Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

PANDEMI COVID - 19, DISRUPSI BONUS DEMOGRAFI


DAN KETAHANAN NASIONAL
Covid -19 Pandemic, Disruption of Demographic Bonus and National Resilience

TITIK HANDAYANI PANTJORO


Yayasan Bhakti Bangsa, titikhpantjoro@gmail.com, Hp : 0811933034

ABSTRAK. Indonesia saat ini mempunyai peluang besar untuk meraih “bonus demografi”, yaitu keuntungan
mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi akibat besarnya jumlah penduduk usia produktif. Berdasar proyeksi Penduduk
Indonesia 2015-2045, puncak bonus demografi akan berlangsung pada 2021-2022, dengan angka ketergantungan
mencapai titik terendah yaitu 45,4. Namun adanya pandemi COVID-19 telah merubah peluang menjadi disrupsi
bahkan ancaman. Tujuan utama kajian ini adalah menganalisis dampak pandemic COVID-19 terhadap peluang bonus
demografi serta ketahanan nasional. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis, berdasarkan data sekunder
serta kajian literatur. Data kuantitatif bersumber dari BPS, Bappenas, Apindo, Lemhannas serta hasil survei beberapa
lembaga penelitian. Hasil kajian menunjukkan bahwa pandemic COVID-19 berdampak signifikan terhadap
menurunnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya pengangguran termasuk perempuan yang termarginalisasi dan
meningkatnya kemiskinan. Kondisi ini menyebabkan disrupsi terhadap berbagai upaya pemenuhan prasyarat meraih
bonus demografi, diantaranya kesempatan kerja layak, masuknya perempuan dalam pasar kerja dan meningkatnya
tabungan masyarakat. Pandemi COVID-19 juga berpengaruh terhadap ketahanan nasional, nilai dan kategori indeks
ketahanan nasional turun dari kategoi “cukup tangguh” menjadi kategori “cukup tangguh menjelang kurang
tangguh”.Untuk itu, kebijakan pemulihan ekonomi nasional sejalan dengan pengendalian pandemi COVID-19 harus
dilakukan secara terintegrasi, sinergi antarpemangku kepentingan, pemerintah pusat dan daerah, lintas sektor,dunia
Susaha dan industri serta didukung oleh kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

Kata kunci: Pandemi COVID-19, Bonus demografi dan Ketahanan Nasional.

ABSTRACT Indonesia currently has a great opportunity to achieve the "demographic bonus", an advantage of
achieving high economic growth due to the large number of the population of productive age. Based on the
2015-2045 Indonesian population projection, the peak of the demographic bonus will take place in 2021-2022, with
the dependency figure reaching the lowest point of 45.4. However, the COVID-19 pandemic has turned opportunities
into disruption and even threats. This study aims to analyze the impact of the COVID-19 pandemic on opportunities for
demographic bonuses and national resilience. The method used is descriptive analytical, based on secondary data and
literature review. Quantitative data comes from BPS, Bappenas, Apindo, Lemhanas as well as survey results from
several research institutions. The results of the study show that the COVID-19 pandemic has a significant impact on
decreasing economic growth, increasing unemployment including marginalized women and increasing poverty. This
condition has resulted in disruption of various efforts to fulfill the preconditions for gaining a demographic bonus,
including decent work opportunities, entry of women into the labor market and increased public savings. The
COVID-19 pandemic also affects national resilience, the value and category of the national resilience index has
dropped from the category “tough enough” to the category “tough enough before less resilient”. For this reason,
policies for national economic recovery in line with the control of the COVID-19 pandemic must be carried out in a
manner integrated, synergy between stakeholders, central and regional governments, across sectors, business and
industry and supported by community discipline in implementing health protocols.

Keywords: Pandemic COVID-19, Demographic Bonus and National Resilience

83 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

PENDAHULUAN Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah


untuk meredam penyebaran virus berimplikasi
Pada awal tahun 2020, dunia, termasuk
pada terhentinya kegiatan baik sosial maupun
Indonesia telah dihadapkan pada bencana wabah
ekonomi masyarakat untuk sementara waktu.
Corona Virus Disease 2019, atau dikenal dengan
Terhentinya aktivitas produksi berimplikasi pada
COVID-19, dan pada pertengahan Maret 2020
menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi
WHO menetapkan wabah tersebut sebagai
Indonesia. Dari sisi pelaku usaha, kondisi tersebut
pandemi global dan menjadi musibah dunia. Data
sangat berpengaruh terhadap kapasitas finansial
per 28 Agustus 2020, 24,650,487 jiwa kasus
perusahaan dan berimbas pada langkah
terkonfirmasi. 836,049 kematian di seluruh
dirumahkannya sebagian besar karyawan dan
dunia. Sedangkan untuk Indonesia, jumlah kasus
bahkan pada pemutusan hubungan kerja (PHK).
terpapar virus sebanyak 165,887 orang dengan
Disamping itu juga terdapat pekerja di sektor jasa
jumlah kematian 7.169 orang
pariwisata, perdagangan dan pekerja sektor
(Worldometers.info). Sebagai bencana non-alam
informal yang mengurangi aktivitasnya, bahkan
di bidang kesehatan yang sangat masif, dampak
terpaksa menggangur. Demikian pula pekerja
yang diakibatkan oleh pandemi ini bersifat
migran dari beberapa negara yang dipulangkan
multidimensional. Dalam konteks ketahanan
akibat pandemic COVID-19 juga semakin
nasional,terdapat delapan aspek atau asta gatra
menambah gelombang pengangguran baru.
yang juga menghadapi dampak akibat pandemic
Permasalahan pengangguran, merupakan
COVID-19. Kesehatan masyarakat sebagai bagian
bagian dari permasalahan dalam gatra demografi
dari variabel demografi yaitu morbiditas dan
(keadaan dan kemampuan/kualitas penduduk)
mortalitas mengalami guncangan akibat
sebagai bagian dari aspek alamiah atau Trigatra.
pandemic COVID-19. Pandemi juga berdampak
Selain itu, pengangguran, karena terkait dengan
terhadap gatra lainnya, diantaranya adalah gatra
kesempatan kerja, juga merupakan variabel dari
ekonomi, karena wabah tersebut sudah
gatra ekonomi sebagai bagian dari panca gatra.
mempengaruhi perekonomian dunia termasuk
Dampak pandemic COVID-19 terhadap gatra
Indonesia. Goncangan terhadap perekonomian
demografi dan gatra ekonomi membawa
yang dipicu oleh pandemi COVID-19, selanjutnya
persoalan yang cukup berat. Hal itu berkaitan
berdampak terhadap situasi ketenagakerjaan di
dengan phenomena adanya peluang memetik
Indonesia. Pemberlakuan kebijakan Pembatasan
bonus demografi. Berdasarkan Proyeksi
84 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

