Anda di halaman 1dari 402

LAPORAN AKHIR PRAKTIK PERPAJAKAN

Oleh : Kelompok 10

M. Ahsan Firdaus 041711333189

Nurul Fauziyah A. M. 041811333142

Rizky Yuniar M. 041811333245

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERAITAS AIRLANGGA

SURABAYA
2020
PT. DADIOMAH
Kelompok 10 :

M. Ahsan Firdaus (041711333189)


Nurul Fauziyah (041811333142)
Rizky Yuniar M (041811333245)
WEEK 2
Company profile
Perijinan usaha
Laporan posisi keuangan awal periode
TENTANG PT. DADIOMAH

PT Dadiomah Furniture Industries Tbk didirikan pada tanggal 15 Oktober


2017. PT Boston Furniture Industries Tbk bergerak di bidang pengolahan
mebel berbahan dasar kayu, besi tempa, dan produk kayu lainnya. Kayu
yang digunakan seluruhnya berasal dari dalam negeri. Seluruh bahan baku
yang digunakan juga sudah memiliki legalitas yang sesuai. Saat ini, produk
mebel Perseroan terdiri dari 2 lini produk yaitu Blackwood American dan
Blackwood Modern
PROFIL
PERUSAHAAN
Nama : PT Dadiomah Furniture Industries Tbk.

Alamat : Jl. Rungkut Industri I, Gununganyar, Surabaya.

Telepon : (+62) 812-1909-7171

Web : www.dadiomah.com

Email : dadiomah.furniture@gmail.com
VISI & MISI
VISI
Menjadi perusaan furnitur dengan desain
furnitur yang akan membantu menjadikan
setiap rumah di dunia indah dan nyaman

MISI
Berkolaborasi dan memperoleh merek
furnitur terbaik untuk menciptakan suatu
karya yang memiliki nilai jual tinggi
JENIS
PRODUK
STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTUR UTAMA
SEKALIGUS PEMILIK
(NURUL FAUZIYAH)

DIREKTUR KEUANGAN
(M. AHSAN FIRDAUS)

DIREKTUR PERSONALIA DIREKTUR OPERASIONAL


(ABRELIA) (RIZKY YUNIAR M)

KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA HRD&GA KEPALA


PRODUKSI SALES&MARKETING ACCOUNTING&FINANCE (TATA RATATA) LOGISTIC &
(JANG UJANG) (AWAN SANTOSO) (MANG ARSEN) PROCURMENT
(TITO SURIPTO)

STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF


Pegawai Tetap
JUMLAH TANGGUNGAN
NAMA/STATUS JABATAN ISTRI/ ANAK LAINNYA NPWP GAJI POKOK
SUAMI
M. AHSAN Direktur Keuangan 1 0 0 05.068.334.3-656.000 15.000.000
FIRDAUS(K/0)
RIZKY YUNIAR M Direktur Operasional 0 0 1 05.068.334.3-336.000 15.000.000
(TK/1)
ABRELIA(TK/1) Direktur Personalia 1 0 0 05.068.334.3-234.000 15.000.000
UJANGIE(K/1) Kepala Produksi 1 1 0 05.068.334.3-980.000 11.000.000
AWAN SANTOSO Kepala 1 0 0 05.068.334.3-012.000 11.000.000
(K/0) Sales&Marketing
ARSENA(K/1) Kepala Accounting & 1 1 0 05.068.334.3-100.000 11.000.000
Finance
TATA RATATA (K/0) HRD 1 0 0 05.068.334.3-110.000 11.000.000
TITO SURIPTO (K/0) Kepala Logistic & 1 0 0 05.068.334.3-011.000 11.000.000
Procurment
PEGAWAI TIDAK TETAP

JUMLAH TANGGUNGAN
MASA
NAMA/STATUS JABATAN NPWP GAJI POKOK KERJA
ISTRI/ ANAK LAINNYA /BULAN
SUAMI

PIPIT (TK/0) Staff Sales & 0 0 0 05.125.802.1-981.000 500.000/hari 15 Hari


Marketing

NETA (TK/1) Staff Sales & 0 0 1 05.612.812.5-981.000 500.000/hari 15 Hari


Marketing

ADAM (K/0) Staff Sales & 1 0 0 - 500.000/hari 15 Hari


Marketing

MAMAD (K/1) Satpam 1 1 0 - 500.000/hari 15 Hari


TENAGA KERJA BUKAN PEGAWAI
BERSIFAT TIDAK BERKESINAMBUNGAN
JUMLAH TANGGUNGAN
NAMA/STATUS JABATAN NPWP GAJI POKOK
ISTRI/ ANAK LAINNYA
SUAMI
ARNETA (TK/0) Jasa Service Mesin 0 0 0 - 7.5000.000

TENAGA KERJA BUKAN PEGAWAI


BERSIFAT BERKESINAMBUNGAN
JUMLAH TANGGUNGAN
NAMA/STATUS JABATAN NPWP GAJI POKOK
ISTRI/ ANAK LAINNYA
SUAMI
JOJO (K/2) Sales 0 0 0 - 500.000
Pegawai Luar Negeri
JUMLAH TANGGUNGAN

NAMA/STATUS JABATAN NPWP GAJI POKOK


ISTRI/S ANAK LAINNYA
UAMI
YUTA (K/0) - WNA Desainer 0 0 0 - 7.000.000

Tenaga Ahli
JUMLAH TANGGUNGAN

NAMA/STATUS JABATAN NPWP GAJI POKOK


ISTRI/S ANAK LAINNYA
UAMI
KIM (TK/0) Konsultan Pajak 0 0 0 - 6.000.000
KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN
Pernyataan kepatuhan

• Laporan keuangan disusun menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

Dasar penyusunan laporan


keuangan konsolidasian
• Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan dengan menggunakan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia, meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan No. VIII.G.7 tentang “Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.
Prinsip konsolidasian

• Transaksi dengan Kepentingan Non-Pengendali Perusahaan melakukan transaksi dengan kepentingan


non-pengendali sebagai transaksi dengan pemilik ekuitas Perusahaan. Untuk pembelian dari
kepentingan non-pengendali, selisih antara imbalan yang dibayarkan dan bagian yang diakuisisi atas
nilai tercatat aset neto entitas anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan dan kerugian pelepasan
kepentingan non-pengendali juga dicatat padaekuitas
KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN
Transaksi dengan pihak-
pihak berelasi
• Syarat dan kondisi dengan pihak berelasi kecuali transaksi piutang lain-lain dengan karyawan,
memiliki Syarat dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga. Seluruh transaksi dan saldo yang
signifikan dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

Kas dan Bank

• Untuk tujuan penyajian arus kas terdiri dari kas dan bank yang mana tidak dijaminkan serta tidak
dibatasi pencairannya

Piutang usaha dan piutang


non-usaha
• Piutang usaha merupakan jumlah yang terutang dari pelanggan atas penjualan furniture dalam
kegiatan usaha normal. Jika piutang diperkirakan dapat ditagih dalam waktu satu tahun atau
kurang (atau dalam siklus operasi normal jika lebih panjang), piutang diklasifikasikan sebagai aset
lancar. Jika tidak, piutang disajikan sebagai aset tidak lancar
KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN

Persediaan dan penyisihan


persediaan

• Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih
rendah. Biaya perolehan ditetapkan berdasarkan metode rata-rata yang meliputi harga pembelian,
biaya konversi dan biaya-biaya lainnya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut, serta
membawanya ke lokasi dan kondisinya yang sekarang. Barang jadi dan barang dalam proses
meliputi alokasi beban pabrikasi tetap dan variabel, sebagai tambahan atas bahan baku dan
tenaga kerja
langsung
Biaya dibayar dimuka

• Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat ekonomi masing-masing biaya dengan
menggunakan metode garis lurus
PT. DADI OMAH
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Desember 2018
ASET LIABILITAS
Aset Lancar Utang Jangka Pendek
Kas dan Setara Kas 586.399.000 Utang Usaha 911.830.000
Piutang Usaha 533.970.000 Uang Muka Penjualan 728.555.000
Penyisihan Piutang tak tertagih (47.123.000) Utang Pajak:
Persediaan 666.900.000 Pajak Keluaran 634.928.000
Uang Muka Pembelian 72.491.000 PPh 21 58.792.000
Pajak Dibayar Dimuka: PPh 22 75.283.000
PPh 22 15.283.000 PPh 23 48.238.000
PPh 23 8.238.000 Utang Pajak Lainnya 3.349.000
PPh 25 92.366.000 Utang Bunga 73.782.000
Pajak Masukan 108.262.000 Utang Gaji 579.581.000
Sewa dibayar dimuka 57.448.000 Utang Lancar Lainnya 9.931.000
Perlengkapan Kantor 13.299.000 Total Utang Lancar 2.624.269.000
Perlengkapan Toko 18.675.000 Utang Jangka Panjang
Total Aset Lancar 2.126.208.000 Utang Bank 4.652.842.000
Aset Tak Lancar
Tanah 4.500.000.000 TOTAL LIABILITAS
6.977.111.000
Bangunan 2.100.000.000
Ak.Penyus. Bangunan (105.000.000)
Peralatan 173.960.000 EKUITAS
Ak. Penyus. Peralatan (21.745.000) Modal Pemilik 2.000.000.000
Kendaraan 452.800.000 Laba Ditahan 892.510.000
Ak. Penyus. Kendaraan (56.600.000) TOTAL EKUITAS 1.892.512.000
Total Aset Tak Lancar 7.043.415.000

TOTAL ASET TOTAL LIABILITAS + EKUITAS 9.169.623.000


9.169.623.000
Surat Perijinan
TRANSAKSI
1 Januari Perusahaan meminjam uang di Bank sebesar Rp. 100.000.000 untuk modal
2019 usaha.
2 Januari Perusahaan membeli 20 meja dan 30 kursi dimana meja dibeli dengan harga
@ Rp. 5.000.000,00 dan kursi @Rp. 1.000.000,00, dibeli secara tunai, belum
termasuk PPN 10 %
6 Januari Perusahaan menjual 3 buah meja pada harga @Rp. 6.600.000,00 secara
tunai, termasuk dengan PPN 10%
17 Januari PT. DADIOMAH Industries Tbk menyetorkan kas ke Bank sebesar Rp.
40.000.000
30 Januari Perusahaan menjual 6 buah meja seharga @Rp. 6.000.000,00 serta 10 buah
kursi seharga @ Rp.1.500.000,00 secara kredit, belum dengan PPN 10%

30 Januari Perusahaan menerima wesel atas penjualan 6 buah meja seharga @Rp.
6.000.000,00 serta 10 buah kursi seharga @ Rp.1.500.000,00, Bunga 3%,
jangka waktu 60 hari. Didiskontokan ke bank pada tanggal 15 Februari dengan
tingkat diskonto 5%.
TANGGAL TRANSAKSI
TRANSAKSI
1 Januari 2019 Membeli 2 unit alat pemotong pada PT. ACIKIWIR sebesar @Rp
20.000.000 dengan PPN 10%

3 Januari 2019 Membeli 20 pernis mowilex pada PT. MULUR sebesar @70.000
dengan PPN 10%

10 Januari 2019 Membeli 10 kayu jati gelondong pada PT. JOKO sebesar
@2.800.000 dengan PPN 10%

13 Januari 2019 Membeli kain untuk kursi kepada PT. ALUS sebanyak 8 roll dengan
harga @500.000 dengan PPN 10%
TANGGAL TRANSAKSI
TRANSAKSI
5 Januari 2019 Dijual kepada PT. Tharn 8 unit meja type SKARSTA dengan harga
@Rp 4.000.000 secara tunai dengan PPN 10%, barang dikirim 12
Januari 2018
7 Januari 2019 Dijual kepada Ibu Giselle 1 unit sofa type VALLENUNA dengan harga
Rp 20.900.000 secara tunai dengan PPN 10%, barang dikirim hari itu
juga
12 Januari 2019 Dijual kepada Ny. Winter 1 unit meja rias type HEMNES seharga Rp
5.900.000 secara tunai dengan PPN 10%, barang dikirim hari itu juga

15 Januari 2019 Dijual kepada Bapak Winwin 2 unit tempat tidur type ASKVOLL
seharga @Rp 4.300.000 secara tunai dengan PPN 10%
TANGGAL TRANSAKSI
TRANSAKSI
17 Januari 2019 Dijual kepada Ibu Giselle 1 set meja makan type VEDBO dengan
harga Rp 8.500.000 dibayar tunai dengan PPN 10%,

20 Januari 2019 Dijual kepada Bank Thiti 10 unit kursi kantor type LIDKULLEN
dengan harga @Rp 2.500.000 dibayar secara tunai dengan PPN
10%
23 Januari 2019 Dijual kepada PT. Tharn 7 unit lemari penyimpanan type HALLAN
dengan harga @Rp 5.000.000 secara tunai dengan PPN 10%

25 Februari 2019 Dijual kepada Tuan Jackson 1 unit laci penyimpanan dengan harga
Rp 3.000.000
TANGGAL TRANSAKSI
TRANSAKSI
18 Januari 2019 Membeli 5 tong lem kain pada PT. MULUR dengan harga
@Rp100.000 dengan PPN 10%

21 Januari 2019 Perusahaan membeli 7 lembar busa kursi pada PT. ALUS dengan
harga @100.000 dengan PPN 10%

24 Januari 2019 Perusahaan membeli 20 besi PT. AESPA untuk kerangka meja
seharga @400.000 dengan PPN 10%

29 Januari 2019 Membeli 1 unit alat las pada PT. ACIKIWIR

30 Januari 2019 Membeli 30 kayu jati gelondong pada PT. JOKO senilai
@3.000.000 dengan PPN 10%
Transaksi Bulan Februari 2019
Feb 1 Membayar gaji pegawai bulan januari 2019
2 Menerima pelunasan piutang dari pelanggan Rp 50.000.000
4 Dijual meja makan type VEDBO senilai Rp. 2.900.000
5 Perusahaan mendepositkan uang sebesar Rp 10.000.000 ke bank
10 membayar pph 21 masa Januari 2019
11 Dijual kasur ROYAL KING sebanyak 3 Seharga Rp 5.000.000
Dijual Philip Classic Setrika Kering sebanyak 60 pada harga @Rp.
20 450.000 secara tunai, dengan PPN 10%
membayar tagihan telp Rp 250.000, telp seluler pegawai Rp 600.000,
28 Listrik Rp 600.000, Air Rp 300.000
TRANSAKSI
31 Januari PT. Dadi Omah memperoleh bunga Bank untuk bulan Januari sebesar Rp. 3.600.000
4 Februari perusahaan membeli kembali barang dagangan berupa 15 buah lemari dengan harga
@Rp. 8.000.000,00 dan juga membeli meja rias sejumlah 7 buah seharga @Rp.
7.000.000,00, dibeli secara kredit, belum termasuk dengan PPN 10 %
5 Februari Perusahaan menerima wesel dengan nominal Rp. 35.000.000,00, jangka waktu 60
hari. Wesel didiskontokan ke bank pada tanggal 5 Februari dengan tingkat diskonto
10%.
20 Mei Bendahara DISPENDUKCAPIL Surabaya melakukan kegiatan pembelian tempat
duduk kepada PT Dadiomah Furniture Industries Tbk senilai Rp 8.500.000
1 Juli PT Dadi Omah menerbitkan saham perdananya sebanyak 400.000.000 lembar saham
biasa dengan nilai nominal Rp 10 perlembar, dengan membayar biaya pengacara
14.000.000
12 Agustus PT Dadi Omah menjual saham biasa dengan harga Rp 12 perlembar sebanyak
1.000.000 lembar
TRANSAKSI

15 Agustus PT Dadi Omah membeli kembali 10% lembar saham biasa yang beredar
dengan harga Rp 10

19 Agustus PT Dadi Omah menjual Cooper bed kepada Tn. Jack secara kredit sebesar
Rp 3.300.000 (termasuk PPN 10%) pada tanggal 19 Agustus 2019. Sistem
yang digunakan oleh PT Boston adalah Periodik.

20 Agustus Membeli kembali 1.000.000 lembar saham biasa yang beredar dengan
mengeluarkan uang tunai 9.000.000

21 Agustus Ny. Tary membeli secara kredit berupa kevin desk dan foster buffet pada PT
Dadi Omah yang harganya masing-masing adalah sebesar Rp 2.200.000
dan 1.650.000 (termasuk PPN 10%) pada tanggal 21 Agustus 2019. Sistem
yang digunakan oleh PT Boston adalah Periodik.
TRANSAKSI
25 Agustus Menjual 1.500.000 lembar saham treasur dengan keuntungan Rp 3
perlembar saham.

