Oleh : Kelompok 10
UNIVERAITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
PT. DADIOMAH
Kelompok 10 :
Web : www.dadiomah.com
Email : dadiomah.furniture@gmail.com
VISI & MISI
VISI
Menjadi perusaan furnitur dengan desain
furnitur yang akan membantu menjadikan
setiap rumah di dunia indah dan nyaman
MISI
Berkolaborasi dan memperoleh merek
furnitur terbaik untuk menciptakan suatu
karya yang memiliki nilai jual tinggi
JENIS
PRODUK
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR UTAMA
SEKALIGUS PEMILIK
(NURUL FAUZIYAH)
DIREKTUR KEUANGAN
(M. AHSAN FIRDAUS)
JUMLAH TANGGUNGAN
MASA
NAMA/STATUS JABATAN NPWP GAJI POKOK KERJA
ISTRI/ ANAK LAINNYA /BULAN
SUAMI
Tenaga Ahli
JUMLAH TANGGUNGAN
• Untuk tujuan penyajian arus kas terdiri dari kas dan bank yang mana tidak dijaminkan serta tidak
dibatasi pencairannya
• Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih
rendah. Biaya perolehan ditetapkan berdasarkan metode rata-rata yang meliputi harga pembelian,
biaya konversi dan biaya-biaya lainnya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut, serta
membawanya ke lokasi dan kondisinya yang sekarang. Barang jadi dan barang dalam proses
meliputi alokasi beban pabrikasi tetap dan variabel, sebagai tambahan atas bahan baku dan
tenaga kerja
langsung
Biaya dibayar dimuka
• Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat ekonomi masing-masing biaya dengan
menggunakan metode garis lurus
PT. DADI OMAH
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Desember 2018
ASET LIABILITAS
Aset Lancar Utang Jangka Pendek
Kas dan Setara Kas 586.399.000 Utang Usaha 911.830.000
Piutang Usaha 533.970.000 Uang Muka Penjualan 728.555.000
Penyisihan Piutang tak tertagih (47.123.000) Utang Pajak:
Persediaan 666.900.000 Pajak Keluaran 634.928.000
Uang Muka Pembelian 72.491.000 PPh 21 58.792.000
Pajak Dibayar Dimuka: PPh 22 75.283.000
PPh 22 15.283.000 PPh 23 48.238.000
PPh 23 8.238.000 Utang Pajak Lainnya 3.349.000
PPh 25 92.366.000 Utang Bunga 73.782.000
Pajak Masukan 108.262.000 Utang Gaji 579.581.000
Sewa dibayar dimuka 57.448.000 Utang Lancar Lainnya 9.931.000
Perlengkapan Kantor 13.299.000 Total Utang Lancar 2.624.269.000
Perlengkapan Toko 18.675.000 Utang Jangka Panjang
Total Aset Lancar 2.126.208.000 Utang Bank 4.652.842.000
Aset Tak Lancar
Tanah 4.500.000.000 TOTAL LIABILITAS
6.977.111.000
Bangunan 2.100.000.000
Ak.Penyus. Bangunan (105.000.000)
Peralatan 173.960.000 EKUITAS
Ak. Penyus. Peralatan (21.745.000) Modal Pemilik 2.000.000.000
Kendaraan 452.800.000 Laba Ditahan 892.510.000
Ak. Penyus. Kendaraan (56.600.000) TOTAL EKUITAS 1.892.512.000
Total Aset Tak Lancar 7.043.415.000
30 Januari Perusahaan menerima wesel atas penjualan 6 buah meja seharga @Rp.
6.000.000,00 serta 10 buah kursi seharga @ Rp.1.500.000,00, Bunga 3%,
jangka waktu 60 hari. Didiskontokan ke bank pada tanggal 15 Februari dengan
tingkat diskonto 5%.
TANGGAL TRANSAKSI
TRANSAKSI
1 Januari 2019 Membeli 2 unit alat pemotong pada PT. ACIKIWIR sebesar @Rp
20.000.000 dengan PPN 10%
3 Januari 2019 Membeli 20 pernis mowilex pada PT. MULUR sebesar @70.000
dengan PPN 10%
10 Januari 2019 Membeli 10 kayu jati gelondong pada PT. JOKO sebesar
@2.800.000 dengan PPN 10%
13 Januari 2019 Membeli kain untuk kursi kepada PT. ALUS sebanyak 8 roll dengan
harga @500.000 dengan PPN 10%
TANGGAL TRANSAKSI
TRANSAKSI
5 Januari 2019 Dijual kepada PT. Tharn 8 unit meja type SKARSTA dengan harga
@Rp 4.000.000 secara tunai dengan PPN 10%, barang dikirim 12
Januari 2018
7 Januari 2019 Dijual kepada Ibu Giselle 1 unit sofa type VALLENUNA dengan harga
Rp 20.900.000 secara tunai dengan PPN 10%, barang dikirim hari itu
juga
12 Januari 2019 Dijual kepada Ny. Winter 1 unit meja rias type HEMNES seharga Rp
5.900.000 secara tunai dengan PPN 10%, barang dikirim hari itu juga
15 Januari 2019 Dijual kepada Bapak Winwin 2 unit tempat tidur type ASKVOLL
seharga @Rp 4.300.000 secara tunai dengan PPN 10%
TANGGAL TRANSAKSI
TRANSAKSI
17 Januari 2019 Dijual kepada Ibu Giselle 1 set meja makan type VEDBO dengan
harga Rp 8.500.000 dibayar tunai dengan PPN 10%,
20 Januari 2019 Dijual kepada Bank Thiti 10 unit kursi kantor type LIDKULLEN
dengan harga @Rp 2.500.000 dibayar secara tunai dengan PPN
10%
23 Januari 2019 Dijual kepada PT. Tharn 7 unit lemari penyimpanan type HALLAN
dengan harga @Rp 5.000.000 secara tunai dengan PPN 10%
25 Februari 2019 Dijual kepada Tuan Jackson 1 unit laci penyimpanan dengan harga
Rp 3.000.000
TANGGAL TRANSAKSI
TRANSAKSI
18 Januari 2019 Membeli 5 tong lem kain pada PT. MULUR dengan harga
@Rp100.000 dengan PPN 10%
21 Januari 2019 Perusahaan membeli 7 lembar busa kursi pada PT. ALUS dengan
harga @100.000 dengan PPN 10%
24 Januari 2019 Perusahaan membeli 20 besi PT. AESPA untuk kerangka meja
seharga @400.000 dengan PPN 10%
30 Januari 2019 Membeli 30 kayu jati gelondong pada PT. JOKO senilai
@3.000.000 dengan PPN 10%
Transaksi Bulan Februari 2019
Feb 1 Membayar gaji pegawai bulan januari 2019
2 Menerima pelunasan piutang dari pelanggan Rp 50.000.000
4 Dijual meja makan type VEDBO senilai Rp. 2.900.000
5 Perusahaan mendepositkan uang sebesar Rp 10.000.000 ke bank
10 membayar pph 21 masa Januari 2019
11 Dijual kasur ROYAL KING sebanyak 3 Seharga Rp 5.000.000
Dijual Philip Classic Setrika Kering sebanyak 60 pada harga @Rp.
20 450.000 secara tunai, dengan PPN 10%
membayar tagihan telp Rp 250.000, telp seluler pegawai Rp 600.000,
28 Listrik Rp 600.000, Air Rp 300.000
TRANSAKSI
31 Januari PT. Dadi Omah memperoleh bunga Bank untuk bulan Januari sebesar Rp. 3.600.000
4 Februari perusahaan membeli kembali barang dagangan berupa 15 buah lemari dengan harga
@Rp. 8.000.000,00 dan juga membeli meja rias sejumlah 7 buah seharga @Rp.
