Anda di halaman 1dari 159

PENGATUR KECEPATAN MENGGUNAKAN INVERTER MITSHUBISHI

D700 SERIES DAN PROTEKSI SUHU SERTA MONITORING PADA


MOTOR ALAT PENGGILING GABAH MENGGUNAKAN SENSOR
KECEPATAN OPTOCOUPLER DAN SENSOR SUHU DS18B20 BERBASIS
ARDUINO MEGA 2560 DENGAN IOT (INTERNET OF THING)

Tugas Akhir
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Program Studi Diploma III Teknik Elektro

Disusun Oleh: Risky


Kristian Purba NIM.
40040317060030

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI SEKOLAH
VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
HALAMAN PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

PENGATUR KECEPATAN MENGGUNAKAN INVERTER MITSHUBISHI


D700 SERIES DAN PROTEKSI SUHU SERTA MONITORING PADA
MOTOR ALAT PENGGILING GABAH MENGGUNAKAN SENSOR
KECEPATAN OPTOCOUPLER DAN SENSOR SUHU DS18B20 BERBASIS
ARDUINO MEGA 2560 DENGAN IOT (INTERNET OF THING)

Diajukan Oleh: Risky


Kristian Purba NIM.
40040317060030

Telah disetujui pada :

Hari :
Tanggal :

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Diploma III Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Teknik Elektro Departemen Teknologi
Industri Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro Semarang

Arkhan Subari , S.T, M.Kom. Drs. Eko Ariyanto, M.T.


NIP. 197710012001121002 NIP. 196004051986021001

ii
TUGAS AKHIR

PENGATUR KECEPATAN MENGGUNAKAN INVERTER MITSHUBISHI


D700 SERIES DAN PROTEKSI SUHU SERTA MONITORING PADA
MOTOR ALAT PENGGILING GABAH MENGGUNAKAN SENSOR
KECEPATAN OPTOCOUPLER DAN SENSOR SUHU DS18B20 BERBASIS
ARDUINO MEGA 2560 DENGAN IOT (INTERNET OF THING)

Diajukan Oleh: Risky


Kristian Purba NIM.
40040317060030

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada :


Hari : Senin
Tanggal : 26 Oktober 2020

Penguji I Penguji II Penguji III

Yuniarto, S.T, M.T Dista Yoel Tadeus, ST, MT Drs. Eko Ariyanto, MT
NIP. 197106151998021001 NIP.198812282015041002 NIP. 196004051986021001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma III
Teknik Elektro Departemen Teknologi
Industri Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro Semarang

Arkhan Subari, S.T, M.Kom.


NIP. 197710012001121002

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat

menyelesaikan Tugas Akhir dan laporan ini.

Terhitung ada banyak kesulitan yang penyusun alami selama proses

penyusunan Tugas Akhir dan laporan ini. Oleh karena itu, penyusun memperoleh

banyak informasi, pengarahan, bimbingan, dan bantuan yang sangat bermanfaat

oleh beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam

kesempatan ini penyusun hendak menyampaikan ungkapan terima kasih yang

tulus kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa karena telah diberikan kehidupan, kemudahan,

kelancaran, dan penyertaan dalam penyusunan Tugas Akhir.

2. Kedua orang tua yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, semangat,

dan dukungannya yang tiada henti kepada penyusun.

3. Bapak Drs. Eko Ariyanto, M.T selaku dosen pembimbing yang tiada

henti memberikan masukan dan bimbingannya kepada penyusun.

4. Seluruh dosen dan karyawan PSD III Teknik Elektro yang penuh

kesabaran dan dedikasi dalam memberikan ilmu dan bantuannya selama

proses perkuliahan penyusun.

5. Teman-teman PSD III Teknik Elektro angkatan 2017 yang sudah

memberikan bantuan dan motivasi dalam kebersamaannya selama ini.

iv
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini,

yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Penyusun menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih memiliki banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dari segi teknis maupun segi

penyajian bahasanya. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun, agar kedepannya tulisan ini dapat menjadi manfaat bagi

semua pihak.

Semarang, 2 September 2020

Risky Kristian P

v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Risky Kristan Purba
NIM : 40040317060030
Program Studi : Diploma III Teknik Elektro Departemen Teknologi
Industri Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro
Judul Tugas Akhir : PENGATUR KECEPATAN MENGGUNAKAN
INVERTER MITSHUBISHI D700 SERIES DAN
PROTEKSI SUHU SERTA MONITORING PADA
MOTOR ALAT PENGGILING GABAH
MENGGUNAKAN SENSOR KECEPATAN
OPTOCOUPLER DAN SENSOR SUHU DS18B20
BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 DENGAN IOT
(INTERNET OF THING)
Dengan ini menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh derajat keahlian disuatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ini ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam tugas akhir ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Semarang, 2 September 2020


Yang membuat pernyataan

Risky Kristian Purba


NIM. 40040317060030

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk:

1. Tuhan yang telah memberikan mukjizat lewat penyertaan dan

perlindungan- Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir

dan laporan ini.

2. Kedua orang tua yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, semangat,

dan dukungannya yang tiada henti kepada penyusun.

3. Seluruh dosen dan karyawan PSD III Teknik Elektro Departemen


Teknologi

Industri Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.

4. Teman-teman PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro angkatan

2017.

5. Kepada Rafi Umaro dan Novia Fitriani selaku kelompok Tugas Akhir saya

yang telah membantu saya melewati semua ini.

6. Kepada teman-teman Akung yang sudah menemani saya melewati hari-

hari penyiksaan Tugas Akhir ini.

7. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya laporan

ini, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.


vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
ABSTRAK ........................................................................................................... xv
ABSTRACT ......................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3 Tujuan............................................................................................................ 3
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................ 4
1.5 Manfaat Tugas Akhir..................................................................................... 5
1.5.1 Bagi Penyusun : ...................................................................................... 5
1.5.2 Bagi Masyarakat/Petani .......................................................................... 5
1.5.3 Bagi Pembaca ......................................................................................... 5
1.6 Metode Penulisan .......................................................................................... 5
1.6.1 Studi Pustaka........................................................................................... 6
1.6.2 Bimbingan............................................................................................... 6
1.6.3 Laboratorium .......................................................................................... 6
1.7 Sistematika Penulisan.................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10
2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 10
2.2 Landasan Teori ............................................................................................ 12
2.2.1 Motor Induksi Satu Fasa ....................................................................... 12
2.2.2 Inverter atau Variable Frequency Drive (VFD) ................................... 17

viii
2.2.3 Internet of Things.................................................................................. 19
2.2.4 Catu Daya (Power Supply) ................................................................... 20
2.2.5 Sensor Kecepatan Optocoupler ............................................................ 25
2.2.6 Push Button........................................................................................... 27
2.2.7 Sensor Suhu DS18B20 ......................................................................... 29
2.2.8 ESP8266 01........................................................................................... 31
2.2.9 LCD (Liquid Crystal Display) I2C ....................................................... 32
2.2.10 Mikrokontroler Arduino Mega 2560 .................................................. 35
2.2.11 Relay ................................................................................................... 40
2.2.12 Blynk ................................................................................................... 42
BAB III PENGATUR KECEPATAN MENGGUNAKAN INVERTER
MITSHUBISHI D700 DAN PROTEKSI SUHU SERTA MONITORING
PADA MOTOR ALAT PENGGILING GABAH MENGGUNAKAN SENSOR
KECEPATAN OPTOCOUPLER DAN SENSOR SUHU DS18B20 BERBASI
ARDUINO MEGA 2560 DENGAN IOT (INTERNET OF THING) .............. 43
3.1 Skema Kerja Alat ........................................................................................ 43
3.1.1 Blok Input ............................................................................................. 44
3.1.2 Blok Proses ..................................................................................... 49
3.1.3 Blok Output ..................................................................................... 52
3.2 Cara Kerja Sistem........................................................................................ 57
3.3 Flowchart ..................................................................................................... 59
3.4 Rangkaian Keseluruhan............................................................................... 60
BAB IV PROSES PEMBUATAN ALAT......................................................... 61
4.1 Pembuatan Perangkat Keras (Hardware) .................................................... 62
4.1.1 Perencanaan Rangkaian ........................................................................ 62
4.1.2 Pembuatan............................................................................................. 68
4.1.3 Perakitan Rangkaian ............................................................................. 71
4.1.4 Pembuatan Label Fungsi....................................................................... 71
4.2 Pembuatan Perangkat Lunak (Software) ..................................................... 71
4.2.1 Pembuatan Progam Arduino ................................................................. 72
4.2.2 Pembuatan Pada Blynk.......................................................................... 84

ix
BAB V PENGUKURAN DAN PERCOBAAN ALAT .................................... 88
5.1 Tujuan.......................................................................................................... 88
5.2 Peralatan yang Digunakan ........................................................................... 88
5.3 Prosedur Pengukuran dan Percobaan .......................................................... 89
5.4 Pengukuran Rangkaian ................................................................................ 89
5.4.1 Pengukuran Rangkaian Catu Daya.................................................. 90
5.4.4 Pengukuran Sensor Suhu DS18B20................................................ 94
5.4.5 Pengukuran Sensor Kecepatan Optocoupler................................... 95
5.5 Langkah Percobaan ..................................................................................... 95
5.5.1 Pengujian Sensor Kecepatan Optocoupler ........................................... 97
5.5.2 Pengujian Sensor Suhu DS18B20 ........................................................ 99
BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 108
6.1 Kesimpulan................................................................................................ 108
6.2 Saran .......................................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 110
LAMPIRAN....................................................................................................... 113

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2- 1 Motor Induksi 1 Fasa ....................................................................... 12


Gambar 2- 2 Kontruksi Motor Induksi[6] .............................................................. 13
Gambar 2- 3 Stator[8] ............................................................................................. 14
Gambar 2- 4 Rotor[8] ............................................................................................. 14
Gambar 2- 5 Inverter Mitsubishi D700 Series ...................................................... 17
Gambar 2- 6 Prinsip Kerja VFD[9] ........................................................................ 18
Gambar 2- 7 Rangkaian Inverter AC to AC[9] ...................................................... 18
Gambar 2- 8 Diagram Block DC Power Supply [12] .............................................. 21
Gambar 2- 9 Transformator .................................................................................. 21
Gambar 2- 10 Dioda.............................................................................................. 22
Gambar 2- 11 Dioda sebagai saklar ...................................................................... 23
Gambar 2- 12 Dioda sebagai Rectifier .................................................................. 24
Gambar 2- 13 Kapasitor ........................................................................................ 25
Gambar 2- 14 Voltage Regulator .......................................................................... 25
Gambar 2- 15 Sensor Kecepatan Optocoupler...................................................... 26
Gambar 2- 16 Push Button .................................................................................... 28
Gambar 2- 17 Simbol Push Button ....................................................................... 29
Gambar 2- 18 Sensor Suhu DS18B20................................................................... 30
Gambar 2- 19 Pin Modul ESP8266-01 ................................................................. 31
Gambar 2- 20 Konfigurasi Pin LCD (Liquid Crystal Display)............................. 32
Gambar 2- 21 Modul I2C (Inter Intergrated Circuit) ........................................... 33
Gambar 2- 22 Arduino Mega 2560 ....................................................................... 36
Gambar 2- 23 Relay .............................................................................................. 41
Gambar 2- 24 Logo Blynk ..................................................................................... 42
Gambar 3- 1 Blok Diagram.....................................................................................43
Gambar 3- 2 Rangkaian Catu Daya ...................................................................... 44
Gambar 3- 3 Rangkaian Inverter ........................................................................... 46
Gambar 3- 4 Rangkaian Push Button.................................................................... 46
Gambar 3- 5 Rangkaian Sensor Kecepatan Optocoupler ..................................... 47

xi
Gambar 3- 6 Rangkaian Sensor Suhu DS18B20................................................... 49
Gambar 3- 7 Rangkaian Arduino Mega 2560 ....................................................... 52
Gambar 3- 8 Rangkaian Driver Relay Optocoupler ............................................. 53
Gambar 3- 9 Rangkaian Driver Relay................................................................... 54
Gambar 3- 10 Rangkaian LED .............................................................................. 54
Gambar 3- 11 Rangkaian Kipas Pendingin ........................................................... 55
Gambar 3- 12 Rangkaian LCD ............................................................................. 56
Gambar 3- 13 Rangkaian Motor Induksi 1 fasa .................................................... 57
Gambar 3- 14 Flowchart kerja sistem................................................................... 59
Gambar 3- 15 Rangkaian Keseluruhan Alat Penggiling Gabah............................ 60
Gambar 4- 1 Pemotongan bahan yang akan digunakan..........................................69
Gambar 4- 2 Pemasangan Bahan Pada Penggiling Gabah .................................... 69
Gambar 4- 3 Pemasangan wiring .......................................................................... 70
Gambar 4- 4 Pemasangan pada box ...................................................................... 70
Gambar 4- 5 Membuka Aplikasi Arduino IDE ..................................................... 72
Gambar 4- 6 Menentukan Board Arduino Uno..................................................... 73
Gambar 4- 7 Mengcompail progam ...................................................................... 73
Gambar 4- 8 Compail progam selesai ................................................................... 74
Gambar 4- 9 Tampilan Awal Aplikasi Blynk ........................................................ 84
Gambar 4- 10 Buat Project Baru pada Aplikasi ................................................... 85
Gambar 4- 11 Auth Token dikirimkan melalui e-mail .......................................... 85
Gambar 4- 12 Widget Box pada Blynk .................................................................. 86
Gambar 4- 13 Pin Virtual pada Blynk ................................................................... 86
Gambar 4- 14 Tampilan Virtual pada Blynk ......................................................... 87
Gambar 5- 1 Titik Pengukuran Tegangan dan Arus Output Inverter ……………93
Gambar 5- 2 Titik Pengukuran Kecepatan Putaran Motor Induksi Satu Fasa 96
Gambar 5- 3 Titik Pengukuran Suhu Pada Motor Induksi Satu Fasa 96
Gambar 5- 4 Grafik Percobaan Sensor Kecepatan Optocoupler 98
Gambar 5- 6 Grafik Pembacaan Sensor Suhu DS18B20 100
Gambar 5- 5 Grafik Percobaan Suhu Motor Pada Tiap Level Kecepatan 104
Gambar 5- 8 Tampilan Blynk 107

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2- 1 Spesifikasi dari Arduino Mega 2560 ................................................... 35


Tabel 3- 1 Penggunaan Pin Arduino Pada Alat.......................................................51
Tabel 3- 2 Pin yang Digunakan pada Blynk ......................................................... 56
Tabel 4- 1 Daftar Alat dan Bahan Pembuatan.........................................................63
Tabel 5- 1 Pengukuran Rangkaian Catu Daya 12V................................................90
Tabel 5- 2 Pengukuran Rangkaian Catu Daya 9V ................................................ 90
Tabel 5- 3 Pengukuran Relay Pendingin ............................................................... 91
Tabel 5- 4 Pengukuran Relay Start/Stop ............................................................... 91
Tabel 5- 5 Pengukuran Relay Kecepatan .............................................................. 92
Tabel 5- 6 Pengukuran Tegangan Inverter............................................................ 93
Tabel 5- 7 Tabel Pengukuran Arus Inverter.......................................................... 94
Tabel 5- 8 Pengukuran Tegangan Sensor Suhu DS18B20 ................................... 94
Tabel 5- 9 Pengukuran Tegangan Sensor Kecepatan Optocoupler ...................... 95
Tabel 5- 10 Percobaan Kecepatan Motor.............................................................. 98
Tabel 5- 11 Percobaan Sensor Suhu DS18B20................................................... 100
Tabel 5- 12 Percobaan Suhu Motor Pada Tiap Level Kecepatan ....................... 101
Tabel 5- 13 Pengujian Tanpa Pendingin ............................................................. 105
Tabel 5- 14 Pengujian Menggunakan Pendingin ................................................ 106

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rangkaian Keseluruhan ................................................................ 113

Lampiran 2 : Listing Program ............................................................................ 114

Lampiran 3 : Datasheet Sensor Suhu DS18B20 ............................................... 124

Lampiran 4 : Datasheet Sensor Optocoupler ..................................................... 128

Lampiran 5 : Datasheet Arduino Mega 2560 ..................................................... 132

xiv
ABSTRAK
Perubahan gabah menjadi beras adalah melalui proses penggilingan. Dalam
proses penggilingan, salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas beras
adalah pada kecepatan penggilingan. Semakin cepat putaran penggiling, maka
semakin banyak kapasitas gabah yang bisa digiling, tetapi beras pecah akan
semakin banyak. Sedangkan semakin kecil putaran penggiling, beras pecah akan
semakin sedikit, akan tetapi jumlah beras yang tidak terkelupas kulitnya semakin
banyak. Hal ini disebabkan karena semakin cepat putaran penggiling, maka gaya
gesek penggiling dengan beras, atau beras dengan beras akan semakin besar,
begitu pula sebaliknya jika semakin kecil putarannya.
Pada pembuatan Tugas Akhir Alat Penggiling Gabah ini, penyusun
menggunakan motor induksi 1 fasa berkapasitas 1HP sebagai penggerak alat
penggiling gabah, Inverter Mitshubishi D700 Series sebagai pengatur kecepatan
motor melalui frekuensi, sensor kecepatan Optocoupler sebagai pendeteksi
kecepatan putar motor, sensor suhu DS18B20 sebagai pendeteksi temperatur
motor yang disertai pendingin melalui Relay.
Pada pembuatan tugas akhir ini, diperoleh data percobaan dan pengukuran
mengenai 3 level kecepatan putar motor induksi melalui pengaturan frekuensi
yang dideteksi sensor kecepatan Optocoupler, yaitu 1350 rpm, 1250 rpm dan 1200
rpm Pada alat ini, Relay akan aktif dan menghidupkan pendingin setelah sensor
suhu mendeteksi temperatur motor induksi sebesar 35oC, dan apabila melebihi
40oC motor akan mati.

Kata Kunci : Motor induksi satu fasa, Inverter, Sensor Optocoupler, Sensor
DS18B20

xv
ABSTRACT
The change of grain to rice is through the milling process. In the milling
process, one of the important factors affecting the quality of rice is the milling
speed. The faster the grinder rotates, the more grain capacity that can be milled,
but the more broken rice will be. Meanwhile, the smaller the grinder rotation, the
less broken rice will be, but the amount of unpeeled rice will increase. This is
because the faster the grinder rotates, the greater the friction force of the grinder
with rice, or rice with rice, and vice versa if the rotation is smaller.
In the final project of this Grain Grinder, the compilers used a 1HP
induction motor with a capacity of 1HP as the driving force for the grain grinding
device, the Mitsubishi D700 Series Inverter as a motor speed regulator through
the frequency, the Optocoupler speed sensor as a motor rotating speed detector,
DS18B20 temperature sensor as a motor temperature detector. which accompanied
the cooler via Relay.
In making this final project, obtained experimental data and measurements
regarding 3 levels of induction motor rotational speed through frequency settings
detected by the Optocoupler speed sensor, namely 1350 rpm, 1250 rpm, and 1200
rpm In this tool, the relay will activate and turn on the cooler after the temperature
sensor detects the temperature of the induction motor for 35oC, and if it exceed 40
o
C the motor will shut down.
Keywords : One phase induction motor, Inverter, Optocoupler sensor,
DS18B20 Sensor

xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), masyarakat Indonesia mengkonsumsi

beras hingga 130-140 kilogram per kapita per tahun di 2011. Ini merupakan yang

tertinggi di dunia. Pada tahun 2012, konsumsi beras masyarakat Indonesia

mencapai 139 kilogram per kapita per tahun, ini merupakan yang tertinggi di Asia

Tenggara[1].

Menurut data BPS, Pada tahun 2012 terdapat 182.199 usaha penggilingan

padi. Usaha penggilingan padi dibagi menjadi 4 skala usaha, yaitu penggilingan

padi berskala kecil, sedang, besar, dan tidak berskala. Usaha penggilingan padi

berskala kecil mencapai 92,78%. Usaha penggilingan padi dapat dikatakan

berskala kecil apabila kapasitas produksinya kurang dari 1,5 ton beras/jam[1].

Penggilingan gabah menjadi beras merupakan salah satu rangkaian utama

penanganan pascapanen. Teknologi penggilingan sangat menentukan kuantitas dan

kualtias beras yang dihasilkan. Penggilingan padi memiliki peran yang sangat

penting dalam sistem agribisnis beras di Indonesia. Penggilingan padi merupakan

pusat pertemuan antara produksi, pascapanen, pengolahan dan pemasaran gabah /

beras, sehingga merupakan mata rantai penting dalam suplai beras nasional yang

dituntut untuk dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik dari

segi kuantitas maupun kualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Proses penanaman padi sangatlah rumit, dibutuhkan ketelitian dan ketekunan

khusus dalam pengerjaannya. Mulai dari pengolahan tanah, pemilihan bibit


unggul,

1
2

penanaman, perawatan, pemupukan, pengairam, penyiangan, sampai pengolahan

hasil pertanian menjadi butir beras yang membutuhkan waktu dan tenaga yang

tidaklah sedikit, ditambah lagi biaya yang harus dikeluarkan untuk semua proses

tersebut. Semua itu sangat berbeda dengan masyarakat industri yang menghasilkan

produk-produk yang bersifat instan, dalam waktu yang singkat dan cepat.

Pada saat ini, untuk melakukan proses penggilingan padi para petani banyak

yang sudah menggunakan alat penggiling yang modern. Alat penggiling yang

dipakai para petani sekarang banyak memanfaatkan motor listrik sebagai

penggeraknya.

Motor listrik adalah salah satu peralatan pengubah energi listrik menjadi

energi mekanis. Energi mekanis ini dalam penerapannya digunakan sebagai mesin

untuk proses produksi padi. Motor listrik ini memiliki potensi mengalami

gangguan overheat apabila motor digunakan secara terus menerus. Ini dapat

menyebabkan proses produksi padi menjadi tidak efektif dan efisien apabila

terjadi kerusakan pada salah satu komponen utamanya, yaitu motor listrik.

Alat penggiling gabah juga memanfaatkan kecepatan putar dari motor listrik

untuk mengupas dan menggiling gabah. Kecepatan putar rol utama sinkron dengan

kecepatan putar motor listrik.

Menurut Gunawan Kiswoyo, salah satu parameter untuk meminimalisir

gabah patah saat digiling adalah dengan memperhatikan kecepatan motor dan

kadar air gabah. Apabila kadar air tinggi, akan lebih baik bila digiling dengan

kecepatan yang besar, begitupun sebaliknya[2].


Mengacu pada permasalahan tersebut, maka penysusun merancang dan

membuat Tugas Akhir dengan judul “PENGATUR KECEPATAN

MENGGUNAKAN INVERTER MITSHUBISHI D700 SERIES DAN

PROTEKSI SUHU SERTA MONITORING PADA MOTOR ALAT

PENGGILING GABAH MENGGUNAKAN SENSOR KECEPATAN

OPTOCOUPLER DAN SENSOR SUHU DS18B20 BERBASIS ARDUINO

MEGA 2560 DENGAN IOT (INTERNET OF THING)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang

akan diselesaikan dalam Tugas Akhir adalah :

1. Bagaimana cara membuat sistem proteksi suhu motor menggunakan arduino

untuk menyalakan pendingin?

2. Bagaimana cara memonitoring dengan menggunakan android untuk

mengetahui derajat suhu secara real time?

3. Bagaimana cara mengendalikan frekuensi untuk mengatur kecepatan motor?

4. Bagaimana cara mengontrol serta memonitoring dengan menggunakan android

untuk mengetahui kecepatan putar motor secara real time?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah :

1. Mampu membuat sistem kontrol kecepatan motor dengan menggunakan

Inverter berbasis Arduino Mega di 3 level kecepatan.


2. Dapat melakukan monitoring serta kontrol dengan media android mengenai

keadaan kecepatan motor secara real time menggunakan ESP8266 01 berbasis

IOT.

3. Mampu membuat sistem proteksi suhu motor berbasis Arduino Mega.

4. Dapat melakukan monitoring dengan media android mengenai keadaan suhu

motor secara real time menggunakan ESP8266 01 berbasis IOT.

1.4 Batasan Masalah

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, pembahasan masalah dibatasi pada hal-hal

berikut :

1. Sensor kecepatan Optocoupler sebagai sensor pendeteksi kecepatan putar.

2. Sensor DS18B20 sebagai sensor pendeteksi suhu temperatur bodi motor dan

sebagai pemicu relay untuk proteksi motor.

3. Arduino Mega 2560 terhubung dengan ESP 8266 01, ESP 8266 01 akan

berhubungan dengan aplikasi Blynk melalui Wifi.

4. Inverter digunakan sebagai pengaturan frekuensi untuk kecepatan putar motor di

3 level kecepatan dan frekuensi. Kecepatan disetting pada 1350, 1250, 1200

Rpm.

5. Setting frekuensi pada 50, 47,5, dan 45 Hz.

6. Kipas pendingin berfungsi untuk membantu pendinginan motor.

7. Setpoint suhu ada 2, setpoint 1 di 35oC untuk menghidupkan pendingin, setpoint

2 di 45oC untuk mematikan motor.


1.5 Manfaat Tugas Akhir

Manfaat dari tugas akhir pembuatan Sistem Proteksi dan Monitoring Motor

Pada Alat Penggiling Gabah adalah sebagai berikut:

1.5.1 Bagi Penyusun :

1. Memahami unjuk kerja dari sistem pengaturan suhu dan kecepatan otomatis

pada motor alat penggiling gabah berbasis Arduino Mega 2560 dengan

menggunakan ESP 8266 01 sebagai implementasi dari Internet of Things.

2. Mengembangkan ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan.

1.5.2 Bagi Masyarakat/Petani

1. Membantu petani dalam memonitoring suhu dan kecepatan putar motor alat

penggiling gabah agar tidak cepat rusak.

2. Membantu petani agar memperoleh hasil panen secara optimal.

1.5.3 Bagi Pembaca

Dapat menjadi referensi bacaan dan informasi khususnya bagi para

mahasiswa Teknik Elektro yang sedang menyusun Tugas Akhir dengan pokok

permasalahan yang sama.

1.6 Metode Penulisan

Dalam perencanaan dan pembuatan alat ini, penyusun menggunakan metode

sebagai berikut :
1.6.1 Studi Pustaka

Dalam metode ini, penyusun mencari literatur maupun artikel dan sumber

lainnya untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan perancangan dan

pembuatan alat.

1.6.2 Bimbingan

Metode ini merupakan sarana berkonsultasi antara mahasiswa dengan dosen

pembimbing untuk mendapatkan arahan dan petunjuk pembuatan Tugas Akhir

sehingga prosesnya berjalan dengan lancar

1.6.3 Laboratorium

1. Pembuatan Alat

Dalam pembuatan alat ini terdiri dari :

a. Rancang Bangun

Metode ini merupakan tahap perencanaan alat, dimana perencanaan

mekanik, perencanaan hardware (elektronika), serta perencanaan software

(progam)

b. Percobaan.

Perencanaan alat yang telah dibangun tersebut, kemudian dilakukan

percobaan sesuai dengan keperluan yang ada pada perencanaan yang telah

dilakukan sebelumnya.

2. Penyusunan Laporan

Setelah dilakukan percobaan alat, data – data pengukuran dan analisa yang

diperoleh, selanjutnya disusun dalam sebuah laporan.


1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman hasil rancangan tersebut. Maka, penyusun

membuat Laporan Tugas Akhir ini dalam beberapa bab, yang mana setiap bab

mempunyai hubungan yang saling terkait dengan bab yang lain, yaitu seperti

dibawah ini.

HALAMAN JUDUL HALAMAN

PENGESAHAN MOTTO DAN

PERSEMBAHAN KATA

PENGANTAR

ABSTRAK

ABSTRACT

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas membahas mengenai hal-hal yang

melatar belakangi pembuatan Tugas Akhir, Tujuan, Batasan

Masalah, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan secara mengenai teori dasar dari masing-

masing bagian yang menjadi panduan untuk menunjang

perancangan dan pembuatan Tugas Akhir ini.


BAB III PENGATUR KECEPATAN MENGGUNAKAN INVERTER

MITSUBISHI D700 SERIES DAN PROTEKSI SUHU SERTA

MONITORING PADA MOTOR ALAT PENGGILING

GABAH MENGGUNAKAN SENSOR KECEPATAN

OPTOCOUPLER DAN SENSOR SUHU DS18B20 BERBASIS

IOT (INTERNET OF THING).

Pada bab ini menjelaskan bagaimana langkah-langkah kerja blok

diagram keseluruhan, rangkaian per blok, rangkaian keseluruhan

dan flowchart pada alat simulasi tersebut.

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN “PENGATUR

KECEPATAN MENGGUNAKAN INVERTER ENC EDS 800

SERIES DAN PROTEKSI SUHU SERTA MONITORING

PADA MOTOR ALAT PENGGILING GABAH

MENGGUNAKAN SENSOR KECEPATAN OPTOCOUPLER

DAN SENSOR SUHU DS18B20 BERBASIS IOT (INTERNET

OF THING)”

Pada bab ini membahas mengenai proses perancangan, perakitan

panel, dan pembuatan benda kerja serta bahan dan alat yang

dipergunakan.
BAB V PENGUKURAN DAN PERCOBAAN RANGKAIAN

Dalam bab ini akan membahas tentang percobaan apakah rangkaian

telah berjalan sesuai dengan yang diminta, hasil pengukuran dan

analisa.

BAB VI PENUTUP

Dalam bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dalam

perancangan dan pembuatan alat Tugas Akhir ini serta saran-saran

yang ingin disampaikan oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka

Penulis melakukan telaah terhadap referensi yang sudah ada, ada referensi

yang memiliki keterkaitan dengan perancangan yang penulis lakukan. Referensi

pertama diambil dari judul “APLIKASI PROGAMMABLE LOGIC CONTROLLER

(PLC) SEBAGAI KONTROL KECEPATAN MOTOR BERDASARKAN

TINGKATAN SUHU PADA PROSES TEMPERING GABAH DENGAN

HUMAN MACHINE INTERFACE (HMI)” yang disusun oleh Rizki Amalia Pratiwi

pada tahun 2019. Referensi tersebut berisi tentang sistem kontrol suhu saat proses

tempering gabah pada alat pengering gabah menggunakan HMI[3]. Hubungan

Tugas Akhir yang penulis buat dengan referensi tersebut adalah Tugas Akhir yang

penulis buat merupakan pengembangan lebih lanjut terkait dengan pengolahan

gabah. Setelah dikeringkan, proses selanjutnya dari pengolahan gabah adalah

penggilingan gabah.

Referensi kedua penulis ambil dari judul “RANCANG BANGUN

PENGATUR DAN MONITORING KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA

FASA DENGAN MENGGUNAKAN INVERTER SIEMENS SINAMICS G110

YANG DILENGKAPI PENGAMAN SUHU BERLEBIH BERBASIS PLC

(PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) SCHNEIDER TM221CE16R” yang

diususun oleh Rizqi Astri Primaditha pada tahun 2019. Tugas Akhir diatas

membahas tentang monitoring kecepatan dan proteksi suhu berlebih pada motor 3

fasa menggunakan PLC. Apabila suhu sudah melebihi setpoint, maka relay akan

secara otomatis mematikan motor[4]. Letak perbedaan tugas akhir yang penulis
akan

10
11
11

buat adalah pada motor yang digunakan serta sistem proteksinya terdapat sedikit

perbedaan, motor yang penulis gunakan adalah motor induksi 1 fasa dan proteksi

yang penulis buat adalah apabila suhu sudah melebihi setpoint 1, maka relay akan

mengaktifkan pendingin, dan apabila melebihi setpoint 2, maka relay akan

mematikan motor.

Referensi ketiga penulis ambil dari judul “RANCANG BANGUN ALAT

PENGATUR KECEPATAN MOTOR INDUKSI SATU FASA MELALUI

PENGATURAN FREKUENSI MENGGUNAKAN MULTIVIBRATOR

ASTABLE” yang ditulis oleh Rahmat Saputra dari Universitas Bengkulu pada

tahun

2014. Pada referensi tersebut, cara pengaturan frekuensi dengan menggunakan

solid state frequency converter[5]. Perbedaan Tugas Akhir yang penulis buat

dengan referensi tersebut adalah pada perbedaan letak pengaturannya. Referensi

tersebut mengatur kecepatan motor dengan mengatur frekuensi menggunakan

Multivibrator Astable, sedangkan yang penulis buat adalah dengan mengatur

frekuensi menggunakan inverter Mitshubishi D700 Series.

Referensi keempat penulis ambil dari judul “KAJIAN KUALITAS BERAS

SOSOH DARI BERBAGAI MACAM UKURAN DAYA MESIN

PENGGILING” yang ditulis oleh Yohanes Setiyo, Ida Bagus Werdi Putra, dan I

Gusti Ngurah Apriadi Aviantara dari Universitas Udayana pada tahun 2020. Pada

referensi tersebut, dijelaskan kapasitas daya mesin penggiling dan kecepatan putar

mesin yang berkaitan dengan kualitas beras[6]. Pada alat ini, penulis ingin

membuat alat yang dapat mengatur kecepatan putar motor sehingga

mempermudah petani untuk menghasilkan beras yang berkualitas.


2.2 Landasan Teori

2.2.1 Motor Induksi Satu Fasa

Motor induksi satu fasa adalah satu jenis dari motor-motor listrik yang

bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik. Itulah mengapa motor ini diberi

nama motor induksi[7]. Motor induksi juga disebut sebagai mesin asinkron. Kata

asinkron berarti bahwa mesin tidak pernah berjalan dengan kecepatan sinkron.

Motor induksi terdiri dari dua bagian yang sangat penting yaitu stator atau

bagian yang diam, dan rotor atau bagian yang berputar. Pada motor AC, kumparan

rotor tidak menerima energi listrik secara langsung, tetapi secara induksi seperti

yang terjadi pada energi kumparan transformator. Dilihat dari kesederhanaannya,

konstruksinya yang kuat dan kokoh, serta mempunyai karakteristik kerja yang

baik, motor induksi paling banyak digunakan dalam bidang industri.

Gambar 2- 1 Motor Induksi 1 Fasa


(Sumber : Dokumen Pribadi)
2.2.1.1 Kontruksi Motor Induksi

Motor induksi satu fasa merupakan motor listrik AC yang bekerja

berdasarkan induksi medan magnet yang hanya memiliki satu gulungan stator

yang beroperasi dengan pasokan daya satu fasa. Memiliki gulungan rotor dan

memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Motor induksi terdiri atas

kumparan – kumparan stator dan rotor yang berfungsi membangkitkan gaya gerak

listrik akibat dari adanya arus listrik bolak – balik satu fasa yang melewati

kumparan – kumparan tersebut sehingga terjadi suatu interaksi induksi medan

magnet antara stator dan rotor[7].

Gambar 2- 2 Kontruksi Motor Induksi[6]


a. Stator

Stator merupakan bagian yang diam dari suatu motor induksi. Stator terbuat

dari sejumlah lamel yang membentuk slot atau tempat belitan. Inti stator sering

disebut juga sebagai alur stator[8]. Inti stator terbuat dari beberapa lapisan besi

lunak atau baja silikon yang direkatkan. Belitan stator atau kumparan stator

merupakan tempat terjadinyan medan magnet yang ditempatkan pada alur stator.

Kumparan stator dirancang agar membentuk jumlah kutub tertentu, untuk

menghasilkan jumlah putaran yang diinginkan.


Gambar 2- 3 Stator[8]

b. Rotor

Rotor merupakan elemen yang berputar pada motor. Pada rotor terdapat

kutub- kutub magnet dengan lilitan-lilitan kawatnya yang dialiri oleh arus searah.

Kumparan medan pada rotor disuplai dengan medan arus searah untuk

menghasilkan fluks dimana arus searah tersebut akan memotong konduktor dari

stator yang mengakibatkan timbulnya gaya gerak listrik (ggl)[8]. Pada bagian inti

kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki fungsi sebagai jalan atau fluks

magnet yang dibangkitkan oleh kumparan medan.

Gambar 2- 4 Rotor[8]
Prinsip Kerja

Motor AC satu fasa berbeda cara kerjanya dengan motor AC tiga fasa,

dimana pada motor AC tiga fasa untuk belitan statornya terdapat tiga belitan yang

menghasilkan medan putar dan pada rotor sangkar terjadi induksi dan interaksi

torsi yang menghasilkan putaran. Sedangkan pada motor satu fasa memiliki dua

belitan stator, yaitu belitan fasa utama dan belitan fasa bantu. Belitan stator yang

dihubungkan dengan suatu sumber tegangan akan menghasilkan medan putar

tergantung pada jumlah kutub stator dan frekuensi sumber daya[8]. Kecepatan itu

disebut kecepatan sinkron, yang ditentukan dengan rumus:

Ns = Kecepatan sinkron (RPM)

F = Frekuensi (Hz)

P = Jumlah kutub

Apabila kumparan-kumparan motor induksi satu fasa dialiri arus bolak-balik

satu fasa, maka pada celah udara akan dibangkitkan medan yang berputar dengan

kecepatan putaran sebesar:

Medan magnet berputar bergerak memotong lilitan rotor sehingga

menginduksikan tegangan listrik pada kumparan-kumparan tersebut. Biasanya

lilitan rotor berada dalam hubung singkat. Akibatnya lilitan rotor akan mengalir

arus listrik yang besarnya tergantung pada besarnya tegangan induksi dan
impedansi rotor. Arus listrik yang mengalir pada rotor akan mengakibatkan medan

magnet rotor mempunyai kecepatan yang sama dengan kecepatan medan putar

stator (ns).

Interaksi medan stator dan rotor akan membangkitkan torsi yang

menggerakan rotor berputar searah dengan arah medan putar stator. Interaksi

medan stator dan rotor juga menyebabkan terjadinya gaya gerak listrik

induksi yang disebabkan oleh kumparan-kumparan stator dan rotor[8]. Rumusan

matematis gaya gerak listrik yang terjadi pada motor induksi satu fasa dengan

rumusan sebagai berikut:

Dimana nilai ∅ (t) untuk fluksi maksimun akibat dari penyebaran kerapatan

fluks yang melewati lilitan dengan rumus :

Adanya perbedaan medan putar stator dan medan putar rotor atau yang

disebut slip motor induksi satu fasa pada rumus sebagai berikut:
2.2.2 Inverter atau Variable Frequency Drive (VFD)

Gambar 2- 5 Inverter Mitsubishi D700 Series


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Variable Frequency Drive atau yang biasa dikenal dengan inverter adalah

sebuah peralatan yang digunakan sebagai pengatur kecepatan motor AC dengan

cara merubah frekuensinya. Fungsi dari VFD adalah untuk mengontrol energi dari

supplai utama ke proses melalui shaft motor listrik, dengan cara mengontrol dua

besaran yaitu torsi dan kecepatan[9]. Dengan adanya perubahan frekuensi pada

tegangan, maka putaran motor akan bisa berubah. Sesuai dengan rumus kecepatan

motor (ns=120.f/P) dimana n adalah putaran motor, f adalah frekuensi dan P

adalah jumlah kutub motor.

Secara sederhana, prinsip kerja VFD dapat dilihat pada Gambar 2.5, yaitu

arus AC yang masuk ke rangkaian rectifier (penyearah) untuk menjadikan arus

AC ke DC, kemudian listrik AC yang telah diubah menjadi sumber DC perlu

dilakukan perataan bentuk gelombang DC yang masih mengandung ripple (riak)

AC[9]. Caranya dengan menambahkan DC Link atau semacam regulator. Hal ini

berfungsi untuk meratakan bentuk gelombang DC agar berbentuk lurus dan stabil

tidak terjadi naik turun (riak). Setelah didapatkan listrik DC yang murni, langkah

berikutnya adalah megubah Listrik DC menjadi listrik AC dengan rangkaian

VFD. Untuk
menghasilkan listrik AC dari output rangkaian VFD dengan gelombang sinus

diperlukan rangkaian PWM (Pulse Width Modulator). Rangkaian ini yang akan

mencacah listrik DC menjadi listrik AC dengan bentuk gelombang mendekati

sinus. Setelah itu, arus dialirkan ke motor listrik dengan mengubah frekuensi

listrik untuk mengatur kecepatan motor listrik yang diinginkan[9].

Gambar 2- 6 Prinsip Kerja VFD[9]

2.2.2.1 Cara Kerja Inverter AC to AC

Gambar 2- 7 Rangkaian Inverter AC to AC[9]


Berdasarkan gambar diatas, untuk lebih mudah memahami kerja rangkaian

ini sehingga dapat menurunkan frekuensi sumber adalah dengan cara membagi

topologi ini menjadi 2 buah rangkaian converter tyristor-P dan rangkaian converter

tyristor-N yang bekerja secara bergantian. Konverter tyristor-P bekerja untuk

membentuk arus keluaran pada saat periode positifnya, sedangkan converter

tyristor-N bekerja setelahnya untuk membentuk arus keluaran pada periode


negative arus keluaran. Untuk mengubah sumber tegangan AC 50Hz menjadi

frekuensi yang lebih rendah, rangkaian converter tyristor lengan kiri bekerja

sedemikian rupa dengan memainkan sudut penyalaannya selama 1,5 periode

sumber. Konverter tyristor lengan kanan bekerja setelahnya. Setiap converter

tyristor pada rangkaian equivalen pernah bekerja pada fase retifying dan inverting.

Apabila tegangan keluaran dan arus keluaran dari converter bernilai positif, itu

artinya converter-P bekerja sebagai penyearah. Sedangkan bila tegangan keluaran

bernilai negatif dan arus keluaran bernilai positif, itu artinya aliran daya mengalir

dari beban ke sumber, converter-P bekerja sebagai inverter. Pada fase berikutnya,

converter-P akan berhenti bekerja, kemudian converter-N akan bekerja

menggantikan peran converter-P untuk membentuk fase selanjutnya (arus beban

negatif).

2.2.3 Internet of Things

Internet of Things adalah suatu konsep dimana objek tertentu punya

kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya

interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer.

Internet of Things lebih sering disebut dengan singkatannya yaitu IoT. Menurut

IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) Internet of Things (IoT)

didefinisikan sebagai sebuah jaringan dengan masing-masing benda yang tertanam

dengan sensor yang terhubung kedalam jaringan internet[10]. IoT ini sudah

berkembang pesat mulai dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-

electromechanical sistems (MEMS), dan juga internet. IoT ini juga kerap

diidentifikasikan dengan RFID sebagai metode komunikasi. Walaupun begitu, IoT


20
20

juga bisa mencakup teknologi-teknologi sensor lainnya, semacam teknologi

nirkabel maupun kode QR yang sering kita temukan di sekitar kita.

Adapun kemampuan dari IoT bermacam-macam, contohnya dalam berbagi

data, menjadi remote control, dan masih banyak lagi. Sebenarnya, fungsinya

termasuk juga diterapkan ke benda yang ada di dunia nyata, di sekitar kita.

Contohnya adalah untuk pengolahan bahan pangan, elektronik, dan berbagai

mesin atau teknologi lainnya, yang semuanya tersambung ke jaringan lokal

maupun global lewat sensor yang tertanam dan selalu menyala aktif. Jadi,

sederhananya istilah Internet of Things ini mengacu pada mesin atau alat yang

bisa diidentifikasikan sebagai representasi virtual dalam strukturnya yang berbasis

internet[11].

2.2.4 Catu Daya (Power Supply)

Catu daya adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik

untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya. Pada dasarnya catu daya ini

memerlukan sumber energi listrik yang kemudian mengubahnya menjadi energi

listrik yang dibutuhkan oleh perangkat lainnya. Oleh karena itu, catu daya

terkadang disebut juga dengan istilah Electric power converter[12]. Catu daya yang

penulis pakai untuk tugas akhir ini adalah catu daya jenis AC to DC Power supply.

Catu daya tipe ini memiliki suatu rangkaian yang bisa mengubah listrik AC

menjadi DC. Catu daya ini terdiri dari 4 komponen yaitu :

1. Transformator

2. Dioda (Rectifier)

3. Penyaring (Filter)

4. Regulator
Gambar 2- 8 Diagram Block DC Power Supply [12]

2.2.4.1 Transformator

Transformator atau sering kita sebut sebagai trafo adalah suatu alat listrik

yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Trafo ini bekerja

berdasarkan prinsip induksi elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan

yang berarus bolak-balik. Transormator digunakan secara luas, baik dalam bidang

tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga

memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis untuk tiap-tiap

keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik

jarak jauh. Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai

gandengan impendansi antara sumber dan beban, untuk memisahkan satu

rangkaian dari rangkaian yang lain, dan untuk menghambat arus searah atau

mengalirkan arus bolak-balik.

Gambar 2- 9 Transformator
(Sumber : http://toniedukasi.blogspot.com/2014/05/cara-membuat-dan-
merangkai-power.html. Diakses tanggal 10 Agustus 2020)
2.2.4.2 Dioda (Rectifier)

Dioda adalah komponen elektronika yang terdiri dari dua kutub dan

berfungsi menyearahkan arus. Komponen ini terdiri dari penggabungan dua

semikonduktor yang masing-masing diberi doping (penambahan material) yang

berbeda, dan tambahan material konduktor untuk mengalirkan listrik[13]. Dioda

memiliki fungsi untuk menghantarkan arus listrik pada saat bias maju (forward

bias) dan menghambat arus listrik pada saat bias balik (reverse bias).

Bias maju atau forward bias terjadi ketika Anoda dioda diberi tegangan positif dan

Katoda dioda diberi tegangan negatif. Sebaliknya, jika Anoda diberi tegangan

negatif dan katoda diberi tegangan positif, maka akan terjadi bias yang dinamakan

bias balik atau reverse bias[14].

Gambar 2- 10 Dioda
(Sumber : https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-dioda-diode-pengertian-
dioda/. Diakses tanggal 10 Agustus 2020)

Gambar segitiga pada simbol menunjukkan arah aliran arus listrik dan

garis lurus menujukkan, bahwa arus listrik dari arah yang berlawanan tidak bisa

melewati dioda.
a. Dioda sebagai Saklar

Dioda dapat digunakan sebagai saklar, dengan cara mengatur bentuk

tegangan luar yang diberikan pada kedua terminal dioda. Seperti yang telah

dijelaskan di atas, bahwa saat forward bias dioda akan mengalirkan arus listrik

dan saat reverse bias dioda akan memutus aliran listrik. Di mana cara kerja

dioda ini mirip dengan fungsi saklar pada umumnya.

Gambar 2- 11 Dioda sebagai saklar


(Sumber : http://tav53.blogspot.com/2015/05/fungsi-dioda-dan-cara-
mengukurnya.html. Diakses pada 10 Agustus 2020)

b. Sebagai Penyearah (Rectifier)

Selain sebagai switch atau saklar dioda juga memiliki fungsi utama sebagai

penyearah arus listrik. Seperti yang telah dijelaskan di atas, jika ada arus yang

melewati kutub dengan arah yang salah akan distop, sehingga tidak bisa lewat.

Karena karakteristik yang unik inilah, sehingga dioda dapat dipakai mengubah

arus bolak balik (AC) menjadi arus satu arah (DC).

Untuk menyearahkan arus AC menjadi DC secara gelombang penuh,

maka dibutuhkan 4 buah dioda atau sering disebut dioda bridge).[14] Bentuk

rangkaian elektronika penyearah satu gelombang penuh (full wave rectifier)

dengan 4 dioda dapat lihat pada gambar :


Gambar 2- 12 Dioda sebagai Rectifier
(Sumber : https://informazone.com/jenis-jenis-dioda/. Diakses pada 10
Agustus 2020)

2.2.4.3 Kapasitor

Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi dalam bentuk

medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari

muatan listrik. Umumnya kapasitor itu dibuat dengan dua buah lempeng logam yg

sejajar antara satu dengan lainnya, kemudian di antara dua logam tersebut ada

bahan isolator yg disebut dengan dielektrik. Dielektrik adalah bahan yang dapat

mempengaruhi nilai dari kapasitansi fungsi kapasitor. Adapun bahan dielektrik

yang paling sering digunakan adalah keramik, kertas, udara, metal film, gelas,

vakum dan lain-lain sebagainya. Kapasitas untuk menyimpan kemampuan

kapasitor dalam muatan listrik disebut Farad (F), yang diambil dari nama penemu

Michael Faraday sedangkan simbol dari kapasitor adalah C (kapasitor).[14]


Gambar 2- 13 Kapasitor
(Sumber : https://nanopdf.com/download/laporan-kegiatan-praktikum-
realisasi_. Diakses tanggal 10 Agustus 2020)

2.2.4.4 Regulator

Untuk menghasilkan tegangan dan arus DC (arus searah) yang tetap dan

stabil, diperlukan Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan,

sehingga tegangan output tidak dipengaruhi suhu dan arus beban. Voltage

Regulator pada umumnya terdiri dari IC (Integrated Circuit).

Gambar 2- 14 Voltage Regulator

2.2.5 Sensor Kecepatan Optocoupler

Sensor Optocoupler adalah suatu komponen penghubung (coupling) yang

bekerja berdasarkan picu cahaya optik[15]. Optocoupler terdiri dari dua bagian,

yaitu Transmitter dan Receiver. Transmitter dibangun dari sebuah LED

inframerah. Jika dibandingkan dengan menggunakan LED biasa, LED

inframerah memilik
ketahanan yang lebih baik terhadap sinyal tampak. Cahaya yang dipancarkan oleh

LED inframerah tidak terlihat oleh mata. Pada bagian Receiver, dibangun dengan

dasar komponen Phototransistor. Phototransitor merupakan suatu transistor yang

peka terhadap tenaga cahaya. Suatu sumber cahaya menghasilkan energi panas,

begitu pula dengan spektrum inframerah[15]. Karena spektrum inframerah

mempunyai efek panas yang lebih besar dari cahaya tampak, maka Phototransistor

lebih peka untuk menangkap radiasi dari sinar inframerah.

Gambar 2- 15 Sensor Kecepatan Optocoupler


(Sumber google. Diakses pada 10 Agustus)

Dari gambar rangkaian diatas, dapat dijelaskan bahwa arus listrik yang

mengalir melalui LED inframerah akan menyebabkan LED inframerah

memancarkan sinyal cahaya inframerahnya. Intensitas cahaya tergantung pada

jumlah arus listrik yang mengalir pada LED inframerah tersebut. Kelebihan

cahaya inframerah adalah pada ketahananya yang lebih baik jika dibandingkan

dengan cahaya yang tampak.


Cahaya inframerah yang dipancarkan tersebut akan dideteksi oleh

Phototransistor dan menyebabkan terjadinya hubungan atau Swicth ON pada

Phototransistor. Prinsip kerja Phototransistor hampir sama dengan transistor

bipolar biasa, yang membedakan adalah terminal basis Phototransistor merupakan

penerima yang peka terhadap cahaya. Jika antara Photodioda dan LED terhalang,

maka Phototransistor tersebut akan on, sehingga output dari kolektor akan

berlogika HIGH. Sebaliknya, jika antara Phototransistor dan LED tidak terhalang,

maka Phototransistor tersebut akan on sehingga outputnya akan berlogika LOW.

2.2.6 Push Button

Push Button adalah sakelar tekan yang berfungsi sebagai pemutus atau

penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik. Sakelar dioperasikan

dengan cara menekan sebuah tombol. Sebuah sakelar yang menyambung atau

memutuskan sambungan selama sekejap hanya akan menutup / membuka selama

tombol ditekan. Ketika tombol dilepas, maka sakelar akan kembali ke posisi

semula.

Sedangkan pada sakelar mengunci (latching), penyambungan atau

pemutusan daya pada posisi ditekan terus-menerus, harus ditekan sekali lagi jika

akan mengembalikan sakelar pada posisi normal. Prinsip kerja Push Button

adalah apabila dalam keadaan normal tidak ditekan, maka kontak tidak berubah,

apabila ditekan, maka kontak NC (normally close) akan berfungsi sebagai stop

(memberhentikan) dan kontak NO (normally open) akan berfungsi sebagai start

sistem yang pada umumnya digunakan pada sistem pengontrolan motor-motor


induksi untuk menjalankan atau mematikan motor[16]. Pada Tugas Akhir ini, Push

Button digunakan sebagai saklar untuk mengatur kecepatan motor.

Gambar 2- 16 Push Button


(Sumber https://sea.banggood.com/5Pcs-3A-125V-Momentary-Push-Button-
Switch-OFF-ON-Horn-Red-Plastic-p-1109467.html?cur_warehouse=CN.
Diakses pada 10 Agustus)

a) Tipe Normally Open (NO)

Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan menutup bila

ditekan dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol ditekan, maka

kontak akan bergerak menyentuh kontak tetap sehingga arus listrik akan

mengalir.

b) Tipe Normally Close (NC)

Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan membuka

bila ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas

dari kontak tetap, sehingga arus listrik akan terputus.

c) Tipe NC dan NO

Tipe kontak ini memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol tidak

ditekan, maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO, bila

tombol ditekan, maka kontak tertutup akan membuka dan kontak yang

membuka akan tertutup.


Gambar 2- 17 Simbol Push Button
(Sumber https://akhdanazizan.com/tombol-tekan-push-button/ Diakses pada
10 Agustus 2020)

2.2.7 Sensor Suhu DS18B20

DS18B20 merupakan sensor suhu digital seri terbaru dari Maxim IC

(sebelumnya diproduksi oleh Dallas Semiconductor, lalu saat ini diproduksi oleh

Maxim Integrated Products). Sensor ini mampu membaca suhu dengan ketelitian 9

hingga 12-bit, dengan rentang -55oC hingga +125oC dan ketelitian (+/-0,5oC.

Setiap sensor yang diproduksi memiliki kode unik sebesar 64-Bit yang disematkan

pada masing-masing chip, sehingga memungkinkan penggunaan sensor dalam

jumlah besar atau hanya melalui satu kabel saja (single wire data bus/1-wire

protocol)[17]. Sehingga memungkinkan penggunaan sensor ini dengan jumlah lebih

dari satu sensor namun output sensor hanya dihubungkan ke satu pin Arduino saja.

Berikut ini merupakan fitur yang dimiliki oleh sensor suhu DS18B20:

a) Antarmuka hanya menggunakan satu kabel sebagai komunikasi

(menggunakan protocol Unique 1-Wire).

b) Setiap sensor memiliki kode pengenal unik 64-bit yang tertanam di onboard

ROM.
30
30

c) Kemampuan multidrop yang menyederhanakan aplikasi penginderaan suhu

terdistribusi.

d) Bisa mengukur temperatur mulai dari -55oC hingga +125oC.

e) Memiliki akurasi +/- 0,5oC pada rentang -10oC hingga +85oC.

f) Resolusi sensor bisa dipilih mulai dari 9 hingga 12 bit.

g) Memiliki tegangan Pull Up pada range 3-5,5V.

h) Bisa mengkonversi data suhu ke 12-bit digital word hanya dalam 750 ms

(maks)

i) Memiliki konfigurasi alarm yang bisa disetel (nonvolatile)

j) Bisa digunakan sebagai fitur pencari alarm dan alamat sensor yang

temperaturnya diluar batas (temperature alarm condition).

Gambar 2- 18 Sensor Suhu DS18B20 (Sumber


Google. Diakses pada 10 Agustus 2020)
2.2.8 ESP8266 01

Gambar 2- 19 Pin Modul ESP8266-01


(Sumber https://www.nyebarilmu.com/apa-itu-modul-esp8266/. Diakses pada
10 Agustus 2020)

Modul ESP8266 memiliki banyak tipe, antara lain ESP-01, ESP-02, ESP-03,

ESP-04 dan sebgainya. Dalam keluarga ESP, perbedaannya hanya terdapat pada

pin GPIO (General Purpose Input Output) pada masing-masing tipe. Pada

ESP8266 tipe ESP-01, spesifikasi yang dimiliki adalah sebagai berikut:

 Besar RAM 96 kB, instruction RAM 64 kB

 32-bit RISC CPU

 External QSPI flash- 512 KiB to 4 MiB

 Tegangan kerja masukan 3.3 Vdc

 Jaringan Wi-Fi pada 802.11 b/g/n

 Pada mode 802.11b output power-nya +19.5dBm

 Menggunakan sistem Wi-Fi Direct (P2P), soft—AP

 Power down leakage current of 10uA


 Wake upand transmit packets in<2ms

 Integrated TCP/IP protocol stack

 Standby power consumption of<1.0mW (DTIM3)

 SDIO 1.1 / 2.0, SPI, UART

 10-bit ADC

 Interface: SPI, I2C

 STBC, 11 MIMO, 21 MIMO

 A-MPDU & A-MSDU aggregation & 0.4ms guard interval

2.2.9 LCD (Liquid Crystal Display) I2C

Gambar 2- 20 Konfigurasi Pin LCD (Liquid Crystal Display)


(Sumber Google. Diakses pada 10 Agustsus)

LCD (Liquid Crystal Display) adalah salah satu komponen elektronika yang

berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. Dalam

Tugas Akhir ini penulis menggunakan LCD dengan 20 x 4 karakter (4 baris dan 20

karakter) dimana masing-masing pin memiliki tanda, simbol dan fungsi masing-

masing. LCD merupakan salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan

teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya, tetapi
memantulkan cahaya yang ada di sekitarnya terhadap front-lit atau

mentransmisikan cahaya dari back-lit.

Gambar 2- 21 Modul I2C (Inter Intergrated Circuit)


(Sumber https://khoiruliman.wordpress.com/2016/06/07/lcd-dengan-i2c-
module-untuk-arduino/. Diakses pada 10 Agustus 2020)

Inter Intergrated Circuit atau sering disebut juga I2C adalah standar

komunikasi serial dua arah menggunakan dua saluran yang didesain khusus untuk

mengirim maupun menerima data[19]. Sistem I2C terdiri dari saluran SCL (Serial

Clock) dan SDA (Serial Data) yang membawa informasi data antara I2C dengan

pengontrolnya. Piranti yang dihubungkan dengan sistem I2C Bus dapat

dioperasikan sebagai Master dan Slave.

Master adalah piranti yang memulai transfer data pada I2C bus dengan

membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyal Stop,

dan membangkitkan sinyal Clock. Slave adalah piranti yang dialamati Master[19].

Berikut ini adalah konfigurasi pin pada LCD 20 x 4:

- Pin 1 dan 2

Merupakan sambungan catu daya, Vss dan Vdd. Pin Vdd dihubungkan

dengan tegangan positif catu daya, dan Vss pada 0V atau ground. Meskipun

data menentukan catu 5Vdc (hanya pada beberapa mA), menyediakan 6V

dan
4,5V yang keduanya bekerja dengan baik, bahkan 3V cukup untuk beberapa

modul.

- Pin 3

Merupakan pin kontrol Vee, yang digunakan untuk mengatur kontras

display. Idealnya pin ini dihubungkan dengan tegangan yang bisa

dirubah untuk memungkinkan pengaturan terhadap tingkatan kontras

display sesuai dengan kebutuhan, pin ini dapat dihubungkan dengan variabel

resistor sebagai pengatur kontras.

- Pin 4

Merupakan Register Select (RS), masukan yang pertama dari tiga command

kontrol input. Dengan membuat RS menjadi high, dat karakter dapat

ditransfer dari dan menuju modulnya.

- Pin 5

Read/Write (R/W), untuk memfungsikan sebagai perintah write maka R/W

low atau menulis karakter ke modul. R/W high untuk membaca data karakter

atau informasinya status dari register-nya.

- Pin 6

Enable (E), input ini digunakan untuk transfer aktual dari perintah-perintah

atau karakter antara modul dengan hubungan data. Ketika menulis ke

display, data ditransfer hanya pada perpindahan high atau low.

- Pin 7-14

Merupakan delapan jalur data/data bus (D0 sampai D7) dimana data dapat

ditransfer ked an dari display.


- Pin 15

Pin 15 dihubungkan dengan tegangan 5V untuk menghidupkan lampu latar

- Pin 16

Pin 16 dihubungkan dengan ground untuk menghidupkan lampu latar.

2.2.10 Mikrokontroler Arduino Mega 2560

Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source

yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler

dengan jenis AVR. Mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau Integrated Circuit

(IC) yang bisa diprogram menggunakan komputer. Tujuan ditanamkannya

program pada mikrokontroler adalah supaya rangkaian elektronik dapat membaca

input, kemudian memproses input tersebut sehingga menghasilkan output yang

sesuai dengan keinginan. Jadi mikrokontroler berfungsi sebagai otak yang

mengatur input, proses, dan output dalam sebuah rangkaian elektronik.

Arduino Mega 2560 adalah papan mikrokontroler berbasiskan Atmega

2560 yang memiliki 54 pin digital input/output, dimana 15 pin diantaranya

digunakan sebagai output PWM, 16 pin sebagai input analog, 4 pin sebagai UART

(port serial hardware), sebuah osilator kristal 16 MHz, koneksi USB, jack power,

header ISCP, dan tombol reset.

Tabel 2- 1 Spesifikasi dari Arduino Mega 2560


Microcontroller ATmega2560

Operating Volt 5V

Input Volt (rekomendasi) 7-12V


Lanjutan Tabel 2-1

Input Volt (batas) 6-20V

Digital I/O Pin 54 (of which 15 provide PWM output)

Analog Input Pin 16

DC Current per I/O Pin 20 Ma

DC Current for 3.3V Pin 50 Ma

Flash Memory 256 KB of which 8 KB used by bootloader

SRAM 8 KB

EEPROM 4 KB

Clock Speed 16 MHz

LED_BUILTIN 13

Panjang 101.52 mm

Lebar 53.3 mm

Berat 37 g

Gambar 2- 22 Arduino Mega 2560


(Sumber https://www.tokopedia.com/endang-2/arduino-mega-atmega-2560.
Diakses pada 10 Agustus 2020)
Arduino Mega dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu

daya eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Sumber daya eksternal (non-

USB) dapat berasal dari adaptor AC-DC atau baterai. Papan Arduino Mega 2560

dapat beroperasi dengan daya eksternal 7 V sampai 20 V. Jika tegangan kurang

dari 7 V, maka pin 5 V mungkin akan menghasilkan tegangan kurang dari 5 V dan

ini akan membuat papan menjadi tidak stabil. Jika sumber tegangan menggunakan

lebih dari

12 V, regulator tegangan akan mengalami panas berlebihan dan bisa merusak

papan. Rentang sumber tegangan yang dianjurkan adalah 7 V sampai 12 V[20 fandi] .

Pin teganan yang tersedia pada papan Arduino adalah sebagai berikut :

a) VIN

Input tegangan untuk Arduino ketika menggunakan sumber daya

eksternal.

b) 5 Volt

Sebuah pin yang mengeluarkan tegangan ter-regulator 5 V, dari pin ini

tegangan sudah diatur (ter-regulator) dari regulator yang tersedia.

c) GND

Pin Gound.

d) 3V3

Sebuah pin yang menghasilkan tegangan 3,3 V. Tegangan ini

dihasilkan oleh regulator yang terdapat pada papan (on-board). Arus

maksimun yang dihasilkan adalah 50 mA.


e) IOREF

Pin ini berfungsi untuk memberikan referensi tegangan yang

beroperasi pada mikrokontroler. Sebuah perisai (shield) dikonfigurasi

dengan benar untuk dapat membaca pin tegangan IOREF dan memilih

sumber daya yang tepat atau mengaktifkan penerjemah tegangan

(Vage translator) pada output untuk bekerja pada tegangan 5 V atau

3,3V.

A. Memori

Arduino ATmega2560 memiliki 256 KB flash memory untuk menyimpan

kode (yang 8 KB digunakan untuk bootloader), 8 KB SRAM dan 4 KB EEPROM

(yang dapat dibaca dan ditulis dengan perpustakaan EEPROM).

B. Input dan Output

Arduino Mega 2560 memiliki 54 digital pin, dapat digunakan sebagai input

atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead().

Beberapa pin memiliki fungsi khusus, antara lain:

1) Serial

Terdiri atas pin 0 (RX) dan 1 (TX), pin Serial 19 (RX) dan 18 (TX), pin Serial

17 (RX) dan 16 (TX), pin Serial 15 (RX) dan 14 (TX). Digunakan untuk

menerima (RX) dan mengirimkan (TX) data serial TTL. Pins 0 dan 1 juga

terhubung ke pin chip ATmega16U2 Serial USB-to-TTL.

2) Eksternal interupsi

Berupa pin 2 (interrupt 0), pin 3 (interrupt 1), pin 18 (interrupt 5), pin 19

(interrupt 4), pin 20 (interrupt 3), dan pin 21 (interrupt 2). Pin ini dapat
dikonfigurasi untuk memicu sebuah interupsi pada nilai yang rendah,

meningkat atau menurun, atau perubah nilai.

3) SPI

Terdiri dari pin 50 (MISO), pin 51 (MOSI), pin 52 (SCK), pin 53 (SS). Pin ini

mendukung komunikasi SPI menggunakan perpustakaan SPI. Pin SPI juga

terhubung dengan header ICSP, yang secara fisik kompatibel dengan Arduino

Uno, Arduino Duemilanove dan Arduino Diecimila.

4) LED

Berupa pin 13. Tersedia secara built-in pada papan Arduino ATmega 2560.

LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin diset bernilai HIGH, maka LED

menyala (ON), dan ketika pin diset bernilai LOW, maka LED padam (OFF).

5) TWI

Terdiri atas pin 20 (SDA) dan pin 21 (SCL). Yang mendukung komunikasi

TWI menggunakan perpustakaan Wire. Perhatikan bahwa pin ini tidak di

lokasi yang sama dengan pin TWI pada Arduino Duemilanove atau Arduino

Diecimila.

Arduino Mega 2560 memiliki 16 pin sebagai analog input, yang masing-

masing menyediakan resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Secara

default pin ini dapat diukur/diatur dari mulai Ground sampai dengan 5 V, juga

memungkinkan untuk mengubah titik jangkauan tertinggi atau terendah mereka

menggunakan pin AREF dan fungsi analog Reference.

Ada beberapa pin lainnya yang tersedia, antara lain:


40
40

1) AREF

Merupakan referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan fungsi

analog Reference().

2) RESET

Merupakan jalur LOW ini digunakan untuk me-reset (menghidupkan ulang)

mikrokontroller. Jalur ini biasanya digunakan untuk menambahkan tombol

reset pada shield yang menghalangi papan utama Arduino.

C. Komunikasi

Arduino Mega 2560 memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi

dengan komputer, Arduino lain, bahkan mikrokontroller lain. ATmega 2560

menyediakan empat UART hardware untuk TTL (5V) komunikasi serial. Sebuah

chip ATmega16U2 yang terdapat pada papan digunakan sebagai media

komunikasi serial melalui USB dan muncul sebagai COM Port Virtual (pada

Device komputer) untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak pada komputer.

Perangkat lunak Arduino termasuk di dalamnya serial monitor memungkinkan

data tekstual sederhana dikirim ke dan dari papan Arduino. LED RX dan TX

(pada pin 13) akan berkedip ketika data sedang dikirim atau diterima melalui chip

USB-to-serial yang terhubung melalui USB komputer (tetapi tidak berlaku untuk

komunikasi serial seperti pada pin 0 dan 1).[20]

2.2.11 Relay

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan

merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2

bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat kontak


saklar/Switch). Relay menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan

kontak saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat

menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.

Relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan logika

switching[21]. Relay yang paling sederhana adalah relay elektromekanis yang

memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik.Secara sederhana

relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut:

• Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka)

kontak saklar.

• Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya / energi listrik.

Gambar 2- 23 Relay
(Sumber Dokumen https://hobbycomponents.com/relays/57-5v-relay-module.
Diakses pada 10 Agustus 2020)
2.2.12 Blynk

Gambar 2- 24 Logo Blynk


(Sumber http://puaks.blogspot.com/2019/03/apa-itu-blynk-modbus-apa-bisa-
di-blynk.html. Diakses pada 11 Agustus 2020)

Blynk adalah aplikasi untuk iOS dan OS Android untuk mengontrol Arduino,

NodeMCU, Raspberry Pi dan sejenisnya melalui internet. Aplikasi ini dapat

digunakan untuk mengendalikan perangkat hardware, menampilkan data sensor,

menyimpan data, visualisasi, dan lain-lain[22]. Aplikasi Blynk memiliki 3

komponen utama yaitu Aplikasi, Server, dan Libraries. Blynk server

berfungsi untuk menangani semua komunikasi diantara smartphone dan

hardware. Widget yang tersedia pada Blynk diantaranya adalah Button, Value

Display, History Graph, Twitter, dan Email. Blynk tidak terikat dengan

beberapa jenis mikrokontroller namun harus didukung hardware yang dipilih.

NodeMCU dikontrol dengan internet melalui WiFi,chip ESP8266, Blynk akan

dibuat online dan siap untuk Internet of Things.


BAB III
PENGATUR KECEPATAN MENGGUNAKAN INVERTER
MITSHUBISHI D700 DAN PROTEKSI SUHU SERTA MONITORING
PADA MOTOR ALAT PENGGILING GABAH MENGGUNAKAN
SENSOR KECEPATAN OPTOCOUPLER DAN SENSOR SUHU DS18B20
BERBASI ARDUINO MEGA 2560 DENGAN IOT (INTERNET OF THING)

3.1 Skema Kerja Alat

Blok diagram dirancang untuk mempermudah dalam perancangan alat tugas

akhir ini. Untuk mempermudah proses pemahaman maka dibuat blok diagram

rangkian keseluruhan. Blok diagram ditampilkan pada gambar 3.1 di bawah ini.

Gambar 3- 1 Blok Diagram


(Sumber Dokumen Pribadi)

43
44
44

Suatu sistem memiliki tiga unsur utama, yaitu input (masukan), proses, dan

output (keluaran). Berdasarkan blok diagram Pengatur Kecepatan Menggunakan

Inverter Mitshubishi D700 dan Proteksi Suhu serta Monitoring Pada Alat

Penggiling Gabah Menggunakan Sensor Kecepatan Optocoupler dan Sensor Suhu

DS18B20 Berbasis Arduino Menggunakan IOT (Internet Of Thing). Secara

umum,

blok diagram sistem tersebut terdiri atas :

3.1.1 Blok Input

3.1.1.1 Catu daya`

Rangkaian catu daya adalah rangkaian penyearah yang mengubah tengangan

bolak-balik AC menjadi tegangan searah DC. Pada tugas akhir ini menggunakan

dua buah catu daya, yaitu 12VDC dan 9VDC. Output dari catu daya 12VDC

digunakan untuk mensuplai Arduino. Sedangkan output dari catu daya 9VDC

digunakan untuk mensuplai kipas pendingin. Blok diagram catu daya di

perlihatkan pada gambar 3.2 dibawah ini.

Gambar 3- 2 Rangkaian Catu Daya

Sumber tegangan yang berupa tegangan AC 220V diturunkan menggunakan

trafo step down sehingga dihasilkan tegangan AC rendah. Selanjutnya, output dari

sisi sekunder transformator disearahkan oleh diode berjumlah empat buah yang

berfungsi seperti diode brigde yaitu sebagai rectifier, sehingga dihasilkan output
tegangan DC. Kemudian arus yang telah disearahkan belum menjadi arus DC

murni, Kapasitor digunakan sebagai filter untuk meratakan keluaran dari diode.

Output dari kapasitor kemudian masuk ke IC regulator sehingga yang dihasilkan

sebesar tegangan DC yang diinginkan. Setelah tegangan diturunkan kemudian di

filter lagi menggunakan kapasitor untuk mendapatkan tegangan DC yang hampir

tidak memiliki ripple.

Catu daya yang digunakan pada alat ini adalah catu daya 9 dan 12 VDC - 1

Ampere. Catu daya 12VDC untuk menyuplai Arduino Mega 2560 melalui Jack

DC dan Catu Daya 9VDC digunakan untuk menyuplai tegangan kipas pendingin.

Catu daya tersebut memiliki 2 pin input yang akan mendapat suplai tegangan 220

VAC dan 2 pin output untuk suplai tegangan 9 dan 12 VDC.

3.1.1.2 Inverter Mitshubishi D700

Inverter Mitsubishi D700 pada alat ini merupakan inverter yang memiliki

daya 3HP (Horse Power)/2,2 kW. Input tegangan dari inverter ini berasal dari

tegangan pln 220VAC. Output dari inverter ini dihubungkan dengan motor induksi

yang berfungsi untuk menggerakkan penggiling gabah. Inverter yang penulis

gunakan ini dapat dikontrol melalui kontrol eksternal. Kontrol eksternal yang

penulis gunakan menggunakan kontrol dari Arduino mega 2560 yang

disambungkan dengan relay. Pin pada inverter yang digunakan untuk pengontrolan

eksternal ini adalah pin RL, RM, RH, COM, dan STF. Kaki dari relay kecepatan 3

akan masuk ke pin RL (Rotary Low) pada inverter. Kaki dari relay kecepatan 2

akan masuk ke pin RM (Rotary Medium) pada inverter. Kaki dari relay kecepatan

1 akan masuk ke pin RH (Rotary High) pada inverter. Lalu, kaki dari relay

start/stop akan
masuk ke pin COM dan STF pada inverter. Saat pin RL, RM, atau RH mendapat

inputan, pin COM dan STF juga harus tetap tersambung agar motor tetap jalan.

Pin RL, RM, dan RH pada inverter di setting pada frekuensi 45, 47,5, dan 50 HZ.

Maka saat salah satu pin itu aktif, akan terjadi perubahan frekuensi yang

menyebabkan perubahan kecepatan pada motor induksi.

Gambar 3- 3 Rangkaian Inverter (Dokumen Pribadi)


3.1.1.3 Push Button

Push button yang digunakan merupakan push button yang memiliki 3 kaki.

Push Button pada alat ini digunakan untuk mengatur level kecepatan motor secara

manual, serta untuk menghidup/matikan motor secara manual. Apabila pushbutton

kecepatan 1 ditekan, maka Arduino Mega akan mentrigger relay kecepatan 1

sehingga terjadi perubahan kecepatan motor melalui perubahan frekuensi. Begitu

pula selanjutnya, apabila pushbutton kecepatan 2, 3, dan start/stop ditekan, maka

Arduino akan mentrigger sehingga terjadi perubahan kecepatan motor.

Gambar 3- 4 Rangkaian Push Button (Dokumen Pribadi)


3.1.1.4 Sensor Kecepatan Optocoupler

Sensor Kecepatan Optocouple adalah sensor kecepatan yang digunakan

untuk mendeteksi kecepatan putar motor berdasarkan picu cahaya optik. Cahaya

inframerah yang dipancarkan tersebut akan dideteksi oleh Phototransistor dan

menyebabkan terjadinya hubungan atau Switch ON pada Phototransistor. Pada

tugas akhir ini, sensor kecepatan optocoupler mendapatkan input tegangan dari

Arduino Atmega 2560 oleh adaptor 5V dan output dari sensor masuk kembali ke

pin digital Arduino Atmega 2560.Sensor ini mendeteksi kecepatan putar motor

melalui pembacaan encoder.

Sensor kecepatan Optocoupler yang digunakan untuk membaca nilai

kecepatan putar motor. Penempatan sensor berikut sejajar dengan rotor pada

Motor Induksi 1 Phasa, yang menyebabkan bila terdapat perubahan pada

kecepatan rotor, maka sensor akan mendeteksi besar dari perubahan tersebut

melalui perubahan RPM. Berikut adalah rangkaian sensor kecepatan Optocoupler

pada gambar 3.3 dibawah ini

Gambar 3- 5 Rangkaian Sensor Kecepatan Optocoupler (Dokumen Pribadi)

3.1.1.5 Sensor Suhu DS18B20

Sensor DS18B20 merupakan salah satu jenis sensor suhu yang sudah bisa

mengirimkan sinyal masukan berupa sinyal digital ke suatu perangkat


mikrokontroler. Sensor ini juga didesain dengan memiliki 2 jenis casing yang

berbeda dan salah satunya adalah casing dengan kemampuan waterproof. Pada

rangkaian ini, penyusun menggunakan sensor suhu DS18B20 dengan casing

waterproof. Dengan range pengukuran mulai dari -55oC hingga +125 o


C

(ketelitian

-10 oC sampai +85 oC) mendasari penggunaan sensor ini dalam pembuatan alat.

Sensor DS18B20 memiliki 3 pin utama yaitu VCC, ground, dan data. Pin

data akan dihubungkan pada pin digital Arduino (9), VCC pada terminal blok

yang terhubung dengan pin 5VDC Arduino, dan ground pada terminal blok yang

terhubung dengan pin ground Arduino untuk dapat mengaktifkan sensor suhu

tersebut.

Sensor DS18B20 ini dapat dikonfigurasi menjadi 9, 10, 11, 12 bit yang akan

mempengaruhi pembacaan kenaikan suhu senilai 0,5oC, 0,25oC, 0,125oC,

0,0625oC sesuai dengan bit yang digunakan. Pada sensor DS18B20, dipasang

resistor sebesar

4,7K untuk memperlancar proses pengiriman data dari sensor ke mikrokontroller,

dalam hal ini arduino mega 2560. Pada tugas akhir ini, penulis menggunakan

konfigurasi 12 bit, sehingga kenaikan pembacaan suhu sebesar 0,0625oC.

Sensor suhu akan langsung membaca besarnya nilai suhu pada bodi motor

yang bekerja dan dikonversi menjadi sinyal digital lalu mengirimkan data

pembacaan suhu tersebut ke Arduino untuk segera diproses. Arduino akan

mengirimkan perintah ke relay apabila suhu yang terukur melebihi suhu setting

yang telah ditetapkan sebelumnya.


Gambar 3- 6 Rangkaian Sensor Suhu DS18B20 (Dokumen Pribadi)

3.1.2 Blok Proses

3.1.2.1 Arduino Mega 2560

Arduino merupakan suatu mikrokontroler yang terprogram pada suatu

piranti elektronik yang dirancang dapat beroperasi secara digital maupun secara

analog untuk menjalankan fungsi-fungsi logika seperti kendali, pencacah,fungsi

pewaktu, fungsi aritmatika, dan fungsi yang lain dengan cara memprogamnya. Di

dalam Arduino berisi rangkaian elektronik yang dapat difungsikan seperti control

relay (baik NO maupun NC), pada Arduino dapat digunakan berkali-kali untuk

semua intruksi dasar selain intruksi output. Secara umum, Arduino memiliki tiga

fungsi yaitu:

 Sebagai tempat proses dalam menjalankan instruksi progam.

 Sebagai tempat penyimpanan atau memori untuk menyimpan progam, nilai

dan hasil dari rangkaian proses.

 Menerima data masukan (input) dan mengirim keluaran (output).

Salah satu dari ketiga fungsi utama dari perangkat Arduino, adalah menerima

(input) dan mengirim (output) suatu sinyal untuk proses selanjutnya. Pada tugas
50
50

akhir ini, menggunakan Arduino sebagai tempat proses dalam menjalankan

intruksi progam dan menerima input analog maupun input digital, yaitu dengan

menerima:

- Input dari sensor suhu yang mendeteksi suhu, yang kemudian dari output

sensor di hubungkan dengan Arduino melalui port digital PWM, kemudian

bisa di ukur nilai PWM-nya yang mana untuk mengukur suhu bodi motor

induksi, dan nantinya di tampilkan pada LCD maupun IoT. Proses yang ada

pada fungsi Arduino ini adalah dengan menerima sinyal digital yang dikirim

oleh sensor.

- Input dari sensor kecepatan yang mendeteksi pergerakan encoder, kemudian

dari output sensor di hubungkan dengan Arduino melalui port digital,

kemudian bisa dihitung nilai PWM-nya yang mana untuk mengukur

kecepatan putar motor induksi, dan nantinya di tampilkan pada LCD

maupun IoT. Proses yang ada pada fungsi Arduino ini adalah dengan

menerima sinyal digital yang masuk dari sensor yang selanjutnya diproses

oleh Arduino.

- Input dari Push Button akan masuk ke Arduino dan kemudian diproses lalu

mengeluarkan output untuk mengendalikan relay. Relay pada proses ini

berfungsi untuk mengatur saklar yang menghubungkan antara kontak

common, RL, RM, dan RH pada Inverter dengan kontak pengatur kecepatan

putar motor pada Inverter. Fungsi relay lainnya dalam proses ini adalah

untuk mengaktifkan pendingin apabila sudah melebihi setpoint 1 dan

mematikan motor apabila sudah melebihi setpoint 2 yang sudah diproses

melalui sensor suhu dan Arduino.


Pemilihan penggunaan Arduino Mega 2560 dimaksudkan karena Arduino

Mega 2560 memiliki jumlah pin lebih banyak untuk menunjang kebutuhan pada

alat yang penyusun buat, yaitu:

Tabel 3- 1 Penggunaan Pin Arduino Pada Alat


No Analog/Digital Pin Fungsi

1 Digital 2 LED kecepatan 1

2 Digital 3 LED kecepatan 2

3 Digital 4 LED kecepatan 3

4 Digital 5 LED Start

5 Digital 8 Sensor kecepatan


Optocoupler
6 Digital 9 Sensor suhu DS18B20

7 Digital 34 Relay Kecepatan 1

8 Digital 36 Relay Kecepatan 2

9 Digital 38 Relay Kecepatan 3

10 Digital 40 Relay Kipas Pendingin

11 Digital 42 Relay Start

12 Digital 47 Push Button Start

13 Digital 49 Push Button kecepatan 3

14 Digital 51 Push Button kecepatan 2

15 Digital 53 Push Button kecepatan 1


Gambar 3- 7 Rangkaian Arduino Mega 2560 (Dokumen Pribadi)

3.1.3 Blok Output

3.1.3.1 Relay

Relay berfungsi sebagai saklar otomatis. Pada alat ini terdapat 5 buah relay 5

VDC , digunakan sebagai ;

1. Relay Kecepatan 1

2. Relay Kecepatan 2

3. Relay Kecepatan 3

4. Relay kipas pendingin

5. Relay on/off motor.

Dalam tugas akhir ini digunakan 1 buah relay transistor dan 4 buah relay

optocoupler. Relay optocoupler digunakan untuk kecepatan 1, 2, 3, dan untuk

kipas pendingin. Sedangkan relay Transistor digunakan untuk kontrol on/off

motor. Optocoupler adalah komponen semi konduktor yang terdiri dari LED dan

komponen yang sensitif terhadap cahaya. Fungsi optocoupler disini adalah sebagai

pengaman, karena LED yang terhubung ke controller dalam hal ini Arduino hanya

dihubungkan oleh cahaya saja, sehingga apabila terjadi kerusakan pada

phototransistor (komponen sensitif cahaya) maka tidak akan merusak fungsi


komponen lainnya. Ketika LED mendapatkan tegangan, maka LED akan menyala

dan menyebabkan phototransistor aktif sehingga terjadi saturasi dan melewatkan

arus di kaki basis dan membuat arus dari kolektor mengalir ke emitor sehingga

menyebabkan lilitan pada relay bersifat magnet dan menarik kontaktor pada relay

sehingga relay aktif. Transistor adalah komponen yang bekerja berdasarkan ada

tidaknya arus pemicuan pada kaki basisnya. Pada relay ini, transistor bekerja

sebagai saklar, yang pada saat tidak menerima arus pemicuan, maka transistor

akan berada pada posisi cut-off dan tidak bisa menghantarkan arus. Ketika kaki

basis transistor menerima arus pemicuan, maka transistor akan berubah ke

keadaan saturasi dan menghantarkan arus dari kolektor ke emitornya dan

menyebabkan arus mengalir ke coil relay, sehingga kontak relay berubah dari

yang sebelumnya NC

berpindah posisi NO dan kontaktor akan ON atau aktif.

