2. Periode kedua
Sejarah turunnya al-Qur'an berlangsung selama 8-9 tahun, di mana ayat-ayat al-Qur'an telah
sanggup memblokade paham jahiliyah dari segala aspek, sehingga mereka tidak lagi
mempunyai arti dan kedudukan dalam alam pikiran sehat.
E. Kodifikasi Al-Qur'an
1. Pengumpulan dalam arti Hifdzuhu (menghafalkannya dalam hati). Jumma'ul Quran
artinya huffadzuhu (penghafal-penghafalnya, orang yang menghafalkannya di dalam hati).
2. Pengumpulan dalam arti kitabuhu kullihi (penulisan al-Qur'an secara keseluruhan).
3. Pengumpulan dalam arti merekam suara bacaan al-Qur'an, yaitu pelestarian al-Qur'an
dengan cara merekam dalam pita suara.
F. Periodisasi Kodifikasi
Periode kodifikasi Al Qur'an dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Pada Masa Nabi
Kodifikasi Al Qur'an pada zaman Nabi:
a. Nabi mengangkat para penulis wahyu al-Qur'an, seperti Ali, Muawiyah, 'Ubai bin
Ka'ab dan Zaid bin Tsabit
b. Menuliskannya pada pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit kayu, pelana,
potongan tulang belulang binatang.
c. Jibril membacakan al-Qur'an kepada Rasulullah pada malam-malam bulan Ramadan.
d. Nabi mengoreksi langsung hafalan para sahabat, di antaranya: Ali bin Abi Thalib,
Muadz bin Jabal, Ubai bin Ka'ab, Abdullah bin Mas'ud dan yang terakhir Zaid bin
Tsabit.
e. Belum dibukukan dalam bentuk mushaf sebab masih menanti wahyu yang
diturunkan.
f. Mengenai susunan surat, Nabi sendiri yang memerintahkannya.
2. Pada Masa Khalifah Abu Bakr
Kodifikasi Al Qur'an pada zaman Khalifah Abu Bakar :
a. Banyak para sahabat ahlul qura (penghafal) syahid dalam perang Yamamah. Umar
kemudian meminta kepada Abu Bakar membukukan al-Qur'an.
b. Mengumpulkan tulisan-tulisan dari para penghafal yang terserak.
c. Para penghafal harus membawa 2 orang saksi.
d. Dikumpulkan oleh Zaid bib Tsabit dalam satu mushaf (terbuat dari kulit onta),
kemudian disimpan di rumah Hafsah.
e. Belum dilengkapi tanda baca, juz, dan keterangan- keterangan lainnya seperti saat ini.