Anda di halaman 1dari 19

MASA DEPAN EKONOMI DUNIA DI TENGAH PANDEMI COVID 19

MATA KULIAH EKONOMI POLITIK GLOBAL

Disusun dalam rangka untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah

Ekonomi Politik Global yang diampu oleh : Agus Subagyo S.IP, M.Si

Disusun Oleh :

Raisya Alifa Rizkita (6211201130)

Kelas: C

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN


ILMU POLITIK PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………. ………………………………………………………………

ABSTRAK……………………………………………………………………………..

LATAR BELAKANG…………………………………………………………………..

TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………..

METODOLOGI PENELITIAN………………………………………………………...

HASIL & PEMBAHASAN…………………………………………………………….

PENUTUP………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….….

RIWAYAT HIDUP PENULIS ………………………………………………………..


ABSTRAK
Pandemi Covid-19 menyebabkan perekonomian sebagian besar negara-negara di
dunia tumbuh negatif bahkan resesi. Hanya sebagian kecil negara di dunia ying masih
bertahan dan tumbuh ekonominya pada tahun 2020, seperti China, Vietnam, dan
Taiwan Setelah terpuruk akibat pembatasan mobilitas/wilayah untuk menekan
penyebaran Covid-19, tahun 2021 ini, negara-negara di dunia berharap bisa bangkit
kembali. Untuk itu, beragam kebijakan dikeluarkan dan kerja sama antarnegara
diselenggarakan agar kinerja ekonomi bisa kembali pulih dan tumbuh positif mulai
tahun ini. Sepanjang tahun 2020 lalu, pandemi Covid-19 telah menyebabkan krisis
ekonomi di seantero penjuru dunia. Tidak hanya dialami negara-negara berkembang
dan negara-negara yang dikategorikan miskin, negara-negara maju juga merasakan
dampak negatif merebaknya Covid-19.

Kata Kunci : Pandemi Covid-19, Ekonomi Dunia, Pertumbuhan Ekonomi

ABSTRACT
The Covid-19 pandemic has caused the economies of most countries in the world to
grow negatively and even go into recession. Only a small number of countries in the
world will still survive and grow their economies in 2020, such as China, Vietnam,
and Taiwan. After being slumped by mobility/regions to suppress the spread of
Covid-19, in 2021, countries in the world hope to bounce back. For this reason,
various policies have been issued and cooperation between countries so that economic
performance can recover and grow positively starting this year. Throughout 2020, the
Covid-19 pandemic has caused an economic crisis throughout the world. Not only
negative developing countries and developing countries categorized as poor,
developed countries also feel the impact of the Covid-19 outbreak.
Keywords: Covid-19 Pandemic, World Economy, Economic Growth
BAB I
LATAR BELAKANG
Pada akhir 2019 lalu dunia digemparkan oleh suatu virus yang diduga berasal dari
China. emerintah Wuhan mengonfirmasi bahwa pejabat kesehatan tengah menangani
belasan pasien yang menderita pneumonia misterius. Saat itu, belum ada bukti ilmiah
bahwa penyakit ini menular antar sesama manusia. China telah memberi Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) informasi terkait klaster pneumonia misterius tersebut
namun belum mendeklarasikan itu sebagai wabah baru. Pada 9 Januari 2020, WHO
mengumumkan bahwa virus corona misterius penyebab klaster pneumonia di
Wuhan.Tiga hari kemudian, media pemerintah China melaporkan kematian pertama
akibat virus tersebut, yakni pria lansia berusia 61 tahun. Diketahui pria tersebut
merupakan pelanggan setia pasar basah Huanan. Sebelum meninggal, pria tersebut
juga diketahui sempat berkunjung ke pasar itu. Sejak itu, Pasar Huanan diyakini
menjadi tempat awal mula penularan virus corona antar-manusia terjadi. Virus corona
sendiri disebut berasal dari hewan seperti kelelawar yang menular pada manusia.
Namun, hingga kini belum ada penelitian yang dapat memastikan bagaimana asal
mula virus corona yang ada pada kelelawar menular ke manusia.