31 Agustus Mengumumkan pembayaran dividen tunai sebesar Rp 40.000.000

1 September Perusahaan furniture PT Dadi Omah menyewa tempat (tanah &


gedung) selama 20 tahun dengan membayar sebesar Rp
500.000.000.
1 September PT Dadi Omah memperoleh hak merk atas produk pabriknya dengan
biaya Rp 9.600.000 harga perolehan tersebut diamortisasi selama 8
tahun
Transaks
Sept 1 Membayar gaji pegawai bulan Agustus 2019
Dijual sofa Bing Royal sebanyak 12 pada harga @Rp. 2.790.000 secara tunai
4 kepada PT. Pabo, dengan PPN 10%
6 Memasang iklan pada harian koran lokal sebesar Rp 120.000 tunai
10 membayar pph 21 masa Agustus 2019
Dijual kepada PT. Bingsu Royal Desk Set dengan harga Rp. 4.455.000 secara
23 tunai, dengan PPN 10%
Menjual meja kantor VODO sebanyak 30 secara kredit kepada Pak Toto senilai
26 Rp.825.000 dengan PP 10% dan syarat 2/10 n/30
Menjual 5 buah King Size Bed secara kredit kepada Tuan Tobin Rp. 8.700.000.
29 Dengan PPN 10%
membayar tagihan telp Rp 250.000, telp seluler pegawai Rp 600.000, Listrik Rp
30 600.000, Air Rp 300.000
Transaksi
Okt 1 Membayar gaji pegawai bulan September 2019
9 membayar utang bank Rp 60.000.000 dan bunga Rp 18.000.000
10 membayar pph 21 masa September 2019
Perusahaan membeli 37 Mesin Gergaji dari PT. Alam dengan harga @ Rp.
10 750.000 secara tunai
Dijual Sofa Ultra Size sebanyak 6 pada PT. Hijrah dengan harga @Rp. 398.700
15 secara tunai, dengan PPN 10%
membayar tagihan telp Rp 250.000, telp seluler pegawai Rp 600.000, Listrik Rp
18 600.000, Air Rp 300.000
Perusahaan membeli 5 LG 32” LED TV- Dolby Audio dari CV. Engene dibeli
27 dengan harga @ Rp. 1.650.000 secara tunai
Membeli Kayu Jati dari PT. Kayakayu @Rp. 200.000, dibeli secara tunai dengan
30 PPN 10%
Transaksi Bulan November 2019
Nov 1 Membayar gaji pegawai bulan Oktober 2019
Perusahaan membeli 60 Kaca Mata Las dari CV. Aman Jaya dengan harga @ Rp.
2 189.000 secara tunai, dengan PPN 10%
Membeli 3 Pemotong Kayu dari CV. BESABESI @Rp. 2.750.000, dibayar Rp.
2 5.000.000 secara tunai, sisanya kredit dengan PPN 10%
Dijual kepada CV Hitman Bang Office desk set sebanyak 4 set pada harga @Rp.
3 2.790.000 secara tunai, dengan PPN 10%
Dijual Sofa KING ULTRA SIZE sebanyak 20 kepada BU Adora pada harga
4 @Rp.2.850.000 secara tunai, dengan PPN 10%
9 Memasang iklan pada harian koran lokal sebesar Rp 120.000 tunai
10 membayar pph 21 masa Oktober 2019
Dijual sofa kepada PT. BSWAN sebanyak 10 pada harga @Rp. 4.200.000 secara
11 tunai, dengan PPN 10%
membayar tagihan telp Rp 250.000, telp seluler pegawai Rp 600.000, Listrik Rp
30 600.000, Air Rp 300.000
Transaksi Bulan Desember 2019
Des 1 Membayar gaji pegawai bulan November 2019
Membeli Lem Ultra Pro sebanyak 30 dari CV. Lala pada harga @Rp. 237.500
1 dan mendapat potongan Rp 100.000 secara tunai, dengan PPN 10%
Perusahaan membeli 60 Set Baut dari CV. Bubut (PKP) dibeli dengan harga
2 @ Rp. 250.000, dibayar secara tunai dengan PPN 10%
Dijual kepada Pak Jimin Sofa King Size sebanyak 60 pada harga @Rp.
9 4.100.000 secara tunai, dengan PPN 10%, Barang dikirim tgl 3 Januari 2020
Dijual desk set kepada CV Huruhara sebanyak 20 pada harga @Rp. 600.000
26 secara tunai, dengan PPN 10%
Menjual 40 Office Set Premium kepada Meme dengan pembayaran kartu
29 kredit senilai @Rp. 2.400.000 dengan PPN 10%
membayar tagihan telp Rp 250.000, telp seluler pegawai Rp 600.000, Listrik
31 Rp 600.000, Air Rp 300.000
WEEK 3
NPWP / NPPKP
NPWP
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-02/PJ/2018
TATA CARA
PENDAFTARAN
NPWP MELALUI
Mendatangi Kantor Pelayanan Pajak dengan
membawa berkas persyaratan yang dibutuhkan
OFFLINE
Semua dokumen persyaratan difotokopi, kemudian Anda lengkapi dengan formulir
pendaftaran Wajib Pajak yang sudah diisi dengan benar dan lengkap serta
ditandatangani. Formulir ini akan Anda peroleh dari petugas pendaftaran di KPP.

Selanjutnya serahkan berkas tersebut ke petugas pendaftaran. Anda akan mendapatkan tanda
terima pendaftaran Wajib Pajak yang menunjukkan bahwa Anda sebagai Wajib Pajak telah
melakukan pendaftaran untuk mendapatkan NPWP.

Waktu yang dibutuhkan untuk membuat kartu NPWP tidak lama, hanya satu hari kerja, dan tidak
dipungut biaya alias gratis. Kartu NPWP akan dikirim ke alamat Anda melalui Pos Tercatat.
Syarat NPWP Pemilik Usaha
(Wiraswasta)

● Fotokopi KTP pemilik usaha.


● Fotokopi Surat Keterangan Usaha minimal dari Kelurahan.
● Isi Formulir Pernyataan usaha bermaterai 6000.
● Isi Formulir Pendaftaran (tersedia di Kantor Pajak).
● Mendatangi kantor pajak untuk mendaftar, dan tidak dapat
diwakilkan.
SYARAT MEMBUAT
NPWP
FORM NPWP OFFLINE
Langkah Pendaftaran Online
1. Buka situs DJP (http://www.pajak.go.id) lalu klik pendaftaran NPWP
2. Klik “daftar” untuk membuat akun, lalu masukkan email perusahaan, dan tunggu email
konfirmasi untuk melanjutkan langkah 2
3. Setelah menerima email, klik “link verivikasi”
4. Setelah itu kita akan diarahkan untuk melanjutkan langkah 2, klik daftar setelah mengisi seluruh data
1. PENDAFTARAN
2. MENGISI IDENTITAS SESUAI JENIS PEKERJAAN
3. MENGISI IDENTITAS WAJIB PAJAK
4. MENGISI DAFTAR PENGURUS/PENANAM MODAL
5. MENGISI IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
6. LAMPIRAN
7. PERNYATAAN
8. PP 23, CENTANG SALAH SATU
NPWP PT. DADI OMAH

NPWP : 01.068.444.3-616.000

PT. DADI OMAH


Jl. Rungkut Industri I, Gununganyar, Surabaya

Rungkut, Kota Surabaya

Penerbit : 987 Terdaftar : 15-10-2017


NPWP PEGAWAI DADI OMAH

NPWP : 04.068.334.3-616.000 NPWP: 04.068.334.3-656.000

NURUL FAUZIYAH M. AHSAN FIRDAUS


KERTAYAJA INDAH NO.80 SURABAYA JALAN DHARMA HUSADA NO. 10 SURABAYA

Gubeng, Kota Surabaya Gubeng, Kota Surabaya

Penerbit : 987 Terdaftar : 15-10-2017 Penerbit : 987 Terdaftar : 15-10-2017

NPWP: 04.068.334.3-336.000 NPWP: 04.068.334.3-234.000

RIZKY YUNIAR M ABRELIA


KERTAYA RAYA NO.88 SURABAYA JALAN RAYA JUANDA NO. 11 RT 04 RW 09,
SIDOARJO, JAWA TIMUR
Gubeng, Kota Surabaya
Penerbit : 987 Terdaftar : 15-10-2170
Penerbit : 987 Terdaftar : 15-10-2017
NPWP PEGAWAI DADI OMAH

NPWP: 04.068.334.3-980.000 NPWP: 04.068.334.3-012.000

UJANGIE AWAN SANTOSO


JALAN DIPATIUKUR NO. 5 BANDUNG, JAWA JALAN PESANGGRAHAN NO. 5 KECAMATAN
BARAT PESANGRAHAN, JAKARTA SELATAN

Bandung, Jawa Barat Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Penerbit : 987 Terdaftar : 15-10-2017 Penerbit : 987 Terdaftar : 15-10-2017

NPWP: 04.068.334.3-100.000 NPWP: 04.068.334.3-110.000 NPWP : 04.068.334.3-656.000

ARSENA TATA RATATA TITO SURIPTO


JALAN KUCING TUA NO.10 WONOKROMO, JALAN DINOYO BARAT NO .19 MENTENG, JALAN BAHAGIA IX NO. 77 LARANGAN,
SURABAYA, JAWA TIMUR JAKARTA PUSAT TANGERANG SELATAN

Wonokromo, Kota Surabaya Menteng, DKI Jakarta Tanggerang, DKI Jakarta

Penerbit : 987 Terdaftar : 15-10-2017 Penerbit : 987 Terdaftar : 15-10-2017 Penerbit : 987 Terdaftar : 15-10-2017
PENGHAPUSAN
NPWP
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dilakukan dalam hal diajukan permohonan penghapusan Nomor
Pokok Wajib Pajak oleh :
● Wajib Pajak dan/atau ahli warisnya karena Wajib Pajak sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif
dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;
● Wajib Pajak badan dalam rangka likuidasi atau pembubaran karena penghentian atau penggabungan
usaha;
● Wanita yang sebelumnya telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan menikah tanpa membuat
perjanjian pemisahan harta dan penghasilan; atau
● Wajib Pajak bentuk usaha tetap yang menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia; atau
Penghapusan NPWP juga dilakukan jika dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk
menghapuskan Nomor Pokok Wajib Pajak dari Wajib Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan
subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
NPPKP
DASAR HUKUM:
PER-02/PJ/2018 tentang Perubahan Kedua Atas
PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok W
Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapus
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Paj
serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak.
SYARAT

1. Memiliki pendapatan bruto dalam 1 tahun mencapai Rp. 4,8 m


2. Melewati proses survey yang dilakukan oleh KPP
3. Melengkapi dokumen dan syarat pengajuan PKP atau pengukuhan PKP
DOKUMEN
DOKUMEN LAINNYA PERSYARATAN
1. Bukti sewa/ kepemilikan 1. Fotokopi akta atau dokumen
tempat usaha pendirian dan perubahan bagi WP
2. Foto ruangan/ tempat usaha Badan dalam negeri
3. Peta lokasi 2. Fotokopi kartu NPWP salah satu
4. Spesimen penanda tangan pengurus cabang
faktur dan fotokopi penanda 3. Surat pernyataan bermaterai dari
tangan faktur salah satu pengurus cabang yang
5. Daftar harta/ inventaris menyatakan kegiatan dan tempat
kantor usaha tersebut dilakukan
6. Laporan keuangan
7. SPT Tahunan terakhir
TATA CARA
PENDAFTARAN
(OFFLINE)
1. Datangi KPP ketika hari dan jam kerja yang berlaku
2. Membawa syarat yang diperlukan
Pendaftaran NPPKP
Badan(ONLINE):
Klik www. pajak.go.id dan pilih menu e-registraton

Isi formulir pendaftaran di halaman registrasi data wajib pajak

Kirim formulir pendaftaran dengan pilih daftar

Cetak formulir registrasi wajib pajak dan surat keterangan terdaftar sementara

Tanda tangani kedua formulir

Kirim formulir registrasi wajib pajak ke KPP atau scan dalam bentuk soft file ke aplikasi e-
Registration

Petugas akan melakukan survey, apabila survey berjalan lancar. Maka 1-2 hari surat pengukuhan
pkp bisa diambil
PENGHAPUSAN
NPPKP
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER – 02/PJ/2018
tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor
Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,
serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak.
Siapa Saja PKP yang Harus
Dicabut/Mencabut Pengukuhan PKP?

1. PKP yang status wajib pajaknya dinyatakan non efektif.


2. PKP fiktif atau keberadaan dan kegiatan usahanya tidak diketahui.
3. PKP yang melakukan penyalahgunaan pengukuhan PKP.
4. PKP yang telah pindah ke wilayah KPP lainnya.
5. PKP sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai PKP.
6. PKP telah dipusatkan tempat terutangnya PPN di tempat lain.
7. PKP tidak memenuhi syarat subjektif dan/atau objektif sesuai
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
TATA CARA
(ONLINE)
1. PKP mengisi formulir pencabutan pengukuhan PKP pada aplikasi e-Registrasi yang tersedia pada
laman DJP online.
2. Formulir yang telah disampaikan lewat aplikasi e-Registrasi dianggap telah ditandatangani secara
elektronik atau digital dan mempunyai kekuatan hukum.
3. PKP yang telah mengisi dan menyampaikan formulir pencabutan pengukuhan PKP wajib mengirimkan
dokumen yang disyaratkan ke KPP.
4. Pengiriman dokumen dapat dilakukan dengan cara mengunggah softcopy dokumen melalui aplikasi e-
Registration atau mengirimkannya menggunakan surat pengiriman dokumen yang telah
ditandatangani.
5. Apabila dalam 14 hari kerja KPP tidak menerima dokumen yang disyaratkan, maka permohonan
pencabutan pengukuhan PKP dianggap tidak diajukan.
6. Apabila dokumen yang disyaratkan diterima oleh KPP, maka KPP akan menerbitkan bukti penerimaan
surat secara elektronik.
7. Jika pencabutan pengukuhan PKP terkait dengan orang pribadi yang telah meninggal, maka
permohonan pencabutan pengukuhan PKP bisa diajukan ahli waris, pelasana wasiat, atau pihak yang
mengurus harta peninggalan.
TATA CARA
(OFFLINE)
Bagi PKP yang tidak bisa mengajukan permohonan pencabutan pengukuhan PKP secara online, Anda
bisa melakukannya secara manual. Berikut ini caranya:
1. Isi formulir permohonan pencabutan pengukuhan PKP dan lampirkan beserta dokumen yang
dibutuhkan ke KPP atau KP2KP tempat PKP terdaftar atau Anda kirimkan melalui kantor
pos/perusahaan jasa ekspedisi/kurir.
2. Setelah dokumen PKP diterima, maka PKP akan mendapatkan bukti penerimaan surat dari KPP/KP2KP.
3. Bila permohonan tertulis tidak lengkap, maka: (1) Surat permohonan pencabutan pengukuhan PKP
yang disampaikan secara langsung ke KPP akan kembalikan kepada PKP. (2) Jika dokumen
disampaikan melalui kurir atau jasa pengiriman, maka KPP akan menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis mengenai ketidaklengkapan tersebut.

Sedangkan pencabutan pengukuhan PKP secara jabatan yang dilakukan berdasarkan hasil
pemeriksaan atau verifikasi dilakukan apabila:
● Ditemukan data dan informasi perpajakan oleh DJP yang menunjukkan PKP tidak memenuhi
persyaratan subjektif dan/atau objektif.
● PKP tidak mengajukan permohonan pencabutan pengukuhan PKP.
WEEK 4-5
PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : PER-16/PJ/2016
Tentang pedoman teknis tata cara pemotongan, penyetoran dan
pelaporan pajak penghasilan pasal 21 dan/atau pajak penghasilan
pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan orang pribadi
Pegawai Tetap
JUMLAH TANGGUNGAN
NAMA/STATUS JABATAN ISTRI/ ANAK LAINNYA NPWP GAJI POKOK
SUAMI
M. AHSAN Direktur Keuangan 1 0 0 05.068.334.3-656.000 15.000.000
FIRDAUS(K/0)
RIZKY YUNIAR M Direktur Operasional 0 0 1 05.068.334.3-336.000 15.000.000
(TK/1)
ABRELIA(TK/1) Direktur Personalia 1 0 0 05.068.334.3-234.000 15.000.000
UJANGIE(K/1) Kepala Produksi 1 1 0 05.068.334.3-980.000 11.000.000
AWAN SANTOSO Kepala 1 0 0 05.068.334.3-012.000 11.000.000
(K/0) Sales&Marketing
ARSENA(K/1) Kepala Accounting & 1 1 0 05.068.334.3-100.000 11.000.000
Finance
TATA RATATA (K/0) HRD 1 0 0 05.068.334.3-110.000 11.000.000
TITO SURIPTO (K/0) Kepala Logistic & 1 0 0 05.068.334.3-011.000 11.000.000
Procurment
PERHITUNGAN PPH 21 PEGAWAI TETAP
NAMA/STATUS M. AHSAN FIRDAUS(K/0) RIZKY YUNIAR M (TK/1) ABRELIA(TK/1)
PENGHASILAN SEBULAN Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
TUNJANGAN JABATAN Rp 4.000.000 Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
DIBAYAR PERUSAHAAN:
a. JAMINAN KEMATIAN (0,3%) Rp 45.000 Rp 45.000 Rp 45.000
b. KESELAMATAN KERJA (1%) Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000
PENGHASILAN BRUTO Rp 19.195.000 Rp 19.195.000 Rp 19.195.000

PENGURANGAN:
BIAYA JABATAN Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000
IURAN PENSIUN Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000
PENGHAILAN NETO SEBULAN Rp 18.545.000 Rp 18.545.000 Rp 18.545.000
PENGHASILAN NETO SETAHUN Rp 222.540.000 Rp 222.540.000 Rp 222.540.000

PTKP Rp 58.500.000 Rp 58.500.000 Rp 58.500.000

PENDAPATAN KENA PAJAK Rp 164.040.000 Rp 164.040.000 Rp 164.040.000

PPh21 TERUTANG Rp 19.606.000 Rp 19.606.000 Rp 19.606.000


PPh21 TERUTANG PERBULAN Rp 1.633.833 Rp 1.633.833 Rp 1.633.833
PERHITUNGAN PPH 21 PEGAWAI TETAP
NAMA/STATUS UJANGIE(K/1) AWAN SANTOSO (K/0) ARSENA(K/1)
PENGHASILAN SEBULAN Rp 11.000.000 Rp 11.000.000 Rp 11.000.000
TUNJANGAN JABATAN Rp 4.000.000 Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
DIBAYAR PERUSAHAAN:
a. JAMINAN KEMATIAN (0,3%) Rp 33.000 Rp 33.000 Rp 33.000
b. KESELAMATAN KERJA (1%) Rp 110.000 Rp 110.000 Rp 110.000
PENGHASILAN BRUTO Rp 15.143.000 Rp 15.143.000 Rp 15.143.000

PENGURANGAN:
BIAYA JABATAN Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000
IURAN PENSIUN Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000
PENGHAILAN NETO SEBULAN Rp 14.493.000 Rp 14.493.000 Rp 14.493.000
PENGHASILAN NETO SETAHUN Rp 173.916.000 Rp 173.916.000 Rp 173.916.000

PTKP Rp 63.000.000 Rp 58.500.000 Rp 63.000.000

PENDAPATAN KENA PAJAK Rp 110.916.000 Rp 115.416.000 Rp 110.916.000

PPh21 TERUTANG Rp 11.637.400 Rp 12.312.400 Rp 11.637.400


PPh21 TERUTANG PERBULAN Rp 969.783 Rp 1.026.033 Rp 969.783
PERHITUNGAN PPH 21 PEGAWAI TETAP
NAMA/STATUS TATA RATATA (TK/1) TITO SURIPTO (K/0)
PENGHASILAN SEBULAN Rp 11.000.000 Rp 11.000.000
TUNJANGAN JABATAN&UMUM Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
DIBAYAR PERUSAHAAN:
a. JAMINAN KEMATIAN (0,3%) Rp 33.000 Rp 33.000
b. KESELAMATAN KERJA (1%) Rp 110.000 Rp 110.000
PENGHASILAN BRUTO Rp 15.143.000 Rp 15.143.000