Gambar 3- 8 Rangkaian Driver Relay Optocoupler (Dokumen Pribadi)


Gambar 3- 9 Rangkaian Driver Relay (Dokumen Pribadi)

3.1.3.2 LED (Light Emitting Diode)

Digunakan sebagai indikator kecepatan motor yang dijalankan, bila Push

Button kecepatan 1 ditekan, maka LED kecepatan 1 akan aktif bersamaan dengan

aktifnya relay kecepatan 1, begitu juga dengan cara kerja untuk LED kecepatan 2

dan LED kecepatan 3. LED juga digunakan sebagai indikator apabila motor dalam

kondisi menyala, apabila Pushbutton start/stop ditekan, maka LED akan aktif

bersamaan dengan aktifnya relay start/stop.

Gambar 3- 10 Rangkaian LED (Dokumen Pribadi)

3.1.3.3 Pendingin Kipas

Digunakan untuk membantu pendinginan bodi motor, aktifnya pendingin

kipas dipengaruhi oleh relay yang mendapat perintah dari arduino ketika suhu

pada
bodi motor sudah melebihi batas maksimal toleransi setpoint 1 suhu yang

ditetapkan.

Gambar 3- 11 Rangkaian Kipas Pendingin (Dokumen Pribadi)

3.1.3.4 LCD (Liquid Crystal Display)

Rangkaian LCD dengan modul I2C 20x04 digunakan sebagai display dari

indikator-indikator yang akan ditampilkan oleh sistem, seperti; nilai kecepatan

dalam satuan RPM dan nilai suhu dalam satuan derajat celcius. Lebih lanjut, untuk

bagaimana proses pembuatan program dan tampilan pada LCD akan dibahas pada

bab pembuatan alat, khusunya pada proses pembuatan perangkat lunak (software).

Rangkaian LCD ini akan dihubungkan dengan I2C dan Arduino dengan

menggunakan pin input SDA dan SCL, dan dihubungkan pada sumber tegangan

DC 5V lewat pin VCC dan GND yang dihubungkan ke kutub positif dan negatif

untuk dapat mengaktifkan LCD.

LCD (Liquid Crystal Display) merupakan rangkaian input dan output dari

Arduino Atmega 2560 yang dapat digunakan sebagai alat untuk visualisasi. LCD

berfungsi untuk mengolah data yang telah diproses oleh Arduino Atmega 2560

untuk keluaran visualisasi/tampilan proses kerja yang sedang beroperasi dalam

rangkaian.
Gambar 3- 12 Rangkaian LCD (Dokumen Pribadi)

3.1.3.5 Blynk

Digunakan sebagai penampil besaran nilai suhu dan kecepatan, serta

kontroling pada motor secara real time melalui penggunaan Wi-fi dengan bantuan

ESP 8266 - 01. Pada Blynk, terdapat virtual push button kecepatan 1, 2, 3, dan

push button start/stop. Penggunaan Blynk dikarenakan dapat memudahkan

dalam hal kontrol serta monitoring. Karena Blynk menggunakan internet,

sehingga dapat dilakukan monitoring serta kontroling melalui jarak jauh.

Tabel 3- 2 Pin yang Digunakan pada Blynk


No. Pin Fungsi

1 V1 LED Kecepatan 1

2 V2 LED Kecepatan 2

3 V3 LED Kecepatan 3

4 V4 LED Start/Stop

5 V7 Monitoring Motor Panas

6 V8 Monitoring Kipas Hidup

7 V11 Monitoring Suhu

8 V12 Monitoring Kecepatan Motor

9 D47 Pushbutton Start/stop


Lanjutan Tabel 3-2

10 D49 Pushbutton Kecepatan 3

11 D51 Pushbutton Kecepatan 2

12 D53 Pushbutton Kecepatan 3

3.1.3.6 Motor Induksi 1 Fasa

Digunakan untuk menggerakan penggiling gabah. Motor Induksi 1 Fasa

yang digunakan pada alat ini bermerk OSSEL, type JY2B-2, no seri FD

280818029 buatan Shanghai, China. Dalam kerjanya motor ini mendapat perintah

dan suplai daya dari Inverter AC Mitsubishi D700. Motor yang digunakan berdaya

1HP (Horse Power)/ 750watt.

Gambar 3- 13 Rangkaian Motor Induksi 1 fasa (Dokumen Pribadi)

3.2 Cara Kerja


Sistem

Pada sistem alat ini tegangan input berasal dari PLN sebesar 220VAC,

kemudian tegangan tersebut dijadikan sebagai input tegangan untuk power supply

12 dan 9VDC, serta untuk Inverter. Power supply 12 VDC digunakan sebagai

tegangan input pada Arduino Mega 2560, sedangkan 9VDC digunakan sebagai

tegangan input untuk kipas pendingin. Arduino menerima sinyal masukan dari

pushbutton, kemudian Arduino memproses dan output dari Arduino masuk ke


relay. Apabila salah satu dari pushbutton ditekan, maka Arduino akan membuat

relay aktif, output dari relay ini masuk ke inverter sehingga menyebabkan

perubahan frekuensi. Perubahan frekuensi pada inverter membuat kecepatan putar

motor berubah, dan menyebabkan kecepatan penggilingan juga berubah.

Input arduino terdiri dari 2 jenis sensor yaitu sensor suhu DS18B20 dan

sensor kecepatan optocoupler yang bekerja berdasarkan kerja motor AC. Sensor

Suhu DS18B20 mendeteksi nilai suhu pada motor induksi saat motor tersebut

bekerja, apabila suhu terukur melebihi batas toleransi 1 yang telah ditetapkan,

sensor akan mengirimkan sinyal ke arduino untuk mengaktifkan relay kipas

pendingin yang akan menggerakkan kipas pendingin. Apabila suhu yang terukur

melebihi batas toleransi 2 yang telah ditetapkan, maka sensor akan mengirimkan

sinyal ke arduino untuk mematikan motor. Sedangkan sensor kecepatan

optocoupler bekerja dengan mendeteksi kecepatan dari motor AC untuk kemudian

hasil pengukuran tersebut ditampilkan pada tampilan LCD dan Blynk melalui ESP

8266 – 01, besarnya kecepatan juga disetting untuk mengaktifkan LED kecepatan

1, LED kecepatan 2, atau LED kecepatan 3 sesuai dengan besaran kecepatan yang

sudah ditentukan.

Blynk dapat melakukan Telecontrol, dengan memonitoring besaran suhu,

besaran nilai kecepatan, indikator LED kecepatan dan kipas pendingin, serta

control terhadap push button kecepatan itu sendiri.


3.3 Flowchart

Gambar 3- 14 Flowchart kerja sistem


(Sumber Dokumen Pribadi)
60
60

3.4 Rangkaian Keseluruhan

Gambar 3- 15 Rangkaian Keseluruhan Alat Penggiling Gabah


(Sumber Dokumen Pribadi)
BAB IV
PROSES PEMBUATAN ALAT

Proses pembuatan benda kerja untuk Tugas Akhir yang berjudul Pengatur

Kecepatan Menggunakan Inverter Mitshubishi D700 dan Proteksi Suhu Serta

Monitoring Pada Motor Alat Penggiling Gabah Menggunakan Sensor Kecepatan

Optocoupler dan Sensor Suhu DS18B20 Berbasis Arduino Mega 2560 Dengan

IOT (Internet Of Thing ini terdiri dari dua bagian. Bagian-bagian tersebut antara

lain:

1. Pembuatan perangkat keras (hardware)

Tahap pertama ini meliputi semua proses pembuatan perangkat keras untuk

merealisasikan rancangan yang telah dibuat menjadi sistem yang siap

dioperasikan.

2. Pembuatan perangkat lunak (software)

Tahap kedua ini yaitu mencakup semua hal yang berkaitan dengan

perangkat lunak bagi sistem. Masing-masing bagian mempunyai tujuan yang

sama yaitu agar kedua bagian yang merupakan satu kesatuan sistem yang akan

dibuat dapat saling melengkapi satu sama lain sehingga tercipta suatu sistem

yang baik. Tetapi langkah awal dari pembuatan tugas akhir ini adalah

perencanaan yang matang dan konsep yang jelas tentang aplikasi apa yang

akan dibuat. Agar kendala-kendala yang tidak diinginkan pada proses

pembuatan dapat diperhitungkan terlebih dahulu. Tujuan dari pembuatan ini

adalah sebagai syarat kelulusan menempuh pendidikan Diploma III Teknik

Elektro Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.

61
62
62

4.1 Pembuatan Perangkat Keras (Hardware)

Pembuatan perangkat keras meliputi dua bagian, yaitu pembuatan bagian

elektronika dan mekanik. Pembuatan perangkat elektronika meliputi perencanaan

rangkaian, percobaan sementara, serta pemasangan komponen. Sedangkan

pembuatan bagian mekanik meliputi perencanaan bagian mekanik, pembuatan

kerangka untuk rangkaian, perakitan modul rangkaian pada kerangka rangkaian,

dan pembuatan label petunjuk penggunaan.

4.1.1 Perencanaan Rangkaian

Perencanaan rangkaian dilakukan untuk mendapatkan rangkaian sesuai

dengan kebutuhan. Hal ini dilakukan dengan mencari data-data dan prinsip dasar

dari komponen utama yang akan digunakan dalam rangkaian. Kemudian

menentukan komponen-komponen yang akan digunakan. Setelah itu membuat

gambar skema rangkaian baik untuk per modul ataupun rangkaian sistem secara

keseluruhan.

4.1.2 Perencanaan Bagian Mekanik

Pembuatan bagian mekanik terdiri atas : pembuatan tempat box panel

dan petunjuk penggunaan alat .

Pada proses pembuatan perangkat keras (hardware) ini dibutuhkan

peralatan dan bahan-bahan untuk mendukung proses pengerjaannya. Tabel 4.1

menunjukan daftar alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam membuat alat

tugas akhir ini.


Tabel 4- 1 Daftar Alat dan Bahan Pembuatan

No. Nama Gambar Jumlah

1. Gerinda
1 buah

2. Lem Tembak
1 buah

1 buah (Warna
3. Spidol Permanent
Merah)

1 buah (Ukuran
4. Penggaris
30cm)

5. Multimeter 1 buah

6. Solder 1 set
Lanjutan 4-1

7. Pasta Solder 12 gram

Atraktor
7. 1 buah
(penyedot timah)

Tang Pengupas
8. 1 buah
Kabel

9. Cutter 1 buah

Obeng
10. 1 set
Kombinasi

11. Kunci Ring Pas 1 set

12. Tang Lancip 1 buah

Mesin Bor
13. 1 set
Tangan

Mesin Gergaji
14. 1 buah
Kayu Ukir
Lanjutan 4-1

15. Mesin Potong 1 buah

16. Gergaji Besi 1 buah

17. Kunci Y 1 buah

18. Bearing 2 buah

19. Besi Siku L Tebal 3mm

20. Push button 2 buah


Lanjutan 4-1

21. Mata gerinda 1 Pack isi 20 pcs

22. MCB 20 A 2 buah

23. Fan belt A 61 I buah

24. Fan belt A xx Ukuran 1 meter

25. Lakban 1 buah


Lanjutan 4-1

Mesin penggiling
26. 1 buah
gabah

Motor induksi 1 1 buah


27.
fasa

28. Sekrup Secukupnya

29. Kabel Spiral Secukupnya

30. Kabel Tic Secukupnya

Ukuran 100 x 1
31. Kabel Duct
cm

32. Kabel Secukupnya


Lanjutan 4-1

33. Pin Header Secukupnya

34. Timah Solder Secukupnya

35. Amplas Secukupnya

36. Box panel 40x60 1 Buah

4.1.2 Pembuatan

Setelah membuat kerangka alat, untuk proses selanjutnya pembuatan dan

setting alat penggerak yaitu sebagai berikut :

1) Mengukur besar tabung dan panjangnya agar sesuai dengan komponen

lainya.
2) Memotong bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan ukuran yang telah

direncanakan.

Gambar 4- 1 Pemotongan bahan yang akan digunakan


(Sumber Dokumen Pribadi)

3) Merangkai bentuk alat sesuai rancangan yang sudah ditentukan dari awal.

Gambar 4- 2 Pemasangan Bahan Pada Penggiling Gabah


(Sumber Dokumen Pribadi)
70
70

4) Pemasangan wiring untuk rangkaian elektronika.

Gambar 4- 3 Pemasangan wiring


(Sumber Dokumen Pribadi)

5) Pemasangan komponen pada tempat yang telah dibuat.

Gambar 4- 4 Pemasangan pada box


(Sumber Dokumen Pribadi)
4.1.3 Perakitan Rangkaian

Rangkaian yang telah selesai dirakit, diukur, dan dicoba kemudian dipasang

pada tempat yang telah dibuat. Pemasangan tiap rangkaian dilakukan dengan

menyekrup bagian sudut - sudut dari rangkaian tersebut. Pada saat pemasangan

kotak rangkaian, posisi per rangkaian harus diatur sedemikian rupa sehingga

papan rangkaian yang terpasang tidak mengganggu rangkaian lainnya. Disamping

itu, kabel kabel penghubung serta komponen pelengkap lainnya diatur sedemikian

rupa sehingga segi keindahan dan kerapiannya tetap terjaga.

4.1.4 Pembuatan Label Fungsi

Pemberian label fungsi dilakukan agar lebih memudahkan dalam

pengoperasian sistem. Adapun caranya sebagai berikut:

1) Menempelkan label fungsi dan petunjuk pada tempat yang telah tersedia

kemudian ditempelkan space yang kosong pada bagian luar alat.

2) Menempelkan petunjuk teknis penggunaan alat, untuk menginformasikan

cara penggunaan alat dengan baik dan benar, sehingga tidak terjadi

kerusakan alat dikarenakan kesalahan penggunaan.

4.2 Pembuatan Perangkat Lunak (Software)

Pembuatan perangkat lunak (software) yang digunakan pada Tugas Akhir

menggunakan Arduino sebagai mikrokontroller untuk pendingin berdasarkan

tingkatan suhu dan pengaturan kecepatan motor dengan HMI. Dalam pembuataan

Tugas Akhir ini penggunaan perangkat lunak sangat penting, digunakan untuk
pengaturan dari keseluruhan kerja sistem kontrol baik perangkat keras maupun

perangkat lunak itu sendiri.

4.2.1 Pembuatan Progam Arduino

Pembuatan progam Arduino digunakan untuk membaca tegangan dari driver

motor yang kemudian bisa dibaca PWM-nya. Berikut adalah langkah-langkah

membuat program Arduino Uno pada aplikasi Arduino IDE :

1. Membuka Aplikasi Arduino IDE yang sudah terinstal pada PC.

Gambar 4- 5 Membuka Aplikasi Arduino IDE


(Sumber Dokumen Pribadi)
2. Menekan tombol Tools kemudian pilih Arduino Uno.

Gambar 4- 6 Menentukan Board Arduino Uno


(Sumber Dokumen Pribadi)

3. Melakukan compile progam yang ada pada menu sketch.

Gambar 4- 7 Mengcompail progam


(Sumber Dokumen Pribadi)
4. Setelah compile maka akan tambil seperti gambar berikut.