Pada 13 Januari 2020, kasus pneumonia misterius serupa pertama terdeteksi di luar
China yakni Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Saat itu, beberapa negara negara
mulai mengencangkan ikat pinggang terkait risiko penyebaran virus corona. Sekitar
23 Januari, pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan yang berpenduduk 11 juta.
Seluruh akses dari dan menuju ibu kota Provinsi Hubei itu ditutup demi menghentikan
penyebaran virus corona. Saat itu, sebanyak 17 orang dilaporkan telah meninggal di
Wuhan akibat virus tersebut. Sebanyak lebih dari 570 kasus virus corona juga sudah
terdeteksi di beberapa negara seperti Taiwan, Jepang, Thailand, Korea Selatan hingga
Amerika Serikat. Akhir Januari 2020, WHO mendeklarasikan darurat kesehatan
dunia. Pada 2 Februari di tahun itu, seorang pria 44 tahun di Filipina meninggal
setelah terinfeksi virus corona. Itu merupakan kematian pertama di luar China akibat
virus corona. Saat itu, sebanyak lebih dari 360 orang telah meninggal di China akibat
virus corona.
Pada 5 Februari 2020, Kapal Pesiar Diamond Princess yang berlabuh di Jepang
menjadi klaster baru corona. Kapal itu sempat dikarantina di tengah laut Jepang
selama beberapa pekan sebelum para penumpangnya dievakuasi. WHO pun akhirnya
menamakan virus corona tersebut sebagai COVID-19 atau singkatan dari penyakit
yang berasal dari virus corona tahun 2019 pada Februari 2020. Hanya dalam empat
bulan, Covid-19 telah menginfeksi satu juta orang di seluruh dunia pada 2 April.
Ketika AS dan beberapa negara di Eropa dan Asia mengalami lonjakan penularan
Covid-19, tren penularan virus tersebut justru semakin menurun di China. Pada 6
April, China pertama kali mencatat nihil kasus Covid-19 harian. Dua hari kemudian,
pemerintah China mencabut lockdown nasional, termasuk Wuhan, secara bertahap.
Saat itu, sebagian besar negara juga menerapkan pembatasan pergerakan sosial di
masyarakat, lockdown dan larangan masuk warga asing. Di tengah krisis pandemi
global, perselisihan AS dan China pun semakin sengit. Kedua negara saling
menyalahkan soal penyebaran Covid-19. AS yang saat itu dipimpin Presiden Donald
Trump bahkan memutus hubungan dengan WHO pada Mei 2020.

Sejak ditetapkan sebagai pandemi Covid-19 pada tanggal 11 Maret 2020 oleh Badan
Kesehatan Dunia (WHO), virus corona telah menyebar luas ke seluruh dunia.
Menurut data dari Worldometers, hingga 17 Agustus 2021, lebih dari 200 negara di
dunia telah terjangkit Covid-19 dengan total kasus mencapai 200,09 juta dan korban
meninggal dunia sebanyak 4,39 juta jiwa. Tak hanya berdampak pada krisis
kesehatan, pandemi Covid-19 juga menyebabkan perekonomian sebagian besar
negara-negara di dunia tumbuh negatif bahkan resesi. Hanya sebagian kecil negara di
dunia ying masih bertahan dan tumbuh ekonominya pada tahun 2020, seperti China,
Vietnam, dan Taiwan Setelah terpuruk akibat pembatasan mobilitas/wilayah untuk
menekan penyebaran Covid-19, tahun 2021 ini, negara-negara di dunia berharap bisa
bangkit kembali. Untuk itu, beragam kebijakan dikeluarkan dan kerja sama
antarnegara diselenggarakan agar kinerja ekonomi bisa kembali pulih dan tumbuh
positif mulai tahun ini. Sepanjang tahun 2020 lalu, pandemi Covid-19 telah
menyebabkan krisis ekonomi di seantero penjuru dunia. Tidak hanya dialami negara-
negara berkembang dan negara-negara yang dikategorikan miskin, negara-negara
maju juga merasakan dampak negatif merebaknya Covid-19. Sebagian besar negara
maju bahkan terperangkap dalam resesi ekonomi yang cukup dalam. Begitu pula
negara berkembang, apalagi negara miskin. Hanya segelintir negara di dunia yang
masih mampu bertahan dan tumbuh positif menghadapi dampak pandemi Covid-19 di
tahun 2020, yaitu China (2,3 persen), Vietnam (2,9 persen), dan Taiwan (2,98 persen).
Di luar ketiga negara tersebut, pandemi Covid-19 telah memporak-porandakan
perekonomian gara-negara di dunia, tak terkecuali negara-negara maju, seperti
Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan Jepang. Ekonomi Amerika Serikat (AS)
tercatat menyusut hingga minus 3,5 persen pada 2020. Jerman nbuh negatif 5 persen.
Inggris terkontraksi 9,9 persen. Jepang menyusut dangkan Perancis dan Italia
menutup tahun 2020 dengan kontraksi masing-masing persen dan 8,9 persen. Di
kawasan Asia Tenggara, hanya Vietnam yang tumbuh positif sebesar 2,91 persen
pada tahun 2020. Sedangkan, negara-negara lain di kawasan ASEAN, tumbuh negatif.
Singapura tercatat terkontraksi 5,4 persen, Malaysia minus 5,6 persen, dan Thailand
minus 6,1 persen. Sementara, Filipina menjadi yang paling buruk lantaran
perekonomiannya terkontraksi hingga 9,5 persen pada 2020. Adapun Indonesia
terkontraksi 2,07 persen pada tahun lalu.Dampak pandemi Covid-19 terhadap
perekonomian global Sejumlah lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan
ekonomi global pada tahun 2020 diprediksi akan turun lebih dalam dari tahun-tahun
sebelumnya. Pada Januari 2021, IMF mengestimasi pertumbuhan ekonomi global di
angka minus 3,5 persen. Sementara Bank Dunia pada Januari 2021 dan OECD pada
Desember 2020 masing-masing memprediksi penurunan pertumbuhan ekonomi
global lebih dalam menjadi minus 5,2 persen dan minus 4,2 persen. Lesunya
perekonomian global tersebut tak lepas dari efek pandemi Covid-19 yang menjalar
hingga ke persoalan ekonomi dan keuangan dunia. Kedatangannya yang tiba-tiba
memberikan tekanan yang besar dari sisi penawaran dan permintaan. Rantai produksi
dunia bukan hanya terganggu, bahkan terputus, karena banyak negara memilih
karantina wilayah (lockdown) untuk menahan laju penyebaran Covid-19. Gangguan
suplai /produksi juga menjalar ke sisi permintaan, konsumsi turun signifkan, investasi
merosot drastis, dan perdagangan dunia (ekspor dan impor) sangat lesu. Dari sisi
perdagangan barang, Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade
Organization/WTO) memperkirakan penurunan perdagangan global sebesar minus 5,3
persen. Turunnya aktivitas perekonomian dan terbatasnya mobilitas barang dan jasa,
serta pembatasan ruang gerak penduduk, pada akhirnya memukul pula pendapatan
perusahaan dan masyarakat. Akibatnya, pemutusan hubungan kerja dan merumahkan
karyawan mana-mana di dunia. Penerapan kebijakan pembatasan mobilitas untuk
menekan penyebaran Covid-19 menimbulkan pula goncangan baik di pasar keuangan
maupun sektor riil. Hal itu tecermin setidaknya dalam lima hal. Yang pertama tingkat
volatilitas yang tecermin dari VIX Index, naik ke level tertinggi sejarah. VIX Index
menggambarkan tingkat kecemasan investor. ua, perpindahan aliran modal ke safe
haven assets, arus modal keluar berkembang sekitar 100 miliar dollar AS. Safe haven
adalah investasi yang diharapkan dapat dipertahankan atau meningkat nilainya saat
pasar bergejolak. Safe haven menjadi tempat berlindung yang aman dicari oleh
investor untuk membatasi risiko kerugian jika terjadi penurunan pasar. Ketiga,
penurunan tajam harga-harga komoditas. Keempat, kontraksi PMI Manufaktur dan
Jasa di titik terendah sejak krisis keuangan global (Global Financial Crisis/GFC)
2008-2009. Kelima, pengangguran meroket di berbagai belahan dunia, mencapai dua
digit. Di As, selama 2020 menghapus 22,4 juta penyerapan tenaga kerja yang telah
dilakukanya sejak depresi besar (eat depression) tahun 1929. Di Italia, pengangguran
mencapai 12,7 persen dan sekitar 10,4 persen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi Ekonomi