PENGURANGAN:
BIAYA JABATAN Rp 500.000 Rp 500.000
IURAN PENSIUN Rp 150.000 Rp 150.000
PENGHAILAN NETO SEBULAN Rp 14.493.000 Rp 14.493.000
PENGASILAN NETO SETAHUN Rp 173.916.000 Rp 173.916.000

PTKP Rp 58.500.000 Rp 58.500.000

PENDAPATAN KENA PAJAK Rp 115.416.000 Rp 115.416.000

PPh21 TERUTANG Rp 12.312.400 Rp 12.312.400


PPh21 TERUTANG PERBULAN Rp 1.026.033 Rp 1.026.033
PEGAWAI TIDAK TETAP

Berikut adalah daftar pegawai harian lepas yang bekerja selama 15 hari kerja pada bulan Januari 2019
dengan upah seharinya Rp 500.000, dengan upah dibayar setiap bulan

JUMLAH TANGGUNGAN

NAMA/STATUS JABATAN NPWP GAJI POKOK


ISTRI/ ANAK LAINNYA
SUAMI

PIPIT (TK/0) Staff Sales & 0 0 0 05.125.802.1-981.000 500.000/hari


Marketing

NETA (TK/1) Staff Sales & 0 0 1 05.612.812.5-981.000 500.000/hari


Marketing

ADAM (K/0) Staff Sales & 1 0 0 - 500.000/hari


Marketing

MAMAD (K/1) Satpam 1 1 0 - 500.000/hari


PERHITUNGAN PPH 21 PEGAWAI TIDAK TETAP

NAMA / STATUS PIPIT (TK/0) NETA (TK/1) ADAM (K/0) MAMAD (K/1)

UPAH JANUARI 2019 Rp7.500.000 Rp7.500.000 Rp7.500.000 Rp7.500.000

PENGHASILAN NETO SETAHUN Rp90.000.000 Rp90.000.000 Rp90.000.000 Rp90.000.000

PTKP SETAHUN

UNTUK WAJIB PAJAK SENDIRI Rp54.000.000 Rp54.000.000 Rp54.000.000 Rp54.000.000

MENIKAH Rp4.500.000 Rp4.500.000

TANGGUNGAN LAIN Rp4.500.000 Rp4.500.000

PENGHASILAN KENA PAJAK Rp36.000.000 Rp31.500.000 Rp31.500.000 Rp27.000.000

PPH PASAL 21 SETAHUN Rp1.800.000 Rp1.575.000 Rp1.575.000 Rp1.350.000

PPH PASAL 21 SEBULAN Rp150.000 Rp131.250 Rp131.250 Rp112.500


TENAGA KERJA BUKAN PEGAWAI
BERSIFAT TIDAK BERKESINAMBUNGAN
JUMLAH TANGGUNGAN
NAMA/STATUS JABATAN NPWP GAJI POKOK
ISTRI/ ANAK LAINNYA
SUAMI
ARNETA (TK/0) Jasa Service Mesin 0 0 0 - 7.5000.000

Perhitungan Pph pasal 21 yang terutang :

5% x 50% x Rp7.500.000 = Rp 187.500

Karena Arneta tidak memiliki NPWP, maka besar PPh terutang yaitu :
120% x Rp 187.500 = Rp 225.000
TENAGA KERJA BUKAN PEGAWAI
BERSIFAT BERKESINAMBUNGAN
JOJO (K/2) merupakan sales yang dengan fee sebesar Rp 500.000 perbulan dan
dibayar 4 bulan sekali

Dasar
Penghasilan Dasar Pemotongan Tarif Tidak PPh Pasal 21
Pemotongan Tarif PPh
Bulan Bruto PPh 21 Kumulatif Memiliki NPWP Terutang
PPh 21 (4)
(1) (3) (5) (6 = 2 x 4 x 5)
(2 = 50% x (1))

April Rp 2.000.000 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 5% 120% Rp. 60.000

Agustus Rp 2.000.000 Rp. 1.000.000 Rp 2.400.000 5% 120% Rp. 60.000

Desember Rp 2.000.000 Rp. 1.000.000 Rp 3.600.000 5% 120% Rp. 60.000

TOTAL Rp. 6.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 180.000


Pegawai Luar Negeri
JUMLAH TANGGUNGAN

NAMA/STATUS JABATAN NPWP GAJI POKOK


ISTRI/S ANAK LAINNYA
UAMI
YUTA (K/0) - WNA Desainer 1 0 0 - 7.000.000

Perhitungan PPh pasal 26 terutang :

PPh pasal 26 terutang (20% x Rp7.000.000) Rp1.400.000


Tenaga Ahli
JUMLAH TANGGUNGAN

NAMA/STATUS JABATAN NPWP GAJI POKOK


ISTRI/S ANAK LAINNYA
UAMI
KIM (TK/0) - WNA Konsultan Pajak 0 0 0 - 6.000.000

Perhitungan Pph pasal 21 yang terutang :

5% x 50% x Rp6.000.000 = Rp 150.000

Karena Kim tidak memiliki NPWP, maka besar PPh terutang yaitu :
120% x Rp 150.000 = Rp 180.000
PENGISIAN SPT 1721
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER – 16/PJ/2016
tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran,
dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak
Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan
Kegiatan Orang Pribadi
BATAS PELAPORAN PPh 21/26
Menurut Peraturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER – 16/PJ/2016 Pasal 24

1. PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 yang dipotong oleh Pemotong PPh
Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 untuk setiap Masa Pajak wajib disetor ke
kantor pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, paling lama 10
(sepuluh) hari setelah Masa Pajak berakhir.
2. Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 wajib melaporkan
pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 untuk
setiap Masa Pajak yang dilakukan melalui penyampaian Surat
Pemberitahuan Masa PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 ke Kantor
Pelayanan Pajak tempat Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26
terdaftar, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir.
JENIS BUKTI PEMOTONGAN PPh 21/26
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-16/PJ/2016

● bukti pemotongan PPh Pasal 21 (tidak final)/Pasal 26 menggunakan Formulir 1721-VI.


Bukti pemotongan ini digunakan untuk pemotongan PPh Pasal 21 untuk pegawai tidak
tetap, tenaga ahli, bukan pegawai, peserta kegiatan, atau pemotongan PPh Pasal 26;
● bukti pemotongan PPh Pasal 21 (final) menggunakan Formulir 1721-VII. Formulir ini
digunakan untuk pemotongan PPh Pasal 21 yang bersifat final seperti PPh Pasal 21 atas
pesangon atau honorarium yang diterima PNS dari beban APBN atau APBD;
● bukti pemotongan PPh Pasal 21 menggunakan Formulir 1721-A1. Formulir ini digunakan
untuk pegawai tetap atau penerima pensiun atau tunjangan hari tua/jaminan hari tua
berkala; dan
● bukti pemotongan PPh Pasal 21 bagi pegawai negeri sipil atau anggota Tentara
Nasional Indonesia (TNI) atau anggota Polisi Republik Indonesia (Polri) atau pejabat
negara atau pensiunannya dengan menggunakan Formulir 1721-A2.
FORM SPT 1721
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR
PER-14/PJ/2013
FORM SPT 1721
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR
PER-14/PJ/2013
FORM SPT 1721 - I
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-14/PJ/2013
FORM SPT 1721 - II
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-14/PJ/2013
SPT 1721 A1
untuk Pegawai Tetap
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-
14/PJ/2013
SPT 1721 VI
untuk Pegawai Tidak Tetap
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-14/PJ/2013
SPT 1721 VI
untuk Bukan Pegawai Berkesinambungan
SPT 1721 VI
untuk Bukan Pegawai Tidak Berkesinambungan
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-14/PJ/2013
SPT 1721 VI
untuk Pegawai Luar Negeri
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-14/PJ/2013
SPT 1721 VI
untuk Tenaga Ahli
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-14/PJ/2013
Pengisian SPT
Online (E-SPT)
Peraturan DJP Nomor PER-09/PJ/2020 Pasal 2 ayat 5
1. Buka situs https://djponline.pajak.go.id

o Masukkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), password yang


Anda buat saat daftar akun DJP Online
o Masukkan kode keamanan (captcha)
o Lalu klik “Login”
2. Pilih layanan “e-Filing” atau “E-Form”
3. Pilih atau klik “Buat SPT”
4. Ikuti panduan pengisian e-Filing dengan
menjawab beberapa pertanyaan
5. Memilih Jenis Formulir yang Akan Digunakan
6. Mengisi data form SPT
7. Mengisi Lampiran II
8. Mengisi Lampiran I pada Kolom Harta
9. Mengisi Bagian Induk
 Mengisi identitas dengan sesuai, sudah kawin atau belum.
 Setalah selesai, Klik “Lanjut ke A”.
10. Mengisi Point B sesuai dengan Kondisi
Lakukan pengisian yang sesuai dengan petunjuk

 Pengisian Netto, Penghasilan Kena Pajak, PPh Terutang, Kredit Pajak (apabila memiliki), PPh Kurang/Lebih
Bayar (apabila memiliki), Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Pajak Berikutnya (apabila memiliki).
 Memilih kolom “Setuju/Agree” pada bagian “Pernyataan”
 Klik langkah berikutnya.
11. Hasil dari Pelaporan

Hasil pengisian yang kamu isi sesuai dengan data yang


kamu miliki akan muncul apakah SPT kamu Nihil, Lebih
Bayar atau Kurang Bayar.

12. Pengiriman Token Untuk Kode VerifikasI

 Memeriksa email yang sudah terdaftar


 Pihak DJP akan mengirimkan token untuk melakukan verifikasi
pelaporan SPT yang sudah kamu lakukan. Apabila sudah diterima,
maka kamu dapat memasukkannya ke bagian kode verifikasi di
kolom yang tersedia.
 Yang terakhir SPT akan dikirim setelah kamu mengklik “Kirim SPT”
 klik “Selesai”.
WEEK 6
PPh pasal 22
PPh pasal 23
PPh pasal 26
PPh pasal 4(2)
PPh 22
PMK No. 110/PMK.010/2018

Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan


Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor
atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain
Pemungut PPh Pasal 22
Bendahara & badan-badan yang memungut PPh Wajib pajak badan atau perusahaan swasta
Pasal 22 sebesar 1,5% dari pembelian adalah : yang wajib memungut PPh Pasal 22 saat
A. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea penjualan adalah :
dan Cukai (DJBC) A. Badan usaha yang bergerak dalam bidang
B. Bendahara Pemerintah dan Kuasa Pengguna usaha industri semen, industri kertas,
Anggaran (KPA) industri baja, industri otomotif, dan industri
C. Bendahara pengeluaran farmasi
D. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) B. Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM),
E. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Agen Pemegang Merek (APM), dan importir
F. Industri dan eksportir umum kendaraan bermotor
G. Industri atau badan usaha yang melakukan C. Produsen atau importir bahan bakar minyak
pembelian komoditas tambang batubara, D. Badan usaha yang bergerak dalam bidang
mineral logam, dan mineral bukan logam, usaha industri baja
dari badan atau orang pribadi pemegang E. Pedagang pengumpul
izin usaha pertambangan
Tarif PPh Pasal 22
1. Atas impor: yang menggunakan
A. Angka Pengenal Importir (API) = 2,5% x nilai impor
B. non-API = 7,5% x nilai impor
C. yang tidak dikuasai = 7,5% x harga jual lelang.

2. Atas pembelian barang yang dilakukan oleh DJPB, Bendahara Pemerintah, BUMN/BUMD
= 1,5% x harga pembelian (tidak termasuk PPN dan tidak final.)

3. Atas penjualan hasil produksi ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak, yaitu:
A. Kertas = 0.1% x DPP PPN (Tidak Final)
B. Semen = 0.25% x DPP PPN (Tidak Final)
C. Baja = 0.3% x DPP PPN (Tidak Final)
D. Otomotif = 0.45% x DPP PPN (Tidak Final)

4. Atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh produsen atau importir bahan
bakar minyak,gas, dan pelumas adalah sebagai berikut:
Pungutan PPh Pasal 22 kepada penyalur/agen, bersifat final. Selain penyalur/agen bersifat tidak
final
Tarif PPh Pasal 22
5. Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari pedagang pengumpul
ditetapkan = 0,25 % x harga pembelian (tidak termasuk PPN)

6. Atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang menggunakan API
= 0,5% x nilai impor.

7. Atas penjualan
A. Pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp 20.000.000.000,-
B. Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp 10.000.000.000,-
C. Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga pengalihannya lebih dari Rp
10.000.000.000,- dan luas bangunan lebih dari 500 m2.
D. Apartemen, kondominium,dan sejenisnya dengan harga jual atau pengalihannya lebih dari Rp
10.000.000.000,- dan/atau luas bangunan lebih dari 400 m2.
E. Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang berupa sedan,
jeep, sport utility vehicle(suv), multi purpose vehicle (mpv), minibus dan sejenisnya dengan
harga jual lebih dari Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dan dengan kapasitas silinder
lebih dari 3.000 cc. Sebesar 5% dari harga jual tidak termasuk PPN dan PPnBM.

8. Untuk yang tidak memiliki NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 22
SPT PPh 22
Tanggal 20 Mei 2019, Bendahara
DISPENDUKCAPIL Surabaya melakukan
kegiatan pembelian tempat duduk kepada PT
Dadiomah Furniture Industries Tbk senilai Rp
8.500.000,-
Maka besar PPh 22 yang dipungut oleh
DISPENDUKCAPIL Surabaya yaitu :
PPh 22 = 1,5% x Rp 8.500.000 = Rp 127.500
PPh Pasal 23
UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
PPh 23

Menurut situs Dirjen Pajak, PPH 23 adalah pajak yang


dikenakan pada penghasilan atas modal, penyerahan jasa,
atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh
Pasal 21.
TARIF PPh 23
dikenakan atas nilai Dasar Pengenaan Pajak (DPP) atau jumlah bruto dari penghasilan

Tarif PPh 23 Penghasilan

Tarif 15% • Dividen, kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi dikenakan final,
bunga dan royalti;
• Hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh pasal 21

Tarif 2% sewa dan penghasilan lain yang berkaitan dengan penggunaan harta kecuali
sewa tanah dan/atau bangunan.
Tarif 2% imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi dan jasa konsultan.
Tarif 2% imbalan jasa lainnya adalah yang diuraikan dalam Peraturan Menteri Keuangan
No. 141/PMK.03/2015

Bagi Wajib Pajak yang tidak ber-NPWP akan dipotong 100% lebih tinggi dari
tarif PPh Pasal 23.
PEMOTONG PPh 23

● Badan pemerintah;
● Subjek pajak badan dalam negeri;
● Penyelenggara kegiatan;
● Bentuk Usaha Tetap (BUT);
● Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya;
● Wajib pajak orang pribadi dalam negeri tertentu yang
ditunjuk Direktur Jenderal Pajak.
PENERIMA PENGHASILAN
YANG DIPOTONG PPh 23

● Wajib pajak dalam negeri;


● Bentuk Usaha Tetap (BUT)
PENGECUALIAN PPh 23
● Penghasilan yang dibayar atau berulang kepada bank;
● Sewa yang dibayar atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi;
● Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib
pajak dalam negeri, koperasi, BUMN/BUMD, dari penyertaan modal pada badan usaha yang
didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:

 Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan

 Bagi perseroan terbatas, BUMN/BUMB, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling
rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor;

 Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi
atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi termasuk pemegang unit penyertaan
kontrak investasi kolektif.

 SHU koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;

 Penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai
penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan.
PPh 23 ATAS
DIVIDEN
PT. DADI OMAH mengumumkan akan membagikan dividen
melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan
melakukan pembayaran dividen tunai kepada PT.
SEMONGKO sebesar Rp30.000.000 yang melakukan
penyertaan modal sebesal 15%.

PPh 23 yang harus dipotong oleh PT. Dadi Omah:

15% x Rp 30.000.000= Rp 4.500.000


PPH 23 ATAS
ROYALTI

PT DADI OMAH membayar royalti kepada Tuan Saikoji sebagai


fotografer sebesar Rp10.000.000. Tuan Saikoji memiliki NPWP
04.111.555.1..541.000

PPh 23 yang harus dipotong oleh PT. Dadi Omah:

15% x Rp 10.000.000= Rp 1.500.000


PPh 23 ATAS BUNGA

PT. DADI OMAH membayar bunga pinjaman pada BANK THITHI


sebesar Rp 20.000.000

Atas pinjaman Rp 20.000.000 kepada BANK THITHI tidak


dipotong pajak karena penghasilan yang dibayarakan atau
terutang pada bank merupakan pengecualian dari pengenaan
PPH 23
PPh 23 ATAS HADIAH & PENGHARGAAN

PT. DADI OMAH memberikan hadiah perlombaan kepada PT. Acikiwir


sebagai juara umum lomba design sebesar Rp15.000.000.

PPh 23 yang harus dipotong oleh PT. Dadi Omah:

15% x Rp 15.000.000= Rp 2.250.000


PPh 23 ATAS JASA

PT. DADI OMAH membayarkan jasa konsultan dari PT.


