Anda di halaman 1dari 23

MINGGU 3 & 4

Pokok Bahasan:
Pajak Berganda Internasional:
A. Sebab-sebab timbulnya pajak berganda
B. Metode penghindaran pajak berganda

Tujuan Instruksional Khusus:


mahasiswa diharapkan mampu menyebutkan dan menjelaskan, menganalisis
mengenai Penghindaran Pajak Berganda Internasional

Referensi:
1. Anang Mury Kurniawan, 2015. Pajak Internasional : Beserta Contoh Aplikasinya, edisi
2, Jakarta, Ghalia Indonesia
2. Darussalam, Denny Septriadi, 2017, Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda,
Panduan, Interpretasi dan Aplikasi, Jakarta, DDTC (bisa e-book)
3. Direktorat Jenderal Pajak, Modul Perpajakan Internasional
4. Gunadi. 1997. Pajak Internasional. Jakarta: LPFE UI.
04/10/2020 1
Wider Sense Narrower Sense
• Setiap bentuk • Terjadi pd semua
pembebanan pajak pemajakan beberapa
lebih dari 1 kali kali terhadap
terhadap suatu subjek/atau objek
subjek/objek pajak. dalam satu adm pajak
• Pembebanan secara yang sama
bersamaan oleh • Dapat disebabkan oleh
aparatur pajak yang single power atau
sama atau berbeda. plural power.

04/10/2020 2
PBI terjadi apabila terjadi pemajakan oleh dua atau lebih
aparatur pajak di negara yang berbeda  benturan
yurisdiksi pemajakan secara internasional.

OECD  PBI adalah pengenaan beberapa pajak yang sama


(sebanding) oleh dua (lebih) negara terhadap WP yang
sama atas suatu objek pajak dan masa pajak yang sama.
Unsur PBI (Normatif/teoritis):
1. Pengenaan pajak oleh beberapa otoritas pajak
2. Subjek Pajak / WP sama
3. Objek pajak sama
4. Masa pajak sama
5. Jenis pengenaan pajak sama

04/10/2020 3
TIPE – TIPE PBI
Knechtle dalam buku “Basic Problem in International Fiscal Law”:
1. Tipe Faktual & Potensial
•  Faktual: hak pemajakan dilakukan oleh beberapa
negara,beban pajak WP semakin besar
•  Potensial: hak pemajakan dilakukan oleh 1 negara saja
(negara sumber ph), beban pajak WP tidak semakin besar.
2. Tipe Yuridis & Ekonomis
•  Yuridis: Ph yg sama dari subjek pajak yg sama dikenakan
pajak oleh lebih dari 1 negara.
•  Ekonomis: 2 Subjek Pajak yg secara yuridis berbeda
dikenakan pajak atas ph yang sama oleh lebih dari 1
negara.
3. Tipe Langsung & Tidak Langsung
•  Langsung: ketentuan pajak yang berbeda dikenakan
kepada Subjek Pajak yg sama untuk objek pajak yg sama.
•  Tidak langsung: ketentuan pajak yang sama dikenakan
kepada objek maupuan subjek pajak yang sama.
04/10/2020 4
Metode Penghindaran PBI
A. Unilateral
Cara penghindaran pajak berganda internasional yang dilakukan
oleh suatu Negara berdasarakan peraturan perundang-undangan
Negara tersebut

Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara antara lain :

1. Metode Pembebasan/Pengecualian ( Exception)


2. Metode Kredir (Tax Credit)
3. Metode Lainnya

04/10/2020 5
Metode Pembebasan (Exemption)

 Metode ini berupaya untuk secara total mengeliminasi PBI.


 Mengeliminasi ph LN dari basis pemajakan dengan
memperhitungkan ph terhadap ph (income against income).
 Asumsi: penduduk yang melakukan
investasi/bisnis/kegiatan di LN hanya dikenakan pajak di
domisili pengimpor modal/bisnis kegiatan tsb (capital
import neutrality)
 Metode ini meliputi:
• (1) pembebasan subjek (subject exemption),
• (2) pembebasan objek (object exemption), dan
• (3) pembebasan pajak (tax exemption).

04/10/2020 6
1. Pembebasan Subjek
 Umumnya diberlakukan kepada anggota perwakilan
diplomatik, konsulat, dan organisasi internasional
(asas domisili)
 Pertimbangan pembebasan subjek: asas timbal balik
 Ilustrasi:
• Mr. Smith adalah seorang duta besar perwakilan
negara X yang bertugas di negara Y. Selama bertugas
di negara Y, Mr. Smith memperoleh gaji yang
dibayarkan oleh negara X.
 berdasarkan metode pembebasan subjek, maka
negara Y tidak mengenakan pajak atas
penghasilan (gaji) Mr. Smith selama ia bertugas di
negara Y.
04/10/2020 7
2. Pembebasan Objek
 Full exemption / exemption withour progression
 Ph LN dikeluarkan dari basis pemajakan atas WPDN di negara
tersebut.
 Ilustrasi:
• Mr. Adam adalah WPDN negara X. Penghasilannya diperoleh
dari DN sebesar Rp. 80 Milyar dan dari LN dari negara Y sebesar
Rp. 20 Milyar.
 Jika negara X menganut metode pembebasan objek, maka
basis pemajakan yang dikenakan oleh negara X hanya
dihitung dari ph DN Mr. Adam (sebesar 80 Milyar).
Sedangkan Ph sebesar 20 Milyar hak pemajakannya
diberikan sepenuhnya ke negara sumber Ph (negara Y).

04/10/2020 8
3. Pembebasan Pajak
 exemption with progression
 Ph LN dibebaskan dari pengenaan pajak domestik
 Tapi untuk keperluan penghitungan dan penerapan
tarif pajak, maka pengaruh Ph LN terhadap
pengenaan pajak atas Ph global tetap
dipertahankan.
 Tarif pajak proporsional/flat di suatu negara 
pengaruh progresinya NIHIL.
 Pengaruh progresi akan efektif di negara penganut
tarif pajak progresif.
04/10/2020 9
ILUSTRASI :
Mr. B ungin (WP Negara X)

Ph DN Negara X: 200 M Ph LN Negara Y: 100 M


Tarif pajak: 25% Tarif pajak: 30%

Perhitungan Pajak Terutang:


Ph DN = 200
Ph LN = 100
Ph Global = 300
Pajak terutang (25% x 300) = 75
Pembebasan pajak (100/300 x 75) = 25
Pajak kurang dibayar = 50

04/10/2020 10
ILUSTRASI :
Mr. B ungin (WP Negara X)

Ph DN Negara X: 200 M Rugi LN Negara Y: 50 M


Tarif pajak: 25% Tarif pajak: 30%

Perhitungan Pajak Terutang:


Ph DN = 200
Kerugian LN = 50
Ph Global = 150
Pajak terutang (25% x 150) = 37,50
Pembebasan pajak = NIL
Pajak kurang dibayar = 37,50

04/10/2020 11
ILUSTRASI :
Mr. B ungin (WP Negara X)

Ph DN Negara X: 250 M Ph LN Negara Y: 150 M (tarif: 30%)


Tarif pajak: 25% Rugi LN thn lalu: 50 M

Perhitungan Pajak Terutang:


Ph DN = 250
Ph LN = 150
Ph Global = 400
Pajak terutang (25% x 400) = 100
Dasar perhitungan Pembebasan pajak
(Ph LN – rugi LN thn lalu = 150 - 50) = 100
Pembebasan pajak (100/400 x 100) = 25
Pajak kurang dibayar = 75

04/10/2020 12
METODE KREDIT PAJAK (TAX CREDIT)
Metode ini memberi keringanan atau eliminasi PBI dengan
cara mengkreditkan (mengurangkan) pajak LN terhadap ph
global yang merupakan porsi ph LN (tax against tax).
Asumsi: penduduk LN (mengekspor modal, bisnis & kegiatan)
harus diperlakukan sama dengan penduduk yang melakukan
hal serupa di DN (capital export neutrality).
Jenis dari metode kredit pajak:
1. Kredit penuh (full credit)
2. Kredit biasa atau terbatas (ordinary/normal credit)
3. Kredit fiktif (matching/sparing credit)

