Anda di halaman 1dari 5

J.

Sains Dasar 2017 6 (1) 26 - 30

PENGUKURAN NILAI DIELEKTRIK MATERIAL CALCIUM COPPER TITANAT


( CaCu3Ti4O12) MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI
TERKOMPUTERISASI

MEASUREMENT OF THE DIELECTRIC CONSTANT FOR CALCIUM COPPER


TITANATE (CaCu3Ti4O12) MATERIALS USING COMPUTERIZED IMPEDANCE
SPECTROSCOPY
Widodo Budi Kurniawan* dan Kamsul Abraha

Ilmu Fisika, FMIPA Universitas Gadjah Mada

*email: widodokurniawan1@gmail.com

Diterima 6 Februari 2017, disetujui 27 Maret 2017

Abstrak

Telah dilakukan pengukuran tetapan dielektrik kompleks dan besarnya impedansi kapasitor pada
material keramik Calcium Copper Titanate dengan struktur material CaCu3Ti4O12 (CCTO) dengan
kemurnian 99 % menggunakan metode spektroskopi impedansi terkomputerisasi dalam rentang frekuensi 5
kHz – 120 kHz. Tetapan dielektrik maksimum terukur pada sampel yang disintering dengan suhu 7000C
yaitu 745 pada frekuensi 5 kHz dan besarnya impedansi kapasitor maksimum terjadi pada sampel CCTO non
sintering yaitu 150434 Ω. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh frekuensi terhadap tetapan
dielektrik kompleks dan impedansi kapasitor dari material yang diteliti.

Kata kunci: spektroskopi impedansi, CaCu3Ti4O12, tetapan dielektrik kompleks dan impedansi kapasitor.

Abstract

The measurement of the complex dielectric constant and the magnitude of the capacitor impedances
of Calcium Copper Titanate CaCu3Ti4O12 (CCTO) ceramic materials with purity of 99% had been done by
using computerized impedance spectroscopy in the frequency range of 5 kHz - 120 kHz. The highest dielectric
constant of the material was found to be 745 at 5 kHz in the sample sintered at 7000C and the highest
impedance of capacitor occured in CCTO non sintered sample that is 150434Ω. The results showed that
complex dielectric constant and impedance of the capacitor of the material under study was frequency
dependent.

Keywords: impedance spectroscopy, CaCu3Ti4O12,complex dielectric constant and impedance of capacitor

Pendahuluan menyimpan energi. Sifat ini berkaitan erat dengan


kapasitansi suatu bahan. Kapasitansi adalah
Kajian sains di bidang material dewasa ini besaran yang menyatakan kemampuan suatu
terus mengalami perkembangan yang sangat pesat. kapasitor untuk dapat menampung muatan listrik
Para ilmuwan terus melakukan eksplorasi kajian [1]. Kapasitansi bergantung pada ukuran dan
materi guna mendapatkan material baru yang lebih bentuk geometri konduktor dan akan bertambah
kuat, ringan, tahan terhadap suhu tinggi maupun bila digunakan bahan pengisolasi atau dielektrik.
rendah dan juga untuk mengetahui karakteristik Kemampuan bahan dielektrik berbanding lurus
suatu bahan, misalkan sifat kelistrikannya. Sifat dengan konstanta dielektrik.
kelistrikan material dapat berkaitan dengan sifat Besarnya nilai konstanta dielektrik dapat
dielektriknya. Sifat dielektrik yang dimiliki oleh diketahui melalui berbagai macam teknik
suatu material dengan material yang lain berbeda- pengukuran. [2] telah melakukan pengukuran nilai
beda. konstanta dielektrik NaCl dan berbagai macam
Sifat dielektrik adalah sifat yang dapat batuan alami menggunakan kapasitor keping sejajar
menggambarkan kemampuan bahan untuk yang dihubungkan pada osiloskop untuk
Widodo Budi K dkk / J. Sains Dasar 2017 6 (1) 26 – 30 27

menampilkan data dalam bentuk grafik Lissajous. 3. Data awal berupa ketebalan dan hambatan
Data-data hasil pengukuran didapatkan dari resistor dimasukkan pada komputer.
pembacaan grafik Lissajous pada layar osiloskop. 4. Setelah AFG dinyalakan, ditunggu sampai
[3] juga telah melakukan pengukuran nilai tegangan yang terbaca pada LCD stabil,
konstanta dielektrik dengan teknik yang sama kemudian dilakukan pengambilan data
menggunakan material Calcium Copper Titanate, dengan klik menu Ambil Data pada
CaCu3Ti4O12 (selanjutnya akan disingkat menjadi program Delphi yang telah dibuat.
CCTO) dalam bentuk keramik (pellet). Hasilnya Pengambilan data dilakukan pada rentang
ada sebagian yang berbeda dengan peneliti-peneliti frekuensi 5 kHz – 120kHz
sebelumnya. Perbedaan nilai yang didapatkan 5. Setelah data selesai diambil, selanjutnya
dimungkinkan karena kekurangtelitian dalam dilakukan penyimpanan data dengan
pembacaan grafik Lissajous pada layar osiloskop. menekan tombol Simpan.
Kesulitan dan kekurangtelitian dalam pembacaan
grafik Lissajous inilah yang menjadikan peneliti Berdasarkan Gambar 1, terdapat tiga jenis
tertarik untuk melakukan pengukuran nilai variabel yang langsung dapat terukur dan direkam
konstanta dielektrik kompleks material CCTO oleh mikrokontroller. Ketiga variabel tersebut
menggunakan alat spektroskopi impedansi yaitu:
terkomputerisasi. 1. Frekuensi (f)
Adapun tujuan penelitian ini adalah : (1) 2. Tegangan kapasior (VC)
Menentukan nilai konstanta dielektrik kompleks 3. Tegangan resistor (VR)
material CCTO menggunakan teknik spektroskopi
impedansi. (2) Menentukan nilai impedansi Untuk menghitung besarnya impedansi
kapasitor menggunakan teknik spektroskopi kapasitor dapat ditentukan dengan menerapkan
impedansi sebagai fungsi frekuensi. hukum Ohm, yaitu
VC max
Metode Penelitian Z  .R (1)
VR max
Dalam penelitian ini digunakan rangkaian alat
Nilai loss tangent dapat ditentukan dengan
ukur konstanta dielektrik menggunakan prinsip
menghitung beda fase yaitu
spektroskopi impedansi terkomputerisasi, dengan
1
skema alat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 D  tan   (2)
tan 

dengan

VC
tan   (3)
VR
Besarnya nilai konstanta dielektrik bagian riil
dapat ditentukan melalui persamaan
d sin 
 r'  (4)
2 f  0 A Z

Sedangkan besarnya konstanta dielektrik


Gambar 1 Skema Rancangan Alat bagian imajiner dapat ditentukan menggunakan
persamaan
Adapun teknik pengambilan data  r"   r' tan  (5)
menggunakan prinsip spektrokopi impedansi
terkomputerisasi adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan bahan dielektrik yang
Hasil dan Pembahasan
telah dicetak dengan ketebalan 3 – 5 mm.
2. Menghubungkan kabel-kabel penghubung 1. Ketergantungan hasil pengukuran material
baik ke sumber tegangan maupun ke alat CCTO terhadap frekuensi dan suhu sintering
28 Widodo Budi K dkk / J. Sains Dasar 2017 6 (1) 26 – 30

Besarnya nilai konstanta dielektrik bagian


Berdasarkan data hasil pengukuran material imajiner untuk material CCTO yang mengalami
CCTO terhadap frekuensi sebagaimana yang sintering maupun non sintering mengalami
ditunjukkan pada Gambar 2, didapatkan bahwa perbedaan yang cukup berarti seperti yang
material yang mengalami perlakuan sintering ditunjukkan pada Gambar 3, yaitu nilai maksimum
memiliki nilai konstanta dielektrik bagian riil yang bagian imajiner terjadi pada frekuensi 100 kHz
lebih tinggi bila dibandingkan dengan material untuk ketiga material CCTO tersebut adalah 150
yang non sintering. untuk CCTO sintering 7000C, 125 untuk CCTO
800 sintering 5000C dan 100 untuk CCTO non
sintering.
700
Non Sintering Sedangkan nilai loss tangent maksimum
Sintering 500
terjadi pada material CCTO yang disinterring pada
Permitivitas Dielektrik Bagian Riil

Sintering 700
suhu 7000C yaitu 0,58 (Gambar 4). Akan tetapi
600
pola grafik yang dihasilkan pada Gambar 3 dan 4
memiliki karakteristik pola grafik yang hampir
500
sama yaitu mengalami kenaikan seiring dengan
kenaikkan frekuensi. Hasil ini semakin
400 memperkuat teori bahwa bagian imajiner tetapan
dielektrik berbanding lurus dengan rugi dielektrik
300 dan berbanding terbalik dengan tetapan dielektrik
bagian riilnya.
200
0 20 40 60 80 100 120
0,6
Frekuensi (kHz)

Non Sintering
0,5 Sintering 500
Gambar 2. Grafik ketergantungan nilai permitivitas Sintering 700
dielektrik bagian riil konstanta dielektrik
CCTO terhadap frekuensi pada suhu 0,4
sintering yang berbeda
Loss Tangent

