Anda di halaman 1dari 53

KAJIAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI LISTRIK PADA

UDANG GALAH (Macrobracium Rosenbergii) BERFORMALIN

LILIS SOLECHAH

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Spektroskopi


Impedansi Listrik Udang Galah (Macrobracium Rosenbergii) Berformalin adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2015

Lilis Solechah
NIM G74100045
ABSTRAK
LILIS SOLECHAH. Kajian Spektroskopi Impedansi Listrik Udang Galah
(Macrobracium Rosenbergii) Berformalin. Dibimbing oleh JAJANG JUANSAH
dan MERSI KURNIATI.
Spektroskopi impedansi listrik adalah salah satu teknik yang digunakan
untuk mendeteksi sifat listrik pada bahan biologis. Semua bahan biologis secara
alami memiliki ion-ion yang dapat diidentifikasi sifat listriknya, sehingga banyak
para peneliti yang telah mengembangkan dan mengkaji teknik identifikasi sifat
listrik. Penelitian ini bertujuan mengkaji sifat listrik terhadap udang berformalin
dengan udang tidak berformalin pada frekuensi 1 - 1000 KHz, yang disimpan
selama enam hari dalam udara bebas pada suhu ruangan dan menentukan
pengaruh umur simpan, pengaruh jarak antar elektroda dan pengaruh konsentrasi
formalin terhadap sifat listriknya dengan menganalisis Impedansi, Resistansi,
Induktansi, Faktor Q dan Kapasitansi. Sifat listrik yang dihasilkan menunjukkan
bahwa jarak yang semakin jauh menyebabkan impedansi yang semakin
meningkat. Selanjutnya, meskipun belum ada standar baku yang membedakan
antara udang berformalin dengan tidak berformalin secara konsisten, hasil listrik
ini mampu menunjukkan adanya penurunan mutu udang, kerusakan membran, dan
kerusakan jaringan sel udang setelah kematian sel.
Kata kunci: formalin, frekuensi, jarak, listrik, udang

ABSTRACT
LILIS SOLECHAH. Study of Electric Impedance Spectrocopy in Formaldehyded
Galah Shrimp (Macrobrachium Rosenbergi). Supervised by JAJANG JUANSAH
and MERSI KURNIATI
Electrical impedance spectroscopy (EIS) is one of the techniques used to
detect the electrical properties of biological materials. All biological materials
naturally have ions that can be identified electrical properties, so many researchers
who have developed a technique of identifying and assessing the electrical
properties. This research aims to study the electrical properties of the shrimp with
formaldehyde and without at a frequency of 1 to 1000 KHz, which is stored for
six days in free air at a room temperature and determine the effect of shelf life, the
influence of the distance between the electrodes and the influence of the
concentration of formaldehyde on the electrical properties by analyzing
Impedance, Resistance, Inductance, Capacitance and Q factor. The resulting
electrical properties show that the farther distance causes the impedance increases.
Furthermore, although there is no standard that distinguishes between shrimp
formalin with formalin not consistently, the results of this electricity is able to
demonstrate a decrease in the quality of shrimp, membrane damage, and tissue
damage shrimp after cell death.
Keywords: electric, gap, formaldehide, frequency, shrimp.
KAJIAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI LISTRIK PADA
UDANG GALAH (Macrobracium Rosenbergii) BERFORMALIN

LILIS SOLECHAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Fisika

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
nikmat sehat dan iman serta memberikan Anugerah yang berlimpah sehingga
penulis dapat belajar dan menyelesaikan karya ilmiah skripsi ini.
Termakasih penulis ucapkan kepada ayah, bunda serta keluarga yang
senantiasa mendukung, memberi semangat, dan mendoakan untuk kelancaran,
kemudahan dan kebaikan bagi penulis. Terimakasih juga kepada Bpk. Dr Jajang
Juansah dan Ibu Dr Mersi Kurniati selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing, bersedia meluangkan waktunya untuk mendidik penulis dan karena
ilmu yang bermanfaat dari bapak dan ibu semoga bisa penulis manfaatkan
dikemudian hari. Kepada seluruh Dosen Departemen Fisika dan Tenaga kerja
pendukung yang memberikan layanan terbaik. Serta ucapan termakasih kepada
teman-teman seperjuangan di Fisika, teman-teman Aliffah, teman-teman Rumah
Qur’an dan teman-teman BEM KM IPB 2014 yang selalu memberi senyum
semangat, dukungan serta doa terbaik.
Penulis menyadari masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan proposal ini, harapannya ada yang berkenan memperbaikinya dan
memanfaatkannya untuk kebaikan selanjutnya. Kritik dan saran penulis harapkan
agar bisa memperbaiki kesalahan dan terus berkarya.
Bogor, Maret 2015

Lilis Solechah
NRP: G74100045
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii


DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Udang 2
Formalin 4
Karakteristik Listrik 5
Sistem Pengukuran Impedansi 8
METODE 9
Bahan 11
Alat 11
Prosedur Analisis Data 12
HASIL DAN PEMBAHASAN 12
Nilai Impedansi Variasi Jarak pada Udang Segar 12
Hasil Pengamatan Visual Terhadap Udang yang Berformalin 15
Perlakuan Udang Berformalin dan Tidak Berformalin dengan Variasi Umur
Simpan 16
SIMPULAN DAN SARAN 23
Simpulan 23
Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN 27
RIWAYAT HIDUP 41
DAFTAR TABEL
1 Data proses pembusukan udang segar dan udang berformalin dengan
variasi konsentrasi selama 6 hari 29
2 Data impedansi udang segar tak berformalin dengan variasi jarak
pada frekuensi rendah, frekuensi sedang dan frekuensi tinggi. 30
3 Data impedansi udang segar tak berformalin dengan variasi jarak. 30
4 Data resistansi udang segar tak berformalin dengan variasi jarak. 31
5 Data Induktansi L terhadap penambahan frekuensi 31
6 Data impedansi pada udang tak berformalin dengan variasi hari lama
penyimpanan 32
7 Data impedansi Z dengan penyimpanan bervariasi pada udang
berformalin (konsentrasi 1 %) 34
8 Data Impedansi Z pada variasi hari dalam frekuensi rendah (1 KHz),
sedang (100 KHz) dan tinggi (1 MHz) 35
9 Data kapasitansi seluruh udang pada frekuensi rendah, sedang dan
tinggi 36
10 Data faktor kualitas pada seluruh sampel di fekuensi rendah (1KHz) 36
11 Data Faktor Kualitas Q terhadap penambahan frekuensi pada udang
berformalin konsentrasi 2% 36

DAFTAR GAMBAR

1 Struktur morfologi pada udang galah1 3


2 Morfologi sel membran pada frekuensi rendah (A) dan Frekuensi
tinggi (B).6 4
3 Penambahan fasor pada R dan XL untuk memperoleh Z. Garis
impedansi pada real part (R, Resistansi) dan imaginary part (X,
Reaktansi).19 7
4 Simulasi proses pengukuran udang menggunakan LCR Meter dan
komputer 10
5 Grafik Impedansi pada udang segar tidak berformalin. 13
6 Grafik impedansi terhadap frekuensi pada udang segar tidak
berformalin dengan variasi jarak antar elektroda 4,3,2 dan 1 (cm). 14
7 Penurunan parameter listrik resistansi terhadap frekuensi 14
8 Grafik nilai Induktansi terhadap frekuensi dengan variasi jarak 15
9 Grafik impedansi udang tak berformalin terhadap frekuensi selama
enam hari penyimpanan 17
10 Grafik Impedansi udang berformalin konsentrasi 1% terhadap
frekuensi selama enam hari penyimpanan 17
11 Impedansi terhadap umur simpan (hari) pada (a)Frekuensi rendah,
(b)Frekuensi sedang dan (c)Fekuensi tinggi 18
12 Perubahan kapasitansi terhadap umur pernyimpanan udang untuk
sampel berformalin dan tidak berformalin pada (a) Frekuensi rendah
1 KHz, (b) Frekuensi sedang 100 KHz dan (c) Frekuensi tinggi 1
MHz. 20
13 Kapasitor sebagai membran yang memisahkan intraseluler dan
ekstraseluler dalam sel.36 21
14 Grafik Faktor kualitas Q terhadap umur simpan seluruh sampel
udang pada frekuensi rendah (1 KHz) 22
15 Grafik Faktor kualitas terhadap fekuensi pada udang berformalin
(konsentrasi 2%) 22

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil Pengamatan 29
2 Foto Dokumentasi 38
3 Alat dan Bahan 39
4 Diagram alur penelitian 40
PENDAHULUAN
Udang mempunyai kadar air sebesar 70% dan nutrisi, sehingga menjadi
media yang sangat cocok untuk tumbuh kembang mikroba pembusuk terutama
dalam suhu ruangan.1 Keberadaan mikroba dalam udang dapat mengkibatkan
kerusakan dan penurunan mutu udang. Kerusakan visual yang tampak diantaranya
mata udang yang terlihat suram dan tenggelam, daging udang bau, berlendir, dan
lembek serta kulit mudah lepas, pucat, berwarna merah kecoklatan dan kendur.2
Udang yang dikemas dengan baik akan memberikan waktu simpan yang lebih
lama. Beberapa cara pengemasan yang dilakukan antara lain pengawetan,
pengeringan, dan fermentasi. Teknologi pengawetan bahan makanan sangat
bermanfaat namun ada juga yang merugikan. Salah satu teknik pengawetan yang
merugikan adalah penggunaan formalin.
Formaldehida yang lebih dikenal dengan nama formalin ini adalah salah
satu zat tambahan makanan yang dilarang. Bahan tersebut merupakan zat yang
digunakan untuk mengawetkan mayat. Formalin memiliki efek jangka panjang
terhadap tubuh manusia. Formalin dapat bereaksi cepat dengan lapisan lendir
saluran pencernaan dan saluran pernafasan. Di dalam tubuh cepat teroksidasi
membentuk asam format terutama di hati dan sel darah merah. Pemakaian pada
makanan dapat mengakibatkan keracunan pada tubuh manusia, yaitu rasa sakit
perut yang akut disertai muntah-muntah, timbulnya depresi susunan syaraf atau
kegagalan peredaran darah.3 Namun, sebagian orang masih menggunakan
formalin sebagai pengawet udang karena harganya yang relatif murah. 3
Sebagai konsumen, tentunya sulit membedakan udang yang berformalin dan
yang tidak. Oleh karena itu, perlu dikaji suatu metode atau teknologi yang dapat
mendeteksi secara dini hal tersebut. Berbagai metode kimia telah banyak
dikembangkan untuk medeteksi formalin dalam bahan. Namun kebanyakan
metode tersebut memiliki kekurangan diantaranya biayanya yang mahal dan
merusak bahan uji.
Penentuan adanya formalin atau tidak menggunakan sifat-sifat fisika
terutama listrik sangat jarang dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
untuk menentukan karakterisasi listrik yang mampu mendeteksi kandungan
formalin dalam Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii). Teknik ini dipilih
karena relatif murah dan tidak merusak bahan.

Latar Belakang
Hal yang mendasari penelitian ini adalah mengamati dan mengkaji
karakteristik impedansi listrik dalam mendeteksi kandungan formalin pada udang
galah. Dewasa ini pendeteksian kandungan formalin pada bahan terfokus dengan
metode kimiawi, padahal metode listrik memliki potensi untuk melihat kaitan
formalin dengan listrik pada suatu bahan biologis. Selain itu, metode listrik efektif
dan efisien karena tidak perlu menghabiskan biaya yang terlalu mahal dan waktu
yang lama.

Perumusan Masalah
a. Apakah dengan informasi parameter listrik mampu membedakan udang yang
berformalin dengan yang tidak?
2

b. Bagaimana karakteristik kelistrikan udang selama penyimpanan yang


bervariasi?
c. Bagaimana karakteristik kelistrikan udang dengan variasi kandungan
formalin?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sifat kelistrikan udang galah
dengan impedansi listrik. Adapun tujuan khususnya untuk
a. Menganalisis perbandingan antara udang tak berformalin dengan udang
berformalin
b. Melihat perbedaan sifat listrik pada udang dengan variasi konsentrasi
formalin
c. Mengukur sifat listrik udang segar dan udang berformalin dalam variasi lama
penyimpanan
Manfaat Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian awalan dan sangat mendasar, berguna
sebagai data awal untuk mengetahui karakteristik listrik dari pengaruh jarak antar
elektroda, pembusukan daging, perbedaan udang tidak berformalin dengan udang
berformalin, dan kerusakan sel pada udang. Standar ini dalam jangka panjang
diharapkan bisa digunakan untuk pembuatan alat yang dapat mendeteksi formalin
pada suatu bahan dan besar kadarnya dengan pendekatan parameter listrik
terutama impedansi (Z), kapasitansi (C), konduktansi (G), resistansi (R),
induktansi (L) dan faktor Q.

Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Jenis udang yang digunakan adalah udang galah (Microbrachium
Rosenbergii) air tawar yang berasal dari BBPBAT (Balai Besar Perairan
Budidaya Air Tawar) Sukabumi Jawa Barat.
b. Parameter listrik yang dianalisis adalah impedansi (Z), kapasitansi (C),
konduktansi (G), resistansi (R), induktansi (L) dan faktor Q.
c. Pengukuran variasi jarak pada udang tak berformalin saja dan tanpa variasi
waktu penyimpanan.