ODADING sebesar Rp 50.000.000 (sudah termasuk PPN). P.
ODADING tidak memeliki NPWP

PPh 23 yang harus dipotong oleh PT. Dadi Omah:

200% x 2% x Rp 50.000.000= Rp 2.000.000


BUPOT DAN
SPT PPh 23
PPh 26
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-16/PJ/2016
Tentang pedoman teknis tata cara pemotongan, penyetoran dan
pelaporan pajak penghasilan pasal 21 dan/atau pajak penghasilan
pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan orang
pribadi
Hal yang menentukan seorang individu atau perusahaan dikategorikan sebagai wajib
pajak luar negeri adalah:
● seorang individu yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, individu yang tinggal di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam setahun/12 bulan, dan perusahaan yang tidak
didirikan atau berada di Indonesia, yang mengoperasikan usahanya melalui bentuk
usaha tetap di Indonesia.
● seorang individu yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, individu yang tinggal di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam setahun/12 bulan, dan perusahaan yang tidak
didirikan atau berada di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh
penghasilan dari Indonesia tidak melalui menjalankan usaha melalui suatu bentuk usaha
tetap di Indonesia.
Semua badan usaha yang melakukan transaksi pembayaran (gaji, bunga, dividen, royalti
dan sejenisnya) kepada Wajib Pajak Luar Negeri, diwajibkan untuk memotong Pajak
Penghasilan Pasal 26 atas transaksi tersebut.
Tarif PPh 26
Tarif 20% (final) atas jumlah bruto yang dikenakan atas:
A. Dividen
B. Bunga, termasuk premium, diskonto, insentif yang terkait dengan jaminan pembayaran
pinjaman
C. Royalti, sewa, dan pendapatan lain yang terkait dengan penggunaan aset
D. Insentif yang berkaitan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
E. Hadiah dan penghargaan
F. Pensiun dan pembayaran berkala
G. Premi swap dan transaksi lindung lainnya
H. Perolehan keuntungan dari penghapusan utang

Tarif 20% (final) dari laba bersih yang diharapkan dari:


A. Pendapatan dari penjualan aset di Indonesia.
B. Premi asuransi, premi reasuransi yang dibayarkan langsung maupun melalui pialang
kepada perusahaan asuransi di luar negeri.
Pegawai Luar Negeri
JUMLAH TANGGUNGAN

NAMA/STATUS JABATAN NPWP GAJI POKOK


ISTRI/ ANAK LAINNYA
SUAMI
YUTA (TK/0) - WNA Desainer 0 0 0 - 7.000.000

Transaksi :
Pada tanggal 25 Januari 2019 PT. DADI OMAH membayar gaji Yuta (TK/0), yang merupakan
pegawai luar negeri yang bekerja sebagai desainer

Perhitungan PPh pasal 26 terutang :

PPh pasal 26 terutang (20% x Rp7.000.000) Rp1.400.000


SPT 1721 VI
untuk Pegawai Luar Negeri
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-14/PJ/2013
PPh 4(2)
PENGERTIAN

PPh 4 ayat 2 merupakan pajak yang dipotong atau dipungut dari


penghasilan yang dipotong dari bunga deposito dan tabungan
lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, bunga simpanan yang
dibayarkan koperasi, hadiah undian, transaksi saham dan sekuritas
lainnya, serta transaksi lain sebagaimana diatur dalam peraturan
perpajakan.
PERATURAN YANG
MENGATUR PPH 4(2)
● Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh;
● PP Nomor 48 Tahun 1994 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PP Nomor 71
Tahun 2008;
● PP Nomor 29 Tahun 1996 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 5 Tahun 2002;
● PP Nomor 51 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 40 Tahun
2009;
● Keputusan Menteri Keuangan 635/KMK.04/1994 sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2008;
● Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.04/1996 sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 120/KMK.03/2002;
● Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/PMK.03/2008 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/PMK.03/2009;
● Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-227/PJ./2002.
OBJEK PPH 4(2)

● Hadiah berupa undian.


● Bunga dari deposito dan jenis-jenis tabungan, bunga dari obligasi dan obligasi negara,
dan bunga simpanan dari tabungan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota
masing-masing.
● Peredaran bruto (omzet penjualan) sebuah usaha di bawah Rp 4,8 Miliar dalam satu
tahun pajak.
● Transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di
bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada
perusahaan mitra atau pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura
atau usaha.
● Transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi,
usaha real estate, dan persewaan atas tanah dan/atau bangunan.
● Pendapatan tertentu lainnya, sebagaimana telah diatur dalam atau sesuai dengan
peraturan pemerintah.
TARIF PPH 4(2)
NO OBJEK PPH TARIF PERATURAN
1. Bunga deposito serta jenis-jenis tabungan, 20% PP No. 131 Tahun 2000 serta turunannya
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan diskon Keputusan Menteri Keuangan No.
jasa giro. 51/KMK.04/2001.
2. Bunga simpanan yang dibayarkan koperasi 10% PP No. 15 Tahun 2009.
kepada para anggotanya
3. Dividen yang diterima oleh wajib pajak orang 10% Pasal 17 ayat 2C.
pribadi dalam negeri
4. Sewa atas tanah dan/atau bangunan 10% PP No. 29 Tahun 1996 dan juga
turunannya PP No. 5 Tahun 2002.
5. Bunga dari kewajiban 0-20% PP No. 16 Tahun 2009.
TARIF PPH 4(2)
NO OBJEK PPH TARIF PERATURAN
1. Hadiah lotre atau undian 25% PP No. 132 Tahun 2000.

2. Transaksi penjualan saham pendiri dan 0,5% PP No. 14 Tahun 1997.


saham bukan pendiri (non-founder) dan
0,1%
3. Pengalihan hak atas tanah dan/atau 5% PP No. 71 Tahun 2008.
bangunan (termasuk usaha real estate)
4. Transaksi dari penjualan saham atau 0,1% PP No. 4 Tahun 1995.
pengalihan ibu kota mitra perusahaan yang
telah diterima oleh modal usaha
5. Jasa konstruksi 2-6% PP No. 40 Tahun 2009.

6. Transaksi derivatif berjangka panjang yang 2,5% PP No. 17 Tahun 2009.


telah diperdagangkan di bursa
Pembayaran dan Pelaporan PPh
Pasal 4 ayat 2
PENGHASILAN BATAS WAKTU BATAS WAKTU PELAPORAN
PEMBAYARAN
Omzet penjualan (peredaran Tanggal 15 bulan berikutnya Jika telah melakukan validasi
bruto) usaha setelah masa pajak berakhir NTPN, wajib pajak tidak perlu
lapor lagi. Cukup menyertakan
lampiran laporan PPh Final 0,5%
pada pelaporan SPT Tahunan
Badan atau Pribadi (SPT 1770)
Hadiah undian Tanggal 10 bulan 20 hari setelah masa pajak
berikutnya setelah bulan saat berakhir
terutangnya pajak

Bunga deposito atau tabungan, Tanggal 10 bulan 20 hari setelah masa pajak
diskonto SBI, bunga atau berikutnya setelah bulan saat berakhir
diskonto terutangnya pajak
Pembayaran dan Pelaporan PPh
Pasal 4 ayat 2
PENGHASILAN BATAS WAKTU BATAS WAKTU PELAPORAN
PEMBAYARAN
Transaksi penjualan saham Tanggal 20 bulan Tanggal 25 bulan
berikutnya setelah bulan berikutnya setelah bulan
terjadinya transaki penjualan terjadinya transaksi penjualan
saham saham
Persewaan tanah dan/atau Tanggal 10 (bagi pemotong 20 hari setelah masa pajak
bangunan pajak) atau tanggal 15 (bagi WP berakhir
pengusaha persewaan) dari
bulan berikutnya setelah masa
pajak berakhir
Jasa konstruksi Tanggal 10 (bagi pemotong 20 hari setelah masa pajak
pajak) atau tanggal 15 (bagi WP berakhir
jasa konstruksi) dari bulan
berikutnya setelah masa pajak
berakhir
Pasal 4 (2) a UU PPh jo PP 131 Thn 2000 jo KMK
51/KOM.04/2001

Firdaus menyimpan uang di Bank ABC dalam bentuk deposito sebesar Rp100.000.000
dengan tingkat bunga 12% per tahun. Atas deposito tersebut, Firdaus menerima bunga
setiap bulan sebesar Rp1.000.000.

Perhitungan
PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong Bank ABC adalah 20% x Rp1.000.000 = Rp200.000
Peersewaan atas tanah dan/atau
Transaksi
bangunan memiliki tarif 10% sesuai
dengan : Peraturan Pemerintah No. 29
Thn 1996 jo PP No.05 thn 2002

05-06-2019 PT. ANAK membayar sewa gedung untuk gudang penyimpanan produknya kepada PT.
DADIOMAH sebesar Rp. 100 juta untuk masa 2 tahun

Perhitungan :
Pendapatan sewa : 100.000.000
Tarif PPh pasal 4 (2) : 10%
PPh yang dipotong : 10.000.000
Penjualan saham dikenakan tarif
Transaksi
0,1% sesuai dengan peraturan : PP
No. 4 tahun 1995

14-06-2019 PT. DADIOMAH menjual saham PT. HUT dengan nilai nominal Rp.15.000.000 dijual
sebear Rp.16.000.000 dengan jasa pialang Rp.200.000.

Perhitungan :
Keuntungan bersih dari penjualan saham sebesar Rp.800.000. Untuk tujuan perpajakan
keuntungan dikesampingkan, PT.DIADIOMAH membayar pajak final Rp.16.000.000 x 0,1% =
Rp.16.000
Pasal 4 (2) b UU PPh jo PP No. 132 thn
2000

PT DADIOMAH menyelenggarakan penarikan hadiah undian atas kupon-kupon, dengan


hadiah senilai Rp100.000.000. Dalam penarikan undian tersebut nama Manda Ria muncul
sebagai pemenang hadiah undian.

Jawab:
PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong oleh PT MANDIRI adalah 25% x Rp100.000.000 =
Rp25.000.000.
Bukti Potong Bunga
Deposit
Bukti Potong
Persewaan Bangunan
Bukti Potong
Penjualan Saham
Bukti Potong
Hadiah Undian
SPT PPh 4(2)
Pengisian e-spt
PPh pasal 4(2)
1. Install Software E-SPT yang bisa di
Download dari link www.pajak.go.id
3. Setelah terbuka, pilih bagian menu dan
pilih koneksi database
3. Masukkan data yang sudah disiapkan
sebelumnya, lalu klik open

147
4. Masukan username “Administrator”
dengan password “123”

148
5. Pilih bagian SPT dan Buat SPT Baru

149
6. Setting tahun, masa dan pembetulannya.
Kemudian pilih OK, dan SPT berhasil dibuat

150
7. Pilih bagian SPT dan Buat SPT Baru

151
8. Pilih Spt yang sudah kita buat di awal tadi

152
9. Pilih bagian SPT lagi dan pilih
Daftar bupot PPH

153
10. Kemudian masukkan data datanya sesuai urutan
nomor pada gambar dibawah

154
11. Kemudian untuk pph final, pilih tab
yag dilingkari

155
12. Kemudian pilih “Tambah” dan pilih jenis
bupotnya, dan klik Lanjutkan

156
13. Masukkan data pada kolom paling atas(1) Klik Tambah(2) Masukkan
nominal pemotongan(3) Klik Simpan(4) Dan klik simpan lagi(5)

157
14. Selanjutnya kembali ke menu SPT dan pilih PPH
Final Pasal 4 (2) menyetor sendiri

158
15. Klik tambah (1), kemudian pilih jenis pphnya
(2), kemudian klik lanjutkan

159
16. Akan muncul tab seperti ini, kemudian input data beserta
nominalnya, dan klik simpan. Maka data berhasil disimpan

160
17. Akan muncul seperti ini, jika ingin menambahkan data lagi sepeti tadi,
silahkan pilih “tambah” dan bisa mengulangi cara yang sama seperti tadi.

161
18. Kembali ke menu SPT dan pilih induk SPT

162
19. Bagian A-B akan terisi secara otomatis, selanjutnya
bagian C, isi formnya sesuai alur disamping

163
20. Buka menu Lapor, kmudian pilih
“Lapor Data SPT ke KPP”

164
21. Klik draft pph yang sudah kita buat tadi(1), kemudian klik
Buat File(2), dan pilih tempat penyimpanan(3)
22. Maka, File SPT sudah berhasil kita buat

166
WEEK 7
PPh pasal 25
PPh 25
PMK Nomor 215/PMK.03/2018
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018
PPh Pasal 25

Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) adalah pajak yang dibayar secara
angsuran. Tujuannya adalah untuk meringankan beban wajib pajak, mengingat
pajak yang terutang harus dilunasi dalam waktu satu tahun. Pembayaran ini
harus dilakukan sendiri dan tidak bisa diwakilkan.
Tarif PPh 17 ayat (1) huruf a UU PPh adalah:

● Sampai Rp 50.000.000 = 5%
● Rp 50.000.000 – Rp 250.000.000 = 15%
● Rp 250.000.000 – Rp 500.000.000 = 25%
● Di atas Rp 500.000.000 = 30%

Pembayaran angsuran PPh 25 untuk wajib pajak badan yaitu :


● Penghasilan Kena Pajak (PKP) x 25% (Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf b UU PPh)
Ada tiga klasifikasi tarif PPh 25 yang berlaku bagi badan usaha
berdasarkan tingkat peredaran brutonya, yakni sebagai berikut:

● Jika penghasilan bruto kurang dari Rp4,8 Miliar, maka tarif pajaknya
adalah 1% dikalikan penghasilan kotor (peredaran bruto).
● Jika penghasilan lebih dari Rp4,8 Miliar sampai dengan Rp50 Miliar,
maka perhitungannya adalah 0,25 – (0.6 Miliar/penghasilan kotor) x
PKP
● Jika lebih dari Rp50 Miliar, maka perhitungannya 25% x PKP
Batas Waktu Pembayaran
PPh Pasal 25

Misalnya: untuk bulan Februari 2014, angsuran PPh 25 harus dibayar paling lambat 15 Maret
2014.

Jika batas waktu penyetoran jatuh pada hari libur (termasuk Sabtu, Minggu, hari libur
nasional, dan Pemilihan Umum), maka pembayaran masih dapat dilakukan pada hari
berikutnya –
sesuai Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan No.184/PMK.03/2007, yang kemudian diubah
lagi sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara
Pembayaran dan Penyetoran Pajak.

Sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-22/PJ/2008 pada 21 Mei 2008,
pembayaran harus dilakukan dengan membawa Surat Setoran Pajak (SSP) atau dokumen
sejenisnya.
Sanksi Bila Terlambat Membayar
PPh Pasal 25
Terdapat sanksi apabila Wajib Pajak terlambat melakukan pembayaran PPh Pasal
25 yaitu akan dikenai bunga sebesar 2% per bulan yang dihitung dari tanggal
jatuh tempo hingga tanggal pembayaran.

Sementara sanksi keterlambatan menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25 adalah


dikenakan denda administrasi sebesar Rp100.000,00.
Perhitungan PPh 25

PT DADIOMAH di tahun 2019 memperoleh penghasilan kotor Rp5 milliar dan PKP Rp3 Milliar.
● 0.25-(Rp0,6 Milliar/5 Milliar) x Rp3 Milliar = Rp90 Juta

Selama tahun 2019 PT DADIOMAH telah menyetorkan :


● PPh 21 : Rp12.264.170
● PPh 22 : Rp127.500
● PPh 23 : Rp10.250.000
Maka Pajak terutang PT DADIOMAH adalah :
● Rp90.000.000 - Rp12.264.170 - Rp127.500 - Rp10.250.000 = Rp67.358.330
Perbulan :
● 67.358.330/12 = 5.613.194
SSP PPh Pasal 25
Penyetoran PPh 25
● Login melalui website pajak.co.id menggunakan npwp dan pass
yang telah terdaftarkan
● Masuk dan klik menu layanan
● Pilih yang bagian E-Reporting. Jika tidak ada bisa memilih bagian yang atas
● Lalu Klik Tambahkan
● Dan pilih Pengangsuran ansuran PPh pasal 25
● Setelah itu muncul masa pajak dan atur masa pajak sesuai keinginin
dan klik Rekam Realisasi
● Masukan angka sesuai dengan perhitungan PPh 25 dan pastikan
masa pajaknya benar lalu klik Tambah
● Jika ingin menambahkan pelaporan bisa klik rekam realisasi lagi.
Dan sedangkan hasil rekam realisasi yang sebelumnya telah
terekam
Jika sudah selesai merekam realisasi PPh 25 klick submit. Jika berhasil akan ada
pemberitahuan di gmail anda. Namun jika gagal akan muncul eror pada websitenya itu
menandakan anda tidak melaporkan tepat waktu
TERIMAKASIH 
PT. DADIOMAH
Kelompok 10 :

M. Ahsan Firdaus (041711333189)


Nurul Fauziyah (041811333142)
Rizky Yuniar M (041811333245)
TENTANG PT. DADIOMAH

PT Dadiomah Furniture Industries Tbk didirikan pada tanggal 15 Oktober


2017. PT Boston Furniture Industries Tbk bergerak di bidang pengolahan
mebel berbahan dasar kayu, besi tempa, dan produk kayu lainnya. Kayu
yang digunakan seluruhnya berasal dari dalam negeri. Seluruh bahan baku
yang digunakan juga sudah memiliki legalitas yang sesuai. Saat ini, produk
mebel Perseroan terdiri dari 2 lini produk yaitu Blackwood American dan
Blackwood Modern
PROFIL
PERUSAHAAN
Nama : PT Dadiomah Furniture Industries Tbk.

Alamat : Jl. Rungkut Industri I, Gununganyar, Surabaya.

Telepon : (+62) 812-1909-7171

Web : www.dadiomah.com

Email : dadiomah.furniture@gmail.com
VISI & MISI
VISI
Menjadi perusaan furnitur dengan desain
furnitur yang akan membantu menjadikan
setiap rumah di dunia indah dan nyaman

MISI
Berkolaborasi dan memperoleh merek
furnitur terbaik untuk menciptakan suatu
karya yang memiliki nilai jual tinggi
JENIS
PRODUK
E-FAKTUR
PMK Nomor 151/PMK.011/2013
Beberapa Peraturan
Terkait E-Faktur
1. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2014 tentang Tata Cara
Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik
2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2014 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 tentang
Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan Prosedur Pemberitahuan
dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan
Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak
3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-136/PJ/2014 tentang
Penetapan Pengusaha Kena Pajak yang Diwajibkan Membuat Faktur Pajak
Berbentuk Elektronik.
Pengertian Faktur Pajak

UU Nomor 42 TAHUN 2009 pasal 1 ayat 23


• Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena
Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan
Jasa Kena Pajak.

