AKbar mempunyai tempat tinggal di KPP Kelapa Gading, mempunyai 2 tempat usaha sebagai
Pedagang Pengecer di KPP Setia Budi dan 1 tempat usaha di wilayah KPP Tanah Abang. Omzet total
selama tahun 2018 dari ketiga tempat tersebut belum melebihi 4,8Milyar. Akbar karena menguasai
akuntansi, maka dia memilih untuk tidak dikenakan PPh Final berdasarkan PP 23 tahun 2018.
Maka di KPP kelapa gading Akbar diterbitkan NPWP Domisili, Di KPP Setia budi diterbitkan 2 NPWP
Cabang atas masing-masing tempat usaha. Di KPP Tanah abang diterbitkan 1 NPWP Cabang atas 1
tempat usaha,.
Omxzet usaha di cabang setia budi 1 tahun 2018 adalah 1.2 milyar dan dari setia budi 2 omzetnya 2
milyar. Berikut ini data dari 1 tempat usahanya di tanah abang
JANUARI 40 JUTA
FEBRUARI 30 JUTA
MARET 45 JUTA
APRIL 55 JUTA
MEI 35 JUTA
JUNI 68 JUTA
JULI 70 JUTA
AGUSTUS 50 JUTA
SEPTEMBER 75 JUTA
OKTOBER 80 JUTA
NOVEMBER 60 JUTA
DESEMBER 85 JUTA
Diminta :
a. Apakah Akbar mempunyai kewajiban membayar PPh pasal 25
Jawab :
Akbar mempunyai kewajiban membayar PPh pasal 25 walaupun omzet dalam
setahun belum melebih 4,8 Milyar, karena Akbar memilih untuk tidak dikenakan PPh
Final berdasarkan PPh 23
b. Jika ya berapa besarnya PPh 25 dari tempat usaha di tanah abang tersebut.
Jawab :
PPh 25 = Omzet sebulan x 0,75%
SOAL 2
Peredaran bruto PT Sejahtera selama tahun 2018 mempunyai omzet 4 milyar. Perusahaan tidak
termasuk dalam kategori perusahaan yang diatur dalam PP no 23 tahun 2018. Total biaya
operasional tahun 2018 adalah 2,7 M.
Selama tahun 2018 perusahaan sudah memotong PPh 21 karyawannya sebesar 25 juta dan
memotong PPh pasal 23 5 juta, memotong PPh 4 ayat 2 Rp. 8 juta. Perusahaan juga selama
tahun tersebut sudah dipotong PPh pasal 23 sebesar Rp. 12 juta dan dipotong PPh pasal 4 ayat
2 Rp. 3 juta.
Cicilan PPh pasal 25 untuk tahun 2018 adalah Jan – Mar 2018 Rp. 20 juta per bulan dan April –
Des 2018 Rp. 21 juta per bulan.
Diminta :
- Hitung PPh terhutang PT X tahun 2018. SPT 2018 selesai dan dilaporkan ke KPP pada 25
Maret 2019
Jawab :
PPh terhutang 2018 = (Omzet – B. Operasional) x 25%
= (4.000.000.000 – 2.700.000.000) x 25%
= 325.000.000
PPh 25 tahun 2019 bulan Maret = PPh terhutang tahun lalu – PPh 22,23,24
12
= 325.000.000 – 12.000.000
12
= 26.083.333
SOAL 3
Berikut ini data laporan laba rugi tahun 2019 yang diperoleh dari PT. Maju Bersama sebuah
perusahaan dagang p
Net sales 45 M
COGS 18 M –
Gross profit 27 M
Operating Expense 15 M –
Operating Income 12 M
Other revenue 3 M + (semuanya bersifat teratur)
Laba Bersih (FISKAL) 15 M
Selama tahun 2019 sudah mencicil PPh pasal 25 Januari-Maret 2019 sebesar 200 juta pr bulan
dan Rp. 220 juta selama April– Desember 2019 Rp. 1 M / bulan.
Selama tahun 2019 sudah dipungut PPh 22 Rp. 80 juta, dipotong PPh pasal 23 Rp. 175 juta, PPh
pasal 4 (2) final Rp. 60 juta.
Tahun 2019 perusahaan memotong PPh 21 karyawannya Rp. 65juta dan memotong PPh 23
serta 4 ayat 2 masing-masing Rp. 33 juta dan 12 juta
Laporan keuangan 2019 perusahaan baru selesai 10 April 2020. Dan SPT tahun pajak 2019
disampaikan ke KPP pada 15 April 2020 (Tidak Terlambat)
PPh 25 tahun 2019 bulan April = PPh terhutang tahun lalu – PPh 22,23,24
12
= (15.000.000.000 x 22%) – 80 Juta – 175 Juta
12
= 253.750.000 per bulan
SOAL 4
a. Kapan PPh 25 paling lambat harus dibayar ke bank, apa sanksi kalau terlambat
Jawab :
Paling lambat harus dibayar ke bank setiap tanggal 15 bulan berikutnya. Jika
terlambat bayar maka perusahaan dikenakan denda 2% per bulan.
b. Kapan SPT PPh 25 harus dilaporkan ke KPP. Apakah ada bentuk SPT PPh 25? Bagaimana
cara melaporkannya?
Jawab :
a) SPT PPh 25 badan paling lambat dilaporkan pada tanggal 30 April
b) SPT PPh 25 orang pribadi paling lambat dilaporkan pada tanggal 31 Maret