ABSTRAK. Indonesia saat ini mempunyai peluang besar untuk meraih “bonus demografi”, yaitu keuntungan
mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi akibat besarnya jumlah penduduk usia produktif. Berdasar proyeksi Penduduk
Indonesia 2015-2045, puncak bonus demografi akan berlangsung pada 2021-2022, dengan angka ketergantungan
mencapai titik terendah yaitu 45,4. Namun adanya pandemi COVID-19 telah merubah peluang menjadi disrupsi
bahkan ancaman. Tujuan utama kajian ini adalah menganalisis dampak pandemic COVID-19 terhadap peluang bonus
demografi serta ketahanan nasional. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis, berdasarkan data sekunder
serta kajian literatur. Data kuantitatif bersumber dari BPS, Bappenas, Apindo, Lemhannas serta hasil survei beberapa
lembaga penelitian. Hasil kajian menunjukkan bahwa pandemic COVID-19 berdampak signifikan terhadap
menurunnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya pengangguran termasuk perempuan yang termarginalisasi dan
meningkatnya kemiskinan. Kondisi ini menyebabkan disrupsi terhadap berbagai upaya pemenuhan prasyarat meraih
bonus demografi, diantaranya kesempatan kerja layak, masuknya perempuan dalam pasar kerja dan meningkatnya
tabungan masyarakat. Pandemi COVID-19 juga berpengaruh terhadap ketahanan nasional, nilai dan kategori indeks
ketahanan nasional turun dari kategoi “cukup tangguh” menjadi kategori “cukup tangguh menjelang kurang
tangguh”.Untuk itu, kebijakan pemulihan ekonomi nasional sejalan dengan pengendalian pandemi COVID-19 harus
dilakukan secara terintegrasi, sinergi antarpemangku kepentingan, pemerintah pusat dan daerah, lintas sektor,dunia
Susaha dan industri serta didukung oleh kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
ABSTRACT Indonesia currently has a great opportunity to achieve the "demographic bonus", an advantage of
achieving high economic growth due to the large number of the population of productive age. Based on the
2015-2045 Indonesian population projection, the peak of the demographic bonus will take place in 2021-2022, with
the dependency figure reaching the lowest point of 45.4. However, the COVID-19 pandemic has turned opportunities
into disruption and even threats. This study aims to analyze the impact of the COVID-19 pandemic on opportunities for
demographic bonuses and national resilience. The method used is descriptive analytical, based on secondary data and
literature review. Quantitative data comes from BPS, Bappenas, Apindo, Lemhanas as well as survey results from
several research institutions. The results of the study show that the COVID-19 pandemic has a significant impact on
decreasing economic growth, increasing unemployment including marginalized women and increasing poverty. This
condition has resulted in disruption of various efforts to fulfill the preconditions for gaining a demographic bonus,
including decent work opportunities, entry of women into the labor market and increased public savings. The
COVID-19 pandemic also affects national resilience, the value and category of the national resilience index has
dropped from the category “tough enough” to the category “tough enough before less resilient”. For this reason,
policies for national economic recovery in line with the control of the COVID-19 pandemic must be carried out in a
manner integrated, synergy between stakeholders, central and regional governments, across sectors, business and
industry and supported by community discipline in implementing health protocols.
83 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Penduduk Indonesia 2015-2045, bahwa puncak tahun 2045. Adanya pandemic COVID-19,
bonus demografi akan berlangsung pada tahun maka berbagai kebijakan yang ada menjadi
2021-2022, di mana Indonesia mempunyai rasio terganggu. Besarnya jumlah penganggur
ketergantungan pada titik terendah yaitu 45,4,
termasuk penganggur dari kalangan
yang berarti 100 penduduk usia produktif 15-64
penduduk usia muda dan perempuan
tahun) hanya menanggung kurang dari
berpotensi mematahkan upaya upaya yang
separuhnya (45,4 orang penduduk usia non
telah dilakukan oleh pemerintah, sehingga
produktif yaitu anak-anak (<15 tahun) dan lansia
terjadi disrupsi dalam memenuhi prasyarat
(>65 tahun). Secara nasional, Indonesia telah
memasuki era bonus demografi sejak 2012 dan untuk meraih bonus demografi, bahkan
diprediksi berakhir tahun 2037 (Bappenas, BPS ancaman menjadi bencana demografi.
