Tujuan Komunikasi
Agus Hermawan (2012: 11) dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi Pemasaran” berpendapat
bahwa tujuan komunikasi ada 4 yaitu :
a. Menemukan: Kita menemukan banyak informasi dari media, mendiskusikannya dengan orang lain
dan mempelajarinya
b. Untuk berhubungan: Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah membina dan memelihara
hubungan dengan orang lain.
c. Untuk meyakinkan: Media massa dengan komunikasi nya sebagian besar untuk meyakinkan kita agar
mengubah
d. Untuk bermain: Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur
diri kita.
Manfaat Komunikasi
a. Memahami dan memahami semua informasi yang dibutuhkan.
b. Komunikasi dapat mempererat tali persaudaraan baik antar
pribadi, golongan, kelompok, bangsa maupun negara.
Jenis-Jenis Komunikasi
a. Komunikasi Verbal
Kata verbal itu sendiri artinya adalah kata-kata, sehingga dapat
diartikan sebagai komunikasi dengan kata-kata. Hal yang serupa
disampaikan oleh Deryanto, Rahardjo, M (2016:159)
b. Komunikasi Non Verbal
Hal yang serupa disampaikan oleh Nurudin (2016: 134) “Bahwa
komunikasi non verbal itu segala bentuk komunikasi tanpa
menggunakan lambang-lambang verbal, seperti gerakan tangan
warna, ekspresi wajah, dan lain-lain.”
KONSEP KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dirancang dan direncanakan untuk tujuan terapi, dalam rangka membina
hubungan antara perawat dengan pasien agar dapat beradaptasi dengan stress, mengatasi gangguan psikologis, sehingga dapat
melegakan serta membuat pasien merasa nyaman, yang pada akhirnya mempercepat proses kesembuhan pasien (Muchlisin
Riadi, 2020).
Manfaat Komunikasi Terapeutik Teknik-Teknik Komunikasi Terapeutik
Manfaat komunikasi terapeutik (Anas, 2014) Beberapa teknik komunikasi terapeutik menurut Aisah (2015) antara lain:
adalah: a. Mendengarkan dengan penuh perhatian, menanyakan pertanyaan yang
a. Mendorong dan menganjurkan kerja berkaitan
sama antara perawat dengan pasien b. Pertanyaan terbuka (Open-Ended Question), mengulang ucapan pasien dengan
melalui hubungan perawat-pasien. menggunakan kata-kata sendiri, menyatakan hasil observasi, diam (memelihara
b. Mengidentifikasi, mengungkapkan ketenangan)
perasaan, mengkaji masalah, dan c. Meringkas, memberi penghargaan, memberi kesempatan pada klien untuk
mengevaluasi tindakan yang dilakukan memulai pembicaraan, memberikan kesempatan pada pasien untuk
oleh perawat menguraikan persepsinya, humor, dan sebagainya
Tahap Komunikasi Terapeutik
BB: Bayi kehilangan 10% dari berat lahirnya pada 2-3 hari, BB: Bila gizi anak baik, maka perkiraan berat badan akan mencapai 700-
setelah 2 minggu ia akan menimbun berat badan sebesar 30 gram 1.000 g/bulan.
setiap harinya TB: Pertumbuhan tinggi badan agak stabil, panjang badannya bertambah
TB: Bertambah 3-4 cm dari panjang lahirnya saat ia berusia satu kurang lebih 2,5 cm setiap bulan.
bulan.
LK: lingkar kepala juga bertambah 1,25 cm setiap bulan.
LK: Lingkar kepalanya pun akan bertambah kurang lebih 2,5 cm. Perkembangan motorik kasar: kemampuan mengangkat kepala saat
Reflek Pada Bayi: tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang
Refleks Rooting (mencari) Perkembangan motorik halus: untuk memegang suatu objek, mencoba
Refleks Hisap memegang benda dan memasukkan ke dalam mulut.
Refleks Moro (terkejut)
Perkembangan Bahasa: kemampuan bersuara dan tersenyum, dapat
Refleks Genggam menyembunyikan huruf hidup, berceloteh.
