Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

ASSALAMUALAIKUM WARAH MATULLAHI WABARAKATU

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita umur panjang, sehat badan dan
fikiran sehingga kita dapat berkumpul diini guna untuk membahas mengenai “Standar
Baik dan Buruk Berdasarkan Ajaran Akhlah, Moral, dan Etika”.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini termasuk kepada dosen Mata Kuliah Akhlak Tasawuf. Yang
telah memberikan dukungan dan kepercayaan yang begitu besar.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahaanya. Oleh karena itu dengan tangn
terbuka penulisan menerima segala saran dan kritik dari pembaca.

Lhokseumawe, 17 Oktober, 2021

Penulis

i
DAFAT ISI

KATA
PENGANTAR............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1

A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3

A. Pengertian Baik dan Buruk......................................................................... 3


B. Pengertian Akhlak, Moral, dan Etika......................................................... 6
C. Standar Baik dan Buruk Berdasarkan Ajaran Akhlak, Moral, dan Etika.. 12

BAB III PENUTUPAN.............................................................................................. 14

A. Kesimpulan................................................................................................ 14
B. Saran.......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum kata baik dalam makna lugas berarti sesuatu yang patut

dan berguna. Baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan, dan juga

sesuatu yang menimbulkan rasa keharusan dalam kepuasan , kesenangan,

persesuaian, dan lain-lain.

Sesuatu hal yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat,

memberikan perasaan senang atau bahagia. Jadi sesuatu dkatakan baik bila ia

dihargai secara positif. Sedangkan buruk bisa juga berarti rusak, busuk, jahat,

tidak bermoral dan lain-lain.

Segala perbuatan tercela yang menentang norma-norma itu juga

termasuk kepada perbuatan buruk.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat dipahami bahwa sesuatu yang

disebut baik atau buruk itu sangat relatif. Tergantung kepada setiap pandangan

orang-orang, presepsi atau penilaian masing-masing orang yang

memformulasikannya. Oleh karna itu nilai baik atau buruk bersifat subjektif,

tergantung tolak ukur apa yang digunakan. Akan tetapi secara objektif,

walaupun tujuan orang atau golongan didunia ini berbeda-beda , sesungguhnya

pada akhirnya tiap-tiap sesuatu memiliki tujuan yang sama.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian baik dan buruk?

2. Apa pengertian akhlak, moral, dan etika?

iii
3. Bagaimana standar baik dan buruk berasarkan ajaran akhlak, moral, dan

etika?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui secara baik tentang akhlak, moral, dan etika

2. Untuk mengetahui hubungan baik dan buruk menurut akhlak, moral, dan

etika

3. Untuk mengetahui secara baik pengeertian baik dan buruk

iv
BAB II

PEMBAHASA

A. Pengertian Baik dan Buruk

1. Pengertian Baik dan Buruk

Dari segi bahasa (etimologi) baika dalah terjemahan dari kata khoi dalam

Bahasa Arab, atau good dalam Bahasa Inggris. Baik atau kebaikan adalahsegala

sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat menyenakan dan

disukai manusia.

Dalam Bahasa Arab, yang buruk itu dikenal dengan istilah syarr, atau

sesuatu yang dinilai sebaliknya dari yang baik, sesuatu yang hina, rendah,

menyusahkan dan tidak disukai kehadirannya oleh manusia.

Secara istilah (terminologi) kebaikan didefinisikan secara berbeda-beda. Hal ini

dikarenakan ukuran penentu baik dan buruknya sesuatu itu biasanya bersumber

dari Tuhan (wahyu, agama), dan manusia (akal, filsafat). Berikut macam-macam

akhlak baik dan macam-macam akhlak buruk:

a. Macam-macam Aklak Baik

Adapun macam-macam akhlak baik, diantaranya:

v
1. At-Taqwa

Merupakan melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala

larangan Nya Allah SWT.

2. Al-Ahfal

Merupakan kelembutan, berjinak-jinak, lembut dengan manusia dan senang

mereka.

3. Al-Aqah

Al-Aqah atau persaudaraan merupakan suatu ikatan antara dua orang yang

sudah pasti adanya rasa kasih sayang antara keduanya.

4. As-Siddiq

As-Siddiq atau benar merupakan mengambarkan sesuatu sesuai realita.

5. Al-Amanah

Merupakan mendirikan hak Allah SWT dan hak hambanya Allah SWT.

6. Al-Fath

Al-Fath terpelihara merupakan suatu sifat untuk mencegah orang dari pada

perbuatan haram, dan kehinaan syahwat, iffah itu adalah suatu sifat untuk

mencegah seseorang dari pada perbuatan yang diharamkan Allah SWT.

7. Al-Muruah

Al-Muruah atau Marwah merupakan suatu sifat yang mengajak seseorang

untuk berjlan dengan kemuliaan akhlak dan kebagusan sikap.

8. Al-Hilmu

Lemah lembut merupakan sifat yang membuat seseorang meninggalkan

penyiksaaan terhadap orang yang marah kepada dirinya padahal dia mampu

membalasnya.

vi
9. Az-Zahaq

Dermawan merupakan orang-orang yang memberikan harta dengan tiada

satu masalah dan tidak menuntut untuk diberikan kembali kepadanya.

10. At-Tawazuq

Merendahkan diri merupakan rendah hati, rendah diri yang tidak membuat

diri seseorang menjadi hina.

b. Macam-macam Akhlak Buruk

Adapun macam-macam akhlak buruk, diantaranya:

1. Al-Khiziq

Dusta merupakan mengabarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan realita

2. Al-Hibbu

Licik merupkan menyembunyikan keburukan dan menrencanakan untuk

menyakiti.

3. Al-Hasad

Dengki merupakan berencana, bercita-cita untuk menghilangkan nikmat

yang dimiliki oleh orang lain.

4. Al-Lagibah

Merupakan yang dibencikan oleh saudaramu yang dihibahkan walaupun

didepnnya ghibah itu tidak mesti dibelakang, didepan walau apa yang kita

sebut dia benci itu juga dinamakan ghibah.

2. Sifat dari Baik dan Buruk

Sifat dan corak baik buruk yang didasarkan pada pandangan filsafat yaitu

sesuai dengan sifat filsafat itu yakni berubah, realatif nisbi, dan tidak

universal. Sedangkan baik buruk yang didasarkan pada agama akan tetap

vii
berlaku umum, universal dan sepanjang masa. Sifat dari baik dan buruk

yang demikian itu tetap berguna sesuai dengan zamannya, dan ini dapat

digunakan untuk menjabarkan ketentuan baik dan buruk yang terdapat dalam

ajaran ahklak yang bersumber dari ajaran islam.

3. Baik dan Buruk Menurut Ajaran Islam

Menurut ajaran islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada

petunjuk Al-Qur’an dan Hadits. Jika kita perhatikan Al-Qur’an dan Hadist

banyak istilah yang mengacu kepada baik, dan ada pula istilah yang

mengacu kepada buruk. Diantara istilah yang mengacu pada baik misalnya

hasanah, thoyyibah, khairoh, karimah, mahmudah, azizah, dan birr. Adanya

istilah kebaikan yang demikian variatif yang diberikan Al-Qur’an dan Hadits

itu menunjukkan bahwa penjelasan terhadap sesuatu yang baik dikemukakan

sebelumnya.

B. Pengertian Akhlak, Moral, dan Etika

1. Pengertian Akhlak

Akhlak berasal dari kata khuluq yang artinya perang atau tabiat. Dan dalam

kamus besar bahasa indonesia, kata akhlak artinya sebagai budi pekerti atau

kelakuan. Dapat didefinisikan bahwa akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang

mendorong perbuatan dengan mudah, spontan tanpa dipikirkan dan

renungkan lagi. Dengan demikian akhlak pada dasarnya adalah sikap yang

melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku

atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama,

maka tindakan tersebut disebut akhlak yang baik atau akhlakul karimah

(akhlak mahmudah). Misalnya jujur, adil, rendah hati, pemurah, santun dan

viii
sebagainya. Sebaliknya apabila buruk disebut akhlak yang buruk atau

akhlakul mazmumah. Misalnya kikir, zalim, dengki, iri hati, dusta dan

sebagainya. Baik dan buruk kahlak didasarkan kepada sumber nilai, yaitu

Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.