dan UNFPA,2018). Bonus demografi adalah Penduduk usia produktif yang diharapkan
periode saat tanggungan 100 penduduk produktif dapat menanggung penduduk usia non
terhadap penduduk tidak produktif suatu negara produktif, tidak dapat menjalankan fungsi
dibawah 50. Artinya, 100 penduduk produktif ekonominya. Perempuan yang diharapkan
hanya menanggung beban kurang dari 50 orang.
dapat masuk ke pasar kerja dan memberi
Namun untuk mencapai bonus
konribusi bagi ekonomi keluarga justru ikut
demografi (BD) tentu harus disertai
terdampak pandemic COVID-19 sebagai
beberapa prasyarat, diantaranya adalah
kelompok yang rentan kehilangan pekerjaan,
sumber daya manusia yang berkualitas,
dan atau berkurang pendapatannya. Kondisi
lapangan kerja yang layak, masuknya
kondisi tersebut akan menyebabkan gagalnya
perempuan di pasar kerja dan besarnya
prasyarat lain dari pemenuhan bonus
tabungan masyarakat. Sebagaimana
demografi yaitu adanya tabungan
digariskan dalam RPJMN 2020-2024,
masyarakat.
pemerintah sudah mencanangkan kebijakan
Kajian ini merupakan kajian literatur
membangun SDM unggul untuk
yang bertujuan untuk menganalisis dampak
memanfaatkan peluang bonus demografi
pandemi COVID-19 terhadap perekonomian
dan menjadi lompatan kemajuan yang
dan ketenagakerjaan serta pengaruhnya
sekaligus menyongsong Indonesia Emas pada
terhadap pemanfaatan peluang bonus
85 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
kelompok tersebut akan menjadi tulang data data yang berasal dari media masa.
punggung usia produktif terbesardi Asia Analisis data dilakukan secara deskriptif
berdasarkan hubungan antarvariabel
Tenggara yaitu mencapai 41 persen. Kondisi
sebagaimana deskripsi yang telah dikemukakan
itu merupakan peluang besar yang harus
dalam tinjauan pustaka. Hubungan antarvariabel
dimanfaatkan, tetapi sekaligus juga
dapat digambarkan dan dikembangkan dalam
tantangan berat dengan segala
kerangka berpikir pada gambar 1 berikut:
permasalahannya termasuk masalah kualitas
86 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Pada triwulan I, 2020, Indonesia masih 2019 tumbuh sebesar 2,97 persen (y-on- y),
mempunyai pertumbuhan ekonomi tertinggi melambat dibanding capaian triwulan I-2019
disbanding dengan negara negara lain, apalagi yang sebesar 5,07 persen. Dalam
yang menerapkan kebijakan “Lockdown”. perkembangan selanjutnya yaitu pada triwulan
Sementara itu, berdasarkan data BPS, (2020), II 2020, mengalami kontraksi pertumbuhan
bahwa pada triwulan I-2020 terhadap triwulan I sebesar 5,32 persen (y-on-y). Dari sisi produksi,
88 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan juga menyebabkan supply shock bagi
mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi manufaktur global karena banyak pabrik dalam
sebesar 30,84 persen. Dari sisi pengeluaran, jalinan mata-rantai pasokan dunia
Komponen Ekspor Barang dan Jasa serta Impor menghentikan aktivitas produksi. (Basri,2020).
Barang dan Jasa mengalami kontraksi Saat ini pemerintah telah melakukan berbagai
pertumbuhan masing-masing sebesar 11,66 upaya agar pada periode berikutnya tidak
persen dan 16,96 persen (BPS, 2020). Adanya mengalami kontraksi yang berujung pada resesi.
pertumbuhan ekonomi yang negative pada Dampak pandemic COVID-19 terhadap
Triwulan ke dua di Indonesia, menunjukkan menurunnya pertumbuhan ekonomi bahkan
bahwa dampak pandemic COVID-19 mulai menimbulkan resesi di beberapa negara, juga
dirasakan, bahkan dikhawatirkan oleh berbagai berdampak riil terhadap dunia usaha.
pihak akan mengalami resesi seperti yang tela Berdasarkan kondisi sektoral, perhotelan,
dialami oleh beberapa negara tetangga seperti pariwisata dan transportasi merupakan sektor
Singapura. Adanya pandemic global, yang yang terdampak cukup signifikan sebagaimana
berdampak pada krisis perekonomian global deskripsi dalam Tabel 1 ,2 dan 3.
