Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)

Vol. 6 No. 3
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

Konsistensi Pemahaman Siswa SMA terhadap Konsep


Hukum Newton untuk Representasi Berbeda
Nurhasnawati, I Komang Wherdhiana dan Amiruddin Kade
Anna.hasnawati@gmail.com
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu – Sulawesi Tengah

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat konsistensi representasi pada siswa SMA Negeri 5
Palu terhadap konsep hukum Newton. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas x semester genap SMA Negeri 5
Palu yang terdiri dari 27 siswa. Tes terdiri dari 3 teori dasar hukum Newton yaitu hukum I Newton , hukum II
Newton dan hukum III Newton, tiap-tiap hukum terbagi atas 2 tema berbeda dan setiap tema dibuat 3 soal
dengan representasi berbeda yaitu representasi verbal, grafik dan diagram sehingga jumlah soal keseluruhan
adalah 18 butir soal. Data penelitian dianalisis melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Skor hasil tes kemudian
dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah. Masing-masing dari kategori,
diambil 2 siswa perwakilan untuk diwawancara guna menggali informasi yang lebih mendalam. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat konsistensi pemahaman siswa menghasilkan sebagian besar siswa tidak konsisten
dalam mengerjakan soal multirepresentasi. Untuk siswa dengan kategori tinggi hanya mampu berada pada
kategori kurang konsisten. Sedangkan untuk kategori sedang dan rendah berada pada kategori tidak konsisten.

Kata Kunci: konsistensi, pemahaman konsep, representasi, hukum newton.

I. PENDAHULUAN dalam kata-kata, grafik, tabel dan persamaan-


persamaan, penyelesaian dan manipulasi
Pentingnya pemahaman konsep dalam proses simbol. Dengan demikian dapat dinyatakan
belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, bahwa representasi dalam pembelajaran fisika
keputusan dan cara-cara menyelesaikan dapat digunakan untuk meminimalisasi kesulitan
masalah. Saat konsep digunakan dalam kegiatan siswa dalam belajar fisika [5].
mengajar dan belajar, konsep memiliki arti yang Seiring dengan bertambahnya jenjang
lebih tepat dan mengacu pada tata cara pendidikan yang ditempuh siswa, materi-materi
pengkategorian pengetahuan dan pengalaman pelajaran khususnya fisika secara bertahap
dikategorisasikan [1]. diperdalam sesuai dengan perkembangan
Anggapan siswa terhadap materi pelajaran tingkat berfikir siswa maka dari itu materi akan
fisika yang terkesan sulit dan menakutkan diulang dan dikembangkan kembali disetiap
bukan tanpa alasan karena sebagian besar jenjangnya. Misalkan pada jenjang SMA untuk
siswa tidak memahami konsep. Proses materi gaya.
pembelajaran yang cenderung berpusat pada Konsistensi sebagai kemampuan siswa dalam
guru dan berjalan satu arah sehingga proses menjawab soal berbeda yang melibatkan konsep
pembelajaran menjadi pasif, dalam yang sama. Siswa sering menggunakan
pembelajaran ini siswa yang cenderung belajar pemahaman konsep yang benar dalam
fisika dengan menghafal rumus tanpa menjawab soal yang diberikan, tapi tidak
memahami konsepnya sehingga menimbulkan menerapkan kembali konsep tersebut ketika
anggapan bahwa fisika itu sulit dan konteks soal berubah [6].
membosankan [2]. Salah satu tujuan yang Kekonsistensian akan membawa siswa
adalah siswa memiliki pemahaman konsep yang ketingkat pemahaman yang lebih baik dalam
baik [3]. melihat berbagai konsep-konsep fisika yang
Salah satu indikator pemahaman konsep dituangkan dalam berbagai permasalahan .
yang baik adalah ditandai dengan mengenali Mengukur kekonsistensian siswa dalam
dan memanipulasi konsep dalam berbagai menginteprestasikan permasalahan fisika
representasi pula. Siswa yang benar-benar dengan multirepresentasi dapat dilakukan
memahami konsep akan mampu menyelesaikan dengan menggunakan tes multirepresentasi. Tes
beberapa masalah dengan konsep sama, meski multirepresentasi yang digunakan merupakan
konteks dan representasinya berbeda [4]. tes pilihan ganda, tes tersebut disajikan dalam
Proses pemecahan masalah yang sukses bentuk permasalahan fisika yang tidak hanya
bergantung kepada keterampilan dalam bentuk verbal saja ataupun matematis
merepresentasi masalah seperti mengonstruksi saja, tetapi juga dalam bentuk gambar,
dan menggunakan representasi matematik di diagram, maupun grafik . Kemampuan