Dengan demikian standar nilai moral dan etikan bersifat lokal dan temporal,

sedang standar akhlak bersifat universal dan abadi. Dalam pandangan islam,

akhlak merupakan cerminan dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena

itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seeorang, sebab

keimaman harus ditampilkan dalam prilaku nyata sehari-hari. Inilah yang

menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya : “Aku hanya

diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”. (Hadist riwayat Ahmad)

Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah

akumulasi dari aqidah dan syariat yang bersatu secara utuh dalam diri

seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir

akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang

tampak apabila syari’at islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah.

a. Akhlak kepada Allah SWT

1. Beribadah kepada Allah SWT, yaitu melaksanakan perintah Allah

untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim

beribadah membuktikan ketundukan terhadap perintah Allah SWT.

2. Berzikir kepada Allah SWT, yaitu mengigat Allah dalam berbagai

situtasi dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dlam hati.

Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.

ix
3. Berdoa’a kepada Allah SWT, yaitu memohon apa saja kepada Allah.

Do’a merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan dan

keterbatasan dan ketidak mampuan manusia, sekaligus pengakuan

akan kemahakuasaan Allah tehadapt segala sesuatu. Kekuatan do’a

dalam ajaran islam sangat luar biasa, karna ia mampu menembus

kekuatan akal manusia. Oleh karna itu berusaha dan berdo’a

merupakan dua sisi tugas hidup manusia yang satu secara utuh dalam

aktifitas hidup setiap muslim orang yang tidak pernah berdo’a adalah

orang yang tidak menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia

karena itu dipandang sebagai orang yang sombong.

4. Tawakal kepada Allah SWT, yaitu beserah diri sepenuhnya kepada

Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu

keadaan.

5. Tawadhuk kepada Allah SWT, yaitu rendah hati dihadapan Allah.

Mengakui bahwa dirinya rendah dan hinda dihadapan Allah yang

Maha Kuasa, oleh karna itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh

dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam

melaksanakan ibadah kepada Allah.

b. Akhlak kepada Diri Sendiri

1. Sabar, yaitu perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil

dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang

menimpanya. Sabar diungkapkan ketika melasanakan perintah,

menjauhi larangan ketika ditimpa musibah.

x
2. Syukur, yaitu sikap berterimakasi atas pemberian nikmat Allah yang

tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk

ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah dengan memuji

Allah dengan membaca Alhamdulillah, sedangkan syukur dengan

perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan

nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.

3. Tawadhu, yaitu rendah hati. Selalu menghargai siapa saja yang

dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawadhu

melahirkan ketenangan jiwa, menjauhakan dari sifat iri dan

dengkiyang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang

lain.

c. Akhlak kepad Ibu dan Bapak

Akhlak kepada ibu dan bapak adalah berbuat baik kepad keduaya dengan

ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam

bentuk-betuk perbuata antara lain menyayangi dan menintai ibu bapak

sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah

lembut, mentaati perintah, meringankan beban, serta menyantuni mereka

jia sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.

d. Akhlak kepada Keluarga

Akhlak kepada keluarga adalah mengembangkan kasih sayang diantara

anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi.

Komunikasi yang didorang oleh rasa kasih sayang yang tulus akan

dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Apabila kasih sayang teah

mendasari komunikasi orang tua dengan anak, makan akan lahir wibawa

xi
kepada orang tua. Demikian sebaliknya, akan lahir kepercayaan orang

tua pada anak oleh karna itu kasih sayang harus menjadi muatan pertama

dalam komunikasi semua pihak dalam keluarga.

Dari komunikasi semacam itu akan lahir saling keterikatan batin,

keakraban, dan keterbukaan diantara anggota keluarga dan

mengahpuskan kesengajaan dintara mereka. Dengan demikiran rumah

bukan hanya menjadi tempat menginap, tetapi betul-betul menjadi

twmpat tinggal yang damai dan menyenangkann, menjadi surga bagi

penghuninya. Melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan

didalam keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak

sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka terima pada masa-

masa selanjutnya.

e. Akhlak kepadaLingkungan

Misi agama islam adalah mengembangkan rahmat bukan hanya kepada

manusia tetapi juga kepada alam dan lingkungan.