Tabel 1.
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sektor Perhotelan dan Pariwisata:
NO DAMPAK
1. Lebih dari 2000 hotel dan 8000 restoran tutup dengan potensi hilang pendapatan antara Januari – April
2020, sebesar 30 T untuk sektor Hotel dan 40 T untuk restoran.
2. Kerugian maskapai penerbangan US$ 612 juta
3. Kerugian Tur Operator Rp.4 T
4. Pekerja sector pariwisata 90% dirumahkan dari jumlah pekerja pariwisata 13 juta orang
Tabel 2.
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sektor Riil
NO DAMPAK
1. Sektor TPT, utilisasi hanya 30% dan 1.889.852 pekerja sudah di rumahkan dan PHK.
2. Sektor Retail Non Makanan-Minuman, kemampuan cash flow hanya bisa bertahan hingga Juni karena
omset turun sampai 90%
3. Sektor Alas Kaki, mulai pertengahan bulan Mei 2020 pasar orientasi ekspor mengalami penyusutan,
sementara sepinya pasar retail domestik berakibat tertundanya pembayaran pada industri nasional.
produksi turun 70%, bahkan salah satu pabrik terbesar sudah PHK 12.000 Pekerja dan menutup salah
satu pabriknya. Secara keseluruhan sekitar 500.000 pekerja sudah dirumahkan dan PHK
4. Transportasi Darat (ORGANDA), aktivitas bisnis turun 90%, sekitar 1 juta pekerja dirumahkan.
89 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
5. Transportasi Udara (INACA), sejak dikeluarkannya Permenhub PM 25/2020 maka 24 April hingga 1 Juni
2020 tidak ada pesawat yang boleh beroperasi, kondisi ini sangat memukul sektor perhubungan udara
‘
Tabel 3. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sektor Otomotif dan Makanan Minuman
NO DAMPAK
1. Sektor Otomotif, Penurunan penjualan mobil pada bulan Mei 2020 hingga 95%. Penjualan tercatat
hanya 3.551 unit turun jauh dari penjualan bulan Mei 2019 sebesar 84.109 unit
2. Sektor Makanan dan Minuman, turunnya konsumsi dan melemahnya daya beli masyarakat sebagai
akibat dari tutupnya pusat perbelanjaan dan grosir. Sektor MAMIN diprediksi hanya akan tumbuh 5%.
Adapun hasil survei internal yang dilakukan terhadap anggota GAPMMI memperkirakan penjualan
makanan olahan turun 30%. Pabrik terdampak pada sisi operasional dan logistik akibat adanya
pembatasan sosial dari pemerintah lokal. Lebih dari itu untuk penjualan melalui non-pasar modern
yang sekitar 70% kontribusinya, menurun sangat tajam. Pekerja sudah dirumahkan dengan pembayaran
gaji 50%
Sumber: Apindo, 2020.
Hasil kajian Pusat Penelitian sebanyak 1,63 juta orang dibandingkan periode
Kependudukan LIPI, Kemenaker dan LD-FEB UI September 2019., sehingga jumlah penduduk
juga menunjukkan bahwa dari kelompok miskin saat ini tercatat sebanyak 26,42 juta orang.