TINJAUAN PUSTAKA

Udang

Permintaan produk makanan laut dan kesadaran konsumen akan kualitas


produk makanan laut semakin meningkat, namun produk makanan laut ini sangat
mudah rusak.4 Ciri umum udang galah adalah aktif pada malam hari terutama
aktivitas makan, sedangkan pada siang hari udang galah lebih senang berbenam
karena mereka tidak suka sinar matahari dan cenderung menjauhi cahaya. Udang
termasuk omnivora yaitu pemakan segala. Beberapa pakan udang: fitoplankton,
3

copepoda, polichaeta dan udang kecil (rebon). Udang galah juga bersifat kanibal
jika tidak ada makanan yang tersedia. Tubuh udang galah dan struktur
morfologinya secara jelas dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur morfologi pada udang galah1


Setiap bahan biologi memiliki sejumlah ion yang terkandung di dalamnya,
yaitu ion positif dan ion negatif. partikel ini berperan aktif dalam proses
metabolisme dalam sel, salah satunya adalah fenomena trasnport. Fenomena
transport adalah proses saat partikel pada suatu bahan berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya. Kategori dari fenomena trasnport diantaranya; 1) Transfer
energi, 2) Trasnfer masa, dan 3) Transfer momentum atau fluida dinamik. Ion
yang terdapat di dalam suatu bahan biologis sangat mempengaruhi adanya
aktivitas listrik di dalamnya. Adanya listrik dalam bahan biologi dinamakan
Biolistrik. Energi ini bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate) yang
dihasilkan oleh mitokondria melalui proses respirasi sel. Sel-sel mampu
menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada
permukaan luar dan lapisan tipis muatan negatif pada permukaan dalam bidang
batas/membran.
Hukum dan rumus yang berkaitan dengan biolistrik yaitu hukum Ohm,
berikut adalah rumus hukum Ohm:

V = IR................................................................................................. (1)

Keterangan:
V = Tegangan (volt); I = Kuat arus (A); R = Hambatan (O)

Sama seperti bahan biologi, udang galah memiliki sejumlah ion dalam
tubuhnya, sehingga terjadi perpindahan ion dan aktivitas listrik. Oleh karena itu,
sifat listrik udang dapat diamati. Saat dialirkan listrik dari luar, sel-sel dan ion-ion
akan meneruskannya sehingga aktivitas listrik dapat diamati. Berkaitan dengan
sifat sel, cairan intraseluler dan ekstraseluler yang dibatasi oleh suatu membran,
terdapat aktivitas ion yang masuk ataupun keluar sel. Aktivitas ini yang
menyebabkan adanya mobilisasi ion.
4

Membran yang membatasi intraseluler dengan ekstraseluler dibaratkan


sebagai kapasitansi, resistif paralel diibaratkan ekstraseluer dan resistif seri
diibaratkan intraseluler.5 Saat arus melewati jaringan biologis, maka ditentukan
oleh frekuensi. Frekuensi rendah hanya bisa melewati sekitar sel membran tanpa
bisa menembusnya sedangkan dengan menggunakan frekuensi tinggi, sel
membran dapat ditembus sehingga dapat mendeteksi ekstraseluler dan
intraseluler. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Morfologi sel membran pada frekuensi rendah (A) dan Frekuensi
tinggi (B).6
Adanya mobilisasi ion yang berbeda juga karena adanya polarisasi sekitar
elektroda menyebabkan terjadinya polarisasi, dan juga terjadi elektrolisis parsial,
sehingga muncul impedansi kapasitif parasit saat kontak elektroda dengan sampel.
Untuk menghilangkan hal ini bisa digunakan metode quadipolar atau pengaturan
jarak pisah yang teratur antara kedua elektroda.5

Formalin

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 1168/MenKes/PER/X/1999,


formalin merupakan bahan kimia yang penggunaannya dilarang untuk produk
makanan. Formalin adalah nama dagang larutan Formaldehida dalam air dengan
kadar 30 - 40 %. Di pasaran formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah
diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10%, serta dalam
bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram. Formalin ini biasanya
digunakan sebagai bahan baku industri lem, playwood dan resin; disinfektan
untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian; germisida dan fungisida pada
tanaman sayuran; serta pembasmi lalat dan serangga lainnya. Larutan dari
formaldehida sering dipakai untuk membalsem, mematikan sel bakteri atau
mengawetkan bangkai.7
Bahan makanan berformalin dapat membahayakan tubuh, bukan saja
sebagai akibat paparan langsung formalin yang terbawa bahan makanan, tetapi
juga sebagai akibat kerusakan zat gizi bahan makanan. Formalin merupakan
senyawa reaktif yang dapat berikatan dengan senyawa di dalam bahan makanan,
seperti protein, lemak dan karbohidrat.8 Formaldehid mampu memodifikasi atau
5

mendenaturasi protein dan asam nukleat melalui proses alkilasi antara gugus NH2
dan OH dari protein dan asam nukleat dengan gugus hidroksimetil dari
formaldehid.9 Ikatan antara formaldehid dan protein, di antaranya membentuk
ikatan metilol dan suatu ikatan silang (crosslinks) yang sulit dipecah.10 Formalin
pada konsentrasi rendah (4%) dapat mengeraskan jaringan, sedangkan pada
konsentrasi tinggi (40%), selain akan mengeraskan jaringan, juga dapat
mengendapkan protein.8 Pengerasan jaringan pada bahan makanan menyebabkan
sulit dicerna dan diserap.11 Bahan makanan yang sulit dicerna, akan mengganggu
penyediaan kebutuhan protein dan asam amino tubuh. Kegagalan absorpsi
(malabsorpsi) zat gizi menjadi salah satu penyebab kekurangan gizi sekunder.12
Selain itu, protein bahan makanan yang tidak dapat dicerna akan menjadi bahan
asing (antigen) bagi tubuh, sehingga menimbulkan respon imun.13

Ciri Udang yang Berformalin


Ada beberapa ciri-ciri udang yang diformalin, mudah diamati yaitu dari
warna, bau, mata dan tekstur udang:
1. Warna: udang yang direndam formalin kulitnya menjadi berwarna putih
pucat. Tapi akan kembali seperti sediakala jika sudah beberapa jam
diangkat dari cairan formalin.
2. Bau: bau amisnya hilang dan berganti bau formalin yang tidak terlalu
menyengat.
3. Tekstur: kulitnya menjadi mengeras dan dagingnya menjadi kenyal.
4. Mata: mata udang yang sudah direndam formalin akan berwarna hitam
pucat, tidak jernih.
Karakteristik Listrik

Setiap bahan akan memiliki sifat kelistrikan. Bahan tersebut dapat termasuk
dalam konduktor, isolator, semikonduktor atau superkonduktor. Bahan organik
pada umumnya bersifat konduktor karena memiliki kadar air yang cukup tinggi.14
Bahan konduktor memiliki sifat kelistrikan seperti pada umumnya terdapat
kapasitansi, induktansi, impedansi dan resistansi.

Faktor Q
Faktor Q atau “figure of merit” merupakan sebuah ukuran yang diberikan
pada sebuah komponen atau rangkaian lengkap. Faktor Q itu sendiri didefinisikan
sebagai

Q = 2π ( ) ............................................... (2)

yang merupakan besaran tanpa dimensi.16

Kapasitansi
Kapasitansi adalah sifat dari bahan yang ditandai dengan untuk menyimpan
muatan listrik. Kapasitansi dalam suatu bahan biologis dapat diibaratkan sebagai
membran yang memisahkan jaringan dalam sel dengan jaringan luar sel.6
Membran tidak dapat ditembus oleh listrik pada frekuensi rendah, sehingga
6

melalui parameter listrik mampu menganalisis bentuk membran dan cairan


ekstrasluler.
Kapasitansi memili satuan Coulomb/Volt (SI) atau satuan khususnya Farad
(F). Hubungan antara farad dengan coulomb dan volt dinyatakan sebagai:
1 farad = 1 coulomb/volt
Persamaan matematika dari kapasitansi adalah:
........................................................................................... (3)
Keterangan:
C = Kapasitansi (farad)
q = kuantitas muatan listrik (Coulomb)
V = beda potensial (Volt)

Resistansi
Resistansi atau hambatan didefinisikan sebagai rasio sumber tegangan V
dengan kuat arus I.17 Satuan resistansi adalah Ohm. Semakin besar hambatan
suatu bahan akan menyebabkan arus kecil yang melalui bahan tersebut. Gambaran
hambatan dalam kawat, listrik yang diberikan mengalirkan elektron yang akan
berinteraksi dengan atom pada kawat. Atom pada kawat inilah yang merupakan
hambatan bagi elektron sehingga semakin banyak atom pada kawat maka arus
yang mengalir semakin kecil.

Induktansi
Induktansi adalah rasio ikatan fluks terhadap arus yang dilingkari oleh fluks
itu, arus I mengalir di dalam N lilitan menghasilkan fluks total sebesar Ф dan
ikatan fluks sebanyak N Ф dengan asumsi fluks mengelilingi kumparan lilitan.16

.......................................................................................................... (4)

Keterangan:
L = Induktansi (Henry/H)
N = Jumlah lilitan
Ф = Fluks (Tesla)

Konduktansi
Konduktansi (G) didefinisikan sebagai kebalikan dari resistansi/hambatan
R, yaitu G=1/R. Satan konduktansi adalah mho (ohm-1) yang juga disebut siemens
(S).17

Impedansi
Jika suatu kapasitor dirangkai dengan resistor dan induktor pada rangkaian
arus bolak-balik, maka hambatan total rangkaian itu dikenal dengan impedansi.
Secara formulasi hukum Ohm untuk impedansi didapatkan dengan perbandingan
tegangan total dengan arus total dalam rangkaian.14 Seperti persamaan berikut:
....................................................................................................... (5)
Keterangan:
Z = Impedansi (Ω); ΔV = Beda potensial (V); I = Arus Listrik (A)
Impedansi adalah hambatan pengganti dari hambatan total karena pengaruh
resistor R, induktor XL, kapasitor Xc, dalam rangkaian arus bolak-balik.18
7

Impedansi merupaka perlawanan total terhadap aliran arus.17 Berikut adalah


rumus untuk mencari impedansi19:
Z=√ ............................................................................................. (6)
Keterangan:
Z = Impedansi (Ω)
R = Resistnasi (Ohm)
XL = Induktor (H/henry)

Gambar 3. Penambahan fasor pada R dan XL untuk memperoleh Z. Garis


impedansi pada real part (R, Resistansi) dan imaginary part (X,
Reaktansi).19
Prinsip impedansi didasarkan pada kemampuan media untuk dapat dilalui
arus listrik bolak-balik. Bila impedansi tidak bergantung pada frekuensi, sistem ini
bekerja sebagai media resistif, jika tidak, seperti dalam jaringan biologis dan
sistem koloid. Impedansi terdiri dari komponen resistif, kapasitif, dan induktif.20
Jaringan daging terdiri dari sel-sel dengan fase cair internal (sitoplasma),
dikelilingi oleh fase cair eksternal dengan komposisi yang berbeda dengan fase
cair internal, dimana mebran sel adalah pembatas kedua fase.21 Membran sel
adalah bahan dielektrik, bekerja pada frekuensi rendah sebagai sebuah isolator,
bersifat seperti sebuah kapasitor.5
Studi baru-baru ini berhasil menunjukan bahwa Impedansi listrik mampu
menghasilkan pengukuran analitik pada karakterisasi material makanan.22
Impedansi juga mampu memberikan informasi tentang konsentrasi garam dengan
pengukuran resistansinya. Spektroskopi impedansi listrik juga digunakan untuk
psikologi buah kiwi, meskipun impedansi tidak terlihat berubah secara signifikan
selama pematangan buah kiwi.23 Spektrosopi impedansi listrik dengan frekuensi
0,1-100 kHz juga telah berhasil diaplikasikan pada jaringan otot ikan untuk
menjelaskan kesegaran dari ikan tersebut8 dan menganalisis kualitas kontrol
daging babi.24
Analisis struktur impedansi telah banyak dikembangkan sejak tahun 1936-
an oleh Callow, orang pertama yang menggambarkan dasar listrik sidat daging.
Kekhawatiran penggunaan variabel ini untuk memantau penurunan pH atau untuk
mengevaluasi pH akhir terutama dalam daging babi dan daging sapi.5 sifat listrik
dari jaringan biologi sudah diteliti sejak lama, umur simpan daging dan
pembusukan suatu bahan juga bisa diteliti dengan menggunakan listrik. Mayoritas
sifat struktural dan fungsional jaringan biologi dapat ditentukan dengan
menafsirkan data listrik dan sifat dielektrik.5 Selanjutnya spektroskopi dielektrik
8

semakin berkembang dengan munculnya microwave dielectric spectroscopy yang


digunakan untuk menganalisis perbedaan sifat daging dan produk daging.25
Selanjutnya impedansi (Z) dapat digunakan sebagai indikator kesegaran
ikan, karena dengan meningkatnya pembusukan oleh mikroorganisme atau enzim,
konsentrasi dari produk metabolisme ion terlarut akan meningkat, sehingga
diduga dapat meningkatkan konduktivitas atau penurunan impedansi system.26
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan nilai impedansi dengan
parameter mikrobiologi, sensori dan nilai pH pada daging udang menjelaskan
bahwa pengukuran impedansi udang berhubungan langsung dengan tingkat bau
daging yang merupakan hasil dari pertumbuhan aktivitas bakteri.27

Sistem Pengukuran Impedansi

Untuk mendapatkan impedansi, perlu proses pengukuran paling sedikit dua


nilai karena impedansi adalah quantitas komplek. Banyak alat pengukuran
impedansi modern yang mengukur bagian real dan bagian imajiner pada vektor
impedansi kemudian merubahnya menjadi bentuk lain, seperti impedansi |Z|, fasa
Ө, admitansi |Y| (admittance), resistansi R, induktansi X, konduktansi G,
induktansi L, kapasitansi C dan Kerentanan/ susceptance B.28
Pengukuran impedansi dengan penaikan frekuensi disebabkan oleh
perubahan membran konduktivitas dan mobilitas ion-ion. Ada banyak metode
untuk memanfaatkan listrik sebagai instrumen ukur sprektrokopi impedansi listrik
pada berbagai jaringan biologis. Salah satunya model frike itu dapat digambarkan
seperti berikut: Resistif paralel mewakili cairan ekstraseluler sedangankan resistif
seri mewakili intraseluler, kemudian membran selnya adalah kapasitansi. Hal ini
bisa menjelaskan pengukuran impedansi. Pada frekueni rendah, arus listrik hanya
melewati sekitar sel-sel tanpa bisa menembusnya karena sel terisolasi oleh suatu
membran yang memisahkan antara intraseluler dan ekstraseluler. Namun semakin
tua umur daging sapi menyebabkan membran rusak dan sel tidak terisolasi lagi
sehingga intraseluler dan ekstraseluler tercampur. Hal inilah yang menyebabkan
hambatan menurun dan impedansipun menurun.
Selanjutnya berkaitan dengan konstanta dielektrik atau permitivitas listrik
relatif. Konstanta dielektrik menggambarkan kerapatan fluks elektrostatik dalam
suatu bahan jika dikenai potensial listrik. Konstanta dielektrik merupakan
perbandingan energi listrik yang tersimpan pada bahan tersebut jika diberi
potensial dan relatif terhadap vakum.29 Beberapa faktor yang mempengaruhi
konstanta dielektrik, diantaranya karena jenis bahan, kondisi saat electroheating
diterapkan misalnya suhu dan frekuensi, dan masa simpan atau kemasakan dari
suatu bahan.3 Suhu yang tinggi dapat meningkatkan mobilitas air terikat dan akan
mengurangi tingkat kelembaban.30 Karena kelembaban yang tinggi akan
menyebabkan nilai konstanta dielektrik yang tinggi pada makanan.31 Selain itu
komposisi bahan kimia juga memperngaruhi konstanta dielektrik terutama air,
yang umumnya merupakan komponen yang sering terkandung dalam makanan,
kandungan garam dan mineral serta tergantung pada besar dan cara terikat semua
bahan tersebut.3
Saat terjadi polarisasi disekitar elektroda dan juga mobilisasi ion yang
berbeda, akan menyebabkan beban dan kerusakan pada bahan. Sehingga muncul
impedansi kapasitif parasit saat kontak elektroda dengan sampel. Untuk
9

menghilangkan hal ini bisa digunakan metode quadipolar atau pengaturan jarak
pisah yang teratur antara kedua elektroda. Syaratnya sampel homogen impedansi
untuk satuan panjang.5
Metode lainnnya untuk mengetahui karakteristik atau sifat listrik dari suatu
jaringan biologi adalah dengan mengamati sifat listrik dari membran sel pada
jaringan biologis tersebut. Hal ini diterapkan pada analisis daging sapi untuk
mengukur kualitas daging sapi.32 Dalam penelitiannya daging sapi yang disimpan
selama penyimpanan tertentu diukur sifat dielektriknya dengan cara yang
sederhana. Melihat pada faktor kualitas pada membran tersebut menunjukkan nilai
Q (faktor kualitas bahan) yang semakin menurun. Menurunnya nilai Q berarti
fungsi membran semakin menurun karena kerusakan pada membran, sehingga
tidak mampu menjadi pembatas antara ECF (ekstraseluler) dengan ICF
(intraseluler). Terjadilah pencampuran antara ECF dan ICF.

METODE

Preparasi Sampel
Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka dalam
pelaksanaannya mengikuti tahapan-tahapan kegiatan yang telah dirancang yaitu :
1. Menyiapkan udang segar yang siap konsumsi.
2. Persiapkan alat dan bahannya.
3. Formalin dan udang ditimbang
4. Perendaman udang selama 2 jam dengan formalin
5. Pengukuran spektroskopi impedansi untuk mengetahui perbedaan
karakteristik udang segar dan udang berformalin.
Udang Galah segar diperoleh dari BBPBAT Sukabumi sebanyak 25 ekor
udang yang berukuran sedang dan siap konsumsi dilakukan beberapa
karakteristik, udang segar tanpa pemberian formalin diukur untuk mengetahui
sifat listrik yang terkandung dalam udang segar. Beberapa tahap menuju proses
pengukuran listrik, udang segar akan mengalami proses penimbangan,
pemotongan dengan jarak yang sudah ditentukan dan penimbangan ulang hingga
akhirnya udang diukur menggunakan LCR Meter.
Udang yang akan diukur harus dalam keadaan kering, dengan kata lain
udang perlu ditiriskan terlebih dahulu sebelum dan sesudah perendaman dengan
cairan formalin. Hal tersebut ditujukan, agar saat proses pengukuran
menghasilkan data sifat listrik dari udangnya saja tanpa ada air atau cairan lain
yang turut terukur.
Selanjutnya adalah udang yang telah diberi formalin dengan kadar 1,2,3,4
dan 5 (dalam %). Tahapan perlakuan pada udang berformalin sama seperti
perlakuan pada udang segar melalui proses penimbangan, pemotongan dan
pengukuran. Untuk lebih jelas proses penimbangan dan pengukuran dapat dilihat
di gambar 4.

Variasi Jarak Elektroda


Pengukuran dengan variasi jarak ini hanya untuk udang tak berformalin.
Udang galah yang sudah diperoleh dari BBPBAT (Balai Besar Perairan Budidaya
Air Tawar) Sukabumi kemudian diproses dan diukur sifat listriknya dengan jarak
10

elektroda yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk melihat karakter listrik
terutama impedansi pada jarak elektroda yang divariasikan. Beberapa tahap
menuju proses pengukuran, diantatanya proses penimbangan, pemotongan sesuai
dengan panjang yang sudah ditentukan dan akhirnya pengukuran menggunakan
alat LCR Meter. Panjang udang ditentukan dengan memotong tubuh udang bagian
perut dan ekor, dan mengukur panjang menggunakan penggaris sejauh 4cm, 3cm,
2cm, 1cm. Potongan udang dengan jarak yang sudah ditentukan tersebut bertujuan
untuk menentukan jarak antar elektroda saat pengukuran sifat listrik. Elektroda
dikontakkan pada sisi kanan dan sisi kiri udang yang telah dipotong sehingga
panjang udang tersebut menjadi jarak antar elektroda, seperti pada Gambar 4.

Jarak elektroda = panjang udang

Komputer

LCR Meter Hioki-Japan

Gambar 4. Simulasi proses pengukuran udang menggunakan LCR Meter dan


komputer
Saat udang kontak dengan elektroda, arus akan mulai mengalir dari kedua
elektroda menyebar ke sel-sel udang. Saat frekuensi rendah, arus tidak mampu
menembus membran sel sehingga hanya mampu mendeteksi cairan ekstraseluler
dan bentuk sel. Selanjutnya saat frekuensi tinggi, arus mampu menembus
membran sel dan mendeteksi seluruh bagian intraseluler. Arus yang mengalir
adalah arus bolak-balik, dengan tujuan agar tidak terjadi polarisasi listrik yang
dapat menyebabkan kerusakan pada bahan.

Penambahan Formalin pada Udang


Selanjutnya perlakuan pada udang yang diberi formalin dengan konsentrasi
yang bervariasi. Kadar formalin yang diberikan pada udang adalah di atas batas
minimum yang boleh dikonsumsi manusia.
Proses pengukuran, udang berformalin melalui beberapa tahapan, yaitu
tahap (a)perendaman dalam formalin yang sudah diencerkan dengan konsentrasi
berbeda-beda selama 2 jam, tahap (b)penirisan udang, hingga permukaan udang
tidak lembab. Tahap (c)penimbangan udang utuh, yang belum dipotong, tahap
(d)pemotongan panjang tubuh udang bagian perut sepanjang 3 cm, tahap
(e)penimbangan ulang setelah udang dipotong sepanjang 3 cm, tahap
(f)pengukuran menggunakan LCR Meter.
11

Pegukuran dan Uji Formalin dengan Spektroskopi Impedansi Listrik


Pengukuran kadar formalin yang terkandung dalam udang menggunakan
alat LCR meter (3532-50 LCR HITESTER, Hioki, Tokyo, Japan) yang telah
tersedia di Laboratorum Biofisika. LCR meter akan di set dengan frekuensi dari 1
KHz hingga 1 M Hz, tegangan 1 volt, menggunakan jenis arus AC, pengambilan
data 100 titik dengan rentang frekuensi dari 1KHz – 1MHz. Menggunakan arus
listrik bolak-balik AC, karena saat menggunakan arus bolak-balik terjadi
keseimbangan arus yang melewat bahan, tidak terpolasrisasi pada salah satu
konsentrasi saja. Sedangkan jika menggunakan arus searah DC menyebabkan
polarisasi terus-menerus pada bahan dalam waktu yang lama sehingga dapat
menyebabkan kerusakan pada bahan. Pada akhirnya tidak akan muncul fasa pada
bahan yang dialirkan arus DC.
Parameter yang diukur adalah Faktor Q, Impedansi Z, Kapasitansi C,
Induktansi L dan Resistansi R. Bagian udang yang diukur adalah bagian badan
yang dipotong sepanjang 3 cm sebagai jarak elektroda. Sampel udang yang
berformalin terhubung dengan dua elektroda untuk mengukur sifat listriknya.
Elektroda yang digunakan terbuat dari platina yang merupakan logam paling
stabil (inert), hal ini bertujuan agar saat mengalirkan arus elektroda tidak ikut
bereaksi sehingga tidak ada faktor yang mempengaruhi pengukuran serta menjaga
bahan agar tidak terkontaminasi logamnya.
Proses pengukuran listrik dilakukan selama penyimpanan hingga 6 hari.
Setiap hari dilakukan pengukuran ke - 6 parameter listrik tersebut pada seluruh
udang termasuk udang yang tidak diberi formalin sebagai kontrol. Sehingga akan
didapat data parameter listrik dengan variasi waktu penyimpanan (1 - 6 hari) dan
variasi konsentrasi formalin (0% - 5%). Pengukurannya menggunakan program
LCR studio akan secara otomatis menyimpan data frekuensi dan parameter listrik
yang diperlukan di komputer, kemudian dibuka dalam bentuk Microsoft excel.
Data yang sudah diperoleh akan diolah dalam bentuk grafik dan dilihat kaitan satu
dengan yang lainnya. Bagan alur penelitian tersedia pada Lampiran 4 halaman 40
dan Foto Dokumenttasi kegatan penelitian terdapat pada Lampiran 2 halaman 38.

Bahan

Bahan yang digunakan adalah udang Galah segar yang diperoleh dari Balai
Besar Perairan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, aquades, air dan
formalin.

Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cutter/ pisau, LCR
meter (3532-50 LCR HITESTER, Hioki, Tokyo, Japan), cawan, elektroda platina,
sumber listrik, box continer, selang, aerator, 1 unit komputer, program Microsoft
Excel, dan program LCR Studio. Alat dan bahan tersedia dalam bentuk gambar
pada Lampiran 3 halaman 39.
12

Prosedur Analisis Data

Data yang diperoleh dari alat LCR Meter (Hioki, Japan) berupa data
frekuensi dan nilai seluruh parameter listrik yang harus dikonversi dalam bentuk
angka di Excel. Program dalam excel yang dibuat khusus untuk mengkonversi
data dari LCR Meter ke dalam bentuk angka di Excel. Kemudian seluruh data
diolah menjadi grafik yang selanjutnya dianalisis keteraturan dan kaitannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai Impedansi Variasi Jarak pada Udang Tak Berformalin


Impedansi semakin tinggi jika jarak antar elektroda yang semakin jauh, hal
ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Jean-Louis Damez et al
(2008) yang menyatakan tentang metoda quardipol. Pengaturan jarak yang teratur
pada dua elektroda atau metoda quardipol bertujuan agar tidak terjadi polarisasi
pada bahan yang dikenai elektroda. Polarisasi pada bahan diakibatkan karena
mobilisasi ion yang berbeda dan juga elektrolisis parsial, sehingga muncul
impedansi kapasitif parasit saat kontak elektroda dengan sampel. Metode ini akan
menghasilkan nilai impedansi yang bertambah besar seiring pertambahan jarak.20
Impedansi pada frekuensi rendah, sedang dan tinggi memiliki nilai yang
berbeda (Gambar 5). Meskipun demikian, grafik menunjukkan garis yang terus
naik terhadap jarak antar elektroda (panjang tubuh udang).
Mengacu pada teori hasil penelitian Jean-Louis Damez et al di atas, jarak
elektroda mempengaruhi harga impedansi. Semakin jauh jarak antar elektroda
menyebabkan nilai impedansi yang semakin tinggi, terlihat pada grafik yang
ditunjukkan oleh Gambar 5. Untuk semua frekuensi, impedansi cenderung naik
jika jarak antar elektroda bertambah. Kenaikan impedansi ini disebabkan karena
posisi antar elektroda yang semakin jauh maka mobilisasi elektron dalam bahan
menempuh jarak yang jauh pula, oleh karena itu hambatan (impedansi) semakin
meningkat. Sehingga arus yang mengalir pada bahan semakin kecil. Pola grafik
pada frekuensi rendah dan frekuensi sedang hampir mirip, sedang pada frekuensi
tinggi grafiknya lebih curam. Hal ini terjadi karena listrik mampu menembus
membran dan mendeteksi komponen pada bagian dalam sel sehingga hambatan
yang dilalui semakin besar.
13

3900 Fkuensi Rendah = 1 KHz

Impedansi (104 ohm)


3700

3500
(a)
3300

3100

2900
0 1 2 3 4 5

56
Frekuensi Sedang = 100 KHz
54
Impedansi (104 ohm)

52
50
(b) 48
46
44
42
0 1 2 3 4 5

1,4
1,35 Frekuensi Tinggi = 1000 KHz
1,3
Impedansi (104 ohm)

1,25
1,2

(c) 1,15
1,1
1,05
1
0 1 2 3 4 5

Jarak (cm)

Gambar 5. Grafik Impedansi pada udang segar tidak berformalin (a) Frekuensi
Rendah, (b) Frekuensi Sedang dan (c) Frekuensi Tinggi.
Berikut penjelasan secara visualisasi sifat listrik impedansi pada udang segar
tak berformalin melalui grafik pada Gambar 6.
14

40

35 4 cm
Impedansi (106 ohm)
1 cm
30
2 cm
25 3 cm

20

15

10
9 14 19 24 29
Frekuensi (102 Hz)

Gambar 6. Grafik impedansi terhadap frekuensi pada udang segar tidak


berformalin dengan variasi jarak antar elektroda 4,3,2 dan 1 (cm).

Impedansi semakin menurun setiap penambahan frekuensi pada udang segar


tak berformalin, terlihat pada seluruh jarak pola impedansi cenderung serupa
(Gambar 6). Frekuensi rendah hanya bisa melewati sekitar sel membran tanpa bisa
menembusnya sedangkan dengan menggunakan frekuensi tinggi, sel membran
dapat ditembus sehingga dapat mendeteksi ekstraseluler dan intraseluler.36 Artinya
pada frekuensi rendah, terekam hambatan-hambatan yang terdapat pada
kandungan dalam cairan ekstraseluler dan impedansi semakin menurun saat
frekuensi terus meningkat yang berarti hambatan pada komponen terdalam
membran semakin kecil. Hingga kondisi jenuh, impedansi akan berjumlah sama
terus-menerus meskipun frekuensi terus bertambah.

20
18 4 cm
Resistansi Rs (106 ohm)

16 1 cm
14
2 cm
12
10 3 cm
8
6
4
2
1 1,5 2 2,5 3 3,5
3
Frekuensi (10 Hz)

Gambar 7. Penurunan parameter listrik resistansi terhadap frekuensi


Resistansi didefinisikan sebagai hambatan, semakin besar hambatan pada
suatu bahan maka arus yang melaluinya semakin kecil. Karena sesungguhnya
resistansi itu erat kaitanya dengan impedansi, sehingga pola grafik impedansi
dengan resistansi mirip. Gambar 7 menunjukkan grafik yang semakin turun
sepanjang penambahan frekuensi.
15

51

Induktansi (102 H)
4 cm
41 1 cm
2 cm
31
3 cm
21

11

1
9 14 19 24 29 34 39
Frekuensi (102 Hz)

Gambar 8. Grafik nilai Induktansi terhadap frekuensi dengan variasi jarak


Berkaitan dengan impedansi, hubungan antara resistansi dengan impedansi
adalah serupa karena impedansi merupakan hambatan pengganti yang di
dalamnya terdapat komponen resistansi R dan induktansi L. Sehingga pola grafik
pada resistansi akan menurun seiring pertambahan frekuensi serupa dengan
impedansi (Gambar 7). Satuan pada resistansi adalah ohm sama dengan
impedansi. Begitupun seperti yang terlihat pada grafik dalam Gambar 8,
induktansi (L) yang menurun setiap pertambahan frekuensi.

Hasil Pengamatan Visual Terhadap Udang yang Berformalin

Dalam pengamatan ciri-ciri udang berformalin dan tidak berformalin selama


variasi penyimpanan waktu menunjukkan bahwa semakin banyak konsentrasi
udang yang diberikan, semakin tahan udang tersebut dari pembusukan dan
kerusakan membran. Untuk data lebih jelasnya bisa dilihat di Tabel 1 pada
Lampiran 1 halaman 29. Formalin dalam bahan makanan bersifat karsinogenik,
karena gugus aldehid pada formalin bereaksi dengan protein dan menyebabkan
protein berubah pada makanan sehingga kandungan vitamin pada bahan makanan
berkurang. Hal ini terlihat dari ciri-ciri fisik udang, terutama pada bau, warna
daging dan kulit serta tekstur daging. Semakin lama waktu penyimpanan pada
udara bebas menyebabkan udang dihinggapi lalat yang membawa bakteri untuk
tumbuh kembangnya belatung pada udang. Konsentrasi formalin yang berbeda
memberikan efek yang berbeda pula pada udang, konsentrasi formalin paling
tinggi menyebabkan udang lebih tahan dibandingkan konsentrasi yang lebih
rendah. Terbukti belatung cenderung muncul pada hari ke-2 dan ke-3 pada kontrol
(konsentrasi 0%) dan konsentrasi formalin yang rendah (konsentrasi 1% dan 2%),
sedangkan pada formalin dengan konsentrasi 5% belatung muncul di hari ke-6.
Foto dokumentasi dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 39.
16

Perlakuan Udang Berformalin dan Tidak Berformalin dengan Variasi Umur


Simpan

Pengenceran formalin dan pengukuran sifat listrik

Menurut National Institude for Occupational Safety and Health (NIOSH),


ambang batas formalin yaitu 0,016 ppm selama periode 8 jam dan 0.1 ppm selama
25 periode 15 menit. Menurut American Conference of Govermental and
industrial Hygienist (ACGIH), Formalin yang masih dapat ditolerir oleh tubuh
manusia yaitu diambang batas 0,4 ppm. Sedangkan Ambang batas formalin
menurut International Programme on Chemical safety (IPCS) adalah 0,1 mg/liter
atau 0,2 mg/hr dalam air minum dan 1,5 mg – 14 mg perhari dalam makanan33.
Perendaman menggunakan formalin pada udang dapat mempengaruhi
kandungan protein dan merusak kandungan gizi dalam udang. Formalin
merupakan larutan formaldehid dalam air.

Umur simpan daging udang


Setelah melakukan pengukuran pada udang tak berformalin dan berformalin
menggunakan LCR meter, pada frekuensi mulai dari 1 KHz hingga 1 MHz
diketahui beberapa sifat listrik yang memiliki karakter berbeda-beda. Berikut
kajian dalam beberapa parameter listrik.

Impedansi Z
Pada frekuensi 1-5 KHz pada saat ini hampir tidak dapat menembus sel
membran. Praktis arus hanya melalui bagian ekstraseluler dari jaringan tersebut,
sehinga cocok digunakan secara selektif untuk menghitung volume air
ekstraseluler. Sedangkan frekuensi tinggi berkisar di atas 100 KHz dapat
dimanfaatkan untuk mendeteksi komponen di bagian dalam sel (intraseluler).6
Gambar 9 dan Gambar 10 menunjukkan pola hubungan impedansi dengan
udang berformalin dan tak berformalin selama 6 hari. Gambar 9 dan Gambar 10
menunjukkan pola grafik yang terus menurun seiring penambahan frekuensi. Pada
hari pertama tidak terlalu terlihat perbedaannya dengan hari kedua, dengan kata
lain dianggap sama. Kemudian impedansi pada hari ke tiga dan empat yang terus
turun nilainya, namun hari ke - 6 lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan hari
yang ke 5. Penurunan impedansi diduga disebabkan oleh makin besarnya
konsentrasi dari hasil metabolisme ion terlarut pada ikan, dan akan meningkat
selama proses kemunduran mutu atau pembusukan ikan.26 Komponen ikan dan
udang mirip, sehingga kemunduran mutu, metabolisme ion, dan pembusukkan
mempengaruhi pola grafik pada udang.
17

47

Impedansi (106 ohm)


hari 1
42 hari 2
37 hari 3
hari 4
32 hari 5
27 hari 6

22

17
9 12 15 18 21 24 27 30
Frekuensi (102 Hz)

Gambar 9. Grafik impedansi udang tak berformalin terhadap frekuensi selama


enam hari penyimpanan
45
ohm)

hari 1
40 hari 2
(106

35 hari 3
Impedansi

hari 4
30
hari 5
25 hari 6

20

15
9 14 19 24 29
Frekuensi (102 Hz)

Gambar 10. Grafik Impedansi udang berformalin konsentrasi 1% terhadap


frekuensi selama enam hari penyimpanan
Jika ditinjau satu persatu Gambar 11 (a) konsentrasi 1% mengalami kenaikan
nilai impedansi pada hari ke enam, sedangkan pada konsentrasi lainnya cenderung
mengalami penrunan. Impedansi terlihat semakin menurun pada konsentrasi yang
semakin meningkat, maksudnya semakin tinggi konsentrasi formalin nilai
impedansi semakin menurun. Sedangkan pada Gambar 11 (b) dan (c) nilai
impedansi cenderung naik terhadap penambahan hari. Jika diperhatikan, nilai
impedansi cenderung semakin menurun juga saat konsentrasi formalin bertambah.
Sehingga dapat diasumsikan nilai impedansi akan menurun pada udang yang
tingkat konsentrasinya bertambah. Hal ini menunjukkan bahwa pada waktu yang
sama, nilai impedansi pada udang berformalin 0% lebih tinggi dibandingkan
udang berformalin 5%. Kemungkinan hal ini terjadi karena faktor-faktor
penghambat listrik pada udang yang berformalin lebih sedikit dibandingkan udang
yang tak berformalin. Karena sifat formalin yang mampu mengendapkan protein 6
18

maka kemungkinan mikroba yang tumbuh juga kecil. Sehingga faktor


penghambat juga kecil.

6,5
Impedansi (106 ohm)
6
5%
5,5 0%

5 1%
(a)
2%
4,5
3%
4
4%
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (hari)

6,1
Impedansi (105 ohm)

6
5,9
5,8 0%
5,7 1%
5,6
5,5 2%
(b)
5,4 3%
5,3
4%
5,2
5,1 5%
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (hari)

14
Impedansi (103 ohm)

13,8
13,6 0%
13,4
1%
13,2
2%
(c) 13
12,8 3%

12,6 4%
12,4 5%
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (hari)

Gambar 11. Impedansi terhadap umur simpan (hari) pada (a)Frekuensi rendah,
(b)Frekuensi sedang dan (c)Fekuensi tinggi
Terdapat perbedaan yang signifikan antara impedansi pada frekuensi rendah
dengan frekuensi sedang dan tingi. Pola grafik pada frekuensi rendah cenderung
turun seiring pertambahan umur simpan (hari) sedangkan pada fekuensi sedang
19

dan tinggi cenderung meningkat (Gambar 11). Pada frekuensi sangat rendah,
listrik tidak mampu menembus membran4 sehingga yang terukur adalah hambatan
yang terdapat pada bagian luar membran. Penurunan impedansi pada bagian luar
sel membran ini mungkin disebabkan karena cairan yang semakin berkurang
akibat proses oksidasi oleh lingkungan dalam suhu kamar. Hal ini dikuatkan juga
dengan hasil pengamatan secara manual, terlihat tekstur kulit dan daging udang
yang semakin kering selama penambahan umur simpan. Data hasil pengamatan
secara manual dapat dilihat pada Lampiran 1 Tabel 1.
Namun umur simpan pada daging yang membusuk menyebabkan sel-sel
tersebut rusak sehingga menyebabkan fungsi membran berkurang, untuk
memisahkan dan mengisolasi ekstraseluler dari intraseluler (Gambar 11). Selain
itu faktor pertumbuhan bakteri juga mempengaruhi nilai karakteristik impedansi,
khususnya jumlah vektor konduktansi dan kapasitansi.35
Peningkatan impedansi diduga juga dipengaruhi oleh pembentukkan beberapa
jenis ion selama proses pembusukkan udang. Proses perubahan fase kemunduran
mutu ikan dari fase prerigor ke fase rigor mortis terdapat peningkatan ion Ca2+
yang sangat signifikan.18 Selain itu jugaada hal yang mempengaruhi impedansi
yaitu proses oksidasi yang juga dihasilkan degradasi berupa ion dan Cu.34
Selanjutnya peningakatan impedansi diduga karena semakin meningkatnya
bakteri yang tumbuh dalam daging udang selama penyimpanan. Hal ini
dibuktikan dengan tumbuhnya belatung di daging udang setelah beberapa hari
penyimpanan, kecenderungan dalam waktu 4 hari daging udang sudah ditumbuhi
oleh belatung. Impedansi mampu digunakan untuk memprediksi jumlah bakteri
yang terkandu dalam bahan dengan melihat hubungan linier antara keduanya,
dengan semakin banyak jumlah bakteri maka nilai impedansinya semakin kecil.4

Kapasitansi Cs
Penelitian tentang deteksi umur simpan pada daging sapi menggunakan
spektroskopi impedansi yang sudah dilakukan oleh Jean Louis Dames dkk (2007)
menunjukkan kriteria yang mirip dengan hasil penelitian pada udang ini.
Menggambarkan kapasitansi sebagai membran yang membatasi intraseluler
dengan ekstraseluler, resistif paralel diibaratkan ekstraseluer dan resistif seri
diibaratkan intraseluler. Saat arus listrik melewati jaringan biologis akan
dipengaruhi oleh tingkat frekuensi, menurut pendapat dari J.L Damez et al.
Selanjutnya sifat listrik yang ditinjau dari seluruh sampel udang tak
berformalin dan berformalin dengan variasi konsentrasi formalin menunjukkan
nilai kapasitansi yang cenderung menurun selama variasi umur simpan. Grafik
yang menggambarkan kondisi tersebut tertuang pada Gambar 12.
20

5E-12

4,8E-12
0%
4,6E-12

Kapasitansi (farad)
1%
4,4E-12
2%
(a) 4,2E-12
3%
4E-12 4%
3,8E-12 5%
0 1 2 3 4 5 6 7
Waktu (hari)

3,33E-12
3,23E-12
Kapasitansi (farad)

0%
3,13E-12
1%
3,03E-12
2%
(b) 2,93E-12
3%
2,83E-12
4%
2,73E-12
5%
2,63E-12
0 2 4 6 8
waktu (hari)

2,5E-11
2,4E-11 0%
Kapasitansi (farad)

2,3E-11 1%
2,2E-11 2%
(c) 2,1E-11 3%
2E-11
4%
1,9E-11
5%
1,8E-11
0 2 4 6 8
waktu (hari)
Gambar 12. Perubahan kapasitansi terhadap umur pernyimpanan udang untuk
sampel berformalin dan tidak berformalin pada (a) Frekuensi rendah
1 KHz, (b) Frekuensi sedang 100 KHz dan (c) Frekuensi tinggi 1
MHz.
Kapasistansi diibaratkan sebagai membran pada suatu sel. Membran
memiliki peran yang sangat penting pada suatu sel, yaitu untuk memisahkan
instraseluler dengan ekstraseululer.36 Pada Gambar 12 menunjukkan
kecenderungan penurunan nilai kapasitansi pada setiap penambahan hari untuk
yang berformalin maupun yang tak berformalin. Penurunan kapasitansi dalam
21

proses umur simpan daging udang terjadi karena adanya proses lisis dan
kemunduran mutu udang. Artinya sifat listrik ini menunjukkan informasi bahwa
membran mengalami kerusakan sehingga kemampuannya untuk memisahkan
komponen pengisi intraseluler dan ekstraseluler semakin menurun.36 Dengan kata
lain dengan adanya kebocoran atau kerusakan membran dapat menyebabkan
bagian yang berada pada intraseluler bercampur dengan bagian yang ada pada
ekstraseluler, sehingga sel tidak terisolasi lagi dan berakibat lebih jauh lagi pada
arus yang lewat semakin besar atau berefek pada nilai impedansi yang menurun.
Beberapa faktor yang menyebabkan rusaknya jaringan biologis pada udang
terutama pada membran adalah adanya proses lisis, oksidasi yang diakibatkan
karena terpapar udara secara bebas dan aktivitas mikroba yang tumbuh baik pada
bahan yang mengandung protein tinggi (seperti udang). Informasi ini diperkuat
dengan hasil data pada Gambar 11.

Gambar 13. Kapasitor sebagai membran yang memisahkan intraseluler dan


ekstraseluler dalam sel.36
Gambar 13 menunjukkan kaitan antara parameter listrik dengan bahan
biologis. Kapasitansi sebagai membran yang memisahkan intraseluler (Resistansi
yang dirangkai seri terhadap kapasitansi) dan ekstrseluler (Resistansi yang
dirangkai parallel terhadap kapasitansi).

Faktor Q
Faktor Q menunjukkan kualitas udang yang cenderung menurun setiap
penambahan hari setelah kematian sel. Hal ini juga diakibatkan karena adanya
oksidasi lapisan membran fosfolipid dan terjadi lisis setelah kematian membran.
Membran yang terisolasi akan semakin berkurang isolasinya selama penambahan
umur simpan udang karena adanya oksidasi lapisan membran fosfolipid dan lisis
setelah kematian sel. Hal ini dikuatkan dengan perilaku faktor Q yang ditunjukkan
grafik faktor Q terhadap penambahan hari pada Gambar 14. Nilai Q cenderung
menurun untuk beberapa sampel udang yang berformalin dengan variasi
konsentrasi dan udang yang tidak diberi formalin setelah kematian sel. Kematian
sel ini menyebabkan ion Na+, K+ dan Cl- terus menerus lepas sehingga timbul
kerusakan pada sel terutama pecahnya dekomposisi protein.25
Keteraturan data terlihat jelas pada frekuensi sedang dan fekuensi tinggi,
sedangkan pada frekuensi rendah terlihat kurang teratur. Pada frekuensi rendah
arus listrik hanya melewati sekitar sel-sel tanpa bisa menembusnya karena sel
terisolasi oleh suatu membran yang memisahkan antara intraseluler dan
ekstraseluler. Perbedaan konsentrasi formalin menyebabkan data yang tidak
berbeda jauh dan semakin besar konsentrasi formalin pun tidak mempengaruhi
22

besar kapasitansi. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitansi tidak mampu


membedakan zat yang sudah terpapar formalin atau tidak.
Saat ditinjau dari faktor Q, menunjukkan gambaran yang cenderung menurun
seperti pada Gambar 15. Faktor kualitas pada daging akan semakin menurun
selama penambahan hari pada proses umur simpan daging sapi.32 Referensi
penelitian tersebut memperkuat hasil data pada grafik, bahwa kualitas daging
udang yang semakin menurun setiap penambahan hari selama 6 hari pada proses
umur simpan udang (Gambar 14).

