BAB VII
HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT
Sejalan dengan itu, maka penyusunan RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota pun
masih merupakan arah kebijakan Pemda dalam memadukan kegiatan pembangunan
antar sektor dan antar wilayah.
Bahwa UU No.26 tahun 2007 pasal 18 ayat 1 dan 2 tentang Penataan Ruang perlu
diatur dalam Permendagri No.28 tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah, baik di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota.
Di samping itu, UU No.26 tahun 2007 pasal 78 ayat 4 huruf b dan c berbunyi bahwa
“semua peraturan daerah tentang RTRW Provinsi yang disusun atau disesuaikan
paling lambat dalam waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak undang-undang ini
diberlakukan dan huruf c “semua peraturan daerah Kabupaten/Kota tentang RTRW
Kabupaten/Kota yang disusun atau disesuaikan paling lambat dalam waktu 3 (tiga)
tahun terhitung sejak undang-undang ini diberlakukan.
Bahwa dalam rangka pengaturan peran kelembagaan yang lebih efektif dan efisien
dalam mendukung proses penyusunan RTRW maka perlunya kesepakatan dan
pembagian peran antar lembaga yang jelas dan bertanggungjawab.
Prinsip yang dibangun dalam mengatur peran antar lembaga meliputi: partisipasi,
BUKU RENCANA VIII-1
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN
Penataan ruang merupakan suatu tahapan dari proses pengembangan wilayah yang
terdiri dari perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang. Dalam rangka
mewujudkan masyarakat sejahtera, penyelenggaraan pembangunan wilayah yang
berbasis penataan ruang merupakan suatu keharusan. Upaya tersebut akan efektif
dan efisien apabila prosesnya dilakukan secara terpadu dengan seluruh pemangku
kepentingan.
o Pasal 64, Ayat 1 tentang peran Pemerintah Kabupaten Boven Digoel yang
berkewajiban melakukan pengelolaan lingkungan hidup secara terpadu
dengan memperhatikan penataan ruang, melindungi sumber daya alam
hayati, sumber daya alam nonhayati, sumber daya buatan, konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya, cagar budaya, dan keanekaragaman
hayati serta perubahan iklim … dengan memperhatikan hak-hak masyarakat
adat dan untuk sebesar-besarnya bagi kesejahteraan penduduk Boven Digoel.
Selanjutnya menurut Ayat 3, Pemerintah Provinsi wajib mengikutsertakan
lembaga swadaya masyarakat yang memenuhi syarat dalam pengelolaan dan
perlindungan lingkungan hidup. Menurut Ayat 5, Ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat tersebut di atas diatur lebih lanjut dengan Perdasi.
Peran masyarakat dalam penataan ruang juga harus sesuai dengan Undang
Undang 26 dari tahun 2007 tentang Penataan Ruang serta Undang Undang 27
dari tahun 2007 tentang Penataan Ruang Daerah Pesisir dan Kepulauan. Pasal
Dari tiga peran masyarakat, secara implisit maupun eksplisit juga terkandung:
o Menyampaikan usulan rencana.
o Menyebarluaskan hasil rencana.
o Melakukan persiapan-persiapan untuk mendukung upaya mewujudkan
rencana penataan. kawasan seperti yang termuat dalam RTRW Kabupaten.
o Memanfaatkan RTRW Kabupaten sebagai acuan atau pedoman dalam
melakukan kegiatan pembangunan fisik.
o Memanfaatkan RTRW Kabupaten sebagai pedoman dalam melakukan
kegiatan investasi.
o Melakukan kontrol terhadap berbagai bentuk pembangunan fisik yang
dilakukan.
o Memenuhi ketentuan pembangunan yang termuat dalam dokumen RTRW
Kabupaten.
Peran masyarakat dalam penataan ruang sesuai dengan Perturan Daerah, baik
Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) maupun Peraturan Peraturan Daerah
Provinsi (Perdasi) berikut:
A. Perdasus tentang Ekonomi Rakyat, Hak Azasi Intelektual, Hutan, Hutan dan
Adat, Sumber Daya Alam dan Adat, Pertambangan dan Rakyat, serta Tanah
dan Adat.
Untuk menentukan siapa dan dimana masyarakat yang harus dilibatkan dalam
proses penataan ruang, maka harus sesuai dengan lokasi permukiman kampung
sebagaimana tersaji pada peta-peta sebaran kampung. Informasi tersebut juga
BUKU RENCANA VIII-6
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN
berarti bagi pengetahuan golongan bahasa yang di-overlay dengan data geo-
lokasi permukiman kampung sesuai dengan pengertian sistem perkampungan.
