Pasal 25 Undang-Undang PPh mengasumsikan bahwa PPh terutang tahun sekarang sama dengan
tahun sebelumnya. Jika tahun sekarang ternyata lebih besar maka ada tambahan pajak sebelum
lapor SPT Tahunan yaitu PPh Pasal 29.
Namun jika ternyata tahun sekarang lebih kecil, maka SPT Tahunan akan menyatakan lebih
bayar (LB). Dan kelebihan bayar ini dapat dimintakan restitusi. Baik dengan pengembalian
pendahuluan, atau pemeriksaan.
1. Perusahaan setiap akhir tahun menghitung PPh PPh Pasal 29 (PPh akhir tahun).
yang harus dibayar dan dilaporkan selambat-lambatnya tanggal 30 April
2. Setelah perusahaan menghitung PPh akhir tahun (PPh Pasal 29), maka perusahaan harus
langsung menghitung berapa PPh yang harus dibayar sendiri atau PPh Pasal 25 setiap bulan
tahun berikutnya
3. Cara menghitung PPh Pasal 25 Secara Umum sebagai berikut :
Keterangan :
Mulai tahun 2014 yang dikenakan PPh Final 1% (pp No 46 tahun 2014) atau 0,5% (PP 23 tahun 2018)
Tidak menghitung PPh Pasal 25.
Contoh soal : 1
PT Infinity dalam tahun 2017 melakukan penjualan Rp 55.800.000.000.- Harga Pokok
Penjualan Rp 55.000.000.000.- Biaya usaha Rp 200.000.000.- (dalam jumlah penjualan Rp
55.800.000.000.- termasuk penjualan ke Instansi Pemerintah Rp 10.000.000.000.- dipotong PPh
Pasal 22 Rp 15.000.000.-), PPh Pasal 25 Rp 120.000.000.-
Hitung :
a. PPh akhir tahun (PPh Pasal 29) tahun 2017
b. PPh Pasal 25 tiap bulan tahun 2018
Jawab
a. Perhitungan PPh akhir tahun 2017
Penjualan : 55.800.000.000
Harga Pokok Penjualan : 55.000.000.000 -
Laba Bruto : 800.000.000
Biaya Usaha : 200.000.000 -
Laba Bersih : 600.000.000
PPh terutang : 25 % X 600.000.000 = 150.000.000
Kredit Pajak : PPh Pasal 22 = 15.000.000
PPh Pasal 23 = --
PPh Pasal 25 = 120.000.000 +
= 135.000.000 -
PPh akhir tahun 2017 ( PPh Pasal 29 ) = 15.000.000
1. Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu ( OPPT) yaitu usaha grossir, dagang eceran
dan jasa, PPh pasal 25 berdasarkan penjualan tahun lalu.
a. Jika lebih dari 4.800.000.000 menyetor PPh Pasal 25 setiap bulan sebesar 0,75%
penjualan setiap bulan untuk setiap tempat usaha
b. Jika tidak lebih dari 4.800.000.000, menyetor PPh Final 0,5% X penjualan setiap bulan
dan disetorkan setiap bulan. ( Sesuai dengan undang-undang HPP tahun 2021 tarif 0,5%
dikenakan untuk omset setelah lebih dari 500.000.000)
2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan Pekerjaan Bebas, PPh 25 setiap bulan
berdasarkan PPh setahun tahun lalu yang dibayar sendiri dibagi 12 bulan
3. Wajib Pajak Orang Pribadi yang dikenakan PPh Final selain PPh Final 0,5%, tetap
dikenakan PPh Final menurut tarif PPh Final masing-masing sesuaI dengan jenis usaha yang
kena PPh Final
Contoh soal 2
Pak Joni Wajib Pajak OPPT tahun lalu penjualan lebih 4.800.000.000 dan dalam tahun 2021
melakukan penjualan tiap bulan sebagai berikut :
Jan : penjualan 500.000.000 PPh 25 = 0,75% X 500.000.000 = 3.750.000
Febr : penjualan 400.000.000 PPh 25 = 0,75% X 400.000.000 = 3.000.000
Mart : penjualan 600.000.000 PPh 25 = 0,75% X 600.000.000 = 4.500.000
Apr : penjualan 400.000.000 PPh 25 = 0,75% X 400.000.000 = 3.000.000
Mei : penjualan 600.000.000 PPh 25 = 0,75% X 600.000.000 = 4.500.000
Juni : penjualan 400.000.000 PPh 25 = 0,75% X 400.000.000 = 3.000.000
Juli : penjualan 500.000.000 PPh 25 = 0,75% X 500.000.000 = 3.750.000
Agst : penjualan 600.000.000 PPh 25 = 0,75% X 600.000.000 = 4.500.000
Sept : penjualan 500.000.000 PPh 25 = 0,75% X 500.000.000 = 3.750.000
Okt : penjualan 400.000.000 PPh 25 = 0,75% X 400.000.000 = 3.000.000
Nop : penjualan 600.000.000 PPh 25 = 0,75% X 600.000.000 = 4.500.000
Des : penjualan 500.000.000 PPh 25 = 0,75% X 500.000.000 = 3.750.000
Jumlah : 6.000.000.000 ; Jumlah PPh Psl 25 thn 2021 = 45.000.000
Contoh soal 3
Penjualan tahun lalu tidak lebih Rp 4.800.000.000 ( kena PPh Final 0,5%)
Pak Joni Wajib Pajak OPPT dalam tahun 2021 melakukan kegiatan usaha dengan penjualan
tiap bulan sebagai berikut :
Jan : penj 300.000.000 PPh Final 0,5% = 0,5 %X 300.000.000 = 1.500.000
Febr : penj 500.000.000 PPh Final 0,5% = 0,5% X 500.000.000 = 2.500.000
Mart : penj 400.000.000 PPh Final 0,5% = 0,5% X 400.000.000 = 2.000.000
Apr : penj 300.000.000 PPh Final 0,5% = 0,5% X 300.000.000 = 1.500.000
Mei : penj 500.000.000 PPh Final 0,5% = 0,5% X 500.000.000 = 2.500.000
Juni : penj 300.000.000 PPh Final 0,5% = 0,5% X 300.000.000 = 1.500.000
Juli : penj 500.000.000 PPh Final 0,5% = 0,5% X 500.000.000 = 2.500.000
Agst : penj 300.000.000 PPh Final 0,5% = 0,5% X 300.000.000 = 1.500.000
Sept : penj 400.000.000 PPh Final 0,5% = 0,5% X 400.000.000 = 2.000.000
Okt : penj 300.000.000 PPh Final 0,5% = 0,5% X 300.000.000 = 1.500.000
Nop : penj 300.000.000 PPh Final 0,5% = 0,5% X 300.000.000 = 1.500.000
Des : penj 400.000.000 PPh Final 0,5% = 0,5% X 400.000.000 = 2.000.000
Jumlah = 4.500.000.000 Jumlah PPh Final 0,5% Tahun 2021 = 22.500.000
Wajib pajak badan (PT, CV dll) baru berdiri harus setor PPh Pasal 25, tidak boleh setor PPh
Final 0,5% (PMK 2555/2008). Setelah ada penjualan satu tahun penuh (penjualan 1 Januari s/d
31 Desember), penjualan 1 Januari s/d 31 Desember lebih apa tidak dari Rp 4.800.000.000
- Penjualan lebih dari 4.800.000.000 tetap dikenakan PPh Pasal 25
- Penjualan tidak lebih dari 4.800.000.000 dikenakan PPh Final 0,5%
Contoh soal 4
PT A buka usaha baru tahun 2017 dagang alat-alat listrik dan beroperasi secara komersial tgl 1
Januari 2017, PT A wajib menyetor PPh Pasal 25 setiap bulan.
Januari : Ada penjualan sebulan Rp 100.000.000 Misal telah dihitung perkiraan laba bersih
sebulan Rp 10.000.000. PPh 25 sebulan = 12,5% X 10.000.000 = 1.250.000
Perhitungan diatas terus dilakukan s/d bulan Desember 2020
Atas dasar penjualan 1 Januari s/d 31 Desember 2017, penjualan tersebut lebih apa tidak Rp
4.800.000.000 ?
Apabila lebih Rp 4.800.000.000 maka Januari 2018 tetap setor PPh Pasal 25 dan disetor setiap
bulan Januari s/d bulan Desember 2018
Apabila tidak lebih Rp 4.800.000.000 maka Januari 2018 setor PPh Final 1% setiap bulan dan
disetor setiap bulan Jan s/d bulan Desember 2018
Contoh soal 5
Misal PT A (seperti contoh soal 4) beroperasi secara komersial tanggal 15 Februari 2017,
maka bulan Februari s/d Desember 2017 ( tahun 2017 belum mempunyai penjualan 1 Januari
2017) tetap PPh Pasal 25
Angsuran PPh Pasal 25 Untuk Wajib Pajak Baru yaitu Peraturan Menteri Keuangan
nomor 215/PMK.03/2018 memberikan kelonggaran angsuran bagi Wajib Pajak baru terdaftar.
Kelonggaran dimaksud adalah dibebaskan dari pembayaran PPh Pasal 25. Hal ini diatur di Pasal
10. Misalkan PT A terdaftar tahun 2019, maka selama tahun 2019 angsuran PPh Pasal 25
ditetapkan NIHIL.
LATIHAN.
1. Jumlah Pajak Penghasilan Tuan Siregar yang terutang sesuai dengan SPT Tahunan PPh
2016 sebesar Rp50.000.000. Jumlah kredit pajak Tuan Siregar pada tahun 2016 adalah
Rp 14.000.000, dengan rincian sebagai berikut:
a) PPh Pasal 21 Rp 8.000.000
b) PPh Pasal 22 Rp 2.000.000
c) PPh Pasal 23 Rp 3.000.000
d) PPh Pasal 24 Rp 1.000.000
Berapa besarnya angsuran PPh Pasal 25 Tuan Siregar untuk tahun 2017 ?
___Selamat Belajar___