Refleks Babinski (telapak kaki bayi disentuh dengan pola Perkembangan adaptasi sosial: tersenyum spontan dan membalas
melingkar, jempol kaki akan tertarik ke belakang) senyum bila diajak tersenyum
3. Bayi 4 – 8 Bulan 4. Bayi 8 – 12 Bulan
BB: Berat badan bayi akan bertambah menjadi dua kali berat lahir BB: Berat badan dapat mencapai 3 kali berat badan lahir, pertambahan
berat badan per bulan sekitar 350-450 gram pada usia 7-9 bulan, 250-350
TB: Bertambah 1,25 - 2,5 cm per bulan
gram pada usia 10-12 bulan, bila memperoleh gizi yang baik
LK: Bertambah 1,25 cm per bulannya
TB: Diperkirakan mencapai 75 cm.
Refleks yang terdapat saat ia baru lahir umumnya sudah mulai
Pada akhir tahun pertama berat otak anak menjadi di 25 persen berat otak
menghilang.
orang dewasa dan pertumbuhan 4-6 gigi susu terjadi di pada usia 5-9
Perkembangan motorik kasar: mampu berguling ke kanan dan ke
bulan.
kiri, duduk dengan kepala tegak, mampu membalikkan badan
Perkembangan motorik kasar: kemampuan untuk duduk tanpa
Perkembangan motorik halus: mengamati benda, menggunakan
berpegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit dan berdiri
ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang, mengeksplorasi benda
Perkembangan motorik halus: Memegang alat tulis dan corat-coret
yang sedang dipegang
Perkembangan Bahasa: dapat menirukan Bunyi atau kata-kata, Perkembangan Bahasa: ditandai dengan kemampuan mengatakan “papa”
menoleh ke arah suara atau sumber bunyi, tertawa, menjerit atau “mama” yang belum spesifik
BB: Tahun kedua, anak hanya mengalami kenaikan berat badan sekitar 1,5-2,5 kg dan 3 tahun rata-rata berat badan naik menjadi 2 sampai 3
kg per tahun
TB: Penambahan tinggi badan 6-10 cm, pada usia 2 tahun tinggi badan sudah mencapai 50 persen tinggi badan orang dewasa, usia 3 tahun
tahun tinggi badan naik 6 sampai 8 cm per tahun.
LK: Penaikan lingkar kepala hanya 2 cm, usia 3 tahun lingkar kepala menjadi sekitar 50 cm.
Pertumbuhan gigi terdapat tambahan 8 buah gigi susu, termasuk gigi geraham pertama dan gigi taring sehingga seluruhnya berjumlah 14-16
buah.
Perkembangan motorik kasar: Pada usia sekitar 18 bulan, anak mampu berdiri tegak dan menaiki tangga dengan berpegangan, serta pada
akhir tahun kedua sudah mampu berlari-lari kecil, menendang bola, dan mulai mencoba melompat.
Perkembangan motorik halus: Kemampuan anak untuk menyusun atau membuat menara pada kubus
Perkembangan Bahasa: Banyaknya perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak, kemampuan meniru, mengenal, dan merespon orang lain,
menunjukkan dua gambar, mampu mengombinasikan kata-kata, dan melambaikan tangan.
Perkembangan adaptasi sosial: Kemampuan anak untuk membantu kegiatan di rumah, menyuapi boneka, menggosok gigi, mencoba
memakai baju sendiri.
KOMUNIKASI PADA BAYI
Teknik Komunikasi dengan Bayi Penerapan Komunikasi pada Bayi (0-1 Tahun)
Dikutip dari Modul Bahan Ajar Cetak PPSDMK Kementrian Kesehatan RI Tangisan bayi itu adalah cara bayi memberitahukan bahwa ada
(2016: 46), Adapun Teknik yang dapat diterapkan ketika berkomunikasi sesuatu yang tidak enak ia rasakan, misalnya lapar, popok basah,
dengan bayi yaitu: kedinginan, lelah, dan lain-lain. Bayi yang agak besar akan
merasa tidak nyaman jika dia melakukan kontak fisik dengan
a.Teknik Verbal
orang yang tidak dikenalnya. Bayi akan tersenyum, menggerak-
Dilakukan melalui orang atau pihak ketiga yaitu dengan cara berbicara
gerakkan kaki dan tangannya berulang-ulang jika dia ingin
terlebih dahulu dengan orang tuanya yang sedang berada disampingnya.
menyatakan kegembiraannya, serta menjerit, menangis, atau
Bisa dimulai dengan mengomentari pakaian yang sedang dikenakanya
merengek jika dia merasa tidak nyaman. Bayi juga akan
untuk menanamkan rasa percaya anak pada terapisan terlebih dahulu
tersenyum dan kegirangan jika dia merasa kenyang, aman atau
sebelum melakukan tindakan yang menjadi tujuan.
nyaman, serta menangis atau gelisah jika merasa lapar, basah,
b.Teknik Non Verbal
buang air besar, digigit nyamuk, atau kepanasan dan kedinginan.
Sentuhan adalah kontak fisik yang dilakukan dengan cara memegang
Yang perlu dilakukan yaitu memenuhi kebutuhan bayi dan
sebagian tangan atau bagian tubuh anak misalnya pundak, usapan di
mengajaknya bicara dan bercanda.
kepala, berjabat tangan atau pelukan, bertujuan untuk memberikan
perhatian dan penguatan terhadap komunikasi yang dilakukan antara anak
dan orang tua.
KOMUNIKASI PADA TODDLER
Untuk balita usia 1-3 tahun ini, cara komunikasi yang paling tepat adalah dengan menyimak dengan baik saat anak
berbicara, memberinya kesempatan untuk menyelesaikan kalimat saat berbicara, mencontohkan kata dan kalimat dengan
benar, memberitahu nama-nama benda, situasi, dan keterangan yang ada di sekitarnya.
1. Memberi kesempatan pada anak untuk menyentuh alat 5. Menghindari konfrontasi langsung
pemeriksaan yang akan digunakan 6. Jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak
2. Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika anak tidak 7. Bersalaman dengan anak saat memulai interaksi karena
menjawab, harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan
sederhana perasaan cemas
3. Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata, 8. Mengajak anak menggambar, menulis, atau bercerita untuk
“jawab dong” menggali perasaan dan fikiran anak.
4. Mengalihkan aktivitas saat komunikasi, misalnya dengan
memberikan mainan saat komunikasi
Komunikasi pada Bayi dan Toddler dengan Hambatan Tuna Grahita
a. Mendapatkan izin dari orangtua bayi jika ingin menyentuh, e. Terangkan alasan anda menyentuh atau
menggendong, atau bentuk komunikasi lainnya pada bayi. mengucapkan kata-kata sebelum melakukan
b. Sedapat mungkin ambil posisi yang dapat dilihat oleh klien bila sentuhan pada anak
ia mengalami kebutaan parsial atau sampaikan secara verbal f. Informasikan kepada anak ketika anda akan
keberadaan atau kehadiran perawat ketika perawat berada di
meninggalkannya atau memutus komunikasi
dekatnya.
g. Orientasikan anak pada lingkungannya bila klien
c. Identifikasi diri anda dengan menyebutkan nama dan peran
dipindah ke lingkungan baru
anda pada anak
h. Ketika anak mengajak berkomunikasi usahakan
d. Berbicara menggunakan nada suara normal ketika kondisi klien
mendengarkan penyampaian pesan dengan penuh
tidak memungkinkan menerima pesan verbal secara visual.
perhatian
Nada suara anda memegang peranan besar dan bermakna bagi
i. Pandang anak ketika sedang bicara
klien
Komunikasi pada Bayi dan Toddler dengan Hambatan Tuna Rungu
Upayakan sikap dan gerakan perawat dapat ditangkap oleh indra visualnya. Teknik
komunikasi yang dilakukan:
a. Mimik wajah sangat berpengaruh dalam melakukan komunikasi dengan bayi ataupun toddler
b. Orientasikan kehadiran perawat dengan cara menyentuh klien atau posisi diri didepan klien
c. Usahakan menggunakan bahasa yang sederhana, bicara perlahan untuk memudahkan klien membaca gerakan bibir
perawat
d. Usahakan bicara dengan posisi tepat didepan klien, pertahankan sikap tubuh dan mimik wajah yg lazim
f. Gunakan gerakan pantomim bila memungkinkan dengan gerakan sederhana dan perlahan