7.000.000,00, dibeli secara kredit, belum termasuk dengan PPN 10 %
5 Februari Perusahaan menerima wesel dengan nominal Rp. 35.000.000,00, jangka waktu 60
hari. Wesel didiskontokan ke bank pada tanggal 5 Februari dengan tingkat diskonto
10%.
20 Mei Bendahara DISPENDUKCAPIL Surabaya melakukan kegiatan pembelian tempat
duduk kepada PT Dadiomah Furniture Industries Tbk senilai Rp 8.500.000
1 Juli PT Dadi Omah menerbitkan saham perdananya sebanyak 400.000.000 lembar saham
biasa dengan nilai nominal Rp 10 perlembar, dengan membayar biaya pengacara
14.000.000
12 Agustus PT Dadi Omah menjual saham biasa dengan harga Rp 12 perlembar sebanyak
1.000.000 lembar
TRANSAKSI
15 Agustus PT Dadi Omah membeli kembali 10% lembar saham biasa yang beredar
dengan harga Rp 10
19 Agustus PT Dadi Omah menjual Cooper bed kepada Tn. Jack secara kredit sebesar
Rp 3.300.000 (termasuk PPN 10%) pada tanggal 19 Agustus 2019. Sistem
yang digunakan oleh PT Boston adalah Periodik.
20 Agustus Membeli kembali 1.000.000 lembar saham biasa yang beredar dengan
mengeluarkan uang tunai 9.000.000
21 Agustus Ny. Tary membeli secara kredit berupa kevin desk dan foster buffet pada PT
Dadi Omah yang harganya masing-masing adalah sebesar Rp 2.200.000
dan 1.650.000 (termasuk PPN 10%) pada tanggal 21 Agustus 2019. Sistem
yang digunakan oleh PT Boston adalah Periodik.
TRANSAKSI
25 Agustus Menjual 1.500.000 lembar saham treasur dengan keuntungan Rp 3
perlembar saham.
Selanjutnya serahkan berkas tersebut ke petugas pendaftaran. Anda akan mendapatkan tanda
terima pendaftaran Wajib Pajak yang menunjukkan bahwa Anda sebagai Wajib Pajak telah
melakukan pendaftaran untuk mendapatkan NPWP.
Waktu yang dibutuhkan untuk membuat kartu NPWP tidak lama, hanya satu hari kerja, dan tidak
dipungut biaya alias gratis. Kartu NPWP akan dikirim ke alamat Anda melalui Pos Tercatat.
Syarat NPWP Pemilik Usaha
(Wiraswasta)
NPWP : 01.068.444.3-616.000
Penerbit : 987 Terdaftar : 15-10-2017 Penerbit : 987 Terdaftar : 15-10-2017 Penerbit : 987 Terdaftar : 15-10-2017
PENGHAPUSAN
NPWP
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dilakukan dalam hal diajukan permohonan penghapusan Nomor
Pokok Wajib Pajak oleh :
● Wajib Pajak dan/atau ahli warisnya karena Wajib Pajak sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif
dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;
● Wajib Pajak badan dalam rangka likuidasi atau pembubaran karena penghentian atau penggabungan
usaha;
● Wanita yang sebelumnya telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan menikah tanpa membuat
perjanjian pemisahan harta dan penghasilan; atau
● Wajib Pajak bentuk usaha tetap yang menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia; atau
Penghapusan NPWP juga dilakukan jika dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk
menghapuskan Nomor Pokok Wajib Pajak dari Wajib Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan
subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
NPPKP
DASAR HUKUM:
PER-02/PJ/2018 tentang Perubahan Kedua Atas
PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok W
Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapus
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Paj
serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak.
SYARAT
Cetak formulir registrasi wajib pajak dan surat keterangan terdaftar sementara
Kirim formulir registrasi wajib pajak ke KPP atau scan dalam bentuk soft file ke aplikasi e-
Registration
Petugas akan melakukan survey, apabila survey berjalan lancar. Maka 1-2 hari surat pengukuhan
pkp bisa diambil
PENGHAPUSAN
NPPKP
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER – 02/PJ/2018
tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor
Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,
serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak.
Siapa Saja PKP yang Harus
Dicabut/Mencabut Pengukuhan PKP?
Sedangkan pencabutan pengukuhan PKP secara jabatan yang dilakukan berdasarkan hasil
pemeriksaan atau verifikasi dilakukan apabila:
● Ditemukan data dan informasi perpajakan oleh DJP yang menunjukkan PKP tidak memenuhi
persyaratan subjektif dan/atau objektif.
● PKP tidak mengajukan permohonan pencabutan pengukuhan PKP.
WEEK 4-5
PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : PER-16/PJ/2016
Tentang pedoman teknis tata cara pemotongan, penyetoran dan
pelaporan pajak penghasilan pasal 21 dan/atau pajak penghasilan
pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan orang pribadi
Pegawai Tetap
JUMLAH TANGGUNGAN
NAMA/STATUS JABATAN ISTRI/ ANAK LAINNYA NPWP GAJI POKOK
SUAMI
M. AHSAN Direktur Keuangan 1 0 0 05.068.334.3-656.000 15.000.000
FIRDAUS(K/0)
RIZKY YUNIAR M Direktur Operasional 0 0 1 05.068.334.3-336.000 15.000.000
(TK/1)
ABRELIA(TK/1) Direktur Personalia 1 0 0 05.068.334.3-234.000 15.000.000
UJANGIE(K/1) Kepala Produksi 1 1 0 05.068.334.3-980.000 11.000.000
AWAN SANTOSO Kepala 1 0 0 05.068.334.3-012.000 11.000.000
(K/0) Sales&Marketing
ARSENA(K/1) Kepala Accounting & 1 1 0 05.068.334.3-100.000 11.000.000
Finance
TATA RATATA (K/0) HRD 1 0 0 05.068.334.3-110.000 11.000.000
TITO SURIPTO (K/0) Kepala Logistic & 1 0 0 05.068.334.3-011.000 11.000.000
Procurment
PERHITUNGAN PPH 21 PEGAWAI TETAP
NAMA/STATUS M. AHSAN FIRDAUS(K/0) RIZKY YUNIAR M (TK/1) ABRELIA(TK/1)
PENGHASILAN SEBULAN Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
TUNJANGAN JABATAN Rp 4.000.000 Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
DIBAYAR PERUSAHAAN:
a. JAMINAN KEMATIAN (0,3%) Rp 45.000 Rp 45.000 Rp 45.000
b. KESELAMATAN KERJA (1%) Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000
PENGHASILAN BRUTO Rp 19.195.000 Rp 19.195.000 Rp 19.195.000
PENGURANGAN:
BIAYA JABATAN Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000
IURAN PENSIUN Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000
PENGHAILAN NETO SEBULAN Rp 18.545.000 Rp 18.545.000 Rp 18.545.000
PENGHASILAN NETO SETAHUN Rp 222.540.000 Rp 222.540.000 Rp 222.540.000
PENGURANGAN:
BIAYA JABATAN Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000
IURAN PENSIUN Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000
PENGHAILAN NETO SEBULAN Rp 14.493.000 Rp 14.493.000 Rp 14.493.000
PENGHASILAN NETO SETAHUN Rp 173.916.000 Rp 173.916.000 Rp 173.916.000
PENGURANGAN:
BIAYA JABATAN Rp 500.000 Rp 500.000
IURAN PENSIUN Rp 150.000 Rp 150.000
PENGHAILAN NETO SEBULAN Rp 14.493.000 Rp 14.493.000
PENGASILAN NETO SETAHUN Rp 173.916.000 Rp 173.916.000
Berikut adalah daftar pegawai harian lepas yang bekerja selama 15 hari kerja pada bulan Januari 2019
dengan upah seharinya Rp 500.000, dengan upah dibayar setiap bulan
JUMLAH TANGGUNGAN
NAMA / STATUS PIPIT (TK/0) NETA (TK/1) ADAM (K/0) MAMAD (K/1)
PTKP SETAHUN
Karena Arneta tidak memiliki NPWP, maka besar PPh terutang yaitu :
120% x Rp 187.500 = Rp 225.000
TENAGA KERJA BUKAN PEGAWAI
BERSIFAT BERKESINAMBUNGAN
JOJO (K/2) merupakan sales yang dengan fee sebesar Rp 500.000 perbulan dan
dibayar 4 bulan sekali
Dasar
Penghasilan Dasar Pemotongan Tarif Tidak PPh Pasal 21
Pemotongan Tarif PPh
Bulan Bruto PPh 21 Kumulatif Memiliki NPWP Terutang
PPh 21 (4)
(1) (3) (5) (6 = 2 x 4 x 5)
(2 = 50% x (1))
Karena Kim tidak memiliki NPWP, maka besar PPh terutang yaitu :
120% x Rp 150.000 = Rp 180.000
PENGISIAN SPT 1721
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER – 16/PJ/2016
tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran,
dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak
Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan
Kegiatan Orang Pribadi
BATAS PELAPORAN PPh 21/26
Menurut Peraturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER – 16/PJ/2016 Pasal 24
1. PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 yang dipotong oleh Pemotong PPh
Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 untuk setiap Masa Pajak wajib disetor ke
kantor pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, paling lama 10
(sepuluh) hari setelah Masa Pajak berakhir.
2. Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 wajib melaporkan
pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 untuk
setiap Masa Pajak yang dilakukan melalui penyampaian Surat
Pemberitahuan Masa PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 ke Kantor
Pelayanan Pajak tempat Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26
terdaftar, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir.
JENIS BUKTI PEMOTONGAN PPh 21/26
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-16/PJ/2016
Pengisian Netto, Penghasilan Kena Pajak, PPh Terutang, Kredit Pajak (apabila memiliki), PPh Kurang/Lebih
Bayar (apabila memiliki), Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Pajak Berikutnya (apabila memiliki).
Memilih kolom “Setuju/Agree” pada bagian “Pernyataan”
Klik langkah berikutnya.
11. Hasil dari Pelaporan
2. Atas pembelian barang yang dilakukan oleh DJPB, Bendahara Pemerintah, BUMN/BUMD
= 1,5% x harga pembelian (tidak termasuk PPN dan tidak final.)
3. Atas penjualan hasil produksi ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak, yaitu:
A. Kertas = 0.1% x DPP PPN (Tidak Final)
B. Semen = 0.25% x DPP PPN (Tidak Final)
C. Baja = 0.3% x DPP PPN (Tidak Final)
D. Otomotif = 0.45% x DPP PPN (Tidak Final)
4. Atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh produsen atau importir bahan
bakar minyak,gas, dan pelumas adalah sebagai berikut:
Pungutan PPh Pasal 22 kepada penyalur/agen, bersifat final. Selain penyalur/agen bersifat tidak
final
Tarif PPh Pasal 22
5. Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari pedagang pengumpul
ditetapkan = 0,25 % x harga pembelian (tidak termasuk PPN)
6. Atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang menggunakan API
= 0,5% x nilai impor.
7. Atas penjualan
A. Pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp 20.000.000.000,-
B. Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp 10.000.000.000,-
C. Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga pengalihannya lebih dari Rp
10.000.000.000,- dan luas bangunan lebih dari 500 m2.
D. Apartemen, kondominium,dan sejenisnya dengan harga jual atau pengalihannya lebih dari Rp
10.000.000.000,- dan/atau luas bangunan lebih dari 400 m2.
E. Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang berupa sedan,
jeep, sport utility vehicle(suv), multi purpose vehicle (mpv), minibus dan sejenisnya dengan
harga jual lebih dari Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dan dengan kapasitas silinder
lebih dari 3.000 cc. Sebesar 5% dari harga jual tidak termasuk PPN dan PPnBM.
8. Untuk yang tidak memiliki NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 22
SPT PPh 22
Tanggal 20 Mei 2019, Bendahara
DISPENDUKCAPIL Surabaya melakukan
kegiatan pembelian tempat duduk kepada PT
Dadiomah Furniture Industries Tbk senilai Rp
8.500.000,-
Maka besar PPh 22 yang dipungut oleh
DISPENDUKCAPIL Surabaya yaitu :
PPh 22 = 1,5% x Rp 8.500.000 = Rp 127.500
PPh Pasal 23
UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
PPh 23
Tarif 15% • Dividen, kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi dikenakan final,
bunga dan royalti;
• Hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh pasal 21
Tarif 2% sewa dan penghasilan lain yang berkaitan dengan penggunaan harta kecuali
sewa tanah dan/atau bangunan.
Tarif 2% imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi dan jasa konsultan.
Tarif 2% imbalan jasa lainnya adalah yang diuraikan dalam Peraturan Menteri Keuangan
No. 141/PMK.03/2015
Bagi Wajib Pajak yang tidak ber-NPWP akan dipotong 100% lebih tinggi dari
tarif PPh Pasal 23.
PEMOTONG PPh 23
● Badan pemerintah;
● Subjek pajak badan dalam negeri;
● Penyelenggara kegiatan;
● Bentuk Usaha Tetap (BUT);
● Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya;
● Wajib pajak orang pribadi dalam negeri tertentu yang
ditunjuk Direktur Jenderal Pajak.
PENERIMA PENGHASILAN
YANG DIPOTONG PPh 23
Bagi perseroan terbatas, BUMN/BUMB, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling
rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor;
Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi
atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi termasuk pemegang unit penyertaan
kontrak investasi kolektif.
Penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai
penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan.
PPh 23 ATAS
DIVIDEN
PT. DADI OMAH mengumumkan akan membagikan dividen
melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan
melakukan pembayaran dividen tunai kepada PT.
SEMONGKO sebesar Rp30.000.000 yang melakukan
penyertaan modal sebesal 15%.
Transaksi :
Pada tanggal 25 Januari 2019 PT. DADI OMAH membayar gaji Yuta (TK/0), yang merupakan
pegawai luar negeri yang bekerja sebagai desainer
Bunga deposito atau tabungan, Tanggal 10 bulan 20 hari setelah masa pajak
diskonto SBI, bunga atau berikutnya setelah bulan saat berakhir
diskonto terutangnya pajak
Pembayaran dan Pelaporan PPh
Pasal 4 ayat 2
PENGHASILAN BATAS WAKTU BATAS WAKTU PELAPORAN
PEMBAYARAN
Transaksi penjualan saham Tanggal 20 bulan Tanggal 25 bulan
berikutnya setelah bulan berikutnya setelah bulan
terjadinya transaki penjualan terjadinya transaksi penjualan
saham saham
Persewaan tanah dan/atau Tanggal 10 (bagi pemotong 20 hari setelah masa pajak
bangunan pajak) atau tanggal 15 (bagi WP berakhir
pengusaha persewaan) dari
bulan berikutnya setelah masa
pajak berakhir
Jasa konstruksi Tanggal 10 (bagi pemotong 20 hari setelah masa pajak
pajak) atau tanggal 15 (bagi WP berakhir
jasa konstruksi) dari bulan
berikutnya setelah masa pajak
berakhir
Pasal 4 (2) a UU PPh jo PP 131 Thn 2000 jo KMK
51/KOM.04/2001
Firdaus menyimpan uang di Bank ABC dalam bentuk deposito sebesar Rp100.000.000
dengan tingkat bunga 12% per tahun. Atas deposito tersebut, Firdaus menerima bunga
setiap bulan sebesar Rp1.000.000.