Geo-lokasi permukiman kampung dikembangkan menjadi wilayah kampung
dalam RTRW Kabupaten.
Sesuai dengan UU21 dari 2001 tentang Daerah Otonomi Khusus, lembaga
swadaya masyarakat atau mitra pembangunan punya peran penting dalam
pemberian dukungan pada masyarakat Papua termasuk hal hal yang berkaitan
dengan pengelolaan ruang, bersama instansi pemerintah yang berkepentingan.
H. Pengendalian
3. Proses pembuatan pelaporan tahunan, lima tahun atau jangka waktu lebih
lama dari instansi masyarakat, pemerintah dan swasta yang punya hak
penglelolaan sumber daya dalam termasuk Rencana Pengelolaan Kawasan
Konservasi, Rencana Karya Tahunan (RKT), Hak Pengusahan Pengelolaan
Hutan, Hak Pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI), Kawasan
Pengelolaan Hutan (KPH), Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), Hak
Guna Usaha (HGU), dan pelaporan hak pengelolaan ruang yang serupa.
kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan ruang wilayah yang dilakukan oleh
pelaku utama. Jadi, pelibatan masyarakat dan swasta tidak hanya dalam proses
pengambilan keputusan pemanfaatan ruang yang dilakukan oleh pemerintah,
namun juga dalam pengambilan keputusan pemanfaatan ruang oleh pelaku
utama masyarakat dan swasta.
Selama ini RTRW sebagai acuan dalam pemanfaatan ruang jarang sekali
dilaksanakan secara konsisten, baik oleh pemerintah, masyarakat maupun
swasta. Hal ini disebabkan karena masyarakat dan swasta tidak diberikan akses
dan kesempatan yang lebih besar untuk terlibat langsung dalam proses
perumusan, penetapan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan publik –dalam
hal ini RTRW – sehingga tidak mengetahui manfaat pelaksanaan RTRW yang
konsisten bagi kelangsungan pembangunan wilayah dalam jangka pendek,
menengah maupun panjang.
Hak Masyarakat dalam penataan ruang Wilayah Kabupaten Boven Digoel sesuai
yang tercantum pada pasal 60 Undang-Undang Penataan Ruang No 26 Tahun 2007,
dalam penataan ruang, setiap orang berhak untuk:
1. Berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
4. Menikmati manfaat ruang dan atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari
penataan ruang.
5. Menikmati manfaat ruang dan atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat
penataan ruang dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Untuk menikmati dan memanfaatkan ruang beserta sumber daya alam
yang terkandung di dalamnya yang berupa manfaat ekonomi, sosial, dan
lingkungan dilaksanakan atas dasar pemilikan, penguasaan, atau pemberian hak
tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan ataupun atas dasar
hukum adat dan kebiasaan yang berlaku atas ruang pada masyarakat setempat.
6. Memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang.
7. Untuk memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialami sebagai
akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan RTRW
Kabupaten Boven Digoel maka perolehan penggantian tersebut ditetapkan
berdasarkan musyawarah transparan, partisipatif dan akuntabel dengan pihak
yang berkepentingan. Jika tidak tercapai kesepakatan mengenai penggantian
yang layak, maka penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BUKU RENCANA VIII-13
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN
b. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang
berwenang;.
A. Tindak Lanjut pada Tahap Revisi atau Pembuatan Penataan Ruang Wilayah
Kabupaten (RTRWK)
Menurut Undang Undang 26 dari 2007 penataan ruang Kabupaten / Kota harus
mengacu kepada RTRW Provinsi, termasuk dalam hal menjamin peran serta
masyarakat dalam penataan ruang.
Menurut Undang Undang 26 dari 2007, salah satu aspek dari peran masyarakat
dalam penataan ruang adalah proses penataan ruang desa. Penataan Ruang
Kawasan Perdesaan diarahkan untuk:
Sesudah proses penataan ruang RTWR Kabupaten Boven Digoel, perlu diadakan
penataan ruang kampung atau kumpulan kampung. Penataan ruang pedesaan
dapat berbasis kecamatan/Distrik atau berbasis persyaratan lain yang diatur oleh
kabupaten (Pasal 50, Ayat 1).