1. Indra, punya NPWP, sudah menikah dan memiliki anak kandung 1 orang (meninggal
pada bulan Oktober 2022), adik kandung 2 orang, keponakan 1 orang dan seorang Ibu
kandung yang menjadi tanggungan sepenuhnya, adalah pegawai tetap pada PT. Setia
dengan gaji Rp. 17.200.000,-/bulan. Setiap bulannya ia juga memperoleh tunjangan pajak
Rp. 80.000,-, tunjangan transportasi Rp. 170.000,- serta tunjangan makan yang disediakan
dikafetaria perusahaan senilai Rp. 300.000,-.
Perusahaan mengikuti program jamsostek dan pensiun yang pendiriannya telah disyahkan
oleh Menteri Keuangan. Perusahaan membayarkan untuk Indra iuran pensiun, premi
asuransi jiwa dan iuran tunjangan hari tua masing-masing Rp. 50.000,-, Rp. 60.000,- dan
Rp. 50.000,-. Sedangkan Indra membayar sendiri iuran pensiun, premi asuransi jiwa dan
iuran tunjangan hari tua masing-masing Rp. 40.000,-, Rp. 30.000,- dan Rp. 40.000,- yang
langsung dipotong dari gajinya.
Diminta: Hitung PPh Pasal 21 yang harus dipotong atas penghasilan Indra setiap bulan
pada tahun 2022.
Status K/2
Status k/2
Penghasian Bruto Sebulan
Gaji 7.200.000
tunjangan pajak 80.000
tunjangan transportasi 170.000
premi asuransi jiwa 60.000 +
Penghasilan Bruto/ bulan 7.510.000
Pengurang
Biaya Jabatan 5% x 7.510.000 = 375.500
Iuran Pensiun 40.000
iuran tunjangan hari tua 40.000 +
Jumlah Pengurang 455.500 -
Penghasilan neto sebulan 7.054500
Penghasilan neto setahun/ disetahunkan = 12 x 7.054.500 = 84.654.000
PTKP (K/2)
Wajib Pajak 54.000.000
Status Kawain 4.500.000
Tanggungan
2 x 4.500.000 = 9.000.000 +
Jumlah PTKP 67.500.000-
Penghasilan Kena Pajak 17.154.000
71.478
2. Ny. Mirah, status K/2, suami bekerja, adalah pegawai tetap pada CV. Senandung Pagi. Ia
menerima gaji sebesar Rp. 16.500.000,00 sebulan. Setiap bulannya ia juga menerima
tunjangan pendidikan anak Rp. 120.000,00, tunjangan transportasi Rp. 80.000,00 serta
makan siang yang disediakan oleh perusahaan senilai Rp. 90.000,00.
CV. Senandung Pagi mengikuti program pensiun dan Jamsostek yang pendiriannya telah
disyahkan oleh Menteri Keuangan.
Ny. Mirah harus membayar sendiri Iuran THT dan iuran pensiun serta premi asuransi
kesehatan masing-masing sebesar Rp. 80.000, Rp. 70.000,00, dan Rp. 40.000 sebulan
sedangkan perusahaan membayarkan untuknya masing-masing sebesar Rp. 40.000,00,
Rp. 20.000,00 dan Rp. 50.000,00 sebulan.
Diminta : hitunglah PPh Pasal 21 yang terutang dan harus dipotong atas penghasilan Ny.
Mirah setiap bulan.
3. Mr. Frederick, status TK/1, adalah orang asing yang mulai bekerja di Indonesia sebagai
pegawai tetap pada CV. Harley sejak 1 Februari 2010. Ia memperoleh gaji sebulan Rp.
9.250.000,00. Disamping itu ia juga memperoleh tunjangan uang sewa rumah Rp.
150.000,00, tunjangan pajak 120.000,00 dan tunjangan uang makan Rp. 90.000,00
sebulan.
Ia harus membayar sendiri premi asuransi jiwa dan premi asuransi kecelakaan kerja
sebesar Rp. 80.000,00 dan Rp. 60.000,00 sebulan.
Ia juga harus membayar sendiri iuran Pensiun sebesar Rp. 60.000,00 ke dana pensiun
yang pendiriannya telah disyahkan oleh Menteri Keuangan. Sedangkan perusahaan
membayarkan untuknya Rp. 50.000,00 sebulan.
Diminta : hitunglah PPh Pasal 21 yang terutang dan harus dipotong atas penghasilan Mr.
Mr. Frederick setiap bulan untuk tahun Pajak 2018.
TK/1
Pengurang
Biaya Jabatan 5% x 9.610.000 480.500
Iuran Pensiun 60.000 +
Jumlah pengurang 540.500 -
Penghasilan neto sebulan 9.069.500
Penghasilan neto 11 bulan = 11 x 9.069.500 = 99.764.5000
Penghasilan neto disetahunkan 12/11 x 99.764.5000 108.834.000
PTKP (TK/1)
Wajib Pajak 54.000.000
Tanggungan 4.500.000 +
Jumlah PTKP 58.500.000 -
PKP 50.334.000
PPh Pasal 21 terutang setahun
5% x 50.334.000 = 2.516.700
PPh Pasal 21 terutang Feb-des 11/12 x 2.516.700 = 2.306.975
PPh Pasal 21/ bulan = 2.306.975/11 = 209.725
Perhitungan PPh 21
Pengurang
Biaya Jabatan 5% x 9.610.000 480.500
Iuran Pensiun 60.000 +
Jumlah pengurang 540.500 -
Penghasilan neto sebulan 9.069.500
Penghasilan neto 11 bulan = 11 x 9.069.500 = 99.764.5000
PTKP (TK/1)
Wajib Pajak 54.000.000
Tanggungan 4.500.000 +
Jumlah PTKP 58.500.000 -
PKP 41.264.500
PKP 41.264.000
PPh Pasal 21 terutang setahun
5% x 41.264.000 = 2.063.200
PPh Pasal 21/ bulan 2.063.200/11 = 187.563,6333333
4. Nn. Sonia, status TK/0, adalah pegawai tetap pada PT. Silaumen. Ia memperoleh gaji Rp.
4.000.000,00 sebulan. Ia juga memperoleh premi bulanan Rp. 80.000,00, tunjangan
jabatan Rp. 200.000,00 dan tunjangan pajak Rp. 60.000,00 serta tunjangan gula sebanyak
20 Kg sebulan. (harga pasar gula adalah Rp. 5.000,00/Kg)
PT.Silaumen mengikuti program pensiun dan Jamsostek yang pendiriannya telah
disyahkan oleh Menteri Keuangan
Ia harus membayar sendiri iuran pensiun dan iuran THT masing-masing sebesar Rp.
70.000,00 dan perusahaan membayarkan untuknya masing-masing sebesar Rp. 30.000,00
sebulan.
Ia juga harus membayar sendiri premi asuransi jiwa dan premi asuransi kesehatan
masing-masing sebesar Rp. 50.000,00 sebulan.
Diminta : hitunglah PPh Pasal 21 yang harus dipotong atas penghasilan Nn. Sonia setiap
bulan
5. Tn. Doni, status TK/1, adalah pegawai tetap pada PT. Inti Jaya dan memperoleh gaji
sebulan Rp. 11.600.000,00. Ia juga memperoleh tunjangan uang makan Rp. 140.000,00,
premi lembur bulanan Rp. 80.000,00 serta tunjangan lauk pauk dalam bentuk 50 butir
telur dan 10 kaleng daging kalengan (total harga pasarnya Rp. 150.000).
PT. Inti Jaya mengikuti program Jamsostek dan Pensiun yang pendiriannya telah
disyahkan oleh menteri keuangan.
Iuran pensiun dan premi asuransi jiwa serta asuransi kecelakaan kerja yang harus
dibayarnya sendiri masing-masing sebesar Rp. 40.000,00, Rp. 50.000,00 dan Rp.
60.000,00 sebulan Sedangkan perusahaan membayarkan untuknya masing-masing Rp.
30.000,00 sebulan.
Diminta : Hitunglah PPh Pasal 21 yang harus dipotong atas Penghasilan Tn. Doni setiap
bulan
6. Gunawan, status K/5, adalah pegawai tetap pada PT. Mentari yang menerima gaji secara
mingguan yaitu sebesar Rp. 2.000.000,00 seminggu. Selain itu ia juga memperoleh
tunjangan uang sewa rumah Rp. 60.000,00, tunjangan transportasi Rp. 80.000,00 dan
tunjangan uang beras Rp. 90.000,00 sebulan.
Ia harus membayar sendiri iuran THT dan premi asuransi jiwa masing-masing sebesar
Rp. 20.000,00 sebulan. Perusahaan membayarkan untuknya masing-masing Rp.
30.000,00 sebulan.
Diminta : hitunglah PPh Pasal 21 yang harus dipotong setiap minggu
7. Nn. Ira, status TK/5, adalah pegawai tetap pada PT. Wira-wiri dengan gaji dibayarkan
secara harian, yaitu sebesar Rp. 500.000/hari. Ia juga mendapatkan tunjangan makan
siang yang disediakan oleh perusahaan senilai Rp. 80.000,00 sebulan dan tunjangan beras
sebanyak 30 Kg (harga pasar beras Rp. 2.000/Kg)
Ia harus membayar premi asuransi jiwa dan iuran THT masing-masing sebesar Rp.
30.000,00 sebulan. Perusahaan membayarkan untuknya masing-masing sebesar Rp
10.000,00 sebulan
Diminta : hitunglah PPh Pasal 21 yang harus dipotong setiap hari
8. Ny. Dira, punya NPWP, suami PNS, memiliki anak kandung 2 orang (anak kedua lahir di
bulan Maret 2017), adik tiri 1 orang serta Bapak angkat yang menjadi tanggungan
sepenuhnya, adalah pegawai tetap PT. Sukses sejak 2 tahun lalu dengan gaji sebulan Rp.
8.400.000,-. Setiap bulan ia memperoleh tunjangan uang sewa rumah sebesar Rp.
300.000,-, tunjangan uang makan sebesar Rp. 250.000,- dan tunjangan transportasi Rp.
220.000,- serta tunjangan beras sebanyak 100 Kg (harga pasar beras Rp. 2.000,-/kg).
Perusahaan mengikuti program Jamsostek dan pensiun yang pendiriannya telah disyahkan
oleh menteri keuangan. Ny. Dira membayar premi asuransi jiwa dan premi asuransi
kecelakaan kerja masing-masing sebesar Rp. 80.000,- sebulan yang langsung dipotong
dari gaji. Sedangkan perusahaan membayarkan untuk Ny. Dira iuran pensiun dan THT
masing masing sebesar Rp. 90.000,- sebulan.
Diminta: hitung PPh Pasal 21 yang harus dipotong atas penghasilan Ny. Dira setiap bulan
pada tahun 2017.