanaan Kawasan Industri
6. Pengukuran topografi untuk perencanaan jaringan kabel SUTT dan SUTET
7. Pengukuran topografi untuk perencanaan bandar udara
8. Pengukuran topografi untuk perencanaan bendungan
9. Pengukuran topografi untuk perncanaan bendung
10. Pengukuran topografi untuk perencanaan bangunan di sungai
11. Pengukuran topografi untuk perencanaan saluran irigasi
12. Pengukuran topografi untuk keperluan perencanaan bangunan khusus
13. Pengukuran topografi untuk keperluan perencanaan jaringan transmisi pipa
14. Pengukuran topografi untuk keperluan Studi KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan)
PEKERJAAN PENGUKURAN UNTUK PERENCANAAN JALAN
PENGUKURAN SITUASI JEMBATAN
PENGUKURAN KAWASAN INDUSTRI DAN PERUMAHAN
PENGUKURAN JALUR TRANSMISI SUTET
PENGUKURAN PERENCANAAN BANDAR UDARA
Pekerjaan Pembangunan Bendung Dan Saluran Irigasi
CONTOH PEMBANGUNAN KONSTRUKSI PIPA TRANSMISI PDAM
MATERI ILMU UKUR TANAH I
RENCANA PERKULIAH ILMU UKUR TANAH I

1. Pengantar Ilmu Ukur Tanah I


2. Pengukuran Beda Tinggi
3. Pengukuran Sipat Datar Memanjang (Waterpas)
4. Perhitungan Sipat Datar Memanjang Terbuka, Terikat dan Tertutup
5. Pengukuran Penampang Memanjang dan Penampang Melintang
6. Penggambaran Penampang Memanjang dan Penampang Melintang
7. Sistem Koordinat Tanah, Hubungan Koordinat Jarak dan Azimut
8. Ujian Tengah Semester (UTS)
9. Pengukuran Kerangka Horisontal
10. Pengukuran dan Perhitungan Poligon Terbuka
11. Pengukuran dan Perhitungan Poligon Terikat Sempurna
12. Pengukuran dan Perhitungan Poligon Tertutup
13. Pengukuran Situasi Metode Tachimetri
14. Penggambaran Detail Peta Situasi dan Garis Kontur
15. Penggambaran Peta Situasi
16. Ujian Akhir Semester (UAS)
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I
1. Pengenalan Alat Ukur Waterpas
2. Pengukuran Sipat Datar Memanjang
3. Pengukuran Penampang Melintang
4. Penggambaran Menampang Memanjang dan Melintang
5. Pengenalan Alat Ukur Theodolit
6. Praktek Pengukuran Poligon Terbuka
7. Praktek Pengukuran Poligon Tertutup
8. Praktek Pengukuran Dan Pemetaan Situasi
9. Pembuatan Laporan Praktikum
Praktikum dilakukan
per Kelompok @ 5 Mahasiswa
Penilaian Ujian Ilmu Ukur Tanah I

1. Angka 80 – 100 A
2. Angka 70 – 79 B
3. Angka 60 – 69 C
4. Angka 45 – 59 D
5. Dibawah 45 E (Tidak Lulus)
APLIKASI GOJEK
 Jakarta, CNBC Indonesia
 Wangi Sinintya, CNBC Indonesia 24 January 2019 16:38
 Jangan Kaget! Transaksi Gojek Capai Rp 177,5 T pada 2018
 Gojek, aplikasi berbagi tumpangan yang didukung oleh Google,
mulai buka-bukaan mengenai kondisi keuangan perusahaan
meskipun baru terbatas.
Aplikasi yang didirikan oleh Nadiem Makarim dan Kevin Aluwi
ini menyatakan meraih transaksi senilai US$ 12,5 miliar atau Rp
177,5 triliun (kurs Rp 14.200) selama 2018.
 "Gojek telah melihat transaksi senilai US $ 12,5 miliar di seluruh
platform pada tahun 2018, dengan pertumbuhan yang konsisten
dan eksplosif," ujar Kevin Aluwi, seperti dikutip dari
Straitstimes, Kamis (24/1/2019).
MATUR NUWUN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai