Anda di halaman 1dari 18

GAMBAR UKUR DAN

PENGEMBALIAN BATAS
PRODI D I PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL

MATERI 2
REVIEW MINGGU 1
1. Ada berapa jenis Gambar Ukur yang kalian ketahui?!
Jelaskan!
2. Apa saja syarat teknis Gambar Ukur?
3. Apa saja kegunaan Gambar Ukur?
Beberapa Istilah dalam
Pendaftaran Tanah
▪ Peta dasar pendaftaran: peta yang digunakan sebagai dasar/acuan
dalam melakukan pengukuran dan pemetaan bidang tanah untuk
kepentingan pendaftaran tanah, yang terdiri dari bidang tanah yang
sudah bersertipikat maupun belum bersertipikat. Peta dasar
pendaftaran dapat berupa peta kerja, CSRT, foto udara dan lain
sebagainya.
▪ Peta Pendaftaran: peta yang berisi informasi mengenai bidang-bidang
tanah yang sudah bersertipikat, yang terdiri dari bentuk, batas, letak
dan nomor bidang tanah, yang digunakan untuk keperluan pembukuan
bidang tanah.
▪ Surat ukur: kutipan gambar bidang tanah dari peta pendaftaran yang
dibuat 2 (dua) rangkap, serta disimpan pada Kantor Pertanahan sebagai
arsip dalam daftar surat ukur (DI 311B), dan yang lainnya merupakan
bagian sertipikat tanah untuk menginformasikan tanah tersebut haknya
telah terdaftar dalam buku tanah.
Peta Dasar Pendaftaran
No. Peta Pendaftaran
▪ Berisi seluruh bidang
tanah, baik yang
terdaftar maupun belum
terdaftar
▪ Digunakan sebagai
acuan dalam melakukan
pendaftaran tanah.
Contoh acuan pendaftaran
tanah?
Peta Pendaftaran
Surat Ukur
GAMBAR UKUR HALAMAN 1
Gambar Ukur Halaman 2

Data Ukur
GU halaman 3
GU Halaman 4
(GU PTSL)
GU Halaman 4
(107 A)
Tata Cara Pengisian Gambar Ukur 107/PTSL
HALAMAN 1

• Tahun : (diisi tahun pembuatan Gambar Ukur)

• Nomor : (diisi samadengan NIB), apabila memuat beberapa bidang tanah maka
semua NIB bidang tanah tersebut ditulis sebagai nomor Gambar Ukur.
➢ Contoh : Nomor : 13.01.05.03.01453 Nomor : 13.01.05.03.01456
Nomor : 13.01.05.03.01454 Nomor : 13.01.05.03.01457
Nomor : 13.01.05.03.01455 Nomor : 13.01.05.03.01458

• Lokasi :
➢ Nomor Peta Pendaftaran : (diisi sesuai letak lokasi Gambar Ukur). Jika bidang-
bidang tanah pada Gambar Ukur menempati beberapa lembar Peta Pendaftaran,
maka masing-masing nomor lembar peta dituliskan pada Gambar Ukur. Tujuan
dari pencantuman nomor lembar Peta Pendaftaran ini adalah untuk memudahkan
pencarian bidang tanah yang dimaksud pada Gambar Ukur pada sistem
koordinat nasional.
➢ Nomor Foto Udara : (diisi apabila yang digunakan untuk Gambar Ukur adalah
blow up foto udara)
➢ Desa/Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten/Kotamadya : (diisi sesuai
dengan lokasi bidang tanah yang diukur berada). Hal ini sangat diperlukan
mengingat pembukuan Gambar Ukur dibuat untuk setiap desa.
• HALAMAN 2

➢Halaman 2 digunakan untuk menggambar bidang tanah dan


situasi sekitarnya, dan angka-angka pengukurannya, beserta
simbolisasi kartografi.
➢Situasi sekeliling bidang tanah, seperti jalan, sungai, bidang
tanah yang bersebelahan, titik ikat (titik dasar teknik) yang
digunakan harus digambar.
➢Catatan ukuran lapangan dicantumkan pada Gambar Ukur,
seperti : jarak sisi bidang tanah, jarak diagonal bidang, jarak
pengikatan, sudut, ataupun asimut.
➢Ukuran/ketebalan penulisan angka, paling kecil 1,5 mm / 0,2
mm.
➢Jika pengukuran bidang tanah menggunakan foto udara / peta
foto atau peralatan digital maka halaman 2 ini dikosongkan,
hanya sket lokasi yang digambarkan dan dibubuhi tulisan “lihat
lampiran Gambar Ukur”.
➢Pada masing-masing bidang tanah dicantumkan NIB.
➢Dalam pencantuman angka-angka ukur dan detil-detil di
lapangan, diatur menurut legenda Gambar Ukur.
Tata Cara Pengisian Gambar Ukur
107 A
HALAMAN 1

