Disusun oleh :
Kelompok 9B
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kartografi
yang disusun berdasarkan pengalaman pratikum kuliah dan sumbangan pemikiran dari
pembimbing dosen Kartografi dan serta beberapa teman.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan terlibat
dalam proses penyusunan Laporan Kartografi ini, terkhusus kepada :
1. Dr. Yudo Prasetyo., S.T., MT selaku ketua Program Studi Teknik Geodesi Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro..
2. Hana Sugiastu Firdaus., S.T., MT selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Ukur Tanah
1 yang telah membimbing penyusun dalam penyusunan laporan ini.
3. Fakhri Dimas Salahuddin selaku asisten dosen kartografi yang telah membimbing
penyusun dalam pelaksanaan Laporan
4. Seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan Kartografi
Penyusun sadar bahwa laporan ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari hasil pengukuran yang dilakukan. Semua ini murni didasari
oleh keterbatasan yang dimiliki. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas dikemudian hari.
Penyusun
DAFTAR ISI
Toponimi yang dalam bahasa Inggris disebut toponym berasal dari “topos” dan
“nym”. Topos berarti “tempat” atau “permukaan” seperti “topografi” adalah gambaran
tentang permukaan atau tempat-tempat di bumi. “Nym” berasal dari “onyma” yang
berarti “nama”. Secara harfiah, toponim diartikan nama tempat di muka bumi. Dalam
bahasa Inggris toponym terkadang disebut “geographical names” (nama geografis) atau
“place names” (nama tempat). Sementara itu, dalam bahasa Indonesia digunakan istilah
“nama unsur geografi” atau “nama geografis” atau “nama rupabumi” (Rais et al., 2008,
pp. 4-5). Toponimi menurut Raper dalam Rais et al. (2008) memiliki dua pengertian.
Pengertian pertama, toponim adalah ilmu yang mempunyai objek studi tentang toponim
pada umumnya dan tentang nama geografis khususnya. Pengertian kedua, toponim adalah
totalitas dari toponim dalam suatu region (p. 5).
Definisi unsur rupabumi adalah bagian permukaan bumi yang berada di atas
daratan dan permukaan laut serta di bawah permukaan laut yang dapat dikenali
identitasnya sebagai unsur alamat dan/atau unsur buatan manusia (Rais et al., 2008, p.
87). Unsur rupabumi terdiri dari enam kategori, yaitu:
1. Unsur bentang alami (natural landscape features), seperti gunung, bukit, sungai,
danau, laut, selat, pulau, termasuk unsur-unsur bawah laut seperti palung, cekungan,
gunung bawah laut, dan sebagainya.
2. Tempat-tempat berpenduduk dan unsur lokalitas (populated places and localities).
Sebagai contoh unsur-unsur lokal misalnya bangunan bersejarah, makam pahlawan,
mesjid, gereja, stasiun bis, kereta api, dan sebagainya.
3. Pembagian administratif/politis dari negara (civil/political subdivisions of a country)
seperti Provinsi, Kabupaten, Kota, Kecamatan, distrik pemilu, dan sebagainya.
4. Kawasan administrasi (administrative area) seperti taman nasional, hutan lindung,
daerah konservasi, cagar alam, kawasan margasatwa, lahan basah, dan sebagainya.
5. Rute transportasi (transportation route) seperti jalan, jalan tol, jalan setapak, dan
sebagainya.
6. Unsur-unsur yang dibangun/dikonstruksi lainnya (other constructed features) seperti
bandara, dam, monumen, kanal, pelabuhan, mercusuar, dan sebagainya.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan ini yaitu :
1. Bagi penulis, laporan ini bermanfaat sebagai tolak ukur pemehaman tentang toponimi.
2. Bagi pembaca, laporan ini dapat memberikan informasi detail mengenai persebaran
fasilitas Kelurahan Srondol Kulon RW 09 seperti nama jalan, kos-kosan, batas jalan,
tempat ibadah, tempat usaha dll.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kartografi
2.1.1 Pengertian dan Konsep Kartografi
Kartografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu karto = carto yang berarti
permukaan dan grafi yang berarti gambaran bentuk, kartografi = gambaran
permukaan. Maka diartikan, kartografi adalah sebagai ilmu membuat peta.
Arti istilah kartografi telah berubah secara fundamental sejak tahun 1960.
Kartografi yang tadinya hanya didefinisikan sebagai pembuatan peta, saat ini
didefinisikan sebagai penyampaian informari geospasial dalam bentuk peta (Menno-
Jan Kraak dan Ferjan Ormeling, 2007: 37). Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa
kartografi telah dikelompokkan dalam ilmu pengetahuan komunikasi dan hadirnya
teknologi komputer. Hal tersebut tentunya menghasilkan pandangan bahwa
kartografi tidak hanya sebagai pembuatan peta semata, tetapi penggunaan peta juga
termasuk pada bidang kartografi. Menurut Ayono Prihandito (1989:1) Kartografi
adalah ilmu yang mempelajari peta, dimulai dari pengumpulan data di Lapangan,
pengolahan data, simbolisasi, penggambaran, analisa peta, serta interprestasi peta.
Menurut Robinson dkk.(1985 dan 1995), kartografi meliputi lima konsep berikut :
1. Konsep geometrik yang merupakan dasar untuk pengembangan sistem referensi
lokasi, seperti lintang, dan bujur, serta berbagai jenis grid rektangular, dan
mengantar kepada akurasi pemetaan pada umumnya.
2. Konsep teknologi, karena kartografi diterima sebagai teknologi untuk
memproduksi peta, dan peta diterima sebagai media untuk menyimpan informasi
keruangan. Konsep ini memandang kartografi sebagai sebuah rangkaian proses
koleksi data, desain peta, produksi, dan reproduksinya. Penekanan konsep berada
pada teknologi berkomputer.
3. Konsep penyajian, konsep ini dilatarbelakangi oleh kepentingan tentang apa yang
dilakukan dalam bidang kartografi dan hubungannya dengan disiplin pemetaan
dan disiplin terkait lainnya. Desain peta merupakan fokus sentral dengan sasaran
ada pada efisiensi pemetaan.
4. Konsep artistik, konsep ini dimaksudkan terutama untuk menerapkan pengertian
tentang kualitas visual (seperti warna, keseimbangan, kontras, pola, karakter garis,
seleksi, eksagerasi, dan karakter grafis lainnya) untuk menciptakan bentuk dan
hubungan yang dapat menanamkan kesan dan sensasi yang sesuai setepat-
tepatnya, yaitu kesan yang realistik atas lingkungan yang dipetakan.
5. Konsep komunikasi, konsep ini menunjukkan tugas pokok kartografi sebagai
sarana komunikasi yang efektif melalui penggunaan peta. Dasarnya adalah
keyakinan bahwa grafik atau gambar (termasuk peta) memainkan peran penting
bagi manusia dalam berpikir dan berkomunikasi.
2.4 Peta
2.4.1 Pengertian Peta dan Unsur Kelengkapannya
Istilah “peta” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “mappa” yang berarti taplak
atau kain penutup meja. Maka secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh
atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan
menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu
ruang tiga dimensi. Dalam sebuah peta juga terdapat beberapa simbol-simbol yang
menunjukan letak tanah, laut, sungai, ataupun gunung. Hal ini memudahkan sebagai
penunjuk atah dan tahu secara lebih mendetail. Pada umumnya, peta bisa disajikan
dalam berbagai macam cara yang berbeda dimulai dari peta konvensional yang
tercetak hingga peta digital yang ditampilkan dalam layar komputer maupun gawai
yang sering dipakai sehari-hari seperti “google maps”.
Kelengkapan peta berguna untuk mempermudah membaca peta. Kelengkapan peta,
antara lain sebagai berikut:
1. Judul Peta.
Judul peta ditulis di bagian atas peta. Pada umumnya ditulis dengan huruf besar.
Judul peta berfungsi memberikan kejelasan isi peta.
2. Skala.
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan keadaan sebenarnya.
Misalnya, peta Kalimantan memiliki skala 1:100.000. Artinya, 1 cm di peta sama
dengan 100,000 cm keadaan sebenarnya. Ada dua macam jenis skala, yaitu skala
angka dan skala garis.
3. Simbol.
Simbol peta adalah bentuk atau tanda yang melambangkan penjelasan tertentu
pada peta. Simbol digunakan untuk mewakili objek tertentu. Simbol dalam peta
dapat berbentuk simbol titik, garis, dan warna. Simbol warna, contohnya:
a) Hijau menggambarkan dataran rendah
b) Kuning menggambarkan dataran tinggi
c) Coklat menggambarkan pegunungan/gunung
d) Putih menggambarkan puncak salju
e) Biru menggambarkan perairan.