Ekonomi berasal dari kata Yunani yaitu "Oikos, Oiku atau Nomos'. Di mana memiliki
arti peraturan rumah tangga. Menurut pengertian umum, ekonomi merupakan ilmu
untuk mengkaji urusan sumber daya material agar dapat sejahtera baik individu,
masyarakat dan negara.  pengertian ekonomi yakni ilmu tentang perilaku serta
tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ekonomi merupakan sebuah
ilmu yang membuat berbagai kegiatan dilakukan untuk dijadikan solusi. Solusi ini
nantinya akan menjawab keberadaan kegiatan produksi, distribusi hingga konsumsi
yang dikenal sebagai prinsip ekonomi. Ekonomis dan sesuai dengan prinsip ekonomi
merupakan cara berpikir dan bertindak sesuai dengan ilmu ekonomi. Jika melihat dari
prinsip ekonomi, maka bisa dikatakan ekonomi merupakan ilmu pengelolaan sumber
daya. Di mana terlihat bagaimana manusia memanfaatkan modal, materi serta tenaga
untuk mampu memberikan kesejahteraan banyak orang.

2.2.Pengertian Ekonomi Menurut Para Ahli

Bapak Sosiologi, Ibnu Kaldun menjelaskan pengertian ekonomi adalah ilmu


pengetahuan yang positif dan normatif. Mempelajari ekonomi bukan semata untuk
memenuhi kebutuhan saja. Namun juga turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan bukan individu.

Adam Smith menerangkan pengertian ekonomi berupa penyelidikan tentang keadaan


dan sebab adanya kekayaan negara.

Abraham Maslow, menurutnya pengertian ekonomi yaitu salah satu bidang


pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan manusia
melalui penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada. Dengan berasaskan
prinsip serta teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif serta
efisien.

Hermawan Kartajaya menerangkan, ekonomi merupakan platform di mana sektor


industri melekat di atasnya.

Mill J.S menyatakan, ekonomi adalah sains praktikal tentang pengeluaran dan


penagihan.

Paul A. Samuelson, menjelaskan pengertian ekonomi yakni cara-cara yang dilakukan


oleh manusia dan kelompoknya. Untuk memanfaatkan sumber-sumber terbatas dalam
memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh
masyarakat.

2.3.Prinsip Dasar Ekonomi

Prinsip Ekonomi Produksi

Produksi sendiri merupakan kegiatan untuk menciptakan barang dan jasa. Produksi
dilakukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain
kebutuhan manusia, produksi dilakukan untuk nilai guna suatu barang dan jasa. Hasil
dari produksi yakni produk, dan produk inilah yang dihasilkan oleh pelaku yang
melakukan proses produksi.

Perlu diketahui, hasil produk tidak memiliki batas. Di sini ada dua jenis konsep yang
perlu dipahami. Mulai produksi menghasilkan barang ataupun jasa. Kemudian
produksi menambah nilai guna barang dan jasa. Kegiatan menghasilkan barang atau
jasa inilah bisa dengan menambah jumlah produk yang dihasilkan. Sementara,
kegiatan menambah nilai tersebut ditujukan untuk membuatnya lebih tinggi saja.

Prinsip Ekonomi Ditribusi

Distribusi yaitu kegiatan menyebarkan produk ke seluruh pasar. Sehingga produk


tersebut dapat dibeli masyarakat luas. Dengan kata lain, distribusi ini merupakan
aktivitas menjual dan mengirim produk dari produsen ke konsumen. Distribusi juga
bisa diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha mempermudah
penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen.

Distribusi juga akan melibatkan aktivitas seperti berikut:


1. Membeli barang atau jasa dari produsen (pedagang) yang lebih besar

2. Mengklasifikasi (memilah) barang sesuai dengan jenis, ukuran, serta kualitasnya

3. Memperkenalkan barang atau jasa yang diperdagangkan ke konsumen. Misalnya


dengan reklame atau iklan

4. Sistem transportasi yang baik untuk membawa barang ke daerah atau wilayah yang
berbeda

5. Sistem pelacakan yang baik sehingga barang dapat sampai pada waktu dan jumlah
yang tepat

6. Pengemasan yang baik

7. Melacak tempat-tempat di mana produk dapat ditempatkan sedemikian rupa


sehingga ada peluang maksimum untuk masyarakat dapat membelinya

8. Sistem untuk mengambil kembali barang dari pasar

Prinsip Ekonomi Konsumsi


Konsumsi merupakan kegiatan penggunaan barang atau jasa dalam rumah tangga.
Tahukah kalian, konsumsi merupakan salah satu komponen dalam perhitungan Produk
Domestik Bruto (PDB). Para ahli ekonomi makro kerap kali menggunakan konsumsi
sebagai tolak ukur dari perekonomian secara menyeluruh. Saat menilai sebuah bisnis,
para analis keuangan akan melihat sebuah tren konsumsi pada bisnis tersebut.