• Tahun : (diisi tahun pembuatan Gambar Ukur)


• Nomor : (diisi sama deng nomor d.i. 302)
• Lokasi : (diisi sama seperti pengisian d.i. 107)
• Keterangan Pemohon : (diisi nama pemohon dan tanda tangan
pemohon).
• Keterangan Pengukur : (diisi sama seperti pengisian d.i. 107)
• Persetujuan Batas Bidang Tanah : (diisi nama pemilik bidang tanah
yang bersebelahan sesuai dengan letak bidang tanahnya), sebelah
Utara, Timur, Selatan dan Barat. Pada kolom tandatangan dibubuhkan
tandatangannya.
• Sket lokasi : (diisi sama seperti pengisian d.i. 107)
HALAMAN 2
• (diisi sama seperti pengisian d.i. 107)
HALAMAN 3
• (merupakan halaman kartiran / penggambaran halus bidang-
bidang tanah)
HALAMAN 4
• (dapat dikatakan halaman sebagai halaman cadangan apabila
diperlukan). Halaman ini biasa digunakan jika jumlah bidang
tanah yang tercantum di Gambar Ukur meliputi beberapa
bidang tanah, sehingga baris “Persetujuan Batas Bidang
Tanah” pada halaman 1 tidak mencukupi. Dengan demikian
halaman 4 digunakan sebagai tabulasi “Persetujuan Batas
Bidang Tanah”.
NIB (Nomor Identifikasi Bidang Tanah)
• Adalah tanda pengenal khusus yang diberikan untuk bidang
tanah yang bersifat unik atau tunggal untuk setiap bidang
tanah di seluruh Indonesia.
• NIB terdiri dari 13 angka digit, yang meliputi:
▪ 2 digit pertama: 1 – 99 adalah Kode Propinsi
▪ 2 digit kedua: 1 – 99 adalah Kode Kabupaten/Kotamadya
▪ 2 digit ketiga: 1 – 99 adalah Kode Kecamatan
▪ 2 digit keempat: 1 – 99 adalah kode Desa/Kelurahan
▪ 5 digit terakhir: 1 – 99999 adalah Nomor Bidang Tanah
• Dalam kegiatan PTSL, untuk memudahkan kegiatan
pengukuran dan pengumpulan data yuridis, digunakan NUB
(Nomor Urut Bidang), yaitu NIB sementara bidang yang
digunakan agar pengukuran lebih sistematis.
Azas Kontradiktur Delimitasi
dalam Pendaftaran Tanah
Asas Contradictoire Delimitatie atau Kontradiktur Delimitasi
adalah sebuah norma yang digunakan dalam pendaftaran
tanah dengan mewajibkan pemegang hak atas tanah untuk
memperhatikan penempatan, penetapan dan pemeliharaan
batas tanah secara kontradiktur atau berdasarkan kesepakatan
dan persetujuan pihak-pihak yang berkepentingan, yang dalam
hal ini adalah pemilik tanah yang berbatasan dengan tanah
yang dimilikinya. Ketentuan ini dimuat dalam PP No. 24 tahun
1997 tentang pendaftaran tanah, pasa 17, 18, dan 19.
Penerapannya dalam kegiatan
pendaftaran tanah
▪ Pemilik tanah berkewajiban untuk memasang patok tanda
batas bidang tanahnya sesuai dengan kesepakatan dari
pemilik bidang tanah yang bersebelahan --> petugas ukur
dilarang memasang patok tanda batas.
▪ Petugas ukur mengukur bidang tanah yang telah jelas batas
bidangnya dan telah disetujui oleh pemilik bidang tanah di
sebelahnya.
▪ Apabila terjadi perselisihan, maka petugas ukur tidak berhak
untuk ikut menyelesaikan perselisihan tersebut. Pengukuran
hanya dilakukan jika pemilik tanah yang berbatasan sudah
sepakat dengan batas masing—masing.

Anda mungkin juga menyukai