Anda di halaman 1dari 50

USULAN PENELITIAN

PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN,


LEVERAGE, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DALAM INDEKS LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2018-2020

Usulan penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat


untuk menyusun skripsi S1 Program Studi Akuntansi

Diajukan oleh:

NAMA : KADEK ARIS APRILIANI


NIM : 1902622010409
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1
2

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan suatu perusahaan dapat diartikan seberapa jauh

perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan.

Perkembangan perusahaan dapat menimbulkan suatu persaingan bisnis yang

ketat antar perusahaan. Persaingan tersebut membuat perusahaan semakin

meningkatkan kinerjanya agar tujuan yang telah direncanakan bisa tercapai.

Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan

maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua

adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham.

Tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang

tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya

secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin

dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang

lainnya (Wijayanti, 2019).

Berdasarkan tujuan yang ketiga, nilai pemegang saham akan meningkat

apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan tingkat

pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham. Nilai

perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila

perusahaan tersebut dijual. Oleh karena itu, nilai perusahaan adalah persepsi

investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan

dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga

tinggi, dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja

perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa mendatang.

Fenomena yang terjadi pada pasar modal Indonesia juga cukup


3

mengejutkan. Harga saham perusahaan LQ45 mengalami kenaikan dan

penurunan yang cukup signifikan. Dengan keadaan tersebut, nilai perusahaan

juga mengalami kenaikan dan penurunan. Beberapa perusahaan yang harga

sahamnya mengalami penurunan adalah Indofood Sukses Makmur Tbk.

(INDF) yang harga sahamnya turun sebesar Rp1.075,00 dari harga awal

sebesar Rp7.925,00 menjadi Rp6.850,00 pada akhir tahun 2020, perusahaan

Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang harga sahamnya turun sebesar

Rp12.000,00 dari harga awal sebesar Rp53.000,00 menjadi Rp41.000,00 di

akhir tahun 2020. Penurunan harga saham tersebut membuat nilai perusahaan

kedua perusahaan tersebut juga mengalami penurunan. Pada perusahaan

United Tractors Tbk. (UNTR) harga sahamnya mengalami kenaikan sebesar

Rp5.075,00 dari harga pada akhir tahun 2019 hanya sebesar Rp21.525,00

menjadi Rp26.600,00 pada akhir tahun 2020. Kenaikan harga saham pada

perusahaan menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga

menimbulkan permintaan saham oleh investor. Respon positif dari investor

tersebut akan meningkatkan harga saham dan selanjutnya akan meningkatkan

nilai perusahaan.

Salah satu indikator penting bagi investor dalam menilai prospek

perusahaan di masa depan adalah dengan melihat sejauh mana profitabilitas

perusahaan. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh

laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen. Profitabilitas dapat

diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh selama periode

tertentu dengan jumlah aktiva atau modal perusahaan tersebut yang dinyatakan

dalam persentase. Profitabilitas dapat mencerminkan keuntungan dari


4

investasi keuangan, artinya profitabilitas berpengaruh terhadap nilai

perusahaan karena sumber internal yang semakin besar. Semakin baik

profitabilitas perusahaan berarti prospek perusahaan di masa depan dinilai

semakin baik, artinya nilai perusahaan juga akan dinilai semakin baik di mata

investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

meningkat, maka harga saham juga akan meningkat. Penelitian Novari dan

Lestari (2016), Utami (2017), serta Wijayanti (2019) menemukan

profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Herawati dan Yustitianingrum (2013), dan

Rusiah, dkk. (2017) menemukan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan.

Nilai sebuah perusahaan juga dapat dipengaruhi oleh pertumbuhan

perusahaan. Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan

untuk meningkatkan ukuran perusahaan (Sartono, 2015). Pertumbuhan

perusahaan pada dasarnya mencerminkan produktivitas perusahaan dan

merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak internal (manajemen)

maupun pihak eksternal (investor dan kreditor) perusahaan. Menurut Kasmir

(2014) pertumbuhan perusahaan dapat dilihat berdasarkan pertumbuhan aset

dan pertumbuhan penjualan. Weston dan Copeland dalam Wijayanti (2019)

mengungkapkan bahwa pertumbuhan total aktiva merupakan salah satu

penentuan jumlah utang perusahaan. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan

dengan cepat seringkali harus meningkatkan aktiva tetapnya yang

menyebabkan perusahaan membutuhkan dana lebih banyak di masa depan dan

juga lebih banyak mempertahankan laba. Penelitian Widiyanto, dkk (2018),


5

dan Wijayanti (2019) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Fau (2015) dan Putra (2019) menyatakan bahwa pertumbuhan

perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Selain pertumbuhan perusahaan, nilai suatu perusahaan juga dipengaruhi

oleh tingkat leverage. Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka

panjang atau mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan utang

(Wiagustini dalam Wijayanti (2019). Penggunaan utang dalam bentuk

investasi sebagai tambahan untuk mendanai aset perusahaan yang diharapkan

untuk meningkatkan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan, karena aset

yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba (Brigham dan Houston,

2016). Dengan demikian laba yang tersedia untuk pemegang ekuitas pun

semakin besar. Perusahaan dengan tingkat leverage yang lebih tinggi akan

meningkatkan laba per lembar saham dan harga saham perusahaannya yang

berarti meningkatkan nilai perusahaan. Pada penelitian Suwardika dan

Mustanda (2017), Utami (2017) serta Primayuni (2018) mendapatkan hasil

dimana leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Novari dan Lestari (2016), Azis (2017) dan

Ermadhani, dkk (2018) leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Salah satu kendala yang dihadapi manajemen untuk meningkatkan nilai

perusahaan adalah adanya permasalahan keagenan. Permasalahan keagenan

tersebut dapat diatasi dengan menetapkan alat ukur penerapan kinerja yang

disebut Economic Value Added (EVA). Dengan adanya EVA, maka pemilik
6

perusahaan hanya akan memberi imbalan untuk aktivitas yang menambah nilai

dan membuang aktivitas yang merusak atau mengurangi nilai keseluruhan

suatu perusahaan. Diharapkan pemilik perusahaan dapat mendorong

manajemen untuk mengambil tindakan atau strategi yang value added karena

hal ini EVA juga merupakan ukuran kinerja yang secara langsung

berhubungan dengan kekayaan pemegang saham dari waktu ke waktu. EVA

akan menunjukkan kesejahteraan bagi para investor, selain dengan keuntungan

yang didapat perusahaan juga dapat menciptakan nilai tambah bagi

perusahaan. Peningkatan EVA secara terus-menerus akan membawa

peningkatan nilai bagi perusahaan, karena tingkat EVA selanjutnya akan

memberi peningkatan kekayaan para pemegang saham. Penelitian Sari (2013),

Septiyani (2015), dan Wijayanti (2019) mendapatkan hasil dimana economic

value added berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Mikrad dan Syukur (2019) economic value

added tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Ukuran perusahaan adalah salah satu variabel yang dipertimbangkan

dalam menentukan nilai suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dianggap

mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Semakin besar ukuran atau skala

perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber

pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Ukuran perusahaan

merupakan cerminan total dari aset yang dimiliki suatu perusahan. Perusahaan

sendiri dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu perusahaan berskala kecil dan

perusahaan berskala besar. Perusahaan yang berskala besar cenderung akan

menarik minat investor karena akan berimbas dengan nilai perusahaan


7

nantinya, sehingga dapat dikatakan bahwa besar kecilnya ukuran suatu

perusahaan secara langsung berpengaruh terhadap nilai dari perusahaan

tersebut. Ukuran perusahaan yang semakin tinggi akan berkaitan erat dengan

keputusan pendanaan yang akan diterapkan oleh perusahaan guna

mengoptimalkan nilai perusahaan. Riyanto (2011:299) berpendapat bahwa

perusahaan yang besar dengan sebaran saham perusahaan yang besar pula

akan memiliki dampak yang kecil terhadap hilangnya kontrol dari pihak

dominan terhadap perusahaan, jadi perusahaan yang berukuran besar

cenderung lebih berani untuk mengeluarkan saham baru guna memenuhi

kebutuhan perusahaan ketimbang perusahaan kecil. Umumnya perusahaan

yang berukuran besar cenderung lebih mudah untuk mendapat kepercayaan

dari pihak kreditur untuk mendapatkan sumber pendanaan sehingga dapat

meningkatkan nilai perusahaan (Pramana dan Mustanda, 2016). Adapun

penelitian menurut Primayuni (2018), Dewi dan Sudiarta (2017), dan Novari

dan Lestari (2016) ukuran perusahaan dinyatakan berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ramdhonah, dkk (2019),

Suryandari (2018), dan Rusiah, dkk. (2017) menemukan ukuran perusahaan

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia menuju kearah yang

efisien, semua informasi yang relevan bisa digunakan sebagai masukan bagi

investor untuk menilai pergerakan harga saham sebagai dasar untuk keputusan

investasinya. Perusahaan yang tergabung ke dalam kategori LQ45 memiliki

tingkat persaingan yang tinggi, sehingga menuntut kinerja perusahaan yang

selalu prima agar unggul dalam persaingan. Kondisi ini turut mempengaruhi
8

pergerakan harga saham emiten dalam kategori LQ45. Ketertarikan investor

terhadap saham perusahaan tersebut tercermin dari fluktuasi sahamnya di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

Laporan keuangan menjadi perhatian yang penting bagi investor dalam

mengambil keputusan investasi dan juga penulis menemukan perbedaan hasil

penelitian mengenai pengaruh antar variabel-variabel tersebut, maka penulis

tertarik untuk meneliti kembali hubungan antar variabel tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan

Perusahaan, Leverage, Economic Value Added, dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2018-2020”.

1.2 Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

2) Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

3) Apakah leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

4) Apakah economic value added berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

5) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:
9

1) Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh profitabilitas

terhadap nilai perusahaan.

2) Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh pertumbuhan

perusahaan terhadap nilai perusahaan.

3) Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh leverage terhadap

nilai perusahaan.

4) Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh economic value

added terhadap nilai perusahaan.

5) Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh ukuran

perusahaan terhadap nilai perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis bagi banyak pihak, yaitu:

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang

pengaruh profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, leverage, economic

value added, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Selain itu,

penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan

wawasan mengenai pengaruh profitabilitas, pertumbuhan perusahaan,

leverage, economic value added, dan ukuran perusahaan terhadap nilai

perusahaan dan menambah daftar pustaka dalam lingkungan akademis.

2) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-masukan,

sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam mengaplikasikan


10

variabel-variabel penelitian untuk membantu meningkatkan nilai

perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan emiten untuk mengevaluasi,

memperbaiki, dan meningkatkan kinerja manajemen di masa yang akan

datang.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Sinyal

Teori sinyal menekankan kepada pentingnya informasi yang

dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku

bisnis karena informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan

atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan

masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan

oleh investor dipasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil

keputusan investasi.

Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah

menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu

menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal

baik atau sinyal buruk. Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal

baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan

saham. Profitabilitas merupakan salah satu informasi yang penting bagi

para investor dimana mereka dapat menganalisis perkembangan

pemerolehan keuntungan perusahaan. Semakin profitable perusahaan, maka

akan memberikan sinyal positif bagi para investor bahwa mereka juga

mendapatkan keuntungan dari investasinya.

11
12

Peningkatan utang juga dapat diartikan pihak luar tentang

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya di masa yang akan

datang atau risiko bisnis yang rendah, sehingga penambahan utang akan

memberikan sinyal positif (Brigham dan Houston, 2016). Ini karena

perusahaan yang meningkatkan utang dapat dipandang sebagai perusahaan

yang yakin dengan prospek perusahaan di masa yang akan datang, sehingga

investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan

meningkat.

Sinyal ini bertujuan untuk meyakinkan para investor tentang nilai

perusahaan. Oleh karena itu, dengan adanya sinyal berupa informasi yang

disajikan perusahaan maka para investor akan lebih mudah menilai baik

buruknya perkembangan kinerja suatu perusahaan, sehingga memudahkan

para investor dalam pengambilan keputusan untuk selanjutnya.

Asumsi utama dari teori sinyal ini memberikan ruang bagi investor

untuk mengetahui bagaimana keputusan yang akan diambilnya berkaitan

dengan nilai perusahaan tersebut. Akibatnya, ketika nilai profitabilitas,

pertumbuhan perusahaan, leverage, economic value added dan ukuran

perusahaan menunjukkan nilai yang berubah, hal ini otomatis memberikan

informasi pada investor dalam memberikan penilaian terhadap nilai

perusahaan. Hal tersebut dapat dipahami karena perusahaan yang berhasil

membukukan laba yang meningkat, mengindikasikan perusahaan tersebut

mempunyai kinerja yang baik, sehingga dapat menciptakan pandangan

positif para investor dan dapat membuat harga saham perusahaan

meningkat.
13

2.1.2 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh

investor. Kemakmuran pemegang saham atau investor tersebut tercermin

dari nilai perusahaan. Kweon dalam Wijayanti (2019) mengemukakan

bahwa nilai perusahaan adalah nilai pasar atas surat berharga utang dan

ekuitas perusahaan yang beredar. Dengan memaksimumkan nilai

perusahaan maka pemilik perusahaan akan menjadi lebih makmur. Dapat

ditarik kesimpulan bahwa nilai perusahaan adalah nilai pasar seluruh

komponen keuangan perusahaan yang bersedia dibayar oleh calon pembeli

jika perusahaan dijual yang tercermin dari harga sahamnya. Dengan kata

lain, nilai perusahaan juga bisa disebut sebagai persepsi investor atau

masyarakat umumnya terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan

harga saham.