Penduduk Indonesia 2015-2045, bahwa puncak tahun 2045. Adanya pandemic COVID-19,
bonus demografi akan berlangsung pada tahun maka berbagai kebijakan yang ada menjadi
2021-2022, di mana Indonesia mempunyai rasio terganggu. Besarnya jumlah penganggur
ketergantungan pada titik terendah yaitu 45,4,
termasuk penganggur dari kalangan
yang berarti 100 penduduk usia produktif 15-64
penduduk usia muda dan perempuan
tahun) hanya menanggung kurang dari
berpotensi mematahkan upaya upaya yang
separuhnya (45,4 orang penduduk usia non
telah dilakukan oleh pemerintah, sehingga
produktif yaitu anak-anak (<15 tahun) dan lansia
terjadi disrupsi dalam memenuhi prasyarat
(>65 tahun). Secara nasional, Indonesia telah
memasuki era bonus demografi sejak 2012 dan untuk meraih bonus demografi, bahkan

diprediksi berakhir tahun 2037 (Bappenas, BPS ancaman menjadi bencana demografi.
dan UNFPA,2018). Bonus demografi adalah Penduduk usia produktif yang diharapkan
periode saat tanggungan 100 penduduk produktif dapat menanggung penduduk usia non
terhadap penduduk tidak produktif suatu negara produktif, tidak dapat menjalankan fungsi
dibawah 50. Artinya, 100 penduduk produktif ekonominya. Perempuan yang diharapkan
hanya menanggung beban kurang dari 50 orang.
dapat masuk ke pasar kerja dan memberi
Namun untuk mencapai bonus
konribusi bagi ekonomi keluarga justru ikut
demografi (BD) tentu harus disertai
terdampak pandemic COVID-19 sebagai
beberapa prasyarat, diantaranya adalah
kelompok yang rentan kehilangan pekerjaan,
sumber daya manusia yang berkualitas,
dan atau berkurang pendapatannya. Kondisi
lapangan kerja yang layak, masuknya
kondisi tersebut akan menyebabkan gagalnya
perempuan di pasar kerja dan besarnya
prasyarat lain dari pemenuhan bonus
tabungan masyarakat. Sebagaimana
demografi yaitu adanya tabungan
digariskan dalam RPJMN 2020-2024,
masyarakat.
pemerintah sudah mencanangkan kebijakan
Kajian ini merupakan kajian literatur
membangun SDM unggul untuk
yang bertujuan untuk menganalisis dampak
memanfaatkan peluang bonus demografi
pandemi COVID-19 terhadap perekonomian
dan menjadi lompatan kemajuan yang
dan ketenagakerjaan serta pengaruhnya
sekaligus menyongsong Indonesia Emas pada
terhadap pemanfaatan peluang bonus

85 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

demografi dan ketahanan nasional. Analisis penduduk yang belum menggembirakan.


ini penting untuk diangkat, mengingat bahwa Adanya pandemi COVID-19, semakin
pada tahun depan (2021-2022), secara memperparah kondisi ini.
demografis Indonesia berada pada titik
puncak mempunyai rasio ketergantungan
METODE
Kajian ini, merupakan kajian literatur dan
terendah Artinya pada tahun ini merupakan
menggunakan data sekunder yang relevan. Data
masa strategis dan Indonesia seharusnya
kuantitatif tentang pertumbuhan ekonomi,
sudah bersiap-siap memasuki peluang dan
pengangguran dan kemiskinan diperoleh dari
potensi besar memperoleh demografi
Badan Pusat Statistik, Kementerian Tenaga Kerja,
deviden yang lebih besar. Di samping itu,
Bappenas, BPJS–Ketenagakerjaan dan beberapa
pada periode ini jumlah penduduk usia hasil penelitian dari Lembaga penelitian seperti
sekolah (15 – 24 tahun) jumlahnya cukup LIPI, Lembaga Demografi- FEB -Universitas
besar, dan pada saat Indonesia genap Indonesia, Lembaga penelitian Semeru dan Indef,
berusia emas (100 tahun) di tahun 2045, Apindo , Lemhanas, ILO dan Bank Dunia. serta

kelompok tersebut akan menjadi tulang data data yang berasal dari media masa.

punggung usia produktif terbesardi Asia Analisis data dilakukan secara deskriptif
berdasarkan hubungan antarvariabel
Tenggara yaitu mencapai 41 persen. Kondisi
sebagaimana deskripsi yang telah dikemukakan
itu merupakan peluang besar yang harus
dalam tinjauan pustaka. Hubungan antarvariabel
dimanfaatkan, tetapi sekaligus juga
dapat digambarkan dan dikembangkan dalam
tantangan berat dengan segala
kerangka berpikir pada gambar 1 berikut:
permasalahannya termasuk masalah kualitas

86 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

Gambar 1. Kerangka Berpikir Hubungan Antarvariabel

HASIL Moneter Internasional (IMF) menilai


pandemi COVID-19 telah mengubah kondisi
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap
Perekonomian dan Kemiskinan perekonomian global. Hanya dalam kurun tiga
bulan, proyeksi ekonomi berubah total, dan
Adanya kebijakan untuk mencegah seluruh negara di dunia telah masuk ke dalam
penyebaran wabah COVID-19 yang lebih luas , krisis. Selama satu semester ini, IMF harus tiga
maka pemerintah memberlakukan kebijakan kali mengubah proyeksinya. Pada Januari, IMF
pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh
physical distancing. Meskipun kebijakan PSBB 3,3%. Dan pada April 2020, menurunkan
dianggap lebih moderat dibanding dengan proyeksinya menjadi minus 3%, yang diubah
kebijakan “lockdown” seperti yang dilakukan lagi menjadi minus 4,9% pada Juni. Dengan
oleh beberapa Negara. Namun kebijakan proyeksi tersebut, IMF memperkirakan total
tersebut berdampak pada berkurangnya kerugian ekonomi global selama dua tahun
aktivitas dunia usaha dan aktivitas masyarakat (2020-2021) mencapai 12 triliun dolar akibat
secara signifikan. Secara makro dan pada krisis.Perubahan-perubahan proyeksi itu
tataran global, pertumbuhan ekonomi dunia menegaskan bahwa dampak pandemi
juga diprediksi turun bahkan negatif. Dana terhadap perekonomian lebih luas dari
87 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

perkiraan semula.Demikian pula, sebagaimana Menurunnya kineja perkonomian, juga


dikemukakan dalam Global Economic terkait dengan pilihan kebijakan dari tiap
Prospects yang dirilis Bank Dunia pada Juni negara untuk mencegah penyebaran virus
2020, diperkirakan n bahwa ekonomi dunia COVID-19. Data dalam Gambar 2
akan menyusut 5,2 persen pada tahun ini. Ini menunjukkan hubungan signifikan antara
berarti merupakan resesi terdalam sejak kebijakan dengan pertumbuhan ekonomi.
Perang Dunia II (Bank dunia, 2020).

Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebijakan Memutus Penyebaran Covid-19


di Beberapa Negara, Triwulan I 2020

Pada triwulan I, 2020, Indonesia masih 2019 tumbuh sebesar 2,97 persen (y-on- y),
mempunyai pertumbuhan ekonomi tertinggi melambat dibanding capaian triwulan I-2019
disbanding dengan negara negara lain, apalagi yang sebesar 5,07 persen. Dalam
yang menerapkan kebijakan “Lockdown”. perkembangan selanjutnya yaitu pada triwulan
Sementara itu, berdasarkan data BPS, (2020), II 2020, mengalami kontraksi pertumbuhan
bahwa pada triwulan I-2020 terhadap triwulan I sebesar 5,32 persen (y-on-y). Dari sisi produksi,

88 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan juga menyebabkan supply shock bagi
mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi manufaktur global karena banyak pabrik dalam
sebesar 30,84 persen. Dari sisi pengeluaran, jalinan mata-rantai pasokan dunia
Komponen Ekspor Barang dan Jasa serta Impor menghentikan aktivitas produksi. (Basri,2020).
Barang dan Jasa mengalami kontraksi Saat ini pemerintah telah melakukan berbagai
pertumbuhan masing-masing sebesar 11,66 upaya agar pada periode berikutnya tidak
persen dan 16,96 persen (BPS, 2020). Adanya mengalami kontraksi yang berujung pada resesi.
pertumbuhan ekonomi yang negative pada Dampak pandemic COVID-19 terhadap
Triwulan ke dua di Indonesia, menunjukkan menurunnya pertumbuhan ekonomi bahkan
bahwa dampak pandemic COVID-19 mulai menimbulkan resesi di beberapa negara, juga
dirasakan, bahkan dikhawatirkan oleh berbagai berdampak riil terhadap dunia usaha.
pihak akan mengalami resesi seperti yang tela Berdasarkan kondisi sektoral, perhotelan,
dialami oleh beberapa negara tetangga seperti pariwisata dan transportasi merupakan sektor
Singapura. Adanya pandemic global, yang yang terdampak cukup signifikan sebagaimana
berdampak pada krisis perekonomian global deskripsi dalam Tabel 1 ,2 dan 3.

Tabel 1.
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sektor Perhotelan dan Pariwisata:

NO DAMPAK
1. Lebih dari 2000 hotel dan 8000 restoran tutup dengan potensi hilang pendapatan antara Januari – April
2020, sebesar 30 T untuk sektor Hotel dan 40 T untuk restoran.
2. Kerugian maskapai penerbangan US$ 612 juta
3. Kerugian Tur Operator Rp.4 T
4. Pekerja sector pariwisata 90% dirumahkan dari jumlah pekerja pariwisata 13 juta orang

Tabel 2.
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sektor Riil

NO DAMPAK
1. Sektor TPT, utilisasi hanya 30% dan 1.889.852 pekerja sudah di rumahkan dan PHK.
2. Sektor Retail Non Makanan-Minuman, kemampuan cash flow hanya bisa bertahan hingga Juni karena
omset turun sampai 90%
3. Sektor Alas Kaki, mulai pertengahan bulan Mei 2020 pasar orientasi ekspor mengalami penyusutan,
sementara sepinya pasar retail domestik berakibat tertundanya pembayaran pada industri nasional.
produksi turun 70%, bahkan salah satu pabrik terbesar sudah PHK 12.000 Pekerja dan menutup salah
satu pabriknya. Secara keseluruhan sekitar 500.000 pekerja sudah dirumahkan dan PHK
4. Transportasi Darat (ORGANDA), aktivitas bisnis turun 90%, sekitar 1 juta pekerja dirumahkan.

89 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

5. Transportasi Udara (INACA), sejak dikeluarkannya Permenhub PM 25/2020 maka 24 April hingga 1 Juni
2020 tidak ada pesawat yang boleh beroperasi, kondisi ini sangat memukul sektor perhubungan udara

Tabel 3. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sektor Otomotif dan Makanan Minuman

NO DAMPAK
1. Sektor Otomotif, Penurunan penjualan mobil pada bulan Mei 2020 hingga 95%. Penjualan tercatat
hanya 3.551 unit turun jauh dari penjualan bulan Mei 2019 sebesar 84.109 unit
2. Sektor Makanan dan Minuman, turunnya konsumsi dan melemahnya daya beli masyarakat sebagai
akibat dari tutupnya pusat perbelanjaan dan grosir. Sektor MAMIN diprediksi hanya akan tumbuh 5%.
Adapun hasil survei internal yang dilakukan terhadap anggota GAPMMI memperkirakan penjualan
makanan olahan turun 30%. Pabrik terdampak pada sisi operasional dan logistik akibat adanya
pembatasan sosial dari pemerintah lokal. Lebih dari itu untuk penjualan melalui non-pasar modern
yang sekitar 70% kontribusinya, menurun sangat tajam. Pekerja sudah dirumahkan dengan pembayaran
gaji 50%
Sumber: Apindo, 2020.

Hasil kajian Pusat Penelitian sebanyak 1,63 juta orang dibandingkan periode
Kependudukan LIPI, Kemenaker dan LD-FEB UI September 2019., sehingga jumlah penduduk

juga menunjukkan bahwa dari kelompok miskin saat ini tercatat sebanyak 26,42 juta orang.

pengusaha, cukup besar yang menyatakan Dilihat dari persentase, untuk persentase

kegiatan usahanya terhenti (40 %), dan 57 % penduduk miskin pada Maret 2020 tercatat

menyatakan usaha masih berjalan tetapi sebesar 9,78 persen meningkat 0,56 poin
persentase terhadap September 2019 dan
produksi dan pendapatan berurang. (LIPI,
meningkat 0,37 poin persentase terhadap Maret
Kemenaker,LD-FEB-UI, 2020). Kondisi riil
2019. Sementara itu, prediksi yang dilakukan oleh
sebagaimana dikemukakan, tentu berimplikasi
Suharyadi dkk (2020) menghasilkan estimasi
terhadap ketenagerjaan yaitu meningkatnya
dampak COVID-19 terhadap kemiskinan di
penganggur maupun pekerja yang mempunyai
Indonesia. Salah satu proyeksi dalam kajian
penghasilan yang menurun. Dampak lanjutan
terebut adalah bahwa dampak paling ringan
dari menurunnya kinerja perekonomian secara
COVID-19 terhadap pertumbuhan ekonomi
makro, serta lesunya dunia usaha, pada tataran
akan menaikkan tingkat kemiskinan dari 9,2%
miro di tingkat rumah tangga juga menurunkan
pada September 2019 ke 9,7% pada akhir 2020.
daya beli dan kemiskinan. Berdasarkan Badan
Hal ini berarti bahwa akan ada 1,3 juta orang
Pusat Statistik (BPS) bahwa pada Maret 2020
yang jatuh miskin. Akan tetapi, proyeksi
terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin

90 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

terburuk dari kajian tersebut, menunjukkan awal, sekitar akhir bulan April Center of Reforms
bahwa tingkat kemiskinan akan melonjak cukup on Economic – Indonesia (CORE Indnesia)
tajam menjadi 12,4%. Hal itu menyiratkan memperkirakan peningkatan jumlah penaggur
bahwa 8,5 juta orang akan menjadi miskin. terbuka oada triwulan II 2020dam tiga skenario.
Proyeksi terburuk ini berarti bahwa kemajuan Potensi tambahan jumlah pengangguran
Indonesia dalam mengurangi kemiskinan terbuka secara nasional mencapai 4,25 juta
selama satu dekade terakhir akan sia-sia. orang dengan skenario ringan, 6,68 juta orang
Implikasinya adalah bahwa Indonesia perlu dengan skenario sedang, dan bahkan hingga
memperluas program perlindungan sosialnya 9,35 juta orang dengan skenario berat.
untuk membantu kaum miskin, baik yang baru Penambahan jumlah pengangguran terbuka
maupun yang telah ada sebelumnya. terjadi terutama di pulau Jawa, yaitu mencapai
3,4 juta orang dengan skenario ringan, 5,06 juta
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap orang dengan skenario sedang dan 6,94 juta
Ketenagakerjaan orang dengan skenario berat. Tingkat
pengangguran terbuka secara nasional pada
Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja
triwulan II 2020 diperkirakan mencapai 8,2
Nasional (Sakernas) bulan Febuari 2020,
persen dengan skenario ringan, 9,79 persen
sebelum muncul kasus COVID-19 di Indonesia,
dengan skenario sedang dan 11,47 persen
tingkat pengagguran terbuka (TPT) Indonesia
dengan skenario berat. jumlah pengangguran
mengalami penurunan dibanding tahun 2019
terbuka yang signifikan bukan hanya
yaitu sebanyak 6,88 juta atau 5,01 persen , dan
disebabkan oleh perlambatan laju
pada Febuari 2019 trurun menjadi 7,50 juta
pertumbuhan ekonomi (yang menurut proyeksi
atau 4,99 persen berstatus penganggur. Bahkan
CORE Indonesia akan berkisar -2,00 persen
tingkat pengangguran terbuka pada awal tahun
hingga 2,00 persen pada tahun 2020),
2020 itu merupakan angka terendah dalam 20
melainkan juga disebabkan oleh perubahan
tahun terakhir.
perilaku masyarakat terkait pandemi COVID-19
Munculnya wabah COVID-19 telah
dan kebijakan pembatasan sosial, baik dalam
meningkatkan jumlah dan proporsi penganggur
skala kecil maupun skala Penambahan besar
cukup signifikan. Berbagai prediksi dan asumsi
(Core-Indonesia, 2020).
meningkatnya jumlah penganggur akibat
Selanjutnya berdasarkan hasil survei
pandemic COVID-10 cukup beragam. Prediksi

