PENDAHULUAN
mengetahui
apa
saja
yang
pernah
dikatakan
mengupas
beberapa
hal
berkaitan
dengan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Periwayatan Dengan Lafadz ( Periwayatan bil Lafdzi )
Meriwayatkan
hadis
dengan
lafadz
adalah
menulisnya
dengan
yang
mereka
terima
dari
Rasulullah sendiri.2
Sebagian sahabat ada yang jika ditanya tentang
sebuah hadis merasa lebih senang jika sahabat lain yang
menjawabnya.
Hal
demikian
agar
ia
terhindar
dari
kesalahan periwayatan.
Dalam permasalahan ini Umar pernah berkata:
1 Munzier Suparta, Ilmu Hadis, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2006), hal. 83.
2 Rahman Ritonga, Studi Ilmu-Ilmu Hadis, (Yokyakarta:Interpena, 2011), hal. 179.
yang ia dengar,
Periwayatan dengan lafaz dapat kita lihat pada hadishadis yang memiliki redaksi sebagai berikut:
1. ( Saya mendengar)
: :
) )
Ramadhan dengan iman dan ihtisab, diampuni doasadosanya yang telah lalu.3
B. Periwayatan Dengan Makna ( Periwayatan bil Maknawi )
3 http://afrinaldiyunas.blogspot.com/2011/12/periwayatan-hadis-secara-lafaz-dan.html,
Minggu 18 december 2011
Meriwayatkan
hadis
dengan
makna
adalah
hanya
oleh
dipahami
para
maksudnya
sahabat
dengan
saja,
lalu
lafadz
atau
makna
tidak
diperbolehkan
ketika
hadis-hadis
belum
dibukukan
dalam
kitab-kitab
tertentu
(seperti
4 Endang Soetari, Ulumul Hadis, (Bandung :Amal Bakti Press,1997), hal. 213.
, ,
), )
Ada seorang wanita datang menghadap Nabi SAW,
yang bermaksud menyerahkan dirinya (untuk dikawin)
kepada beliau. Tiba-tiba ada seorang laki-laki berkata: Ya
Rasulullah,
nikahkanlah
wanita
tersebut
kepadaku,
filiyah,
hadis
taqririyah.
Periwayatan
hadis-hadis
Adanya
Alquran.
larangan
Larangan
nabi
ini
untuk
menuliskan
membuat
selain
sahabat
harus
menghilangkan
tulisan-tulisan
hadis.
Di
samping
larangan,
pemberitahuan
dari
nabi
tentang
ada
Umar
bin
hadis
yang
diriwayatkan
al-Turmudzi,
dan
Menceritakan kepada kami Mahmud bin Gailan,
menceritakan
kepada
kami
Abu
Daud,
mengabarkan
Abd
Rahman
bin
Abdullah
bin
Masud
mendengar
sesuatu
dari
kami
lalu
ia
menyampaikan
Bil Maknawi
8 A. Hafiz Anshary , Periwayatan Hadis dengan Lafal dan Makna, ( IAIN Antasari, 2000)
hal. 95.
Hadisnya
lebih
meyakinkan
karena
berdasarkan
perkataan
langsung Rasulullah
Hadis Qauli
Memerlukan kehati-hatian
rinci
terhadap
keotentikannya
Sebagian besar
hadisnya
dalam meriwayatkannya
haruslah
orang
yang
Ulama
tidak
punya
Hadisnya
dikeluarkan
orang
maupun
Sahabat
yang
mempertanyakan
hanya
dari
dhabitnya.
Banyak
Ulama
bahkan
satu
jalur
pentakhrij,
periwayatan
seperti Umar.
Hadisnya dari setiap jalur
periwayatan
perbedaan.
perbedaan
memiliki
dari
matannya.
F. Kesimpulan
Meriwayatkan
hadis
dengan
lafadz
adalah
Meriwayatkan
meriwayatkan
hadis
hadis
dengan
berdasarkan
makna
kesesuaian
ini,
segi
lain
adalah
dikarenakan
adanya
hadis
yang
DAFTAR PUSTAKA
Munzier Suparta, Ilmu Hadis, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2006)
Rahman Ritonga, Studi Ilmu-Ilmu Hadis,
(Yokyakarta:Interpena, 2011)
http://afrinaldiyunas.blogspot.com/2011/12/periwayat
an-hadis-secara-lafaz-dan.html
Endang Soetari, Ulumul Hadis, (Bandung :Amal Bakti
Press,1997)
Muhammad Ajjaj al-Khatib, as-Sunnah qablat-Tadwin,
(Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001)
A. Hafiz Anshary , Periwayatan Hadis dengan Lafal
dan Makna, ( IAIN Antasari, 2000)
10