Anda di halaman 1dari 6

Kasus Perpajakan Internasional 2018

Bibliografi Kasus: PT. BCG

Judul Kasus : PT. BCG

Tanggal : 18 Maret 2018

Penyusun : Christine SE, Ak., M. Int.Tax

Ruang Lingkup Kasus:


Kasus ini meliputi aspek pajak penghasilan dari hal-hal yang terkait isu pajak
internasional (khususnya yang berkaitan dengan tax treaty) yang berhubungan
dengan pembayaran bunga, dividen, royalti, jasa dari luar negeri serta isu BUT.

Abstrak :
PT. BCG merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha yang meliputi
jasa konsultasi manajemen. Sehubungan dengan hal tersebut, maka terdapat
beberapa hal yang berkaitan dengan isu pajak internasional (terkait dengan tax
treaty), seperti pembayaran bunga, royalti, dividen serta jasa.

Masalah-masalah yang berkaitan :


1. Bunga
2. Dividen
3. Royalti
4. Jasa dari luar negeri

Tingkatan Kasus
Konsep : 1 (Mudah)
Analisa : 1 (Mudah)
Penyajian : 1 (Mudah)
Kasus Perpajakan Internasional 2018

KASUS TAX TREATY: PT. BCG

PROFIL PERUSAHAAN

PT. BCG (“Perusahaan”) berkedudukan di Jl. Jend. Sudirman no 8, Jakarta Pusat.


Ruang lingkup kegiatan usaha perusahaan adalah jasa konsultansi manajemen.

Struktur kepemilikan Perusahaan adalah sebagai berikut:


Nama Alamat Persentase Kepemilikan
PT. GCG Jl. M.H. Thamrin 20, 30%
Jakpus
Netherlander Consulting Meneer St. No. 56 70%
Co. (”NCC”) Netherland

TRANSAKSI SELAMA TAHUN 2018


1. Pada bulan Januari 2018, Perusahaan mengirimkan dua orang konsultannya
ke Jepang untuk memberikan Training Business Strategy Outlook in 2018.
Konsultan tersebut berada di Jepang selama dua minggu, lalu kembali ke
Indonesia selama dua minggu, selanjutnya pergi kembali ke Jepang selama
satu bulan.
SPDN  PT BCG
SPLN  Perusahaan Jepang yang menyewa jasa konsultasi PT BCG
 Berdasarkan Yuridiksi pemajakan,
o Jepang berhak memajaki PT BCG berdasarkan yuridiksi sumber,
sedangkan Indonesia berhak memajaki berdasarkan yuridiksi domisili
(kalo tidak ada tax treaty antara Indo-Jepang),
 melihat dari tes waktu dalam P3B Indo-Jepang masih <183 hari/ tahun
kalender>
o Tahun kalender itu mulai tgl 01 Jan – 31 Des
o Tahun fiskal dapat dimulai pada setiap saat selama satu tahun
kalender selama itu berakhir 12 bulan kemudian.
 Apabila dari Pasal 15 tax treaty Indo-Jepang,
Kasus Perpajakan Internasional 2018

o Gaji upah dan jasa lainnya yang serupa yang diterima oleh seorang
penduduk dari suatu Negara berkenaan dengan pekerjaan itu dilakukan di
negara lain jika demikian, maka balas jasa yang diterima dari pekerjaan itu
dikenakan pajak di Negara lain itu (Jepang).

2. Pada bulan Maret 2018, Perusahaan sedang mengerjakan Mega Project dari
salah satu klien besar Perusahaan. Perusahaan kekurangan konsultan untuk
mengerjakan proyek ini maka dari itu Perusahaan meminta bantuan dari
NCC untuk mengirimkan beberapa konsultan ke Indonesia guna
membantu menyelesaikan proyek ini. NCC mengirimkan lima orang
konsultannya ke Indonesia untuk mengerjakan proyek selama tiga bulan.
SPDN  PT BCG
SPLN  PT NCC (Belanda)
 Berdasarkan Yuridiksi pemajakan,
o Indonesia berhak memajaki PT BCG atau NCC berdasarkan yuridiksi
sumber, sedangkan Belanda berhak memajaki berdasarkan yuridiksi
domisili (kalo tidak ada tax treaty antara Indo-Belanda)
 melihat dari tes waktu dalam P3B Indo-Belanda masih <183 hari/ tahun
fiskal>
 gaji, upah, dan imbalan serupa lainnya yang diperoleh penduduk salah satu
Negara karena pekerjaan dalam hubungan kerja, jika Pekerjaan tersebut
dilakukan di Negara lainnya, maka imbalan yang diterima dari pekerjaan
dimaksud dapat dikenakan pajak di Negara lainnya tersebut. (Indonesia)

3. Selanjutnya, pada bulan Juli 2018, Perusahaan membagikan dividen kepada


para pemegang sahamnya sebesar USD 100.000.
SPDN  PT BCG
SPLN  PT NCC
 Apabila tidak ada tax treatynya (Indo – Belanda)
o Menurut ketentuan PPh, Dividen yang dibayarkan oleh perusahaan
Indonesia kepada WPLN dikenai pemotongan dgn tarif 20%.
Kasus Perpajakan Internasional 2018

Pemotongan ini berlaku umum tanpa mempertimbangkan persentase


penyertaannya di perusahaan Indonesia.
 Pasal 10 Tax Treaty Indo-Belanda
o Ay 1: Dividen yang dibayarkan oleh suatu perusahaan yang merupakan
penduduk salah satu Negara kepada penduduk Negara lainnya dapat
dikenakan pajak di Negara lainnya tersebut. (Belanda)
o Ay 2: Namun demikian dividen tersebut dapat juga dikenakan pajak di
Negara dimana perusahaan pembayar dividen menjadi penduduknya dan
dengan tarif pajak sesuai dengan perundang-undangan Negara tersebut
(Indonesia) ; tetapi, jika pemilik manfaat dari dividen tersebut adalah
penduduk Negara lainnya, maka pajak yang akan dikenakan tidak akan
melebihi 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto dividen.

4. Perusahaan mendapatkan pinjaman jangka panjang dari NCC sebesar


USD 100 juta dengan tingkat bunga 15% untuk jangka waktu 10 tahun.
Pada bulan Desember 2018, Perusahaan meng-accrue bunga pinjaman
yang jatuh tempo untuk tahun 2018 dan dibayarkan bulan Janurai
2019.
SPDN  PT BCG
SPLN  PT NCC
 Berdasarkan ketentuan UU PPh, bunga yang dibayar dari sumber di
Indonesia kepada WPLN harus dipotong sebesar 20%.
 Pasal 11 Tax Treaty Indo-Belanda
o Ay 1: Bunga yang timbul di salah satu Negara dan dibayarkan kepada
penduduk Negara lainnya dapat dikenakan pajak di Negara lainnya.
(Belanda)
o Ay 2: Namun demikian, bunga tersebut dapat juga dikenakan pajak di
Negara di mana bunga tersebut berasal dan sesuai dengan perundang-
undangan Negara tersebut; akan tetapi, apabila pemilik manfaat dari bunga
tersebut adalah penduduk Negara lainnya, maka pajak yang dikenakan
tidak akan melebihi 10% (sepuluh persen) dan jumlah bruto bunga
Kasus Perpajakan Internasional 2018

5. Untuk tujuan proteksi, Perusahaan ikut serta program asuransi pada ACE
LIFE USA. Pada bulan Desember 2018, Perusahaan membayar premi
kepada ACE LIFE sebesar USD 10.000.
SPDN  PT BCG
SPLN  Ace Life USA
 Wajib Pajak Luar Negeri yang terkena PPh Pasal 26 juga terkena kebijakan
tarif pajak dari laba bersih. Tarif 20% (final) dari laba bersih dikenakan bagi
yang memiliki penghasilan dari:
o Premi asuransi, premi reasuransi yang dibayarkan langsung ataupun
melalui pialang kepada perusahaan asuransi di luar negeri.
 Berdasarkan tax treaty Indo-Amerika pasal 7,
o Ay 9: Sumber dari suatu penghasilan yang tidak dapat ditentukan
berdasarkan ayat (1) sampai (8) akan ditentukan oleh masing-masing
Negara Pihak pada Perjanjian sesuai dengan perundang-undangannya.

Pertanyaan untuk diskusi:


1. Apakah yang dimaksud dengan Tax Treaty?
 Tax treaty adalah perjanjian perpajakan antara dua negara yang dibuat dalam
rangka meminimalisir pemajakan berganda dan berbagai usaha penghindaran
pajak. Perjanjian ini digunakan oleh penduduk dua negara untuk menentukan
aspek perpajakan yang timbul dari suatu transaksi di antara mereka

2. Apakah yang dimaksud dengan Certificate of Domicile dan Beneficial Owner,


serta pihak mana yang harus menerbitkan CoD tersebut?
 Certificate of Domicile atau yang biasa disebut COD atau SKD merupakan
surat keterangan untuk membuktikan bahwa Wajib Pajak merupakan
penduduk/ resident (WPDN) salah satu negara mitra P3B. Dengan demikian,
Negara lainnya akan memberlakukan wajib pajak tersebut sebagai bukan
penduduk/ non-resident (WPLN).
 Siapa yang menerbitkan SKD?
 SKD WPDN: diterbitkan atau disahkan oleh Dirjen Pajak melalui KPP
Domisili berdasarkan permohonan WP. Dapat menggunakan Form DGT 6
Kasus Perpajakan Internasional 2018

atau DGT 7 atau menggunakan formulir khusus yang diterbitkan oleh


negara mitra P3B.
 SKD WPLN: diterbitkan oleh DJP yang telah diisi lengkap dan telah dittd
oleh WPLN, serta disahkan oleh pejabat pajak yang berwenang di negara
mitra P3B. Format yang digunakan adalah Form DGT 1 atau DGT 2.
 Beneficial Owner berdasarkan SE-04/PJ.34/2005 adalah pemilik yang
sebenarnya dari penghasilan berupa Dividen, Bunga dan atau Royalti baik
Wajib Pajak Perorangan maupun Wajib Pajak Badan, yang berhak sepenuhnya
untuk menikmati secara langsung manfaat penghasilan-penghasilan tersebut.

3. Identifikasikan pihak-pihak manakah yang merupakan Subjek Pajak Dalam


Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri!
 Jawaban di setiap case

4. Jelaskan implikasi perpajakan lainnya yang terdapat di dalam kasus ini.


Bagaimanakah perlakuan perpajakan yang seharusnya dari hal-hal tersebut?
 Jawaban di setiap case

Anda mungkin juga menyukai