Anda di halaman 1dari 3

1.

Rancangan activity diagram untuk siklus produksi di PT AIC

Penjelasan Activity Diagram siklus produksi di atas yaitu:


a. Aktivitas dimulai dari mendesain produk yang nantinya akan diproduksi;
b. Setelah spesifikasi teknis jelas ditentukan, tahapan berikutnya adalah mengecek
ketersediaan bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi. Apabila bahan
baku belum tersedia, departemen pembelian akan diminta untuk mendatangkan
barang yang diinginkan. Namun, bila bahan baku tersedia, departemen produksi
dapat melanjutkan tahapannya;
c. Tahapan selanjutnya yaitu memperhitungkan anggaran produksi. Anggaran produksi
dibuat sebagai upaya pengendalian awal agar proses produksi dapat berjalan
seefisien mungkin. Anggaran produksi juga digunakan untuk membandingkan besar
anggaran yang diestimasikan dengan total biaya produksi sebenarnya pada saat
proses produksi selesai dilakukan;
d. Tahap selanjutnya adalah persiapan produksi. Beberapa hal yang dibicarakan
misalnya menyangkut siapa saja yang akan terlibat dalam proses produksi, tahapan
proses produksi yang akan dilakukan, dan bagaimana kerja sama yang akan
dilakukan antar setiap subunit produksi;
e. Setelah itu adalah tahapan penjadwalan proses produksi. Membahas terkait kapan
produksi akan dimulai dan berakhir, apa perlu jam kerja lembur, dsb.;
f. Setelah perencanaan produksi direncanakan dengan matang, bahan baku
dipindahkan dari gudang ke tempat produksi. Sebelumnya system computer akan
membuatkan spesifikasi bahan baku apa saja yang dibutuhkan dalam proses
produksi;
g. Selama proses produksi, semua pengeluaran produksi dihitung. Jika produksi
selesai, semua komponen biaya itu dikalkulasikan.
h. Tahapan selanjutnya adalah menyerahkan barang hasil produksi ke departemen
penjualan. Biasanya, harga jual produksi ditentukan oleh departemen penjualan
dengan mempertimbangkan seluruh aspek biaya yang telah dikeluarkan, termasuk
total biaya produksi.

Sumber: BMP Sistem Informasi Akuntansi/Modul 7 hal. 7.6 – 7.8

2. Akuntansi biaya dalam lingkup manufaktur memiliki alur proses tersendiri. Total biaya operasi
terdiri atas dua elemen, yaitu biaya manufaktur dan biaya komersial. Biaya manufaktur juga
disebut biaya produksi atau biaya pabrik biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen
biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung disebut biaya utama. Tenaga kerja langsung dan overhead
pabrik disebut biaya konversi.
Selain itu, Akuntansi biaya dianggap penting karena dapat memberikan informasi – informasi
yang diperlukan dalam perusahaan, agar setiap peristiwa yang terjadi dalam perusahaan dapat
diterima oleh pihak manajemen sehingga dapat membantu dalam memberikan
pertanggungjawaban atas keuangan perusahaan

Sumber: BMP Sistem Informasi Akuntansi/Modul 7 halaman 7.3 dan


https://www.stikma.ac.id/pentingnya-akuntansi-biaya-sebagai-pedoman-untuk-menentukan-
harga-pokok-produksi/

3. risiko yang mungkin terjadi dalam siklus produksi di perusahaan manufaktur:


a) Desain produk yang kurang baik: risiko ini dapat mengakibatkan peningkatan biaya di
beberapa lini. Misalnya, biaya kerugian karena sudah terlanjur dibeli ternyata baru
diketahui kemudian bahwa desain produknya belum sempurna. Hal ini dapat diatasi
dengan cara menyempurnakan desain produk melalui pengumpulan data yang akurat
tentang hubungan antara komponen dan barang jadi. Analisis atas jaminan dan biaya
perbaikan dapat mengidentifikasi penyebab utama kegagalan produk
b) Kelebihan atau kekurangan produk: kelebihan produk dapat mengakibatkan kelebihan
pasokan barang atas permintaan jangka pendek hingga menciptakan potensi masalah
arus kas karena sumber daya terikat dalam persediaan. Sementara itu, kekurangan
produksi dapat mengakibatkan kehilangan peluang penjualan dan ketidakpuasan
pelanggan. Hal ini dapat dicegah dengan melakukan perencanaan produksi yang
akurat. Dibutuhkan prediksi penjualan yang akurat disertai dengan data persediaan
yang memadai untuk merencanakan proses produksi yang baik.
c) Pencurian persediaan dan aktiva tetap juga menjadi risiko yang bisa terjadi. Efek jangka
panjang dapat juga mengakibatkan kesalahan dalam menganalisis kinerja keuangan
dan dalam kasus persediaan serta dapat mengakibatkan kekurangan produksi. Untuk
menghindari risiko ini, akses fisik harus dibatasi dan setiap perpindahan produk harus
didokumentasikan.
Sumber: BMP Sistem Informasi Akuntansi/Modul 7 hal 7.24-7.25

4. Aktor yang berperan dalam siklus penggajian:


a) Pegawai: menerima gaji
b) Departemen penggajian: update data induk penggajian, menyiapkan pembayaran gaji,
menghitung tunjangan dan pajak, membayarkan gaji, membayarkan tunjangan dan
pajak.
c) Departemen lainnya: menyerahkan data aktivitas kerja
d) Institusi lainnya: update tarif potongan gaji, menerima pembayaran tunjangan dan pajak
e) Sistem: mencetak data induk penggajian, mencetak data waktu kerja pegawai,
menghitung besaran gaji pegawai
f) Bank: mentransfer gaji ke rekening pegawai, update data rekening perusahaan.
Sumber: BMP Sistem Informasi Akuntansi/Modul 8 hal 8.6

5. risiko yang mungkin terjadi dalam siklus penggajian di perusahaan manufaktur:


a) Perubahan tanpa otorisasi atas file induk penggajian: risiko ini dapat mengakibatkan
kenaikan biaya jika gaji atau tariff dasar lainnya yang digunakan untuk menetapkan
kompensasi pegawai ternyata dipalsukan. Masalah ini dapat juga menimbulkan laporan
yang tidak akurat atas biaya tenaga kerja yang kemudian akan memengaruhi keputusan
yang akan dibuat. Risiko ini dapat diatasi dengan melakukan pemisahan tugas, yaitu
pemisahan antara fungsi update data pegawai dengan fungsi yang memiliki akses
langsung ke cek pembayaran.
b) Data waktu kerja yang tidak akurat: ketidakakuratan dalam catatan waktu kehadiran
dapat menghasilkan peningkatan biaya tenaga kerja dan laporan biaya tenaga kerja
yang salah. Di sisi lain, ketidakakuratan dapat merusak moral pegawai. Otomatisasi
dapat mengurangi risikoo ketidakakuratan dalam input data waktu. Data mesin pencatat
waktu dapat juga langsung digunakan untuk memperkirakan atau bahkan langsung
menghitung penggajian serta dapat juga digunakan untuk merekonsiliasi data waktu
kerja.
c) Pemrosesan penggajian yang tidak akurat: dapat mengakibatkan kesalahan dalam
catatan dan laporan biaya penggajian dan mengakibatkan penalti apabila kesalahan
tersebut mengakibatkan keterlambatan dalam mengirimkan pembayaran pajak
penghasilan kepada pemerintah. Untuk mengatasi risiko ini dapat dilakukan
pemeriksaan silang terhadap daftar penggajian untuk memastikan bahwa perhitungan
penggajian sudah akurat. Cara lain yaitu dengan penggunaan rekening kliring untuk
penggajian.

Sumber: BMP Sistem Informasi Akuntansi/Modul 8 hal 8.22-8.23

Anda mungkin juga menyukai