pengusaha, cukup besar yang menyatakan Dilihat dari persentase, untuk persentase
kegiatan usahanya terhenti (40 %), dan 57 % penduduk miskin pada Maret 2020 tercatat
menyatakan usaha masih berjalan tetapi sebesar 9,78 persen meningkat 0,56 poin
persentase terhadap September 2019 dan
produksi dan pendapatan berurang. (LIPI,
meningkat 0,37 poin persentase terhadap Maret
Kemenaker,LD-FEB-UI, 2020). Kondisi riil
2019. Sementara itu, prediksi yang dilakukan oleh
sebagaimana dikemukakan, tentu berimplikasi
Suharyadi dkk (2020) menghasilkan estimasi
terhadap ketenagerjaan yaitu meningkatnya
dampak COVID-19 terhadap kemiskinan di
penganggur maupun pekerja yang mempunyai
Indonesia. Salah satu proyeksi dalam kajian
penghasilan yang menurun. Dampak lanjutan
terebut adalah bahwa dampak paling ringan
dari menurunnya kinerja perekonomian secara
COVID-19 terhadap pertumbuhan ekonomi
makro, serta lesunya dunia usaha, pada tataran
akan menaikkan tingkat kemiskinan dari 9,2%
miro di tingkat rumah tangga juga menurunkan
pada September 2019 ke 9,7% pada akhir 2020.
daya beli dan kemiskinan. Berdasarkan Badan
Hal ini berarti bahwa akan ada 1,3 juta orang
Pusat Statistik (BPS) bahwa pada Maret 2020
yang jatuh miskin. Akan tetapi, proyeksi
terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin
90 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
terburuk dari kajian tersebut, menunjukkan awal, sekitar akhir bulan April Center of Reforms
bahwa tingkat kemiskinan akan melonjak cukup on Economic – Indonesia (CORE Indnesia)
tajam menjadi 12,4%. Hal itu menyiratkan memperkirakan peningkatan jumlah penaggur
bahwa 8,5 juta orang akan menjadi miskin. terbuka oada triwulan II 2020dam tiga skenario.
Proyeksi terburuk ini berarti bahwa kemajuan Potensi tambahan jumlah pengangguran
Indonesia dalam mengurangi kemiskinan terbuka secara nasional mencapai 4,25 juta
selama satu dekade terakhir akan sia-sia. orang dengan skenario ringan, 6,68 juta orang
Implikasinya adalah bahwa Indonesia perlu dengan skenario sedang, dan bahkan hingga
memperluas program perlindungan sosialnya 9,35 juta orang dengan skenario berat.
untuk membantu kaum miskin, baik yang baru Penambahan jumlah pengangguran terbuka
maupun yang telah ada sebelumnya. terjadi terutama di pulau Jawa, yaitu mencapai
3,4 juta orang dengan skenario ringan, 5,06 juta
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap orang dengan skenario sedang dan 6,94 juta
Ketenagakerjaan orang dengan skenario berat. Tingkat
pengangguran terbuka secara nasional pada
Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja
triwulan II 2020 diperkirakan mencapai 8,2
Nasional (Sakernas) bulan Febuari 2020,
persen dengan skenario ringan, 9,79 persen
sebelum muncul kasus COVID-19 di Indonesia,
dengan skenario sedang dan 11,47 persen
tingkat pengagguran terbuka (TPT) Indonesia
dengan skenario berat. jumlah pengangguran
mengalami penurunan dibanding tahun 2019
terbuka yang signifikan bukan hanya
yaitu sebanyak 6,88 juta atau 5,01 persen , dan
disebabkan oleh perlambatan laju
pada Febuari 2019 trurun menjadi 7,50 juta
pertumbuhan ekonomi (yang menurut proyeksi
atau 4,99 persen berstatus penganggur. Bahkan
CORE Indonesia akan berkisar -2,00 persen
tingkat pengangguran terbuka pada awal tahun
hingga 2,00 persen pada tahun 2020),
2020 itu merupakan angka terendah dalam 20
melainkan juga disebabkan oleh perubahan
tahun terakhir.
perilaku masyarakat terkait pandemi COVID-19
Munculnya wabah COVID-19 telah
dan kebijakan pembatasan sosial, baik dalam
meningkatkan jumlah dan proporsi penganggur
skala kecil maupun skala Penambahan besar
cukup signifikan. Berbagai prediksi dan asumsi
(Core-Indonesia, 2020).
meningkatnya jumlah penganggur akibat
Selanjutnya berdasarkan hasil survei
pandemic COVID-10 cukup beragam. Prediksi
91 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Tabel 4.