5
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 6 No. 3
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

menginterprestasikan berbagai representasi Distribusi butir-butri soal konsistensi konsep


permasalahan akan memberikan kemudahan hukum Newton disajikan pada Tabel 1 :
dalam menganalisis berbagai permasalahan dari
semua sudut representasi. TABEL 1 DISTRIBUSI SOAL TES KONSISTENSI

Penelitian sebelumnya menunjukkan sebagian Hukum Nomor Soal


Newton Tema
besar siswa SMA tidak memahami hubungan Verba Grafik Diagr
antara konsep dan representasi. Sebagai l am
hasilnya, siswa bingung garis medan dengan Hukum I Benda 10 12 14
jenis lain dari representasi, seperti vektor gaya, Newton Bergerak
vektor kecepatan, dan lintasan [7]. Benda 15 1 7
Diam
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka Hukum Hukum Perlambat 9 16 3
peneliti tertarik melakukan penelitian untuk Newton II an
mengetahui tingkat konsistensi pemahaman Newton Kecepatan 6 13 17
siswa mengenai suatu materi dengan
menggunakan berbagai representasi. Materi yang Hukum III Tabrakan 5 18 11
digunakan dalam penelitian ini yaitu hukum Newton
Dorongan 2 8 4
Newton.

II.METODE PENELITIAN Wawancara ditujukan untuk mendapatkan


informasi tentang konsistensi representasi
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif konsep hukum Newton siswa. Wawancara
yang datanya berupa fakta-fakta penelitian ini kemudian didokumentasikan melalui buku
menggunakan metote penelitian deskriptif catatan dan alat perekam suara. Wawancara
ditujukan untuk mendeskripsikan atau dilakukan pada responden yang terpilih.
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, Data yang diperoleh melalui wawancara
baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun mendalam kemudian dinalisis. Untuk
rekayasa manusia [8]. menentukan nilai dari hasil tes konsistensi
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPA konsep hukum Newton oleh siswa, maka
SMA Negeri 5 Palu. Pemilihan responden digunakan penskoran untuk setiap tema soal
wawancara sebanyak 6 orang dipilih berdasarkan yaitu,
tingkat pemahaman yang dimiliki siswa dengan 1. 2 poin, (konsisten) apabila memilih jawaban
kategori tinggi,sedang, rendah dapat diperoleh yang sesuai untuk tiga soal dengan tema yang
dari hasil tes pilihan ganda dengan menghitung sama.
nilai rata-rata dan standar deviasi. 2. 1 poin, (kurang konsisten) bila hanya
Instrumen penelitian ini yakni soal tes menjawab 2 jawaban yang sesuai dengan
multirepresentasi dalam bentuk tes pilihan tema yang sama.
ganda. Item tes yang digunakan mengadopsi dan 3. O poin, (tidak konsisten) bila hanya menjawab
mengadaptasi item tes yang digunakan penelitian ≤ 1 jawaban yang sesuai dari soal dengan
lain [9]. tema yang sama.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian Pemberian poin pada siswa dilakukan dengan
ini telah dikembangkan oleh peneliti. Tes pemeriksaan pertema (perkonteks) soal. Jadi
berbasis multirepresentasi merupakan tes pilihan untuk setiap 3 soal dengan representasi yang
ganda dengan 6 konteks (tema) yang berbeda berbeda dengan konteks yang sama pemberian
mengenai Hukum Newton. Cakupan materi poinnya 0, 1 atau 2 poin. Jadi untuk soal yang
hukum Newton yang digunakan meliputi materi terdiri dari 6 tema (konteks) soal maka jumlah
hukum I Newton, hukum II Newton dan hukum poin siswa terdiri dari 6 jumlah poin dengan poin
III Newton. Dari setiap hukum, diambil masing- maksimal 12 poin.
masing 2 tema. Dari seriap tema tersebut dibuat
menjadi 3 soal dengan konsep dan konteks yang II. HASIL DAN PEMBAHASAN
dibuat semirip mungkin pada stemnya untuk
setiap soal namun dengan representasi yang A. Hasil Penelitian
berbeda. Adapun deskripsi hasil analisis terhadap
Jumlah tema yang diangkat sebagai konteks konsistensi representasi hukum Newton siswa
dasar penyusunan soal adalah 6 tema. Untuk adalah sebagai berikut.
masing-masing tema dibuat menjadi 3 butir soal Penentuan kategori tinggi, kategori sedang
multirepresentasi, sehingga jumlah soal terdiri dan kategori rendah dilakukan terlebih dahulu
dari 18 soal. dengan menghitung skor rata-rata dan standar
deviasi, data hasil tes representasikemudian