Perhitungan
PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong Bank ABC adalah 20% x Rp1.000.000 = Rp200.000
Peersewaan atas tanah dan/atau
Transaksi
bangunan memiliki tarif 10% sesuai
dengan : Peraturan Pemerintah No. 29
Thn 1996 jo PP No.05 thn 2002
05-06-2019 PT. ANAK membayar sewa gedung untuk gudang penyimpanan produknya kepada PT.
DADIOMAH sebesar Rp. 100 juta untuk masa 2 tahun
Perhitungan :
Pendapatan sewa : 100.000.000
Tarif PPh pasal 4 (2) : 10%
PPh yang dipotong : 10.000.000
Penjualan saham dikenakan tarif
Transaksi
0,1% sesuai dengan peraturan : PP
No. 4 tahun 1995
14-06-2019 PT. DADIOMAH menjual saham PT. HUT dengan nilai nominal Rp.15.000.000 dijual
sebear Rp.16.000.000 dengan jasa pialang Rp.200.000.
Perhitungan :
Keuntungan bersih dari penjualan saham sebesar Rp.800.000. Untuk tujuan perpajakan
keuntungan dikesampingkan, PT.DIADIOMAH membayar pajak final Rp.16.000.000 x 0,1% =
Rp.16.000
Pasal 4 (2) b UU PPh jo PP No. 132 thn
2000
Jawab:
PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong oleh PT MANDIRI adalah 25% x Rp100.000.000 =
Rp25.000.000.
Bukti Potong Bunga
Deposit
Bukti Potong
Persewaan Bangunan
Bukti Potong
Penjualan Saham
Bukti Potong
Hadiah Undian
SPT PPh 4(2)
Pengisian e-spt
PPh pasal 4(2)
1. Install Software E-SPT yang bisa di
Download dari link www.pajak.go.id
3. Setelah terbuka, pilih bagian menu dan
pilih koneksi database
3. Masukkan data yang sudah disiapkan
sebelumnya, lalu klik open
147
4. Masukan username “Administrator”
dengan password “123”
148
5. Pilih bagian SPT dan Buat SPT Baru
149
6. Setting tahun, masa dan pembetulannya.
Kemudian pilih OK, dan SPT berhasil dibuat
150
7. Pilih bagian SPT dan Buat SPT Baru
151
8. Pilih Spt yang sudah kita buat di awal tadi
152
9. Pilih bagian SPT lagi dan pilih
Daftar bupot PPH
153
10. Kemudian masukkan data datanya sesuai urutan
nomor pada gambar dibawah
154
11. Kemudian untuk pph final, pilih tab
yag dilingkari
155
12. Kemudian pilih “Tambah” dan pilih jenis
bupotnya, dan klik Lanjutkan
156
13. Masukkan data pada kolom paling atas(1) Klik Tambah(2) Masukkan
nominal pemotongan(3) Klik Simpan(4) Dan klik simpan lagi(5)
157
14. Selanjutnya kembali ke menu SPT dan pilih PPH
Final Pasal 4 (2) menyetor sendiri
158
15. Klik tambah (1), kemudian pilih jenis pphnya
(2), kemudian klik lanjutkan
159
16. Akan muncul tab seperti ini, kemudian input data beserta
nominalnya, dan klik simpan. Maka data berhasil disimpan
160
17. Akan muncul seperti ini, jika ingin menambahkan data lagi sepeti tadi,
silahkan pilih “tambah” dan bisa mengulangi cara yang sama seperti tadi.
161
18. Kembali ke menu SPT dan pilih induk SPT
162
19. Bagian A-B akan terisi secara otomatis, selanjutnya
bagian C, isi formnya sesuai alur disamping
163
20. Buka menu Lapor, kmudian pilih
“Lapor Data SPT ke KPP”
164
21. Klik draft pph yang sudah kita buat tadi(1), kemudian klik
Buat File(2), dan pilih tempat penyimpanan(3)
22. Maka, File SPT sudah berhasil kita buat
166
WEEK 7
PPh pasal 25
PPh 25
PMK Nomor 215/PMK.03/2018
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018
PPh Pasal 25
Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) adalah pajak yang dibayar secara
angsuran. Tujuannya adalah untuk meringankan beban wajib pajak, mengingat
pajak yang terutang harus dilunasi dalam waktu satu tahun. Pembayaran ini
harus dilakukan sendiri dan tidak bisa diwakilkan.
Tarif PPh 17 ayat (1) huruf a UU PPh adalah:
● Sampai Rp 50.000.000 = 5%
● Rp 50.000.000 – Rp 250.000.000 = 15%
● Rp 250.000.000 – Rp 500.000.000 = 25%
● Di atas Rp 500.000.000 = 30%
● Jika penghasilan bruto kurang dari Rp4,8 Miliar, maka tarif pajaknya
adalah 1% dikalikan penghasilan kotor (peredaran bruto).
● Jika penghasilan lebih dari Rp4,8 Miliar sampai dengan Rp50 Miliar,
maka perhitungannya adalah 0,25 – (0.6 Miliar/penghasilan kotor) x
PKP
● Jika lebih dari Rp50 Miliar, maka perhitungannya 25% x PKP
Batas Waktu Pembayaran
PPh Pasal 25
Misalnya: untuk bulan Februari 2014, angsuran PPh 25 harus dibayar paling lambat 15 Maret
2014.
Jika batas waktu penyetoran jatuh pada hari libur (termasuk Sabtu, Minggu, hari libur
nasional, dan Pemilihan Umum), maka pembayaran masih dapat dilakukan pada hari
berikutnya –
sesuai Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan No.184/PMK.03/2007, yang kemudian diubah
lagi sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara
Pembayaran dan Penyetoran Pajak.
Sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-22/PJ/2008 pada 21 Mei 2008,
pembayaran harus dilakukan dengan membawa Surat Setoran Pajak (SSP) atau dokumen
sejenisnya.
Sanksi Bila Terlambat Membayar
PPh Pasal 25
Terdapat sanksi apabila Wajib Pajak terlambat melakukan pembayaran PPh Pasal
25 yaitu akan dikenai bunga sebesar 2% per bulan yang dihitung dari tanggal
jatuh tempo hingga tanggal pembayaran.
PT DADIOMAH di tahun 2019 memperoleh penghasilan kotor Rp5 milliar dan PKP Rp3 Milliar.
● 0.25-(Rp0,6 Milliar/5 Milliar) x Rp3 Milliar = Rp90 Juta
Web : www.dadiomah.com
Email : dadiomah.furniture@gmail.com
VISI & MISI
VISI
Menjadi perusaan furnitur dengan desain
furnitur yang akan membantu menjadikan
setiap rumah di dunia indah dan nyaman
MISI
Berkolaborasi dan memperoleh merek
furnitur terbaik untuk menciptakan suatu
karya yang memiliki nilai jual tinggi
JENIS
PRODUK
E-FAKTUR
PMK Nomor 151/PMK.011/2013
Beberapa Peraturan
Terkait E-Faktur
1. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2014 tentang Tata Cara
Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik
2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2014 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 tentang
Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan Prosedur Pemberitahuan
dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan
Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak
3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-136/PJ/2014 tentang
Penetapan Pengusaha Kena Pajak yang Diwajibkan Membuat Faktur Pajak
Berbentuk Elektronik.
Pengertian Faktur Pajak
1. Pengguna merupakan wajib pajak yang dikukuhkan dan telah memiliki Akun
PKP
2. Memiliki sertifikat elektronik yang diberikan DJP
3. Memiliki komputer yang dapat menjalankan aplikasi e-Faktur
Kapan E-Faktur Dibuat
PER-16/PJ/2014 pasal 3
• Saat penyerahan BKP
• Saat penyerahan JKP
• Saat penerimaan pembayaran (dalam hal penerimaan pembayaran terjadi
sebelum penyerahan BKP dan/atau JKP)
• Saat penerimaan pembayaran termin (dalam hal penyerahan sebagai tahap
pekerjaan)
• Saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Pengusaha Kena Pajak wajib
membuat Faktur Pajak untuk setiap
● penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (1) huruf a atau huruf f dan/atau Pasal 16D;
● penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf c;
● ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g; dan/atau
● ekspor Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(1) huruf h.