PER-16/PJ/2014 pasal 1 ayat 1


• Faktur Pajak berbentuk elektronik, yang selanjutnya disebut e-Faktur, adalah
Faktur Pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem elektronik yang
ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Syarat Menggunakan
Aplikasi e-Faktur

1. Pengguna merupakan wajib pajak yang dikukuhkan dan telah memiliki Akun
PKP
2. Memiliki sertifikat elektronik yang diberikan DJP
3. Memiliki komputer yang dapat menjalankan aplikasi e-Faktur
Kapan E-Faktur Dibuat

PER-16/PJ/2014 pasal 3
• Saat penyerahan BKP
• Saat penyerahan JKP
• Saat penerimaan pembayaran (dalam hal penerimaan pembayaran terjadi
sebelum penyerahan BKP dan/atau JKP)
• Saat penerimaan pembayaran termin (dalam hal penyerahan sebagai tahap
pekerjaan)
• Saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Pengusaha Kena Pajak wajib
membuat Faktur Pajak untuk setiap
● penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (1) huruf a atau huruf f dan/atau Pasal 16D;
● penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf c;
● ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g; dan/atau
● ekspor Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(1) huruf h.
SYARAT FORMAL
FAKTUR PAJAK
a. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak;
b. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau
penerima Jasa Kena Pajak;
c. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian,dan potongan harga;
d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;
e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;
f. Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
g. Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.

UU No.42 Tahun 2009 Pasal 13 Ayat 5


SYARAT MATERIAL
FAKTUR PAJAK

● Faktur pajak dianggap memenuhi persyaratan material apabila berisi keterangan


sesungguhnya mengenai penyerahan BKP/JKP, ekspor BKP berwujud, ekspor BKP tidak
berwujud, ekspor JKP, impor BKP atau pemanfaatan JKP dan pemanfaatan BKP tidak
berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.

UU No.42 Tahun 2009 Pasal 13 Ayat 9


Hal yang Harus Dicantumkan
Dalam E-Faktur
PER-16/PJ/2014 pasal 4 ayat 1
• Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak;
• Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau
penerima Jasa Kena Pajak;
• jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian,dan potongan harga;
• Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;
• Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;
• Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
• Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak
FAKTUR PAJAK
MANUAL
Penggunaan Faktur Pajak
Manual di Era e-Faktur
● Meski penerapan e-Faktur bagi PKP sudah diwajibkan bagi seluruh PKP sejak 2016,
pembuatan faktur pajak manual tetap diperbolehkan, dengan catatan kondisi lokasi
wajib pajak tidak memungkinkan untuk membuat dan melaporkan faktur pajak
menggunakan e-Faktur. Kondisi yang dimaksud adalah, tidak adanya koneksi internet
yang menjadi syarat mutlak pengoperasian e-Faktur.
● Pada daerah terdampak bencana, pemerintah juga menerapkan keringanan dalam hal
pembuatan dan pelaporan faktur pajak. Jika daerah terdampak bencana
infrastrukturnya rusak parah, dan mengganggu jaringan internet, maka PKP diberi
keringanan oleh DJP untuk membuat dan melaporkan faktur pajak secara
manual. Namun, perlu diingat, pengecualian terhadap penggunaan faktur pajak manual
ini bisa dilakukan setelah DJP mengeluarkan keputusan resmi.
PERBEDAAN
Faktur Pajak Manual E-Faktur
tanda tangan yang ada merupakan tanda tangan basah dari PKP tanda tangan diganti oleh kode QR
atau pegawai yang ditunjuk mengurus perpajakan.
tidak ada format resmi mengenai bentuk faktur pajak. Namun, PKP format faktur pajak sudah ditentukan oleh aplikasi atau
tetap harus menyusun berdasarkan keterangan yang tertera pada sistem yang disediakan DJP.
PER-24/PJ/2012.
wajib dicetak minimal dua lembar, masing-masing untuk PKP tidak diwajibkan untuk dicetak dalam format hardcopy.
penjual dan PKP pembeli.
PKP harus datang langsung ke KPP untuk meminta NSFP. PKP tidak harus datang ke Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) untuk meminta NSFP
PKP harus mengunggah faktur pajak, baik keluaran maupun PKP tidak wajib mengunggah faktur pajak sebelum
masukan, agar bisa mendapatkan kode QR dan mendapatkan pelaporan SPT PPN. Faktur pajak masukan dan keluaran
pengesahan. Prosedur ini dilakukan agar dapat membuat dan hanya perlu dicantumkan pada daftar pajak keluaran dan
melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Pertambahan Nilai pajak masukan pada saat membuat SPT PPN.
(PPN).
pelaporan SPT PPN menggunakan formulir SPT PPN 1111 semuanya tersedia dalam satu aplikasi.
mata uang yang dicantumkan bebas dan tidak harus mata uang yang harus dicatat dalam e-Faktur adalah
menggunakan mata uang Rupiah. Rupiah. Jika PKP melakukan transaksi menggunakan
mata uang asing, maka harus dikonversi terlebih dahulu
ke Rupiah.
FAKTUR PAJAK
ONLINE
DASAR HUKUM

● PER-16/PJ/2014 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak


Berbentuk Elektronik

● PER-17/PJ/2014 tentang Perubahan Kedua atas PER-24/PJ/2012 tentang


Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan Prosedur Pemberitahuan
dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan, atau Penggantian, dan
Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak
ALUR PEMBUATAN

1. PKP menutup kontrak/kesepakatan penyerahan, membuat Faktur Pajak, dan melakukan


pencatatan baik secara manual/dengan sistem
2. PKP memasukkan data faktur pajak secara manual atau dengan impor data ke aplikasi e-
Faktur
3. PKP melaporkan Faktur Pajak ke DJP via e-Faktur + online
4. DJP memberikan persetujuan/approval Faktur Pajak
5. PKP membuat SPT PPN dalam aplikasi e-Faktur
6. PKP melaporkan SPT PPN langsung ke KPP atau e-Filling
7. KPP membuat tanda terima SPT Masa PPN
8. DJP melakukan pengelolaan data e-Faktur untuk pelayanan dan pengawasan
PAJAK KELUARAN
NO TANGGAL TRANSAKSI DPP PPN
TRANSAKSI
1. 5 Januari 2019 Dijual kepada PT. Tharn 8 unit meja type SKARSTA Rp 32.000.000 Rp 3.200.000
dengan harga @Rp 4.000.000 secara tunai dengan PPN
10%, barang dikirim 12 Januari 2018

2. 7 Januari 2019 Dijual kepada Ibu Giselle 1 unit sofa type VALLENUNA Rp 20.900.000 Rp 2.090.000
dengan harga Rp 20.900.000 secara tunai dengan PPN
10%, barang dikirim hari itu juga

3. 12 Januari 2019 Dijual kepada Ny. Winter 1 unit meja rias type HEMNES Rp 5.900.000 Rp 590.000
seharga Rp 5.900.000 secara tunai dengan PPN 10%,
barang dikirim hari itu juga

4. 15 Januari 2019 Dijual kepada Bapak Winwin 2 unit tempat tidur type Rp 8.600.000 Rp 860.000
ASKVOLL seharga @Rp 4.300.000 secara tunai dengan
PPN 10%
PAJAK KELUARAN
NO TANGGAL TRANSAKSI DPP PPN
TRANSAKSI
5. 17 Januari 2019 Dijual kepada Ibu Giselle 1 set meja makan type VEDBO Rp 8.500.000 Rp 850.000
dengan harga Rp 8.500.000 dibayar tunai dengan PPN
10%,

6. 20 Januari 2019 Dijual kepada Bank Thiti 10 unit kursi kantor type Rp 25.000.000 Rp 2.500.000
LIDKULLEN dengan harga @Rp 2.500.000 dibayar secara
tunai dengan PPN 10%

7. 23 Januari 2019 Dijual kepada PT. Tharn 7 unit lemari penyimpanan type Rp 35.000.000 Rp 3.500.000
HALLAN dengan harga @Rp 5.000.000 secara tunai
dengan PPN 10%

8. 25 Februari 2019 Dijual kepada Tuan Jackson 1 unit laci penyimpanan Rp 3.000.000 Rp 300.000
dengan harga Rp 3.000.000
PAJAK MASUKAN
NO TANGGAL TRANSAKSI DPP PPN
TRANSAKSI
1. 1 Januari 2019 Membeli 2 unit alat pemotong pada PT. ACIKIWIR sebesar Rp 40.000.000 Rp 4.000.000
@Rp 20.000.000 dengan PPN 10%

2. 3 Januari 2019 Membeli 20 pernis mowilex pada PT. MULUR sebesar Rp 1.400.000 Rp 140.000
@70.000 dengan PPN 10%

3. 10 Januari 2019 Membeli 10 kayu jati gelondong pada PT. JOKO sebesar Rp 28.000.000 Rp 2.800.000
@2.800.000 dengan PPN 10%

4. 13 Januari 2019 Membeli kain untuk kursi kepada PT. ALUS sebanyak 8 roll Rp 4.000.000 Rp 400.000
dengan harga @500.000 dengan PPN 10%
PAJAK MASUKAN
NO TANGGAL TRANSAKSI DPP PPN
TRANSAKSI
5. 18 Januari 2019 Membeli 5 tong lem kain pada PT. MULUR dengan harga Rp 500.000 Rp 50.000
@Rp100.000 dengan PPN 10%

6. 21 Januari 2019 Perusahaan membeli 7 lembar busa kursi pada PT. ALUS Rp 700.000 Rp 70.000
dengan harga @100.000 dengan PPN 10%

7. 24 Januari 2019 Perusahaan membeli 20 besi PT. AESPA untuk kerangka Rp 8.000.000 Rp 400.00
meja seharga @400.000 dengan PPN 10%

8. 29 Januari 2019 Membeli 1 unit alat las pada PT. ACIKIWIR Rp 4.000.000 Rp 800.000

9. 30 Januari 2019 Membeli 30 kayu jati gelondong pada PT. JOKO senilai Rp 90.000.000 Rp 9.000.000
@3.000.000 dengan PPN 10%
Langkah-Langkah Mengisi
E-Faktur
1. Download Aolikasi Dummy E-Faktur
2. Instal aplikasi tersebut di laptop
3. Buka aplikasi tersebut
4. Pilih local database
5. Isi nama user dengan Admin dengan huruf “A” kapital, dan password 123
6. Jika sudah terdapat tulisan PT SINCHAN maka dummy siap digunakan
Buat identitas perusahaan
lawan transaksi
1. Klik “Referensi”, pilih bagian “Lawan 2. Klik tambah untuk membuat data
Transaksi” lalu klik “Administrasi Lawan perusahaan lawan transaksi
Transaksi”
3. Isikan sesuai dengan data yang ada
4. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini
Buat Identitas Barang/Jasa
1. Klik “Referensi”, pilih bagian “Bang/Jasa” lalu klik “Administrasi Barang/Jasa”
2. Klik tambah lalu buat sesuai dengan data yang ada
3. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini
Membuat Nomor Faktur
1. Klik “Referensi”, lalu klik “Referensi 2. Isikan nomor faktur awal dan nomor faktur
Nomor Faktur”. Selanjutkan klik “Rekam akhir, dengan 3 digit awal “000”, lalu 2 digit
Range Nomor Faktur” selanjutnya berupa tahun transaksi, dan
selanjutnya berurutan sesuai jumlah faktur
yang akan dibuat
3. Jika sudah, maka klik oke, dan akan terlihat hasil seperti gambar dibawah ini
PAJAK MASUKAN

1. Klik “Faktur”, lalu pilih “Pajak Masukan” 2. Jika sudah, klik “Rekam Faktur” untuk
lalu klik “Administrasi Faktur” mulai membuat e-faktur pajak masukan
3. Isikan sesuai dengan data dari transasi yang ada
4. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini
5. Namun, ini masih belum selesai karena statusnya masih belum ter approve. Selanjutnya
Klik transaksi, lalu klik “upload faktur”
6. Klik yes, lalu ok untuk meng upload faktur

7. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini dengan status telah ter approved
PAJAK KELUARAN

1. Klik “faktur”, pilih “pajak keluaran” lalu klik 2. Setelah itu, klik “rekam faktur”
“administrasi faktur”
3. Untuk detail transaksi, kita pilih no 1 karena 4. Untuk detail transaksi, kita pilih no 1 yaitu faktur
penyerahan kepada pemungut PPN yang PPN nya pajak
dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan
5. Setelah itu, isi sesuai dengan data pada transaksi yang ada
6. Jika sudah, klik simpan
7. Namun, ini masih belum selesai karena statusnya masih belum ter approve. Selanjutnya
Klik transaksi, lalu klik “upload faktur”
8. Klik yes, lalu ok untuk meng upload faktur

9. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini dengan status telah ter approved
Bukti
Faktur
Pajak
Keluaran
Bukti
Faktur
Pajak
Keluaran
Bukti
Faktur
Pajak
Keluaran
Bukti
Faktur
Pajak
Keluaran
PPN LEBIH BAYAR

1. Klik SPT, selanjutnya klik posting


2. Sesuaikan masa dan tahun pajak dengan masa transaksi. Lalu pastikan jumlah dokumen
PK dan PM benar. Setelah itu, klik posting
3. Setelah itu, klik buka SPT, lalu
pilih SPT masa bulan januari dak
klik “Buka SPT Untuk Diubah”
4. Jika sudah, maka klik Formulir Induk 1111. jika sudah akan muncul seperti dibawah ini.

Dibawah ini adalah untuk Bgian 1 dan Bagian 2


5. Pada Bagian II H, PT.
Dadiomah memilih untuk
dikompensasikan nilai dari
PPN Lebih bayar ke masa pajak
selanjutnya dengan klik 3.1
6. Dibawah ini adalah tampilan untuk bagian III, IV, dan V
7. Pastikan pada Bagian VI, terisi dengan tempat dan tanggal, lalu Nama Jelas dan Jabatan
dengan benar, Lalu klik Simpan
8. Klik Formulir Lampiran lalu klik
A2 untuk Melihat Lampiran A2
caranya dengan klik SPT lalu.
Tampilan Lampiran A2
(Daftar Pajak Keluaran atas
Penyerahan Dalam Negeri dengan
Faktur Pajak)
9. Klik Formulir Lampiran
lalu klik B2 Untuk Melihat
Lampiran B2 caranya
dengan klik SPT lalu.
Tampilan Lampiran B2 (
Daftar Pajak Masukan
yang dapat dikreditkan
atas Perolehan BKP/JKP
Dalam Negeri dengan
Faktur Pajak)
10. Klik SPT lalu klik Formulir
Lampiran lalu klik 1111 AB
(Rekapitula si Penyeraha n
dan Perolehan)

11. Berikutnya adalah tampilan


dari bagian 1 Formulis 1111 AB
12. Berikutnya adalah tampilan
dari bagian 2 Formulis 1111 AB
13. Berikutnya adalah tampilan
dari bagian 3 Formulis 1111 AB
WEEK 10
PPN LEBIH BAYAR DAN
TAHAP KOMPENSASI PPN LEBIH BAYAR
DASAR HUKUM

UU NOMOR 42 TAHUN 2009


tentang perubahan ketiga atas undang-undang nomor 8 tahun 1983 tentang pajak
pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah

PMK Nomor 39/PMK.03/2018


tentang Tata Cara Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak
PAJAK MASUKAN

● Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran
dalam Masa Pajak yang sama. (UU No. 42 Tahun 2009 Pasal 9 Ayat 2)

● Pajak Masukan yang dikreditkan harus menggunakan Faktur Pajak yang


memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) dan
ayat (9): (UU No. 42 Tahun 2009 Pasal 9 Ayat 2)
PAJAK KELUARAN

Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena
Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena
Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak.
PPN Lebih Bayar

Dalam perpajakan ada kalanya Pengusaha Kena Pajak (PKP) lebih banyak membayar Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) ketimbang memungut PPN. Selain kelebihan pembayaran pajak
yang disebabkan besarnya pajak masukan, PPN lebih bayar juga bisa terjadi apabila PKP
ternyata melakukan pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang.
PPN Lebih Bayar

Atas terjadinya PPN lebih bayar ini, ada dua langkah yang bisa dilakukan oleh PKP, yaitu:
● Mengkompensasikan PPN lebih bayar ke masa pajak berikutnya (Kompensasi)
● Mengajukan pengembalian atau restitusi atas PPN lebih bayar tersebut (Restitusi)

UU No.42 Tahun 2009 Pasal 9 Ayat 4


PAJAK KELUARAN
NO TANGGAL TRANSAKSI DPP PPN
TRANSAKSI
1. 5 Januari 2019 Dijual kepada PT. Tharn 8 unit meja type SKARSTA Rp 32.000.000 Rp 3.200.000
dengan harga @Rp 4.000.000 secara tunai dengan PPN
10%, barang dikirim 12 Januari 2018

2. 7 Januari 2019 Dijual kepada Ibu Giselle 1 unit sofa type VALLENUNA Rp 20.900.000 Rp 2.090.000
dengan harga Rp 20.900.000 secara tunai dengan PPN
10%, barang dikirim hari itu juga

3. 12 Januari 2019 Dijual kepada Ny. Winter 1 unit meja rias type HEMNES Rp 5.900.000 Rp 590.000
seharga Rp 5.900.000 secara tunai dengan PPN 10%,
barang dikirim hari itu juga

4. 15 Januari 2019 Dijual kepada Bapak Winwin 2 unit tempat tidur type Rp 8.600.000 Rp 860.000
ASKVOLL seharga @Rp 4.300.000 secara tunai dengan
PPN 10%
PAJAK KELUARAN
NO TANGGAL TRANSAKSI DPP PPN
TRANSAKSI
5. 17 Januari 2019 Dijual kepada Ibu Giselle 1 set meja makan type VEDBO Rp 8.500.000 Rp 850.000
dengan harga Rp 8.500.000 dibayar tunai dengan PPN
10%,

6. 20 Januari 2019 Dijual kepada Bank Thiti 10 unit kursi kantor type Rp 25.000.000 Rp 2.500.000
LIDKULLEN dengan harga @Rp 2.500.000 dibayar secara
tunai dengan PPN 10%

7. 23 Januari 2019 Dijual kepada PT. Tharn 7 unit lemari penyimpanan type Rp 35.000.000 Rp 3.500.000
HALLAN dengan harga @Rp 5.000.000 secara tunai
dengan PPN 10%

8. 25 Februari 2019 Dijual kepada Tuan Jackson 1 unit laci penyimpanan Rp 3.000.000 Rp 300.000
dengan harga Rp 3.000.000
PAJAK MASUKAN
NO TANGGAL TRANSAKSI DPP PPN
TRANSAKSI
1. 1 Januari 2019 Membeli 2 unit alat pemotong pada PT. ACIKIWIR sebesar Rp 40.000.000 Rp 4.000.000
@Rp 20.000.000 dengan PPN 10%