Potret Tenaga Kerja Terdampak Pandemi COVID-19
92 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
93 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Perbedaan data jumlah penganggur baru adalah, antara lain, penyediaan dukungan
sebagai dampak pandemic COVID-19 dapat untuk relaksasi biaya operasi perusahaan,
dimengerti karena adanya perbedaan metode, pelatihan tenaga kerja yang berkelanjutan,
asumsi, sumber data serta periode waktu peninjauan peraturan ketenagakerjaan untuk
prediksi. Sementara data penganggur yang mendorong fleksibilitas di pasar tenaga kerja,
tercatat juga cenderung lebih kecil karena, dan pengupayaan peningkatan produktivitas
kemungkinan terjadi semacam “phenomena sektor informal.
gunung es”, dalam kasus jumlah pengangguran.
Pandemi COVID-19 dan Bonus
Krisis ekonomi yang dipicu oleh pandemi Demografi
COVID-19 berdampak pada situasi Sebagaimana telah dikemukakan
berpengaruh pada kondisi pasar tenaga kerja. sekedar jumlah penduduk usia produktif yang
Upaya untuk mengatasi peningkatan jumlah besar. Akan tetapi memerlukan beberapa
karena selain adanya pengaggur lama, juga dikemukakan oleh Bloom (2003) bahwa untuk
ditambah masuknya angkatan kerja baru yang mencapai kondisi bonus demografi adalah
baru lulus dari jenjang Pendidikan SMA/SMK 1)Meningkatnya jumlah tenaga kerja, 2)
tinggi. Di samping itu, penyerapan kembali Meningkatnya perempuan dalam pasar kerja,
tenaga kerja tidak akan sebesar jumlah tenaga serta 5) Meningkatnya tabungan masyarakat.
kerja yang terkena PHK. Tantangan lain adalah Prasyarat pertama sudah terpenuhi
bahwa lanskap ketenagakerjaan ke depan akan dengan adanya rasio ketergantungan yang
membutuhkan tenaga kerja yang memiliki rendah, akibat besarnya penduduk usia
keterampilan di bidang teknologi informasi dan produktif. Namun dilihat dari prasarat kedua,
menuntut sistem hubungan kerja yang lebih kualitas SDM Indonesia masih belum
fleksibel. Oleh karena itu, diperlukan strategi menggembirakan, meskipun Indonesia telah
khusus untuk mengatasi tantangan melakukan berbagai kebijakan. Hal ini dilihat
ketenagakerjaan ini. Strategi yang dimaksud dari capaian berbagai indikator yang
94 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
merefleksikan kualitas SDM secara makro. permasalahan yang cukup komplek. Karena,
Sebagaimana pengukuran indikator baru yang terlepas dari besarnya jumlah penganggur baru
diluncurkan oleh Bank Dunia (2018) yang diberi akibat pandemic COVID-19 dengan jumlah
nama Human Capital Index (HCI), terdiri dari yang bervariasi, akan tetapi secara riil sebelum
pengetahuan, keterampilan, dan kesehatan adanya COVID-19,penganggur di Indonesia juga
yang mengakumulasi sepanjang hidup menghadapi persoalan yang cukup pelik.
manusia, sehingga memungkinkan bagi mereka Berdasarkan data Sakernas 2020, per Febuari
untuk menyadari potensinya sebagai anggota 2020 jumlah penganggur lama sekitar 7 juta,
masyarakat yang produktif. Berdasarkan ditambah dengan masuknya jumlah angkatan
perhitungan HCI tersebut, Indonesia tercatat kerja baru yang masuk pasar kerja sebagai
pada peringkat ke-87 dari 157 negara. pencari kerja atau pengaggur berjumlah sekitar
Dibanding Negara-negara di Asean,posisi 2,25 juta, sserta terdapat pula 8,14 juta
Indonesia masih tertinggal dibanding kelompok setengah penganggur dan 28,41 juta
Singapore, Vietnam, Malaysia, Thailand, dan pekerja paruh waktu (BPS, 2020). Berbagai
Philipin, serta di atas negara Kamboja dan kebijakan dan program telah banyak dilakukan
Mianmar. Demikian pula menurut World oleh pemerintah, dan bahkan cukup berhasil
Economic Forum (WEF) yang menerbitkan menurnkan tingkat pengangguran terbuka.