2,45
2,35
2,25 0%
Faktor Qualitas

2,15 1%
2,05 2%
1,95
3%
1,85
4%
1,75
5%
1,65
-1,5 0,5 2,5 4,5 6,5
waktu (hari)
Gambar 14. Grafik Faktor kualitas Q terhadap umur simpan seluruh sampel udang
pada frekuensi rendah (1 KHz)
Ditinjau secara detail Gambar 15
4,5

4 hari 1
Faktor Kualitas (Q)

hari 2
3,5
hari 3
3
hari 4
2,5 hari 5
2 hari 6

1,5
9 14 19 24 29
Frekuensi (102 Hz)

Gambar 15. Grafik Faktor kualitas terhadap fekuensi pada udang berformalin
(konsentrasi 2%)
23

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kajian spektroskopi impedansi listrik pada Udang Galah (Macribrachium


rosenbergii) menunjukkan nilai impedansi yang semakin tinggi pada jarak antar
elektroda yang semakin jauh, karena dipengaruhi oleh mobilisasi elektron dan
jarak. Namun impedansi semakin turun secara eksponensial setiap penambahan
frekuensi.
Ditinjau dari impedansi, kapasitansi, dan faktor Q menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan antara udang berformalin dengan udang yang tidak
berformalin, meskipun belum ada keteraturan dan standar baku yang terbentuk.
Grafik Kapasitansi dan Faktor Q semakin menurun terhadap penambahan
frekuensi, sehingga menunjukkan fungsi membran semakin menurun karena
kerusakan membran, tumbuhnya bakteri, dan kemunduran mutu udang. Namun
hasil pengukuran sifat listrik ini belum mampu mendeteksi keteraturan nilai
impedansi yang dipengaruhi oleh variasi konsentrasi formalin. Udang yang
disimpan secara terbuka di udara bebas dengan suhu ruangan menyebabkan
jaringan udang rusak dan cepat membusuk. Hasil kajian impedansi listrik terhadap
pengaruh penyimpanan udang galah selama 6 hari menunjukan nilai impedansi
yang semakin menurun secara eksponensial terhadap penambahan frekuensi.
Penurunan impedansi ini disebabkan karena pembusukan, perkembangan bakteri,
dan mobilisasi ion.

Saran

Saran untuk selanjutnya adalah mengkaji lebih dalam pola dan karakteristik
listrik dari formalin, karakteristik formalin terhadap suatu bahan biologis, dan
karakteristik listrik bahan berformalin dengan selang konsetrasi yang lebih jauh
untuk melihat perbedaannya. Selanjutnya mengkaji listrik udang yang disimpan
dalam wadah tertutup dengan suhu rendah. Hal itu dilakukan untuk mengurangi
faktor luar (seperti udara bebas, cuaca dan suhu) yang akan mempengaruhi sifat
listriknya.
24

DAFTAR PUSTAKA

1. Saksono, L. Pengantar sanitasi makanan: untuk keluarga, industri,


makanan dan industri pelayanan makanan. Koleksi buku 1986.
2. Buckle, K.A. Ilmu Pangan: Penerjemah: Hari Purnomo dan Afiono. Jakarta:
Erlangga. 1985.
3. Hastuti, S. Analisi Kualitatif dan Kuantitatif Formaldehid pada Ikan Asin di
Madura. Universitas Trunojoyo. Kamal-Bangkalan. 2010
4. Azizah, F. Kajian sifat listrik membran selulosa asetat yang direndam
dalam larutan asam klorida dan kalium hidroksida. Bogor: Institut
Pertanian Bogor. 2008. Hlm.4
5. Damez, J.L., Sylvie C., Said A., Jeckues L., et al. Beef meat elekctrical
impedance spectroscopy and anisotropy sensing for non-invasive early
assesment of meat ageing. Sciense Direct Journal of Food Enginering 85
(2008), 116-122.
6. Yang Y., Zhong Y.W., Qiang D., Lan H., Cheng W., Da-Zhou Z., et al.
Moisture content prediction of porcine meat by biolectrical impedancy
spectroscopy. Journal of Mathematical and Computer Modelling, No. 17.
2012. Beijing 100083, China.
7. Aprilianti, A. Studi Kasus Penggunan Formalin pada Tahu Takwa di
Kotamadya Kediri. Universitas Muhammadiyah Malang. Kediri. 2007
8. Suntoro, S. H. Metode Pewarnaan. Dalam penelitian Wikanta, Wiwi dkk.
Pengaruh Penambahan Belimbing Wuluh dan Perebusan Terhadap Kadar
Residu Formalin dan Profil Protein Udang Putih Berformalin serta
Pemanfaatannya sebagai Sumber Pendidikan Gizi dan Keamanan Pangan
pada Masyarakat. Surabaya: FKIP UMSurabaya. 1983
9. Levins, W. E. and Jawetz, E. Medical Microbiology & Immunology:
Examination and Board Review. Dalam penelitian Wikanta, Wiwi dkk.
Pengaruh Penambahan Belimbing Wuluh dan Perebusan Terhadap Kadar
Residu Formalin dan Profil Protein Udang Putih Berformalin serta
Pemanfaatannya sebagai Sumber Pendidikan Gizi dan Keamanan Pangan
pada Masyarakat. Surabaya: FKIP UMSurabaya. 1989
10. Marquie, C. Chemical Reactions in Cottonseed Protein Cross-Linking by
Formaldehyde, Glutaraldehyde, and Glyoxal for the Formation of Protein
Films with Enhanced Mechanical Properties. Dalam penelitian Wikanta,
Wiwi dkk. Pengaruh Penambahan Belimbing Wuluh dan Perebusan
Terhadap Kadar Residu Formalin dan Profil Protein Udang Putih
Berformalin serta Pemanfaatannya sebagai Sumber Pendidikan Gizi dan
Keamanan Pangan pada Masyarakat. Surabaya: FKIP UMSurabaya. 2001
11. Hove, E.L and Lohrey, E. The effect of Formaldehyde on the Nutritive
Value of Casein and Lactalbumin in the diet of Rat. Dalam penelitian
Wikanta, Wiwi dkk. Pengaruh Penambahan Belimbing Wuluh dan
Perebusan Terhadap Kadar Residu Formalin dan Profil Protein Udang
Putih Berformalin serta Pemanfaatannya sebagai Sumber Pendidikan Gizi
dan Keamanan Pangan pada Masyarakat. Surabaya: FKIP UMSurabaya.
1976
25

12. Chandrasoma, P. dan Taylor, C.R. Ringkasan Patologi anatomi. Ed. 2.


Penerjemah: Roem Soedoko, Lydia I. Mander dan Vivi Sadikin. Jakarta:
EGC. 2006.
13. Brody, T. Nutritional Biochemitry. San Diego California: Academic Press,
Inc. Dalam penelitian Wikanta, Wiwi dkk. Pengaruh Penambahan
Belimbing Wuluh dan Perebusan Terhadap Kadar Residu Formalin dan
Profil Protein Udang Putih Berformalin serta Pemanfaatannya sebagai
Sumber Pendidikan Gizi dan Keamanan Pangan pada Masyarakat.
Surabaya: FKIP UMSurabaya. 1994.
14. Rika, P. Kajian sifat listrik buah manggis (Garcinia mangostana L.) pada
tingkat kematangan berbeda. Bogor: Institut Pertanian Bogor. 2007. Hlm.3-
5
15. Efendi R, Slamet S, Sinambela W, Soemarto. Medan Elektromagnetik
Terapan. Jakarta: Erlangga. 2007. Hal. 91
16. Nahvi M, Edminister J. Schaum’s Outline of Theory and Problems of
Electric Circuit Fourt Edition, ISBN 0-07-139307-2. Jakarta: Erlangga.
2004. Hal.191-192
17. Giancoli, C. Douglas. Fisika Edisi ke-5: Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2001.
hal. 76-77
18. Kramajaya. Fisika. Jakarta: Grafindo Media Pratama. 2008. Hal. 112
19. Schaum. Dasar-dasar Teknik Listrik. Jakarta: Erlangga. 2004. hal.83
20. Damez JL, S Clerjon. Meat quality assesment using biophyisical methods
related to meat structure. Journal Meat Science. 2008. 80 (1): 132-149
21. Chenoll C, N Betoret, PJ Fito. Aplication of SAFES (Systematic Approach
to Food Engineering System) methodology to the sorption of water by salted
proteins. Journal of Food Engineering. 2007. 83: 250-257.
22. Dominique C, Frederict O, Charless G. Development of a non-destructive
salt and moisture measurement method in salmon (Salmo salar) fillets using
impedance technology. Journal of Food Control 17 (2006): 342-347.
23. Bauchot, A. D., Harker, F. R., & Arnold, W. M. The use of electrical
impedance spectroscopy to assess the physiological condition of kiwifruit.
Postharvest Biology and Technology, 2000. 18, 9–18.
24. Oliver, M. A., Gobantes, I., Arnau, J., Elvira, J., Riu, P., Gre`bol, N., et al.
Evaluation of the electrical impedance spectroscopy (EIS) equipment for
ham meat quality selection. Meat Science, 58(3) 2001, 305–312.
25. Castro M., Laura D, Fidel T, Pedro F. Development of dielectric
spectroscopy technique for the determination of key biochemical markers of
meat quality. Journal of Food Chemistry 127 (2011): 228-233.
26. Niu, J., & Lee, J. Y. A new approach for the determination of fish freshness
by electrochemical impedance spectroscopy. Journal of Food Science, 65(5)
2000, 780–785.
27. Marshall DL, PL Wiese-Lehigh. Comparison of Impedance, Microbial,
Sensory, and pH Methods to Determine Shrimp Quality. Journal of Aquatic
Food Product Technology 6 (2) 1997: 17-31
28. Anonim. Agilent Technologies Impedance Measurement Handbook. Agilent
Technologies. Copyright®2000-2003 Agilent Technologies Co. Ltd All
rights reserved. 2006
26

29. Sosa-Morales ME, L Valerio-Junco, A Lopez-Malo, HS Garcia. Dielectric


propertis of food: reorted data ini the 21st century and their potential
applications. Journal Food Science and Technology 43(2010) : 1169-1179.
30. Komarov V, S Wang, J Tang. Permitivity and measurements. Di dalam:
Supriyanto. 2010. Pendeteksian tingkat kesegaran fillet ikan nila melalui
pengukuran sifat biolistrik. Bogor: Insitut Pertanian Bogor. 2005
31. Lide DR. Handbook of Chemistry ad Physic 85th. Boca Rotan: CRC Press.
2004. Hlm 8-141.
32. Z F Ghattas, MM Solimon, MM Mohamed. Dielectric technique for quality
control of beef meat in the range 10 KHz - 1MHz. American-Eurasian
Journal of Scientific Research 3 (1): 62-69, 2008
33. Lu, F&Kacew,S.Lu’s Basic Toxicology. Informa Healthcare dalam skripsi
berjudul Pengaruh formalin peroral dosis bertingkat selama 12 minggu
terhadap gambaran histopatologis duodenum tikus wistar (Rhido Abdi
Wahab, 2012). New York: Informa Healthcare. 2009
34. Huss H H. Quality and quality changes in fresh fish. Rome: FAO Fisheries
Technical Paper, No. 348. 1995
35. Tang J. Dielectric propertis of food. Di dalam: Supriyanto. 2010.
Pendeteksian tingkat kesegaran fillet ikan nila melalui pengukuran sifat
biolistrik. Bogor: Insitut Pertanian Bogor. 2005
36. Damez, Sylvie C, Said A, Jeckues L. Dielectrical behavior of beef meat in
the 1-1500 kHz region:simulation with Fricke/Cole-cole model. Journal
Meat Science 77 (4): 512-519. 2007
27

LAMPIRAN – LAMPIRAN
28
Lampiran 1 Hasil Pengamatan 29
Tabel 1. Data proses pembusukan udang segar dan udang berformalin dengan variasi konsentrasi selama 6 hari

No Konsentrasi Tgl Konten Pengamatan


Formalin (Nov) Bau Warna Tekstur Keterangan lain
1 0% (kontrol) 19 Amis Daging: putih segar, Kulit: krem kecoklatan, Mata: hitam segar Lembek agak kenyal dan lengket dagingnya -
21 Amis menyengat Daging: kuning , Kulit: oren di tengah dan hitam kecoklatan di ruas Sangat lembek dan terdapat bolongan bekas Mulai dihinggapi lalat
tusukan elektroda
22 Busuk dan bau menyengat Daging: kuning , Kulit: oren di tengah dan hitam kecoklatan di ruas Semakin lembek dan kulitnya kering Dihinggapi lalat dan
tumbuh belatung
24 Busuk dan bau sangat Daging dan kulit berwarna coklat menghitam dan kering Lembek, rusak dimakan belatung dan kering -
menyengat bagian kulit
2 1% 19 Tidak terlalu amis Daging: putih ke-abuan bagian tengah; Kulit: Abu, coklat dan krem ruas kenyal -
21 Tidak terlalu amis Daging: kuning kecoklatan bagian tengah; Kulit: coklat di ruas dan oren ruas Lebih lembek dari sebelumnya -
22 Sudah mulai busuk dan Daging: kuning kecoklatan bagian tengah;Kulit: coklat di ruas dan oren ruas Semakin lembek dari sebelumnya Mulai dihingapi lalat
bau amis dan tumbuh belatung
24 Menyengat dan mulai Daging: kering bagian luar dan warnanya coklat malal di razia lembek, rusak, dimakan belatung -
busuk Kulit: coklat hitam dan mengering bagian luar
3 2% 19 Tidak amis Daging: putih ke-abuan bagian tengah Lebih lembek dibandingkan F1 tapi tidak lengket -
Kulit: putih semi coklat dan abu di ruas
21 Tidak amis Daging: putih gading kecoklatan bagian tengah. Kering bagian luar Lebih lembek -
Kulit: coklat kehitaman dan kering
22 Busuk dan mulai bau amis Daging: putih gading kecoklatan bagian tengah. Kering bagian luar Lebih lembek Tumbuh belatung
(tidak lebih bau dari Kulit: coklat kehitaman dan kering dan mengeras
kontrol)
24 Baunya mulai menyengat Daging: mulai kecoklatan dan keras karena mengering Lembek, rusak dan dimakan oleh belatung Tumbuh belatung
Kulit: coklat menghitam
4 3% 19 Tidak terlalu menyengat Daging: putih ke-abuan lebih kenyal dibandingkan F1 dan F2 Bertelur (indukan)
Kulit: kuning ditengah dan hitam di gelang ruasnya
21 Tidak terlalu menyengat Daging: putih ke-abuan Masih kenyal Telurnya kering
Kulit: kuning ke-orenan ditengah dan hitam di gelang ruasnya
22 Tidak terlalu menyengat Daging: putih ke-abuan, Kulit: kuning ke-orenan ditengah dan hitam di gelang Lebih lembek Tumbuh belatung
ruasnya
24 Menyengat bau busuk Daging: putih ke-abuan dan mengeras karena kering di bagian luar, Kulit: Lembek dan sudah berlubang karena belatung Sudah banyak
kuning ke-orenan ditengah dan hitam di gelang ruasnya dan mengering belatung
5 4% 19 Tidak berbau Daging: lebih cerah dibandingkan F3, Kulit: kuning di tengah dan abu di ruas Lebih kenyal dibandingkan F3 dan agak lengket Bertelur (indukan)
21 Mulai berbau Daging: putih ke-orenan dan kering bagian luar Lembek tapi lebih keras dari F3 -
Kulit: oren muda ditengah dan hitam di gelang ruasnya
22 Berbau (tapi tidak lebih Daging: putih ke-orenan dan kering bagian luar. Berlubang dan berongga Mulai busuk Belum ada belatung
bau dari kontrol) Kulit: oren muda ditengah dan hitam di gelang ruasnya
24 Menyengat bau busuk Daging: putih ke-abuan dan mengeras karena kering di bagian luar Lembek dan sudah berlubang karena belatung Sudah banyak
Kulit: kuning ke-orenan ditengah dan hitam di gelang ruasnya dan mengering belatung
6 5% 19 Tidak berbau Daging: putih ke-abuan;Kulit: kuning di tengah dan abu di ruas Lebih kenyal dibandingkan F4 -
21 Tidak bau < Formalin 4% Daging: putih ke-abuan;Kulit: putih gading ke-abuan Masih keras/kenyal -
22 Berbau (tapi tidak lebih Daging: putih ke-abuan;Kulit: putih gading ke-abuan dan masih muda Kenyal dan keras, dagingnya masih padat Tidak ada belatung
bau dari kontrol) warnanya yang tumbuh
24 Menyengat bau busuk Daging: putih ke-abuan dan mengeras karena kering di bagian luar, Kulit:; Lembek dan sudah berlubang karena belatung Sudah banyak
kuning ke-orenan ditengah dan hitam di gelang ruasnya dan mengering belatung
30

Tabel 2. Data impedansi udang segar tak berformalin dengan variasi jarak pada frekuensi rendah,
frekuensi sedang dan frekuensi tinggi.

