Anda di halaman 1dari 23

A.

Pengertian, Objek dan Urgensi Ulumul Quran


1. Pengertian Ulumul Quran
Kata ulum jamak dari kata ilmu yang artinya al-fahmu wal idraak (faham
dan menguasai). Yang dimaksud dengan ulumul quran ialah ilmu yang
membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan al-Quran dari segi
asbaabun nuzul, munasabah, pengumpulan & penertiban, pengetahuan
tentang surah-surah Mekkah dan Madinah, al-Muhkam wal Mutasyaabih, Ijaz
a-Quran dan lainnya yang berhubungan dengan Quran.
2. Objek Pembahasan Ulumul Quran
a. Sejarah & Perkembangan Ulumul Quran: sejarah rintisan ulumul quran
di masa Rasulullah SAW, sahabat, tabiin dan selanjutnya.
b. Pengetahuan tentang al-Quran: makna, karakteristik, nama-nama,
wahyu, turunnya al-Quran, ayat Mekkah dan Madinah, asbabun nuzul,
dst.
c. Metodologi Penafsiran al-Quran: pengertian tafsir & takwil, syaratsyarat mufassir dan adab-adabnya, sejarah & perkembangan ilmu
tafsir, kaidah-kaidah dalam penafsiran al-Quran, muhkam wa
3.

mutasyabih, aam & khoos, nasikh wa mansukh, dll.


Urgensi Mempelajari Ulumul Quran
Agar dapat memahami kalam Allah
Agar mengetahui cara dan gaya menafsirkan al-Quran
Agar mengetahui persyaratan-persyaratan menafsirkan al-Quran
Mengetahu ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan dalam menafsirkan al-

Quran
B. Sejarah & Perkembangan Ulumul Quran
1. Ulumul Quran Pada Masa Rasulullah SAW
Rasulullah SAW menafsirkan kepada sahabat beberapa ayat
Antusiasme sahabat dalam menghafal dan mempelajari al-Quran
Larangan Rasulullah SAW untuk menulis selain al-Quran, sebagai
upaya menjaga kemurnian al-Quran
2. Ulumul Quran Masa Khalifah
Khalifah Abu Bakar: kebijakan pengumpulan/penulisan al-Quran yang

diprakarsai Umar bin Khattab dipegang Zaid bin Tsabit


Khalifah Usman: kebijakan menyatukan kaum muslimin pada satu
mushaf

Khalifah Ali: kebijakan perintahnya meletakkan kaidah-kaidah nahwu


3. Ulumul Quran Masa Sahabat & Tabiin
Para sahabat melanjutkan usaha mereka menyampaikan makna-makna
al-Quran dan penafsiran ayat-ayatnya yang kemudian diteruskan muridmurid mereka (tabiin).
4. Masa Pembukuan (Tadwin)
Pada abad kedua hijriah tiba masa pembukuan (tadwin) yang dimulai dengan
pembukuan hadis dan sehagian ulama membukukan tafsir Quran yang
diriwayatkan dari Rasulullah SAW dan para sahabat atau dan para tabiin.
C. Seputar al-Quran
1. Ilmu Al-Qu ran
a. Pengertian Al-Quran secara Bahasa
Lafadzh Qaraa yang arti mengumpulkan dan rnenghimpun, dan qiraah
berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalarn
suatu ucapan yang tersusun rapih.
b. Pengertian Al-Quran secara Istilah
Kalam Allah yang bersifat mukjzat, yang diturunkan kepada Muhamrnad
SAW, tertulis di mushaf, diriwiyatkan secara mutawattir, dan membacanya
adalah ibadah. Al-Quran terdiri dari 6326 ayat, 114 surah, 30 juz.
c. Nama Dan Sifat al-Quran
Diantara nama-nama Al-Quran: Al-Quran (QS. A1-Israa:9), Al-Kitab (QS.

Al-Anbiyaa: 1O), Al-Furqan (QS. Al-Furqan: 1), Adz-Zikr (QS. Al-Hijr:9)


Diantara sifat-sifat al-Quran: Nur (cahaya) (QS. An-nisaa : 174), Huda
(petunjuk), Syifa (obat), Rahmah (rahrnat),dan Mauizah (nasehat) (QS.