index serupa dalam publikasinya “Global Demikian pula pada sector intetap
Human Capital Report” (GHCR), 2017, berlangsung, sehingga potensi peningkatan
Indonesia berada di peringkat ke-65 dari 130 penganggur juga masih dapat terjadi.
negara, posisi Indonesia masih berada dibawah
Prasyarat ke-empat dalam mencapai
lima negara ASEAN yaitu Singapura, Vietnam,
bonus demografi adalah masuknya perempuan
Malaysia, Thailand dan Filipina namun masih
di pasar kerja. Hadirnya pandemic COVID-19,
sedikit diatas tiga negara ASEAN lainnya yaitu
semakin memposisikan pekerja perempuan
Kamboja, Myanmar dan Laos.
dalam kondisi marginal. Sebagaimana
Sementara itu dilihat dari prasyarat dikemukakan oleh ILO (2020) bahwa pada
ketiga, yaitu adanya sisi kesempatan kerja yang tataran global, COVID-19 secara tidak
layak dan produktif, maka gabaran proporsional mempengaruhi pekerja
permasalahan pengagguran sebagai dampak perempuan serta memperburuk
pandemic COVID-19 menunjukkan ketidaksetaraan gender di pasar tenaga kerja.
95 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Kondisi tersebut juga terjadi di Indonesia, Berdasarkan data BPS (2020) pada Maret 2020,
terkait dengan pekerja perempuan mempunyai jumlah penduduk miskin mencapai 26,42 juta
proporsi yang cukup besar pada sector ssektor orang, atau meningkat 1,63 juta orang
yang terdampak COVID-19. Sektor akomodasi, dibanding September 2019. Jika dibandingkan
makanan dan minuman, proporsi perempuan Maret 2019, meningkat 1,28 juta orang.
sebanyak 58,2 %; atau dari 8,5 juta atau sekitar (BPS,2020) Adanya pandemi menyebabkan
4,95 juta. Demikian pula pada sector penurunan pendapatan di seluruh lapisan
perdagangan, proporsi perempuan sebanyak masyarakat, di mana dampak ke masyarakat
49 % dari 24,4 juta atau 12, 08 juta. Untuk lapisan bawah lebih besar. Sejalan dengan
sector industry pengolahan yang berjumlah meningkatnya jumlah penduduk miskin, maka
19,1 juta orang, sebanyak 43,1 %nya adalah daya beli masyarakat juga menurun. Bappenas
perempuan (8,23 juta) . Analisis lain yang (2020), melakukan kalkulasi bahwa akibat
mendukung lemahnya pekerja perempuan pandemi Corona Covis-19, daya beli
dilakukan oleh Setyonaluri (2020), bahwa : masyarakat Indonesia telah hilang Rp 362
perempuan banyak bekerja di sektor yang triliun. Penurunan daya beli sudah terlihat
terdampak COVID-19, terutama ”hospitality”, sejak wabah atau virus ini masuk di Indonesia
kesehatan, manufaktur dan perdagangan, atau pada Maret 2020. Kebijakan ini membuat
sehingga pekerja perempuan lebih “terpukul” daya beli masyarakat turun sehingga
dengan adanya COVID-19 serta rentan perekonomian di kuartal I-2020 hanya
kehilangan pekerjaan, karena 72 persen yang mencapai 2,97 persen. Hilangnya daya beli juga
bekerja di sector “hospitality” bekerja tanpa terjadi akibat tidak adanya perputaran
kontrak, serta sector perdagangan sekitar 57 ekonomi. Adanya peningkatan jumlah
persen. Gambaran tersebut tentu belum dapat penduduk miskin serta penurunan daya beli
mendukung posisi pekerja perempuan untuk pada masa pandemic COVID-19 ini, maka
dapat membantu meningkatkan kesejahteraan secara makro, meningkatnya tabungan
keluarganya dengan masuk pada pasar kerja. masyarakat belum dapat terealisir. Akhirnya
upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah
Sementara prasyarat ke lima adalah
untuk meraih peluang bonus demografi
meningkatnya tabungan masyarakat. Akibat
menjadi terdisrupsi, mengalami gangguan.