91 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

kolaborasi antara Pusat Penelitian 26,5 persen, dengan adanya pandemic


Kependudukan LIPI, Puslitbang Ketenagakerjaan COVID-19, 15 juta diantaranya akan
Kemenaker dan Lembaga Demografi Fakultas menganggur. Artinya dari kelompok pekerja
Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang yang berstatus usha mandiri dan pekerja bebas,
dilakukan secara daring tentang “Dampak akan terdapat 25 juta pengaggur akibat
Darurat Virus Corona Terhadap Tenaga Kerja pandemic COVID-19. (LIPI, Kemenaker,
Indonesia” pada akhir April sampai awal Mei LD-FEB-UI, 2020).
terhadap 2160 responden, menunjukkan Estimasi peningkatan pengangguran juga
temuan bahwa pada kelompok pekerja, dilakukan oleh Lembaga Penelitian SMERU.
terdapat sekitar 16 persen yang terkena PHK, Yang melakukan kajian Dampak COVID-19 pada
dan sekitar 14 persen diantaranya adalah PHK Ketenagkerjaan, dengan data yang lebih makro
tanpa pesangon. Dilihat dari kelompok umur, menghasilkan estimasi bahwa tingkat
proporsi terbesar yang terkena PHK berusia pengangguran terbuka (TPT) pada 2020 akan
15-19 tahun (62,7 persen). Disamping naik berkisar antara 6,17% (batas bawah)
itu,prediksi pengangguran yang berasal dari sampai 6,65 % (batas atas). Dilihat dari sisi
kelompok pekerja yang berstatus berusaha pengurangan penyerapan tenaga kerja berkisar
sendiri berdasarkan data Sakernas 2019 antara 1.623.200 (batas bawah) sampai
sebanyak 26 juta, diperkirakan akan muncul 10 2.285.100 (batas atas). Jumlah pengurangan
juta pekerja yang berhenti bekerja, 10 juta penyerapan tenaga kerja terbesar berasal dari
pekerja lainnya hanya akan bergantung pada sektor perdagangan, industri pengolahan,
pendapatan yang telah mengalami penurunan konstruksi dan jasa (Adi dkk, 2020).
hingga 40% lebih. Apabila 2 bulan ke depan , Prediksi jumlah penganggur sebagaimana
bila pandemi masih terjadi (sampai bulan Juli ), hasil kajian dari akademisi dan peneliti, serta
maka 10 juta pekerja mandiri ini akan kesulitan data empiris dari para pelaku usaha
pekerjaan dan sekaligus kesulitan memenuhi sebagaimana telah dikemukakan, cenderung
kebutuhan hidup. Demikian pula, pada mereka akan berbeda dengan data yang tercatat pada
yang berstatus pekerja bebas/pekerja keluarga Kementerian Tenaga Kerja dan BPJS
yang menurut data Sakernas 2019 berjumlah Ketenagakerjaan berikut:

Tabel 4.
Potret Tenaga Kerja Terdampak Pandemi COVID-19

92 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

No Uraian Jumlah % Terdampak Total


1 Pekerja Formal Dirumahkan 1.034.618 34,14 %
2 Pekerja Formal Ter PHK 377.386 12,45 %
3 Pekerja Informal Terdampak 316.501 10,44 %
4 Pekerja Formal dan Informal Terdampak 1.728.505 57,03 %
(A)*
5 Calon Pekerja Migran Indonesia 34.179 1,12 %
(CPMI)**
6 Pemulangan pemagangan 465 0,02 %
7 CPMI + Pemulangan pemagangan (B) 34.644 1,14 %
8 Pekerja Terdampak *** ( C ) 5.547 0,18 %
9 Pekerja terdampak - tidak lengkap data 1.262.257 411,65 %
**** ( D)
TOTAL A + B + C + D 3.030.953 100.00 %
Keterangan:
*) Merupakan penjumlahan data cleansing Kemnaker dan BPJS Ketenagakerjaan. **) Terdapat 1,2 juta data
yg masih dlm konfirmasi ulang krn belum memenuhi kesesuaian NIK serta masih terdapat duplikasi NIK.
***) Dari 836.774 data clean Kemnaker, terdapat irisan data sebesar 32.907 yang terdaftar pada BP
Jamsostek
Sumber: Kemenaker dan BPJS Ketenagakerjaan, dalam Apindo (2020).

93 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

Perbedaan data jumlah penganggur baru adalah, antara lain, penyediaan dukungan
sebagai dampak pandemic COVID-19 dapat untuk relaksasi biaya operasi perusahaan,
dimengerti karena adanya perbedaan metode, pelatihan tenaga kerja yang berkelanjutan,
asumsi, sumber data serta periode waktu peninjauan peraturan ketenagakerjaan untuk
prediksi. Sementara data penganggur yang mendorong fleksibilitas di pasar tenaga kerja,
tercatat juga cenderung lebih kecil karena, dan pengupayaan peningkatan produktivitas
kemungkinan terjadi semacam “phenomena sektor informal.
gunung es”, dalam kasus jumlah pengangguran.
Pandemi COVID-19 dan Bonus
Krisis ekonomi yang dipicu oleh pandemi Demografi
COVID-19 berdampak pada situasi Sebagaimana telah dikemukakan

ketenagakerjaan di Indonesia selain sebelumnya bahwa beberapa prasyarat untuk

peningkatan angka pengangguran juga memetic bonus demografi, bukan hanya

berpengaruh pada kondisi pasar tenaga kerja. sekedar jumlah penduduk usia produktif yang

Upaya untuk mengatasi peningkatan jumlah besar. Akan tetapi memerlukan beberapa

pengangguran ini menghadapi tantangan besar prasyarat. Merujuk prasyarat yang

karena selain adanya pengaggur lama, juga dikemukakan oleh Bloom (2003) bahwa untuk

ditambah masuknya angkatan kerja baru yang mencapai kondisi bonus demografi adalah

baru lulus dari jenjang Pendidikan SMA/SMK 1)Meningkatnya jumlah tenaga kerja, 2)

sederajat yang tidak melanjutkan ke jenjang Peningkatan kualitas sumberdaya manusia,3)

perguruan tinggi serta lulusan dari perguruan Ketersediaan lapangan/kesempatan kerja, 4)

tinggi. Di samping itu, penyerapan kembali Meningkatnya perempuan dalam pasar kerja,

tenaga kerja tidak akan sebesar jumlah tenaga serta 5) Meningkatnya tabungan masyarakat.

kerja yang terkena PHK. Tantangan lain adalah Prasyarat pertama sudah terpenuhi
bahwa lanskap ketenagakerjaan ke depan akan dengan adanya rasio ketergantungan yang
membutuhkan tenaga kerja yang memiliki rendah, akibat besarnya penduduk usia
keterampilan di bidang teknologi informasi dan produktif. Namun dilihat dari prasarat kedua,
menuntut sistem hubungan kerja yang lebih kualitas SDM Indonesia masih belum
fleksibel. Oleh karena itu, diperlukan strategi menggembirakan, meskipun Indonesia telah
khusus untuk mengatasi tantangan melakukan berbagai kebijakan. Hal ini dilihat
ketenagakerjaan ini. Strategi yang dimaksud dari capaian berbagai indikator yang

94 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

merefleksikan kualitas SDM secara makro. permasalahan yang cukup komplek. Karena,
Sebagaimana pengukuran indikator baru yang terlepas dari besarnya jumlah penganggur baru
diluncurkan oleh Bank Dunia (2018) yang diberi akibat pandemic COVID-19 dengan jumlah
nama Human Capital Index (HCI), terdiri dari yang bervariasi, akan tetapi secara riil sebelum
pengetahuan, keterampilan, dan kesehatan adanya COVID-19,penganggur di Indonesia juga
yang mengakumulasi sepanjang hidup menghadapi persoalan yang cukup pelik.
manusia, sehingga memungkinkan bagi mereka Berdasarkan data Sakernas 2020, per Febuari
untuk menyadari potensinya sebagai anggota 2020 jumlah penganggur lama sekitar 7 juta,
masyarakat yang produktif. Berdasarkan ditambah dengan masuknya jumlah angkatan
perhitungan HCI tersebut, Indonesia tercatat kerja baru yang masuk pasar kerja sebagai
pada peringkat ke-87 dari 157 negara. pencari kerja atau pengaggur berjumlah sekitar
Dibanding Negara-negara di Asean,posisi 2,25 juta, sserta terdapat pula 8,14 juta
Indonesia masih tertinggal dibanding kelompok setengah penganggur dan 28,41 juta
Singapore, Vietnam, Malaysia, Thailand, dan pekerja paruh waktu (BPS, 2020). Berbagai
Philipin, serta di atas negara Kamboja dan kebijakan dan program telah banyak dilakukan
Mianmar. Demikian pula menurut World oleh pemerintah, dan bahkan cukup berhasil
Economic Forum (WEF) yang menerbitkan menurnkan tingkat pengangguran terbuka.
index serupa dalam publikasinya “Global Demikian pula pada sector intetap
Human Capital Report” (GHCR), 2017, berlangsung, sehingga potensi peningkatan
Indonesia berada di peringkat ke-65 dari 130 penganggur juga masih dapat terjadi.
negara, posisi Indonesia masih berada dibawah
Prasyarat ke-empat dalam mencapai
lima negara ASEAN yaitu Singapura, Vietnam,
bonus demografi adalah masuknya perempuan
Malaysia, Thailand dan Filipina namun masih
di pasar kerja. Hadirnya pandemic COVID-19,
sedikit diatas tiga negara ASEAN lainnya yaitu
semakin memposisikan pekerja perempuan
Kamboja, Myanmar dan Laos.
dalam kondisi marginal. Sebagaimana
Sementara itu dilihat dari prasyarat dikemukakan oleh ILO (2020) bahwa pada
ketiga, yaitu adanya sisi kesempatan kerja yang tataran global, COVID-19 secara tidak
layak dan produktif, maka gabaran proporsional mempengaruhi pekerja
permasalahan pengagguran sebagai dampak perempuan serta memperburuk
pandemic COVID-19 menunjukkan ketidaksetaraan gender di pasar tenaga kerja.

95 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

Kondisi tersebut juga terjadi di Indonesia, Berdasarkan data BPS (2020) pada Maret 2020,
terkait dengan pekerja perempuan mempunyai jumlah penduduk miskin mencapai 26,42 juta
proporsi yang cukup besar pada sector ssektor orang, atau meningkat 1,63 juta orang
yang terdampak COVID-19. Sektor akomodasi, dibanding September 2019. Jika dibandingkan
makanan dan minuman, proporsi perempuan Maret 2019, meningkat 1,28 juta orang.
sebanyak 58,2 %; atau dari 8,5 juta atau sekitar (BPS,2020) Adanya pandemi menyebabkan
4,95 juta. Demikian pula pada sector penurunan pendapatan di seluruh lapisan
perdagangan, proporsi perempuan sebanyak masyarakat, di mana dampak ke masyarakat
49 % dari 24,4 juta atau 12, 08 juta. Untuk lapisan bawah lebih besar. Sejalan dengan
sector industry pengolahan yang berjumlah meningkatnya jumlah penduduk miskin, maka
19,1 juta orang, sebanyak 43,1 %nya adalah daya beli masyarakat juga menurun. Bappenas
perempuan (8,23 juta) . Analisis lain yang (2020), melakukan kalkulasi bahwa akibat
mendukung lemahnya pekerja perempuan pandemi Corona Covis-19, daya beli
dilakukan oleh Setyonaluri (2020), bahwa : masyarakat Indonesia telah hilang Rp 362
perempuan banyak bekerja di sektor yang triliun. Penurunan daya beli sudah terlihat
terdampak COVID-19, terutama ”hospitality”, sejak wabah atau virus ini masuk di Indonesia
kesehatan, manufaktur dan perdagangan, atau pada Maret 2020. Kebijakan ini membuat
sehingga pekerja perempuan lebih “terpukul” daya beli masyarakat turun sehingga
dengan adanya COVID-19 serta rentan perekonomian di kuartal I-2020 hanya
kehilangan pekerjaan, karena 72 persen yang mencapai 2,97 persen. Hilangnya daya beli juga
bekerja di sector “hospitality” bekerja tanpa terjadi akibat tidak adanya perputaran
kontrak, serta sector perdagangan sekitar 57 ekonomi. Adanya peningkatan jumlah
persen. Gambaran tersebut tentu belum dapat penduduk miskin serta penurunan daya beli
mendukung posisi pekerja perempuan untuk pada masa pandemic COVID-19 ini, maka
dapat membantu meningkatkan kesejahteraan secara makro, meningkatnya tabungan
keluarganya dengan masuk pada pasar kerja. masyarakat belum dapat terealisir. Akhirnya
upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah
Sementara prasyarat ke lima adalah
untuk meraih peluang bonus demografi
meningkatnya tabungan masyarakat. Akibat
menjadi terdisrupsi, mengalami gangguan.
pandemic COVID-19, justru meningkatkan
proporsi dan jumlah penduduk miskin. Pandemi COVID-19 dan Ketahanan

96 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

Nasional Sebelum pandemi, score IKN adalah 2,82,


Tujuan Nasional sebagaimana yang termasu dalam kategori cukup Tangguh.
diamanatkan dalam pembukaan UUD RI 1945, Setelah pandemi, scorenya menurun menjadi
ialah membentuk suatu ”Pemerintahan 2,70, nilai ini termasuk dalam kategori cukup
Negara” yang melindungi segenap Bangsa tangguh menjelang kurang tangguh (Umar
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia Daihani, 2020). Lebih lanjut apabila dicermati
dan memajukan kesejahteraan umum, masing masing gatra, menunjukkan bahwa
mencerdaskan kehidupan Bangsa, dan ikut dampak pandemi COVID berpengaruh langsung
melaksanakan ketertiban dunia yang pada gatra demografi,dan ekonomi. Nilai
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi indeks gatra demografi sebelum COVID pada
dan keadilan sosial. Dalam rangka pencapaian Desember 2019 adalah 3,27 dan setelah
Tujuan Nasional, maka diperlukan Ketahanan pandemi (Juni 2020) turun menjadi 2,63.
nasional, yaitu suatu kondisi dinamik Variabel yang terdampak dalam gatra
kehidupan Nasional yang terintegrasi yang demografi yaitu morbiditas, mortalitas,
harus diwujudkan pada suatu saat, yang mobilitas spasial dan kesempatan kerja yang
mampu menghadapi dan mengatasi segala nilai indeksnya mengalami penurunan.
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan Demikian pula pada gatra ekonomi, nilai indeks
(TAHG ). Pandemi COVID-19 sebagai bencana setelah pandemi (juni 2020) lebih kecil (2,65)
global telah mengusik ketahanan nasional dan disbanding sebelum pandemi yaitu pada
merupakan gangguan, ancaman hambatan Desember 2019 (2,95). Variabel ariable dalam
dalam mencapai tujuan nasional sekaligus gatra ekonomi yang nilai indeksnya turun
merupakan tantangan yang harus diatasi diantaranya adalah pangan, perumahan,
bersama. kemiskinan, kesempatan kerja, pemerataan,
daya saing nasional, dan efisiensi pasar.
Dampak pandemi COVID-19 terhadap
ketahanan nasional cukup signifikan, Selain berdampak pada gatra demografi
berdasarkan data yang diolah oleh Lemahnas, dan ekonomi, pandemi COVID-19 juga
pandemi COVID-19 berdampak pada berdampak oada gatra politik, ideologi, sosial
penurunan ketahanan nasional, hal itu terukur budaya, gatra geografi dan SKA (sumber
dari perhitungan nilai Indek Ketahanan kekayaan alam). Hal itu mengingat bahwa ke
Nasional (IKN) yang dilakukan oleh Lemhanas. delapan gatra dari ketahanan nasional

97 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

mempunyai hubungan timbal balik dan masyarakat dalam menerapkan protokol


keterkaitan yang utuh secara holistik. Artinya kesehatan.
adanya dinamika dalam salah satu atau
Demikian pula ketahanan nasional juga
sebagian gatra, akan memberikan efek
mengalami dampak pandemi COVID-19, yang
dinamika pada gatra lainnya. Dengan
secara terukur terlihat dari turunnya nilai indek
demikian, ditinjau dari ketahanan nasional,
ketahanan nasional (IKN). Gatra demografi dan
penanganan kebencanaan global seperti
ekonomi merupakan gatra yang terdampak
wabah pandemik COVID-19 ini setidaknya
langsung, namun, dampak lanjutan pada
terkait dalam aspek geostrategi dan ketahanan
semua gatra juga cukup signifikan karena
nasional dengan mempertimbangkan
adanya keterkaitan antar gatra. Untuk itu
keterkaitan isu dan permasalahan
intervensi kebijakan yang dilakukan juga lebih
kebencanaan dengan trigatra alamiah dan
diprioritaskan pada gatra demografi dan
pancagatra dinamis.
ekonomi, sejalan dengan kebijakan kebijakan

SIMPULAN memanfaatkan peluang bonus demografi.


Untuk gatra demografi, aspek morbiditas dan
Adanya gangguan terhadap upaya upaya
mortalias penduduk akibat COVID-19, akan
memetik bonus demografi yang selama ini
teratasi apabila kasus penderita COVID mulai
telah dilakukan oleh pemerintah serta peluang
menurun bahkan hilang/berakhir, sejalan
mendapatkan deviden yang harusnya ada di
dengan telah ditemukannya vaksis yang di
depan mata, di tahun 2021, kian sulit diraih
Indonesia telah sampai pada tahap uji coba ke
karena pandemi. Peluang untuk menjadi
tiga, serta dapat diproduksi secara masal dan
negara maju, masih tetap ada bila diikuti upaya
aman serta efektif. Demikian pula untuk gatra
upaya dan terobosan. Kebijakan pemulihan
ekonomi, kebijakan pemulihan ekonomi
ekonomi nasional yang telah dilakukan oleh
nasional yang dapat mengembalikan dan
pemerintah saat ini sejalan dengan kebijakan
menggerakkan pertumbuhan ekonomi akan
pengendalian pandemi COVID-19 harus
berpengaruh terhadap terbukanya kesempatan
dilakukan secara terintegrasi dan sinergi yang
kerja, serta berkurangnya jumlah penduduk
kuat antarpemangku kepentingan, pemerintah
miskin. Pemulihan Kembali pada gatra
pusat dan pemerintah daerah, lintas sektor
demografi dan ekonomi diharapkan
maupun dunia usaha dan industri serta
akanmemberikan efek lanjutan pada gatra
didukung oleh kesadaran dan kedisiplinan
98 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

gatra lain, sehingga tercipta The SMERU Research Institute


“kelentingan”ketahanan nasional pada posisi
Badan Pusat Statistik. 2019. “Survei
yang tangguh.
Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS),
Pandemi COVID-19, seharusnya dapat Badan Pusat Statistik, Jakarta
dijadikan pelajaran berharga untuk dapat
Badan Pusat Statistik. 2020. “Survei
melakukan reorientasi terhadap berbagai
Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS),
kebijakan dan program program yang selama
Badan Pusat Statistik, Jakarta
ini dilakukan. Misalnya kebijakan pemulihan
Badan Perencanaan Pembangunan
ekonomi tetap harus memprioritaskan sektor
Nasional, Badan Pusat Statistik dan
UMKM, mengingat bahwa sector tersebut
United Nations Population Fund,
cukup adaptif dan menjadi pintu penyelamat.
(2013), Proyeksi Penduduk Indonesia
Di samping itu, pelajaran berharga lain adalah
2010-2035, Jakarta
pentingnya mempertimbangkan local wisdom ,
merawat sumber daya alam, kembali ke jati diri Badan Perencanaan Pembangunan

bangsa, memperkuat sektor maritim termasuk Nasional, Badan Pusat Statistik dan

pertanian yang selama ini merupakan hajat United Nations Population Fund.

hidup orang banyak sejalan dengan penguatan 2018. Proyeksi Penduduk Indonesia

struktur industri kearah memprerkuat bahan 2015-2045, Jakarta.

baku lokal dengan memberikan nilai tambah Badan Pusat Statistik. 2020. Persentase
bahan lokal, dengan demikian, terjadi
Penduduk Miskin.
kemandirian dalam hal ekonomi, pangan dan
energi. Hal itu pada gilirannya juga akan
Badan Pusat Statistik. 2020. Berita Resmi

berpengaruh pada kemandirian bangsa secara Statistik, Pertumbuhan Ekonomi

makro serta memperkuat ketahanan nasional. Indonesia Triwulan IV-2019 No.