6
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 6 No. 3
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Data mengenai hasil jawaban siswa untuk
kategori tinggi, kategori sedang dan kategori kategori konsisten, kurang konsisten dan tidak
rendah. Skor rata-rata yang diperoleh adalah konsisten dapat dilihat pada Tabel 5.
sebesar 6,85 atau 38,06% dan nilalai standar
deviasi adalah 2,97. Hasil tersebut menunjukkan TABEL 5 HASIL JAWABAN KONSISTENSI SISWA
No Kode Nilai Level Kategori
bahwa perolehan skor tes multirepresentasi
Responden Rata- Nilai
berada pada kategori rendah, dengan kriteria rata
pemahaman konsep yaitu sangat kurang paham.. 1 R-01 1,33 II Kurang
Berdasarkan jawaban tes pemilihan responden Konsisten
yang berjumlah 18 nomor dipilih sebanyak 6 2 R-05 1,33 II Kurang
Konsisten
orang responden berdasarkan distribusi jawaban 3 R-16 0,33 III Tidak
tes pemilihan responden siswa yakni : Konsisten
1. Kategori tinggi; nilai > (6,85 + 2,97) nilai > 4 R-25 0,67 III Tidak
9,82 Konsisten
5 R-21 0,17 III Tidak
2. Kategori sedang; (6,85 - 2,97≤ nilai ≤(6,85 Konsisten
+ 2,97) = 3,88≤ Nilai ≤ 9,82 6 R-22 0 III Tidak
3. Kategori rendah; nilai < (6,85 - 2,97)= 3,88 Konsisten

Data mengenai hasil jawaban siswa dan B. Pembahasan


pengkategoriannya dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan penelitian telah diketahui bahwa
tingkat konsistensi konsep hukum Newton yang
TABEL 2 HASIL JAWABAN SISWA
dimiliki oleh siswa sangatlah beragam, siswa
No Kode Responden Skor Kategori yang memiliki tingkat konsistensi konsep
tertinggi dengan nilai poin 1,33 dari nilai rata-
1 R-01 14 Tinggi
rata poin maksimal 2,0. Sedangkan nilai poin
2 R-05 13 Tinggi
terendah yang dimiliki oleh siswa adalah 0. Rata-
3 R-16 8 Sedang rata dari nilai poin yang diperoleh dari
4 R-25 9 Sedang keseluruhan siswa adalah 0,43, nilai ini
5 R-21 3 Rendah menunjukkan bahwa hasil perolehan poin siswa
6 R-22 2 Rendah terhadap konsistensi konsep hukum Newton
tergolong rendah. Nilai ini juga , menunjukkan
Rekapitulasi jumlah jawaban siswa
bahwa sebagian besar siswa tidak konsisten
berdasarkan tingkat pengkategorian tinggi,
dalam mengerjakan soal multirepresentasi.
sedang dan rendah dari hasil tes konsistensi
Untuk siswa dengan nilai poin tertinggi hanya
konsep hukum Newton disajikan pada Tabel 3.
mampu berada pada level II atau kurang
TABEL 3 REKAPITULASI TINGKAT PENGKATEGORIAN TINGGI, SEDANG DAN konsisten.
RENDAH Adapun secara menyeluruh rata-rata
Kategori Jumlah Siswa Persentase persentase jawaban responden untuk setiap
representasi yaitu untuk diagram memiliki nilai
Tinggi 3 11,11 %
paling tinggi dari kecenderungan siswa dalam
Sedang 21 77,78 %
menjawab soal yaitu diagram sebesar 48,15%,
Rendah 3 11,11 % grafik sebesar 33,95% dan verbal sebesar
Jumlah 27 100 % 32.09%. Sama halnya juga terjadi pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Rekapitulasi jawaban benar siswa berdasarkan Wildan (2015) dengan hasil bahwa representasi
format representasi dari soal tes disajikan dalam diagram dengan persentase tertinggi sekitar
Tabel 4. 49,1% [10].
Berdasarkan hasil ini pula dapat dikatakan
TABEL 4 REKAPITULASI JAWABAN BENAR SISWA SETIAP FORMAT bahwa masih banyak siswa tidak memiliki
REPRESENTASI
kemampuan menyelesaikan permasalahan fisika
No Representasi Jumlah Jawaban Persentse
Benar Jawaban dengan representasi verbal,diagram maupun
benar grafik. Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan siswa
pembelajaran disekolah yang cenderung
1 Verbal 52 32,09 %
menggunakan format matematis dalam
2 Grafik 55 33,95 %
menyelesaikan masalah fisika, sehingga ketika
3 Diagram 78 48,15 % siswa dihadapkan pada representasi berbeda
Jumlah 185 38,06 % yang bukan matematis, sebagian besar siswa
tidak dapat menyelesaikannya.