pandemic COVID-19, justru meningkatkan
proporsi dan jumlah penduduk miskin. Pandemi COVID-19 dan Ketahanan
96 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
97 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
bangsa, memperkuat sektor maritim termasuk Nasional, Badan Pusat Statistik dan
pertanian yang selama ini merupakan hajat United Nations Population Fund.
hidup orang banyak sejalan dengan penguatan 2018. Proyeksi Penduduk Indonesia
baku lokal dengan memberikan nilai tambah Badan Pusat Statistik. 2020. Persentase
bahan lokal, dengan demikian, terjadi
Penduduk Miskin.
kemandirian dalam hal ekonomi, pangan dan
energi. Hal itu pada gilirannya juga akan
Badan Pusat Statistik. 2020. Berita Resmi
99 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
2003. The Demographic Dividend: A Pambudi, Agung. 2020. Strategi Dunia Usaha
New Perspective on the Economic Menghadapi Krisis Dan Upaya
Consequences of Population Change. Menyesuaikan Proses Bisnis Pasca
Santa Monica: RAND Corporation. Pandemi, Apindo Research Instiute,
disampaikan dalam Webinar SMERU
Center of Reforms on Economic (CORE), (27
Research Institute Tentang Dampak
April 2020) Waspada Lonjakan
Covid -19 Terhadap Ketenagakerjaan
Pengangguran Dampak Pandemi
Indonesia, 10 Juli 2020.
Covid-19: Lima Rekomendasi CORE, Pers
Release. Pede, Elena. 2020. Planning for Resilience:
New Paths for Managing Uncertainly,
Fukuyama, Francis. 1999. The Great
Cham, Switzerland: Springer Nature:
Disruption: Human Nature and the
Springer
Reconstitution of Social Order, Profile
Books, London Pusat Penelitian Kependudukan-LIPI, Pusat
Penelitian & Pengembangan
International Labour Office (ILO). 2020.
Ketenagakerjaan Kemenaker dan
Pemantauan ILO Edisi ke-5: COVID-19
Lembaga Demografi UI. 2020.
dan Dunia Kerja, EStimasi dan Analisis
Dampak Virus Corona Terhadap
Baru, International Labour
Tenaga Kerja Di Indonesia,
Organization, Geneva.
Disampaikan dalam Webinar Covid-19
International IOM COVID-19 IMPACT ON KEY
dan Dampaknya Terhadap Tenaga
LOCATIONS OF INTERNAL MOBILITY
Kerja Indonesia, 20 Mei 2020.
BI-WEEKLY ANALYSIS 26 AUGUST 2020..
Romdiati, Haning. 2020. Covid-19 Mengubah
Kata Data Insight Center. 2020. Indeks
Pola Mobilitias Penduduk. Diakses pada
Kerentanan Provinsi Menghadapi Covid
21 Juni 2020 dari
19 di Indonesia.
lipi.go.id/id/berita/53-mencatatCOVID-1
Lemhannas RI. 2020. Bahan Ajar PPRA, PPSA 9/893-COVID-19-mengubah-pola-mobilit
dan P3DA: Geostrategi dan Ketahanan as-penduduk,
Lemhannas RI (2020), Bahan Ajar
Setyonaluri, Dianhadi. 2020. Aspek Gender
PPRA, PPSA dan P3DA: Geostrategi
Dampak COVID-19: Catatan dari Hasil
dan Ketahanan Nasional
100 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Twigg, John. 2007. Karakteristik Masyarakat World Economic Forum. 2018. The Global
Tahan Bencana, dialihbahasakan oleh Human Capital Report (2018), Diakses
Theresa Wuryantari, Oxfam GB dan dari
Plan International https://weforum.org/reports/the-glo
bal-human-capital-report-2017
Umar Daihani, Dadan,(2020), “Pelajaran
Berharga dari Pandemi COVID-19 World Bank, Human Capital Index. 2018.
dalam Perspektif Ketahanan Nasional https://www.worldbank.org/en/publ
“, Materi disampaiakan dalam ication/human
101 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
102 | Volume 9 no 2