04/10/2020 13
1. Metode Kredit Pajak Penuh
 PPh yang terutang/dibayar di LN dikurangkan sepenuhnya terhadap PPh
yang terutang/dibayar di DN

 Ilustrasi-1:
• PT ABC bertempat kedudukan di negara X dan mendapat Ph DN sebesar
200 juta (tarif 25%). Selain itu, PT ABC juga memperoleh Ph LN dari negara
Y sebesar 100 juta (tarif 20%). Negara X menganut azas domisili dan
sumber
• Jika negara X menggunakan kredit pajak penuh, maka:
• Ph DN (negara X) = 200 juta
• Ph LN (negara Y) = 100 juta
• Ph Global = 300 juta
• PPh terutang (tarif 25%) = 75 juta (25% x 300 juta)
• PPh dibayar di negara Y = 20 juta (20% x 100 juta)
• Kurang bayar = 55 juta
• PPh kurang dibayar dgn kredit pajak penuh
• = (25% -20%) x 100 juta = 5 juta

04/10/2020 14
1. Metode Kredit Pajak Penuh (lanjutan)
• Ilustrasi-2:
• PT ABC bertempat kedudukan di negara X dan mendapat Ph
DN sebesar 200 juta (tarif 25%). Selain itu, PT ABC juga
memperoleh Ph LN dari negara Y sebesar 100 juta (tarif
35%).
• Jika negara X menggunakan kredit pajak penuh, maka:
• Ph DN (negara X) = 200 juta
• Ph LN (negara Y) = 100 juta
• Ph Global = 300 juta
• PPh terutang (tarif 25%) = 75 juta (25% x 300 juta)
• PPh dibayar di negara X = 35 juta (35% x 100 juta)
• Kurang Bayar = 40 juta
• PPh kurang dibayar dgn kredit pajak penuh
• = (25% - 35%) x 100 juta = (10 juta)
artinya: kredit pajak penuh menyerap/mengurangi pajak
domestik sebesar 10 juta  memberikan subsidi kpd WP
untuk membayar pajak di LN  jarang ada negara yang
memberlakukan kredit pajak penuh.
04/10/2020 15
2. Metode Kredit Pajak Biasa
 Keringanan PBI berupa pengurangan pajak LN atas pajak DN
(domistik) dengan batasan jumlah terendah antara:
• a. Pajak DN yang dialokasikan kepada Ph LN (batasan
teoritis);
• b. Pajak yang sebenarnya terutang/dibayar di LN atas Ph
dimaksud yang termasuk dalam Ph Global (batasan
faktual).
 Apabila WP memperoleh Ph LN dari beberapa negara, maka
kredit pajak dapat dihitung secara gabungan (overall) atau
per negara (per country).
 Kredit pajak gabungan lebih menguntungkan WP karena
diperbolehkan adanya kompensasi (1) Ph positif dan negatif,
dan (2) tarif tinggi dengan tarif rendah  sebelum dihitung
jumlah max pajak yang dapat dikreditkan.
04/10/2020 16
WP A berdomisili di Negara X
Ph DN Negara X: 200 M Ph LN Negara Y: 100 M
Tarif pajak: 25% Tarif pajak: 20%
Pajak terutang: 75 M (25% x Ph Global) Pajak dipotong: 20 M

Batas max pajak LN yg dapat dikreditkan


= 25% x Ph LN = 25% x 100 M = 25 M
 artinya: potongan pajak di negara Y (20 M) dapat seluruhnya dikreditkan karena
masih dalam batas max kredit pajak yang diperbolehkan.

Jika tarif pajak di negara Y sebesar 35% (pajak dipotong = 35 M)


 pajak yg dapat dikreditkan hanya sebesar batas max, yaitu 25 M.

04/10/2020 17
WP A Perhitungan Pajak WP A di negara X:
berdomisili di Negara X Ph Domestik = 350 jt
Ph LN = 100 jt
Ph Global = 450 jt
Pajak terutang:
Ph DN Negara X: 350 jt 5% x 50 jt= 2,5 jt
Tarif pajak: 15% x 200 jt = 30 jt
0 – 50 jt = 5% 25% x 200 jt = 50 jt 82,5 jt (A)
>50 – 250 jt = 15% Kredit Pajak LN (max)
>250 – 500 jt = 25% 100/450 x 82,5 = 18,3 jt
Pajak LN yg dibayar = 20 jt
Kredit pajak yg diperbolehkan= 18,3 jt (B)
Pajak yg harus dibayar (A-B) = 64,2 jt
Ph LN Negara Y: 100 jt
Tarif pajak: 20%
Pajak LN dibayar: 20 jt

04/10/2020 18
Ilustrasi-3:
WP memperoleh Perhitungan Pajak WP B di negara R:
Ph LN dari Ph Global = 450 jt
beberapa negara Pajak terutang: 25% x 450 jt = 112,5 jt (A)
(per country) Kredit Pajak LN:
WP B Negara S
berdomisili di - Max kredit (100/450 x 112,5) = 25 jt
- Pajak dibayar = 15 jt
Negara R
- Pajak yg dpt dikreditkan = 15 jt (B)
Ph DN : 200 jt Negara T
Tarif pajak: 25% - Max kredit (150/450 x 112,5) = 37,5 jt
Ph LN : - Pajak dibayar = 45 jt
Negara S: 100 jt - Pajak yg dpt dikreditkan = 37,5 jt (C)
Jmlh pajak yg dpt dikreditkan (B+C) = 52,5 jt (D)
(tarif: 15%)
Pajak yg harus dibayar (A-D) = 60 jt
Negara T: 150 jt
(tarif: 30%)
04/10/2020 19
3. Metode Kredit Pajak Fiktif
 Diberikan oleh negara domisili investor terhadap pajak yang
seharusnya dikenakan oleh negara sumber  jika negara domisili
tidak membebaskan pajak berdasakan ketentuan yang
merangsang perbaikan iklim investasi.
 Ilustrasi:
• PT ABC adalah investor di negara Q. Negara Q (sumber) sesuai
dengan UU PPh Domestik berhak memotong pajak atas dividen
sebesar 15%. Namun, berdasarkan UU Penanaman Modal negara
Q membebaskan pajak atas dividen tsb. Oleh karena tidak ada
pajak yg dipotong atas dividen oleh negara Q, maka negara P
(domisili) tidak dapat memberikan kredit pajak kepada PT ABC.
Jadi, PT ABC tetap membayar pajak dividen di negara P (domisili).

04/10/2020 20
Contoh
Beni, SPDN negara B, berinvestasi di negara A dan menerima
dividen $1000. Negara A memberi insentif perpajakan
sehingga dividen yang diperoleh investor asing tidak
dikenakan pajak.
UU PPh di negara B: tarif 30%, worldwide income, dan
metode kredit.
Tarif pajak dividen ke luar negeri di negara A sebelum ada
insentif: 20%.
Hitunglah pajak yang ditanggung Beni apabila di dalam P3B:
(i) tidak terdapat klausul tax sparing credit, (ii) terdapat
klausul tax sparing credit.
[Asumsi: Beni tidak mempunyai penghasilan dari dalam
negeri]
04/10/2020 21
METODE LAINNYA
 Metode terkait dengan PAJAK:
a. pembagian pajak (tax sharing)
b. pembagian hak pemajakan (division of taxing power)
c. keringanan tarif (reduction of the rate) terhadap ph
LN
d. pemajakan dengan jumlah tetap (lumpsum taxation)
 Metode terkait dengan PENGHASILAN:
a. Klasifikasi (atribusi, divisi atau distribusi)
b. Pengurangan pajak LN dari ph kena pajak
c. Pengurangan ph LN
04/10/2020 22
Terima kasih

04/10/2020 23

Anda mungkin juga menyukai