Nilai perusahaan dapat menunjukkan keadaan pasar saham terhadap

perusahaan. Semakin besar nilai perusahaan maka dapat menunjukkan ke

publik dalam menilai harga pasar saham perusahaan di atas nilai bukunya,

sehingga ketika nilai perusahaan meningkat berarti publik menilai kinerja

dan performa perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik, serta tujuan

utama perusahaan dapat tercapai melalui peningkatan kemakmuran pemilik

atau para pemegang saham.

2.1.3 Profitabilitas

Salah satu indikator penting bagi investor dalam menilai prospek

perusahaan di masa depan adalah dengan melihat sejauh mana

pertumbuhan profitabilitas perusahaan (Tandelilin, 2014). Profitabilitas


14

yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik, sehingga investor

akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat.

Perusahaan yang berhasil membukukan laba yang meningkat,

mengindikasikan perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik,

sehingga dapat menciptakan pandangan positif para investor dan dapat

membuat harga saham perusahaan meningkat.

Menurut Sartono (2015), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

maupun modal sendiri. Para investor tetap tertarik terhadap profitabilitas

perusahaan karena profitabilitas mungkin merupakan satu-satunya indikator

yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan. Bagi

perusahaan pada umumnya, masalah profitabilitas merupakan hal yang

penting disamping masalah laba, karena laba yang besar belum merupakan

suatu ukuran bahwa suatu perusahaan telah bekerja secara efisien. Efisien

baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan

modal atau kekayaan yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut,

atau dengan kata lain ialah menghitung profitabilitas.

2.1.4 Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk

meningkatkan ukuran perusahaan. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya

mencerminkan produktivitas perusahaan dan merupakan suatu harapan

yang diinginkan oleh pihak internal (manajemen) maupun pihak eksternal

(investor dan kreditor) perusahaan.


15

Penelitian Shin dan Stulz dalam Wijayanti (2019) menunjukkan hasil

hubungan negatif antara perubahan total equity risk terhadap nilai

perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan pertumbuhan

pada perusahaan kecil akan mengurangi dampak yang merugikan dan

peningkatan risiko terhadap nilai perusahaan. Hubungan positif antara total

equity risk terhadap nilai perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya

kesempatan pertumbuhan pada perusahaan besar maka perusahaan tersebut

dengan mudah akses ke pasar modal dan skala ekonomi dari risiko

manajemen.

Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat berdasarkan pertumbuhan aset

dan pertumbuhan penjualan (Kasmir, 2014). Weston dan Copeland dalam

Wijayanti (2019) mengungkapkan bahwa pertumbuhan total aktiva

merupakan salah satu penentuan jumlah utang perusahaan. Perusahaan

yang memiliki pertumbuhan dengan cepat seringkali harus meningkatkan

aktiva tetapnya yang menyebabkan perusahaan membutuhkan dana lebih

banyak di masa depan dan juga lebih banyak mempertahankan laba.

Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa

jauh perusahaan akan menggunakan utang sebagai sumber pembiayaannya.

2.1.5 Leverage

Leverage digambarkan untuk melihat sejauh mana aset perusahaan

dibiayai oleh utang dibandingkan dengan modal sendiri. Sari (2013)

menggambarkan leverage sebagai kemampuan perusahaan untuk

membayar utangnya dengan menggunakan ekuitas yang dimilikinya.

Tingginya rasio leverage menunjukkan bahwa perusahaan tidak solvable,


16

artinya total utangnya lebih besar dibandingkan dengan total asetnya.

Leverage merupakan rasio yang menghitung seberapa jauh dana yang

disediakan oleh kreditor, juga sebagai rasio yang membandingkan total

utang terhadap keseluruhan aktiva suatu perusahaan.

Apabila investor melihat sebuah perusahaan dengan aset yang tinggi

namun risiko leverage-nya juga tinggi, maka akan berpikir dua kali untuk

berinvestasi pada perusahaan tersebut. Karena dikhawatirkan aset tinggi

tersebut didapat dari utang yang akan meningkatkan risiko investasi apabila

perusahaan tidak dapat melunasi kewajibannya tepat waktu. Kegagalan

pembayaran dalam membayar bunga atas utang dapat menyebabkan

kesulitan keuangan yang berakhir dengan kebangkrutan perusahaan. Dapat

disimpulkan rasio leverage yang tinggi menyebabkan turunnya nilai

perusahaan.

2.1.6 Economic Value Added

Economic value added merupakan alat analisis keuangan dalam

mengukur laba ekonomi suatu perusahan dimana kemakmuran pemegang

saham hanya dapat diciptakan apabila perusahaan dapat menutup semua

biaya operasional dan biaya modal. EVA adalah jumlah uang (bukan rasio)

yang diperoleh dengan mengurangkan beban modal (capital charge) dari

laba bersih operasi (net operating profit). Sartono dan Setiawan dalam

Wijayanti (2019) mengatakan EVA adalah suatu pengukuran dengan

memperhitungkan secara tepat semua faktor-faktor yang berhubungan

dengan penciptaan nilai (value). Menurut Tandelilin (2014), EVA adalah

ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai


17

tambah (value added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa kinerja

manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan),

maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan dan tingkat

kembalian bagi investor.

Konsep EVA merupakan suatu konsep yang digunakan untuk

mengetahui berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebagai

akibat dari penggunaan dana untuk pembelian barang dan modal ataupun

modal kerja. EVA mendukung para manajer untuk bertindak seperti halnya

pemilik melalui peningkatan pengambilan keputusan kegiatan operasional,

pendanaan, dan investasi. EVA lebih fokus terhadap kemampuan

perusahaan dalam memberikan retur aktual melebihi biaya modal dalam

setiap investasi. Selain itu, EVA juga mempertimbangkan seluruh biaya

modal yang digunakan dalam kegiatan operasional. Biaya modal

merupakan tingkat pengembalian yang harus dicapai oleh perusahaan agar

dapat menutup beban finansial atas penggunaan sumber dana jangka

panjangnya.

Selain sebagai pengukur kinerja perusahaan, EVA juga menunjukkan

seberapa besar perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal, hal

ini juga berkaitan dengan meningkatnya kesadaran manajer bahwa tugasnya

adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan serta meningkatkan nilai

pemegang saham dan bukannya untuk mencapai tujuan lain. EVA yang

positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik

modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat penghasilan yang

melebihi tingkat biaya modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk
18

memaksimalkan nilai perusahaan. Sebaliknya EVA yang negatif

menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat

pengembalian lebih rendah daripada biaya modalnya.

2.1.7 Ukuran Perusahaan

Menurut Sujoko (2007) ukuran perusahaan yang besar menunjukkan

perusahaan mengalami perkembangan sehingga investor akan merespon

positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Pangsa pasar relatif

menunjukkan daya saing perusahaan lebih tinggi dibanding pesaing

utamanya. Investor akan merespon positif sehingga nilai perusahaan akan

meningkat. Ukuran perusahaan sangat berpengaruh terhadap nilai

perusahaan di suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dinyatakan

dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam ukuran perusahaan

terdapat tiga variabel yang dapat menentukan ukuran perusahaan yaitu total

aset, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Karena variabel itu dapat

menentukan besarnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dilihat dari

total aset yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk

kegiatan operasi perusahaan. Ukuran perusahaan dianggap mampu

mempengaruhi nilai perusahaan, karena semakin besar ukuran atau skala

perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh

sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Ukuran

perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan dapat terlihat

dari total aset yang dimiliki oleh satu perusahaan. Ukuran perusahaan yang

besar mencerminkan bahwa perusahaan tersebut sedang mengalami

perkembangan dan pertumbuhan yang baik sehingga meningkatkan nilai


19

dari suatu perusahaan. Nilai perusahaan yang meningkat dapat ditandai

dengan total aktiva perusahaan yang mengalami kenaikan dan lebih besar

dibandingkan dengan jumlah hutang perusahaan.

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai referensi

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Mikrad dan Syukur (2019) meneliti tentang pengaruh economic value

added dan market value added terhadap nilai perusahaan. Teknik analisis yang

digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah

economic value added tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan,

sedangkan market value added berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Putra (2019) meneliti pengaruh keputusan investasi, pertumbuhan

perusahaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Teknik analisis

yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah

keputusan investasi dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan, sedangkan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan.

Ramdhonah, dkk. (2019) meneliti tentang pengaruh struktur modal,

ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai

perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis data panel.

Penelitian ini menemukan hasil bahwa struktur modal, pertumbuhan

perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan,

sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Wijayanti (2019) meneliti pengaruh profitabilitas, leverage, economic


20

value added, dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Teknik

analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil dari penelitian

ini adalah profitabilitas dan economic value added berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan, sedangkan leverage dan pertumbuhan perusahaan

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Primayuni (2018) meneliti analisis pengaruh profitabilitas, kebijakan

utang, kebijakan dividen, keputusan investasi, dan ukuran perusahaan terhadap

nilai perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier

berganda. Hasil dari penelitian ini adalah profitabilitas, kebijakan utang,

kebijakan dividen, keputusan investasi, dan ukuran perusahaan berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan.

Suryandari (2018) meneliti tentang pengaruh pertumbuhan perusahaan,

ukuran perusahaan, dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. Teknik

analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil dari penelitian

ini adalah pertumbuhan perusahaan dan keputusan investasi berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh

negatif terhadap nilai perusahaan.

Dewi dan Sudiartha (2017) meneliti pengaruh profitabilitas, ukuran

perusahaan, dan pertumbuhan aset terhadap struktur modal dan nilai

perusahaan dengan menggunakan path analysis. Penelitian ini menemukan

hasil profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan, sedangkan pertumbuhan aset berpengaruh negatif terhadap nilai

perusahaan.

Rusiah, dkk. (2017) meneliti tentang pengaruh struktur modal,


21

pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai

perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil dari penelitian ini adalah pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan, sedangkan struktur modal, ukuran perusahaan, dan

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Suwardika dan Mustanda (2017) meneliti pengaruh leverage, ukuran

perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan properti. Teknik analisis yang digunakan adalah

regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah leverage dan

profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, pertumbuhan

perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, dan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Novari dan Lestari (2016) meneliti pengaruh ukuran perusahaan,

leverage, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini

menggunakan teknik analisis regresi linier berganda menemukan bahwa

ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan, sedangkan leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Noviliyan (2016) meneliti pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan,

kebijakan dividen, leverage, price earning ratio, dan kebijakan utang terhadap

nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier

sederhana menemukan bahwa profitabilitas dan kebijakan dividen

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sedangkan ukuran perusahaan,

leverage, price earning ratio, dan kebijakan utang tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan.
22

Rudangga dan Sudiarta (2016) meneliti tentang pengaruh ukuran

perusahaan, leverage, dan profitabilitas perusahaan. Teknik analisis yang

digunakan adalah regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis

ditemukan bahwa ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan.

Suffah dan Riduwan (2016) meneliti pengaruh profitabilitas, leverage,

ukuran perusahaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Teknik

analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Penelitian ini

menemukan hasil bahwa profitabilitas, leverage, dan kebijakan dividen

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Wedayanthi dan Darmayanti (2016) meneliti pengaruh economic value

added, komposisi dewan komisaris independen, dan return on asset terhadap

nilai perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier

berganda. Hasil analisis dari penelitian ini adalah economic value added

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan komposisi dewan

komisaris independen dan return on asset berpengaruh negatif terhadap nilai

perusahaan.

Fau (2015) meneliti pengaruh struktur modal, pertumbuhan perusahaan,

ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Teknik

analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Dari penelitian ini

didapat hasil struktur modal dan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai

perusahaan sedangkan pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


23

Septiyani (2015) meneliti tentang Pengaruh EVA dan MVA Terhadap

Nilai Perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan LQ45. Tujuan dari

penelitian ini untuk menilai dan memperhatikan kinerja dari perusahaan yang

akan diinvestasikan saham dengan sangat rinci. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa EVA dan MVA berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Dewi, dkk (2014) meneliti pengaruh dari struktur modal, pertumbuhan

perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Metode analisis data

yang digunakan, yaitu analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa struktur modal, pertumbuhan perusahaan dan

profitabilitas masing-masing berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

Sari (2013) meneliti pengaruh profitabilitas, leverage, economic value

added dan risiko sistematis terhadap nilai perusahaan. Teknik analisis yang

digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menemukan

bahwa profitabilitas dan economic value added berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan. Leverage dan risiko sistematis tidak memiliki pengaruh

terhadap nilai perusahaan.


BAB III

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berpikir

Nilai perusahaan sangat penting dan bernilai bagi investor karena

mencerminkan seberapa besar perusahaan tersebut. Dalam berinvestasi banyak

pertimbangan yang harus dipikirkan oleh investor. Investor di dalam menilai

baik buruknya suatu perusahaan dapat meninjaunya dari nilai perusahaan

tersebut. Nilai perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dari

perusahaan, dimana faktor-faktor ini sering digunakan oleh investor dalam

menilai kemampuan perusahaan dalam usahanya meningkatkan nilai

perusahaan. Faktor-faktor tersebut diantaranya profitabilitas, pertumbuhan

perusahaan leverage, economic value added, dan ukuran perusahaan.

Profitabilitas adalah kemampuan memperoleh laba dalam hubungannya

dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas yang

tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik, sehingga investor akan

merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat. Hal

tersebut dapat dipahami karena perusahaan yang berhasil membukukan laba

yang meningkat, mengindikasikan perusahaan tersebut mempunyai kinerja

yang baik, sehingga dapat menciptakan sentimen positif para investor dan

dapat membuat harga saham perusahaan meningkat. Meningkatnya harga

saham perusahaan di pasar maka akan meningkatkan nilai perusahaan.

Pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan

operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha.


25

Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun

eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi

perkembangan perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu

perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang

menguntungkan, dan investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian

dari investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik.

Pertumbuhan perusahaan dapat dapat dilihat berdasarkan pertumbuhan aset

dan pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh

langsung dan positif terhadap harga saham perusahaan, yang artinya bahwa

informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan direspon positif oleh

investor, sehingga akan meningkatkan harga saham.

Leverage merupakan proporsi tingkat utang dalam investasi aset suatu

perusahaan. Tingginya rasio leverage menunjukkan bahwa perusahaan tidak

solvable, artinya total utangnya lebih besar dibandingkan dengan total asetnya,

maka apabila investor melihat sebuah perusahaan dengan aset yang tinggi

namun risiko leverage-nya juga tinggi, menyebabkan investor tersebut akan

berpikir dua kali untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Dikhawatirkan

aset tinggi tersebut didapat dari utang yang akan meningkatkan risiko investasi

apabila perusahaan tidak dapat melunasi kewajibannya tepat waktu.

Economic value added merupakan alat analisis keuangan dalam

mengukur laba ekonomi suatu perusahan dimana kemakmuran pemegang

saham hanya dapat diciptakan apabila perusahaan dapat menutup semua biaya

operasional dan biaya modal. EVA mendukung para manajer untuk bertindak

seperti halnya pemilik melalui peningkatan pengambilan keputusan kegiatan


26

operasional, pendanaan, dan investasi. EVA yang positif menandakan

perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal karena perusahaan

mampu menghasilkan tingkat penghasilan yang melebihi tingkat biaya

modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai

perusahaan. Sebaliknya EVA yang negatif menunjukkan bahwa nilai

perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah daripada biaya

modalnya.

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki

oleh perusahaan dan mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Ukuran

perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan karena semakin

besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula

perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal

maupun eksternal, dimana hal ini dapat terlihat dari total aset yang dimiliki

oleh satu perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar mencerminkan bahwa

perusahaan tersebut sedang mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang

baik sehingga meningkatkan nilai dari suatu perusahaan. Nilai perusahaan

yang meningkat dapat ditandai dengan total aktiva perusahaan yang

mengalami kenaikan dan lebih besar dibandingkan dengan jumlah hutang

perusahaan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka model

kerangka pemikiran penelitian ini seperti pada Gambar 3.1 di bawah ini :
27

Gambar 3.1
Kerangka Berpikir Penelitian
Fenomena :
Harga saham perusahaan LQ45 mengalami kenaikan dan penurunan yang
cukup signifikan. Dengan keadaan tersebut, nilai perusahaan juga mengalami
kenaikan dan penurunan.

Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap Kajian Penelitian


nilai perusahaan? Sebelumnya :
Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh Mikrad dan Syukur
terhadap nilai perusahaan?
(2019)
Apakah leverage berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
Putra (2019)
Apakah economic value added berpengaruh
terhadap nilai perusahaan?
Ramdhonah, dkk.
Apakah ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan? (2019)

Wijayanti (2019)
H1: Profitabilitas berpengaruh
Primayuni (2018)
positif terhadap nilai
Landasan
perusahaan.
Teori : Suryandari (2018)
H2: Pertumbuhan perusahaan
berpengaruh positif terhadap Dewi dan Sudiarta
nilai Teori
perusahaan. (2017)
Sinyal
H3: Leverage berpengaruh Rusiyah, dkk. (2017)
negatif terhadap nilai
perusahaan. Suwardika dan
Mustanda (2017)
H4: Economic Value Added
berpengaruh positif terhadap Novari dan Lestari
nilai perusahaan. (2016)
H5: Ukuran perusahaan
Noviliyan (2016)
Teknik berpengaruh
Analisis Regresi Linearterhadap
positif Berganda
Rudangga dan
Pembahasan Sudiarta (2016)

Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran


28

Gambar 3.2
Model Penelitian
Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, Economic
Value Added, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan yang
Terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018-2020

Profitabilitas (PROF)

Pertumbuhan Perusahaan
(PP)
Nilai perusahaan (NP)
Leverage (LEVR)

Economic Value Added


(EVA)

Ukuran Perusahaan (UP)

Sumber : Hasil pemikiran peneliti (2021)

3.2 Hipotesis

3.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Salah satu indikator penting bagi investor dalam menilai prospek

perusahaan di masa depan adalah dengan melihat sejauh mana

pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Profitabilitas dapat mencerminkan

keuntungan dari investasi keuangan yang artinya profitabilitas berpengaruh

terhadap nilai perusahaan karena sumber internal yang semakin besar.

Rositawati (2016) menyatakan bahwa semakin tinggi nilai profitabilitas

yang didapat maka semakin tinggi nilai perusahaan. Semakin baik

pertumbuhan profitabilitas berarti prospek perusahaan di masa depan dinilai

semakin baik, artinya semakin baik pula nilai perusahaan dimata investor.

Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat,

maka investor tertarik untuk menanamkan modalnya dengan membeli

saham perusahaan. Dengan banyaknya investor yang membeli saham


29

perusahaan maka akan menaikkan harga saham perusahaan di pasar modal

sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Harga saham yang

meningkat mencerminkan nilai perusahaan yang baik bagi investor.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa profitabilitas

mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian

Wijayanti (2019), Utami (2018), Noviliyan dan Agustin (2016), Novari dan

Lestari (2016) juga menemukan bukti profitabilitas berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis pertama

yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah :

H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

3.2.2 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam

hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan antara pemegang

saham dengan manajer perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan yang lebih rendah sebaiknya menggunakan utang sebagai

sumber pembiayaannya, karena penggunaan utang akan mengharuskan

perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan

perusahaan yang cepat maka semakin besar dan untuk ekspansi. Semakin

besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar

keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang

tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai dividen tetapi lebih baik

digunakan untuk ekspansi. Sartono (2015) menyatakan semakin besar biaya

riset and development-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk


30

tumbuh.

Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal

maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi

tanda bagi perkembangan perusahaan. Dari sudut pandang investor,

pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki

aspek yang menguntungkan, dan investor pun akan mengharapkan tingkat

pengembalian dari investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan

yang baik. Wijayanti (2019) membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan

mempunyai pengaruh positif terhadap harga perubahan saham, hal ini

berarti bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan akan

direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan harga saham.

Hasil penelitian Wijayanti (2019), Widiyanto, dkk (2018) dan

Yuniarti (2014) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis

keempat yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah :

H2 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan.

3.2.3 Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan

Sumber pendanaan perusahaan berasal internal dan eksternal. Sumber

pendanaan internal berasal dari modal yang ditanamkan oleh pemilik pada

awal pendirian usaha dan berasal dari laba tahun berjalan yang dicadangkan

untuk kegiatan operasional perusahaan, sedangkan sumber pendanaan

eksternal berasal dari pinjaman pihak ketiga. Leverage digambarkan untuk

melihat sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan


31

dengan modal sendiri. Leverage diukur dengan menggunakan debt to

equity ratio (DER). DER dihitung dengan membandingkan total utang

dengan total modal sendiri. Pada tingkat tertentu, nilai DER dapat

digunakan untuk meningkatkan produksi perusahaan yang akhirnya

meningkatkan laba. Nilai DER yang terlalu tinggi akan merugikan bagi

perusahaan, dikarenakan perusahaan akan menanggung biaya modal yang

besar sehingga laba yang diperoleh akan habis untuk membayar biaya

modal tersebut.