17/02/Th. XXIV, 5 Februari 2020.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2020. Berita Resmi
Adi, Muhamad. 2020. Mengantisipasi
Statistik, Pertumbuhan Ekonomi
Potensi Dampak Krisis Akibat Pandemi
Indonesia Triwulan II 2020.
COVID-19 Terhadap Sektor
Bloom, D., Canning, D., & Sevilla, J.
Ketenagakerjaan, Catatan Kebijakan,

99 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

2003. The Demographic Dividend: A Pambudi, Agung. 2020. Strategi Dunia Usaha
New Perspective on the Economic Menghadapi Krisis Dan Upaya
Consequences of Population Change. Menyesuaikan Proses Bisnis Pasca
Santa Monica: RAND Corporation. Pandemi, Apindo Research Instiute,
disampaikan dalam Webinar SMERU
Center of Reforms on Economic (CORE), (27
Research Institute Tentang Dampak
April 2020) Waspada Lonjakan
Covid -19 Terhadap Ketenagakerjaan
Pengangguran Dampak Pandemi
Indonesia, 10 Juli 2020.
Covid-19: Lima Rekomendasi CORE, Pers
Release. Pede, Elena. 2020. Planning for Resilience:
New Paths for Managing Uncertainly,
Fukuyama, Francis. 1999. The Great
Cham, Switzerland: Springer Nature:
Disruption: Human Nature and the
Springer
Reconstitution of Social Order, Profile
Books, London Pusat Penelitian Kependudukan-LIPI, Pusat
Penelitian & Pengembangan
International Labour Office (ILO). 2020.
Ketenagakerjaan Kemenaker dan
Pemantauan ILO Edisi ke-5: COVID-19
Lembaga Demografi UI. 2020.
dan Dunia Kerja, EStimasi dan Analisis
Dampak Virus Corona Terhadap
Baru, International Labour
Tenaga Kerja Di Indonesia,
Organization, Geneva.
Disampaikan dalam Webinar Covid-19
International IOM COVID-19 IMPACT ON KEY
dan Dampaknya Terhadap Tenaga
LOCATIONS OF INTERNAL MOBILITY
Kerja Indonesia, 20 Mei 2020.
BI-WEEKLY ANALYSIS 26 AUGUST 2020..
Romdiati, Haning. 2020. Covid-19 Mengubah
Kata Data Insight Center. 2020. Indeks
Pola Mobilitias Penduduk. Diakses pada
Kerentanan Provinsi Menghadapi Covid
21 Juni 2020 dari
19 di Indonesia.
lipi.go.id/id/berita/53-mencatatCOVID-1
Lemhannas RI. 2020. Bahan Ajar PPRA, PPSA 9/893-COVID-19-mengubah-pola-mobilit
dan P3DA: Geostrategi dan Ketahanan as-penduduk,
Lemhannas RI (2020), Bahan Ajar
Setyonaluri, Dianhadi. 2020. Aspek Gender
PPRA, PPSA dan P3DA: Geostrategi
Dampak COVID-19: Catatan dari Hasil
dan Ketahanan Nasional
100 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

Survei Sosial Demografi Dampak Webinar Lemhanas tentang “ Lanskap


COVID-19, Badan Pusat Statistik, Geopolitik di Era COVID-19 :
disampaikan dalam Webinar Memikirkan Kembali Strategi
“Membedah Hasil-Survei Sosial Ketahanan Nasional”,Jakarta, 19
Demografi Dampak Covid-19 Agustus 2020
Pengaruhnya Pada Perilaku dan
World Bank. 2020. Indonesia Economic
Produktivitas Penduduk, 13 Juni 2020.
Prospects: The Long Road to Recovery
Suharyadi, Asep. 2020. The Impact of
World Bank. 2020. Global Economic
COVID-19 Outbreak on Poverty: An
Prospects, June 2020. Washington,
Estimation for Indonesia, Working
DC: World Bank. DOI:
Paper. The SMERU Research Institute
10.1596/978-1-4648-1553-9. License:
Ishihara, Ryoga, 2019, Formation and Creative Commons Attribution CC BY
Development of “Disaster Resilience 3.0 IGO.
Theory” in Japan,
World Bank. 2020. Indonesia Economic
SMERU, Research Institute. 2020. Prospects: The Long Road to Recovery
Mengantisipasi Potensi Dampak Krisis
World Bank. 2020. Global Economic
Akibat Pandemi Covid-19 Terhadap
Prospects, June 2020. Washington,
Sektor Ketenagakerjaan, Catatan
DC: World Bank. DOI:
Kebijakan, No.4/Juli/2020.
10.1596/978-1-4648-1553-9. License:
Tirtosudarmo, Riwanto, (2020), Mobilitas Creative Commons Attribution CC BY
Penduduk dan Penyebaran Covid-19. 3.0 IGO.

Twigg, John. 2007. Karakteristik Masyarakat World Economic Forum. 2018. The Global
Tahan Bencana, dialihbahasakan oleh Human Capital Report (2018), Diakses
Theresa Wuryantari, Oxfam GB dan dari
Plan International https://weforum.org/reports/the-glo
bal-human-capital-report-2017
Umar Daihani, Dadan,(2020), “Pelajaran
Berharga dari Pandemi COVID-19 World Bank, Human Capital Index. 2018.
dalam Perspektif Ketahanan Nasional https://www.worldbank.org/en/publ
“, Materi disampaiakan dalam ication/human
101 | Volume 9 no 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

capital dan https://www.worldbank. /human-capital-index-and-compone


org/en/data/interactive/2018/10/18 nts-2018

102 | Volume 9 no 2

Anda mungkin juga menyukai