2. Pengertian Moral

Moral berasal dari Bahasa Latin mores yang berarti adat. Kebiasaan kata

mores bersinonim dengan mos, moris, manner, mores, atau manners, moral.

Apabila moral diartikan sebagai tindakan baik atau buruk dengan ukuran

adat, konsep moral berhubungan pula dengan konsep adat yang dibagi pada

dua macam adat, yaitu:

a. Adat Shahihah, yaitu adat yang merupakan moral masyarakat yang sudah

lama dilaksanakan secara turun temurun dari berbagai generasi, nilai-

nilainya telah disepakti secara normatif dan tidak bertentangan dengan

xii
ajaran-ajaran yang berasal dari agama islam, yaitu Al-Qur’an dan As-

Sunnah.

b. Adat Fasidah, yaitu kebiasaan yang telah lama dilaksanakn oleh

masyarakat, tetapi bertentangan dengan ajaran islam, misalnya kebiasaan

melakukan kemusyrikan, yaitu memberi sesajen diatas kuburan setiap

malam selasa tau jumat. Seluruh kebiasaan yang mengandung

kemusyrikan dikategorikan sebagai adat yang fasidah, atau adat yang

rusak.

Berbicara tentang moral berarti berbicara tentang tiga landasan utama

terbentuknya moral, yaitu:

a. Sumber moral atau pembuat sumber, dalam kehidupan brmasyarakat

sumber moral dapat berasal dari adat kebiasaan dan pembuatnya bisa

seorang raja, sultan, kepala suka, dan tokoh agama, bahkan mayoritas

adat dilahirkan oleh kebudayaan masyarakat yang penciptaannya tidak

pernah diketahui, seperti mitos-mitos yang sudah menjadi norma sosial.

Dalam moralitas islam, sumber moral dari wahyu Al-Qur’an dan As-

Sunnah, sedangkan pencipta standar moralnya Allah SWT , yang telah

menjadikan para nabi dan rasul, terutama Nabi Muhammahd SAW,

adalah pembuat sumber kedua setelah Allah SWT.

b. Objek sekaligus subjek dari sumber moral dan penciptanya, moralisosial

yang berasal dari adat, objek dan subjeknya adalah individu dan

masyarakat yang sifatnya lokal, karena adat hanya berlaku untuk wilayah

tertentu, artinya tidak bersifat universal, tetapi teritorial. Dalam moralitas

xiii
islam, subjek dan objeknya adalah orang yang telah baligh dn berakal

yang disebut mukallaf.

c. Tujuan Moral, yaitu tindakan yang diarahkan kepada target tertentu,

misalnya bertujuan untuk ketertiban sosial, keamanan dan kedamaian,

kesejahtraan, dan sebagainya. Dalam moralitas islam, tujuan moral

adalah mencapai kemasalahatan duniawi dan ukhrawi. Contohnya

moralitas yng berkaitan dengan pola makan yang dianjurkan Al-Qur’an.

3. Pengertian Etika

Kata etika berasal dari Bahasa Yunani ethos yang artinya adat, kebiasaan.

Etika merupakan istilh lain dari akhlak, tetapi memiliki perbedaan yang

substansial, yaitu konsep akhlak berasal dari pandangan agama terhadap

tingkah laku manusia, sedangkan konsep etika berasal dari pandangan

tentang tingkah laku manusia dalam perspektif filsafat. Etika adalah tingkah

laku manusia yang ditransmisikan dari hasil pola pikir manusia. Etika dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Pandangan benar atau salah menurut ukuran rasio