2. 3 Januari 2019 Membeli 20 pernis mowilex pada PT. MULUR sebesar Rp 1.400.000 Rp 140.000
@70.000 dengan PPN 10%

3. 10 Januari 2019 Membeli 10 kayu jati gelondong pada PT. JOKO sebesar Rp 28.000.000 Rp 2.800.000
@2.800.000 dengan PPN 10%

4. 13 Januari 2019 Membeli kain untuk kursi kepada PT. ALUS sebanyak 8 roll Rp 4.000.000 Rp 400.000
dengan harga @500.000 dengan PPN 10%
PAJAK MASUKAN
NO TANGGAL TRANSAKSI DPP PPN
TRANSAKSI
5. 18 Januari 2019 Membeli 5 tong lem kain pada PT. MULUR dengan harga Rp 500.000 Rp 50.000
@Rp100.000 dengan PPN 10%

6. 21 Januari 2019 Perusahaan membeli 7 lembar busa kursi pada PT. ALUS Rp 700.000 Rp 70.000
dengan harga @100.000 dengan PPN 10%

7. 24 Januari 2019 Perusahaan membeli 20 besi PT. AESPA untuk kerangka Rp 8.000.000 Rp 400.00
meja seharga @400.000 dengan PPN 10%

8. 29 Januari 2019 Membeli 1 unit alat las pada PT. ACIKIWIR Rp 4.000.000 Rp 800.000

9. 30 Januari 2019 Membeli 30 kayu jati gelondong pada PT. JOKO senilai Rp 90.000.000 Rp 9.000.000
@3.000.000 dengan PPN 10%
PENGKREDITAN PPN

SELISIH ANTARA PAJAK MASUKAN DAN KELUARAN


PPN KELUARAN Rp13.890.000
PPN MASUKAN Rp17.660.000
Rp3.770.000

Kompensasi menurut KBBI yaitu kelebihan Pajak Masukan dapat


“pemberesan piutang dengan diajukan permohonan pengembalian
memberikan barang – barang yang pada akhir tahun buku.
seharga dengan utangnya”

UU No.42 Tahun 2009 Pasal 9 Ayat 4


Langkah-Langkah Mengisi
E-Faktur
1. Download Aolikasi Dummy E-Faktur
2. Instal aplikasi tersebut di laptop
3. Buka aplikasi tersebut
4. Pilih local database
5. Isi nama user dengan Admin dengan huruf “A” kapital, dan password 123
6. Jika sudah terdapat tulisan PT SINCHAN maka dummy siap digunakan
Buat identitas perusahaan
lawan transaksi
1. Klik “Referensi”, pilih bagian “Lawan 2. Klik tambah untuk membuat data
Transaksi” lalu klik “Administrasi Lawan perusahaan lawan transaksi
Transaksi”
3. Isikan sesuai dengan data yang ada
4. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini
Buat Identitas Barang/Jasa
1. Klik “Referensi”, pilih bagian “Bang/Jasa” lalu klik “Administrasi Barang/Jasa”
2. Klik tambah lalu buat sesuai dengan data yang ada
3. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini
Membuat Nomor Faktur
1. Klik “Referensi”, lalu klik “Referensi 2. Isikan nomor faktur awal dan nomor faktur
Nomor Faktur”. Selanjutkan klik “Rekam akhir, dengan 3 digit awal “000”, lalu 2 digit
Range Nomor Faktur” selanjutnya berupa tahun transaksi, dan
selanjutnya berurutan sesuai jumlah faktur
yang akan dibuat
3. Jika sudah, maka klik oke, dan akan terlihat hasil seperti gambar dibawah ini
PAJAK MASUKAN

1. Klik “Faktur”, lalu pilih “Pajak Masukan” 2. Jika sudah, klik “Rekam Faktur” untuk
lalu klik “Administrasi Faktur” mulai membuat e-faktur pajak masukan
3. Isikan sesuai dengan data dari transasi yang ada
4. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini
5. Namun, ini masih belum selesai karena statusnya masih belum ter approve. Selanjutnya
Klik transaksi, lalu klik “upload faktur”
6. Klik yes, lalu ok untuk meng upload faktur

6. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini dengan status telah ter approved
PAJAK KELUARAN

1. Klik “faktur”, pilih “pajak keluaran” lalu klik 2. Setelah itu, klik “rekam faktur”
“administrasi faktur”
3. Untuk detail transaksi, kita pilih no 1 karena 4. Untuk detail transaksi, kita pilih no 1 yaitu faktur
penyerahan kepada pemungut PPN yang PPN nya pajak
dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan
5. Setelah itu, isi sesuai dengan data pada transaksi yang ada
6. Jika sudah, klik simpan
7. Namun, ini masih belum selesai karena statusnya masih belum ter approve. Selanjutnya
Klik transaksi, lalu klik “upload faktur”
8. Klik yes, lalu ok untuk meng upload faktur

8. Jika sudah, maka akan muncul seperti ini dengan status telah ter approved
Bukti
Faktur
Pajak
Keluaran
Bukti
Faktur
Pajak
Keluaran
Bukti
Faktur
Pajak
Keluaran
Bukti
Faktur
Pajak
Keluaran
PPN LEBIH BAYAR

1. Klik SPT, selanjutnya klik posting


2. Sesuaikan masa dan tahun pajak dengan masa transaksi. Lalu pastikan jumlah dokumen
PK dan PM benar. Setelah itu, klik posting
3. Setelah itu, klik buka SPT, lalu
pilih SPT masa bulan januari dak
klik “Buka SPT Untuk Diubah”
4. Jika sudah, maka klik Formulir Induk 1111. jika sudah akan muncul seperti dibawah ini.

Dibawah ini adalah untuk Bgian 1 dan Bagian 2


5. Pada Bagian II H, PT.
Dadiomah memilih untuk
dikompensasikan nilai dari
PPN Lebih bayar ke masa pajak
selanjutnya dengan klik 3.1
6. Dibawah ini adalah tampilan untuk bagian III, IV, dan V
7. Pastikan pada Bagian VI, terisi dengan tempat dan tanggal, lalu Nama Jelas dan Jabatan
dengan benar, Lalu klik Simpan
8. Klik Formulir Lampiran lalu klik
A2 untuk Melihat Lampiran A2
caranya dengan klik SPT lalu.
Tampilan Lampiran A2
(Daftar Pajak Keluaran atas
Penyerahan Dalam Negeri dengan
Faktur Pajak)
9. Klik Formulir Lampiran
lalu klik B2 Untuk Melihat
Lampiran B2 caranya
dengan klik SPT lalu.
Tampilan Lampiran B2 (
Daftar Pajak Masukan
yang dapat dikreditkan
atas Perolehan BKP/JKP
Dalam Negeri dengan
Faktur Pajak)
10. Klik SPT lalu klik Formulir
Lampiran lalu klik 1111 AB
(Rekapitula si Penyeraha n
dan Perolehan)

11. Berikutnya adalah tampilan


dari bagian 1 Formulis 1111 AB
12. Berikutnya adalah tampilan
dari bagian 2 Formulis 1111 AB
13. Berikutnya adalah tampilan
dari bagian 3 Formulis 1111 AB
SETOR dan Lapor
UU No. 42 Tahun 2009 Pasal 15A

1) Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) harus dilakukan paling lama
akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan.

2) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling lama


akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak.
Bentuk SPT Masa PPN 1111

(PER-29/PJ/2015 Pasal 3)

Formulir SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk formulir kertas dan aplikasi untuk
membuat SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk dokumen elektronik dapat diproleh
dengan cara:

1. Diunduh di website Direktorat Jenderal Pajak


2. Diambil di KPP atau KP2KP, atau
3. Digandakan atau diperbanyak sendiri oleh PKP
ISI SPT Masa PPN 1111
PMK No 243/PMK.03/2014 Pasal 4 ayat (1), (4), (5)

• Jenis Pajak
• Nama Wajib Pajak beserta Nomor Pokok Wajib Pajak
• Masa Pajak, Bagian Taahun Pajak, atau Tahun Pajak yang bersangkutan
• Tanda tangan Wajib Pajak atau Kuasa Pajak
• Jumlah penyerahan
• Jumlah Dasar Pengenaan Pajak
• Jumlah Pajak Keluaran
• Jumlah Pajak Masukan yang dikreditkan
• Jumlah kekurangan atau kelebihan pajak
• Tanggal penyetoran; dan
• Data lainnya yang terkait dengan kegitan usaha Wajib pajak
SPT Masa PPN 1111
PER-29/PJ/2015 Pasal 2 ayat (1)

Formulir 1111 AB= formulir Rekapitulasi Penyerahan dan Perolehan


(D.1.2.32.07)

Formulir 1111 A1= formulir Daftar Ekspor BKP Berwujud, BBKP Tidak
Berujud da/atau JKP (D.1.2.32.08)

Formulir 1111 A2= fomulir Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan


Dalam Negeri dengan Faktur Pajak (D.1.2.32.09)

Formulir 1111 B1= formulir Daftar Pajak Masukan yang Dapat


Dikreditkan atas Impor BKP dan Pemanfaatan BKP Tidak
Berwujud/JKP dari Luar Daerah pabean (D.1.2.32.10)

Formulir 1111 B2= formulir Daftar Pajak Masukan yang Dapat


Dikreditkan atau Perolehan BKP/JKP Dalam Negeri (D.1.2.32.11)

Formulir 1111 B3= formulir Daftar Pajak Masukan yang Tidak


Dikreditkan atau yang Mendapat Fasilitas (D.1.2.32.12)
SPT Masa PPN 1111 dapat disampaikan
oleh PKP dengan cara manual:

1. Pelaporan dan penyampaian SPT Masa PPN 1111 secara manual dapat
dilakukan untuk SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk formulir kertas (hard
copy)
2. Disampaikan langsung ke KPP, KP2KP, atau tempat lain yang
ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak, dan atas
penyampaian SPT Masa PPN 1111 tersebut PKP akan menerima tanda
bukti penerimaan; atau
3. disampaikan melalui pos, perusahaan jasa ekspedisi atau perusahaan
jasa kurir, dengan bukti pengiriman surat. Bukti pengiriman surat
tersebut dianggap sebagai tanda bukti dan tanggal penerimaan SPT,
sepanjang SPT tersebut lengkap
PERSYARATAN
Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah
• Pengusaha Kena Pajak merupakan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada
huruf a sampai dengan huruf e;
• Pengusaha Kena Pajak pabrikan atau produsen sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf e menyampaikan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai selama 12 (dua belas) bulan
terakhir dengan tepat waktu;
• Pengusaha Kena Pajak tidak sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan dan/atau
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan; dan
• Pengusaha Kena Pajak tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.
(PER-31/PJ/2010 tentang Tata Cara Penetapan Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah)
TATA CARA LAPOR

1. Masuk ke laman DJP


Online.
2. Masukkan npwp, password
dan kode captcha.
3. Kemudian Klik Login
4. Lalu pilih E-Filing untuk
melakukan penyampaian
SPT secara elektronik
5. Buat laporan SPT Masa
baru dengan klik Buat SPT
pada bagian atas. Setelah
muncul tampilan seperti
gambar, klik Buat SPT
pada bagian kanan atas.
6. Lakukan Upload SPT.
Klik menu Browe file…cvs
untuk menguplload file SPT.
Kemudian pilih Browse
file…pdf untuk mengupload
lampiran. Lalu klik Start
Upload untuk memulai
mengunggah.
7. Klik OK untuk
melanjutkan langkah
berikutnya.
8. Ketika sudah berhasil,
langkah berikutnya
adalah klik kotak oren
untuk mengambil kode
verifiksi yang akan
dikirimkan ke email anda.
Kolom bagian atas
berupa informasi SPT
Anda sudah terisi secara
otomatis.
9. Klik OK untuk mendapat
kode verifikasi.
10. Anda akan mendapatkan
kode verifikasi melalui e-mail.
Silahkan klik notiifikasi e-mail
untuk melihat kode.
11. Setelah itu anda
akan mendapatkan email
berupa kode verifikasi
untuk ke tahap
berikutnya
12. Setelah mendapat
kodenya, isikan pada
kolom yang disediakan.

13. Kemudian klik kolom


kirim spt
14. Ketika anda
menemui laman anda
seperti pada gambar,
maka proses anda
dinyatakan berhasil.
Klik salah satu respon
yang Anda rasakan.
15. Kemudian
anda akan
menerima bukti
spt anda melalui
email
REKONSILIASI
FISKAL
Dasar Hukum
• UU No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan
• SE – 09/PJ.42/2002 tentang perlakuan pajak penghasilan atas biaya pemakaian
telepon seluler dan kendaraan perusahaan
• SE - 46/PJ.4/1995 tentang perlakuan biaya bunga yang dibayar atau terutang dalam
hal wajib pajak menerima atau memperoleh penghasilan berupa bunga deposito atau
tabungan lainnya.
• PMK No. 243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan (SPT) juncto PMK No.
9/PMK.03/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan (SPT)
• PER No. PER - 02/PJ/2019 tentang tata cara penyampaian, penerimaan, dan
pengolahan surat pemberitahuan
Rekonsiliasi Fiskal

Proses penyesuaian atas laba akuntansi yang berbeda dengan


ketentuan fiskal untuk menghasilkan penghasilan neto atau laba yang
sesuai dengan ketentuan perpajakan.

Beda Permanen terjadi karena perbedaan pengakuan penghasilan dan


beban menurut akuntansi dengan fiskal.

Beda Waktu terjadi karena perbedaan perlakuan akuntansi dan


perpajakan yang sifatnya temporer.
Rekonsiliasi Fiskal
Koreksi Positif (Laba menurut fiskal Koreksi Negatif (Laba menurut fiskal
bertambah) berkurang)

• Beban yang tidak diakui oleh • Penghasilan yang tidak termasuk


pajak (Pasal 9 ayat 1 UU PPh) objek pajak (Pasal 4 ayat 3 UU PPh)
• Penyusutan komersial lebih • Penghasilan yang dikenakan PPh
besar dari penyusutan fiskal bersifat final (pasal 4 ayat 2 UU PPh)
• Amortisasi komersial lebih besar • Penyusutan komersial lebih kecil dari
dari penyusutan fiskal penyusutan fiskal
• Penyesuaian fiskal positif lainnya • Amortisasi komersial lebih kecil dari
penyusutan fiskal
• Penghasilan yang ditangguhkan
pengakuannya
• Penyesuaian fiskal negatif lainnya.
PT. DADI OMAH LAPORAN KEUANGAN FISKAL TAHUN PAJAK 2019
Koreksi
Komerial Positif Negatif Fiskal Keterangan
Penjualan Rp 4,787,502,300 Rp 4,787,502,300
Potongan Penjualan -Rp 50,000,000 -Rp 50,000,000
Penjualan Bersih Rp 4,737,502,300 Rp 4,737,502,300
HPP -Rp 2,345,432,300 -Rp 2,345,432,300
Laba Kotor Rp 2,392,070,000 Rp 2,392,070,000
Beban Operasional
Beban Gaji dan Tunjangan -Rp 1,590,630,000 -Rp 1,590,630,000 Pasal 6 Ayat 1 huruf a UU PPh
Beban Piutang tak Tertagih -Rp 63,700,000 Rp 63,700,000 Rp - PMK-57/PMK.03/2010
Beban Kontruksi -Rp 200,000,000 -Rp 200,000,000 PP 51 Tahun 2008
Beban Air -Rp 3,600,000 -Rp 3,600,000 Pasal 6 Ayat 1 huruf a UU PPh
Beban Telepon Seluler -Rp 7,200,000 Rp 3,600,000 -Rp 3,600,000 SE-09/PJ.42/2002
Beban Telepon -Rp 3,000,000 -Rp 3,000,000 Pasal 6 Ayat 1 huruf a UU PPh
Beban Listrik -Rp 7,200,000 -Rp 7,200,000 Pasal 6 Ayat 1 huruf a UU PPh
Beban Iklan -Rp 840,000 -Rp 840,000 Pasal 6 Ayat 1 huruf a UU PPh
Beban Bunga -Rp 50,500,000 Rp 29,156,000 -Rp 21,344,000 SE-46/PJ/1995
Beban Sewa -Rp 26,258,000 -Rp 26,258,000 Pasal 4 Ayat 2 UU PPh
Beban Perleng Kantor -Rp 2,000,000 -Rp 2,000,000 Pasal 6 Ayat 1 huruf a UU PPh
Beban Perlengkapan Toko -Rp 3,500,000 -Rp 3,500,000 Pasal 6 Ayat 1 huruf a UU PPh
Beban Penyus Bangunan -Rp 170,000,000 Rp 90,000,000 -Rp 260,000,000 Pasal 11 Ayat 6 UU PPh
Beban Penyus Peralatan -Rp 23,800,000 Rp 33,021,000 -Rp 56,821,000 Pasal 11 Ayat 6 UU PPh
Total Beban Operasional -Rp 2,152,228,000 -Rp 2,178,793,000
Laba Usaha Rp 239,842,000 Rp 156,456,000
Pendapatan Luar Usaha
Pendapatan Bunga Rp 293,000 Rp 293,000 Rp - Pasal 4 Ayat 2 UU PPh
Laba Bersih Sebelum Pajak Rp 239,842,000 Rp 156,456,000
Pajak 0
Laba Bersih Setelah Pajak Rp 239,842,00 0 Rp 156,456,000
Keterangan :

● PENJUALAN

Tarif Pajak Pasal 17 dan 31 E dikenakan atas penghasilan kena pajak Wajib Pajak Badan yang tidak
termasuk dalam kriteria Wajib Pajak Badan yang telah dikenakan PPh Pasal 4 ayat 2 berdasarkan PP
46 Tahun 2013 (mulai 1 Juli 2018 berdasarkan PP 23 Tahun 2018).
Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh
persen) dari tarif tersebut (25 %) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian
peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
Keterangan :
● BEBAN PIUTANG TAK TERTAGIH
Pasal 9 Ayat 1 UU PPh
(1) Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak
boleh dikurangkan:
c. pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:
1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna
usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial;
3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan 6. cadangan biaya penutupan dan
pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri,

PMK-57/PMK.03/2010
Piutang yang nyata – nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat:
1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial
2. WP harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Dirjen Pajak
3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang
negara, atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang atau pembebasan utang antara kreditur dan
debitur yang bersangkutan, atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus, atau adanya pengakuan
dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu
4. Syarat pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil.
Keterangan :

● BEBAN TELEPON SELULER

Atas biaya perolehan atau pembelian telepon seluler yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan
untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya, dapat dibebankan sebagai biaya
perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen) melalui penyusutan aktiva tetap kelompok I
(Lampiran I butir 1 huruf c), dan atas biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan
perbaikan telepon seluler tersebut dapat dibebankan sebagai biaya rutin perusahaan
sebesar 50% (lima puluh persen).
Pengertian SPT Tahunan
PER - 02/PJ/2019 Pasal 1 Ayat (4 dan 5)

Surat Pemberitahuan yang selanjutnya disebut SPT adalah surat yang oleh Wajib
Pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak
dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.

Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang selanjutnya disebut SPT


Tahunan PPh adalah SPT PPh untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak,
yang meliputi SPT Tahunan Orang Pribadi dan SPT Tahunan Badan
Bentuk SPT Tahunan
PER - 02/PJ/2019 Pasal 3 Ayat (1b dan 2)

SPT Tahunan PPh, yang terdiri dari:


1. SPT Tahunan PPh untuk satu Tahun Pajak; dan
2. SPT Tahunan PPh untuk Bagian Tahun Pajak.
SPT sebagaimana dimaksud diatas berbentuk:
dokumen elektronik; atau
formulir kertas (hardcopy).
Penyampaian SPT Tahunan
PER - 02/PJ/2019 Pasal 6

Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT Tahunan dengan cara:


a. E-Filling
b. Cara langsung
c. Pos dengan bukti pengiriman surat;atau
d. Perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat
Isi SPT Tahunan
PMK Nomor 243/PMK.03/2014 Pasal 4 Ayat (1 dan 2)

SPT paling sedikit memuat: SPT Tahunan PPh, selain berisi data seperti yang
tertera disamping, juga memuat data mengenai:
a. jenis pajak;
a. jumlah peredaran usaha;
b. nama Wajib Pajak dan
b. jumlah penghasilan, termasuk penghasilan yang
Nomor Pokok
bukan merupakan objek pajak;
Wajib Pajak; c. jumlah Penghasilan Kena Pajak;
Masa Pajak, Bagian Tahun d. jumlah pajak yang terutang;
Pajak, atau e. jumlah kredit pajak;
Tahun Pajak yang f. jumlah kekurangan atau kelebihan pajak;
bersangkutan; dan g. jumlah harta dan kewajiban;
tanda tangan Wajib Pajak atau h. tanggal pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 29;
kuasa Wajib Pajak. dan
i. data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha
Wajib Pajak.
Batas Waktu Penyampaian dan
Pelaporan SPT Tahunan
PMK Nomor 243/PMK.03/2014 Pasal 9 Ayat (2)

Wajib Pajak badan wajib menyampaikan


SPT
Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
badan paling lama 4 (empat) bulan setelah
akhir Tahun Pajak
PER - 02/PJ/2019 Pasal 8 Ayat (1)

SPT Tahunan Badan wajib disampaikan melalui e-


Filling bagi wajib pajak yang terdaftar di KPP Madya,
KPP di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan KPP di
lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Wajib Pajak Besar
Form SPT Tahunan

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia


Nomor 243/PMK.03/2014 tentang Surat
Pemberitahuan (SPT). Peraturan Menteri Keuangan ini
diperbaharui atau diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan (SPT)
LANGKAH-LANGKAH PENGISIAN E-SPT
1. Masuk ke aplikasi,
kemudian sambungkan
aplikasi pada database
yang sesuai untuk dapat
melanjutkan ke tahap
selanjutnya
2. Kemudian
isikan NPWP.
Lalu klik OK
3. Selanjutnya yaitu
melengkapi Profil
Wajib Pajak. Pada
Halaman 1 pada
bagian NPWP, Nama,
dan Alamat Wajib
Pajak otomatis terisi.
Maka, lanjutkan
dengan mengisikan
informasi profil sesuai
dengan data yang ada.
Seperti Merek usaha,
KPP, KLU, serta Jenis
laporan keuangan.
Kemudian simpan.
4. Pada
Halaman 2
isikan pimpinan
perusahaan dan
juga informasi
pejaabat
penandatangana
n. Kemudian
pilih simpan.
5. Langkah
berikutnya
masukan
username dan
juga password.
Kemudian klik
OK.
6. Isikan tahun
pajak dan
pembetulan
jika pernah
melakukan
pengisian SPT
yang salah
dan ingin
merubah.
Kemudian klik
Buat.
7. Selanjutnya
pilih SPT PPh
pada bagian
atas. Kemudian
Lampiran
Khusus. Klik
Daftar
Penyusutan dan
Amortisasi
Fiskal.
8. Langkah
selanjutnya Klik
Baru.
9. Maka akan
muncul tampilan
seperti pada
gambar. Isikan
data informasi
penyusutan sesuai
informasi aset
tetap perusahaan.
Klik kanan pada
tanda panah
bawah untuk
memilih pilihan.
10. Untuk jenis
usaha dan
Nama harta klik
bagian titik 3
untuk
melakukan
pengisisan
data.
11. Tampilan yang
akan muncul
seperti pada
gambar. Kemudian
masukan informasi
mengenai harta,
Klik simpan
12. Jika sudah
benar dan sesuai
kik Simpan, lalu
pilih Yes.
13. Maka akan
muncul daftar
penyusutan yang
sudah diisikan.
Kemudian klik
Tutup.
14. Selanjutnya
tetap pilih SPT PPh
pada bagian atas.
Kemudian pilih
Trranskip Kutipan
Elemen Laporan
Keuangan. Kami
memilih Lampiran
8A-2 karea sesuai
denggan usaha
kami yaitu
perdagangan.
15. Pada bagian
1, silahkan
isikan informasi
nilai yang sesuai
dengan Neraca-
Aktiva
16. Pada bagian
2, isikan informasi
nilai sesuai
Neraca-
Kewajiban.
17. Pada bagian 3,
Isikan sesuai
Laporan Laba/Rugi.

Kami tidak mengisi


bagian 4, karena
kami tidak memiliki
kegiatan/transaksi
hubungan istimewa.
18. Setelah mengisi
lampiran khusus.
Langkah selanjutnya
adalah pengisisan
lamppiran, dimulai
dari Lampiran 1771-V
19. Pada baian ini
isikan data
mengenai para
pemegang saham
dan juga
pengurus serta
komisaris
perusahaan.
20. Setelah
melakukan
pengisian, maka
akan muncul seperti
pada gambar.
Kemudian klik
TUTUP.
21. Langkah
selanjutnya yaitu
mengisi Lampiran
1771-IV
22. Pada halaman 1
isikan informasi yang
berkaitan dengan
Penghasilan PPh
Final. Seperti
Imbalan Jasa
Konstruksi dan
sebagainya.
23. Langkah
berikutnya pada
halaman 2 isikan
informasi mengenai
penghasilan yang
tidak termasuk
objek pajak. Jika
tidak ada, silahkan
lewati. Kemudian
klik Simpan.
24. Selanjutnya pilih
SPT PPh, lalu
Lampiran. Kemudiian
Lampiran 1771-III.
25. Klik baru untuk
memasukkan data.
26. Pilih yang terlebih
dahulu hendak diinput
apakah transaksi PPh
22, PPh 23/26. Kami
memiilih PPh 22
terlebih dahulu.
27. Kemudian pilih
apakah PPh 22
terebut dippungut
orang lain atau
dibayar sendiri.
Perusahaan kami
dipungut orang lain.
28. Kemudian pilih
jenis penghsilan,
NPWP, Nama,
Alamat, NTPN, Jenis
Pembayaran serta
Tanggal setor.
29. Jika dirasa tepat.
Klik Simpan.
30. Langkah
berikutnya pilih
Lampiran
kemudian
Formulir
Lampiran 1771-II
31. Masukan biaya-
biaya yang
termasuk kedalam
HPP, Biaya usaha
lainnya, atau biaya
diluar usaha
lainnya. Jika dirasa
tepat, klik Simpan.
33. Piliih lampiran
1771-I untuk
melakukan
penghitungan neto
fiskal.
34. Pertama,
masukan nilai-nilai
yang termasuk
dalam Penghasilan
Neto Komersial
Dalam Negeri, Luar
Negeri, dan
Penghasilan PPh
Final
35. Masukan nilai
apa saja terkait
penyesuaian fiskal
positif
36. Pada halaman
terakhir isikan
penyesuaian fiskal
negatif kemudian
total. Setelah itu
klik Simpan.
37. Pilih SPT PPh,
kemudian klik
SPT PPh Wajib
Pajak Badan untuk
melakukan
pengisisan SPT
induk.
38. Pada bagian ini
centang pada bagian
apakah perusahaan
Anda melaakukan audit
atau tidak. Jika ya,
isiskan informasi terkait
KAP. Kemudian isikan
juga Konsultan Pajak
perusahaan Anda.
39. Isikan
Penghasian Kena
Pajak, PPh Terutang,
serta Kredit Pajak
sesuai denan
informaasi pada
lampiran-lampiran
yang sudah dibuat.
40.Langkah
selanjutnya yaitu
langkah lanjutan
huruf D. Isikan PPh
Kurang/Lebih Bayr.
Kondisi perusahaan
kami adalah Lebih
Bayar.
41. Pada bagian ini
lanjutkandengan
pengisian Angsuran
PPh 25, PPh Final,
dan Trarnsaksi
Hubungan Istimewa
jika ada.
42. Centang
lampiran-lampiran
yang Anda
gunakan.
Kemudian pilih
tanggal lapor spt
Anda. Kemudian
Simpan.
PELAPORAN SPT TAHUNAN
BADAN
1. Masuk ke laman DJP
Online.Kemudian isikan
username dan password.
Lalu klik Login.
2. Siapkan
beberapa
dokumen-
dokumen yang
diperlukan untuk
pelaporan SPT
Tahunan Badan.

2. Berikut adalah
contoh
penamaan file
dokumen-
dokumen
4. Klik Lapor pada
bagian atas.
5. Pilih E-Filing
6. Klik Buat
SPT
7. Masukkan
NPWP terlebih
dahulu.
Kemudian pilih
file e-spt
dalam bentuk
cvs.
8. Kemudian
pilih file-file
pendukung
seperti
lampiran-
lampiran
khusus atau
form 1771
lainnya.
9. Lalu kliik
Start Uploader
untuk mulai
melakukan
penguplodan
berkas.
10. Klik Ya
untuk
melanjutkan
proses.
11. Klik [di sini]
untuk
mendapatkan
kode verifikasi.
12. Pilih
media
pengiriman
apakah
melalui E-mail
atau SMS.
Perusahaan
kami memilih
E-mail. Lalu
klik OK.
13. Buka
notifikasi e-mail
Anda. Maka
Anda sudah
mendapat kode
verifikasi. Salin
kode verifikasi
Anda.
14. Tempel
kode
verifikasi
pada bagian
yang sudah
disediakan.
Kemudian
klik Kirim
SPT.
15. Jika
tampilan ini
muncul maka
SPT anda
sudah dikirim.
Silahkan
berikan
tanggapan
atas
pelayanan.Klik
Puas atau
Tidak Puas.
16. Jika
tampilan
Daftar SPT
sudah seperti
ini, maka
Anda sudah
melakukan
pelaporan E-
SPT.

17. Klik
tanda pada
gambar
untuk melihat
hasil.
SPT TAHUNAN
DI FILE EXCEL PAJAK
PENGHASILAN
WAJIB
PAJAK
BADAN
2019
TERIMAKASIH 
SPT TAHUNAN TAHUN PAJAK
FORMULIR

1771 PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN


PERHATIAN : • SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN 2 0 1 9
KEMENTERIAN KEUANGAN RI • ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM SPT PEMBETULAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK • BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI KE-…

NPWP :

NAMA WAJIB PAJAK :


IDENTITAS

JENIS USAHA : KLU :

NO. TELEPON : NO. FAKS :

PERIODE PEMBUKUAN : s.d.


NEGARA DOMISILI KANTOR PUSAT (khusus BUT)

PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN : DIAUDIT OPINI AKUNTAN x TIDAK DIAUDIT

NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK :

NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK :

NAMA AKUNTAN PUBLIK :

N P W P AKUNTAN PUBLIK :

NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK :

N P W P KANTOR KONSULTAN PAJAK :

NAMA KONSULTAN PAJAK :

NPWP KONSULTAN PAJAK :

*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat buku petunjuk hal. 3) RUPIAH *)
(1) (2) (3)
1. PENGHASILAN NETO FISKAL
1 -Rp 691.712.500-
A. PENGHASILAN

(Diisi dari Formulir 1771-I Nomor 8 Kolom 3) ………………………………………………………………….


KENA PAJAK

2. KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL


2
(Diisi dari Lampiran Khusus 2A Jumlah Kolom 8) …………………………………

3 -Rp --
3. PENGHASILAN KENA PAJAK (1-2) ……...…..…………………………………….…………………..…………

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT)

a. Tarif PPh Ps. 17 ayat (1) Huruf b X Angka 3 ………….


B. PPh TERUTANG

b. Tarif PPh Ps. 17 ayat (2b) X Angka 3 ……………………. 4


c. X Tarif PPh Ps. 31E ayat (1)
(Lihat Buku Petunjuk)

5. PENGEMBALIAN / PENGURANGAN KREDIT PAJAK LUAR NEGERI


5
(PPh Ps. 24) YANG TELAH DIPERHITUNGKAN TAHUN LALU ……………………………………….

6
6. JUMLAH PPh TERUTANG (4 + 5) …..………………………………….…………………..…………

7
7. PPh DITANGGUNG PEMERINTAH (Proyek Bantuan Luar Negeri) ……..………………..………………..………

8. a. KREDIT PAJAK DALAM NEGERI


8a
(Diisi dari Formulir 1771-III Jumlah Kolom 6) ……….……………..…....………………..………………..………………..……

b. KREDIT PAJAK LUAR NEGERI


8b
(Diisi dari Lampiran Khusus 7A Jumlah Kolom 8) ……….………………..………………..………………..………………..…

8c
C. KREDIT PAJAK

c. JUMLAH ( 8a + 8b ) ……...……………..….…………………………………………………………………………..………

9. a. X PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI


(6 – 7 – 8c)…. 9
b. PPh YANG LEBIH DIPOTONG / DIPUNGUT

10. PPh YANG DIBAYAR SENDIRI


10a -Rp 165.600.000-
a. PPh Ps. 25 BULANAN ….……..………………..…………………………………..…………………..…………
C. KREDIT 10b
b. STP PPh Ps. 25 (Hanya Pokok Pajak) …….….…..……….…………………………………………………

10c -Rp 165.600.000-


c. JUMLAH (10a + 10b) …….……………………...………………
D. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR

11. a. PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh Ps. 29)


(9 – 10c)….. 11 -Rp 165.600.000-
b. X PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh Ps. 28A)

12. PPh YANG KURANG DIBAYAR PADA ANGKA 11.a DISETOR TANGGAL ………

13. PPh YANG LEBIH DIBAYAR PADA ANGKA 11.b MOHON : TGL BLN THN

a. X DIRESTITUSIKAN b. DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK


Khusus Restitusi untuk Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu atau Wajib
Pengembalian Pendahuluan (Pasal 17C atau Pasal 17D UU KUP)
Pajak yang Memenuhi Persyaratan Tertentu:

F.1.1.32.14
Formulir 1771 Halaman 2
RUPIAH
(1) (2) (3)

14. a. PENGHASILAN YANG MENJADI DASAR


14a
PENGHITUNGAN ANGSURAN ………..………………………
E. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN BERJALAN

b. KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL:


14b
(Diisi dari Lampiran Khusus 2A Jumlah Kolom 9) .………...

14c
c. PENGHASILAN KENA PAJAK (14a – 14b) …..………………

d. PPh YANG TERUTANG


14d
(Tarif PPh dari Bagian B Nomor 4 X 14c)

e. KREDIT PAJAK TAHUN PAJAK YANG LALU ATAS


PENGHASILAN YANG TERMASUK DALAM ANGKA 14a
14e
YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN …..……

14f
f. PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI (14d – 14e) ………

14g
g. PPh PASAL 25 : (1/12 X 14f) ………..…….……………………
PENGHASILAN BUKAN
F. PPh FINAL DAN

15 a. PPh FINAL :
OBJEK PAJAK

15a -Rp 12.320.000-


(Diisi dari Formulir 1771-IV Jumlah Bagian A Kolom 5) …..……..…

b. PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK :


PENGHASILAN BRUTO
15b
(Diisi dari Formulir 1771-IV Jumlah Bagian B Kolom 3) …..……..…..

16 a. Ada Transaksi Dalam Hubungan Istimewa dan/atau Transaksi dengan Pihak yang Merupakan Penduduk Negara Tax Haven Country.
HUBUNGAN ISTIMEWA
TRANSAKSI DALAM

(Wajib melampirkan Lampiran Khusus 3A, 3A-1, dan 3A-2 Buku Petunjuk Pengisian SPT )*
G. PERNYATAAN

b. X Tidak Ada Transaksi Dalam Hubungan Istimewa dan/atau Transaksi dengan Pihak yang Merupakan Penduduk Negara Tax Haven
Country

17 SELAIN LAMPIRAN-LAMPIRAN 1771-I, 1771-II, 1771-III, 1771-IV, 1771-V, DAN 1771-VI


BERSAMA INI DILAMPIRKAN PULA :
a. SURAT SETORAN PAJAK LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29
b. X LAPORAN KEUANGAN
c. X TRANSKRIP KUTIPAN ELEMEN-ELEMEN DARI LAPORAN KEUANGAN (Lampiran Khusus 8A-1 / 8A-2 / 8A-3 / 8A-4 / 8A-5 / 8A-6/ 8A-7/ 8A-8)*
d. X DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL (Lampiran Khusus 1A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
e. PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL (Lampiran Khusus 2A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
f. DAFTAR FASILITAS PENANAMAN MODAL (Lampiran Khusus 4A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
H. LAMPIRAN

g. DAFTAR CABANG UTAMA PERUSAHAAN (Lampiran Khusus 5A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
h. SURAT SETORAN PAJAK LEMBAR KE-3 PPh PASAL 26 AYAT (4) (Khusus bagi BUT)
i. PERHITUNGAN PPh PASAL 26 AYAT (4) (Khusus BUT) (Lampiran Khusus 6A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
j. KREDIT PAJAK LUAR NEGERI (Lampiran Khusus 7A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
k. SURAT KUASA KHUSUS (Bila dikuasakan)
l. RINCIAN JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh FINAL PP 46/2013 PER MASA PAJAK DARI MASING-MASING TEMPAT USAHA
m.
n.
* Wajib Pajak dapat langsung mengunduh dari situs Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat http://www.pajak.go.id. atau mengambil di KPP/KP2KP
terdekat.

PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.

a. X WAJIB PAJAK b. KUASA c. …………………………………,


SURABAYA d. 30 0 4 2 0 2 0
(Tempat) tgl bln thn

TANDA TANGAN DAN CAP PERUSAHAAN :

NAMA LENGKAP
PENGURUS / KUASA : e. N U R U L F A U Z I A H

NPWP : f. 0 4 0 6 8 3 3 4 3 6 1 6 0 0 0

F.1.1.32.14
LAMPIRAN - I
FORMULIR

TAHUN PAJAK
1771 - I SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI 2 0 1 9
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO FISKAL

NPWP : 0 1 0 6 8 4 4 4 3 6 1 6 0 0 0
IDENTITAS

NAMA WAJIB PAJAK : P T . D A D I O M A H

PERIODE PEMBUKUAN : 0 1 1 9 s.d. 1 2 1 9

NO URAIAN RUPIAH
(1) (2) (3)
1. PENGHASILAN NETO KOMERSIAL DALAM NEGERI :

1a -Rp 4.727.502.300-
a. PEREDARAN USAHA …………..……………………………...…………...…………...…………...……………...…...………………………….
Ø

1b -Rp 2.345.432.300-
b. HARGA POKOK PENJUALAN …………...…………...…………...…………...…………...…………...…………...…………...…………...…….
Ø

1c -Rp 2.152.228.000-
c. BIAYA USAHA LAINNYA .…………...…………....…………...…………....…………...…………....…………...…………....…………...……
Ø

1d -Rp 229.842.000-
d. PENGHASILAN NETO DARI USAHA ( 1a - 1b - 1c ) ..…………...………….....…………...………….....…………...………….....…………...….
Ø

1e -Rp 293.000-
e. PENGHASILAN DARI LUAR USAHA .…………...…………....…………...…………....…………...…………....…………...………………….
Ø

1f
f. BIAYA DARI LUAR USAHA .…………...…………....…………...…………....…………...…………....…………...…………....…………...……
Ø

1g -Rp 293.000-
g. PENGHASILAN NETO DARI LUAR USAHA ( 1e - 1f )..…….………….....…………...…...………..…….....…....…………...……….
Ø

1h -Rp 230.135.000-
h. JUMLAH ( 1d + 1g ) : .…………...…………....…………...…………....…………...…………....…………...…………....…………...……………….
Ø
2. PENGHASILAN NETO KOMERSIAL LUAR NEGERI
2
(Diisi dari Lampiran Khusus 7A Kolom 5) .…………...…………....…………...…………..
Ø

3 -Rp 230.135.000-
3. JUMLAH PENGHASILAN NETO KOMERSIAL (1h + 2) …………………...…………………...…………………...………………….…………...………
Ø

4. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL


4 -Rp 293.000-
DAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK ..…………...………….....…………...………
Ø

5. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF :


a. BIAYA YANG DIBEBANKAN / DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN
5a
PEMEGANG SAHAM, SEKUTU, ATAU ANGGOTA. ..…………...………….....………….
Ø

5b -Rp 63.700.000-
b. PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN ..…………...………….....………….
Ø
c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN PEKERJAAN ATAU
5c
JASA DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN ..…………...…………..

d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA


PEMEGANG SAHAM / PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
5d
SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ..…………...………….....…………...…………....
Ø

5e
e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN ..…………...………….....………….
Ø

5f
f. PAJAK PENGHASILAN ..…………...………….....…………...………….....…………...……
Ø
g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA ANGGOTA PERSEKUTUAN, FIRMA
5g
ATAU CV YANG MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM ..…………...………….....…………...…
Ø

5h
h. SANKSI ADMINISTRASI ..…………...………….....…………...………….....…………...…………....
Ø

5i
i. SELISIH PENYUSUTAN KOMERSIAL DI ATAS PENYUSUTAN FISKAL ..…………...……………
Ø

5j
j. SELISIH AMORTISASI KOMERSIAL DI ATAS AMORTISASI FISKAL ..…………...………….....…………...………….....…………...…..
Ø

5k
k. BIAYA YANG DITANGGUHKAN PENGAKUANNYA ..…………...………….....…………...………
Ø

5l -Rp 31.058.000-
l. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA ..…………...………….....…………...…………....
Ø

5m -Rp 94.758.000-
m. JUMLAH 5a s.d. 5l : ..…………...………….....…………...…………............ Ø

6. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF :


6a -Rp 83.386.000-
a. SELISIH PENYUSUTAN KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN FISKAL ..………….
Ø

6b
b. SELISIH AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH AMORTISASI FISKAL ..………Ø
6c
c. PENGHASILAN YANG DITANGGUHKAN PENGAKUANNYA ..……………… Ø

6d
d. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA ..…………...………….....…………...………
Ø

6e -Rp 83.386.000-
e. JUMLAH 6a s.d. 6d ..…………...………….....…………...………….....…………...………….....…………...………….....…………...………………..
Ø

7. FASILITAS PENANAMAN MODAL BERUPA PENGURANGAN PENGHASILAN NETO:


7b
TAHUN KE - 7a (Diisi dari Lampiran Khusus 4A Angka 5b) ..…………. Ø

8. PENGHASILAN NETO FISKAL (3 - 4 + 5m - 6e - 7b) ..…………...………….....… 8 -Rp 241.214.000-

CATATAN : Pindahkan jumlah Angka 8 ke Formulir 1771 Huruf A Angka 1.

D.1.1.32.31
LAMPIRAN - II

TAHUN PAJAK
1771 - II
FORMULIR

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN


KEMENTERIAN KEUANGAN RI 2 0 1 9
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERINCIAN HARGA POKOK PENJUALAN, BIAYA USAHA LAINNYA DAN BIAYA DARI LUAR USAHA SECARA KOMERSIAL
IDENTITAS

NPWP : 0 1 0 6 8 4 4 4 3 6 1 6 0 0 0 NAMA WAJIB PAJAK : p t . D A D I O M A H

PERIODE PEMBUKUAN : 0 1 1 9 s.d. 1 2 1 9


HARGA POKOK PENJUALAN BIAYA USAHA LAINNYA BIAYA DARI LUAR USAHA JUMLAH
NO. PERINCIAN
(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (3) + (4) + (5)

1. PEMBELIAN BAHAN/BARANG DAGANGAN -Rp 590.999.000- -Rp 590.999.000-

2. GAJI, UPAH, BONUS, GRATIFIKASI, -Rp 1.590.630.000- -Rp 2.181.629.000-


HONORARIUM, THR, DSB

3. BIAYA TRANSPORTASI

4. BIAYA PENYUSUTAN DAN AMORTISASI -Rp 193.800.000- -Rp 193.800.000-

5. BIAYA SEWA -Rp 26.258.000- -Rp 26.258.000-

6. BIAYA BUNGA PINJAMAN -Rp 40.500.000- -Rp 40.500.000-

7. BIAYA SEHUBUNGAN DENGAN JASA -Rp 133.000.000- -Rp 133.000.000-

8. BIAYA PIUTANG TAK TERTAGIH -Rp 63.700.000- -Rp 63.700.000-

9. BIAYA ROYALTI

10. BIAYA PEMASARAN/PROMOSI -Rp 840.000- -Rp 840.000-

11. BIAYA LAINNYA -Rp 37.900.000- -Rp 37.900.000-

12. PERSEDIAAN AWAL -Rp 1.516.000.000- -Rp 1.516.000.000-

13. PERSEDIAAN AKHIR (-/-)


-Rp 331.498.300- -Rp 331.498.300-

14 JUMLAH 1 S.D. 12 DIKURANGI 13 -Rp 1.665.511.700- -Rp 2.046.128.000- -Rp 40.500.000- -Rp 4.453.127.700-

Catatan :
Nomor 1 untuk Perusahaan Dagang diisi pembelian barang dagangan, untuk perusahaan industri diisi pembelian bahan baku, bahan penolong dan barang jadi.
Nomor 7 termasuk management fee, technical assistance fee, dan jasa lainnya
Nomor 11 diisi dengan total biaya yang tidak tertampung dalam perincian 1 s.d. 10.
Nomor 12 dan 13 untuk perusahaan dagang diisi total persediaan awal dan akhir barang dagangan, untuk perusahaan industri diisi total persediaan
awal/akhir bahan baku/bahan penolong ditambah barang setengah jadi ditambah barang jadi.

D.1.1.32.54
LAMPIRAN - III
1771 - III

TAHUN PAJAK
FORMULIR

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN


KEMENTERIAN KEUANGAN RI 2 0 1 9
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KREDIT PAJAK DALAM NEGERI
IDENTITAS

NPWP : 0 1 0 6 8 4 4 4 3 6 1 6 0 0 0 NAMA WAJIB PAJAK : P T . D A D I O M A H

PERIODE PEMBUKUAN : 0 1 1 9 s.d. 1 2 1 9

PEMOTONG/ PRMUNGUT PAJAK OBJEK PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN BUKTI PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN/SSP/SSPCP
NO. JENIS PENGHASILAN / YANG DIPOTONG / DIPUNGUT
NAMA NPWP (Rupiah) NOMOR TANGGAL
TRANSAKSI (Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. PPH atas pembelian


DISPENDUKCAPIL SURABAYA -Rp 8.500.000- -Rp 127.500- 01/Ps. 22/09/19 9/15/2019
tempat duduk

2.
TUAN SAYKOJI pembelian royalti -Rp 10.000.000- -Rp 1.500.000-

3.
PT. SEMONGKO RUPS -Rp 30.000.000- -Rp 4.500.000-

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

JUMLAH JML -Rp 48.500.000- -Rp 6.127.500-

Catatan :
Diisi dengan rincian per Bukti Pemotongan / Pemungutan Pajak.
Pindahkan hasil penjumlahan PPh Pasal 22, PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 26 Kolom (6) ke Formulir 1771 Huruf C Angka 8.a.

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI Halaman ke- 1 dari 1 halaman Lampiran-III

D.1.1.32.32
LAMPIRAN - IV
1771 - IV
FORMULIR

TAHUN PAJAK
SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
2 0 1 9
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

NPWP : 0 1 0 6 8 4 4 4 3 6 1 6 0 0 0
IDENTITAS

NAMA WAJIB PAJAK : P T . D A D I O M A H

PERIODE PEMBUKUAN : 0 1 1 9 s.d. 1 2 1 9

BAGIAN A : PPh FINAL


DASAR PENGENAAN PAJAK TARIF PPh TERUTANG
NO. JENIS PENGHASILAN
(Rupiah) (%) (Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5)

1. BUNGA DEPOSITO / TABUNGAN, -Rp 10.000.000- 20% -Rp 2.000.000-


DAN DISKONTO SBI / SBN

2. BUNGA / DISKONTO OBLIGASI

3. PENGHASILAN PENJUALAN SAHAM


YANG DIPERDAGANGKAN DI BURSA EFEK

4. PENGHASILAN PENJUALAN SAHAM


MILIK PERUSAHAAN MODAL VENTURA

5. PENGHASILAN USAHA PENYALUR / DEALER /


AGEN PRODUK BBM

6. PENGHASILAN PENGALIHAN HAK ATAS


TANAH / BANGUNAN

7. PENGHASILAN PERSEWAAN ATAS -Rp 50.000.000- 10% -Rp 5.000.000-


TANAH / BANGUNAN
IMBALAN JASA KONSTRUKSI :
a. PELAKSANA KONSTRUKSI

8. b. PERENCANA KONSTRUKSI -Rp 53.000.000- 4% -Rp 2.120.000-

c. PENGAWAS KONSTRUKSI -Rp 80.000.000- 4% -Rp 3.200.000-

9. PERWAKILAN DAGANG ASING

10. PELAYARAN / PENERBANGAN ASING

11. PELAYARAN DALAM NEGERI

12. PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP

13. TRANSAKSI DERIVATIF YANG


DIPERDAGANGKAN DI BURSA

14.
……………………………………………………………

JUMLAH BAGIAN A JBA -Rp 12.320.000-

Pindahkan ke Formulir 1771 huruf F angka 15 butir a

BAGIAN B : PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK


PENGHASILAN BRUTO
NO JENIS PENGHASILAN
(Rupiah)
(1) (2) (3)

1. BANTUAN / SUMBANGAN

2. HIBAH

3. DIVIDEN / BAGIAN LABA DARI PENYERTAAN MODAL

PADA BADAN USAHA DI INDONESIA (Pasal 4 Ayat (3) Huruf f UU PPh)

4. IURAN DAN PENGHASILAN TERTENTU YANG DITERIMA DANA PENSIUN

BAGIAN LABA YANG DITERIMA PERUSAHAAN MODAL VENTURA


5.
DARI BADAN PASANGAN USAHA
SISA LEBIH YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH BADAN ATAU LEMBAGA
NIRLABA YANG BERGERAK DALAM BIDANG PENDIDIKAN DAN/ATAU
BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, YANG TELAH TERDAFTAR
6.
PADA INSTANSI YANG MEMBIDANGINYA, YANG DITANAMKAN KEMBALI
DALAM BENTUK SARANA DAN PRASARANA KEGIATAN PENDIDIKAN DAN/
ATAU PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (Pasal 4 Ayat (3) Huruf m UU PPh)

7.

…………………………………………………….…………

JUMLAH BAGIAN B JBB

Pindahkan ke Formulir 1771 huruf F angka 15 butir b

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI Halaman ke- 1 dari 1 halaman Lampiran-IV

D.1.1.32.34
LAMPIRAN - V
FORMULIR

1771 - V

TAHUN PAJAK
SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DAFTAR PEMEGANG SAHAM/PEMILIK MODAL DAN JUMLAH DIVIDEN YANG DIBAGIKAN 2 0 1 9
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAFTAR SUSUNAN PENGURUS DAN KOMISARIS

NPWP : 0 1 0 6 8 4 4 4 3 6 1 6 0 0 0
IDENTITAS

NAMA WAJIB PAJAK : P T . D A D I O M A H

PERIODE PEMBUKUAN : 0 1 1 9 s.d. 1 2 1 9

BAGIAN A : DAFTAR PEMEGANG SAHAM / PEMILIK MODAL DAN JUMLAH DIVIDEN YANG DIBAGIKAN
JUMLAH MODAL DISETOR DIVIDEN
NO NAMA ALAMAT NPWP
(Rupiah) % (Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

JUMLAH BAGIAN A JBA -Rp -- 100%

BAGIAN B : DAFTAR SUSUNAN PENGURUS DAN KOMISARIS

NO NAMA ALAMAT NPWP JABATAN

(1) (2) (3) (4) (5)


KERTAYAJA INDAH
1. NURUL FAUZIYAH 04.068.334.3-616.000 PEMILIK PERUSAHAAN
NO.80 SURABAYA

2. M. AHSAN FIRDAUS JALAN DHARMA HUSADA NO. 10 SURABAYA 05.068.334.3-656.000 Direktur Keuangan

05.068.334.3-336.000
3. RIZKY YUNIAR M KERTAYA RAYA NO.88 SURABAYA Direktur Operasional

05.068.334.3-234.000
4. ABRELIA JALAN RAYA JUANDA NO. 11, SIDOARJO DirekturPersonalia

05.068.334.3-980.000 Kepala Produksi


5. UJANGIE JALAN PESANGGRAHAN NO. 5
05.068.334.3-980.000 Kepala Produksi
5. UJANGIE JALAN PESANGGRAHAN NO. 5

05.068.334.3-980.000 Kepala Accounting & Finance


6. ARSENA JALAN KUCING TUA NO.10 WONOKROMO

PERUM MATAHARI REGENCY BLOK A 122


05.068.334.3-012.000 Kepala Sales&Marketing
7. AWAN SANTOSO
KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT

05.068.334.3-110.000 HRD
8. TATA RATATA JALAN DINOYO BARAT NO .19 MENTENG

05.068.334.3-011.000 Kepala Logistic & Procurment


9. TITO SURIPTO JALAN BAHAGIA IX NO. 77 LARANGAN

10.

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI Halaman ke- 1 dari 1 halaman Lampiran-V
D.1.1.32.35
LAMPIRAN - VI

TAHUN PAJAK
1771 - VI SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
FORMULIR

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DAFTAR PENYERTAAN MODAL PADA PERUSAHAAN AFILIASI 2 0 1 9


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAFTAR UTANG DARI PEMEGANG SAHAM DAN/ATAU PERUSAHAAN AFILIASI
DAFTAR PIUTANG KEPADA PEMEGANG SAHAM DAN/ATAU PERUSAHAAN AFILIASI

NPWP : 0 1 0 6 8 4 4 4 3 6 1 6 0 0 0
IDENTITAS

NAMA WAJIB PAJAK : P T . D A D I O M A H

PERIODE PEMBUKUAN : 0 1 1 9 s.d. 1 2 1 9

BAGIAN A : DAFTAR PENYERTAAN MODAL PADA PERUSAHAAN AFILIASI


JUMLAH PENYERTAAN MODAL
NO NAMA ALAMAT NPWP
(Rupiah) %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.

2.

3.

4.

5.

JUMLAH BAGIAN A JBA

BAGIAN B : DAFTAR UTANG DARI PEMEGANG SAHAM DAN/ATAU PERUSAHAAN AFILIASI


JUMLAH PINJAMAN BUNGA/TH
NO NAMA NPWP TAHUN
(Rupiah) %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

10.

11.

12.

13.

BAGIAN C : DAFTAR PIUTANG KEPADA PEMEGANG SAHAM DAN/ATAU PERUSAHAAN AFILIASI


JUMLAH PINJAMAN BUNGA/TH
NO NAMA NPWP TAHUN
(Rupiah) %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.

2.

3.

4.

5.

6.
7.

8.

10.

11.

12.

13.

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI Halaman ke- 1 dari 1 halaman Lampiran-VI

D.1.1.32.36

Anda mungkin juga menyukai