Gambar 4- 8 Compail progam selesai


(Sumber Dokumen Pribadi)

4.2.1.1 Progam PWM Arduino Uno

#define BLYNK_PRINT Serial

#include <ESP8266_Lib.h>

#include <BlynkSimpleShieldEsp8266.h>

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

#include <OneWire.h>

#include <DallasTemperature.h>

#define ONE_WIRE_BUS 8

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,20,4);

OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS);
DallasTemperature sensors(&oneWire);

char auth[] = "hdabjKrr888v18Fpur7aCKgfaEPbtMaQ";

char ssid[] = "Champion";

char pass[] = "cucuakung17";

#define EspSerial Serial

#define ESP8266_BAUD 115200

ESP8266 wifi(&Serial);

WidgetLED Speed1(V1);

WidgetLED Speed2(V2);

WidgetLED Speed3(V3);

WidgetLED Start(V4);

WidgetLED suhu1(V7);

WidgetLED kipas(V8);

BlynkTimer timer;

//suhu

int rkipas = 40;

int rkec1=34;
int rkec2=36;

int rkec3=38;

int rstart = 42;

const byte degreeSymbol = B11011111;

//kecepatan

int kecepatan = 9;

int nyala = 255;

int mati=0;

int pb1=53;

int pb2=51;

int pb3=49;

int led1=2;

int led2=3;

int led3=4;

int led4=5;

unsigned long start_time = 0;

unsigned long end_time = 0;


int steps=0;

float steps_old=0;

float temp=0;

float rpm=0;

void setup() {

Serial.begin(9600);

Serial.begin(ESP8266_BAUD);

delay(10);

lcd.init();

lcd.backlight();

lcd.begin(20, 4);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("PENGGILING GABAH");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("MODERN");

lcd.setCursor(0,2);

lcd.print("BERBASIS");

lcd.setCursor(0,3);
lcd.print("IOT");

delay(1000);

lcd.clear();

pinMode(53, INPUT_PULLUP);

pinMode(51, INPUT_PULLUP);

pinMode(49, INPUT_PULLUP);

pinMode(9, INPUT);

pinMode(2, OUTPUT);

pinMode(3, OUTPUT);

pinMode(4, OUTPUT);

pinMode(34, OUTPUT);

digitalWrite(34, HIGH);

pinMode(35, OUTPUT);

digitalWrite(35, HIGH);

pinMode(38, OUTPUT);

digitalWrite(38, HIGH);
pinMode(40, OUTPUT);

digitalWrite(40, HIGH);

Blynk.begin(auth, wifi, ssid, pass,"blynk-cloud.com", 8080);

timer.setInterval(100L, sensor);

timer.setInterval(200L, pushbutton);

void loop() {

Blynk.run();

timer.run();

void sensor()

{ sensors.requestTemperatures();

float h = sensors.getTempCByIndex(00);

start_time=millis();

end_time=start_time+1000;

while(millis()<end_time)
80
80

{if(digitalRead(9))

{steps=steps+1;

while(digitalRead(9));}}

temp=steps-steps_old;

steps_old=steps;

rpm=(temp/120*60);

lcd.setCursor(0,3);

lcd.print("Kecepatan:");

lcd.print(rpm);

lcd.print("rpm ");

Blynk.virtualWrite(V10, h);

Blynk.virtualWrite(V12, rpm);

lcd.setCursor(0, 2);

lcd.print("Suhu :");

lcd.print(h);

lcd.write(degreeSymbol);
lcd.print("C ");

if (h>35)

{digitalWrite(40,LOW);

suhu1.on();}

else

{digitalWrite(40,HIGH);

suhu1.off();}

//proteksi breakout

if (h>50)

{digitalWrite(42,HIGH);}

void pushbutton()

{//PB SPEED

if (digitalRead(47) == LOW)

{digitalWrite(42,LOW);}

if (digitalRead(23) == LOW)

{digitalWrite(42,HIGH);}
if (digitalRead(53) == LOW&digitalRead(42) == LOW)

digitalWrite(34, LOW);

digitalWrite(35, HIGH);

digitalWrite(38,HIGH);

digitalWrite(2, nyala);

digitalWrite(3, mati);

digitalWrite(4, mati);

if (digitalRead(51) == LOW&digitalRead(42) == LOW)

digitalWrite(34, HIGH);

digitalWrite(35, LOW);

digitalWrite(38,HIGH);

digitalWrite(2, mati);

digitalWrite(3, nyala);

digitalWrite(4, mati);
}

if (digitalRead(49) == LOW&digitalRead(42) == LOW)

digitalWrite(34, HIGH);

digitalWrite(35, HIGH);

digitalWrite(38,LOW);

digitalWrite(2, mati);

digitalWrite(3, mati);

digitalWrite(4, nyala);

if (digitalRead(34)==LOW)

{Speed1.on();

Speed2.off();

Speed3.off();}

else {Speed1.off();}

if (digitalRead(35)==LOW)

{ Speed2.on();

Speed1.off();
Speed3.off();}

else { Speed2.off();}

if (digitalRead(38)==LOW)

{ Speed3.on();

Speed2.off();

Speed1.off();}

else { Speed3.off();}

4.2.2 Pembuatan Pada Blynk

Aplikasi Blynk digunakan untuk memantau dan juga untuk mengontrol

kondisi kecepatan dan suhu motor. Tahapan pembuatan perangkat lunak pada

aplikasi Blynk melalui smartphone.

1. Membuka aplikasi Blynk pada smartphone. Kemudian membuat akun baru

dengan pilih Create New Account.

Gambar 4- 9 Tampilan Awal Aplikasi Blynk


(Sumber Dokumen Pribadi)
2. Klik New Project untuk membuat file baru.

Gambar 4- 10 Buat Project Baru pada Aplikasi


(Sumber Dokumen Pribadi)

3. Tuliskan judul projek yang akan dibuat dan juga pilih device Arduino Mega

dan tipe koneksi menggunakan Wi-fi.

4. Blynk akan mengirimkan kode auth token ke e-mail yang didaftarkan

Gambar 4- 11 Auth Token dikirimkan melalui e-mail


(Sumber Dokumen Pribadi)
5. Widget Box berisikan fitur-fitur yang bisa digunakan pada aplikasi Blynk.

Setiap memilih fitur akan mengurangi energi.

Gambar 4- 12 Widget Box pada Blynk


(Sumber Dokumen Pribadi)

6. Untuk menampilkan hasil pembacaan sensor dengan cara memanggil pin

virtual yang sudah ada pada coding arduino.

Gambar 4- 13 Pin Virtual pada Blynk


(Sumber Dokumen Pribadi)
7. Tampilan akhir perangkat lunak pada aplikasi Blynk untuk monitoring dan

mengontrol alat.

Gambar 4- 14 Tampilan Virtual pada Blynk


(Sumber Dokumen Pribadi)
BAB V

PENGUKURAN DAN PERCOBAAN ALAT

Setelah proses perancangan dan pembuatan alat selesai, maka dilakukan

pengukuran dan percobaan pada perangkat keras, perangkat lunak dan respon

sistem dari alat kerja yang dibuat. Supaya mendapatkan data yang benar dan

lengkap, maka dibutuhkan ketelitian dan pengukuran yang berulang-ulang.

Sedangkan percobaan dilakukan untuk mencoba rangkaian alat dan agar dapat

bekerja sesuai dengan konsep yang telah dibuat.

5.1 Tujuan

Tujuan dilakukannya pengukuran dan percobaan alat kerja adalah untuk

mendapatkan data-data spesifik pada titik-titik pengukuran dari alat yang telah

dibuat, sehingga mempermudah analisa sistem dan memperbaiki kerusakan yang

mungkin terjadi pada proses alat kerja.

5.2 Peralatan yang Digunakan

Pengukuran dan percobaan alat Tugas Akhir ini menggunakan beberapa alat

dan bahan, antara lain :

1. Laptop

2. Multimeter digital

3. Tachometer digital

4. Termometer digital

5. Handphone

6. Alat tulis
7. Tabel Hasil Pengukuran

5.3 Prosedur Pengukuran dan Percobaan

Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam pengukuran dan pengujian

alat adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan semua alat yang digunakan dan memastikan bahwa peralatan

yang akan digunakan dalam kondisi yang baik.

2. Menyiapkan handphone yang dibuat sebagai sarana monitoring pada saat

melakukan pengujian dan pengukuran.

3. Melakukan pengukuran berdasarkan titik pengukuran yang telah ditentukan

dengan metode percobaan berdasarkan parameter yang telah ditetapkan.

4. Mencatat hasil pengukuran dan percobaan sesuai dengan data yang didapat.

5. Menganalisa pengukuran berdasarkan data terukur dan nilai perhitungan.

Pengukuran juga dilakukan secara urut dan bertahap pada semua bagian,

yaitu diawali dengan rangkaian yang paling sederhana dengan tujuan menghindari

kesalahan sejak awal.

5.4 Pengukuran Rangkaian

Pengukuran dan percobaan dilakukan pada rangkaian, bertujuan untuk

mendeteksi kemungkinan adanya kesalahan pada rangkaian. Selain itu juga

bertujuan untuk mengetahui nilai besaran listrik masukkan dan keluarannya pada

tiap rangkaian. Pada tabel dibawah ini merupakan hasil dari pengukuran rangkaian

alat tugas akhir.


90
90

5.4.1 Pengukuran Rangkaian Catu Daya

Catu daya merupakan bagian penting yang digunakan sebagai supply dari

mikrokontroller Arduino Mega 2560 yang merupakan pusat kontrol dari semua

rangkaian dan digunakan untuk supply tegangan kipas pendingin. Pengukuran

pada rangakain catu daya dengan mengambil data pengukuran tegangan input dan

tegangan output dari rangkaian catu daya.

Tabel 5- 1 Pengukuran Rangkaian Catu Daya 12V


Hasil Tampilan pada LCD Alat
No. Titik Ukur
Pengukuran Ukur

Input Catu
1 211 VAC
Daya 12 V

Output Catu
2 11.73 VDC
Daya 12 V

Tabel 5- 2 Pengukuran Rangkaian Catu Daya 9V


Hasil Tampilan pada LCD Alat
No. Titik Ukur
Pengukuran Ukur

Input Catu
1 213 VAC
Daya 9VDC

Output Catu
2 9.17VDC
Daya 9VDC
5.4.2 Pengukuran Rangkaian Driver Relay
Rangkaian Driver Relay digunakan untuk menggerakan dan mengatur

kerja Relay 5VDC dan Relay 9VDC. Dimana rangkaian ini mendapatkan

masukan perintah dari Arduino Mega 2560 yang memerintah relay untuk bekerja.

Bagian yang diukur adalah input driver relay dari Arduino Mega 2560, keluaran

dari driver relay, common dan normally close pada saat belum dikontak, common

dan normally open pada saat sesudah dikontak.

Tabel 5- 3 Pengukuran Relay Pendingin


Tampilan pada
No. Logika Tegangan Output
LCD Alat Ukur

1 High 1,8 MVDC

2 Low 9.17 VDC

Tabel 5- 4 Pengukuran Relay Start/Stop


No. Logika Tegangan Output Tampilan Pada

LCD Alat Ukur

1 High 0VDC

2 Low 4,917 VDC


Tabel 5- 5 Pengukuran Relay Kecepatan
No. Nama Relay Logika Tegangan Gambar

HIGH 0 VDC

1. Relay Kecepatan 1

LOW 4,917 VDC

HIGH 0 VDC

2. Relay Kecepatan 2

LOW 4,925 VDC

HIGH 0VDC

3. Relay Kecepatan 3

LOW 4,917VDC
5.4.3 Pengukuran Inverter

Pengukuran pada rangkaian Inverter dilakukan dengan tujuan mengetahui

tegangan dan arus pada Inverter. Inverter ini digunakan untuk supply motor

induksi

1 fasa yang digunakan untuk menggerakan penggiling gabah.

Gambar 5- 1 Titik Pengukuran Tegangan dan Arus Output Inverter

Tabel 5- 6 Pengukuran Tegangan Inverter


Item
No. V Input Gambar V Output Gambar
Pengukuran

Kecepatan
1 213 VAC 213 VAC
High

Kecepatan
2 212 VAC 208 VAC
Medium

Kecepatan
3 213 VAC 213 VAC
Low
Tabel 5- 7 Tabel Pengukuran Arus Inverter
Item
No. I Input Gambar I Output Gambar
Pengukuran

Kecepatan
1 3,04 A 3,39 A
High

Kecepatan
2 2,83 A 3,35 A
Medium

Kecepatan
3 2,72 A 3,35 A
Low

5.4.4 Pengukuran Sensor Suhu DS18B20

Pengukuran pada sensor suhu DS18B20 dilakukan dengan tujuan

mengetahui tegangan input pada sensor.

Tabel 5- 8 Pengukuran Tegangan Sensor Suhu DS18B20


Tegangan
No. Nama Sensor Kondisi Gambar
Input

1. Sensor DS18B20 Off 0 VDC


Lanjutan Tabel 5-8

On 3,296 VDC

5.4.5 Pengukuran Sensor Kecepatan Optocoupler

Pengukuran pada sensor kecepatan optocoupler dilakukan dengan tujuan

mengetahui tegangan input pada sensor.

Tabel 5- 9 Pengukuran Tegangan Sensor Kecepatan Optocoupler


Tegangan
No. Nama Sensor Kondisi Gambar
Input

High 4,917 VDC

Sensor Kecepatan
1.
Optocoupler

Low 0 VDC

5.5 Langkah Percobaan

Pengujian alat dilakukan dengan menghubungkan keseluruhan perangkat

beserta isinya, baik itu berupa perangkat keras (hardware) maupun berupa
perangkat lunak (software). Tujuan dari pengujian sistem secara keseluruhan

adalah mengetahui apakah kerja dari keseluruhan alat ini sudah sesuai dengan

yang diinginkan, yaitu dapat melakukan proses monitoring suhu dan kecepatan,

serta kontrol kecepatan.

Percobaan ini juga bertujuan untuk mengetahui perbandingan pembacaan

sensor dengan pembacaan alat ukur pada motor induksi 1 fasa.

Gambar 5- 2 Titik Pengukuran Kecepatan Putaran Motor Induksi Satu Fasa


(Sumber Dokumen Pribadi)

Gambar 5- 3 Titik Pengukuran Suhu Pada Motor Induksi Satu Fasa


(Sumber : Dokumen Pribadi)
Langkah-langkah pengukuran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengujian.

2. Lakukan pengecekan kembali dan pastikan pengkabelan tersambung

dengan benar.

3. Setelah semua pengkabelan tersambung dengan benar, hubungkan inverter

dengan input 220VAC.

4. Tekan push button pada alat atau pada Blynk untuk mengatur level

kecepatan yang diinginkan.

5. Catat besar tegangan serta arus input dan output pada inverter dan sensor

suhu, temperatur pada sensor suhu, dan besar keluaran kecepatan pada

tabel hasil pengukuran.

5.5.1 Pengujian Sensor Kecepatan Optocoupler

Pada perancangan sistem alat ini digunakan sensor kecepatan optocoupler

yang berfungsi sebagai pendeteksi kecepatan putar motor induksi 1 fasa. Pengujian

ini bertujuan untuk mengetahui tingkat akurasi dan error dari data hasil

pengukuran sensor. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai kecepatan

putar yang dideteksi oleh sensor kecepatan optocoupler yang tertampil pada

aplikasi Blynk dengan alat ukur lain yaitu Tachometer.

Untuk mencari selisih dan menghitung % error yaitu dengan menggunakan

rumus:

𝑆𝑒𝑙��𝑠𝑖ℎ = | 𝐾𝑒��𝑒𝑝��𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑏��𝑛����𝑛𝑦𝑎 − 𝐾𝑒��𝑒𝑝��𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢��|


𝐾𝑒��𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑒��𝑢��𝑢𝑟 − 𝐾𝑒��𝑒��𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑏��𝑛��𝑟��𝑦𝑎
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100%
𝐾𝑒��𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑏��𝑛��𝑟��𝑦𝑎

Tabel 5- 10 Percobaan Kecepatan Motor


Terukur
Item Kecepatan Pembacaan Tampilan Presentasi
Frekuensi Tacho Selisih
Pengukuran Motor Blynk Blynk Error
meter

Kecepatan Low
High
1369 rpm 1353 rpm 16 rpm 1,1%

Kecepatan
Medium

1280 rpm 1253 rpm 27 rpm 2,1%


Kecepatan
1191 rpm 1200 rpm 9 rpm 0,7%

Percobaan Sensor Kecepatan Optocoupler


1400
1350

1300

RPM
1250

1200

1150
1100
Kecepatan 1 Kecepatan 2 Kecepatan 3

Tachometer Blynk

Gambar 5- 4 Grafik Percobaan Sensor Kecepatan Optocoupler


Hasil pengujian dari sensor kecepatan Optocoupler menggunakan

pembanding Tachometer terdapat pada Tabel 5-10. Dari Tabel 5-10 tersebut

diketahui bahwa rata-rata selisih atau nilai error pembacaan kecepatan yang

tertampil pada aplikasi Blynk dengan Tachometer adalah sebesar ±17 𝑟𝑝𝑚 dan

rata-rata rasio % error pengukuran sebesar 1,3%

5.5.2 Pengujian Sensor Suhu DS18B20

Pada perancangan sistem alat ini digunakan sensor suhu DS18B20 yang

berfungsi sebagai pendeteksi temperature bodi motor induksi 1 fasa. Pengujian ini

bertujuan untuk mengetahui tingkat akurasi dan error dari data hasil pengukuran

sensor. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai temperature bodi motor

yang dideteksi oleh sensor suhu DS18B20 yang tertampil pada aplikasi Blynk

dengan alat ukur lain yaitu Thermometer.