7
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 6 No. 3
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

Berdasarkan pada hasil wawancara soal dengan konsep dasar yang benar. Contoh-
Kebanyakan responden berpikir bahwa benda contoh soal yang diajarkan di sekolah juga masih
yang bergerak selalu memiliki gaya, termasuk tergolong monoton yang lebih mengandalkan
benda yang bergerak dengan kecepatan konstan. matematis sehingga mengakibatkan siswa belum
Hal ini bertentangan dengan hukum I Newton mampu menyelesaiakan permasalahan fisika
yang menyebutkan bahwa setiap benda dengan beragam representasi seperti verbal,
cenderung mempertahankan keadaannya, yaitu grafik dan diagram.
tetap diam atau tetap begerak dengan kecepatan Untuk meningkatkan pemahaman konsep
konstan. ƩF=0. Begitu pula Pada tema benda fisika pada siswa dianjurkan membiasakan diri
diam responden beranggapan pada gaya normal dalam mengerjakan soal-soal konsistensi
ataupun gaya berat , memiliki gaya lebih besar representasi, dimana penggunaan berbagai
ataupun lebih kecil memberikan gaya, yang macam representasi dalam pembelajaran akan
seharusnya agar benda tetap dalam keadaan lebih menunjang untuk penguatan dan
diam kedua benda akan memberikan gaya yang peningkatan pemahaman konsep yang dimiliki
sama besarnya. oleh siswa itu sendiri.
Untuk tema perlambatan aggapan responden
hanya terfokus bahwa besarnya gaya sebanding IV. KESIMPULAN DAN SARAN
hanya dengan percepatan benda bukan berdasar
pada besarnya gaya yang diberikan sebanding A. Kesimpulan
dengan besar perubahan kecepatan yang terjadi, Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan
sehingga ketika dihadapkan pada soal yang data tes multirepresentasi dan wawancara yang
menyangkut pada perlambatan dan percepatan diberikan kepada siswa, maka dapat disimpulkan
konstan, responden masih banyak menagalami bahwa :
kekeliruan. Responden menganggap percepatan 1. Tingkat konsistensi representasi siswa kelas X
dan kecepatan itu sama. Sementara untuk tema SMA Negeri 5 Palu tergolong rendah. Beberapa
kecepatan dengan soal yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi adalah : pada
dengan hubungan antara gaya dengan besar konsep tentang hukum I Newton kesalahan
kecepatan, . responden berpikir bahwa benda yang
Pada tema tabrakan responden selalu bergerak selalu memiliki gaya, termasuk
beranggapan bahwa pada saat tabrakan terjadi, benda yang bergerak dengan kecepatan
benda yang memiliki kecepatan dan massa yang konstan. Pada konsep tentang hukum II
lebih besar memiliki gaya yang lebih besar pula. Newton responden masih menganggap
Konsep ini sesungguhnya bertentangan dengan percepatan dan kecepatan itu sama,
hukum III Newton dimana gaya aksi = gaya pemahaman responden juga belum mampu
reaksi atau Faksi = Freaksi yang seharusnya kedua berdasarkan pada besarnya gaya yang
benda akan memberikan gaya yang sama diberikan sebanding dengan besar perubahan
besarnya. Hal ini berlaku juga pada peristiwa kecepatan yang terjadi. Sedangkan pada
dorongan, responden menganggap hanya benda konsep tentang hukum III Newton responden
yang mendorong yang lebih besar memberikan masih berpandangan bahwa pada saat
gaya, sedangkan yang didorong lebih kecil tabrakan terjadi, benda yang memiliki massa
memberikan gaya. dan kecepatan lebih besar memiliki gaya yang
Berdasarkan hasil wawancara pada siswa lebih besar pula dan pada peristiwa dorongan,
tepilih (responden) diatas, dalam mengerjakan menganggap bahwa hanya benda yang
soal tes konsistensi konsep hukum Newton mendorong yang memberikan gaya.
responden masih belum mampu menggolongkan 2. Tingkat konsistensi pemahaman siswa
soal tes terhadap konsep dasar dari tes itu berdasarkan kategori menghasilkan sebagian
sendiri. Ketidakmampuan responden dalam besar siswa tidak konsisten dalam
menentukan konsep dasar yang berlaku pada mengerjakan soal multirepresentasi. Untuk
soal mengakibatkan kesalahan mereka dalam siswa dengan nilai poin tertinggi hanya
menyelesaikan dan menjawab soal. Kebanyakan mampu berada pada level II atau kurang
dari responden menjawab soal dengan hanya konsisten.
mengira-ngira. 3. Representasi diagram memiliki nilai paling
Kemampuan responden dalam menjawab soal tinggi dari kecenderungan siswa dalam
tes konsistensi yang rendah ini tidak terlepas dari menjawab soal yaitu representasi diagram
hasil belajar siswa di sekolah mereka. sebesar 48,15%, representasi grafik sebesar
Kebanyakan siswa masih belum paham benar 33,95% dan representasi verbal sebesar
dari konsep-konsep dasar hukum Newton, 32.09%.
terlebih lagi penerapannya dalam menyelesaikan

