Anda di halaman 1dari 2

Nama : Eriko Timothy Ginting

NIM : 1606952881

Tugas : SMKO – Studi Mandiri (Pert 3 – Types of Strategies)

http://ortax.org/ortax/?mod=aturan&id_topik=&id_jenis=3000&p_tgl=tahun&tahun=2010&nom
or=93&q=&q_do=macth&cols=isi&hlm=1&page=show&id=14535

https://foster.uw.edu/research-brief/corporate-social-responsibility-not-limited-to-developed-
markets/

CSR: Apakah termasuk dalam strategi yang baik?

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah suatu pola strategi perusahaan
sekarang yang mengharuskan perusahaan untuk dibimbing, tidak hanya oleh suatu tujuan yang
sempit seperti mencari keuntungan saja, tetapi juga kepentingan masyarakat yang lebih luas dalam
pembangunan berkelanjutan, lingkungan bersih, perlindungan hak sosial dan ekonomis, dan lain-
lain. Sekarang ini, strategi CSR mengundang kontroversi karena dianggap sebagai suatu tawar-
menawar antara perusahaan dengan pemangku kepentingan di luar perusahaan itu. Salah satu
contoh logis menyangkut CSR ini adalah strategi CSR bisa membuat pengenaan pajak pada
perusahaan menjadi sangat kecil, walaupun dari peraturan pajak sendiri ada mengatur tentang hal
ini (UU no. 36 tahun 2008 dan PP no. 93 thn 2010) yaitu maksimal yang bisa dikurangkan dari
penghasilan bruto hanya sebesar 5%. Contoh, Penghasilan neto fiskal Wajib Pajak adalah Rp60
milyar maka jumlah sumbangan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto yaitu maksimal
5% atau sebesar Rp3 milyar. Apabila Wajib Pajak memberikan sumbangan sebesar Rp5 milyar
maka yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto hanya sebesar Rp3 milyar.

Terkadang juga, CSR yang didasari oleh tawar-menawar tadi bisa mengambil bentuk
seperti konsultasi, mendengar pendapat publik, forum stakeholder, dan sebagainya yang mengarah
pada mendapatkan “lisensi sosial untuk beroperasi”. Bagi perusahaan yang mengharuskan CSR
dalam operasinya adalah perusahaan yang notabene mengekspoitasi, merusak atau mengambil
suatu sumber daya yang sulit untuk diperbaharui dan perusahaan memakai hal CSR sebagai
langkah strategis untuk mencegah hubungan buruk dengan masyarakat. CSR juga bisa menjadi
salah satu hal untuk menambah track record yang baik dan ukuran yang masuk akal yang dapat
menambah kepercayaan dari masyarakat. Hal ini sangat bagus untuk perusahaan agar tetap dilihat
sebagai pembawa dampak baik bagi warga sekitar dan menutupi kerusakan atau eksploitasi yang
sudah dibuatnya.

Selanjutnya, CSR ini juga bisa memperbaiki hubungan dengan regulator dimana
perusahaan yang sudah melakukan hal ini memiliki andil untuk meringankan beban pemerintah
sebagai regulator, dimana seharusnya pemerintah yang sebenarnya mempunyai tanggung jawab
yang besar terhadap kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.
Dilihat secara umum, perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa hal untuk
mengeksekusi strategi seperti ini. Menurut Michael E. Porter (2009), empat motif yang membuat
manajemen melakukan CSR adalah
1. Kebijakan moral (meraih kebijakan komersil dengan tetap menghormati nilai etika)
2. Keberlanjutan (memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengabaikan kebutuhan masa datang)
3. Izin operasi (membangun citra untuk menjamin persetujuan pemerintah dan stakeholders)
4. Reputasi (agenda CSR didasarkan atas motif menaikkan brand dan reputasi terhadap
konsumen, investor, dan karyawan).

Menurut saya, dengan mempertimbangkan hasil analisis di atas, perusahaan lebih baik
melakukan program CSR, mengambil kebijakan ini dengan dibangun oleh 4 motif di atas, agar
program ini bisa dipandang berguna dan memang sesuai dengan tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai