Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR JAWABAN

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) SEMESTER GENAP 2017/2018

NAMA : Juni Loresia A RUANG UJIAN :


NIM : 38190150 TANDA TANGAN :
KELAS : F-Akuntansi

SOAL I
Gaji Pokok sebulan Rp 25.000.000,
Tunjangan Kemahalan Rp. 5.000.000,
Tunjangan Pajak Rp. 1.000.000,
Premi JKK 0,50% Rp. 125.000
Premi JK 0,30% Rp, 75.000+
Rp. 31.200.000
(-)
Biaya jabatan 5%xgapok Rp. (500.000) Maks. 500.000 (5%x25 juta=1,25 jt)
Iuran Pensiun Rp. (150.000)
Iuran JHT 2% Rp. (500.000)
Penghasilan Neto per bulan Rp. 30.050.000

Penghasilan neto per tahun x 12 = Rp. 360.600.000


PTKP (K/2) = Rp. (67.500.000)
Penghasilan Kena Pajak/tahun = Rp. 293.100.000

PPh 21 per tahun =


5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 200.000.000 = 30.000.000
25% x 43.100.000 = 10.775.000 +
PPh21 per tahun = 43.275.000

PPh 21 per bulan penghasilan teratur = 43.275.000 : 12 = Rp. 3.606.250 per bulan

SOAL II
Selama bekerja :
Gaji Pokok sebulan Rp 25.000.000,
Tunjangan Kemahalan Rp. 5.000.000,
Tunjangan Pajak Rp. 1.000.000,
Premi JKK 0,50% Rp. 125.000
Premi JK 0,30% Rp, 75.000+
Rp. 31.200.000
(-)
Biaya jabatan 5%xgapok Rp. (500.000) Maks. 500.000 (5%x25 juta=1,25 jt)
Iuran Pensiun Rp. (150.000)
Iuran JHT 2% Rp. (500.000)
Penghasilan Neto per bulan Rp. 30.050.000

Penghasilan neto per 4 bulan x4 = Rp. 120.200.000


PTKP (K/2) = Rp. (67.500.000)
Penghasilan Kena Pajak/tahun = Rp. 52.700.000
PPh 21 per tahun =
5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 2.700.000 = 405.000 +
PPh21 per tahun = 2.905.000

PPh 21 per selama 4 bulan bekerja = 2.905.000

Asumsi : Bulan April Terakhir Akbar bekerja. Jadi Mulai Bulan Mei Akbar
Pensiun. Seandainya ada yang berasumsi April sudah pensiun, berarti bulan
Maret terakhir bekerja/. Maka tahun itu Akbar hanya bekerja 3 bulan Jadi
Penghasilan Netto per bulan nya dikali 3

Pensiun :
Penghasilan Bruto pensiun per bulan Rp. 5.000.000
Biaya pensiun per bulan maks. 200.000 Rp. 200.000 -
Penghasilan Netto pensiun per bulan Rp. 4.800.000

Penghasilan Netto pensiun per 8 bulan Rp. 38.400.000


Penghasilan Netto selama bekerja 4 bulan Rp.120.200.000 +
Penghasilan Netto pensiun + selama bekerja Rp.158.600.000
PTKP (K/2) Rp. (67.500.000)
PKP/Tahun Rp. 91.100.000

PPh Pasal 21 per tahun selama Bekerja dan pension:


5% x Rp 50.000.000 = Rp. 2.500.000
15% x Rp 41.100.000 = Rp. 6.165.000+
Total PPh 21 = Rp. 8.665.000

Total PPh 21 pensiun :


PPh 21 selama Pensiun dan bekerja = Rp. 8.665.000
PPh 21 selama bekerja = Rp. 2.905.000
PPh 21 selama pensiun per tahun = Rp. 5.760.000

PPh 21 selama pensiun per bulan Rp. 5.760.000/8 = Rp. 720.000


SOAL III
a.
Bulan Penghasilan Penghasilan PTKP/bulan DPP PPh DPP Tarif PPh 21
Bruto Bruto x 50% (K/1) = 21 Kumulatif
63juta : 12
a b c d e = c -d f= g h=exg
kumulatif
dari e
Januari
60.000.000 30.000.000 5.250.000 24.750.000 24.750.000 5% 1.237.500
Februari
55.000.000 27.500.000 5.250.000 22.250.000 47.000.000 5% 1.112.500
Maret
  87.000.000 43.500.000 5.250.000 38.250.000 85.250.000 5% 150.000
          15% 5.287.500
april
110.000.00 55.000.000 5.250.000 49.750.000 135.000.000 15% 7.462.500
0
Mei
90.000.000 45.000.000 5.250.000 39.750.000 174.750.000 15% 5.962.500
Juni
  110.000.00 55.000.000 5.250.000 49.750.000 224.500.000 15% 7.462.500
0        
 
Juli
100.000.00 50.000.000 5.250.000 44.750.000 269.250.000 15% 3.825.000
0 25% 4.812.500
Agustus
90.000.000 45.000.000 5.250.000 39.750.000 309.000.000 25% 9.937.500
Septembe
r 140.000.00 70.000.000 5.250.000 64.750.000 373.750.000 25% 16.187.500
0
Oktober
160.000.00 80.000.000 5.250.000 74.750.000 448.500.000 25% 18.687.500
0
November
  195.000.00 97.500.000 5.250.000 92.250.000 540.750.000 25% 12.875.000
0         30% 12.225.000
 
Desember
210.000.00 105.000.000 5.250.000 99.750.000 640.500.000 30% 29.925.000
0

b. PPh 21 atas uang pesangon sebesar 300 juta =


0% x Rp. 50.000.000 = Rp. 0
5% x Rp. 50.000.000 = Rp. 2.500.000
15% x Rp. 200.000.000 = Rp. 30.000.000+
= Rp. 32.500.000

c. Tentukan upah per hari dan akumulasi upah selama 1 bulan


Dari soal : upah perhari 380.000,

Maka PPh 21 Paijo adalah


Hari 1 upah bejo dia tidak dipotong PPh 21 karena belum melebihi Rp 450.000

s/d hari ke 11 bekerja, Paijo TIDAK dipotong PPh 21, karena per hari upahnya < 450,000
dan kumulatifnya belum melebihi 4.500.000.
Pada hari ke 12 Total akumulasi upah Paijo = 12 x 380.000 = 4.560.000 (sudah melebihi
4.500.000) maka Paijo harus dipotong PPh 21.

Upah s/d hari ke 12 = 4.560.000


PTKP (K/0 ) 12 hari = 1.950.000( 58.500.000 : 360 hari x 12)
PKP s/d hari ke 13 = 2.610.000

PPh pasal 21 s/d hari 12 = 5% x 2.610.000 = Rp. 130.500


PPh 21 sebelumnya = Rp. 0 (bejo hari 1-11 tidak dipotong PPh
21)
PPh yang harus dipotong pada hari ke 12 = Rp., 130.500

PPh 21 hari ke 13, 14, 15, 16. 17, 18 cara ngitungnya sama yaitu ;
Upah per hari 380.000
PTKP/hari 162.500-(58.500.000 : 360hari)
PKP per hari 217.500

PPh 21 per hari = 5% x 217.500 = Rp. 10.875/hari

BEJO TIDAK PUNYA NPWP JADI AKAN DIKENAKAN SANKSI TARIF TINGGI 20%
MAka PPh 21 s/d hari 12 = Rp., 130.500 x 120% = Rp. 156.600

PPh 21 per hari ( hari ke 13, 14,15,16, 17. 18) = Rp. 10.875 x 120% = Rp. 13.050

SOAL IV

PPh 24 yang boleh dikreditkan di Indonesia atas pajak yang telah dibayar di luar negeri

Penghasilan dalam Negeri Rp. 6.300.000.000


Penghasilan Luar Negeri :
1. Singapore Rp. 500.000.000
2. Hongkong Rp. 130.000.000 +
Rp. 630.000.000 +
Penghasilan Global WWI = PKP Rp. 6.930.000.000

PPh terhutang = 25% x PKP


= 25% x Rp. 6.930.000.000
= Rp. 1.732.500.000

Hitung per country limitation


A. Negara Singapore
Bandingkan dan pilih yang paling rendah di antara :
 Jumlah pajak penghasilan yang seharusnya terutang, dibayar, atau dipotong di luar negeri
dengan memperhatikan ketentuan dalam P3B, dalam hal terdapat P3B yang telah berlaku efektif;
Tidak ada KArena SOAL ini tahun 2017 jadi ketentuan : Jumlah pajak penghasilan yang
seharusnya terutang, dibayar, atau dipotong di luar negeri dengan memperhatikan ketentuan dalam
P3B, dalam hal terdapat P3B yang telah berlaku efektif – ini belum ada

Poin ini baru berlaku tahun 2018.

Jadi untuk tahun 2017 ini yang dibandingkan adalah .

 Jumlah PPh Luar Negeri:

PPh yang dibayar Negara Singapore = 17% x Rp. 500.000.000 = Rp. 85.000.000

 Jumlah tertentu yang dihitung menurut perbandingan antara penghasilan yang diterima atau
diperoleh dari sumber penghasilan di luar negeri terhadap Penghasilan Kena Pajak dikalikan
dengan Pajak Penghasilan yang terutang atas Penghasilan Kena Pajak, paling tinggi sebesar
Pajak Penghasilan yang terutang tersebut
Yaitu :

Phsl LN x PPh terhutang


PKP

= (Rp. 500.000.000 : Rp. 6.930.000.000 ) x Rp. 1.732.500.000


= Rp. 125.000.000

 Jumlah PPh terhutang : Rp. 1.732.500.000 (mulai tahun 2018 ini tidak dipakai lagi sebagai
perbandingan: yang dipakai yang pertama diatas yang P3B)

Jadi : dari 3 poin diatas yang paling rendah adalah Rp. 85.000.000, maka angka inilah yang boleh
dikreditkan di Indonesia. Artinya untuk pajak yang sudah dibayar di Negara Singapore sebesar 85
Juta semuanya bisa dikreditkan di Indonesia.

B. Negara Hongkong
 Jumlah pajak penghasilan yang seharusnya terutang, dibayar, atau dipotong di luar negeri
dengan memperhatikan ketentuan dalam P3B, dalam hal terdapat P3B yang telah berlaku efektif;

Tidak ada KArena SOAL ini tahun 2017 jadi ketentuan : “Jumlah pajak penghasilan yang
seharusnya terutang, dibayar, atau dipotong di luar negeri dengan memperhatikan ketentuan dalam
P3B, dalam hal terdapat P3B yang telah berlaku efektif”– ini belum ada

Poin ini baru berlaku tahun 2018.

Jadi tahun 2017 ini yang dibandingkan adalah .

 Jumlah PPh Luar Negeri


PPh yang dibayar di Negara Hongkong = 15% x Rp. 130.000.000 = Rp. 19.500.000

 Jumlah tertentu yang dihitung menurut perbandingan antara penghasilan yang diterima atau
diperoleh dari sumber penghasilan di luar negeri terhadap Penghasilan Kena Pajak dikalikan
dengan Pajak Penghasilan yang terutang atas Penghasilan Kena Pajak, paling tinggi sebesar
Pajak Penghasilan yang terutang tersebut
Yaitu :

Phsl LN x PPh terhutang


PKP
= (Rp. 130.000.000 : Rp.6.930.000.000 ) xRp. 1.732.500.000
= Rp. 32.500.000

 Jumlah PPh terhutang : Rp. 1.732.500.000 (mulai tahun 2018 ini tidak dipakai lagi sebagai
perbandingan: yang dipakai yang pertama diatas yang P3B)

Jadi : dari 3 poin diatas yang paling rendah adalah Rp. 19.500.000, maka angka inilah yang boleh
dikreditkan di Indonesia. Artinya untuk pajak yang sudah dibayar di Negara Hongkong sebesar 19,5
juta semuanya bisa dikreditkan di Indonesia.

JADI TOTAL PPh PASAL 24 YANG BOLEH DIKREDITKAN DI INDONESIA ADALAH : Rp.
85.000.000 + 19.500.000 = 104.500.000

SOAL V
Dipotong/dipungut Sifat Yang jadi Yang Besarnya PPh
pasal pemotongan Pemotong dipotong/dipungut
pemungut

a. Tidak dipungut PPh pasal 22 KArena PT Meriah bukan DISTRIBUTOR

b. Dipotong PPh pasal Final PT Cahaya Pak Toni PPh pasal 4 ayat 2
4 ayat 2 = 10%x 120juta
= 12juta

Pak Nadhif bukan pemotong Pajak JAdi PPh pasal 4 ayat 2 harus disetor sendiri oleh
perusahaan ke Bank sebesar Rp. 10% x 110 juta -= 11 juta

c Pak Nadhif sebanyak Final PT. Tigo Mato Pak Nadhif PPh pasal 4 ayat 2
100.000 lembar Ati = 10% 200 juta
Dapat dividen = 20 juta
100.000/500.000 x
1M = 200 juta
DIPOTONG PPh
Pasal 4 ayat 2

CV. Abadi 50.000 Tidak Final PT. Tigo Mato CV. Abadi PPh pasal 23
lembar Ati = 15% x 100 juta
Dapat dividen = 15 juta
50.000/500.000 x 1M
= 100 juta
DIPOTONG PPh
Pasal 23

PT. Makmur - - - -
sebanyak 300.000
lembar
Dapat dividen
300.000/500.000 x
1M = 600 juta
TIDAK DIPOTONG
PPh Pasal 23
KArena yang
menerima adalah PT
dalam negeri dan
kepemilikannya
diatas 25% (300rb
lbr :500rb lbr =60%

Ibu Nabila 50.000 Final PT. Tigo Mato Ibu NAbila PPh pasal 4 ayat 2
lembar Ati = 10% 100 juta
Dapat dividen = 10 juta
50.000/500.000 x 1M
= 100 juta
DIPOTONG PPh
Pasal 4 ayat 2

d. Sewa pengangkutan Final PT. Sinar terang PT Lautan Indah PPh pasal 15
hasil produksi dari = 1,2% x 150 juta
pelabuhan tj. Priok = 1.800.000
ke pelabuhan
maluku
dipotong PPh pasal
15

Menyewa 10 truk Tidak Final PT. Sinar terang PT. Maluku Ekspress Pph pasal 23
dipotong PPh pasal = 2% x (10x5jt)
23 =1.000.000

e.
1). Menerima Royalti adalah objek PPh pasal 23

PPh 23 = 15% x 60.000.000 = 9.000.000


Bersifat : Tidak Final,
Pemotong : PT. Siaga,
Yang dipotong : PT. Semarak Internasional
2). Membayar Jasa Kondultan ke pada Subjek pajak Luar negeri adalah Objek PPh pasal 26

PPh 26 = 20% x 100.000.000 = 20.000.000 (tariff nya 20% karena menurut P3B Hak pemajakan ada
pada Indonesia jadi kita pakai tariff PPh pasal 26 menurut atiran Indonesia)
Sifat : Final
Pemotong : PT . Semarak Internasional
Yang dipotong : Mr. John

3). Impor adalah Objek PPh pasal 22

Karena barangnya bukan barang dalam lampiran I dan II maka tariff nya kita lihat apakah importer nya
punya API atau tidak. Di soal tidak disebut apakah punya API atau tidak berarti kita Asumsi TIDAK
PUNYA API. Maka tariff PPh 22 nya adalah 7,5% x Nilai Impor

Nilai Impor = CIF + Bea MAsuk + Pungutan Pabean yang sah

Cost $ 25.000
Insurance & Freight 3%x $25.000 = $ 750
CIF dalam $ $25.750

CIF dalam Rupiah x Kurs KMK = Rp. 13.650 x $25.750 =351.487.500


Bea MAsuk = 0,5% x 351.487.500 = 1.757.437,5
Pungutan Pabean yang sah = 2.000.000+
Nilai Impor =355.244.937,5

PPh pasal 22 = 7,5% x 355.244.937,5


PPh pasal 22 = 26.643.370,31

Sifat : Tidak Final,


Pemungut : Direktorat Jenderal Bea Cukai atau Bank Devisa
Yang dipungut : PT. Semarak Indonesia

4). Menjual Barang ke Bendaharawan Pemerintah adalah Objek PPh pasal 22

PPh pasal 22 = 1,5% x 8.000.000 = 120.000


(dihitung dari harga jual barangnya walaupun pembayarannya 4 kali bayar )

Sifat : Tidak Final,


Pemotong : Bendaharawan dept. Pertanian,
Yang dipotong : PT. Semarak Indonesia

5) Bunga Deposito adalah Objek PPh Pasal 4 ayat 2 (nilai depositonya sdh diatas 7,5 juta)
PPh pasal 4 ayat 2 = 20% x 3.000.000 = 600.000

Bersifat : Final,
Pemotong : Bank ABC,
Yang dipotong : PT. Semarak Indonesia

Anda mungkin juga menyukai