160 0,3

Non Sintering
140 Sintering 500
Permitivitas Dielektrik Bagian imajiner

0,2
Sintering 700

120
0,1

100
0
80 0 20 40 60 80 100 120

Frekuensi (kHz)
60

Gambar. 4 Grafik ketergantungan nilai loss tangent


40
terhadap frekuensi pada suhu sintering
yang berbeda
20
0 20 40 60 80 100 120
Hasil konstanta dielektrik yang didapatkan
Frekuensi (kHz)
untuk material CCTO baik yang mengalami
sintering maupun non sintering masih jauh dari
Gambar 3. Grafik ketergantung nilai permitivitas yang diinginkan. Perbedaan ini dapat terjadi karena
dielektrik bagian imajiner terhadap perlakuan sintesis bahan yang berbeda. Misalnya
frekuensi pada suhu sintering yang lamanya waktu pemanasan baik waktu kalsinasi
berbeda maupun sintering. Akan tetapi bila dilihat secara
pola grafik, hasilnya telah mengalami kesesuaian
Widodo Budi K dkk / J. Sains Dasar 2017 6 (1) 26 – 30 29

seperti penelitian sebelumnya [4], sebagaimana Gambar 6. Ketergantungan konstanta Dielektrik


yang ditunjukkan oleh Gambar 5. Relatif dan Rugi Dielektrik Material
CCTO yang disintering pada 11000C

2. Karakteristik impedansi kapasitor terhadap


frekuensi dan suhu sintering
5
2 10

Non Sintering
Sintering 500
5
Sintering 700
1,5 10

Impedansi Kapasitor (Ohm)


5
1 10

4
5 10

0
0 20 40 60 80 100 120

Frekuensi (kHz)

Gambar 7. Karakteristik impedansi kapasitor


terhadap frekuensi pada suhu sintering
yang berbeda

Besarnya impedansi kapasitor pada material


CCTO yang non sintering cenderung lebih besar
daripada material yang mengalami sintering seperti
pada Gambar 7. Adapun pola karakteristik
impedansi kapasitor yang didapatkan dari hasil
pengukuran telah mengalami pola yang sesuai
dengan pola impedansi yaitu mengalami penurunan
seiring dengan penambahan frekuensi input yang
diberikan.

Simpulan
Gambar 5. Nilai konstanta Dielektrik Relatif dan
Rugi Dielektrik Material CCTO yang
Nilai konstanta dielektrik bagian riil material
disintering pada (a) 9800C dan (b) 10600C
CCTO yang mengalami sintering memiliki nilai
Pola grafik yang sama juga ditunjukkan oleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan material
Gambar 6, dimana nilai konstanta dielektrik CCTO yang tidak mengalami perlakuan sintering.
berbanding terbalik dengan nilai rugi tangen [5]. Sedangkan nilai impedansinya semakin kecil.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk
mendapatkan sampel yang baik sebaiknya
dilakukan proses sintering.
Pada penelitian ini hasil yang didapatkan
masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
rentang frekuensi yang digunakan yaitu dari 5 kHz
– 120 kHz. Sehingga diperlukan adanya penelitan
lebih lanjut dalam pengujian alat spektroskopi yang
telah dibuat, misalnya sampel yang dibuat tidak
hanya dalam bentuk pellet saja, akan tetapi dapat
juga dalam bentuk lapisan tipis dan juga dilakukan
pengujian sampel dari frekuensi 1 Hz – 1 GHz
30 Widodo Budi K dkk / J. Sains Dasar 2017 6 (1) 26 – 30

supaya data pengukuran nilai dielektrikyang [2] Suharyadi, E. (1998). Analisis tanggap
dihasilkan lebih akurat. Frekuensi Dielektrik dalam Bahan-Bahan
Batuan Alami dan NaCl. Yogyakarta:
Ucapan Terima Kasih Skripsi FMIPA UGM.
[3] Eryolamda, R. (2010). Kajian Respons
Ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. Kamsul Frekuensi Tetapan Dielektrik Material
Abraha atas bimbingan dalam penelitian ini. Keramik Calcium Copper Titanate.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada
Yogyakarta: Skripsi FMIPA UGM.
Kepala Laboratorium Zat Padat Universitas Gadjah
Mada dan juga rekan satu tim penelitian saudara [4] Yoo, D., & Yoo, S. (2007). Microstructures
Nurhalis Majid. and Dielectric Properties of CaCu3Ti4O12
Polycrystalline Ceramics. Solid State
Pustaka Phenomena , 124 - 126 , 143 - 146.
[5] Marques, V., Ries, A., Simoes, A.,
[1] Tipler, P. (1991). Fisika untuk Sains dan Ramirez, M., Varela, J., & Longo, E.
Teknik Jilid 2 (diterjemahkan Dr. (2007). Evolution OF CaCu3Ti4O12
Bambang Soegijono), Edisi Ketiga. Varistor Properties during heat treatment
Jakarta: Erlangga. in vacuum. ceramics international, 33 ,
1187 – 1190.

Anda mungkin juga menyukai