Bengkulu, 2020
( )
i
ii
PRAKTIKUM DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI
PROPAGASI ANTENA
LAPORAN PRAKTIKUM
ANGGITTA JULIANA
G1D019073
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi telekomunikasi di zaman sekarang cenderung
membutuhkan teknologi wireless atau komunikasi yang tidak memerlukan kabel guna
meningkatkan keuntungan dibanding sistem komunikasi menggunakan sistem kabel.
Contoh penggunaan telekomunikasi tanpa kabel (wireless) saat ini adalah sistem
komunikasi pada Handphone atau Smartphone, layanan WiFi sebagai akses Internet,
layanan komunikasi pesawat terbang dengan menara pengawas. Hal ini menunjukkan
bahwa sistem telekomunikasi secara wireless atau komunikasi tanpa kabel lebih
dibutuhkan dibanding dengan sistem telekomunikasi dengan kabel.
5
Rumusan Masalah
1.2 Tujuan
Praktikum ini memiliki tujuan antara lain:
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Antena
Antena dapat juga didefinisikan sebagai sebuah atau sekelompok konduktor
yang digunakan untuk memancarkan atau meneruskan gelombang elektromagnetik
menuju ruang bebas atau menangkap gelombang elektromegnetik dari ruang bebas.
Energi listrik dari pemancar dikonversi menjadi gelombang elektromagnetik dan oleh
sebuah antena yang kemudian gelombang tersebut dipancarkan menuju udara bebas.
Pada penerima akhir gelombang elektromagnetik dikonversi menjadi energi listrik
dengan menggunakan antena. Gambar 2.1 menunjukkan antena sebagai pengirim dan
penerima.
2.1.1 Propagasi
7
Gambar 2.2 Propagasi Antena
Ukuran patch berbentuk persegi panjang berupa panjang (L) dan lebar (W) dapat
diperoleh dari persamaan-persamaan berikut:
√ √
1 2 ϑ 2
W= = 0 (2.1 )
2 f r √ μ 0 ε 0 ε r +1 2 f r ε r + 1
8
[ ]
−1 /2
ε + 1 ε −1 h
ε eff = r + r 1+12 (2.2)
2 2 W
c
Leff = (2.3)
2 fr √ ε eff
W
(ε reff + 0 ,3)(
+0,264)
h
∆ L=0,412. h. (2.4)
W
(ε reff −0,258)( + 0 ,8)
h
L=Leff −2 ∆ l (2.5)
(2.6)
menyatakan ketinggian lapisan ionosfer, d (km) merupakan jarak antara Tx dan Rx,
serta RB (km) adalah jari-jari Bumi. Near Vertical Incidence Skyawave (NVIS)
adalah gelombang radio yang menjalar di angkasa dengan arah hampir vertikal
9
(Irving, 2012) dengan sudut elevasi 70° - 90° dan dipantulkan oleh lapisan ionosfer
sehingga menjangkau radius/jarak (d) sampai 200 mil atau 360 km (Ibáñez, 2012).
Oleh karena itu, rentang frekuensi NVIS sebanding dengan rentang frekuensi
lapisan ionosfer, sehingga frekuensi lapisan ionosfer dapat digunakan sebagai rujukan
untuk komunikasi jarak dekat. Frekuensi lapisan ionosfer mempunyai rentang antara
maka diperoleh dua nilai frekuensi maksimum lapisan ionosfer yaitu frekuensi
maksimum gelombang ordiner (foF2) dan gelombang ekstra ordiner (fxF2). Frekuensi
maksimum gelombang ordiner (foF2) sering disebut frekuensi kritis lapisan ionosfer.
Berdasarkan metode interpretasi data ionosfer (Piggott dan Rawer, 1978), frekuensi
ditentukan berdasarkan ketinggian terendah dari lapisan yaitu batas bawah dari
ketebalan lapisan. Hingga kini telah diketahui bahwa lapisan ionosfer terdiri dari
lapisan E-Sporadis, lapisan F1, dan lapisan F2. Di daerah lintang rendah sering
muncul lapisan F3 di atas lapisan F2 dan frekuensi kritisnya (foF3) lebih tinggi dari
pemantulan yaitu pemantulan oleh lapisan tertentu yang disebut juga sebagai
propagasi F1, propagasi F2, dan propagasi F3. Masing-masing propagasi bergantung
10
2.1.3. Tilting Antena
Tilt antena merupakan besar sudut kemiringan pada antena dengan satuan
derajat, semakin besar sudutnya maka posisi antena akan semakin turun/menunduk.
Proses mengubah tilt antena dinakamakan tilting antena. Tilting antena merupakan
tahapan optimasi yang dapat langsung dilakukan setelah mengadakan drive test.
Tilting antenna bertujuan untuk menambah jangkauan yang dapat dijangkau oleh
antena. Tilting terbagi menjadi dua yaitu mechanical tilting dan electrical tilting.
antena secara fisik. Dampak yang dihasilkan oleh mechanical tilting adalah
2. Electrical tilting adalah kegiatan mengubah daya pancar antenna dengan cara
tilting, perubahan pada electrical tilt hanya akan berdampak pada ukuran main
11
12
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Peralatan
1. Laptop / PC
2. CST STUDIO SUITE
Bahan Fr 4
Tebal (h) 1.6 mm
Konstranta dielektrik (ɛr) 4.6
13
6. Frequency range diubah pada CST sesuai dengan frekuensi kerja.
7. Field monitors diubah pada CST sesuai dengan frekuensi kerja.
8. Running program CST Studio Suit.
9. Parameter-parameter antena diamati (return loss, VSWR, impedance, pola radiasi).
10. Iterasi pada panjang saluran pencatu dilakukan (Lf).
11. Parameter-parameter antena diamati seperti pada poin 10.
12. Ierasi pada lebar saluran pencatu (Wf) dilakukan.
13. Parameter-parameter antena diamati seperti pada poin 10.
14. Iterasi pada lebar patch (W) dilakukan.
15. Parameter-parameter antena diamati seperti pada poin 10.
16. Iterasi pada panjang patch (L) dilakukan.
17. Parameter-parameter antena diamati seperti pada poin 10.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16
TUGAS PENDAHULUAN
1. Antena mikrostrip merupakan sebuah antena yang tersusun atas 3 elemen
yaitu: elemen peradiasi (radiator), elemen substrat (substrate), dan elemen
pentanahan (ground),
a. Elemen peradiasi (radiator) atau biasa disebut sebagai patch, berfungsi untuk
meradiasi gelombang elektromagnetik dan terbuat dari lapisan logam (metal)
yang memiliki ketebalan tertentu. Jenis logam yang biasanya digunakan adalah
tembaga (copper) dengan konduktifitas 5,8 x 107 S/m. Berdasarkan bentuknya,
patch memiliki jenis yang bermacam-macam diantaranya bujur sangkar
(square), persegi Panjang (rectangular), garis tipis (dipole), lingkaran, elips,
segitiga, dll.
b. Elemen substrat (substrate) berfungsi sebagai bahan dielektrik dari antena
mikrostrip yang membatasi elemen peradiasi dengan elemen pentanahan.
Elemen ini memiliki jenis yang bervariasi yang dapat digolongkan dalam
substan dielektrik
c. Sedangkan element pentanahan (grounding) berfungsi untuk membumikan
sistem antena mikrostrip. Elemen pentanahan ini umumnya memiliki jenis
bahan yang sama dengan elemen peradiasi.
2.
a. Return Loss adalah perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang
direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan. Return Loss
digambarkan sebagai peningkatan amplitudo dari gelombang yang
direfleksikan (V0-) dibanding dengan gelombang yang dikirim (V0+). Return
Loss dapat terjadi akibat adanya diskontinuitas diantara saluran transmisi
dengan impedansi masukan beban (antena). Pada rangkaian gelombang
mikro yang memiliki diskontinuitas (mismatched), besarnya return loss
bervariasi tergantung pada frekuensi
b. VSWR adalah perbandingan antara amplitudo gelombang berdiri (standing
wave) maksimum (|V|max) dengan minimum (|V|min). Pada saluran transmisi ada
17
dua komponen gelombang tegangan, yaitu tegangan yang dikirimkan (V 0+)
dan tegangan yang direfleksikan (V0-). Perbandingan antara tegangan yang
direfleksikan dengan tegangan yang dikirimkan disebut sebagai koefisien
refleksi tegangan (F)
c. Impedance bandwidth, yaitu rentang frekuensi di mana patch antena berada
pada keadaan matching dengan saluran pencatu. Hal ini terjadi karena
impedansi dari elemen antena bervariasi nilainya tergantung dari nilai
frekuensi. Nilai matching ini dapat dilihat dari return loss dan VSWR. Pada
umumnya nilai return loss dan VSWR yang masih dianggap baik masing-
masing adalah kurang dari -9,54 dB dan 2.
d. Pola radiasi atau pola antena menggambarkan kekuatan relatif medan yang
dipancarkan di berbagai arah dari antena, pada jarak yang konstan. Pola radiasi
adalah pola penerimaan juga, karena pola radiasi tersebut juga menggambarkan
karakteristik menerima antena. Pola radiasi adalah tiga- dimensi, tetapi
biasanya pola radiasi yang terukur merupakan irisan dua dimensi dari pola tiga
dimensi, di bidang planar horisontal atau vertikal. Pengukuran pola ini ditampil
kandalam format rectangular ataupun polar. Angka-angka berikut menunjukkan
tampilan alur rectangular khusus untuk Yagi sepuluh-elemen. Detail ini baik
tetapi sangatlah sulit untuk menggambarkan perilaku antena di arah yang
berbeda.
e. Bandwidth merupakan suatu nilai konsumsi transfer data yang dihitung dalam
bit atau detik yang biasanya disebut dengan bit per second (bps), antara server
serta client dalam waktu tertentu. definisi bandwidth adalah luas atau lebar
cakupan frekwensi yang dipakai oleh sinyal dalam medium transmisi.
18
4. Antena mikrostrip merupakan antena yang cukup pesat perkembangannya.
Penelitian yang berbeda telah menggunakan substrat yang berbeda untuk membuat
patch antena mikrostrip, sehinga muncul pertanyaan substrat yang mana diantara
substrat yang ada yang memberikan kinerja terbaik. penelitian ini akan merancang
antena mikrostrip rectangular patch dan antena mikrostrip circular patch dengan
varian 5 bahan substrat yaitu: Bakelite, FR4 Glass Epoxy, RO4003, Taconic TLC,
dengan frekuensi ditentukan pada 2,3 Ghz dengan ketebalan substrat 0,2 cm untuk
kedua antena. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari semua pengujian yang
dilakukan antenna mikrostrip circular patch memiliki direktivitas lebih besar dari
5880. Dimensi terbesar antena microstrip rectangular patch yaitu 22,1425 cm2
19
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/43224/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=8A8808BF1777EE7C0A26AF58A8CCA4AD?sequence=4
[2] Alaydrus, Mudrik. 2011. Antena Prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha
Ilmu. [3] Balanis, Constantine A. 2005. Antenna Theory : Analysis and Design
3rd Edition
20