SYARAT FORMAL
FAKTUR PAJAK
a. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak;
b. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau
penerima Jasa Kena Pajak;
c. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian,dan potongan harga;
d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;
e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;
f. Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
g. Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
2. 7 Januari 2019 Dijual kepada Ibu Giselle 1 unit sofa type VALLENUNA Rp 20.900.000 Rp 2.090.000
dengan harga Rp 20.900.000 secara tunai dengan PPN
10%, barang dikirim hari itu juga
3. 12 Januari 2019 Dijual kepada Ny. Winter 1 unit meja rias type HEMNES Rp 5.900.000 Rp 590.000
seharga Rp 5.900.000 secara tunai dengan PPN 10%,
barang dikirim hari itu juga
4. 15 Januari 2019 Dijual kepada Bapak Winwin 2 unit tempat tidur type Rp 8.600.000 Rp 860.000
ASKVOLL seharga @Rp 4.300.000 secara tunai dengan
PPN 10%
PAJAK KELUARAN
NO TANGGAL TRANSAKSI DPP PPN
TRANSAKSI
5. 17 Januari 2019 Dijual kepada Ibu Giselle 1 set meja makan type VEDBO Rp 8.500.000 Rp 850.000
dengan harga Rp 8.500.000 dibayar tunai dengan PPN
10%,
6. 20 Januari 2019 Dijual kepada Bank Thiti 10 unit kursi kantor type Rp 25.000.000 Rp 2.500.000
LIDKULLEN dengan harga @Rp 2.500.000 dibayar secara
tunai dengan PPN 10%
7. 23 Januari 2019 Dijual kepada PT. Tharn 7 unit lemari penyimpanan type Rp 35.000.000 Rp 3.500.000
HALLAN dengan harga @Rp 5.000.000 secara tunai
dengan PPN 10%
8. 25 Februari 2019 Dijual kepada Tuan Jackson 1 unit laci penyimpanan Rp 3.000.000 Rp 300.000
dengan harga Rp 3.000.000
PAJAK MASUKAN
NO TANGGAL TRANSAKSI DPP PPN
TRANSAKSI
1. 1 Januari 2019 Membeli 2 unit alat pemotong pada PT. ACIKIWIR sebesar Rp 40.000.000 Rp 4.000.000
@Rp 20.000.000 dengan PPN 10%
2. 3 Januari 2019 Membeli 20 pernis mowilex pada PT. MULUR sebesar Rp 1.400.000 Rp 140.000
@70.000 dengan PPN 10%
3. 10 Januari 2019 Membeli 10 kayu jati gelondong pada PT. JOKO sebesar Rp 28.000.000 Rp 2.800.000
@2.800.000 dengan PPN 10%
4. 13 Januari 2019 Membeli kain untuk kursi kepada PT. ALUS sebanyak 8 roll Rp 4.000.000 Rp 400.000
dengan harga @500.000 dengan PPN 10%
PAJAK MASUKAN
NO TANGGAL TRANSAKSI DPP PPN
TRANSAKSI
5. 18 Januari 2019 Membeli 5 tong lem kain pada PT. MULUR dengan harga Rp 500.000 Rp 50.000
@Rp100.000 dengan PPN 10%
6. 21 Januari 2019 Perusahaan membeli 7 lembar busa kursi pada PT. ALUS Rp 700.000 Rp 70.000
dengan harga @100.000 dengan PPN 10%
7. 24 Januari 2019 Perusahaan membeli 20 besi PT. AESPA untuk kerangka Rp 8.000.000 Rp 400.00
meja seharga @400.000 dengan PPN 10%
8. 29 Januari 2019 Membeli 1 unit alat las pada PT. ACIKIWIR Rp 4.000.000 Rp 800.000
9. 30 Januari 2019 Membeli 30 kayu jati gelondong pada PT. JOKO senilai Rp 90.000.000 Rp 9.000.000
@3.000.000 dengan PPN 10%
Langkah-Langkah Mengisi
E-Faktur
1. Download Aolikasi Dummy E-Faktur
2. Instal aplikasi tersebut di laptop
3. Buka aplikasi tersebut
4. Pilih local database
5. Isi nama user dengan Admin dengan huruf “A” kapital, dan password 123
6. Jika sudah terdapat tulisan PT SINCHAN maka dummy siap digunakan
Buat identitas perusahaan
lawan transaksi
1. Klik “Referensi”, pilih bagian “Lawan 2. Klik tambah untuk membuat data
Transaksi” lalu klik “Administrasi Lawan perusahaan lawan transaksi
Transaksi”
3. Isikan sesuai dengan data yang ada
4. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini
Buat Identitas Barang/Jasa
1. Klik “Referensi”, pilih bagian “Bang/Jasa” lalu klik “Administrasi Barang/Jasa”
2. Klik tambah lalu buat sesuai dengan data yang ada
3. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini
Membuat Nomor Faktur
1. Klik “Referensi”, lalu klik “Referensi 2. Isikan nomor faktur awal dan nomor faktur
Nomor Faktur”. Selanjutkan klik “Rekam akhir, dengan 3 digit awal “000”, lalu 2 digit
Range Nomor Faktur” selanjutnya berupa tahun transaksi, dan
selanjutnya berurutan sesuai jumlah faktur
yang akan dibuat
3. Jika sudah, maka klik oke, dan akan terlihat hasil seperti gambar dibawah ini
PAJAK MASUKAN
1. Klik “Faktur”, lalu pilih “Pajak Masukan” 2. Jika sudah, klik “Rekam Faktur” untuk
lalu klik “Administrasi Faktur” mulai membuat e-faktur pajak masukan
3. Isikan sesuai dengan data dari transasi yang ada
4. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini
5. Namun, ini masih belum selesai karena statusnya masih belum ter approve. Selanjutnya
Klik transaksi, lalu klik “upload faktur”
6. Klik yes, lalu ok untuk meng upload faktur
7. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini dengan status telah ter approved
PAJAK KELUARAN
1. Klik “faktur”, pilih “pajak keluaran” lalu klik 2. Setelah itu, klik “rekam faktur”
“administrasi faktur”
3. Untuk detail transaksi, kita pilih no 1 karena 4. Untuk detail transaksi, kita pilih no 1 yaitu faktur
penyerahan kepada pemungut PPN yang PPN nya pajak
dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan
5. Setelah itu, isi sesuai dengan data pada transaksi yang ada
6. Jika sudah, klik simpan
7. Namun, ini masih belum selesai karena statusnya masih belum ter approve. Selanjutnya
Klik transaksi, lalu klik “upload faktur”
8. Klik yes, lalu ok untuk meng upload faktur
9. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini dengan status telah ter approved
Bukti
Faktur
Pajak
Keluaran
Bukti
Faktur
Pajak
Keluaran
Bukti
Faktur
Pajak
Keluaran
Bukti
Faktur
Pajak
Keluaran
PPN LEBIH BAYAR
● Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran
dalam Masa Pajak yang sama. (UU No. 42 Tahun 2009 Pasal 9 Ayat 2)
Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena
Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena
Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak.
PPN Lebih Bayar
Dalam perpajakan ada kalanya Pengusaha Kena Pajak (PKP) lebih banyak membayar Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) ketimbang memungut PPN. Selain kelebihan pembayaran pajak
yang disebabkan besarnya pajak masukan, PPN lebih bayar juga bisa terjadi apabila PKP
ternyata melakukan pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang.
PPN Lebih Bayar
Atas terjadinya PPN lebih bayar ini, ada dua langkah yang bisa dilakukan oleh PKP, yaitu:
● Mengkompensasikan PPN lebih bayar ke masa pajak berikutnya (Kompensasi)
● Mengajukan pengembalian atau restitusi atas PPN lebih bayar tersebut (Restitusi)
2. 7 Januari 2019 Dijual kepada Ibu Giselle 1 unit sofa type VALLENUNA Rp 20.900.000 Rp 2.090.000
dengan harga Rp 20.900.000 secara tunai dengan PPN
10%, barang dikirim hari itu juga
3. 12 Januari 2019 Dijual kepada Ny. Winter 1 unit meja rias type HEMNES Rp 5.900.000 Rp 590.000
seharga Rp 5.900.000 secara tunai dengan PPN 10%,
barang dikirim hari itu juga
4. 15 Januari 2019 Dijual kepada Bapak Winwin 2 unit tempat tidur type Rp 8.600.000 Rp 860.000
ASKVOLL seharga @Rp 4.300.000 secara tunai dengan
PPN 10%
PAJAK KELUARAN
NO TANGGAL TRANSAKSI DPP PPN
TRANSAKSI
5. 17 Januari 2019 Dijual kepada Ibu Giselle 1 set meja makan type VEDBO Rp 8.500.000 Rp 850.000
dengan harga Rp 8.500.000 dibayar tunai dengan PPN
10%,
6. 20 Januari 2019 Dijual kepada Bank Thiti 10 unit kursi kantor type Rp 25.000.000 Rp 2.500.000
LIDKULLEN dengan harga @Rp 2.500.000 dibayar secara
tunai dengan PPN 10%
7. 23 Januari 2019 Dijual kepada PT. Tharn 7 unit lemari penyimpanan type Rp 35.000.000 Rp 3.500.000
HALLAN dengan harga @Rp 5.000.000 secara tunai
dengan PPN 10%
8. 25 Februari 2019 Dijual kepada Tuan Jackson 1 unit laci penyimpanan Rp 3.000.000 Rp 300.000
dengan harga Rp 3.000.000
PAJAK MASUKAN
NO TANGGAL TRANSAKSI DPP PPN
TRANSAKSI
1. 1 Januari 2019 Membeli 2 unit alat pemotong pada PT. ACIKIWIR sebesar Rp 40.000.000 Rp 4.000.000
@Rp 20.000.000 dengan PPN 10%
2. 3 Januari 2019 Membeli 20 pernis mowilex pada PT. MULUR sebesar Rp 1.400.000 Rp 140.000
@70.000 dengan PPN 10%
3. 10 Januari 2019 Membeli 10 kayu jati gelondong pada PT. JOKO sebesar Rp 28.000.000 Rp 2.800.000
@2.800.000 dengan PPN 10%
4. 13 Januari 2019 Membeli kain untuk kursi kepada PT. ALUS sebanyak 8 roll Rp 4.000.000 Rp 400.000
dengan harga @500.000 dengan PPN 10%
PAJAK MASUKAN
NO TANGGAL TRANSAKSI DPP PPN
TRANSAKSI
5. 18 Januari 2019 Membeli 5 tong lem kain pada PT. MULUR dengan harga Rp 500.000 Rp 50.000
@Rp100.000 dengan PPN 10%
6. 21 Januari 2019 Perusahaan membeli 7 lembar busa kursi pada PT. ALUS Rp 700.000 Rp 70.000
dengan harga @100.000 dengan PPN 10%
7. 24 Januari 2019 Perusahaan membeli 20 besi PT. AESPA untuk kerangka Rp 8.000.000 Rp 400.00
meja seharga @400.000 dengan PPN 10%
8. 29 Januari 2019 Membeli 1 unit alat las pada PT. ACIKIWIR Rp 4.000.000 Rp 800.000
9. 30 Januari 2019 Membeli 30 kayu jati gelondong pada PT. JOKO senilai Rp 90.000.000 Rp 9.000.000
@3.000.000 dengan PPN 10%
PENGKREDITAN PPN
1. Klik “Faktur”, lalu pilih “Pajak Masukan” 2. Jika sudah, klik “Rekam Faktur” untuk
lalu klik “Administrasi Faktur” mulai membuat e-faktur pajak masukan
3. Isikan sesuai dengan data dari transasi yang ada
4. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini
5. Namun, ini masih belum selesai karena statusnya masih belum ter approve. Selanjutnya
Klik transaksi, lalu klik “upload faktur”
6. Klik yes, lalu ok untuk meng upload faktur
6. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini dengan status telah ter approved
PAJAK KELUARAN
1. Klik “faktur”, pilih “pajak keluaran” lalu klik 2. Setelah itu, klik “rekam faktur”
“administrasi faktur”
3. Untuk detail transaksi, kita pilih no 1 karena 4. Untuk detail transaksi, kita pilih no 1 yaitu faktur
penyerahan kepada pemungut PPN yang PPN nya pajak
dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan
5. Setelah itu, isi sesuai dengan data pada transaksi yang ada
6. Jika sudah, klik simpan
7. Namun, ini masih belum selesai karena statusnya masih belum ter approve. Selanjutnya
Klik transaksi, lalu klik “upload faktur”
8. Klik yes, lalu ok untuk meng upload faktur
8. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini dengan status telah ter approved
Bukti
Faktur
Pajak
Keluaran
Bukti
Faktur
Pajak
Keluaran
Bukti
Faktur
Pajak
Keluaran
Bukti
Faktur
Pajak
Keluaran
PPN LEBIH BAYAR
(PER-29/PJ/2015 Pasal 3)
Formulir SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk formulir kertas dan aplikasi untuk
membuat SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk dokumen elektronik dapat diproleh
dengan cara:
• Jenis Pajak
• Nama Wajib Pajak beserta Nomor Pokok Wajib Pajak
• Masa Pajak, Bagian Taahun Pajak, atau Tahun Pajak yang bersangkutan
• Tanda tangan Wajib Pajak atau Kuasa Pajak
• Jumlah penyerahan
• Jumlah Dasar Pengenaan Pajak
• Jumlah Pajak Keluaran
• Jumlah Pajak Masukan yang dikreditkan
• Jumlah kekurangan atau kelebihan pajak
• Tanggal penyetoran; dan
• Data lainnya yang terkait dengan kegitan usaha Wajib pajak
SPT Masa PPN 1111
PER-29/PJ/2015 Pasal 2 ayat (1)
Formulir 1111 A1= formulir Daftar Ekspor BKP Berwujud, BBKP Tidak
Berujud da/atau JKP (D.1.2.32.08)
1. Pelaporan dan penyampaian SPT Masa PPN 1111 secara manual dapat
dilakukan untuk SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk formulir kertas (hard
copy)
2. Disampaikan langsung ke KPP, KP2KP, atau tempat lain yang
ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak, dan atas
penyampaian SPT Masa PPN 1111 tersebut PKP akan menerima tanda
bukti penerimaan; atau
3. disampaikan melalui pos, perusahaan jasa ekspedisi atau perusahaan
jasa kurir, dengan bukti pengiriman surat. Bukti pengiriman surat
tersebut dianggap sebagai tanda bukti dan tanggal penerimaan SPT,
sepanjang SPT tersebut lengkap
PERSYARATAN
Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah
• Pengusaha Kena Pajak merupakan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada
huruf a sampai dengan huruf e;
• Pengusaha Kena Pajak pabrikan atau produsen sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf e menyampaikan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai selama 12 (dua belas) bulan
terakhir dengan tepat waktu;
• Pengusaha Kena Pajak tidak sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan dan/atau
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan; dan
• Pengusaha Kena Pajak tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.