Semakin besar utang sebagai sumber modal perusahaan, maka nilai

perusahaan akan menurun dan mengurangi minat investor untuk

berinvestasi di perusahaan tersebut, yang ditandai dengan menurunnya

harga saham di pasar modal. Investor berpikir bahwa utang yang terlalu

tinggi akan mempunyai risiko yang besar terhadap perusahaan dan akan

mengurangi jumlah laba yang dihasilkan, sehingga menyebabkan harga

saham turun dan nilai perusahaan akan ikut menurun. Hasil penelitian

Ermadhani, dkk (2018), Azis (2017), Novari dan Lestari (2016),

Hargiansyah (2015) menemukan bahwa leverage berpengaruh negatif

terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis kedua

yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah :

H3 : Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

3.2.4 Pengaruh Economic Value Added Terhadap Nilai Perusahaan

Bila perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang

lebih besar dari biaya modalnya menandakan bahwa perusahaan berhasil

menciptakan nilai bagi pemilik modal, hal ini mendorong permintaan


32

terhadap saham perusahaan yang bersangkutan semakin banyak sehingga

harga saham cenderung meningkat di pasar modal. Permintaan saham yang

tinggi mengindikasikan bahwa nilai perusahaan dimata investor semakin

baik (Kurniawan, 2009). Salah satu metode dalam menilai kinerja

perusahaan yang mencerminkan nilai perusahaan adalah EVA, yaitu adalah

ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan perusahaan sebagai akibat

dari aktivitas atau strategi manajemen.

Nilai EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan

nilai bagi pemilik modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat

penghasilan yang melebihi tingkat biaya modalnya, sehingga akan

berdampak pada ketertarikan investor untuk menginvestasikan saham

begitu pula sebaliknya jika nilai EVA negatif maka nilai perusahaan dan

minat investor akan rendah. Semakin tinggi EVA maka nilai perusahaan

akan semakin baik di mata investor. Hasil penelitian Wijayanti (2019),

Septiyani (2015) dan Sari (2013) menemukan bahwa bahwa EVA

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut,

hipotesis ketiga yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:

H4 : EVA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

3.2.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar

kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aset perusahaan.

Semakin besar ukuran perusahaan, maka ada kecenderungan lebih banyak

investor yang menaruh perhatian pada perusahaan tersebut. Hal ini

disebabkan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki kondisi yang


33

lebih stabil. Kestabilan tersebut menarik investor untuk memiliki saham

perusahaan tersebut. Kondisi tersebut menjadi penyebab atas naiknya harga

saham perusahaan di pasar modal. Investor memiliki ekspektasi yang besar

terhadap perusahaan besar. Ekspektasi investor berupa perolehan dividen

dari perusahaan tersebut. Peningkatan permintaan saham perusahaan akan

dapat memacu pada peningkatan harga saham di pasar modal. Semakin

besar ukuran perusahaan, semakin besar pula kecenderungan investor untuk

memiliki saham tersebut sehingga akan mengakibatkan kenaikan harga

saham. Adanya kenaikan harga saham ini akan menyebabkan naiknya nilai

perusahaan. Perusahaan yang besar dapat menyebabkan pasar akan mau

membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya karena percaya akan

mendapatkan pengembalian yang menguntungkan dari perusahaan tersebut.

Hasil penelitian Widiyanto, dkk (2018) dan Yuniarti (2014)

menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis keempat yang

dikembangkan dalam penelitian ini adalah :

H5 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.


34

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu di

Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengakses website Bursa Efek Indonesia,

yaitu www.idx.co.id.

4.2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah profitabilitas, pertumbuhan perusahaan,

leverage, economic value added, dan ukuran perusahaan, dimana unsur-unsur

tersebut tertera dalam laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar dalam

Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2020.

4.3 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Variabel dependen atau yang sering disebut variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas (Sugiyono, 2018:68). Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah nilai perusahaan.

2) Variabel independen juga disebut dengan variabel bebas yang merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2018:68). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas, pertumbuhan

perusahaan, leverage, economic value added, dan ukuran perusahaan.


35

4.4 Definisi Operasional Variabel

1) Nilai Perusahaan

Dalam mengukur nilai perusahaan digunakan Price to Book Value

(PBV). Rasio ini menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan

menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV

sering digunakan untuk menentukan nilai perusahaan dan mengambil

keputusan investasi dengan cara membandingkan harga per lembar saham

dengan nilai buku, pengukuran ini mengacu pada penelitian Wijayanti

(2019), dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Harga per lembar saham


PBV = x 100 % ...............................................
Nilai buku per lembar saham

(1)

2) Profitabilitas

Profitabilitas yaitu gambaran dari kinerja keuangan yang

menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan modal sendiri

dalam menghasilkan keuntungan. Salah satu cara untuk mengukur rasio

profitabilitas dengan menggunakan return on equity yang merupakan

tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik perusahaan. Rasio ini mengkaji

sejauh mana perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki

untuk mampu memberikan laba atas ekuitas/modal sendiri. Pengukuran

ROE dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Wijayanti (2019),

dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Laba bersih setelah pajak


ROE= x 100 %...................................................
Total Modal

(2)
36

3) Pertumbuhan Perusahaan

Pengukuran pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini mengacu

kepada peneliti-peneliti sebelumnya yang telah menggunakan ukuran ini,

seperti Wijayanti (2019), yaitu diukur dengan menggunakan hasil bagi

antara selisih nilai total aset tahun ke (t) dengan total aset tahun ke (t-1).

Rumusnya sebagai berikut :

Total Asset ( t ) −Total Asset ( t−1 )


Asset Growt h= x 100 % .........................
Total Asset ( t−1 )
(3)
Dimana :

Total Asset (t) = nilai total aktiva pada tahun ke-t/ bersangkutan

Total Asset (t-1) = nilai total aktiva pada tahun sebelumnya

4) Leverage

Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan

utang. Dalam penelitian ini leverage diukur dengan menggunakan Debt to

Equity Ratio (DER). DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian

modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. DER yang

semakin besar menunjukkan bahwa struktur modal yang berasal dari utang

semakin besar yang digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada.