b. Moralitas suatu tindakan yang didasarkan pada ide-ide filsafat

c. Kebenaran yang bersifat universal dan enternal

d. Tindakan yang melahairkan konsekuensi logis yang baik bagi kehidupan

manusia

e. Sistem nilai yang mengabadikan perbuatan manusia dimata manusia

lainnya

f. Tatanan perilaku yang menganut ediologi yang diyakini akan membawa

manusia pada kebahagiaan hidup

xiv
g. Simbol-simbol kehidupan yang berasal dari jiwa dalam bentuk tindakan

konkret

h. Pandangan tentang nilai perbuatan yang baik dan yang buruk yang

bersifat relatif dan bergantung pada situasi dan kondisi

i. Logika tentang baik dan buruk suatu perbuatan manusia yang bersumber

dari filsafat kehidupan yang dapat diterapkan dalam pergumulan sosial,

politik, kebudayaan, ekonomi, seni, profesionalitas pekerjaan, dan

pandangan hidup suatu bangsa.

C. Standar Baik dan Buruk Berdasarkan Ajaran Akhlah, Moral, dan Etika

Didalam diri manusia ada dua potensi. Potensi baik dan potensi buruk,

akhlak baik dan akhlak buruk. Akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam dalam

jiwa seseorang.

Standar yang baik dan yang buruk adalah Al-Qur’an dan Hadits, dimana

ada konsep agama disitulah ada standar baik dan buruknya. Dalam belajar itu

ada fardhu ‘ain, fardhu kifayah, sunah, hal-hal yang berhubungan dengan

aqidah, fiqih, tasawuf, itu adalah wajib.

Ada beberapa aliran untuk menentukan standar baik dan buruk:

1. Aliran Idealisme

Aliran ini memandang bahwa kebenaran yang hakiki tidak dapat dilihat

melalui pancra indra semata, karena baik dan buruk itu dapat dipengaruhi

oleh pembawaan manusia sejak lahir kedunia. Kemudian aliran dalam

menentukan keinginannya, kecuali bila Allah yang menghendakinya.

2. Aliran Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah

xv
Merupakan reaksi dari aliran Mu’tazilah yang menganggap bahwa dalam

memecahkan persoalan hanya dengan filosofisnya saja dan tidak

dibandingkan dengan teologi sebelumnya. Maka lain halnya dengan aliran

Mu’tazilah, aliran ahlus sunnah wal-jama’ah banyak menggunakan sunnah

Nabi dalam menentukan sesuatu itu baik ataupun salah dan lebih

mendahulukan nash baru kemudian akal yang menjelaskannya.

3. Aliran Tasawuf

Menurut aliran tasawuf nilai baik atau buruk sesuatu itu bisa dilihat dari

perasaan bahagia.

xvi
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Dapat kita ketahui bahwasanya akhlak, etika, dan moral adalah suatu yang harus

kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari, kapanpun, dimanapun, dan

waktu apapun itu. Standar baik dan buruk berdasarkan ajaran akhlak, moral, dan

etika. Bahwasanya kira seorang manusia harus memiliki sifat yang baik dan

menjauhkan sifat yang buruk.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca mengethui baik dan buruk

dalam pembelajaran, dan juga mengetahui standar baik dan buruk berdasarkan

ajaran akhlak, moral, dan etika. Dan juga pastinya masih banyak kekurangan

dari makalah yang telah kami susun ini. Oleh karena itu kritik, saran, dan

masukan yang sifatnya membangun sangatlah kami harapkan untuk baiknya

maklah kedepannya.

xvii
DAFTAR PUSTAKA

Solihin, Ahmad. (2000). Khutbah Jumat Petingan Jilid I. Bandung : Sinar


Baru
Algensindo

Al Bariq, Muhammad. (1994). Membentu Akhlak Mulia. Bandung : Karisma

Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan Karakter Konsep dan


Implementasinya.
Bandung : Alfabeta

Muslich, Mansur. (2006). Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan


Krisis
Multimendiontal. Jakarta : Bumi Aksara

Amir, Mufti. (1999). Etika Komunikasi Massa dalam Pandangan Islam.


Jakarta :
Logos Wacana Ilmu

Mustafa, Ahmad. (1999). Aklak Tasawuf. Bandung : CV Pustaka Setia

Abidin, Nata. (1996). Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada

xviii

Anda mungkin juga menyukai