8
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 6 No. 3
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

B. Saran Conference on Undergraduate Physics Education, College


Park. Diunduh dari http://modeling.asu.edu./
Peneliti menganggap perlu untuk meneliti
r&e/Modeling Meth. [13 November 2016].
lebih jauh tentang pemahaman siswa SMA [5] Kartini. (2009). “Peranan representasi dalam
tentang hukum Newton per hukumnya. Penelitian pembelajaran matematika. Prosiding”. FMIPA,UNRI. [28
ini penting untuk menelaah hukum Newton Oktober 2016].
[6] N. Aisyah. “Konsistensi jawaban mahasiswa pada
berapakah siswa paling banyak mengalami
representasi dengan konteks soal yang berbeda”.
kesulitan. Skripsi. Palu. Universitas Tadulako, 2017.
[7] Y. Cao dan M. B. Bárbara. “High school student
representations and understandings of electric fields”.
DAFTAR PUSTAKA International Journal of Physical Review Physics
Education Research, 2016.
[8] N. S. Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan.
[1] R.L. Arends. Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar)
Bandung. Remaja Rosdakarya. 2010.
edisi 7. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2008.
[9] S. Hidayat. “Konsistensi Jawaban Mahasiswa dalam
[2] Fatmawati. Identifikasi Tingkat Konsistensi Representasi
dan Pemahaman Konsep Mahasiswa pada Format Verbal Format Representasi Verbal, Diagram dan Grafik tentang
Grafik dan Diagram dalam Memecahkan Masalah Hukum Hukum III Newton”. Tesis pada Program Studi
III Newton. Skripsi. Palu. Universitas Tadulako. 2016. Pendidikan Sains Pascasarjana UNTAD Palu: tidak
[3] E.D. Meltzer. “Relation between students problem-solving diterbitkan. 2013.
performance and representational format”. Amerika [10] W. A. Hasyim. Analisis Koherensi Konsep Hukum Newton
Journal of Physics, vol.73, No.5, p.463, 2005. pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Palu. Skripsi. Palu.
[4[ D. Hestenes. (1997). “Modeling methodology for physics Universitas Tadulako. 2015.
teachers, in the changing role of physics departments in
modern universities”. In Proceedings of the International

Anda mungkin juga menyukai