Anda di halaman 1dari 2

Nama : Eriko Timothy Ginting

NIM : 1606952881

Tugas : SMKO – Studi Mandiri (Pert 2 – Ethics, Social Responsibility, and Sustainability)

https://hbr.org/2015/12/what-is-disruptive-innovation

https://growthhackers.com/growth-studies/uber

Uber: Inovasi yang mengganggu atau tidak?


Apa itu disruptive innovation? Gangguan (disruption) menggambarkan sebuah proses
dimana perusahaan yang lebih kecil dengan sumber daya yang lebih sedikit berhasil menantang
bisnis “incumbent” yang sudah ada. Seperti yang sudah kita bahas di pertemuan sebelumnya pada
kasus Uber, Uber dinilai tidak beretika dalam menjalankan bisnisnya karena seharusnya suatu
bisnis tidak boleh merugikan pihak manapun. Tetapi, pertanyaan yang muncul kemudian adalah
apakah Uber termasuk disruptive innovation? Apakah Uber mengganggu bisnis taxi pada waktu
itu?
Menurut laman yang dikutip dari Harvard Business Review, ada dua hal dimana Uber tidak
memenuhi syarat perusahaan yang benar-benar mengganggu,
Inovasi yang mengganggu berasal dari pasar low-end or new-market footholds.
Low end footholds ada karena biasanya para “incumbent” atau pemain lama mencoba
memberikan layanan atau produk yang selalu membaik kepada pelanggan yang dinilai
menguntungkan dan sering menuntut dan kurang memperhatikan yang lain. Dalam kasus new-
market, pengganggu menciptakan pasar yang tidak ada sama sekali, sederhananya, mereka
menemukan cara untuk mengubah non-konsumen menjadi konsumen.

Uber tidak termasuk keduanya, karena Uber meningkatkan permintaan saat


mengembangkan solusi yang lebih baik dan lebih murah untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan secara luas. Dalam laman growthhackers.com, banyak hal yang sudah diubah oleh
Uber antara lain: infrastruktur dan layanan taksi yang buruk termasuk taksi yang kotor,
pengalaman pelanggan yang buruk, taxi telat, pengemudi yang tidak mau dibayar dengan kartu
kredit, dan lain-lain.

Disruptive innovations don’t catch on with mainstream customers until quality catches up
to their standards.

Biasanya, pelanggan tidak akan mau berpindah atau beralih ke penawaran atau produk baru
hanya karena harganya lebih murah. Malah sebaliknya, customer menunggu sampai kualitasnya
dinilai cukup memuaskan. Setelah itu, pelanggan akan beralih dan mengadposi produk baru
tersebut dan dengan senang hati menerima harga yang lebih murah. Kebanyakan elemen yang
dimiliki oleh Uber akan mendukung inovasinya. Seperti, pemesanan yang dilakukan melalui
smarthphone, pembayaran yang aman dan nyaman, tepat waktu, harga yang bersaing dengan
kompetitor, dan lain-lain. Hal ini membuat perusahaan taksi lain baik yang sudah ada atau yang
bakal ada, termotivasi untuk memakai teknologi yang kompetitif.

Jadi, menurut bahan yang saya dapat dari summary bacaan diatas, saya menarik kesimpulan
bahwa Uber bukanlah inovasi yang mengganggu.

Anda mungkin juga menyukai