Yunus: 57)
d. Karakteristik al-Quran
1) al-Quran adalah Kitab Ilahi. (QS. Huud: 1)

2) al-Quran adalah Kitah Suci yang terpelihara. (QS. Al-Maidah: 44)


3) al-Quran adalah Kitab Suci yang menjadi Mukjizat
4) al-Quran adalab Kitab Suci yang menjadi Penjelas dan dirnudahkan
Pemahamannya. (QS. Al-Qomar; 17)
5) al-Quran adalab Kitab Suci yang Lengkap. (QS. An-Nahl: 891)
6) al-Quran adalah Kitab Suci seluruh Zaman
7) al-Quran adalah Kitah Suci bagi Selunuh lJmat Manusia. (QS. At-Takwir:
27)
e. Kandungan al-Quran
Isi kandungan al-Quran meliputi segala hal.Secara umum dapat
dikategonikan menjadi beberapa hal, yaitu: tentang akidah, ihadah, akhlak,
hukum, peringatan [waad dan waid) dan sejarah (kisah-kisah]. Disamping itu
Al-Quran selalu memotivasi umat Islam untuk berpikir dan bertadabbur
(merenungi) isi kandungannya agar mendapat petunjuk (inspirasi) yang
tersirat di dalarnnya.
B. Proses Turunya Al-Quran dan Tahapan Turunnya Al- Quran
Allah SWT menjelaskan secara umum tentang turunnya Al- Quran dalam tiga
tempat daam Al-Quran, masing-masing:
a) Al-Quran diturunkan pada bulan Raniadhan ( QS. Al-Baqarah:
185).
b) Al-Quran diturunkan pada malani Lailatul Qadar ( QS. Al-Qadr:
1]
c) Al-Quran diturunkan pada nialam yang diberkahi (QS.AdDhukhan: 3 )
d) Al-Quran ditununkan pada han berternu dna pasukan [QS. Al- Anal: 41

Semua ayat diatas tidak bertentangan, karena malarn yang diberkahi adalab
malam lailatul qadar dalarn bulan Ramadhan. Yang dirnaksLid dengan
turunnya Al-Quran dalam ayat diatas adalah turunnya Quran sekaligus di
Baitul Izzah dilangit dunia
agar para malaikat rnenghonrnati kebesarannya. Kernudian sesudah itu
Quran diturunkan kepada rasul kita Muhammad saw. secara bertahap
berangsur) selarna 22 tahun 2 bulan 22 han, sesuai dengan penistiwapenistiwa dan kejadian-kejadian sejak dia diutus sampai wafatnya. Ayat yang
pentanna turun adalah sunah Al-AIaq, ayat 1 sd 5. Dan sunah yang tenakhir
tunun adalah Al- Maidah, ayat 3.
C. Ilikmah Turunnya Al-Quran Secara l3ertahap
1) Mengnatkan atan meneguhkan hati Rasulullah SAW
2] Menjawab tantangan dan sekaligus Mukjizat.
7) M em pe ni: ula P ii Lila 1 dan pemaha ma nnya.
7) Kesesuana: clengan penistiwa-penistiwa pentahapan (Lilam peileta pa: I: a
KU In.
, Bukti yang pasti bhwa Al-Quran Al-Karim dHurunkan dan sisi Yang Maha
Bijaksan dan Maha Terpuji.
1). Asbabun Nuzul
Pedoman dasar para ulama dalam mengetahui asbabun nuzul ialah riwczyat
sahih yang berasal dan Rasulullah saw atau (Ian sahabat. Itu disebabkan
pemberitahuan seorang sahabat nengena hal seperti mi, bila jelas, maka hal
itu bukan sekedar
pendapat [rayu), tetapi ia mempunyai hukum marfu (disandarkan pada
Rasulullah).

Sebab turunnya sesuatu ayat itu berkisar pada dua hal:


1. Bila terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Quran mengenai
peristiwa itu.
z. Bila Rasulullah ditanya tentang sesuatu ha], maka turunlah ayat Quran
menerangkan tentang hukurnnya.
lirgensi Mengetahui Asbabun Nuzul
1) Mengetahui hikmah diuridangkannya suatu hukum dan perhatian syariat
terhadap kepentingan LImUnl dalam rnenghadapi segala peristiwa sebagai
bentuk rahmat erhadap U mat. It-il karena setiap peristiwa penting teinyata
mendHlpat awaban bail al-Quran.
2 Mengkhususkan (membatasi] hukum yang diturunkan dengan sebab yang
terjadi. E1ila hukum iLi dinyatakan dalam bentul i1flUm. mi bagi mereka
yang berpenciapa bahwa yang menjadi pegangan aclalah sebab yang
khtisus (loll L)ukaIli)ya lafa/yang urnurn.
. Apabila lafal yang diturunkan tn laal yang uinuin (aamj dan terdapat dalil
pengkhususannya, maka pengetahuan mengenai a,cbahun nuzul membatasi
pengkhususan tn hanya terhadap yang selain bentul< sebab.
4J Mengetahui sehab nuzul acialah cara terbaik untuk memaharni rnakna AlQuran Al-1<arim rnenyingkap kesamaran yang tersernhii nyi dalarn ayatayat yang tidak (lapat ci ta rsirka n tanpa inengetahui S(hd) nuzulnya.
5) Sebab nuzul dapat menerangkan tentang siapi ayit
diturunkan sehingga ayat tersehut tidak dierapkan kepada urang lain karena
dornngan permusuhan dun perselsih;irt
Su(iIa sediihana keCuiLlan nWIlfl)ellJJ II ish,ibiin nuzul

adaiah untulK rnernudahkan mernahami Al-Quran agar terhindar dan


kesalahpahaman dalam memahami ayat,contohnya: Surah Al- E3aqarah,
ayat 115 yang artinya: Dan kepunyaan Al/ahlah tirnur dan burnt, muka ke
maria pun kamu rnenghadap, disitulab wajah .4//nh ..,Menurut zhahir ayat
mi, orang yang shalat boleh meughadap ke arah mana saja, sesuai kehendak
hatinya. Ia seakan-akan tidak berkewajiban menghadap Kabah di ketika
shalat, karena zahir ayat itu memang membolehkan untuk menghadap ke
arah mana saja dalam shalat. Akan tetapi ternyata ayat itu turun
dilatarbelakangi oleh suatu peristiwa, di rnana serombongan shahabat yang
tengah musaHr mengalami keadaan yang gelap guPta sehingga sulit
memastikan arah kiblat shalat (Isya?). Kata sepakat susah didapat. Masingmasing punya pilihan dan kecendrungan sendiri. Reesokan harinya problerna
mi dipertanyakan kepada Rasul saw untuk meminta kepastian hukumnya,
apakah shalat mereka perlu diulang?. Ayat tersebut di atas turun
memberikan legitirnasi shalat yang dilaksanakan dalam. kondisi sedemikian
itu. Dengan begitu, tidak bisa untuk diterapkan dalarn setiap kondisi dan
keadaan.
E. Munasabah Al-Quran
Munasahah adalah sisi keterkaitan antara beberapa ungkapan di dalarn satu
ayat atau antar ayat pada beberapa ayat, atau antar surat di dalam AlQuran.
Para ulama nenjeIaskan bahwa pengetahuan tentang rnunasabah bersifat
ijtihad. Artinya, pengetahuan tentang ditetapkan berdasarkan ijtihad karena
tidak ditemukan riwayat, baik dan Nabi maupun para sahabat. Oleh karena
itu, tidak ada keharusan mencari inuiiasabah pada setiap ayat. Alasannya,
Al- Quran diturunkan secara berangsur-angsur mengikuti berbagam keiadiun
dan peristiwa yang ada. Oleh karena itu, terkadang seorang mufasir
rnenemukun keterkaitan suatu ayat dengan yang Iainnya dan terkadang

tidak. Ketika tidak menemukan keterkaitan


itu,ia(iciakcliperkenunkanmemaksukandiri
Ada bebutupu caru rnengctahui munasabah, yaitu: harus (ilperhitikun tujnun
penihahasan suatu surat yang inenjadi objek pricran, iicinpeihatil<an uraian
ayut-uyut yang sesuai dengan
tujuan yang ciibahas dalam suratmenentukan tingkatan uraianiraian itu,
apakah ada huhungannya, hendaknya memperhatikan ungkapan-ungkapan
bahasanya dengan benar dan tidak )erlebihan.
Macam-macam munasabah dalam Al-Quran yaitu:
nunasabah antar surat dengan surat sebelumnya, munasahah ntar nama
surat dan tujuan turunnya, munasabah antar bagian suatu ayat, munasabah
antar ayat yang etaknya berdampingan, munasabah antarsuatu kelompok
ayat dengan kelompok ayat disampingnya,rnunasabah antar Iashilah
(perniasah) dan si ayat, munasabah antar awal surat dengan akhir surat
yang sama, nunasabah antar penutup suatu surat clengan aa1 sura be ri k u
tnya.
ni ialah:
Adapun manfaat/kegunaan mempelajari lime munasahah
1 Dapat menepis anggapan orang hahwa tema-tema Al- Quran kehilangan
relevasi antara sate bagian dan bagian yang lainnya.
2. Mengetahui atau persambungan/hubungan antara bagian Al-Quran,
baikantara kalimat atau antarcyat macpun antarsurat, sehingga lebih
memperdalam pengetahuan ban penchalan tentang kitab Al-Quran dan
memperkuat keyckinan terhaclap kewahyuan dan kernukiizatannya.

3. Dapat cliketahui mutu dn tingkat kebaTaghahan bahasa Al- Q uren


clankonteks kalimat-kalimatnyc ycep sate dengan yang lainnyc, serta
perscsuaian ayat atau sLirat yang sate dcci yang lain.
4. Dapat memhantu dalain nienirsirkan ayat-ayat Al-Qu ran seteich
diketahuihubungan suatu l<aliniat atau ayat dengan kalimat atau ayat yang
lain.
Untuk melihat contohnya dapat dirujuk iiada Ai-Qu ran terjernahan
Departemen Agama pada setiap akhir send selalu clijelaskan keterkaitan
(rnuiiasabah antara sunab sesudahriya dengan surah yang sehclumnya.
F. AI-Makky 1)ar A1-Madaiiy
a. Cara menentiikan Makky dan Madany
Lnnic nengetahui dan menentukan makki dan madani para ulama hersandar
pada dua cai-a utama
. Manhaj simai naqil [ metode pendengaran seperti apa adanya ] dan
I Manhaj qIycisi ijt/hadi ( menganialogikan dan ijtihad).
Cara simai naqli : didasankan pada riwayat sahih dan para sahabat yang
hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu.
Cara qiysi ijtihadi : didasarkan pada ciri-ciri makki dan rnadani. Apabila
dalam surah makki terdapat suatu ayat yang mengandung ayat madani atau
mengandung persitiwa madani, maka dikatakan bahwa ayat itu madani. Dan
sebaliknya.
Tolak Ukur (miqyas) untuk menentukan Makky dan Madany
Untuk menibedakan makki dan madani, para ulama mempunyai tiga cara
pandangan yang masing-masing mempanyai dasarnya send in.

1) Dan segi waktu turunnya.Makki adalah ayat yang ditununkan sebelum


hijnah rneskipun bukan di kawasan Mekkah. Madani adalah ayat yang turun
sesuclah hijnah meskipun bukan di Madinah.
2) Dan segi tempat turunnya. Makki adalah ayat yang turun di mekkah dan
sekitarnya,seperti Mina, Arafab dan Hudaibiyah. Dan Madani ialah ayat yang
turun di madinah dan sekitannyaseperti Uhud, Quba dan Sib.
3) Dan segi sasaran pembicaraan.Makki adalah ayat yang senuannya
ditujukan kepada penduduk Mekkah. Dan madani adalah cyat yang
ditujukan kepada penduduk Madinah. Berciasankan pendapat mi, para
pendukungnya menyatakan bahwa ayat Quran yang mengandung seruan
yea ayyuhannas (wahai manusia) adalah makki, sedang ayat yang
mengandung seruan you ayyu halludziina aamanuu (wahai orang-orang yang
1)cnimanj adalah madani.
b. Cu-i-Cu-i Khas Makki Dan Madaiii
1) Ciii-ciri Surah Makkiyah
i) Sntiap snijh yang didalaiunya mengandung sajdah.
b ti3j) SUI ib yang iiengJfl(lUflg cdii Relic
L vtI,1t) sn yang mnngcndung yea iyynhan nacs dan Lidak Hung iidnng yea
ayyuhci lad7lilaa aniaiiuu, bunarti niakki.
Kecuali surah ai-Hajj yang pada akhir surah terdapat aya yaa ayyuhal
ladziina amanuur ku wasjudu. Sebagan besar ulama berperidapat bah\va
avat tersebut adalah in a k ki.
d) Setiap surah yang mennganclung kisab para nabi urnat terdahulu adalah
rnakki, kecualj surah A1-Baqarah.
e Setiap surah yang mengandung kisah Adam dan iblis adalah makki, kecuali
surat AI-Baqarah.

0 Setiap surah yang dibuka dengan huru-huru1 singkatan


(muqaththaat)seperti alif lam mini, alil lam ra, ha mirn WI, adalah makk,
kecuali surah A1-Baqarah dan Au Imran, sedang surah Raad niasih
dipcrselisihkan.
2) Ciri-ciri Surah Madaniyah
a] Setiap surah yang berisi kewajiban atau had ( sanks; adalah madani.
b) Setiap surah yang didalarnnya disebutiKan otang-orang inunafik adalah
madani, kecuali surab al-Ankabut adalah makki.
I Setiap surab yang didalaninya terdapat dialog dengan ahli kitab adalah
madam.
C. Tema & Gaya F3ahasa Surat 1akkiyah
Da ri segi cmi teiiia ci a ii gaya bahasa, a at iiiukky da pat1i h
uiringkas sebagai berikut :
c-i) Ajakan kepada tauhd dan heribadah hanya IKepada Allah, pernbuktian
mcngenai risalah, kebangkitan dan han pembalasan, han kiamat dan
kengeniannya, nenaka dan siksanya, sunga dan nikrnanya, argumentasi
dengan orang musynik dengan menggunkan bukti-hukti rasional dan ayatayat kauniab.
h) Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan akhlak inulia
yang menjadi dasar tenbcntuknya suatu masyarakat, dan penyingkapan
dosa orang musynik dalam penumpahan darah, metnakan harta anak yatini
secara d7al un. Penguhii nazi hidup-hidup hayi perem puan dn tradisi buruk
Iaizinya.
() Menyebutkan ki sob pina ziabi don u mat-u mat tcrdahul u sehigo plilon1 ii
bigi meneki S(hinggo iii(Ol1liiii iasW

orang yang mendustakan sebelum mereka, dan sebagai hiburan buat


Rasulullah saw sehingga ia tabah dalarn mengadapi gangguan dan mereka
dan yakin akan menang.
dJ Suku katanya pendek-pendek disertai kata-kata yang mengesankan sekali,
pernyataannya singkat, ditelinga terasa menembus dan terdengar sangat
keras. Menggetarkan hati, dan maknanya pun meyakinkan dengan diperkuat
lafal-lafal sumpah, seperti surah-surah yang pendek-pendek.
d. Tema dan Gaya Bahasa surat Ivladaniyah
Dan segi ciri khas, tema dan gaya bahasa, dapatlah diringkaskan sebagai
benikut:
a)
Menjelaskan ibadah, muamalah, had, kekeluangaan, wanisan, jihad,
hubungan sosial, hubungan internasional, baik diwaktu darnai maupun
penang, kaidah hukum dan
masalah perundang-undangan.
b) Seruan terhadap ahli kitab, dan kalangan Yahudi dan. Nasrani. Dan ajakan
kepada mereka untuk masuk Islam,
penjelasan mengenai penyinipangan meneka, tenhadap kitab-kitab Allah,
penmusuhan mereka tenliadap kebenanan, dan perselisihan mereka setelah
ilmu datang kepada mereka karena rosa dengki diantara sesarna meneka.
i;) Menyrngkap penilaku orong rnuna[ik, inenganalisis kejiwaannya,
membuka kedoknya dan menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi agama.
d) Suku kata dan ayat-ayatnya panjang-panjang da ii dengan gaya bahasa
yang memantapkan syariat serta menjelaskan tujuan dan sasarannya.
e. Faedah Mengetahul Makki Dan Madani