Hal itu tentu menjadi langkah yang sangat penting. Sebab konsumsi akan membantu
para analis saat menentukan sebuah asumsi dari model keuangan paling tepat. Di sisi
lain, para ahli ekonomi neoklasik berpendapat, konsumsi merupakan tujuan akhir
dalam suatu kegiatan ekonomi. Karenanya, nilai per orang mampu menjadi faktor
sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan perekonomian.

Perilaku konsumsi juga bisa menjadi tolak ukur yang tepat apabila ingin mengetahui
pengeluaran nasional dalam perekonomian secara keseluruhan. Pengeluaran
keseluruhan ini dapat digunakan untuk memahami fluktuasi makro-ekonomi dalam
siklus sebuah bisnis.

2.2. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pengertian pertumbuhan ekonomi Dikutip dari Investopedia, pertumbuhan ekonomi


adalah peningkatan produksi barang dan jasa ekonomi dari satu periode ke periode
lainnya. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur secara nominal atau riil (disesuaikan
dengan inflasi). Pertumbuhan ekonomi adalah dilihat dan diukur dengan cara
membandingkan komponen yang dapat mewakili keadaan ekonomi suatu negara masa
kini dan periode sebelumnya. Komponen yang digunakan untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi adalah produk nasional bruto (PNB) atau produk domestik
bruto (PDB). Sementara, dikutip dari laman Gramedia blog, pertumbuhan ekonomi
adalah proses perubahan yang secara berkesinambungan menuju kondisi yang lebih
baik dalam kondisi perekonomian suatu negara.

Ekonomi suatu negara dapat dikatakan bertumbuh jika kegiatan ekonomi


masyarakatnya berdampak langsung kepada kenaikan produksi barang dan jasanya.
Dalam buku Ekonomi Makro (2010) karya Joko Untoro disebutkan, pertumbuhan
ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran
masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Sedangkan menurut buku
Makroekonomi: Teori Pengantar (2010) karya Sadono Sukirno, pertumbuhan
ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran
masyarakat meningkat. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi adalah sebuah
proses dari perubahan kondisi perekonomian yang terjadi di suatu negara secara
berkesinambungan untuk menuju keadaan yang dinilai lebih baik selama jangka
waktu tertentu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian Kualitatif

Metode Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005).
Perbedaannya dengan penelitian kuantitatif adalah penelitian ini berangkat dari data,
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah
teori. Moleong setelah melakukan analisis terhadap beberapa definisi penelitian
kualitatif kemudian membuat definisi sendiri sebagai sintesis dari pokok-pokok
pengertian penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2005:6), penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll
secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah. Menurut Saryono (2010), Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan
kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur
atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.

Tujuan Metode Kualitatif

Menurut Kriyantono, tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan suatu


fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara pengumpulan data yang sedalam-
dalamnya pula, yang menunjukkan pentingnya kedalaman dan detail suatu data yang
diteliti.Pada research kualitatif, semakin mendalam, teliti, dan tergali suatu data yang
didapatkan, maka bisa diartikan pula bahwa semakin baik kualitas penelitian tersebut.
Maka dari segi besarnya responden atau objek penelitian, metode penelitian kualitatif
memiliki objek yang lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, sebab
lebih mengedepankan kedalaman data, bukan kuantitas data.

Asumsi Penelitian Kualitatif


Anggapan yang mendasari metode jenis kualitatif adalah bahwa kenyataan sebagai
suatu yang berdimensi jamak, kesatuan, dan berubah-ubah (Nana Sudjana dan
Ibrahim, 2001: 7). Oleh karena itu tidak mungkin dapat disusun rancangan penelitian
yang terinci dan fixed sebelumnya. Rancangan penelitian berkembang selama proses
penelitian berlangsung.

Karakteristik Metode Kualitatif

Penelitian jenis kualitatif disebut juga penelitian naturalistik, metode fenomenologis,


metode impresionistik, dan metode post positivistic. Adapun karakteristik penelitian
jenis ini adalah sebagai berikut (Sujana dan Ibrahim, 2001: 6-7; Suharsimi Arikunto,
2002: 11-12; Moleong, 2005: 8-11; Johnson, 2005, dan Kasiram, 2008: 154-155).

a. Menggunakan pola berpikir induktif (empiris – rasional atau bottom-up).

Metode kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded theory, yaitu teori
yang timbul dari data bukan dari hipotesis seperti dalam metode kuantitatif. Atas
dasar itu penelitian bersifat generating theory, sehingga teori yang dihasilkan berupa
teori substansif.

b. Perspektif emic/partisipan sangat diutamakan dan dihargai tinggi. Minat peneliti


banyak tercurah pada bagaimana persepsi dan makna menurut sudut pandang
partisipan yang diteliti, sehingga bias menemukan apa yang disebut sebagai fakta
fenomenologis.

c. Penelitian jenis kualitatif tidak menggunakan rancangan penelitian yang baku.


Rancangan penelitian berkembang selama proses penelitian.

d. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami, mencari makna di balik data, untuk
menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris sensual, empiris logis, dan empiris
logis.

e. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, sumber data yang dibutuhkan, dan alat
pengumpul data bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuha
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejak ditetapkan sebagai pandemi Covid-19 oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO),
virus corona telah menyebar luas ke seluruh dunia. Tak hanya berdampak pada krisis
kesehatan, pandemi Covid-19 juga menyebabkan perekonomian sebagian besar
negara-negara di dunia tumbuh negatif bahkan resesi. Hanya sebagian kecil negara di
dunia ying masih bertahan dan tumbuh ekonominya pada tahun 2020, seperti China,
Vietnam, dan Taiwan Setelah terpuruk akibat pembatasan mobilitas/wilayah untuk
menekan penyebaran Covid-19, tahun 2021 ini, negara-negara di dunia berharap bisa
bangkit kembali. Untuk itu, beragam kebijakan dikeluarkan dan kerja sama
antarnegara diselenggarakan agar kinerja ekonomi bisa kembali pulih dan tumbuh
positif mulai tahun ini. Sepanjang tahun 2020 lalu, pandemi Covid-19 telah
menyebabkan krisis ekonomi di seantero penjuru dunia. Tidak hanya dialami negara-
negara berkembang dan negara-negara yang dikategorikan miskin, negara-negara
maju juga merasakan dampak negatif merebaknya Covid-19. Sebagian besar negara
maju bahkan terperangkap dalam resesi ekonomi yang cukup dalam.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ada peningkatan kerugian


ekonomi akibat pandemi Covid-19. Menurut perhitungan IMF, pandemi ini akan
merugikan ekonomi global US$12,5 triliun atau Rp178.750 triliun (kurs
Rp14.300/US$) hingga 2024. Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva
mengatakan bahwa gangguan rantai pasokan, inflasi, dan kebijakan moneter yang
lebih ketat bak 'membuang air dingin' pada pemulihan di seluruh dunia. dia
mengatakan kesenjangan besar dalam tingkat vaksin Covid-19 dan perbedaan yang
melebar secara keseluruhan antara kaya dan miskin yang disebabkan oleh pandemi,
bersama dengan hilangnya pembelajaran dan peningkatan dampak gender, akan
menyebabkan lebih banyak protes, ketegangan, dan ketidakamanan. IMF
memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 akan mencapai 4,9 persen.
Saat itu, Georgiva mengatakan kemunculan omicron menjadi akar dari masalah,
ditambah kemampuan satu negara dengan yang lain untuk pulih sangat berbeda.
Laporan World Economic Outlook (WEO) International Monetary Fund (IMF) edisi
Januari 2022 menunjukkan bahwa setelah mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar
5,9 persen di 2021, perekonomian global diprediksi mengalami moderasi ke level 4,4
persen di 2022 atau turun -0,5 percentage points dibandingkan WEO Oktober 2021
dan 3,8 persen di 2023. Beberapa faktor yang menjadi penyebab antara lain
kemunculan varian Omicron, kenaikan harga energi dan disrupsi suplai yang
mendorong lonjakan inflasi, serta adanya kebijakan pengetatanregulasi pada sektor
perumahan di Tiongkok. Moderasi terjadi secara luas pada ekonomi negara-negara
maju seperti Amerika Serikat(AS) Tiongkok, serta Eropa.

Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan turun dari 5,6 persen di 2021, menuju 4,0
persen di 2022, dan 2,6 persen di 2023. Dalam periode yang sama, proyeksi
pertumbuhanTiongkok adalah 8,1 persen, 4,8 persen dan 5,2 persen, sedangkan di
Eropa sebesar 5,2 persen, 3,9 persen, dan 2,5 persen. Arah normalisasi kebijakan
moneter serta berlanjutnya disrupsi suplai diperkirakan menjadi kontributor utama
melambatnya pertumbuhan ekonomi AS. Perlambatan yang terjadi padaperekonomian
Tiongkok diperkirakan merupakan dampak adanya disrupsi pada sektorperumahan
serta kebijakan zero Covid-19 yang mempengaruhi mobilitas.Proyeksi pertumbuhan
negara-negara ekonomi baru (emerging markets) utama beragam di 2021 hingga
2023. India diproyeksikan tumbuh tinggi sebesar 9,0 persen di 2021 dan 9,0 persen di
2022, dan kemudian mengalami moderasi menjadi 7,1 persen di 2023.

Prospek perekonomian India diperkirakan membaik seiring pertumbuhan kredit yang


diperkirakan akanberpengaruh positif pada tingkat investasi dan konsumsi. Sedangkan
di Kawasan ASEAN-5, pertumbuhan ekonomi diperkirakan justru berada dalam tren
meningkat. Dalam periode 2021-2023, Indonesia diramalkan akan bertumbuh kuat
sebesar 3,3 persen, 5,6 persen dan 6,0 persen. Sedangkan Malaysia 3,5 persen, 5,7
persen, dan 5,7 persen. Dalam periode yang sama, pertumbuhan PDB Thailand
akanberada pada 1,3 persen, 4,1 persen, 4,7 persen, sedangkan Filipina 4,6 persen, 6,3
persen, dan 4,9 persen. Untuk tahun 2021, Kementerian Keuangan lebih optimis
dalam memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kisaran 3,5 persen-4
persen, dengan mempertimbangkan kondisi terkini dari pergerakan mobilitas dan
indikator-indikator di sisi konsumsi dan produksi yang terus menunjukkan penguatan.
Kepala badan kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu
menyebutkan kuatnya Perekonomian Indonesia yang sudah terlihat di Tahun 2022 dan
berlanjut ke2023 adalah bukti bahwa penanganan pandemi berbuah signifikan pada
relatif cepatnyapemulihan ekonomi Indonesia. Kebijakan penanganan pandemi dan
Pemulihan EkonomiNasional (PEN) yang efektif di 2021 dan diperkuat dengan fokus
penciptaan tenaga kerja selainkesehatan dan perlindungan masyarakat di 2022
tentunya menjadi faktor penting. Kita perlujaga momentum pemulihan ke depan
dengan tetap waspada terhadap berbagai risiko Beberapa risiko yang perlu diwaspadai
ke depan antara lain potensi kemunculan varian baru Covid-19, isu disrupsi suplai dan
volatilitas harga energi yang memberi ketidakpastian pada tingkat inflasi, risiko pada
stabilitas keuangan emerging markets. Selain itu, normalisasikebijakan moneter
negara maju dengan menaikkan suku bunga, tensi geopolitik yang masih tinggi, dan
isu perubahan iklim juga menjadi risiko-risiko yang perlu diwaspadai ke depan.

Ekonomi dunia sudah berangsur pulih dari dampak pandemi Covid-19 yang
berlangsung selama hampir 2 tahun. Namun demikian, negara-negara di dunia kini
dihadapi tantangan baru yang bisa lebih mengerikan, yakni kenaikan suku bunga bank
Sentral Amerika Serikat (AS) Atau The Federal Reserve (The Fed) hingga perang
Rusia dengan Ukraina.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, saat ini ada tiga
tantangan yang tengah dihadapi dalam proses pemulihan ekonomi global. Pertama,
dampak dari normalisasi kebijakan negara-negara maju. Ini tergambar dari kebijakan
The Fed yang sudah menaikan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) per Maret 202.