Pengukuran leverage dalam penelitian ini mengacu pada penelitian

Wijayanti (2019), dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Total Utang
DER= x 100 % ......................................................................(4)
Total Modal

5) Economic Value Added (EVA)


37

EVA merupakan keuntungan operasional setelah pajak dikurangi

dengan biaya modal atau dengan kata lain EVA merupakan pengukuran

pendapatan sisa (residual income) yang mengurangkan biaya modal

terhadap laba operasi. Pengukuran EVA mengacu pada penelitian

Wijayanti (2019), yaitu dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

EVA=NOPAT −Capital C h arges .......................................................(5)

Di dalam menghitung EVA ada beberapa langkah yang harus dilakukan

seperti :

1. Menghitung NOPAT

NOPAT = Laba Bersih Setelah Setelah Pajak + Biaya Bunga

2. Menghitung Capital Charges

Capital Charges = WACC x Invested Capital

Dimana :

a). Menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC = { D x rd ( 1- T )} + ( E x re )

Rumus :

Total Utang
Tingkat Utang ( D )=
Total Utang dan Ekuitas

Biaya Bunga
Biaya Utang Jangka Pendek ( rd )=
Total Utang

Beban Pajak
Tingkat Pajak Penghasilan ( T ) =
Laba Sebelum Pajak

Total Ekuitas
Tingkat Modal ( E )=
Total Utang dan Ekuitas

Laba Bersih Setelah Pajak


Biaya Modal ( ℜ ) =
Total Ekuitas

b). Menghitung Invested Capital (IC)


38

IC = (Total Utang + Ekuitas) – Utang Jangka Pendek

Untuk melihat apakah dalam perusahaan telah terjadi EVA atau

tidak, dapat ditentukan dengan kriteria yang dikemukakan oleh Young and

O’Byrne (2001) sebagai berikut:

1. EVA > 0, maka telah terjadi nilai tambah ekonomis dalam perusahaan,

sehingga semakin besar EVA yang dihasilkan maka harapan para

penyandang dana dapat terpenuhi dengan baik, yaitu mendapatkan

pengembalian investasi yang sama atau lebih dari yang diinvestasikan

dan kreditor mendapatkan bunga. Keadaan ini menunjukkan bahwa

perusahaan berhasil menciptakan nilai (create value) bagi pemilik

modal sehingga menandakan bahwa kinerja keuangannya telah baik.

2. EVA < 0, maka menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah

ekonomis bagi perusahaan, karena laba yang tersedia tidak bisa

memenuhi harapan para penyandang dana terutama pemegang saham

yaitu tidak mendapatkan pengembalian yang setimpal dengan investasi

yang ditanamkan dan kreditor tetap mendapatkan bunga. Dengan tidak

ada nilai tambahnya mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan

kurang baik.

3. EVA = 0, maka menunjukkan posisi impas karena semua laba telah

digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik

kreditor dan pemegang saham.

6) Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah salah satu variabel yang dipertimbangkan

dalam menentukan nilai suatu perusahaan. Perusahaan sendiri


39

dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu perusahaan berskala kecil dan

perusahaan berskala besar. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana

dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara,

antara lain total aktiva, log size, penjualan, dan nilai pasar saham.

Penentuan ukuran perusahaan dalam penelitian ini didasarkan kepada total

aset perusahaan, karena total aset dianggap lebih stabil dan lebih dapat

mencerminkan ukuran perusahaan. Pengukuran ukuran perusahaan dalam

penelitian ini mengacu kepada peneliti-peneliti sebelumnya yang telah

menggunakan ukuran ini, seperti Ramdhonah, dkk. (2017), yaitu diukur

logaritma natural dari total aset dengan rumus :

¿ ln ( Total Aset ) x 100 %.............................................................(6)

4.5 Jenis dan Sumber Data

4.5.1 Jenis Data

Berdasarkan sifatnya, data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data kuantitatif dan data kualitatif.

1) Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa laporan keuangan

perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45 tahun 2018-2020.

2) Data kualitatif dalam penelitian ini berupa perkembangan perusahaan-

perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45 tahun 2018-2020.

4.5.2 Sumber Data

Berdasarkan sumbernya data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder disebut juga dengan data dokumentasi yakni data

yang tidak diberikan secara langsung kepada pengumpul data biasanya


40

berupa data hasil penelitian terdahulu yang dilakukan peneliti sendiri atau

orang lain (Sugiyono, 2018:10). Data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data yang dipublikasi oleh Indeks LQ45 di BEI

dimana data yang digunakan merupakan data time series. Data yang

berbentuk time series adalah data yang dikumpulkan beberapa kali dalam

interval waktu yang relatif sama, menggunakan instrumen yang sama dan

obyek yang sama.

4.6 Metode Pengumpulan Sampel

4.6.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2018:136). Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan yang masuk dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia

selama tahun 2018-2020. LQ45 merupakan salah satu indeks di Bursa Efek

Indonesia (BEI), dimana indeks tersebut diperoleh dari perhitungan 45

emiten dengan seleksi kriteria seperti penilaian atas likuiditas.

4.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2018:137). Sampel yang diambil harus benar-

benar dapat mewakili populasinya. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling, yaitu

teknik penentuan sampel berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu.


41

Alasan pemilihan sampel dengan menggunakan purposive sampling

adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan

yang penulis tentukan, oleh karena itu penulis memilih teknik purposive

sampling.

Pertimbangan kriteria yang digunakan dalam proses pemilihan sampel

adalah sebagai berikut :

1) Perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia

berturut-turut selama tahun 2018-2020.

2) Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan berturut-turut

selama tahun 2018-2020.

3) Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam satuan mata uang

rupiah (Rp) selama tahun 2018-2020.

Tabel 4.1
Purposive Sampling

No Kriteria Penentuan Sampel Jumlah


Perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45
1 30
di BEI berturut-turut selama tahun 2018-2020
Perusahaan yang tidak mempublikasikan
2 laporan keuangan berturut-turut selama tahun (2)
2018-2020
2 Perusahaan yang tidak menyajikan laporan
keuangan dalam satuan mata uang rupiah (Rp) (4)
selama tahun 2018-2020

3 Jumlah sampel penelitian 24


Jumlah sampel amatan selama 3 tahun 72
Sumber : Data diolah (2021)
42

4.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode observasi non-partisipan, dimana peneliti tidak terlibat dan hanya

sebagai pengamat independen. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

mengamati, mencatat, dan mempelajari dokumen-dokumen perusahaan seperti

laporan keuangan perusahaan LQ45 tahun 2018-2020.

4.8 Teknis Analisis Data

4.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2018:232). Uji statistik

deskriptif meliputi perhitungan minimum, maksimum, rata-rata, dan standar

deviasi.

4.8.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji kelayakan model yang

dibuat sebelum digunakan untuk memprediksi.

1) Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2016:160) uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal. Seperti diketahui uji t dan f mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
43

kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak adalah dengan menggunakan analisis grafik dan uji

statistik. Selain satu uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji

normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kołmogorov

Smirnov (K-S).

Cara pengambilan keputusan pada uji statistik non-parametrik

Kołmogorov Smirnov (K-S) :

1 Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05 artinya data residual tidak

berdistribusi normal.

2 Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,05 artinya data residual

berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2016:105) uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.

Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi

antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi

ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat

dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cut off

yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah

nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10.
44

3) Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2016:10) uji autokorelasi bertujuan untuk

menguji dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1

(sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Untuk mendeteksi ada

tidaknya autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-

Watson (DW-Test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi.

Tabel 4.2
Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson (DW-Test)

Hipotesis Nol Keputusan Jika


Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < d1
Tidak ada autokorelasi positif No Decision d1 < d < du
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-d1< d < 4
Tidak ada korelasi negatif No Decision 4-du < d < 4-d1
Tidak ada autokorelasi, positif atau Tidak Ditolak du <d < 4-du
negatif
Sumber : (Ghozali, 2016:111)

4) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2016:139) uji heteroskedastisitas bertujuan

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas

karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran


45

(kecil, sedang, dan besar). Uji heteroskedastisitas dapat digunakan

menggunakan uji Glejser. Jika hasil uji Glejser menunjukkan nilai

probabilitas signifikansi lebih besar > 0,05, maka model regresi tidak

mengandung heteroskedastisitas.

4.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan untuk menguji

hipotesis adalah analisis regresi linier berganda (analisis multiple

regressions). Metode analisis regresi linier berganda yaitu metode statistik

untuk menguji hubungan antara beberapa variabel bebas terhadap satu

variabel terikat. Model yang digunakan dalam analisis regresi linier

berganda untuk pengaruh profitabilitas, leverage, economic value added,

dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan adalah sebagai

berikut:

NP = α + β1PROF+ β2PP + β3LEVR + β4EVA + β5UP+ e.....................(7)

Keterangan :

NP = Nilai Perusahaan

α = Konstanta

β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien Regresi

PROF = Profitabilitas

PP = Pertumbuhan Perusahaan

LEVR = Leverage

EVA = Economic Value Added

UP = Ukuran Perusahaan

e = Error
46

4.8.4 Uji Kelayakan Model

1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi (Adjusted R2) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2016:97). Koefisien determinasi dapat dilihat dari

nilai Adjusted R Square dimana untuk menginterpretasikan besarnya

nilai koefisien determinasi harus diubah dalam bentuk persentase

kemudian sisanya (100% - persentase koefisien determinasi) dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model. Nilai Adjusted R

Square dapat naik atau turun dengan adanya penambahan variabel baru

tergantung dari korelasi atau variabel bebas tambahan tersebut dengan

variabel terikatnya. Nilai Adjusted R Square dapat bernilai negatif

sehingga jika nilainya negatif maka nilai tersebut dianggap 0 atau

variabel bebas sama sekali tidak mampu menjelaskan variabel

terikatnya.

2) Uji Pengaruh Simultan (F Test)

Uji statistik F menunjukkan apakah model dalam penelitian fit atau

tidak dengan data observasi (Ghozali, 2016:98). Ketentuan yang

digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut :

a) Jika nilai signifikansi dari F lebih kecil dari 0,05 (Sig. < 0.05) artinya

terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen

terhadap variabel dependen.


47

b) Jika nilai signifikansi dari F lebih besar dari 0,05 (Sig. > 0,05)

artinya tidak terdapat pengaruh antara semua variabel independen

terhadap variabel dependen.

3) Uji Parsial (t Test)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:98). Uji t dapat dilakukan

dengan melihat nilai signifikansi t masing-masing variabel. Jika nilai

signifikansi dari masing-masing variabel independen < 0,05 maka dapat

dikatakan ada pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Untuk arah, jika tanda koefisien positif (+) maka

berpengaruh positif, dan jika tanda koefisien negatif (-) maka

berpengaruh negatif.
48

DAFTAR PUSTAKA

Azis, Rifandi Yoki. 2017. Pengaruh Keputusan Investasi, Kebijakan Dividen, dan
Kebijakan Utang Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2016. Dasar-dasar Manajemen


Keuangan. Salemba Empat: Jakarta.

Dewi, D A Intan Yoga Maha dan Sudiartha, Gede Menha. 2017. Pengaruh
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan Aset Terhadap
Struktur Modal dan Nilai Perusahaan. E-jurnal Manajemen. Vol.6 No.6.
Universitas Udayana.

Fau, Nia Rositawati. 2015. Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan,


Ukuran dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23, Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Herawati, Titin. 2013. Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang, dan


Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen. Vol.2 No.2.
Universitas Negeri Padang.

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Mikrad, M., dan Syukur, A. (2019). Pengaruh Economic Value Added Dan
Market Value Added Terhadap Nilai Perusahaan Pada (Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman yang Terdaftar di BEI
Tahun 2014-2018). Dynamic Management Journal, 3(2).

Novari, Putu Mikhy dan Lestari, Putu Vivi. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Leverage, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor
Properti dan Real Estate. E-Jurnal Manajemen, Vol. 5, No. 9, Universitas
Udayana, Bali.

Noviliyan. 2016. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kebijakan Dividen,


Leverage, Price Earning Ratio, dan Kebijakan Utang Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI tahun 2012-2014). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Primayuni, Ni Made Asih. 2018. Pengaruh Keputusan Investasi, Pertumbuhan


Perusahaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan pada
49

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun


2015-2017. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Putra, I Gusti Agung Alit. 2019. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan


Utang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, dan Ukuran Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016. Skripsi. Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Ramdhonah, Z., Solikin, I., & Sari, M. (2019). Pengaruh Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2017). Jurnal Riset
Akuntansi Dan Keuangan, 7(1), 67-82.

Rusiah, N., Mardani, R. M., & ABS, M. K. (2017). Pengaruh struktur modal,
pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Ilmiah Riset Manajemen, 6(06).

Sari, Zulfia Eka. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Economic Value Added
dan Risiko Sistematis Terhadap Nilai Perusahaan(studi empiris pada
perusahaan kategori LQ45 yang terdaftar di BEI. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Sartono, R. A. 2015. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4.


Yogyakarta: BPFE.

Suffah, Roviqotus dan Riduwan, Akhmad. 2016. Pengaruh Profitabilitas,


Leverage, Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Dividen Pada Nilai
Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, volume 5 nomor 2, Februari
2016.

Sugiyono, Prof. Dr. 2018. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suryandani, A. (2018). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan,


dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Sektor Property dan Real Estate. Business Management Analysis Journal
(BMAJ), 1(1), 49-59.
Suwardika, I. N. A., & Mustanda, I. K. (2017). Pengaruh Leverage, Ukuran
Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Properti. Thesis. Universitas Udayana.

Tandelilin, Eduardus. 2014. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi
pertama. Yogyakarta : Kanisius.
50

Utami, Vivi Fatia. 2017. Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Leverage,


dan Size terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.

Wedayanthi, K. K., & Darmayanti, N. P. A. (2016). Pengaruh Economic Value


Added, Komposisi Dewan Komisaris Independen Dan Return On Assets
Terhadap Nilai Perusahaan. Thesis. Universitas Udayana.

Wijayanti, Ni Putu Desi. 2019. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Economic


Value Added dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 di BEI. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Weston, J.F dan Copeland, Rhomas. E. 2008. Dasar–Dasar Manajemen


Keuangan. Jilid II. Jakarta : Erlangga.

Yuniarti, Rina. 2014. Pengaruh Kebijakan Dividen dan Pertumbuhan Perusahaan


Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Ekonomi Review. Universitas
Muhammadiyah Bengkulu.

Yustitianingrum, Ika Yoana. 2013. Pengaruh Dividen, Kebijakan Utang, dan


Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai