Anda di halaman 1dari 34

Analisis bisnis yang sudah ada dikombinasikan dengan tugas perawat

Kelompok 3

1. Devi yuliatin p.
2. Dora ariyanti osman
3. Eka aprilia h.p
4. Faizatul hilmiah
5. Feny yashika jamil

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Jl. dr. Soebandi No. 99 Jember, Telp/Fax. (0331) 483536

E_mail : jstikesdr.soebandi@yahoo.com,web:http://www.stikesdrsoebandi.
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME, karena dengan limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat membuat dan menyelesaikan Tugas
enterpreneur yang berjudul ‘’ Analisis bisnis yang sudah ada dikombinasikan dengan tugas
perawat’’ yang telah ditentukan, guna memenuhi tugas mata kuliah

Dalam penyusunan makalah ini, banyak sekali pihak yang telah membantu. Kami
selaku penyusun sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat konstruktif. Kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kelangsungan proses belajar mengajar dikelas
khususnya.

Jember, November 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan, itulah salah satu fokus utama yang terpenting dalam menjalani hidup ini.
Kesehatan itu sangat mahal harganya. Begitulah para dokter bilang. Mahal bukan
berarti bisa dibeli di sembarang tempat. Mahal di sini adalah karena kesehatan justru
tidak dapat didapatkan di mana pun. Sehat adalah pemberian Allah SWT yang mana
manusia hanya bisa menerima dengan ikhlas serta memanfaatkannya sebaik
mungkin.Adapun cara untuk memanfaatkan sebuah kesehatan yaitu dengan cara
menggunakannya sebaik mungkin dalam hal yang bermanfaat baik bagi dirinya sendiri
maupun bagi orang lain. Akan tetapi, saat ini banyak yang tidak mengindahkan hal
demikian. Sehingga, berbagai macam penyakit datang silih berganti. Parahnya lagi,
penyakit tersebut justru adalah pendatang baru yang masih jarang sekali obatnya. HIV
AIDS misalnya. HIV AIDS adalah hasil dari kegiatan yang tidak mengindahkan
kesehatan.Karena kesehatan itu dibutuhkan oleh siapapun dan sampai kapanpun. Maka
peluang besar pun tercipta. Yang saya maksud di sini adalah peluang bisnis. Peluang
bisnis yang membidik kesehatan sebagai main poin product masih sangat sedikit.
Bahkan masih bisa dihitung dengan jari saja

1.2 TUJUAN
a) Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari pangsa pasar dalam bidang
kesehatan.
b) Mahasiswa dapat mengetahui beragam peluang bisnis dalam pelayanan
kesehatan.
c) Mahasiswa dapat cara membangun took dalam bisnis dibidang kesehatan.
1.3 MANFAAT
a) Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari pangsa pasar dalam bidang
kesehatan.
b) Agar mahasiswa dapat mengetahui beragam peluang bisnis dalam pelayanan
kesehatan.
c) Agar mahasiswa dapat cara membangun took dalam bisnis dibidang kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pangsa pasar dalam bidang kesehatan

Pangsa pasar adalah sebuah indikator tentang apa yang dilakukan oleh sebuah perusahaanterhadap
kompetitornya dengan dukungan perubahan-perubahan dalam sales. Pemahamanmengenai
pangsa pasar akan membantu manajemen perusahaan untuk mengevaluasikeberhasilan
upayanya dalam menembus pasar relatif terhadap kompetitornya.Pangsa pasar perusahaan
(dalam unit) mungkin akan naik karena perusahaan menurunkanharga jual produknya secara
signifikan tapi itu bisa pula membuat revenue perusahaan turunwalaupun pangsa pasarnya
naik.Oleh karena itu, perusahaan harus membuat kebijakan yangmampu meningkatkan
pangsa pasar sekaligus meningkatkan pendapatan perusahaan.

Pengertian-pengertian market share (pangsa pasar) menurut beberapa ahli adalah


sebagaiberikut:

 Pangsa pasar ( Market Share) dapat diartikan sebagai bagian pasar yang dikuasaioleh
suatu perusahaan, atau prosentasi penjualan suatu perusahaan terhadap totalpenjualan
para pesaing terbesarnya pada waktu dan tempat tertentu (William J.S,1984).
 Definisi Pangsa Pasar menurut Sofyan Assauri (2001 : 95 ) adalah :“ Pangsa
pasar merupakan besarnya bagian atau luasnya total pasar yang dapat dikuasai
olehsuatu perusahaan yang biasanya dinyatakan dengan persentase“.
 Menurut Douglas W. Foster (2000:45) yang disadur oleh Bambang
Kusriyantoyaitu:“ Market share / pangsa pasar adalah Memecah-mecah suatu
keseluruhan yangheterogen menjadi bagian yang homogen yang mencakup para pelanggan
yangmempunyai kepentingan yang sama untuk tujuan yang berbede- beda”
 Pangsa pasar adalah penjualan suatu perusahaan sebagai persentase dari
totalpenjualan seluruh perusahaan di suatu industri.Dari definisi-definisi diatas,
makadapat disimpulkan pangsa pasar adalah besarnya bagian pasar yang dikuasai olehsuatu
perusahaan.Dengan kata lain penguasaan suatu produk terhadap pasar
ataubesarnya jumlah produk yang diminta yang dihasilkan oleh suatu
perusahaandibandingkan dengan jumlah permintaan di pasar. (David Sukardi
Kodrat(2009:199)
 Kotler (2006) menyatakan bahwa pangsa pasar (Market Share) adalah
besarnyabagian penjualan yang dimiliki pesaing di pasar yang relevan.
 Pangsa pasar adalah besarnya bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan.Dengan kata lain
penguasaan suatu produk terhadap pasar atau besarnya jumlahproduk yang diminta yang
di hasilkan oleh suatu perusahaan dibandingka dengan jumlah permintaan di pasar.
(Baroes (2009)

Dari definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan pangsa pasar adalah besarnya
bagianpasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan. Dengan kata lain penguasaan suatu
produk terhadap pasar atau besarnya jumlah produk yang diminta yang dihasilkan oleh
suatuperusahaan dibandingkan dengan jumlah permintaan di pasar.

Pangsa pasar ini dapat dipecah-pecah menurut wilayah politis, kawasan geografis yang lebih
besar, ukuran, pelanggan tipe pelanggan, daan teknologinya.

Selain itu marketer harus mampu menerjemahkannya targetpenjualan pangsa pasar karena
ini akan menunjukkan Apakah prakiraan untuk dicapai olehtumbuh dengan pasar atau
menangkap pangsa dari pesaing. Yang terakhir hampir selalu akanlebih sulit untuk dicapai.
Pangsa pasar dimonitor untuk tanda-tanda perubahan dalam lanskapkompetitif, dan sering
drive strategis atau taktis tindakan. Meningkatkan pangsa pasar adalahsalah satu tujuan
paling penting bisnis. Keuntungan utama menggunakan pangsa pasarsebagai ukuran kinerja
bisnis adalah bahwa kurang bergantung pada macroenvironmentalvariabel seperti keadaan
ekonomi atau perubahan dalam kebijakan pajak. Namun,peningkatan pangsa pasar mungkin
berbahaya bagi pembuat fungible produk berbahaya,terutama produk yang dijual ke pasar di
mana mereka dapat dikenakan tanggung jawabpangsa pasar.

TUJUAN

TujuanPangsa pasar merupakan indikator kunci dari daya saing pasar-yaitu, seberapabaik
perusahaan melakukan dibandingkan dengan pesaingnya. "Metrik ini, dilengkapi
denganperubahan pendapatan penjualan, membantu manajer mengevaluasi permintaan
primer danselektif dalam pasar mereka Artinya,. Memungkinkan mereka untuk menilai tidak
hanyapertumbuhan total pasar atau penurunan tetapi juga kecenderungan pilihan konsumen
diantara pesaing. Umumnya, pertumbuhan penjualan yang dihasilkan dari permintaan
primer(pertumbuhan pasar total) lebih murah dan lebih menguntungkan daripada yang
dicapaidengan menangkap saham dari pesaing Sebaliknya, kerugian dalam pangsa pasar
dapat sinyalserius masalah jangka panjang yang membutuhkan penyesuaian
strategis.Perusahaan-perusahaan dengan pangsa pasar di bawah tingkat tertentu mungkin
tidak layak Demikianpula, dalam lini produk perusahaan, tren pangsa pasar untuk produk
individu dianggapindikator awal dari kesempatan masa depan atau masalah. " [1]Penelitian
juga menunjukkanbahwa pangsa pasar merupakan aset yang diinginkan di antara perusahaan yang bersaing
[2].Para ahli, bagaimanapun, mencegah membuat pangsa pasar yang obyektif dan kriteria
yangmendasari kebijakan ekonomi. [3] Penggunaan tersebut pangsa pasar sebagai dasar
untuk mengukur kinerja perusahaan yang bersaing telah memupuk suatu sistem di mana
perusahaanmengambil keputusan sehubungan dengan kegiatan usaha mereka
denganmempertimbangkan secara seksama dampak dari setiap keputusan pada pangsa pasar
daripesaing mereka. Hal ini umumnya diperlukan untuk riset pasar komisi (umumnya meja
/ penelitian sekunder).

FUNGSI MARKET SHARE

Market share merupakan indikator yang mampu menjelaskan tentang :

1. Kemampuan perusahaan menguasai pasarKemampuan penguasaan pasar dapat dipandang


sebagai salah satu indicatorkeberhasilan. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah
mempertahankan ataumeningkatkan tingkat market share. Sehingga pencapaian
tujuan berarti jugadianggap sebagai keberhasilan perusahaan.
2. Kedudukan (posisi) Perusahaan di pasar persainganBerdasarkan tingkat market
share, kedudukan masing-masing perusahaan dapatdilakukan urutan atau
rangkingnya dalam pasar persaingan. Secara berturut-turutposisi perusahaan dapat di
bedakan sebagai : Market Leader, Challenger,Follower, Market Nicher.

2.2 Jenis-jenis pangsa pasar dalam bidang kesehatan

2.2.1 Home Care

Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada


pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan
keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus
pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga , dengan tujuan
menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.

Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka
panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non
profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang
merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu
dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.

Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individual dan keluarga,


direncanakan, dikoordinasi dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk
memberi home care melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari
keduanya (WarholaC,1980). Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah
sebagai bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang mereka hadapi.

Sedangkan Stuart (1998) menjabarkan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian


dari proses keperawatan di rumah sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana
pemulangan (discharge planning), bagi klien yang sudah waktunya pulang dari rumah sakit.
Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh perawat dari rumah sakit semula,
dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien berada, atau dilaksanakan oleh tim
khusus yang menangani perawatan di rumah.

Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan keseatan di


rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang
terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi,
perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah.

Adapun definisi perawatan kesehatan di rumah antara lain :


1. Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit yang sudah
termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning ) dan dapat dilaksanakan oleh
perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas di mana pasien berada, atau tim
keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah.

2. Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai tindak
lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.

3. Pelayanan kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen rentang keperawatan


kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan
keluarga di tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan
atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan
akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.

4. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan,
dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi
pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak)
(warola,1980 dalam Pengembangan Model Praktek Mandiri keperawatan dirumah yang
disusun oleh PPNI dan Depkes).

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan di rumah adalah :

1. Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan klien dan
keluarganya,

2. Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan melibatkan klien dan
keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan,
3. Pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek administrasi maupun aspek
pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non
profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan (Depkes, 2002).

Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan tersier yang
berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerjasama dengan keluarga dan tim
kesehatan lainnya. Perawatan kesehatan di rumah adalah spektrum kesehatan yang luas dari
pelayanan sosial yang ditawarkan pada lingkungan rumah untuk memulihkan
ketidakmampuan dan membantu klien yang menderita penyakit kronis (NAHC, 1994).
Perkembangan Perawatan Kesehatan di Rumah Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan
kesehatan yang dikenal masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan
rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat yang menderita sakit
karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di rumah dan tidak dirawat inap di institusi
pelayanan kesehatan.

Faktor-faktor yang mendorong perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah:

1. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apabila
dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang
secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan,

2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus


penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan demikian
berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut
keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi
kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif
lama,

3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa perawatan klien
yang sangat lama (lebih 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi beban bagi
manajemen,

4. Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan membatasi
kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal
karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan,

5. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien dibandingkan
dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat kesembuhan (Depkes,
2002).
LandasanHukum

1. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan


2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas.
8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta

Tujuan Home Care

Tujuan Umum :

Meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga

Tujuan Khusus:

1. Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko- sosial- spiritual ) secara mandiri.


2. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah
Menurut Drs.I Nyoman Cakra, A.Md.Kep, SH. (2006). Perawatan kesehatan di rumah
bertujuan :

1. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidupnya,
2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan
masalah kesehatan dan kecacatan,
3. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga,
4. Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang
diperlukan, rehabilitasi atau perawatan paliatif,
5. Biaya kesehatan akan lebih terkendali.
Ruang Lingkup Home Care
Ruang Lingkup Home Care, yaitu:

a. Memberi asuhan keperawatan secara komprehensif


b. Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya.
c. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga

Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah juga dapat dikelompokkan sebagai
berikut:

1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan


2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan social

Menurut Rice R (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di rumah
meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus
yang di jumpai di komunitas.Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di rumah sakit
adalah:

1. Klien dengan penyakit gagal jantung,


2. Klien dengan gangguan oksigenasi,
3. Klien dengan perlukaan kronis,
4. Klien dengan diabetes,
5. Klien dengan gangguan fungsi perkemihan,
6. Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi,
7. Klien dengan terapi cairan infus di rumah,
8. Klien dengan gangguan fungsi persyarafan,
9. Klien dengan HIV/AIDS.
Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :

1. Klien dengan post partum,


2. Klien dengan gangguan kesehatan mental,
3. Klien dengan kondisi usia lanjut,
4. Klien dengan kondisi terminal.
5. Klien dengan penyakit obstruktif paru kronis,
F. Prinsip Home Care
a. Pengelolaan home care dilaksanaka oleh perawat/ tim
b. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.
c. Mengumpulan data secara sistematis, akurat dan komrehensif.
d. Menggunakan data hasil pengkajian dalam menetakan diagnosa keperawatan.
e. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan.
f. Memberi pelayanan prepentif, kuratif, promotif dan rehabilitaif.
g. Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan
h. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen kasus.
i. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.
j. Mengembankan kemampuan profesional.
k. Berpartisifasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care.
l. Menggunakan kode etik keperawatan daam melaksanakan praktik keperawatan

Peran dan Fungsi Perawat Home Care

1. Manajer kasus : Mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan,dengan fungsi :

a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.


b. Menyusun rencana pelayanan.
c. Mengkoordinir aktifitas tim
d. Memantau kualitas pelayanan

2. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan. dengan fungsi :

a. Melakukan pengkajian komprehensif


b. Menetapkan masalah
c. Menyusun rencana keperawatan
d. Melakukan tindakan perawatan
e. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien.
f. Membantu pasien dalam mengembangkan prilaku koping yang efektif.
g. Melibatkan keluarga dalam pelayanan
h. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
i. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan.
j. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

STANDAR URAIAN TUGAS DAN FUNGSI PENGELOLA HOME CARE

A. Ketua Pengelola

a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pengelolaan Perawatan di rumah


b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan pelayanan dan klien
c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan Pelayanan
d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap kinerja pel.
e. Menyusun laporan pelaksanaan Home Care secara berkesinambungan
B. Ketua Bidang Administrasi/Keuangan

a. Mengkoordinasikan semua kegiatan administrasi dan keuangan Home Care


b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap administrasi pengelolaan Home Care
c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pada bidang administrasi dan
keuangan Home Care
d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian proses adm. keuangan Home Care
e. Menyusun laporan administrasi keuangan Home Care

C. Ketua Bidang Pelayanan

a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan perawatan


b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap proses pelaksanaan Home Care
c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan terhadap sumber daya manusia
keperawatan
d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan pel. Home Care.
e. Menyusun laporan kegiatan pelayanan keperawatan di rumah

D. Penanggung Jawab Kasus/ Koordinator

a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pel. yang dilaksanakan oleh pelaksanan pel.


b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan kep. dan klien di rumah
c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan kep.
d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan kepada pelaksana kep.
e. Menyusun laporan kegiatan pelayanan sesuai bidang tugasnya

E. Pelaksanan Pelayanan

a. Melaksanakan pengkajian dan menentukan diagnosa keperawatan


b. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan
c. Melaksanakan intervensi / tindakan keperawatan sesuai rencana yang ditentukan
d. Mengevaluasi kegiatan/ tindakan yang diberikan dg. berpedoman pada renpra.
e. Membuat dokumentasi tertulis pada rekam kep. setiap selesai melaksanakan tugas

F. Konsulen

a. Menerima konsultasi dari pelaksanaan keperawatan dan memberikan petunjuk / advis


sesuai kewenangannya
b. Memberikan advokasi khususnya dalam bidang tindakan medik
c. Melaksanakan tindakan-tindakan medik sesuai kewenangannyad. Memeriksa,
menentukan Diagnosa dan memberi terapi medik

KEGIATAN HOME CARE

A. Manajemen Kasus Home Care

1. Melakukan seleksi kasus

a. Resiko tinggi ( Bayi, balita, lansia, ibu maternal )


b. Cidera tulang belakang cidera kepala
c. Coma, Diabetes mellitus, gagal jantung, asma berat
d. Stroke
e. Amputasi
f. Ketergantungan obat
g. Luka kronish. Disfungsi kandung kemih
i. Rehabilitasi medik
j. Nutrisi melalui infuse
k. Post partum dan masalah reproduksi
l. Psikiatri
m. Kekerasan dalam rumah tangga.
2. Melakukan pengkajian kebutuhan pasien.

a. Kondii fisik
b. Kondisi psikologis
c. Status sosial ekonomi
d. Pola prilaku pasien
e. Sumber- sumber yang tersedia di keluarga pasien
3. Membuat perencanaan pelayanan

a. Membuat rencana kunjungan


b. Membuat rencana tindakan
c. Menyeleksi sumber- sumber yang tersedia di keluarga / masyarakat.
4. Melakukan koordinasi pelayanan

a. Memberi informasi berbagai macam pelayanan yang tersedia


b. Membuat perjanjian kepada pasien da keluarga tentang pelayanan
c. Menkoordinasikan kegiatan tim sesuai jadwal
d. Melakukan rujukan pasien
5. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelayanan.

a. Memonitor tindakan yang dilakukan oleh tim


b. Menilai hasil akhir pelayanan ( sembuh, rujuk, meninggal, menolak )
c. Mengevaluasi proses manajemen kasus
d. Monitoring dan evaluasi kepuasan pasien secara teratur
Asuhan keperawatan

1. Pengkajian

a. Riwayat kesehatan
b. Lingkungan sosial dan budaya
c. Spiritual
d. Pemeriksaan fisik
e. Kemampuan pasien dalam pemenuhan kebutuhan se- hari- hari
f. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga
2. Diagnosa Keperawatan

a. Aktual
b. Resiko
c. Potensial
3. Perencanaan keperawatana. Penentuan prioritas masalah

4. Implementasi

a. Manajemen perawatan luka


b. Perawatan gangguan sistem pernafasan
c. Gangguan eleminasi
d. Gangguan Nurisi
e. Kegiatan rehabilitasi
f. Pelaksanaan pengobatan
g. Tindakan Kolaborasi
5. Evaluasi

a. Mengukur efektifitas dan efisiensi pelayanan


b. Dilaksanakan selama proses dan akhir peberian asuhan.

Pencatatan dan Pelaporan home care

Pencatatan Manajemen kasus


a. Persetujuan pasien
b. Jadwal kunjungan
c. Lembar pengobatan
d. Tindakan time. Rujukan kasus
f. Penghentian perawatan

Pencatatan pelaksanaan asuhan keperawatan

a. Pengkajian keperawatan
b. Perencanaan asuhan
c. Evaluasi asuhan
Alur Pelaporan

a. Home Care
b. Dinkes Kab.
c. Dinkes Prov
d. Depkes
Materi laporan

a. Jumlah pasien
b. Jenis penyakit
c. Frekuensi kunjunagn tiap kasus
d. Jumlah pasien dapat pengobatan
e. Jumlah pasien yang dirujuk
f. Jumlah pasien yang meninggal
g. Penyebab kematian
h. Tingkat keberhasilan /kemandirian pasien
i. Jenis tenaga yang memberi pelayanan
TATALAKSANA HOME CARE

A. Prasyarat Penyelenggara Home Care

1. Ketenagaan

a. Manajer kasus, dengan kualifikasi:


• Minimal D.III
• Pemegang sertifikat pelatihan home care
• Pengalaman kerja minimal 3 tahun
• Memiliki SIP,SIK,SIPP
b. Pelaksana pelayanan, dengan kwalifikasi :
• Minimal D.III
• Pemegang sertifikat pelatihan home care
• Pengalaman kerja minimal 3 tahun
• Memiliki SIP,SIK,SIPP
2. Alat/ sarana

a. Alat kesehatan
1. Tas/ kit
2. Pemeriksaan fisik
3. Set perawatan luka
4. Set emergency
5. Set pemasangan selang lambung
6. Set huknah
7. Set memandikan
8. Set pengambilan preparat
9. Set pemeriksaan lab. Sederhana
10. Set infus/ injeksi
11. Sterilisator
12. Pot/ urinal
13. Tiang infuse
14. Tempat tidur khusus orang sakit
15. Pengisap lender
16. Perlengkapan oxygen
17. Kursi roda
18. Tongkat/ tripot
19. Perlak/ alat tenun

b. Alat habis pakai


• Obat emergency
• Perawatan luka
• Suntik/ pengamian darah
• Untuk infuse
• Pemasagan selang lambung
• Huknah, selang lambung, kateter
• Sarung tangan, masker
• Dll

STANDART ALAT HOME CARE (Drs.I Nyoman Cakra, A.Md.Kep, SH.,2006.)


Peralatan Home Care
1. Set tempat tidur khusus orang sakit
2. Set kursi roda/ tongkat/ kruk/ tripot
3. Set oksigen
4. Set penghisap lender
5. Set bab/ bak
6. Set suntik
7. Set perawatan luka
8. Set pemasangan selang lambung
9. Set huknah/ klisma
10. Set pemasangan selang catheter
11. Set preparat pemeriksaan laboratorium.
12. Set formulir untuk asuhan keperawatan

Bahan Habis Pakai Home Care


1. Kasa/ kapas steril
2. Kertas tissue
3. Cairan pelicin/ minyak/ jelly
4. Plester/ pembalut
5. Kantong plastik untuk sampah biologis dan infeksius.
6. Alkohol 70 %/ cairan desinfektan
7. Obat merchurochrom 70 %
8. Tabung plastik/ botol tempat preparat tinja, urine.
9. Bilah kayu untuk mengambil preparat.
10. Sabun/ deterjen.11. Resusisator untuk bayi
12. Semprit dan jarum suntik dispossible ukuran. 1,2,3, 5,10,20

Obat-obatan emergency
1. Adrenalin
2. Dexametazon
3. Xyllo dan Deladryl
4. Cairan infus

c. Sarana lain
• Alat dan media pendidikan kesehatan
• Ruangan beserta perlengkapannya
• Kendaraan
• Alat komunikasi
• Alat informasi/ dokumentasi
3. Perijinan Home Care
a. Berbadan hukum ( yayasan, badan hukum lainnya )
b. Permohonan ijin ke Dinkes kabupaten/ Kota, dengan melampirkan:
• Rekomendasi PPNI
• Ijin prakik perawat ( SP, SIK, SIPP )
• Persyaratan peralatan kesehatan dan sarana komunikasi dan transportasi
• Ijin lokasi bangunan
• Ijin lingkungan
• Ijin usaha
• Persyaratan tata ruang bangunan

B. Mekanisma Pelayanan Home Care


1. Proses penerimaan kasus
a. Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga
b. Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk mengelola kasus
c. Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus

2. Proses pelayanan home care


a. Persiapan
• Pastikan identitas pasien
• Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien
• Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
• Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
• Siapkan file asuhan keperawatan
• Siapkan alat bantu media untuk pendidikan

b. Pelaksanaan
• Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan.
• Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
• Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
• Membuat rencana pelayanan
• Lakukan perawatan langsung
• Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll
• Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan
• Dokumentasikan kegiatan

c. Monitoring dan evaluasi


• Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal
• Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
• Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanan

d. Proses penghentian pelayanan home care, dengan kreteria :


• Tercapai sesuai tujuan
• Kondisi pasien stabil
• Program rehabilitasi tercapai secara maximal
• Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
• Pasien di rujuk• Pasien menolak pelayanan lanjutan
• Pasien meninggal dunia

C. Pembiayaan Home Care


1. Prinsip penentuan tarip
a. Pemerintah/ masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara kesehatan
b. Disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan keadaan sosial ekonomi
c. Mempertimbangkan masyarakat bepenghasilan rendah/ asas gotong royong
d. Pembayaran dengan asuransi ditetapkan atas dasar saling membantu
e. Mencakup seluruh unsur pelayanan secara proporsional

2. Jenis pelayanan yang kena tarip


a. Jasa pelayanan tenaga kesehatan
b. Imbalan atas pemakaian sarana kesehatan yang digunakan langsung oleh pasien
c. Dana transportasi untuk kunjungan pasien

D. PEMANTAUAN, PEMBINAAN DAN PENILAIAN


A. Pemantauan Home Care
a. Aspek fisik
b. Manajerial
c. Sumber daya
d. Pelayanan
e. Pembiayaan

B. Pembinaan Home Care


a. Aspek fisik
b. Manajerial
c. Sumber daya
d. Pelayanane. Pembiayaan
C. Penilaian Home Care
a. Kelengkapan dokumen
b. Kesesuaian pelayanan dari berbagai profesi
c. Kepuasan pelanggan
d. Kemandirian pasien/ keluarga

2.2.2 Terapi komplementer

a) Pengertian Terapi Komplementer

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi adalah usaha untuk memulihkan
kesehatan orang yang sedang sakit; pengobatan penyakit; perawatan
penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.

Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah pengobatan


non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, sehingga untuk
Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan
pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang
sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu
negara. Tetapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan
komplementer.

Terapi Komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai


pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain
diluar pengobatan medis yang Konvensional.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan Komplementer tradisional-


alternatif adalah pengobatan non konvensional yang di tunjukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, meliputi upaya promotiv,preventive,kuratif, dan rehabilitatif yang
diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan evektivitas yang
tinggi berandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran
konvensional. Dalam penyelenggaraannya harus sinergis dan terintregrasi dengan pelayanan
pengobatan konvensional dengan tenaga pelaksanaanya dokter,dokter gigi, dan tenaga
kesehatan lainnya yang memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan komplementer
tradisional-alternatif. Jenis pengobatan komplementer tradisional-alternatif yang daoat
diselenggarakan secara sinergis dan terintergrasi harus di tetapkan oleh menteri kesehatan
setelah memalui pengkajian.

Untuk mendukung penyelenggaran pengobatan tersebut Kementrian Kesehatan telah


menerbitkan keputusan menteri kesehatan No. 1076/Menkes/SK/2003 tentang pengobatan
tradisional dan peraturan Menteri Kesehatan No.1109/Menkes/PER/X/2007 tentang
penyelenggaraan pengobatan komplementer –alternatif difasilitas kesehatan pelayanan
kesehatan, jenis pengobatan tenaga pelaksana termasuk tenaga asing.

Kegunaan dari terapi komplementer

Para pengidap HIV (Human Immunodeficiency Virus), dengan pemenuhan nutrisi dan
ketenangan spiritual bisa memperpanjang harapan hidup mereka. Terapi alternatif
komplementer, seperti; akupunktur, akupressur, meditasi, dan mengomsumsi tanaman obat
dapat menambah daya tahan tubuh dan pertumbuhan sel-sel imun. Pernyataan ini pernah
dikemukakan oleh Putu Oka Sukanta, akupunturis sekaligus pembicara dalam talk show
yang diadakan Indonesia HIV Prevention and Care Project (IHPCP) di Indonesia Sehat
Expo 2007, Jakarta Convention Center, Rabu (24/10). Menurut Putu Oka Sukanta,
ketenangan spiritual dan nutrisi peningkat daya tahan membuat virus lebih jinak dan
memperlambat perkembangannya dalam tubuh manusia, sehingga memberi kesempatan
CD4 yaitu sel pembentuk daya tahan tubuh untuk berkembang dan memperbanyak diri.

Akupunktur dan akupressur diberikan untuk memperkuat organ-organ vital, seperti; paru-
paru, ginjal, lambung, dan limpa, pada masa awal infeksi HIV. Sebelum daya tahan tubuh
dan sel- sel CD4 turun karena infeksi HIV, organ penting tersebut harus kuat,” kata Putu
Oka. Untuk penderita HIV, keempat organ vital tersebut harus dijaga daya tahannya karena
memiliki fungsi penting, seperti paru-paru yang berfungsi mengikat oksigen, lambung untuk
mengolah makanan yang masuk, dan limpa yang berguna untuk menyerap sari-sari
makanan. Dengan akupressur, tambah Putu Oka, titik-titik tubuh yang berhubungan dengan
organ vital tersebut dipijat untuk menguatkan fungsi organ.

Selain dengan teknik akupressur dan akupunktur, konsumsi tanaman obat juga membantu
penguatan fungsi organ vital. Pegagan misalnya, digunakan untuk regenerasi sel pembentuk
daya tahan tubuh dan juga untuk menguatkan fungsi ginjal,” kata Putu Oka yang juga
mengelola Taman Sringanis, pelestari tanaman obat dan pengembang kesehatan alami.
Selain pegagan, tanaman penguat daya tahan tubuh adalah meniran. “Reaksi pertama yang
ditunjukkan pengidap HIV adalah penyangkalan dan stres. Padahal stres merupakan
penyebab vital menurunnya daya tahan tubuh,” kata Putu Oka. Untuk mempertahankan
ketenangan batin pengidap HIV, diperlukan suatu metode, seperti meditasi dan oleh napas
untuk membantu penderita menenangkan diri. Teknik olah napas saat meditasi membantu
paru-paru mengikat oksigen. Idong salah satu pasien pengidap HIV yang telah mengikuti
terapi komplementer, mengaku sangat merasakan manfaat positifnya. “Dengan mengikuti
meditasi, olah napas, dan mengonsumsi tanaman obat, CD4 saya selalu di atas 600. Padahal
umumnya penderita HIV hanya memiliki CD4 di bawah 500,” kata Idong. Dia mengaku
sampai kini belum mengonsumsi antiretroviral (ARV) karena kadar CD4-nya belum di
bawah 200. ARV sendiri hanya digunakan bagi mereka yang kadar CD4-nya di bawah 200.
ujarnya.
Strategi dalam menjalankan terapi komplementer

Setiap melakukan tindakan atau rencana, kita sudah barang tentu akan berhadapan dengan
sebuah strategi. Strategi ini akan menentukan arah perjalanan tindakan atau rencana yang
akan kita lakukan. Termasuk salah satunya adalah bagaimana strategi kita ketika ingin
mendirikan terapi komplementer?.

Strategi merupakan suatu kelompok keputusan, tentang tujuan-tujuan apa yang akan
diupayakan pencapaiannya, tindakan-tindakan apa yang perlu dilakukan, dan bagaimana
memamfaatkan sumber-sumber daya guna mencapai tujuan tersebut” (Jones, et al.,
2003:2001)

Konsep strategi merupakan sebuah konsep yang perlu dipahami dan diterapkan oleh setiap
entrepreneur maupun setiap manajer, dalam segala macam bidang usaha. Sejak beberapa
tahun yang lampau, pengertian strategi makin banyak mendapatkan perhatian dan dibahas
dalam literatur dalam menajemen. Aneka macam artikel bermunculan sehubungan dengan
misalnya: strategi asortimen, produk-strategi, permasalahan strategi, sampai dengan
diversifikasi-strategi bisnis. Di dalam mendirikan terapi komplementer sendiri, kita juga bisa
berlandas pada elemen esensial sebagai berikut:

1. Tentukan terlebih dahulu tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang paling penting yang
perlu dicapai.
2. Kebijakan yang paling penting yang mengarahkan atau membatasi kegiatan.
3. Tahapan-tahapan tindakan pokok atau program yang akan mencapai tujuan yang
ditetapkan di dalam batas-batas yang digariskan.

Hal-hal yang dipehatikan dalam menjalankan terapi komplementer

a) Terapi komplementer termasuk dari CV (Comanditaire Venootschap)

CV atau Comanditaire Venootschap adalah bentuk usaha yang merupakan salah satu
alternatif yang dapat dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan kegiatan usaha
dengan modal yang terbatas. Karena, berbeda dengan PT yang mensyaratkan minimal modal
dasar sebesar Rp50.000,- dan harus di setor ke kasperseroan minimal
25%nya, sedangkan untuk CV tidak ditentukan jumlah modal minimal. Jadi, misalnya
seorang pengusaha ingin berusaha di industri rumah tangga, percetakan, biro jasa,
perdagangan, catering, serta terapi komplementerdengan modal awal yang tidak terlalu
besar, dapat memilih CV sebagai alternatifbadan usaha yang memadai.Perbedaan yang
mendasar antara PT dan CV adalah, PT merupakan badanhukum yang dipersamakan
kedudukannya dengan orang dan mempunyai kekayaan yang terpisah dengan kekayaan para
pendirinya. Jadi, PT dapat bertindak keluar,di dalam maupun di muka
pengadilan, sebagaimana halnya yang memiliki harta kekayaan sendiri. Sedangkan CV, dia
merupakan badan usaha yang tidak berbadan hukum, dan kekayaan para pendirinya tidak
terpisahkan dari kekayaan CV.

Karakteristik CV yang tidak dimiliki badan usaha lainnya adalah: CV didirikan minimal
oleh dua orang, dimana salah satunya akan bertindak selaku Persero Aktif (persero
pengurus) yang nantinya akan bergelar Direktur, sedangkan yang lain akan bertindak selaku
Persero Komanditer (Persero diam). Seorang persero aktif akan bertindak melakukan segala
tindakan pengurusan atas Perseroan; dengan demikian, dalam hal terjadi kerugian maka
Persero Aktif akan bertanggung jawab secara penuh dengan seluruh harta pribadinya untuk
mengganti kerugian yang dituntut oleh pihak ketiga. Sedangkan untuk Persero Komanditer,
karena dia hanya bertindak selaku sleeping partner, maka dia hanya bertanggung jawab
sebesar modal yang disetorkannya ke dalam perseroan.

Perbedaan lain yang cukup penting antara PT dengan CV adalah, dalam melakukan
penyetoran modal pendirian CV, di dalam anggaran dasar tidak disebutkan pembagiannya
seperti halnya PT. Jadi, para persero harus membuat kesepakatan tersendiri mengenai hal
tersebut, atau membuat catatan yang terpisah. Semua itu karena memang tidak ada
pemisahan kekayaan antara CV dengan kekayaan para perseronya.

USAHA PIJAT ALTERNATIF AKUPRESUR DAN AKUPUNTUR DENGAN SISTEM


JEMPUT BOLA

Usaha Pijat Alternatif Akupresur dan Akupuntur dengan Sistem Jemput Bola
19 February 2009 18 Komentar Peluang Bisnis

Dewasa ini pengobatan alternatif makin di gemari oleh masyarakat. Diantaranya adalah pijat
refleksi. Pijat refleksi adalah pengobatan alternatif yang ampuh dan aman, praktis serta
murah tanpa efek samping yang berarti.

Selain mencegah dan menyembuhkan secara total, pengobatan ini juga dapat mendeteksi
atau mengetahui apakan salah satu organ kita sudah terganggu atau masih sehat.
Sebagai contoh apabila ditekan agak kuat titik refleksi ginjal, paru-paru atau jantung apabila
ada yang mengganjal seperti kristal dan rasanya sakit seperti ditusuk jarum, maka dapat
dipastikan bahwa organ kita tersebut sudah terganggu karena adanya hambatan aliran darah
balik menuju organ tersebut.

Contoh yang lain adalah misalnya suatu saat kita menemukan orang yang pingsan dipasar, di
kantor atau dimana saja, apabila ditekan saja titik refleksi jantungnya di kaki sebelah kiri,
atau tekan agak kuat daerah refleksi jantung dibawah lutut bagian belakang maka orang
yang pingsan tadi biasanya akan langsung sadar kembali.

Yang pasti, pijat alternatif adalah pijat ini dapat dilakukan sendiri, yang berarti anda dapat
mengobati diri anda sendiri atau dapat juga menolong orang lain.

Pijat Akupresur & Akupuntur

Penulis berhasil menemui salah satu orang yang membuka usaha pijat akupresur yaitu
Sambudi Eko Purnomo, atau lebih di kenal dengan sebutan Mas Sam. Bermodalkan ijazah
SMA Muhamadiyah Bantul, Mas Sam berusaha mengais rezeki dari usaha pijat alternatif
akupresur.

Selain itu dia juga berusaha mengembangkan bakat memijat yang diwariskan dari eyangnya.
Kurang lebih 3 tahun yang lalu sekitar tahun 2004, Mas Sam mengikuti pelatihan pijat
akupuntur di klinik Yuli Susanti di Jogja. Setelah resmi mendapatkan sertifikat kelayakan
memijat, Mas Sam mencoba menjalankan usaha pijat alternatif dengan mandiri.

Tiga tahun pengalaman dan keahlian yang dia dapat dari klinik dirasa sudah cukup untuk
membuka usaha pijat sendiri. Selama berada di klinik Mas Sam mempelajari akupresur
aliran Hokian Shaolin Shi atau aliran yang khusus untuk menyembuhkan penyakit kanker.

Untuk pijat penyembuhan beberapa penyakit yang lainnya-pun Mas Sam juga mampu
menanganinya. Jenis layanan pijat Mas Sam adalah pijat akupresur dan pijat lelah, pijat
akupuntur kelangsingan, pijat akupuntur kecantikan dan gabungan pijat akupresur dan
akupuntur. Tarifnya berkisar antara 25 ribu sampai 30 ribu setiap kali memijat.

Dari Mulut ke Mulut

Selama di klinik Mas Sam sudah memilikii pelanggan tetap yang sudah cocok dengan hasil
pijatannya, selain itu konsumen Mas Sam sendiri juga di dapat dari cerita mulut ke mulut
dari para konsumennya yang terdahulu.

Semua usaha ini jalankan dengan cara mendatangi semua konsumen yang membutuhkan
jasa pijatannya. Hanya dengan menghubunginya via sms, Mas Sam akan langsung meluncur
ke rumah konsumennya, dengan catatan sudah membuat janji terlebih dahulu.

Menurut Mas Sam sendiri, prospek kedepan untuk usaha ini sangat menjanjikan. Salah
satunya dikarenakan pijat alternatif ini sudah sangat digemari oleh masyarakat. Selain itu
kini makin bermunculan berbagai macam penyakit yang beraneka ragam jenisnya yang juga
mampu disembuhkan dengan pijat alternatif secara teratur.

Lebih Murah

Penyembuhan secara alternatif dirasa cukup murah biayanya dibandingkan dengan biaya
berobat ke dokter. Untuk menjaga usahanya agar tetap berjalan, Mas Sam selalu
memberikan pelayanan yang ekstra untuk setiap konsumennya, murah senyum, ramah dan
keikhlasan merupakan modal awal Mas Sam untuk melangsungkan usahanya.

Pijat Mas Sam yang merupakan perpaduan antara pijat akupresur dengan akupuntur ini,
mungkin menjadi perpaduan pijat alternatif pertama di Yogyakarta. Penyembuhan dengan
menggunakan gabungan pemijatan ini sifatnya rutin. Walau demikian, untuk masalah total
biaya, bisa dibilang pijat alternatif Mas Sam tetap jauh lebih murah daripada berobat ke
dokter.

Hanya saja Mas Sam masih menemui kesulitan, yaitu keterbatasan waktu. Tak jarang
keterbatasan waktu membuat Mas Sam membatalkan maupun menolak konsumen yang
membutuhkan jasanya. Akan tetapi untuk memuaskan konsumennya, dia akan tetap
menangani di lain waktu. “Dalam sehari, menangani 10 pasien saja sudah membuat badan
saya kecapaian”, begitu katanya.

Untuk kedepannya, ada keinginan Mas Sam untuk mempunyai klinik sendiri, men-
sentralisasi-kan usahanya di suatu tempat, mempunyai karyawan dan lebih
memprofesionalkan usahanya. Namun karena Mas Sam juga memiliki jiwa petualang, untuk
sekarang ini dia lebih menikmati usaha ini dengan ikut turun sendiri ke lapangan,
menggunakan sistem jemput bola.

Simulasi Laba Pijat Alternatif

Pengeluaran
Transportasi :Rp.300.000,00

Minyak Gosok : Rp. 50.000,00

Jarum : Rp. 150.000,00

Biaya Tak Terduga : Rp. 100.000,00

TOTAL : Rp. 600.000,00

Pemasukan
Jasa Pijat : Rp 30.0000,00 x 100 kali = Rp 3.000.000,00

Keuntungan
Laba Bersih : Rp. 2.400.000,00
2.2.3 Herbal
a) Pengertian

Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara, obat, dan
pengobatannya yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun dan
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (gelenik) atau campuran dari bahan tersebut secara
turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

Pengobatan tradisional (batra) adalah seseorang yang diakui dan dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai orang yang mampu melakukan pengobatan secara tradisional.

Jamu/obat tradisional adalah ramuan tradisional yang berasal dari tumbuh tumbuhan dan
hasil-hasilnya atau hewan dari hasil-hasilnya, akar-akaran yang secara tradisional dapat
dianggap berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit atau untuk memelihara kesehatan.
Bentuknya dapat berupa cairan, rajangan, bubuk, tablet, kapsul, parem dan sebagainya.

JENIS RAMUAN OBAT TRADISIONAL DI INDONESIA

Pengobatan tradisional di Indonesia banyak ragamnya. Cara pengobatan tersebut telah lama
dilakukan. Ada yang asli dari warisan nenek moyang yang pada umumnya mendayagunakan
kekuatan alam, daya manusia, ada pula yang berasal dari masa Hindu atau pengaruh India
dan Cina.

Secara garis besar Agoes A (1992), dalam seminar telah menetapkan jenis bahwa
pengobatan tradisional dengan ramuan obat terdiri dari :

− Pengobatan tradisional dengan ramuan asli Indonesia

− Pengobatan tradisional dengan ramuan Cina

− Pengobatan tradisional dengan ramuan obat India

TUJUAN PENGOBATAN TRADISIONAL

A. Tujuan Umum

Meningkatnya pendayagunaan pengobatan tradisional baik secara tersendiri atau terpadu


pada sistem pelayanan kesehatan peripurna, dalam rangka mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Dengan demikian pengobatan tradisional adalah merupakan salah
satu alternatif yang relatif lebih disenangi masyarakat. Oleh karenanya kalangan kesehatan
berupaya mengenal dan jika dapat mengikut sertakan pengobatan tradisional tersebut.
B. Tujuan Khusus

1. Meningkatnya mutu pelayanan pengobatan tradisional, sehingga masyarakat terhindar


dari dampak negatif karena pengobatan tradisional.
2. Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan dengan
upaya pengobatan tradisional.
3. Terbinanya berbagai tenaga pengobatan tradisional dalam pelayanan kesehatan.
4. Terintegrasinya upaya pengobatan tradisional dalam program pelayanan kesehatan
paripurna, mulai dari tingkat rumah tangga, puskesmas sampai pada tingkat rujukannya.

Manfaat obat herbal di antaranya :

1. Efektif, bahkan untuk penyakit yang sulit diobati secara medis. Berdasarkan
pengalaman turun-temurun yang tertulis maupun lisan, dan kemudian dipelajari dari
berbagai aspek seperti botani, kimia dan farmakologi. Pendekatan dalam penggunaan
herbal ditekankan pad aspek farmakologi yang merupakan fungsi herbal tersebut
dalam proses pengobatan.
2. tidak ada efek samping jika digunakan pada dosis normal. Hal ini terjadi karena obat
herbal tersusun oleh bahan-bahan organik yang kompleks. Dengan kata lain obat
herbal dapat dianggap sebagai makanan yang berarti bahan yang dikonsumsi guna
memperbaiki organ atau sistem yang rusak. Kelebihan obat herbal yang digunakan
tentu menyebabkan efek samping seperti halnya kelebihan makanan. Sebagai
hasilnya, sebagai kuncinya, dosis yang dianjurkan untuk penggunaan herbal adalah
dosis tradisional dan sedikit dikurangkan.
3. Aplikasinya lebih sederhana. Jika diagnosa sudah jelas maka pengobatan dapat
dilakukan di rumah dengan bantuan anggota keluarga yang lain. Bantuan dokter
dibutuhkan untuk diagnosis yang benar berdasarkan data laboratorium. Rekomendasi
terapi dapat diberikan oleh dokter yang juga herbalis, tetapi perawatannya bisa di
rumah oleh anggota keluarga.
4. Harga murah dan dapat ditanam sendiri. Terutama jika kita dapat menanam sendiri
dengan membuat tanaman obat keluarga (TOGA) yang meliputi tanaman untuk
pengobatan dan pemeliharaan kesehatan. Harga Akan meningkat jika obat herbal itu
diperoleh dalam bentuk simplisia yang dikeringkan. Akan meningkat lagi jika
dikonsumsi dalam bentuk the atau kapsul. Bahkan akan menjadi cukup tinggi jika
dalam bentuk ekstrak.

Manfaat obat herbal di antaranya :

1. Efektif, bahkan untuk penyakit yang sulit diobati secara medis. Berdasarkan
pengalaman turun-temurun yang tertulis maupun lisan, dan kemudian dipelajari dari
berbagai aspek seperti botani, kimia dan farmakologi. Pendekatan dalam
penggunaan herbal ditekankan pad aspek farmakologi yang merupakan fungsi
herbal tersebut dalam proses pengobatan.
2. Tidak ada efek samping jika digunakan pada dosis normal. Hal ini terjadi karena
obat herbal tersusun oleh bahan-bahan organik yang kompleks. Dengan kata lain
obat herbal dapat dianggap sebagai makanan yang berarti bahan yang dikonsumsi
guna memperbaiki organ atau sistem yang rusak. Kelebihan obat herbal yang
digunakan tentu menyebabkan efek samping seperti halnya kelebihan makanan.
Sebagai hasilnya, sebagai kuncinya, dosis yang dianjurkan untuk penggunaan herbal
adalah dosis tradisional dan sedikit dikurangkan.
3. Aplikasinya lebih sederhana. Jika diagnosa sudah jelas maka pengobatan dapat
dilakukan di rumah dengan bantuan anggota keluarga yang lain. Bantuan dokter
dibutuhkan untuk diagnosis yang benar berdasarkan data laboratorium.
Rekomendasi terapi dapat diberikan oleh dokter yang juga herbalis, tetapi
perawatannya bisa di rumah oleh anggota keluarga.
4. Harga murah dan dapat ditanam sendiri. Terutama jika kita dapat menanam sendiri
dengan membuat tanaman obat keluarga (TOGA) yang meliputi tanaman untuk
pengobatan dan pemeliharaan kesehatan. Harga Akan meningkat jika obat herbal itu
diperoleh dalam bentuk simplisia yang dikeringkan. Akan meningkat lagi jika
dikonsumsi dalam bentuk the atau kapsul. Bahkan akan menjadi cukup tinggi jika
dalam bentuk ekstrak.

PERAN PENGOBATAN TRADISIONAL

Pengobatan secara tradisional di Indonesai telah berkembang selama berabad-abad sehingga


merupakan kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia. Melihat kenyataan disekitar
kita oleh adanya tenaga dokter sebagai pelaksana pengobatan dan pengobatan dari barat atau
pengobatan tradisional pasti mendapat termpat di hati masyarakat Indonesia pada umumnya
dan pada bangsa jawa pada khususnya.

Tenaga pelayanan pengobatan tradisional tersebut mempunyai pasien dan langganan


masing-masing. Ada masyarakat pendukung tersendiri, ada juga kaidah patokan serta syarat-
syarat tersendiri, juga ada kaidah patokan serta syarat-syarat tersendiri yang mereka patuhi
bersama. Mereka puas ( ada juga yang tidak puas ) dengan adanya hubungan timbal balik
pelayanan kesehatan tradisional pendukungnya. Hal ini merupakan unsur budaya dan unsur-
unsur kemanusiaan yang juga terdapat pada bangsa-bangsa di dunia betapapun modernnya.
Sebagian besar obat tradisional berasal dari bahan-bahan nabati dan hanya sebahagian kecil
saja yang berasal dari bahan-bahan dasar hewan atau mineral.

Bahan-bahan nabati yang digunakan itu dapat berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan
ataupun eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhanadalah isi sel yang dengan cara tertentu
dikeluarkan dari selnya, demikian pula zat-zat nabati lainnya yang dipisahkan dari
tumbuhannya. Jelaslah disini bahwa tumbuhan obat merupakan sumber bahan yang sangat
penting artinya bagi pembuatan obat tradisional di Dunia. Tumbuhan obat lebih mudah di
jumpai dan di dapatkan oleh yang memerlukan disekitar tempat tinggalnya. Perlu dikahui
bahwa sekurang-kurangnya di Indonesia dijumpai 940 jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat. Pengolahan obat tradisional yang bervariasi, mulai yang masih
dilakukan dengan cara sederhana sampai dengan penggunaan teknologi maju. Dala cara
sederhana bahan yang berasal dari tumbuhan segar di celah-celah, direbus dengan air dalam
kuali sampai menghasilkan cairan hasil rebusan tersebut disamping dimanfaatkan sebagai
obat dalam ( minim ), digunakan untuk kompres atau lainnya.
Teknologi maju digunakan pengusaha obat tradisional untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang meningkat. Produksi memakai perajang simplisia, mesin penggiling
simplisia, mesin pil, mesin tablet, mesin pengisi kapsul, mesin pengisi kantung serbuk dan
lat ekstraksi. Bahkan ada pengusaha pengahasil produk-produk cairan obat dalam yang telah
menggunakan proses ultra hight treatment (UHT ) untuk mrngusahakan agar produk yang
disilkan memiliki sterilisitas perdagangan yang diperlukan.

STANDARISASI PENGOBATAN TRADISIONAL

Untuk dapat dimanfaatkannya pengobatan tradisional dalam pelayanan kesehatan, banyak


yang harus diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang
sangat penting adalah upaya standarisasi. Diharapkan, dengan adanya standarisasi ini bukan
saja mutu pengobatan tradisional akan dapat ditingkatkan, tapi yang penting lagi munculnya
berbagai efek samping yang secara medis tidak dapat dipertanggung jawabkan, akan dapat
fihindari. Pengertian standarisasi adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan
sempurna, yang dipakai sebagai batas penerimaan minimal ( Clinical

Practice Guideline, 1990 ). Standart menunjukkan pada tingkat ideal tercapai tersebut
tidaklah disusun terlalu kaku, tetapi masih dala batas-batas yang dibenarkan disebut dengan
nama toleransi.

Syarat suatu standar yang baik dipandang cukup penting adalah :

1. Bersifat jelas
Artinya dapat diukur dengan baik, termasuk ukuran terhadap penyimpangan-
penyimpangan yang mungkin terjadi.
2. Masuk akal
Suatu standart yang tidak masuk akal, bukan saja akan sulit dimanfaatkan tetapi
juga akan menimbulkan frustasi para professional.
3. Mudah dimengerti
Suatu standart yang tidak mudah dimengerti juga akan menyulitkan tenaga pelaksana
sehingga sulit terpenuhi.
4. Dapat dipercaya
Tidak ada gunanya menentukan standart yang sulit karena tidak akan mampu
tercapai. Karena itu sering disebutkan, dalam menentukan standart, salah satu syarat
yang harus dipenuhi ialah harus sesuai dengan kondisi organisasi yang dimiliki.
5. Absah
Artinya ada hubungan yang kuat dan dapat didemintrasikan antara standart dengan
sesuatu ( misalnya mutu pelayanan ) yang diwakilinya
6. Meyakinkan
Artinya mewakili persyaratan yang ditetapkan. Apabila terlalu rendah akan
menyebabkan persyaratan menjadi tidak berarti.
7. Mantap, Spesifik dan Eksplisit
Artinya tidak terpengaruh oleh perubahan oleh waktu, bersifat khas dan gambling

Dari ukuran tentang standart dan pengobatan tradisional sebagaimana dekemukakan diatas,
mudah dipahami bahwa upaya standarisasi pengobatan tradisional di Indonesia, tidaklah
semudah yang diperkirakan. Sebagai akibat ditemukannya konsep pengobatan tradisional
yang sangat supranatural yang satu sama lain tampak sangat berbeda, menyebabkan
dtandarisasi akan sulit dilakukan.

Untuk ini menyadari bahwa menerapkan pendekatan kesembuhan penyakit masih sulit
dilakukan, maka untuk sementara cukup diterapkan pendekatan tidak sampai menimbulkan
efek samping, komplikasi atau kematian.

KONSEP PENGOBATAN TRADISIONAL


Memahami tentang konsep yang dimiliki oleh pengobatan tradisional dalam praktek
pengobatan tradisional amatlah diperlukan dengan diketahuinya konsep tersebut diharapkan
dapat diikuti jalanpikiran serta alasan dilakukannya suatu tindakan yang dilakukan oleh
pengobatan tradisional ketika mengahadapi penderita yang datang meminta pertolongan.
Konsep yang dimaksud disini tentu meliputi konsep yang ada hubungannya dengan
kesehatan, yang dicoba sederhana setidak- tidaknya meliputi konsep kehidupan, kematian,
penyebab penyakit serta kepercayaan tjatuh sakit.

Peranan Obat Tradisional Dalam Pelayanan Kesehatan


Pada tingkat rumah tangga pelayanan kesehatan oleh individu dan keluarga memegang
peranan uatama. Pengetahuan tentang obat tradisional dan pemanfaatan tanaman obat
merupakan unsur memperoleh hidup sehat. Ditingkat masyarakat peranan pengobatan
tradisional termasuk peracik obat tradisional / jamu mempunyai peranan yang cukup
penting dalam pemerataan pelayanan kesehatan untuk mewujudkan derajad kesehatan
masyarakat yang oprtimal.
PEMINATAN PENGOBATAN TRADISIONAL
Peminatan pengobatan tradisional sendiri sangat dipengaruhi oleh faktof :
1. Faktor Sosial
Alasan masyarakat memilih pengobatan tradisional adalah selama mengalami pengobatan
tradisional keluarganya dapat menjenguk dan menunggui setiap saat. Hal tersebut sesuai
dengan kodrat manusia sebagai mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi langsung
dengan keluarganya atau kerabatnya dalam keadaan sakit. Selama perawatan yang
dialaminya meraka dapat berkomunikasi dengan akrab dengan keluarganya. Namun ada
juga informasi yang mengemukakan bahwa mereka berpendapat lebih senang dirawat atau
diobati di rumah sakit daripada dirawat atau diobati di tempat-tempat pengobatan
tradisional. Mereka dibawa kepengobatan tradisional bukan atas kemauan mereka sendiri
tetapi atas desakan biaya pengobatan. Biasanya mereka belum pernah ke rumah sakit
sehingga tidak bisa dibandingkan
pengobatan tradisional dengan pengobatan di rumah sakit. Disini nampak adanya faktor
pasrah akibat dari keterbatasan pengalaman-pengalaman dalam interaksi social
2. Faktor Ekonomi
Mereka menyatakan biayanya lebih murah daripada rumah sakit, menurut mereka cara
pembayarannya juga tidak memberatkan karena pasien tidak tertarik uang muka. Selain itu
bagi yang tidak mampu mambayar sekaligus dapat dicicil setelah mereka pulang. Jika
ditinjau dari klasifikasi pasien yang datang ketempat pengobatan tradisional ini sebagian
besar pekerjaannya adalah buruh kasar, sopir, tukang parkir, sehingga wajar faktor ekonomi
menentukan dalam memilih tempat
pengobatan
3. Faktor Budaya
Salah satu alasan mengapa para penderita memilih tempat pengobatan tradisional karena
pengobatan di tempat ini memiliki seorang ahli yang mempunyai kekuatan supranatural
yang mampu mempercepat kesembuhan penyakit. Disamping itu hal ini sesuai dengan apa
yang dikemukakan oleh foster
dan Anderson bahwa sistem medis adalah bagian integral dari kebudayaan.

4. Faktor Sosial
Kenyamanan yang diperoleh pada saata pengobatan karena tidak menggunakan peralatan-
peralatan yang bisa menakutkan mereka, terutama patah tulang tidak perlu diamputasi atau
digips
5. Faktor Kemudahan
Pasien dapat segera ditangani tanpa harus menunggu hasil rontgen dan hasil laboratorium
lainnya
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pangsa pasar adalah sebuah indikator tentang apa yang dilakukan oleh sebuah perusahaanterhadap
kompetitornya dengan dukungan perubahan-perubahan dalam sales. Pemahaman mengenai
pangsa pasar akan membantu manajemen perusahaan untuk mengevaluasi keberhasilan
upayanya dalam menembus pasar relatif terhadap kompetitornya.

Pangsa pasar perusahaan (dalam unit) mungkin akan naik karena perusahaan menurunkan
harga jual produknya secara signifikan tapi itu bisa pula membuat revenue perusahaan turun
walaupun pangsa pasarnya naik. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat kebijakan yang
mampu meningkatkan pangsa pasar sekaligus meningkatkan pendapatan perusahaan.

Dalam dunia keperawatan sendiri mempunyai beberapa jenis pangsa pasar yaitu dari home
care, komplementer dan herbal yang menjual beberapa pangsa pasar dalam bidang jasa.

3.2 SARAN

Semoga mahasiswa keperawatan dapat semakin mengetahui dan mempraktekkan pangsa


pasar dalam dunia keperawatan tersebut dan mempunyai pengalaman yang semakin meluas
mengenai pangsa pasar.
DAFTAR PUSTAKA

http: //library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-zulkifli5.pdf

http://www.scribd.com/doc/97327331/MAKALAHNYA-NIHHH

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8
&ved=0CEYQFjAF&url=http%3A%2F%2Fstikeskabmalang.files.wordpress.com%2F2009
%2F11%2Fhome-
care.doc&ei=PhvCU72tHZL68QXH1IGIBA&usg=AFQjCNEbyxH0ztHtchuW7awybpH8A
slz2A&bvm=bv.70810081,d.dGc

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8
&ved=0CEYQFjAF&url=http%3A%2F%2Fstikeskabmalang.files.wordpress.com%2F2009
%2F11%2Fhome-
care.doc&ei=PhvCU72tHZL68QXH1IGIBA&usg=AFQjCNEbyxH0ztHtchuW7awybpH8A
slz2A&bvm=bv.70810081,d.dGc

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3585/1/Eva%20Karota%20Bukit.pdf

Anda mungkin juga menyukai