Frekuensi
Jarak (cm)
Rendah Sedang Tinggi
1 29226000 421530 10421
2 36703000 521360 11530
3 37205000 531090 12845
4 38612000 547530 13646

Tabel 3. Data impedansi udang segar tak berformalin dengan variasi jarak.

Impedansi pada jarak Impedansi pada jarak


Frekuensi Frekuensi
1 cm 2 cm 3 cm 4 cm 1 cm 2 cm 3 cm 4 cm
1000 34771000 35993000 37054000 37168000 32745,49 1234700 1504400 1680000 1752900
1072,267 34275000 33698000 35745000 34315000 35111,92 1517500 1438300 1601200 1712500
1149,757 30946000 32747000 33762000 33700000 37649,36 1186800 2775800 1422900 1274700
1232,847 30491000 30440000 32218000 31123000 40370,17 1223800 1252600 1402200 1223900
1321,941 29036000 28998000 31841000 29570000 43287,61 1144800 1148400 1319600 1194300
1417,474 27709000 26947000 29641000 28059000 46415,89 1085100 1109600 1171900 1027600
1519,911 26824000 25995000 28637000 26608000 49770,24 1033300 1027200 1131300 1054900
1629,751 24939000 24632000 27157000 25480000 53366,99 704650 1059100 1052400 912210
1747,528 22104000 23892000 24661000 22879000 57223,68 846300 896880 986610 916310
1873,817 22100000 22407000 24236000 22680000 61359,07 746910 814570 910320 865920
2009,233 21198000 20758000 22979000 21510000 65793,32 735610 768370 845380 784940
2154,435 19851000 19764000 21724000 20176000 70548,02 678960 711650 774830 727340
2310,13 18822000 18579000 20717000 19253000 75646,33 629660 657810 725290 674660
2477,076 17645000 18058000 19224000 18123000 81113,08 581550 608930 668860 622420
2656,088 16282000 16801000 18349000 17276000 86974,9 534440 556520 623370 573860
2848,036 15763000 15613000 17041000 16037000 93260,33 566400 504970 582050 532310
3053,856 7871100 18524000 16727000 11669000 100000 458200 475740 527540 489630
3274,549 3349300 5572800 6793300 21979000 107226,7 381360 471560 478240 460800
3511,192 7209400 6155800 16360000 11460000 114975,7 400070 350110 474620 412420
3764,936 7688000 6313900 12522000 15480000 123284,7 371850 472460 454460 391330
4037,017 7865100 4520800 1810500 12837000 132194,1 335700 326420 353470 325320
4328,761 7462400 6091900 9059600 36255000 141747,4 287380 321220 381720 312040
4641,589 6940900 54034000 2478300 22124000 151991,1 266640 289410 293620 298030
4977,024 7230600 25094000 7136200 22601000 162975,1 262710 263010 293930 262720
5336,699 963090 5736400 17425000 6157900 174752,8 221110 224460 263260 248360
5722,368 5753200 4862400 6324900 7878700 187381,7 198980 208430 217690 219250
6135,907 5484300 6767500 6308400 7148300 200923,3 181020 195310 210760 197950
6579,332 51169000 4931700 5644900 6852200 215443,5 163510 171170 190060 176050
7054,802 4433800 6413800 11843000 6669900 231013 140170 155620 174050 161820
7564,633 4634600 12384000 5364400 7043800 247707,6 135080 139910 153920 143950
8111,308 5430100 3837700 5413100 6699700 265608,8 116570 124280 138080 126160
8697,49 5983700 4225000 6663700 6114800 284803,6 108140 110230 123360 109030
9326,033 6231500 4208000 6538700 5615500 305385,6 98744 98164 107340 101470
10000 4815400 6183600 5624900 5334500 327454,9 84726 90915 98011 90401
10722,67 5261400 4636500 5931400 5258700 351119,2 73917 78754 85451 80161
11497,57 3559100 4946200 5366700 3958600 376493,6 65624 68410 74830 70545
12328,47 4157600 4212400 3398200 3421300 403701,7 57897 60503 67737 62445
13219,41 2541000 2386500 4051900 3634100 432876,1 52000 53920 60815 55828
14174,74 4876200 1803500 3111100 3755500 464158,9 44426 47213 52357 49221
15199,11 3198400 3443000 3718100 3436400 497702,4 39517 41091 44999 42401
16297,51 3419300 3281900 3628700 3241600 533669,9 34778 36388 39912 37270
17475,28 3408600 2939300 3303000 3205700 572236,8 30679 31713 35767 32603
18738,17 2766200 2648000 3148300 3050500 613590,7 26646 27537 31240 28684
20092,33 2474400 2570200 2973800 2804300 657933,2 23502 24594 27335 25314
21544,35 2283900 2459600 2590700 2548800 705480,2 20658 21794 24028 22452
23101,3 1957400 2652100 2688700 2436000 756463,3 18277 19204 21342 19698
24770,76 2154700 1877000 2371300 2083000 811130,8 15956 16952 18808 17330
26560,88 1934600 1983600 2189400 2071500 869749 14176 14780 16548 15320
28480,36 1694100 1795900 1945800 1966700 932603,3 12500 13039 14538 13361
30538,56 1750300 1715200 1924900 1758200 1000000 10919 11530 12845 11851
31

Tabel 4. Data resistansi udang segar tak berformalin dengan variasi jarak.

Resistansi secara seri pada jarak Resistansi secara seri pada jarak
Frekuensi Frekuensi
1 cm 2cm 3cm 4cm 1 cm 2cm 3cm 4cm
1000 14441000 18949000 19781000 20064000 43287,61 159240 172300 180150 179480
1072,267 13189000 16744000 18173000 17780000 46415,89 141160 147880 185560 184500
1149,757 12361000 16022000 15937000 16914000 49770,24 155150 171010 189460 187640
1232,847 10904000 14410000 15367000 15179000 53366,99 176850 137700 168880 164670
1321,941 10038000 13286000 13861000 14081000 57223,68 163960 178270 191430 197520
1417,474 9060800 12076000 12900000 12692000 61359,07 164430 178930 197290 201900
1519,911 8232700 11121000 12162000 11595000 65793,32 169370 187480 199060 201200
1629,751 7462000 10197000 10783000 10555000 70548,02 165700 183820 202320 210280
1747,528 6656400 8962200 9813700 9554700 75646,33 166600 189870 204140 205900
1873,817 5832300 8508600 9018200 8595800 81113,08 165480 190170 204080 206100
2009,233 5513100 7684600 8206500 7865700 86974,9 162630 186370 206290 206750
2154,435 4901100 7072800 7531400 7208400 93260,33 162820 216310 138430 207120
2310,13 4436900 6503800 6741000 6548200 100000 158590 183810 198620 199830
2477,076 4128700 5803000 6065700 5977300 107226,7 160460 207420 177430 194400
2656,088 3651800 5367200 5660400 5361100 114975,7 163530 164840 220520 188340
2848,036 3177400 4819500 5075800 4874600 123284,7 144380 190120 190110 192290
3053,856 3656500 5109700 2686100 782230 132194,1 127050 167800 195070 183480
3274,549 3057400 3254300 3215800 8906400 141747,4 134450 165550 186480 187490
3511,192 1433400 1158500 4162200 1941100 151991,1 137240 158460 175920 167630
3764,936 2570300 3586800 2264100 3647700 162975,1 128240 158230 174440 158570
4037,017 1948600 2850200 702970 3425400 174752,8 121340 140910 154110 149220
4328,761 1298500 2407100 1538100 2402400 187381,7 113270 141400 148680 145520
4641,589 1452700 2197200 1102100 1791500 200923,3 108450 129560 133380 133150
4977,024 1280200 2184500 18599 2005900 215443,5 95762 119800 125050 128470
5336,699 1161300 2423700 4361900 1582700 231013 89586 117430 124300 114740
5722,368 897080 3495900 2555700 107830 247707,6 85640 102140 107710 110640
6135,907 1280200 527860 2900100 326350 265608,8 79681 97859 105230 101130
6579,332 183800 2237800 1688600 260240 284803,6 72127 85718 91882 91265
7054,802 1074400 1280400 695200 1450300 305385,6 66658 76419 83656 83109
7564,633 756700 1570300 892990 706350 327454,9 58861 71574 77985 77184
8111,308 668970 947870 992590 1000400 351119,2 53713 65039 68597 69349
8697,49 496640 1720900 555660 1524500 376493,6 48989 58918 62121 62882
9326,033 342580 770390 509770 770690 403701,7 43731 53758 56575 56278
10000 174860 576650 701110 630940 432876,1 39033 48338 50100 50580
10722,67 418720 924010 575990 24627 464158,9 34591 42543 45507 45971
11497,57 92652 286420 153000 13844 497702,4 30844 38017 39943 39948
12328,47 2838500 610840 1336800 714250 533669,9 27065 33283 35059 35301
13219,41 388670 419930 178270 784480 572236,8 23820 28911 30716 31095
14174,74 214830 358460 171550 210210 613590,7 21013 25464 26885 27356
15199,11 6570,7 20098 105660 189460 657933,2 18408 22677 23807 24392
16297,51 62460 30385 224800 114610 705480,2 16242 19964 21051 21304
17475,28 110690 151020 20605 57589 756463,3 14283 17520 18584 18785
18738,17 46323 785310 149910 63130 811130,8 12588 15435 16366 16545
20092,33 104070 184220 65352 69620 869749 11016 13504 14389 14592
21544,35 125430 137840 30227 78973 932603,3 9759,7 11897 12575 12777
23101,3 179220 247420 145390 93099 1000000 8476 10385 11081 11241
24770,76 30426 504350 360260 52717
26560,88 37929 284090 21210 264320
28480,36 148640 257140 92632 118410
30538,56 114960 92418 136490 94626
32745,49 100940 46983 1556300 138000
35111,92 164080 146610 180770 167920
37649,36 230020 145960 344140 435880
40370,17 155400 174600 170170 208190

Tabel 5. Data Induktansi L terhadap penambahan frekuensi

Induktansi pada jarak Induktansi pada jarak


Frekuensi Frekuensi
1 cm 2 cm 3 cm 4 cm 1 cm 2 cm 3 cm 4 cm
1000 4551,1 4813,8 5023,5 5162,1 1629,751 2067 2259,4 2381,7 2411,5
1072,267 4095,6 4335,3 4498 4623,7 1747,528 1837,7 2023,1 2117,2 2131,7
1149,757 3630,6 4064,6 4135,1 4129,7 1873,817 1610 1777,1 1872,4 1887,5
1232,847 3251,8 3530,1 3674,5 3712,3 2009,233 1422,5 1581,2 1663 1670,6
1321,941 2938,9 3152,3 3305,4 3388,2 2154,435 1258,4 1411,4 1474,6 1489,4
1417,474 2595,5 2871 2969,2 3018,1 2310,13 1104,8 1247,5 1312,1 1326,5
1519,911 2345,3 2508,4 2649,8 2681,5 2477,076 982,65 1112,4 1156,4 1172,4
32

Induktansi pada jarak Induktansi pada jarak


Frekuensi Frekuensi
1 cm 2 cm 3 cm 4 cm 1 cm 2 cm 3 cm 4 cm
2656,088 869,71 990,78 1036,7 1040,8 65793,32 1,5816 1,9616 1,984 2,0151
2848,036 762,43 867,36 919,83 922,49 70548,02 1,3625 1,657 1,7426 1,7484
3053,856 648,35 779,27 1215,5 1110,2 75646,33 1,1644 1,4505 1,4729 1,4904
3274,549 609,41 559,5 528,4 721,22 81113,08 1,0021 1,2461 1,2616 1,2717
3511,192 561,47 637,75 869,45 657,76 86974,9 0,85793 1,0664 1,0816 1,0917
3764,936 464,26 540,63 715,63 537,58 93260,33 0,70291 0,89593 0,97581 0,95989
4037,017 364,8 488,06 499,06 486,04 100000 0,62159 0,77649 0,78391 0,79136
4328,761 373,65 431,4 426,51 429,07 107226,7 0,54774 0,66723 0,63232 0,69583
4641,589 246,61 410,79 369 386,99 114975,7 0,42343 0,60531 0,63856 0,55884
4977,024 266,7 340,9 417,52 341,26 123284,7 0,38363 0,47994 0,48032 0,49509
5336,699 233,03 223,35 274,91 281,6 132194,1 0,32868 0,4017 0,39561 0,3817
5722,368 225,96 322,98 197,92 245,65 141747,4 0,2484 0,3443 0,34875 0,34401
6135,907 165,77 189,12 198,8 238,54 151991,1 0,23078 0,26998 0,29626 0,28519
6579,332 165,64 160,73 197,38 208,78 162975,1 0,17662 0,24128 0,21847 0,23828
7054,802 146,23 135,7 164,76 190,96 174752,8 0,15714 0,18854 0,19263 0,19734
7564,633 113,02 125,43 154,79 152,09 187381,7 0,12499 0,16364 0,16268 0,15814
8111,308 101,41 108,21 141,91 133,94 200923,3 0,10803 0,13693 0,1325 0,13146
8697,49 89,602 100,81 119,19 75,812 215443,5 0,088156 0,1122 0,10869 0,11134
9326,033 79,173 116,83 101,65 96,076 231013 0,070087 0,092972 0,087015 0,087566
10000 70,635 99,673 88,411 92,996 247707,6 0,057662 0,07473 0,071844 0,074136
10722,67 61,439 82,898 74,473 76,989 265608,8 0,047018 0,059644 0,059196 0,057733
11497,57 52,537 59,705 65,174 67,232 284803,6 0,037235 0,050455 0,046238 0,048065
12328,47 18,023 58,502 54,528 57,633 305385,6 0,0299 0,038434 0,038093 0,037634
13219,41 42,791 51,94 48,933 51,839 327454,9 0,024656 0,032535 0,030829 0,031048
14174,74 35,66 43,726 43,408 47,534 351119,2 0,020041 0,026221 0,024472 0,024899
15199,11 31,74 39,546 39,4 38,055 376493,6 0,015979 0,021118 0,019875 0,020214
16297,51 25,997 28,782 32,658 34,12 403701,7 0,012893 0,017602 0,015745 0,016288
17475,28 22,27 28,646 29,631 30,02 432876,1 0,010371 0,014123 0,01288 0,012868
18738,17 21,587 26,7 25,896 25,419 464158,9 0,008401 0,01173 0,01018 0,010455
20092,33 18,274 21,017 22,563 22,765 497702,4 0,006556 0,009039 0,00811 0,008281
21544,35 15,969 19,069 19,728 19,7 533669,9 0,005322 0,007283 0,006439 0,006725
23101,3 12,434 15,37 17,251 13,915 572236,8 0,004354 0,00596 0,005191 0,005394
24770,76 11,855 14,55 14,419 14,15 613590,7 0,003609 0,004927 0,004321 0,004412
26560,88 9,7752 15,383 13,579 12,806 657933,2 0,002951 0,004094 0,003509 0,003579
28480,36 8,4044 11,586 11,343 11,632 705480,2 0,002418 0,003399 0,002884 0,002935
30538,56 7,7523 9,5952 9,8102 9,8135 756463,3 0,001999 0,002792 0,002365 0,002426
32745,49 6,8981 6,9097 5,4612 8,6939 811130,8 0,001652 0,002339 0,001972 0,001996
35111,92 5,962 7,4911 7,4728 7,597 869749 0,001383 0,00195 0,001619 0,001653
37649,36 4,8943 5,3284 5,5838 5,2045 932603,3 0,00116 0,00163 0,001331 0,001365
40370,17 4,3526 5,3661 5,2777 4,9363 1000000 0,000965 0,001375 0,001127 0,001152
43287,61 3,7105 4,6379 4,7178 4,8057
46415,89 3,2849 4,105 4,0837 4,1746
49770,24 2,8354 3,5006 3,5752 3,6027
53366,99 2,4637 3,1356 3,0254 3,0605
57223,68 2,1283 2,6136 2,6662 2,6919
61359,07 1,837 2,2735 2,2989 2,3277

Tabel 6. Data impedansi pada udang tak berformalin dengan variasi hari lama penyimpanan

Impedansi pada udang pada penyimpanan hari ke-


Frekuensi
1 2 3 4 5 6
1000 44159000 44867000 42983000 42187000 40083000 41175000
1072,267 40574000 41853000 41165000 39942000 37728000 38145000
1149,757 37406000 41347000 38236000 37285000 36582000 36315000
1232,847 36792000 37835000 37185000 35954000 33970000 34905000
1321,941 35101000 35965000 35309000 34502000 32215000 32698000
1417,474 33065000 33620000 33050000 32713000 30635000 31467000
1519,911 31659000 32381000 31277000 30997000 28805000 29667000
1629,751 28996000 30324000 29635000 29061000 27404000 28026000
1747,528 27176000 28135000 27897000 27411000 25852000 26114000
1873,817 25718000 26848000 25984000 26031000 24297000 25014000
2009,233 24244000 25126000 24837000 24381000 22923000 23550000
2154,435 22814000 23786000 23292000 22938000 21569000 22215000
2310,13 21755000 22209000 21928000 21751000 20203000 20976000
2477,076 20545000 21158000 20707000 20641000 19349000 19793000
2656,088 19244000 19878000 19485000 19404000 18241000 18675000
2848,036 18241000 18792000 18413000 18242000 17242000 17571000
33
Impedansi pada udang pada penyimpanan hari ke-
Frekuensi
1 2 3 4 5 6
3053,856 19035000 19640000 22745000 19291000 22958000 23003000
3274,549 15619000 13981000 16561000 14193000 16170000 19658000
3511,192 14112000 12470000 14463000 15887000 23412000 22562000
3764,936 13998000 11111000 14656000 13947000 13591000 18752000
4037,017 15723000 12682000 10557000 12583000 23178000 8790700
4328,761 12895000 11582000 11596000 11864000 11766000 9715200
4641,589 12800000 14670000 11644000 16095000 3468500 6165100
4977,024 11231000 11290000 11435000 11451000 10364000 9485500
5336,699 10070000 10705000 3872100 10998000 10229000 9246500
5722,368 10405000 10074000 9481500 9826500 10348000 11101000
6135,907 9747300 9211400 9196200 9178100 10563000 7532900
6579,332 7270800 8924700 8693700 8578600 7215400 6957300
7054,802 8576800 7708900 8260500 8145100 9106300 7249600
7564,633 6979700 7934800 7149700 7458900 7522600 8096000
8111,308 7119000 7058100 6946700 6441300 7470800 6469400
8697,49 6170200 6810100 6759900 7137900 5691400 7254800
9326,033 6588200 6026400 5844600 6216700 6932100 5413700
10000 6246200 5994800 5796300 5499400 5327000 5006100
10722,67 4706900 5021400 5633200 4562600 6405300 4537200
11497,57 5201300 5176700 5185500 5312000 5794000 4378700
12328,47 4347600 4665200 4506100 4771400 3591600 4435000
13219,41 3890300 5131700 4423600 4256200 4509700 3746900
14174,74 4289400 4076300 3955900 4154400 4759000 3577500
15199,11 3794300 3761600 3822400 3957800 3451500 3574200
16297,51 3347300 3550900 3595500 3474300 3214100 3628300
17475,28 3437400 3309200 3477800 3414300 3256600 3311400
18738,17 2838000 3112100 3118400 2921300 3031300 2868300
20092,33 2773100 2967300 2824500 3014000 2731600 2923800
21544,35 2765900 2747100 2735700 2902700 2845100 2551700
23101,3 2610800 2658400 2494000 2323300 2694400 2320000
24770,76 2284700 2408300 2545800 2536700 2240800 2101900
26560,88 2234300 2252000 2017500 2224200 2085000 2336600
28480,36 1961600 2089600 2144400 2201800 2227900 2075500
30538,56 1871000 1964700 1952800 1978300 1952700 1894900
32745,49 1826700 1796000 1629300 1958100 1906700 1727800
35111,92 1680100 1675500 1657000 1658900 1663900 1635200
37649,36 1500200 1369300 1406100 1737100 1783700 1480700
40370,17 1435600 1466400 1472400 1484300 1462700 1405300
43287,61 1334200 1373500 1343500 1379200 1335600 1312400
46415,89 1238000 1278800 1250500 1281100 1221100 1218600
49770,24 1161600 1192100 1170600 1191100 1167600 1129500
53366,99 1081100 1093400 1042400 1104700 1131200 1042900
57223,68 994340 1028500 1004400 1028400 1014000 974670
61359,07 920910 948590 932550 958100 931860 904630
65793,32 854610 877070 860040 887670 872510 845830
70548,02 808170 820410 805960 820470 808160 788430
75646,33 746280 768920 754900 770180 763360 732200
81113,08 694170 712410 698790 717240 705760 680230
86974,9 641030 661970 646970 663440 655700 629010
93260,33 590850 597700 566700 626150 608290 581650
100000 545530 560470 548310 563840 555520 535390
107226,7 517120 532500 504630 507280 529720 504840
114975,7 473250 497580 472690 489360 490900 444360
123284,7 411050 449490 428560 462300 449420 430030
132194,1 400410 424690 397020 396380 440490 403830
141747,4 353450 379750 363320 367050 360140 350050
151991,1 337720 328700 330720 346110 345760 323710
162975,1 294840 291420 304410 311590 292190 292060
174752,8 271080 280570 269000 281040 278380 271860
187381,7 248240 252690 249280 247910 247760 238840
200923,3 220220 227970 221410 228750 225710 221880
215443,5 191730 207500 189490 207560 206590 196900
231013 177840 183360 183420 191170 183620 171100
247707,6 160730 166750 160170 165970 167510 160510
265608,8 143210 151670 144120 146670 150300 140770
284803,6 134440 131160 129480 133130 130390 124510
305385,6 112460 118320 114120 116900 117890 111610
327454,9 100180 105290 102010 102980 103080 99940
351119,2 90256 93401 90681 94185 92618 88947
376493,6 80574 81641 80836 83077 82174 77875
34
Impedansi pada udang pada penyimpanan hari ke-
Frekuensi
1 2 3 4 5 6
403701,7 70869 72798 71381 73807 72204 69651
432876,1 62270 64012 62547 64254 63930 60957
464158,9 54613 55953 55130 57077 56171 53351
497702,4 48261 49597 48207 49915 49433 46945
533669,9 42156 43297 42621 43536 43214 41247
572236,8 36733 38010 37197 38435 38096 36326
613590,7 32341 33515 32555 33822 33416 31645
657933,2 28410 29399 28523 29633 29333 27892
705480,2 25099 25809 25213 26098 25718 24606
756463,3 21953 22707 22186 22946 22691 21650
811130,8 19312 19912 19478 20171 19886 19025
869749 16925 17550 17119 17774 17540 16755
932603,3 14876 15442 15070 15654 15415 14692
1000000 13094 13537 13228 13716 13531 12883

Tabel 7. Data impedansi Z dengan penyimpanan bervariasi pada udang berformalin (konsentrasi
1 %)

Impedansi pada udang dengan lama penyimpanan hari ke-


Frekuensi
1 2 3 4 5 6
1000 43502000 43383000 41347000 40878000 40811000 39284000
1072,267 40812000 42360000 38118000 38636000 37614000 38515000
1149,757 38261000 40654000 35858000 35965000 33132000 35343000
1232,847 36414000 38062000 34541000 35214000 34039000 34972000
1321,941 34728000 36047000 32522000 33209000 32121000 32751000
1417,474 32612000 33860000 31165000 31872000 30347000 31713000
1519,911 30941000 31879000 29314000 30083000 28948000 29789000
1629,751 29433000 30061000 27941000 28269000 27369000 28303000
1747,528 27668000 28269000 26385000 26642000 25234000 26653000
1873,817 26019000 26898000 24476000 25145000 24469000 25185000
2009,233 24485000 25009000 23337000 23632000 22725000 23947000
2154,435 23178000 23400000 22014000 22432000 21472000 22265000
2310,13 21536000 22107000 20888000 21147000 20369000 21467000
2477,076 20474000 20895000 19627000 19869000 19220000 20161000
2656,088 19244000 19671000 18513000 18908000 18093000 19041000
2848,036 18108000 18429000 17609000 17768000 17062000 17926000
3053,856 13857000 14036000 11687000 15578000 18582000 13190000
3274,549 7053200 17839000 18017000 38403000 13946000 27441000
3511,192 15162000 14575000 11723000 15143000 11512000 17954000
3764,936 14281000 12114000 16983000 16143000 16267000 14641000
4037,017 13680000 12942000 10152000 13068000 11206000 14955000
4328,761 12503000 15139000 10547000 13589000 10535000 10080000
4641,589 11673000 10724000 14917000 11804000 13694000 40832000
4977,024 11214000 9782100 9280400 10026000 11759000 9964000
5336,699 12978000 12574000 3455600 9735400 9926500 10591000
5722,368 9418400 10913000 7611600 9180000 7862500 9891500
6135,907 9240100 10277000 7564400 8815600 10187000 9106100
6579,332 8520300 8120300 8271500 8253300 8062300 8687100
7054,802 7807600 7764500 9181500 7933100 8039400 8162200
7564,633 7777800 7882100 8390000 7823600 6936900 7485500
8111,308 6752000 6998900 6572200 6738400 7213400 7304400
8697,49 6705200 6552500 5916300 6468600 5892200 6631600
9326,033 5922000 6241700 6509000 6151100 5699900 6314000
10000 5491400 5816600 5258100 5545700 5685000 6078400
10722,67 5342200 4945400 4823100 5403000 5541400 5328800
11497,57 4753200 4934500 5316900 5051000 4772700 5433800
12328,47 4276300 4536200 5307300 4538500 4310900 4812000
13219,41 4630500 4358400 3789600 4444700 4738500 4508300
14174,74 4072500 4178400 4207000 4166500 3912700 3911300
15199,11 3853900 3807700 3714100 3886200 3474700 3834200
16297,51 3599000 3511000 3337000 3647900 3434600 3969500
17475,28 3362900 3283400 3335900 3305900 3149600 3251500
18738,17 2781200 3093000 3066300 2992200 3019200 3283200
20092,33 2737800 2886300 2887900 2910300 2784700 2977900
21544,35 2577200 2779300 2650800 2747800 2564200 2755400
35
Impedansi pada udang dengan lama penyimpanan hari ke-
Frekuensi
1 2 3 4 5 6
23101,3 2421000 2570300 2405000 2528900 2515500 2437100
24770,76 2188700 2476900 2264100 2272600 2283700 2366600
26560,88 2077700 2263700 2292900 2263400 2377300 2112300
28480,36 2122600 1954500 2006100 2069900 1979800 2081200
30538,56 1900300 1925200 1898700 1947300 1852400 1991300
32745,49 1876100 1793000 1899200 2094900 1755600 1718900
35111,92 1630800 1618800 1643700 1673600 1604200 1693600
37649,36 1642800 1765800 1588200 1589100 1490100 1710900
40370,17 1404600 1440900 1416900 1445000 1364700 1482100
43287,61 1317700 1339300 1311400 1363300 1307100 1386400
46415,89 1212100 1244900 1222400 1261200 1216600 1289400
49770,24 1136900 1149300 1141400 1180200 1139200 1190200
53366,99 1047500 1084100 1129200 1086100 1053600 1137100
57223,68 979160 998270 989600 1017800 982120 1034200
61359,07 912780 929010 913370 937770 910800 953880
65793,32 846880 857800 850320 870900 846590 885680
70548,02 797750 804070 802680 820490 799590 830270
75646,33 737980 755740 731130 769560 740060 775820
81113,08 682350 697140 685260 708850 687890 716890
86974,9 630800 644150 635640 654630 637420 665400
93260,33 589860 610270 580320 569480 607180 643820
100000 536130 547210 540080 555710 542340 564570
107226,7 509040 523040 514440 562960 514670 487730
114975,7 465210 490030 467330 478120 469740 508740
123284,7 428480 462660 427600 444070 394040 458800
132194,1 411270 378250 384240 401820 383520 415150
141747,4 359870 361940 350440 363020 361140 375190
151991,1 325980 331420 333840 347180 336500 338670
162975,1 289610 290300 302830 305350 314050 312240
174752,8 265790 265030 272320 281360 275830 277960
187381,7 238300 259910 246250 247380 244000 253020
200923,3 215800 221750 218940 226250 215770 229200
215443,5 198500 198570 197930 207500 200900 203860
231013 178480 184050 177440 178040 182120 184480
247707,6 155140 163840 156690 164180 161610 166240
265608,8 138980 145730 140980 149560 145590 151920
284803,6 123930 127120 128680 133230 132910 133420
305385,6 112170 113730 113250 117030 115830 117740
327454,9 99017 101950 99250 105520 103830 105090
351119,2 88742 90809 89898 94235 91078 93320
376493,6 79320 80393 79831 84554 81806 84164
403701,7 69081 71199 70642 74359 71905 73449
432876,1 61210 62607 61984 66078 62682 64747
464158,9 54201 54595 54437 58575 55977 56642
497702,4 46910 48239 47788 51103 48692 49656
533669,9 41220 42236 41833 44794 42878 43739
572236,8 36043 37045 36688 39658 37556 38369
613590,7 31623 32433 32175 35161 32968 33805
657933,2 28097 28639 28348 31016 28968 29572
705480,2 24666 25259 24997 27567 25577 26127
756463,3 21641 22092 21955 24364 22474 22960
811130,8 18966 19397 19282 21605 19754 20203
869749 16679 17159 17003 19208 17346 17676
932603,3 14673 14979 14879 17142 15318 15598
1000000 12901 13171 13139 15200 13395 13738

Tabel 8. Data Impedansi Z pada variasi hari dalam frekuensi rendah (1 KHz), sedang (100 KHz) dan
tinggi (1 MHz)

Konsentrasi Formalin pada Frekuensi Rendah


Hari
0% 1% 2% 3% 4% 5%
1 6246200 6238100 6098600 5907800 6315300 5677600
2 5994800 5990200 5724800 5514600 6125500 5634600
3 5796300 5588500 5570600 5546200 6095400 5598900
4 5499400 5107100 5468200 4904400 5564800 5440700
5 5327000 4628900 5183100 4505300 5604500 5305300
36
6 5006100 5572200 4982300 4156100 5604900 5006100
Konsentrasi Formalin pada Frekuensi Sedang
Hari
0% 1% 2% 3% 4% 5%
1 536670 536130 532250 527140 528760 523340
2 549070 547210 534330 529060 541650 533000
3 548310 547390 532960 525560 538620 533450
4 563840 555710 536450 528610 542630 536590
5 567160 554030 536990 525480 575510 538720
6 582850 564740 557190 529760 602270 543030
Konsentrasi Formalin pada Frekuensi Tinggi
Hari
0% 1% 2% 3% 4% 5%
1 13216 13169 12842 12821 12740 12577
2 13456 13171 12866 12840 12991 12775
3 13305 13270 12862 12686 12934 12853
4 13628 13457 12983 12745 12934 12948
5 13755 13459 13205 12963 13084 13095
6 13758 13746 13575 13398 13246 13339

Tabel 9. Data kapasitansi seluruh udang pada frekuensi rendah, sedang dan tinggi

Konsentrasi Formalin pada Frekuensi Rendah


Hari 0% 1% 2% 3% 4% 5%
1 4,34E-12 4,07E-12 4,11E-12 4,7E-12 4,11E-12 4,29E-12
2 4,33E-12 4,06E-12 3,89E-12 4,48E-12 4,2E-12 4,23E-12
3 4,23E-12 4,73E-12 4,5E-12 4,43E-12 4,48E-12 4,29E-12
4 4,39E-12 4,43E-12 4,73E-12 4,49E-12 4,32E-12 4,47E-12
5 4,22E-12 4,3E-12 4,69E-12 4,33E-12 4,25E-12 4,36E-12
6 4E-12 4,24E-12 4,41E-12 4,24E-12 4,03E-12 4,29E-12
Konsentrasi Formalin pada Frekuensi Sedang
Hari 0% 1% 2% 3% 4% 5%
1 3,21E-12 3,21E-12 3,23E-12 3,2E-12 3,17E-12 3,29E-12
2 3,14E-12 3,14E-12 3,22E-12 3,24E-12 3,17E-12 3,22E-12
3 3,14E-12 3,13E-12 3,22E-12 3,34E-12 3,2E-12 3,22E-12
4 3,06E-12 3,08E-12 3,2E-12 3,24E-12 3,2E-12 3,19E-12
5 3,01E-12 3,08E-12 3,18E-12 3,23E-12 3,19E-12 3,15E-12
6 2,95E-12 2,95E-12 3,06E-12 3,11E-12 2,65E-12 3,1E-12
Konsentrasi Formalin pada Frekuensi Tinggi
Hari 0% 1% 2% 3% 4% 5%
1 2,29E-11 2,27E-11 2,25E-11 2,22E-11 2,25E-11 2,33E-11
2 2,21E-11 2,23E-11 2,27E-11 2,31E-11 2,26E-11 2,31E-11
3 2,09E-11 2,2E-11 2,3E-11 2,39E-11 2,29E-11 2,28E-11
4 2,06E-11 2,15E-11 2,27E-11 2,28E-11 2,29E-11 2,27E-11
5 2,04E-11 2,04E-11 2,16E-11 2,23E-11 2,25E-11 2,21E-11
6 1,94E-11 1,91E-11 1,97E-11 2,02E-11 2E-11 2,18E-11

Tabel 10. Data faktor kualitas pada seluruh sampel di fekuensi rendah (1KHz)

Konsentrasi Formalin pada Frekuensi Rendah


Hari 0% 1% 2% 3% 4% 5%
1 2,13 2,05 2,11 2,06 1,93 2,08
2 2,07 2,01 2,04 2,06 2,01 2,06
3 2,07 1,92 2,02 2,18 2,11 1,94
4 1,98 1,84 1,82 2,15 2,13 1,89
5 1,96 1,74 1,8 2,12 2,39 1,82
6 1,8 1,7 1,9 1,95 1,87 1,67

Tabel 11. Data Faktor Kualitas Q terhadap penambahan frekuensi pada udang berformalin konsentrasi
2%

Konsentrasi Formalin (%) Konsentrasi Formalin (%)


Frek Frek
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5
1000 2,11 2,04 2,02 1,82 1,8 1,9 1417,474 2,61 2,78 2,57 2,35 2,36 2,48
1072,267 2,1 2,3 2,08 1,93 2,07 1,98 1519,911 2,81 2,91 2,66 2,39 2,53 2,52
1149,757 2,18 2,3 2,15 2,02 2,6 2,02 1629,751 2,89 3,15 2,9 2,57 2,59 2,67
1232,847 2,32 2,58 2,33 2,13 2,22 2,19 1747,528 2,96 3,33 3,03 2,6 2,69 2,77
1321,941 2,42 2,67 2,43 2,21 2,33 2,27 1873,817 3,19 3,39 3,16 2,86 2,82 2,91
37
Konsentrasi Formalin (%) Konsentrasi Formalin (%)
Frek Frek
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5
2009,233 3,33 3,6 3,39 2,9 2,94 2,99 65793,32 4 3,96 4,17 4,26 4,5 4,53
2154,435 3,74 3,71 3,46 3,04 3,03 3,06 70548,02 3,54 3,57 3,67 3,87 4,04 4,07
2310,13 3,61 3,81 3,61 3,2 3,16 3,37 75646,33 3,4 3,49 3,66 3,46 3,73 3,62
2477,076 3,92 4,09 3,76 3,31 3,2 3,47 81113,08 3,1 3,08 3,12 3,28 3,38 3,33
2656,088 3,92 4,43 3,91 3,46 3,43 3,53 86974,9 2,86 2,83 2,85 3,04 3,11 3,06
2848,036 4,19 4,68 4,18 3,71 3,52 3,78 93260,33 2,81 2,76 2,6 2,71 3,08 2,05
3053,856 5,31 4,3 3,69 4,57 4,55 5,77 100000 2,47 2,47 2,5 2,57 2,61 2,61
3274,549 0,48 3,5 2,7 1,56 1,87 3,02 107226,7 2,36 1,87 2,22 2,05 2,74 2,39
3511,192 3,22 16,43 5,68 4,14 3,06 4,1 114975,7 1,97 2,01 2,14 2,42 2,12 2,25
3764,936 10,39 4,67 4,97 3,61 4,72 5,05 123284,7 1,98 2,03 1,78 2,17 2,02 1,95
4037,017 10,89 3,65 8,36 5,49 3,56 9,19 132194,1 1,79 1,58 1,84 1,91 2,33 1,96
4328,761 11,48 5,04 8,35 3,75 7,26 3,49 141747,4 1,61 1,75 1,69 1,69 1,88 1,79
4641,589 3,2 6,85 3,06 5,77 2,82 17,82 151991,1 1,6 1,55 1,58 1,65 1,67 1,63
4977,024 8,87 12,26 4,5 7,36 4,57 5,41 162975,1 1,49 1,43 1,51 1,52 1,48 1,55
5336,699 5,68 6,84 8,14 5,26 2,29 12,88 174752,8 1,37 1,43 1,4 1,43 1,44 1,47
5722,368 3,66 9,36 19,57 6,17 10,88 6,64 187381,7 1,34 1,3 1,34 1,33 1,5 1,26
6135,907 25,98 5,74 509,78 6,39 2,73 6,44 200923,3 1,24 1,16 1,24 1,28 1,27 1,26
6579,332 6,93 8,07 26,55 7,77 4 9,56 215443,5 1,14 1,14 1,21 1,22 1,14 1,19
7054,802 28,14 8,63 14,83 4,27 2,76 6,45 231013 1,08 1,05 1,05 1,11 1,07 1,18
7564,633 9,53 9,12 3,61 15,46 4,29 7,83 247707,6 1,02 1,02 1,03 1,08 1,05 1,12
8111,308 6,39 19,31 12,54 3,96 8,12 8,12 265608,8 0,96 0,96 0,96 1 1,02 0,98
8697,49 13,93 15,91 16,51 13,4 23,22 12,23 284803,6 0,92 0,92 0,92 0,95 0,95 0,92
9326,033 12,27 18,24 8,42 15,9 8,87 9,95 305385,6 0,87 0,87 0,88 0,91 0,93 0,93
10000 5,95 15,25 26,94 5,33 6,89 11,05 327454,9 0,82 0,83 0,83 0,86 0,85 0,87
10722,67 34,07 4,09 37,04 23,57 5,27 8,11 351119,2 0,78 0,79 0,78 0,82 0,82 0,84
11497,57 72,23 19,08 17,47 15,45 7,73 44,01 376493,6 0,74 0,75 0,76 0,79 0,78 0,85
12328,47 5,44 49,11 32,07 224,6 8,9 5,15 403701,7 0,73 0,73 0,72 0,76 0,76 0,77
13219,41 12,46 8,51 12,31 9,07 7,24 4,62 432876,1 0,69 0,68 0,68 0,72 0,71 0,73
14174,74 7,92 77,91 99,29 80,94 6,73 18,65 464158,9 0,67 0,67 0,68 0,7 0,67 0,72
15199,11 60,7 23,79 69,73 9,47 29,28 36,58 497702,4 0,65 0,65 0,63 0,68 0,65 0,69
16297,51 278,63 33,67 66,9 72,67 18,74 39,2 533669,9 0,65 0,64 0,63 0,68 0,66 0,68
17475,28 75,04 91,77 45,77 26,09 18,12 107,59 572236,8 0,63 0,62 0,62 0,67 0,65 0,68
18738,17 45,45 22,18 57,72 19,44 49,17 114,98 613590,7 0,63 0,62 0,61 0,66 0,64 0,68
20092,33 171,59 146,48 98,61 25,06 38,22 428,16 657933,2 0,62 0,61 0,62 0,66 0,63 0,68
21544,35 287,02 38,12 309,38 26,67 186,65 14,37 705480,2 0,62 0,61 0,61 0,67 0,63 0,68
23101,3 25,34 15,12 12,72 9,93 18,13 33,43 756463,3 0,62 0,61 0,61 0,67 0,64 0,68
24770,76 374,48 58,58 51,03 26,38 23,78 72,66 811130,8 0,62 0,62 0,61 0,67 0,64 0,69
26560,88 16,77 13,94 21,2 21,69 7,27 10,54 869749 0,63 0,62 0,62 0,69 0,64 0,7
28480,36 60,35 12,53 9,7 33,29 467,08 13,56 932603,3 0,64 0,64 0,63 0,7 0,67 0,71
30538,56 18,37 13,58 13,67 18,28 22,16 22,14 1000000 0,65 0,64 0,64 0,72 0,66 0,74
32745,49 8,63 7,55 13,23 16,59 3,07 207,9
35111,92 8,54 8,5 11,59 9,6 12,31 9,6
37649,36 9,74 4,83 10,79 6,9 8,63 9,56
40370,17 8,27 8,78 7,63 9,24 12,69 7,93
43287,61 7,15 7,39 6,99 7,77 9,06 8,98
46415,89 8,92 6,62 6,42 7,58 7,87 6,63
49770,24 5,88 6 5,92 6,52 6,95 6,94
53366,99 4,37 5,22 6,78 6,07 5,17 9,41
57223,68 4,82 4,84 4,96 5,2 5,55 5,51
61359,07 4,41 4,51 4,37 4,67 4,89 4,87
38

Lampiran 2. Foto Dokumentasi


1. Alur preparasi dan pengukuran udang

a. Pengukuran jarak pada udang tak berformalin b. Penambahan formalin dengan jarak tetap

Pengukuran panjang udang

Penimbangan

Ukuran yang homogen

Elektroda ditusukkan pada sampel (jarak


antar elektroda 3 cm)

Perendaman dengan formalin

Pengukuran dengan LCR Meter

Program LCR Studio, menampilkan data


Udang berformalin yang telah dipotog 3
dalam grafik
cm
39

2. Pengamatan visualisasi selama enam hari penyimpanan

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6

Lampiran 3. Alat dan Bahan

LCR meter Elektroda Platina Komputer Aerator

Batu Aerator Cawanpetri Gelas Ukur Program Excel

Formalin Udang Galah Es Batu


40

Lampiran 4 Diagram alur penelitian

Udang yang
diperoleh dari
BPBBAT

Pengukuran
Pengukuran
variasi konsetrasi
variasi jarak
formalin
elektroda

Kontrol (udang tak


Udang ditimbang kemudian berformalin) 5 sampel udang direndam
dipotong menjadi ukuran 1,2,3 formalin dengan konsentrasi
dan 4 (cm) mulai dari1-5 (%) selama 2 jam

Pengukuran dengan LCR Meter Udang ditiriskan dan ditimbang

Data mentah Potong panjang tubuh udang 3


cm

Pengukuran dengan LCR Meter

Ekstrak ke
Excel
Data mentah

Pengolahan data

Ekstrak ke
Grafik Excel

Pengolahan data

Analisis Grafik
data
41

RIWAYAT HIDUP
Lilis Solechah, dilahirkan di Kuningan pada tanggal 11 Oktober 1992
dari pasangan Sriyono dan Siti Rumiyatun. Penulis adalah anak ke dua dari
empat bersaudara. Riwayat pendidikan penulis dimulai dari TK Manba’ul
Huda (1996-1998), SDN 1 Sidaraja (1998-2004), SMPN 1 Ciawigebang
(2004-2007), SMAN 1 Ciawigebang (2007-2010) dan masuk IPB melalui
jalur USMI.
Kegiatan penulis di luar akademik adalah aktif mengikuti organisasi
dan beberapa pelatihan untuk menambah softskill. Organisasi yang pernah
dijalani sejak SD hingga SMA yaitu Pramuka, PMR dan lembaga sosial di
desa. Penulis pernah mengikuti beberapa perlombaan lintas alam yang
diselenggarakan oleh Kecamatan, Kabupaten dan Wilayah Tiga Cirebon.
Mulai memasuki perkuliahan di IPB penulis aktif menjadi anggota Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) tingkat fakultas dan kampus.
Penulis juga aktif menjadi pengajar bimbel dan private mata perlajar
Matematika dan IPA di lembaga Spectrum selama dua tahun dan mandiri
selama 1,5 tahun. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Fisika di
Diploma selama dua semester.

Anda mungkin juga menyukai