Untuk mencari selisih dan menghitung % error yaitu dengan menggunakan

rumus:

𝑆𝑒𝑙��𝑠𝑖ℎ = | 𝑆��ℎ𝑢 𝑆𝑒𝑏��𝑛����𝑛𝑦𝑎 − 𝑆��ℎ𝑢 𝑇𝑒��𝑢��𝑢��|

𝑆��ℎ𝑢 𝑇𝑒��𝑢��𝑢𝑟 − 𝑆��ℎ𝑢 𝑆𝑒𝑏��𝑛����𝑛𝑦𝑎


%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100%
𝑆��ℎ𝑢 𝑆𝑒𝑏��𝑛��𝑟��𝑦𝑎
1001
0010

Tabel 5- 11 Percobaan Sensor Suhu DS18B20


Tampilan
No. Suhu Terukur Selisih %Error
Blynk

1 0,025 0,08%

2 0,2 5,6%

3 0,2 0,44

Percobaan Sensor Suhu DS18B20


Alat ukur Pembacaan Sensor
50
Temperature

45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
1 2 3
Percobaan

Gambar 5- 5 Grafik Pembacaan Sensor Suhu DS18B20


Tabel 5- 12 Percobaan Suhu Motor Pada Tiap Level Kecepatan

Level Tampilan Tampilan


No Waktu
Kecepatan Alat Ukur Blynk

8 menit 23 detik

7 menit 37 detik

6 menit 12 detik

Kecepatan
1
High 5 menit 17 detik

4 menit 56 detik

4 menit 12 detik
Lanjutan Tabel 5-12

9 menit 12 detik

7 menit 53 detik

6 menit 42 detik

6 menit 12 detik
Kecepatan
2
Medium

5 menit 23 detik

5 menit 3 detik
Lanjutan Tabel 5-12

9 menit 23 detik

8 menit 30 detik

7 menit 14 detik
Kecepatan
3
Low
6 menit 53 detik

6 menit 20 detik

5 menit 6 detik
Pengujian Suhu Pada Kecepatan 1
46
44
42
40
Suhu

38
36
34
32
30
08:23 16:00 22:12 27:29:00 32:13:00 36:25:00 01:31:45
Waktu

Suhu blynk Suhu Alat ukur

Gambar 5- 6 Grafik Percobaan Sensor DS18B20 Terhadap Waktu pada


Kecepatan 1

Pengujian Suhu Pada Kecepatan 2


46
44
42
40
Suhu oC

38
36
34
32
30
09:12 17:05 23:47 29:59:00 35:32:00 40:35:00 01:37:08
Waktu

Suhu Alat Ukur Suhu Blynk

Gambar 5- 7 Grafik Pengujian Sensor Suhu DS18B20 Terhadap Waktu pada


Kecepatan 2
Pengujian Suhu Pada Kecepatan 3
46
44
42
40
Suhu oC

38
36
34
32
30
09:23 17:53 25:07:00 32:00:00 38:26:00 44:26:00 01:42:38
Waktu

Suhu Alat Ukur Suhu Blynk

Gambar 5- 8 Grafik Pengujian Sensor DS18B20 Terhadap Waktu pada


Kecepatan 3

Tabel 5- 13 Pengujian Tanpa Pendingin


No Level Suhu Blynk Tampilan Thermo Waktu

Kecepatan
1 48 menit 12 detik
High

Kecepatan
2 51 menit 54 detik
Medium

Kecepatan
3 55 menit 9 detik
Low
Tabel 5- 14 Pengujian Menggunakan Pendingin
No Level Suhu Blynk Tampilan Thermo Waktu

1 Kecepatan High 51 menit 20 detik

2 Kecepatan 56 menit 33 detik

Medium

3 Kecepatan Low 58 menit 12 detik


Gambar 5- 9 Tampilan Blynk

Berdasarkan hasil percobaan diatas, dapat diketahui bahwa tidak ada korelasi

antara kenaikan suhu dengan tegangan. Semakin tinggi suhu, maka tegangan tidak

semakin tinggi. Sedangkan untuk periode waktu kenaikan suhu, membutuhkan

waktu yang cukup lama. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada motor

induksi yang penulis gunakan, terdapat kipas pendingin sendiri. Level kecepatan 1

membutuhkan waktu paling cepat untuk mencapai titik derajat setpoint, hal ini

disebabkan oleh arus yang mengalir pada kecepatan 1 lebih besar, meskipun tidak

berbeda jauh dengan arus dikecepatan lainnya.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Setelah melakukan perancangan, pembuatan benda kerja dan percobaan

terhadap Tugas Akhir ini, maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai

berikut :

1) Pada tugas akhir ini pengaturan kecepaan putar motor induksi 1 fasa

berdasarkan 3 level kecepatan menggunakan sensor Kecepatan

Optocoupler untuk mendeteksi kecepatan putar. Pengaturan kecepatan

ini menggunakan pengaturan frekuensi oleh inverter Mitshubishi D700

Series yang dikombinasikan dengan arduino. Sensor kecepatan

Optocoupler mendeteksi 1350 rpm pada kecepatan 1, 1250 rpm pada

kecepatan 2, dan 1200 rpm pada kecepatan 3.

2) Saat sensor suhu membaca bahwa temperatur pada bodi motor

melebihi setpoint 1 yaitu 35oC, maka relay pendingin akan menyala

dan mengaktifkan pendingin, sedangkan bila sensor suhu membaca

bahwa temperature melebihi setpoint 2 yaitu 45oC, maka relay untuk

mematikan motor akan menyala dan motor akan mati.

3) Pengontrolan kecepatan putar motor bisa dilakukan melalui push

button pada alat maupun pushbutton virtual yang terdapat pada aplikasi

Blynk. Monitoring juga bisa dilakukan melalui aplikasi Blynk dan

terbaca juga

pada LCD I2C di alat.

108
109

4) Pada alat ini, pengaturan 3 level kecepatan motor diatur melalui

inverter pada frekuensi 50 HZ untuk level kecepatan High, 47.5 HZ

pada level kecepatan Medium, dan 45 HZ pada level kecepatan Low.

6.2 Saran

Guna melengkapi kesempurnaan alat tugas akhir ini maka kami sarankan

sebagai berikut :

1) Untuk kedepannya bisa dikembangkan lebih baik terutama pada motor

induksi 1 fasa, bisa diganti dengan yang berdaya lebih besar.

2) Sebaiknya, apabila saat percobaan disarankan melakukan percobaan di

tempat yang daya listrik dan arusnya besar. Karena alat ini

membutuhkan daya dan arus listrik yang besar.

3) Kipas pendingin untuk mendinginkan motor disarankan yang berdaya

lebih besar.

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak

kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik

dan saran yang membangun dari pembaca guna keperluan pembuatan Laporan

dimasa mendatang.

Demikian laporan Tugas Akhir yang berjudul ”Pengatur Kecepatan

Menggunakan Inverter Mitshubishi D700 Series dan Proteksi Suhu serta

Monitoring pada Motor Alat Penggiling Gabah Menggunakan Sensor Kecepatan

Optocoupler dan Sensor Suhu DS18B20 Berbasis Arduino Mega 2560 dengan

IOT (Internet Of Thing)”. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.


DAFTAR PUSTAKA

[1] Badan Pusat Statisik. 2012. Hasil Pendataan Lengkap Industri Penggilingan
Padi Tahun 2012. Tersedia pada :
https://www.bps.go.id/publication/2012/10/31/a102672b650379a11de
7f790/hasil-pendataan-lengkap-industri-penggilingan-padi-tahun-
2012.html. Diakses pada 06 Juli 2020 pukul 13.00

[2] Salim Iqbal., Diah Pramana Mulyawan., Suhardi. 2018. “Uji Kinerja Pemecah
Kulit Padi Pada Penggilingan Kecil”, Makassar ; Universitar
Hasannudin.

[3] Pratiwi, Rizki Amalia. 2019. “Aplikasi Programmable Logic Controller (PLC)
Sebagai Kontrol Kecepatan Motor Berdasarkan Tingkatan Suhu Pada
Proses Tempering Gabah Dengan Human Machine Interface (HMI)”,
Semarang ; Universitas Diponegoro.
[4] Primaditha, Rizky Astri. 2019. “Rancang Bangun Pengatur Dan Monitoring
Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Dengan Menggunakan Inverter
Siemens Sinamics G110 Yang Dilengkapi Pengaman Suhu Berlebih
Berbasis PLC (Programmable Logic Controller) Schneider
TM221CE16R”, Semarang, Universitas Diponegoro.

[5] Saputra, Rahmat. 2014. “Rancang Bangun Alat Pengatur Kecepatan Motor
Induksi Satu Fasa Melalui Pengaturan Frekuensi Mengunakan
Multivibrator Astable”, Bengkulu, Universitas Bengkulu.
[6] Politeknik Negeri Sriwijaya. Tersedia pada: http://eprints.polsri.ac.id/. Diakses
pada 08 Juli 2020 pukul 14.45.
[7] Wardana Meri. 2013. Prinsip Kerja Inverter (VFD). Tersedia pada :
http://meriwardana.blogspot.com/2013/02/prinsip-kerja-inverter-
vfdpengguna an.html. Diakses pada 12 Juli 2019 pukul 09.30.

[8] Setiadi, David., Muhamad Nurdin Abdul Muhaemin., 2018. “Penerapan


Internet Of Things (IoT) Pada Sistem Monitoring Irigasi (Smart
Irigasi)”. Jakarta, Universitas Sangga Buana.
[9] Anonymous. 2019. Internet Of Things: Bentuk Representasi Virtual Berbasis
Internet. Tersedia pada : http://forkas.stis.ac.id/2019/02/internet-of-
things-bentuk-representasi.html. Diakses pada 17 Juli 2020 pukul
19.23.

110
1111
1111

[10] Kho. Dickson.2017. Pengertian Power Supply (Catu Daya) dan Jenis-
jenisnya. Tersedia pada : https://teknikelektronika.com/pengertian-
power-supply-jenis-catu-daya/. Diakses pada 17 Juli 2020

[11] Anonymous. Tersedia pada : https://www.studiobelajar.com/dioda/. Diakses


pada 17 Juli 2020
[12] Khomarudin, Riki. Sensor Optocoupler Tersedia pada :
https://rikikhomarudin28.wordpress.com/2017/06/02/sensor-
optocoupler/. Diakses pada 21 Juli 2020

[13] Fauzi, Yoki Rijal. 2017. Perencangan Soft Starting pada motor induksi 3 fasa
menggunakan mikrokontroler Atmega328. Surabaya : Institut
Teknologi Sepuluh November.

[14] Ariyanto, Eko. 2017. Prinsip Kerja DC Power Supply-PPT. Semarang.


Universitas Diponegoro
[15] Damar, Satrio. 2011. Aplikasi Optocoupler Pada Kendaraan Hybrid. Tersedia
pada : http://satriodamar.blogspot.com/2011/12/applikasi-sensor-
optocoupler-pada.html. Diakses pada 26 Agustus 2020
[16] Sensor, Haus. 2018. Push Button. Tersedia pada https://www.sensorhaus.id/.
Diakses pada 30 Juli 2020

[17] Data Sheet. DS18B20. Tersedia pada https://pdf1.alldatasheet.com/datasheet-


pdf/download/58557/DALLAS/DS18B20.html. Diakses pada 22 Juli
2020.

[18] Fuad. 2017. Pengertian MCB, Fungsi, dan Prinsip Kerjanya. Tersedia pada
https://www.sensorhaus.id/ . Diakses pada 2 Agustus 2020.
[19] Anonimus. 2011. Mengenal Komunikasi I2C (Inter Integrated Circuit).
https://purnomosejati.wordpress.com/2011/08/25/mengenal-
komunikasi-i2cinter-integrated-circuit/. Diakses pada 6 Agustus.

[20] Saputra, Ardiansyah Dodi. 2018. Rancang Bangun Modul Starting Star Delta
pada Motor Induksi Tiga Fasa Berbasis Sensor Kecepatan
Menggunakan Mikrokontroller Arduino Mega 2560. Tugas Akhir.
Tidak diterbitkan. Semarang : Universitas Diponegoro
[21] Wicaksono, Handy. 2009. Relay- Prinsip Dasar. Tersedia pada
https://learnautomation.files.wordpress.com/2009/08/modul-
keseluruhan-automasi-1-1-bab-2.pdf. Diakses pada 16 Juli 2020.
[22] Anonimus. 2018. Mengenal Aplikasi Blynk. Tersedia pada
https://www.toleinnovator.com/2018/12/mengenal-aplikasi-
blynk.html. Diakses pada 18 Juli 2020.
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rangkaian Keseluruhan

113
1141
1411

Lampiran 2 : Listing Program


#define BLYNK_PRINT Serial

#include <ESP8266_Lib.h>

#include <BlynkSimpleShieldEsp8266.h>

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

#include <OneWire.h>

#include <DallasTemperature.h>

#define ONE_WIRE_BUS 8

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,20,4);

OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS);

DallasTemperature sensors(&oneWire);

char auth[] = "hdabjKrr888v18Fpur7aCKgfaEPbtMaQ";

char ssid[] = "Champion";

char pass[] = "cucuakung17";

#define EspSerial Serial

#define ESP8266_BAUD 115200

ESP8266 wifi(&Serial);

WidgetLED Speed1(V1);

WidgetLED Speed2(V2);
WidgetLED Speed3(V3);

WidgetLED Start(V4);

WidgetLED suhu1(V7);

WidgetLED kipas(V8);

BlynkTimer timer;

//suhu

int rkipas = 40;

int rkec1=34;

int rkec2=36;

int rkec3=38;

int rstart = 42;

const byte degreeSymbol = B11011111;

//kecepatan

int kecepatan = 9;

int nyala = 255;

int mati=0;
int pb1=53;

int pb2=51;

int pb3=49;

int led1=2;

int led2=3;

int led3=4;

int led4=5;

unsigned long start_time = 0;

unsigned long end_time = 0;

int steps=0;

float steps_old=0;

float temp=0;

float rpm=0;

void setup() {

Serial.begin(9600);

Serial.begin(ESP8266_BAUD);

delay(10);

lcd.init();
lcd.backlight();

lcd.begin(20, 4);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("PENGGILING GABAH");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("MODERN");

lcd.setCursor(0,2);

lcd.print("BERBASIS");

lcd.setCursor(0,3);

lcd.print("IOT");

delay(1000);

lcd.clear();

pinMode(53, INPUT_PULLUP);

pinMode(51, INPUT_PULLUP);

pinMode(49, INPUT_PULLUP);

pinMode(9, INPUT);

pinMode(2, OUTPUT);

pinMode(3, OUTPUT);
pinMode(4, OUTPUT);

pinMode(34, OUTPUT);

digitalWrite(34, HIGH);

pinMode(35, OUTPUT);

digitalWrite(35, HIGH);

pinMode(38, OUTPUT);

digitalWrite(38, HIGH);

pinMode(40, OUTPUT);

digitalWrite(40, HIGH);

Blynk.begin(auth, wifi, ssid, pass,"blynk-cloud.com", 8080);

timer.setInterval(100L, sensor);

timer.setInterval(200L, pushbutton);

void loop() {

Blynk.run();
timer.run();

void sensor()

{ sensors.requestTemperatures();

float h = sensors.getTempCByIndex(00);

start_time=millis();

end_time=start_time+1000;

while(millis()<end_time)

{if(digitalRead(9))

{steps=steps+1;

while(digitalRead(9));}}

temp=steps-steps_old;

steps_old=steps;

rpm=(temp/120*60);

lcd.setCursor(0,3);

lcd.print("Kecepatan:");

lcd.print(rpm);

lcd.print("rpm ");
1201
2012

Blynk.virtualWrite(V10, h);

Blynk.virtualWrite(V12, rpm);

lcd.setCursor(0, 2);

lcd.print("Suhu :");

lcd.print(h);

lcd.write(degreeSymbol);

lcd.print("C ");

if (h>35)

{digitalWrite(40,LOW);

suhu1.on();}

else

{digitalWrite(40,HIGH);

suhu1.off();}

//proteksi breakout

if (h>50)
{digitalWrite(42,HIGH);}

void pushbutton()

{//PB SPEED

if (digitalRead(47) == LOW)

{digitalWrite(42,LOW);}

if (digitalRead(23) == LOW)

{digitalWrite(42,HIGH);}

if (digitalRead(53) == LOW&digitalRead(42) == LOW)

digitalWrite(34, LOW);

digitalWrite(35, HIGH);

digitalWrite(38,HIGH);

digitalWrite(2, nyala);

digitalWrite(3, mati);

digitalWrite(4, mati);

}
if (digitalRead(51) == LOW&digitalRead(42) == LOW)

digitalWrite(34, HIGH);

digitalWrite(35, LOW);

digitalWrite(38,HIGH);

digitalWrite(2, mati);

digitalWrite(3, nyala);

digitalWrite(4, mati);

if (digitalRead(49) == LOW&digitalRead(42) == LOW)

digitalWrite(34, HIGH);

digitalWrite(35, HIGH);

digitalWrite(38,LOW);

digitalWrite(2, mati);

digitalWrite(3, mati);

digitalWrite(4, nyala);

}
if (digitalRead(34)==LOW)

{Speed1.on();

Speed2.off();

Speed3.off();}

else {Speed1.off();}

if (digitalRead(35)==LOW)

{ Speed2.on();

Speed1.off();

Speed3.off();}

else { Speed2.off();}

if (digitalRead(38)==LOW)

{ Speed3.on();

Speed2.off();

Speed1.off();}

else { Speed3.off();}

}
Lampiran 3 : Datasheet Sensor Suhu DS18B20
Lampiran 4 : Datasheet Sensor Optocoupler
1301
3013
Lampiran 5 : Datasheet Arduino Mega 2560

Arduino Mega

Overview
Manual Book Inverter
1401
4014

Anda mungkin juga menyukai