Anda di halaman 1dari 4

!.

Double Irish with A Dutch Sandwich

Ini adalah salah satu teknik Tax Avoidance yang digunakan oleh perusahaan-
perusahaan besar berskala internasional, yang melibatkan penggunaan dari cabang
perusahaan di Belanda dan Irlandia untuk memindahkan keuntungan atau profit ke
yurisdiksi pajak yang rendah atau bahkan tidak ada pajaknya yamg berada di Tax
Haven.

Teknik ini membutuhkan perusahaan multinasional di Amerika untuk membuka dua


perusahaan cabang di Irlandia, satu perusahaan cabang di Belanda, dan satu
perusahaan cabang di Tax Haven (atau bisa salah satu perusahaan di irlandia
tersebut berada di Tax Haven). Pertama-tama, Perusahaan Cabang di Irlandia A
digunakan untuk menerima profit dan atau royalty dari barang (misal royalty
penjualan iphone atau iklan google) yang dijual ke konsumen di Amerika Hal tersbut
mengakibatkan keuntungan di Amerika menurun, pun dengan kewajiban pajak yang
harus dibayar di Amerika. Sedangkan profit yang sudah dipindahkan ke perusahaan
cabang di Irlandia A dikenakan pajak yang sangat kecil. Kedua, dikarenakan adanya
loophole (celah) di hukum Irlandia, perusahaan cabang di Irlandia A dapat
memindahkan profit bebas pajak ke cabang perusahaan offshore (Tax Haven) yang
kemudian profit tersebutakan bebas pajak untuk waktu yang lama. Atau jika irlandia
A terletak di Tax Haven, perusahaan tersebut tinggal menyimpan profit.

Perusahaan cabang di irlandia B digunakan untuk menampung keuntungan atau


royalty dari kostumer eropa (atau Negara lain). Perusahaan ini dapat memindahkan
profit tadi ke perusahaan cabang irlandia A dengan cara memindahkan profit
terlebih dahulu ke perusahaan cabang di Belanda. Jadi sekarang perusahaan
cabang irlandia A mempunyai semua profit dari seluruh Negara di dunia, dan
kemudian dapat mengirim lagi ke perusahaan cabang offshore (tax Haven)

Teknik ini membuat perusahaan untuk mengurangi pajak perusahaan secara


keseluruhan dengan jumlah yang sangat besar. Penggunaan dua perusahaan
cabang irlandia dimaksudkan untuk mengurangi pajak yang dikenakan di Irlandia
sendiri, kemudian untuk menurunkan tax lebih efisien lagi, menggunakan bantuan
perusahaan cabang di belanda sebagai perantara antar perusahaan cabang di
irlandia

Sebenarnya teknik ini adalah salah satu bagian dari skema Tax Avoidance skala
internasional. Yang mengatur transaksi antar perusahaan cabang untuk mengambil
keuntungan dari keistimewaan dari bermacam Tax Code Negara, karena perusahaan
dapat dengan mudah memindahkan porsi besar dari profit ke Negara lain dengan
menyerahkan intellectual property right (hak kekayaan intelektual) ke perusahaan
cabang di luar negeri.
Teknik ini dinilai sebagai strategi Tax Planning yang agresif. Tapi digunakan oleh
google, apple, dan Microsoft.

http://www.investopedia.com/terms/d/double-irish-with-a-dutch-sandwich.asp

https://www.law360.com/articles/590806/death-of-the-double-irish-dutch-sandwich-
not-so-fast

2.

Sang raksasa internet menggunakan strategi yang dikenal dengan istilah Double Irish With a
Dutch Sandwich, mengacu pada dua negara yang digunakan sebagai fasilitator, yakni Irlandia
dan Belanda, untuk menuju tujuan akhir berupa negara tax haven.

Pendapatan Google dari luar AS tidak disalurkan ke Tanah Airnya karena bisa dikenai pajak
pemasukan perusahaan sebesar 35 persen. Alih-alih melakukan itu, Google mentransfer dana
pemasukan global ke Irlandia, yang menjadi markas operasional untuk wilayah Eropa, Timur
Tengah, dan Afrika.

Mengapa Irlandia? Karena peraturan pajak di negara ini memiliki celah yang bisa dimanfaatkan
untuk menghindari pajak.

Di Irlandia, Google memiliki dua anak perusahaan. Google Ireland Ltd. mengumpulkan
pendapatan dari berbagai wilayah di dunia. Sedangkan Google Ireland Holding memegang hak
atas paten dan properti intelektual Google.

Anak perusahaan pertama yang mengumpulkan pendapatan akan menyalurkan dana tersebut
sebagai pembayaran royalti ke anak perusahaan kedua yang memegang paten. Di Irlandia,
royalti dipajaki lebih rendah dibandingkan pemasukan jenis lain.

Tapi dana tak langsung ditransfer, melainkan dialihkan terlebih dahulu ke anak perusahaan lain
di Belanda, yakni Google Netherlands Holdings B.V., untuk menghindari pajak penghasilan
(withholding tax) di Irlandia tadi, sekaligus pajak tinggi yang dikenakan apabila dana langsung
dipindahkan ke negara tax haven.
Regulasi Irlandia tak mengenakan pajak untuk pembayaran royalti tertentu ke perusahaan yang
berbasis di negara sesama anggota Uni Eropa (Belanda). Dari sana, barulah sebagian besar dana
kembali ditransfer ke anak perusahaan kedua di Irlandia sebagai pemegang royalti.

IMF Skema Double Irish Dutch Sandwich.


Pendapatan dari pasar, dalam contoh ini Inggris/ United Kingdom, dialihkan ke satu
anak perusahaan di Irlandia (B). Dana tersebut ditransfer ke anak perusahaan lain
di Belanda (S) sebagai pembayaran royalti, untuk kemudian diteruskan ke anak
perusahaan kedua di Irlandia (A). Anak perusahaan kedua di Irlandia ini berkantor di
Bermuda (H) dan telah lebih dulu memiliki hak kekayaan intelektual dari
perusahaan induk di AS (X) yang diperlukan untuk mengkategorikan transfer dana
sebagai pembayaran royalti.

Meski terdaftar di Irlandia, anak perusahaan kedua pemegang properti intelektual


ini tak berkantor di negara tersebut, melainkan negara lain yang dikenal sebagai
tax haven -misalnya Bermuda dalam kasus Google- yang tak mengenakan pajak
pemasukan korporasi sama sekali, alias 0 persen.

Sekali lagi terdapat celah regulasi yang dieksploitasi karena Irlandia tidak mengategorikan
perusahaan yang manajemen pusatnya berada di luar negeri sebagai tax resident.
Dana akan sulit dilacak begitu sampai di Bermuda karena anak perusahaan Google di sana
memiliki status hukum sebagai unlimited liability company. Artinya, menurut hukum Irlandia,
perusahaan yang bersangkutan tidak diwajibkan membuka informasi finansialnya.

Dengan memanfaatkan skema Double Irish with a Dutch Sandwich di atas, Google
menghindari pembayaran pajak pemasukan perusahaan di Irlandia sebesar 12,5 persen yang
sudah lebih kecil dibandingkan AS (35 persen) atau Inggris (28 persen).

Tahun 2015, Alphabet, perusahaan induk Google yang dicurigai turut dibentuk lewat
restrukturisasi untuk menghindari pajak di AS, mencatat rata-rata rate pajak hanya 6,3 persen di
luar Negeri Paman Sam. Angka tersebut cuma seperempat dari rata-rata tax rate yang
diberlakukan di negara-negara tempat Google beroperasi.

Meski terdengar curang, praktik ini sepenuhnya legal karena sesuai dengan peraturan-peraturan
yang berlaku (dengan memanfaatkan celah-celah tertentu).

Google menaati peraturan pajak di semua negara tempat kami beroperasi, ujar seorang juru
bicara Google ketika dimintai komentar oleh Forbes.

http://tekno.kompas.com/read/2016/09/20/10330087/cara.google.memanfaatkan.ce
lah.untuk.menghindari.pajak

Anda mungkin juga menyukai