(PER-31/PJ/2010 tentang Tata Cara Penetapan Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah)
TATA CARA LAPOR
● PENJUALAN
Tarif Pajak Pasal 17 dan 31 E dikenakan atas penghasilan kena pajak Wajib Pajak Badan yang tidak
termasuk dalam kriteria Wajib Pajak Badan yang telah dikenakan PPh Pasal 4 ayat 2 berdasarkan PP
46 Tahun 2013 (mulai 1 Juli 2018 berdasarkan PP 23 Tahun 2018).
Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh
persen) dari tarif tersebut (25 %) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian
peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
Keterangan :
● BEBAN PIUTANG TAK TERTAGIH
Pasal 9 Ayat 1 UU PPh
(1) Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak
boleh dikurangkan:
c. pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:
1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna
usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial;
3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan 6. cadangan biaya penutupan dan
pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri,
PMK-57/PMK.03/2010
Piutang yang nyata – nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat:
1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial
2. WP harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Dirjen Pajak
3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang
negara, atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang atau pembebasan utang antara kreditur dan
debitur yang bersangkutan, atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus, atau adanya pengakuan
dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu
4. Syarat pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil.
Keterangan :
Atas biaya perolehan atau pembelian telepon seluler yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan
untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya, dapat dibebankan sebagai biaya
perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen) melalui penyusutan aktiva tetap kelompok I
(Lampiran I butir 1 huruf c), dan atas biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan
perbaikan telepon seluler tersebut dapat dibebankan sebagai biaya rutin perusahaan
sebesar 50% (lima puluh persen).
Pengertian SPT Tahunan
PER - 02/PJ/2019 Pasal 1 Ayat (4 dan 5)
Surat Pemberitahuan yang selanjutnya disebut SPT adalah surat yang oleh Wajib
Pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak
dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
SPT paling sedikit memuat: SPT Tahunan PPh, selain berisi data seperti yang
tertera disamping, juga memuat data mengenai:
a. jenis pajak;
a. jumlah peredaran usaha;
b. nama Wajib Pajak dan
b. jumlah penghasilan, termasuk penghasilan yang
Nomor Pokok
bukan merupakan objek pajak;
Wajib Pajak; c. jumlah Penghasilan Kena Pajak;
Masa Pajak, Bagian Tahun d. jumlah pajak yang terutang;
Pajak, atau e. jumlah kredit pajak;
Tahun Pajak yang f. jumlah kekurangan atau kelebihan pajak;
bersangkutan; dan g. jumlah harta dan kewajiban;
tanda tangan Wajib Pajak atau h. tanggal pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 29;
kuasa Wajib Pajak. dan
i. data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha
Wajib Pajak.
Batas Waktu Penyampaian dan
Pelaporan SPT Tahunan
PMK Nomor 243/PMK.03/2014 Pasal 9 Ayat (2)
2. Berikut adalah
contoh
penamaan file
dokumen-
dokumen
4. Klik Lapor pada
bagian atas.
5. Pilih E-Filing
6. Klik Buat
SPT
7. Masukkan
NPWP terlebih
dahulu.
Kemudian pilih
file e-spt
dalam bentuk
cvs.
8. Kemudian
pilih file-file
pendukung
seperti
lampiran-
lampiran
khusus atau
form 1771
lainnya.
9. Lalu kliik
Start Uploader
untuk mulai
melakukan
penguplodan
berkas.
10. Klik Ya
untuk
melanjutkan
proses.
11. Klik [di sini]
untuk
mendapatkan
kode verifikasi.
12. Pilih
media
pengiriman
apakah
melalui E-mail
atau SMS.
Perusahaan
kami memilih
E-mail. Lalu
klik OK.
13. Buka
notifikasi e-mail
Anda. Maka
Anda sudah
mendapat kode
verifikasi. Salin
kode verifikasi
Anda.
14. Tempel
kode
verifikasi
pada bagian
yang sudah
disediakan.
Kemudian
klik Kirim
SPT.
15. Jika
tampilan ini
muncul maka
SPT anda
sudah dikirim.
Silahkan
berikan
tanggapan
atas
pelayanan.Klik
Puas atau
Tidak Puas.
16. Jika
tampilan
Daftar SPT
sudah seperti
ini, maka
Anda sudah
melakukan
pelaporan E-
SPT.
17. Klik
tanda pada
gambar
untuk melihat
hasil.
SPT TAHUNAN
DI FILE EXCEL PAJAK
PENGHASILAN
WAJIB
PAJAK
BADAN
2019
TERIMAKASIH
SPT TAHUNAN TAHUN PAJAK
FORMULIR
NPWP :
N P W P AKUNTAN PUBLIK :
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat buku petunjuk hal. 3) RUPIAH *)
(1) (2) (3)
1. PENGHASILAN NETO FISKAL
1 -Rp 691.712.500-
A. PENGHASILAN
3 -Rp --
3. PENGHASILAN KENA PAJAK (1-2) ……...…..…………………………………….…………………..…………
4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT)
6
6. JUMLAH PPh TERUTANG (4 + 5) …..………………………………….…………………..…………
7
7. PPh DITANGGUNG PEMERINTAH (Proyek Bantuan Luar Negeri) ……..………………..………………..………
8c
C. KREDIT PAJAK
c. JUMLAH ( 8a + 8b ) ……...……………..….…………………………………………………………………………..………
12. PPh YANG KURANG DIBAYAR PADA ANGKA 11.a DISETOR TANGGAL ………
13. PPh YANG LEBIH DIBAYAR PADA ANGKA 11.b MOHON : TGL BLN THN
F.1.1.32.14
Formulir 1771 Halaman 2
RUPIAH
(1) (2) (3)
14c
c. PENGHASILAN KENA PAJAK (14a – 14b) …..………………
14f
f. PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI (14d – 14e) ………
14g
g. PPh PASAL 25 : (1/12 X 14f) ………..…….……………………
PENGHASILAN BUKAN
F. PPh FINAL DAN
15 a. PPh FINAL :
OBJEK PAJAK
16 a. Ada Transaksi Dalam Hubungan Istimewa dan/atau Transaksi dengan Pihak yang Merupakan Penduduk Negara Tax Haven Country.
HUBUNGAN ISTIMEWA
TRANSAKSI DALAM
(Wajib melampirkan Lampiran Khusus 3A, 3A-1, dan 3A-2 Buku Petunjuk Pengisian SPT )*
G. PERNYATAAN
b. X Tidak Ada Transaksi Dalam Hubungan Istimewa dan/atau Transaksi dengan Pihak yang Merupakan Penduduk Negara Tax Haven
Country
g. DAFTAR CABANG UTAMA PERUSAHAAN (Lampiran Khusus 5A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
h. SURAT SETORAN PAJAK LEMBAR KE-3 PPh PASAL 26 AYAT (4) (Khusus bagi BUT)
i. PERHITUNGAN PPh PASAL 26 AYAT (4) (Khusus BUT) (Lampiran Khusus 6A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
j. KREDIT PAJAK LUAR NEGERI (Lampiran Khusus 7A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
k. SURAT KUASA KHUSUS (Bila dikuasakan)
l. RINCIAN JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh FINAL PP 46/2013 PER MASA PAJAK DARI MASING-MASING TEMPAT USAHA
m.
n.
* Wajib Pajak dapat langsung mengunduh dari situs Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat http://www.pajak.go.id. atau mengambil di KPP/KP2KP
terdekat.
PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
NAMA LENGKAP
PENGURUS / KUASA : e. N U R U L F A U Z I A H
NPWP : f. 0 4 0 6 8 3 3 4 3 6 1 6 0 0 0
F.1.1.32.14
LAMPIRAN - I
FORMULIR
TAHUN PAJAK
1771 - I SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI 2 0 1 9
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO FISKAL
NPWP : 0 1 0 6 8 4 4 4 3 6 1 6 0 0 0
IDENTITAS
NO URAIAN RUPIAH
(1) (2) (3)
1. PENGHASILAN NETO KOMERSIAL DALAM NEGERI :
1a -Rp 4.727.502.300-
a. PEREDARAN USAHA …………..……………………………...…………...…………...…………...……………...…...………………………….
Ø
1b -Rp 2.345.432.300-
b. HARGA POKOK PENJUALAN …………...…………...…………...…………...…………...…………...…………...…………...…………...…….
Ø
1c -Rp 2.152.228.000-
c. BIAYA USAHA LAINNYA .…………...…………....…………...…………....…………...…………....…………...…………....…………...……
Ø
1d -Rp 229.842.000-
d. PENGHASILAN NETO DARI USAHA ( 1a - 1b - 1c ) ..…………...………….....…………...………….....…………...………….....…………...….
Ø
1e -Rp 293.000-
e. PENGHASILAN DARI LUAR USAHA .…………...…………....…………...…………....…………...…………....…………...………………….
Ø
1f
f. BIAYA DARI LUAR USAHA .…………...…………....…………...…………....…………...…………....…………...…………....…………...……
Ø
1g -Rp 293.000-
g. PENGHASILAN NETO DARI LUAR USAHA ( 1e - 1f )..…….………….....…………...…...………..…….....…....…………...……….
Ø
1h -Rp 230.135.000-
h. JUMLAH ( 1d + 1g ) : .…………...…………....…………...…………....…………...…………....…………...…………....…………...……………….
Ø
2. PENGHASILAN NETO KOMERSIAL LUAR NEGERI
2
(Diisi dari Lampiran Khusus 7A Kolom 5) .…………...…………....…………...…………..
Ø
3 -Rp 230.135.000-
3. JUMLAH PENGHASILAN NETO KOMERSIAL (1h + 2) …………………...…………………...…………………...………………….…………...………
Ø
5b -Rp 63.700.000-
b. PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN ..…………...………….....………….
Ø
c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN PEKERJAAN ATAU
5c
JASA DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN ..…………...…………..
5e
e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN ..…………...………….....………….
Ø
5f
f. PAJAK PENGHASILAN ..…………...………….....…………...………….....…………...……
Ø
g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA ANGGOTA PERSEKUTUAN, FIRMA
5g
ATAU CV YANG MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM ..…………...………….....…………...…
Ø
5h
h. SANKSI ADMINISTRASI ..…………...………….....…………...………….....…………...…………....
Ø
5i
i. SELISIH PENYUSUTAN KOMERSIAL DI ATAS PENYUSUTAN FISKAL ..…………...……………
Ø
5j
j. SELISIH AMORTISASI KOMERSIAL DI ATAS AMORTISASI FISKAL ..…………...………….....…………...………….....…………...…..
Ø
5k
k. BIAYA YANG DITANGGUHKAN PENGAKUANNYA ..…………...………….....…………...………
Ø
5l -Rp 31.058.000-
l. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA ..…………...………….....…………...…………....
Ø
5m -Rp 94.758.000-
m. JUMLAH 5a s.d. 5l : ..…………...………….....…………...…………............ Ø
6b
b. SELISIH AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH AMORTISASI FISKAL ..………Ø
6c
c. PENGHASILAN YANG DITANGGUHKAN PENGAKUANNYA ..……………… Ø
6d
d. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA ..…………...………….....…………...………
Ø
6e -Rp 83.386.000-
e. JUMLAH 6a s.d. 6d ..…………...………….....…………...………….....…………...………….....…………...………….....…………...………………..
Ø
D.1.1.32.31
LAMPIRAN - II
TAHUN PAJAK
1771 - II
FORMULIR
3. BIAYA TRANSPORTASI
9. BIAYA ROYALTI
14 JUMLAH 1 S.D. 12 DIKURANGI 13 -Rp 1.665.511.700- -Rp 2.046.128.000- -Rp 40.500.000- -Rp 4.453.127.700-
Catatan :
Nomor 1 untuk Perusahaan Dagang diisi pembelian barang dagangan, untuk perusahaan industri diisi pembelian bahan baku, bahan penolong dan barang jadi.
Nomor 7 termasuk management fee, technical assistance fee, dan jasa lainnya
Nomor 11 diisi dengan total biaya yang tidak tertampung dalam perincian 1 s.d. 10.
Nomor 12 dan 13 untuk perusahaan dagang diisi total persediaan awal dan akhir barang dagangan, untuk perusahaan industri diisi total persediaan
awal/akhir bahan baku/bahan penolong ditambah barang setengah jadi ditambah barang jadi.
D.1.1.32.54
LAMPIRAN - III
1771 - III
TAHUN PAJAK
FORMULIR
PEMOTONG/ PRMUNGUT PAJAK OBJEK PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN BUKTI PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN/SSP/SSPCP
NO. JENIS PENGHASILAN / YANG DIPOTONG / DIPUNGUT
NAMA NPWP (Rupiah) NOMOR TANGGAL
TRANSAKSI (Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2.
TUAN SAYKOJI pembelian royalti -Rp 10.000.000- -Rp 1.500.000-
3.
PT. SEMONGKO RUPS -Rp 30.000.000- -Rp 4.500.000-
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Catatan :
Diisi dengan rincian per Bukti Pemotongan / Pemungutan Pajak.
Pindahkan hasil penjumlahan PPh Pasal 22, PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 26 Kolom (6) ke Formulir 1771 Huruf C Angka 8.a.
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI Halaman ke- 1 dari 1 halaman Lampiran-III
D.1.1.32.32
LAMPIRAN - IV
1771 - IV
FORMULIR
TAHUN PAJAK
SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
2 0 1 9
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
NPWP : 0 1 0 6 8 4 4 4 3 6 1 6 0 0 0
IDENTITAS
14.
……………………………………………………………
1. BANTUAN / SUMBANGAN
2. HIBAH
7.
…………………………………………………….…………
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI Halaman ke- 1 dari 1 halaman Lampiran-IV
D.1.1.32.34
LAMPIRAN - V
FORMULIR
1771 - V
TAHUN PAJAK
SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DAFTAR PEMEGANG SAHAM/PEMILIK MODAL DAN JUMLAH DIVIDEN YANG DIBAGIKAN 2 0 1 9
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAFTAR SUSUNAN PENGURUS DAN KOMISARIS
NPWP : 0 1 0 6 8 4 4 4 3 6 1 6 0 0 0
IDENTITAS
BAGIAN A : DAFTAR PEMEGANG SAHAM / PEMILIK MODAL DAN JUMLAH DIVIDEN YANG DIBAGIKAN
JUMLAH MODAL DISETOR DIVIDEN
NO NAMA ALAMAT NPWP
(Rupiah) % (Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
2. M. AHSAN FIRDAUS JALAN DHARMA HUSADA NO. 10 SURABAYA 05.068.334.3-656.000 Direktur Keuangan
05.068.334.3-336.000
3. RIZKY YUNIAR M KERTAYA RAYA NO.88 SURABAYA Direktur Operasional
05.068.334.3-234.000
4. ABRELIA JALAN RAYA JUANDA NO. 11, SIDOARJO DirekturPersonalia
05.068.334.3-110.000 HRD
8. TATA RATATA JALAN DINOYO BARAT NO .19 MENTENG
10.
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI Halaman ke- 1 dari 1 halaman Lampiran-V
D.1.1.32.35
LAMPIRAN - VI
TAHUN PAJAK
1771 - VI SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
FORMULIR
NPWP : 0 1 0 6 8 4 4 4 3 6 1 6 0 0 0
IDENTITAS
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
10.
11.
12.
13.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
10.
11.
12.
13.
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI Halaman ke- 1 dari 1 halaman Lampiran-VI
D.1.1.32.36