4. Keterangan/legenda.
Keterangan/legenda adalah kumpulan beberapa simbol yang digunakan pada
peta. Keterangan/legenda berada pada bagian yang kosong. Legenda harus
dipahami oleh pembaca peta. Dengan demikian, pembaca mengetahui tujuan
pembuatan peta.
5. Arah mata angin.
Arah mata angin merupakan petunjuk arah pada peta. Arah mata angin berguna
untuk mempermudah membaca peta, Arah mata angin ada delapan, antara lain
utara (U), timur laut (TL), timur (T), tenggara (TG), selatan(S), barat daya (BD),
barat (B), dan barat laut (BL). Pada peta, arah utara selalu berada di atas.
Sementara itu, arah selatan berada di bawah.
6. Indeks.
Indeks adalah daftar nama pada atlas. Daftar nama pada indeks disusun
berdasarkan abjad. Fungsi indeks memberi keterangan halaman, kode tempat
dan nama. Contoh, Pemalang, 40 P4, Artinya, kota Pemalang berada di halaman
40, kode P menunjukkan kolom P. Adapun kode 4 menunjukkan lajur 4.
7. Garis tepi peta.
Garis tepi peta adalah batas-batas pinggir gambar peta, Fungsi garis tepi untuk
menulis angka-angka derajat astronomis.
8. Garis astronomis.
Garis-garis yang tegak disebut garis bujur. Sementara yang garis-garis yang
mendatar disebut garis lintang. Garis astronomis berguna untuk menentukan
letak suatu tempat atau wilayah. Misalnya, letak Provinsi DKI Jakarta itu di
antara 106°22′ sampai 106°58’ Bujur Timur (BT) dan 5°19′ sampai
6°24″Lintang Selatan (LS).
2.4.2 Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak pada gambar dengan jarak aslinya. Biasanya,
ini dapat ditemui dalam gambar peta sehingga bisa mewakili keadaan sesungguhnya
dari suatu daerah. Skala pada peta ada dua yaitu skala angka dan skala garis.
1. Skala angka. Skala angka merupakan perbandingan jarak pada peta dengan
keadaan yang sebenarnya. Skala dinyatakan dengan angka.
2. Skala garis. Skala garis adalah skala yang menunjukkan perbandingan jarak pada
peta dengan keadaan yang sebenarnya berbentuk garis.
2.4.3 Fungsi Peta
Fungsi dari sebuah peta sebagai berikut:
1. Memberikan informasi posisi atau letak daerah tertentu di permukaan bumi.
Dengan membaca peta kita dapat mengetahui lokasi relative suatu wilayah yang
kita lihat.
2. Menunjukan informasi tentang ukuran dan arah suatu tempat di permukaan
bumi.
3. Memberikan informasi tentang bentuk-bentuk permukaan bumi seperti negara,
benua, gunung, sungai dan lainnya, sehingga dimensi dapat terlihat dalam peta.
4. Menyajikan data tentang potensi suatu daerah misalnya pulau Kalimantan
memiliki banyak daerah tambang, dan pulau Jawa memiliki banyak persawahan.
5. Mempermudah peneliti menganalisis kondisi daerah yang akan diteliti sebelum
melakukan penelitiannya. Diantaranya untuk mengetahui ketinggian suatu
wilayah, pola curah hujan, dan kelembapan suatu daerah.
6. Sebagai alat untuk mempelajari fenomena alam, peristiwa sosial, atau gejala
geografi di permukaan bumi.
Kondisi fisik non-fisik suatu daerah misalnya kepadatan, jumlah penduduk,
persebaran dan lain-lain.
2.5 Toponimi
2.5.1 Peran Toponimi dalam Kartografi
Peran toponimi dalam kartografi yaitu sebagai penamaan dari unsur
geografiknya. Hal ini bertujuan agar peta dapat mudah diidentifikasi unsur-unsurnya.
Toponimi di peta yang terdiri atas peta dasar, peta turunan, peta foto dan peta citra.
Sedangkan gasetir terdiri atas gasetir ringkas (concise gazetter) dan gasetir lengkap
(complete gazetter).
Gasetir adalah daftar nama rupabumi yang dilengkapi dengan informasi tentang
jenis unsur, posisi, lokasi dalam wilayah administratif, dan informasi lain yang
diperlukan. Gasetir Nasional adalah daftar nama rupabumi yang telah dibakukan
secara nasional.