NIM : 1606952881
Tugas : SMKO – Studi Mandiri (Pert 2 – Ethics, Social Responsibility, and Sustainability)
https://hbr.org/2015/12/what-is-disruptive-innovation
https://growthhackers.com/growth-studies/uber
Disruptive innovations don’t catch on with mainstream customers until quality catches up
to their standards.
Biasanya, pelanggan tidak akan mau berpindah atau beralih ke penawaran atau produk baru
hanya karena harganya lebih murah. Malah sebaliknya, customer menunggu sampai kualitasnya
dinilai cukup memuaskan. Setelah itu, pelanggan akan beralih dan mengadposi produk baru
tersebut dan dengan senang hati menerima harga yang lebih murah. Kebanyakan elemen yang
dimiliki oleh Uber akan mendukung inovasinya. Seperti, pemesanan yang dilakukan melalui
smarthphone, pembayaran yang aman dan nyaman, tepat waktu, harga yang bersaing dengan
kompetitor, dan lain-lain. Hal ini membuat perusahaan taksi lain baik yang sudah ada atau yang
bakal ada, termotivasi untuk memakai teknologi yang kompetitif.
Jadi, menurut bahan yang saya dapat dari summary bacaan diatas, saya menarik kesimpulan
bahwa Uber bukanlah inovasi yang mengganggu.