Kebijakan tersebut lantas bakal berdampak pada kenaikan suku bunga global, dan
juga persepsi risiko di tingkat dunia. Kondisi itu jelas akan mempersulit negara
berkembang untuk bisa pulih, karena harus menghadapi dampak dari rambatan global
ketidakpastian dan kenaikan suku bunga global terhadap arus modal.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Covid-19 juga menyebabkan perekonomian sebagian besar negara-negara di dunia
tumbuh negatif bahkan resesi. Hanya sebagian kecil negara di dunia ying masih
bertahan dan tumbuh ekonominya pada tahun 2020, seperti China, Vietnam, dan
Taiwan Setelah terpuruk akibat pembatasan mobilitas/wilayah untuk menekan
penyebaran Covid-19, tahun 2021 ini, negara-negara di dunia berharap bisa bangkit
kembali. Untuk itu, beragam kebijakan dikeluarkan dan kerja sama antarnegara
diselenggarakan agar kinerja ekonomi bisa kembali pulih dan tumbuh positif mulai
tahun ini. Sepanjang tahun 2020 lalu, pandemi Covid-19 telah menyebabkan krisis
ekonomi di seantero penjuru duni. (IMF) memperkirakan ada peningkatan kerugian
ekonomi akibat pandemi Covid-19. Menurut perhitungan IMF, pandemi ini akan
merugikan ekonomi global US$12,5 triliun atau Rp178.750 triliun (kurs
Rp14.300/US$) hingga 2024. Sejak munculnya varian baru covid juga yaitu omicron
kesenjangan besar dalam tingkat vaksin Covid-19 dan perbedaan yang melebar secara
keseluruhan antara kaya dan miskin yang disebabkan oleh pandemi, bersama dengan
hilangnya pembelajaran dan peningkatan dampak gender, akan menyebabkan lebih
banyak protes, ketegangan, dan ketidakamanan. IMF memproyeksikan pertumbuhan
ekonomi global pada 2022 akan mencapai 4,9 persen.
DAFTAR PUSTAKA

Works Cited

“IMF: Pandemi Covid-19 Bakal Rugikan Ekonomi Global hingga Rp178.750 Triliun.”
Ekonomi Bisnis.com, 21 January 2022,
https://ekonomi.bisnis.com/read/20220121/620/1491635/imf-pandemi-covid-19-
bakal-rugikan-ekonomi-global-hingga-rp178750-triliun. Accessed 28 March 2022.

“Jejak Pandemi Covid-19, dari Pasar hingga Mengepung Dunia.” CNN Indonesia, 4 August
2021, https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210804100935-113-676183/
jejak-pandemi-covid-19-dari-pasar-hingga-mengepung-dunia. Accessed 28 March
2022.

“Kilas Balik Dampak Pandemi Covid-19 ke Ekonomi Dunia dan Indonesia.” Liputan6.com, 15
February 2021, https://www.liputan6.com/bisnis/read/4483655/kilas-balik-dampak-
pandemi-covid-19-ke-ekonomi-dunia-dan-indonesia. Accessed 28 March 2022.

“Pahami Pengertian Ekonomi dan Ketiga Prinsipnya, Agar Tidak Salah | merdeka.com.”
Merdeka.com, 19 May 2021, https://www.merdeka.com/trending/pahami-pengertian-
ekonomi-dan-ketiga-prinsipnya-agar-tidak-salah.html. Accessed 28 March 2022.

“Penelitian Kualitatif (Metode): Penjelasan Lengkap.” Statistikian,


https://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-kualitatif.html. Accessed 28 March
2022.

“Pertumbuhan Ekonomi: Pengertian, Ciri dan Faktor yang Mempengaruhinya Halaman all -
Kompas.com.” Money Kompas.com, 8 January 2022,
https://money.kompas.com/read/2022/01/08/080854626/pertumbuhan-ekonomi-
pengertian-ciri-dan-faktor-yang-mempengaruhinya?page=all. Accessed 28 March
2022.
Santia, Tira. “Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Dunia 2021-2023, Termasuk
Indonesia - Bisnis Liputan6.com.” Liputan6.com, 26 January 2022,
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4870196/proyeksi-pertumbuhan-ekonomi-
negara-dunia-2021-2023-termasuk-indonesia. Accessed 28 March 2022.

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Raisya Alifa Rizkita penulis artikel jurnal ini lahir di Bandung pada tanggal
28Desember 2001. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Pendidikan penulis sekolah dasar di SDN Cimahi Mandiri 5 kemuadian
dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 Cimahi, dilanjutkan ke
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ngamprah.Penulis merupakan angkata 2020
yang melanjutkan studi nya di Universitas Jenderal Ahmad Yani Fakultas Ilmu
Sosial Dan Politik jurusan Hubungan Internasional

Anda mungkin juga menyukai