1. Untuk dijadikan alat bantu dalam rnenafsirkan Al- Quraii. Sebab


pengetahuan rnengenai tempat turun ayat dapot rneinhantu mernahami
ayat tersebut dan menniifs;nkannya dengan tafsinan yang henan. Sekalipun
yongliiliJ(lI pegongan adalah pengertian unium loladz, bud in ob yang
khusus. Iendosorkazi hal ito seonang pniioRo dopo iiernbedol<ozi oziLizo
oyot yang nosikh
clengan yang mansukh, bia diantara keciua ayat terdapat rnakna yang
kontradktif.
2. Meresapi gaya bahasa Quran dan rnernanfaatkannya dalam metode
dakwah menuju jalan Allah. Sebab setiap situasi mempunyai hahasa
tersendiri. Memperhatikan apa yang dikehendaki oeh situasi merupakan arti
paling Rhusus dalarn retorika. Karakteristik gaya bahasa makk dan madani
dalam Al-Quran pun memberikan kepada orang yang mempelajarinya
sebuah metode dalam penyarnpaian dakwah ke jalan Allah yang sesuai
dengan kejiwaan lawan berbicara dan menguasai pikiran dan perasaaannya
serta rnenguasai apa yang ada dalam dirinyn dengan penuh kebijaksanaan.
3. Mengetahui sejarah hidup Nabi rnelalui ayat-ayat Al- Quran. Sebab turn
nnya wahyu kepada Rasulullah s sejalan dengan sejarah dalK\vah dengan
segrI peristiwanya, balk dalam peiiode ylekkah maupur Madinah. Sejak
permulaan turun vahyu hingga ayut terakhir diturunkain.
G. Al-Muhkarn Wa Al-Mutasyabih
Muhkam adalah ayat-ayat yang maknanyasudah jelas, tidalK samar lagi.
Termasuk dalam kategori Muhkarn adalab nash (yang rnenunjkan sesuatu
yang dinksud dengan tcraulg dun tegas, dun nieniang untuk rnaknu itu ia
disebutkan) dan zhahr (makna lahir).
Adapun Mutasyahih adalah ayat-ayat yang naknanya beluiH jelus. Masuk
dalam kategori Mutasyabih adalah mujrnal (global), muawwal (barns
ditakwil), musykil (pelik) dun mubhani C anibigius).

Diantara dasar hukuii tentang MuhkunH dan Mutasyahih aiclalah I irinan


Allah swt dalarn QS. Alt I mran, aya t 7. Da ii memahami ayat tersebut, maka
sikap para Uluma terhadap ayatayut Mutasyaibih terbagi dalam 2 kelompok
yailtu
1. Maizhab Salal, yaitu pairu ulama yang meniercayai dun mengliflain
ayat-ayat Mutasyabih dun menyerahka ii Hrpeniil1ry k(p;r huh H(nchiri
ITafbid! !/(] !(iIH. \b au iirHVU(ulH:H 1bl hr rngertIur-pcnarNIun
lahir \31
iiustahil bagi Allah dun mengimaninya sebagaimana yang diterangkan AiQuran.
2. MazhabKhaiaf, Yaltu Ularna yang menakwilkan lafal yang makna hahirnya
musthahil kepada makna yang baik bagi zat Allah, contohnya mazhab mi
merigartikan mata dengan pengawasan Allah, tangan diartikan
kekuasaan Allah, dan lain-lain.
Menurut Al-Zarqani, ayat-ayat Mutasyabih dapat dibagi 3 ( tiga ) macam:
I . Ayat-ayat yang seluruh manusia tidak dapat mengetahui maksudnya,
seperti pengetahuan tentang zat Allah dan han kiamat, hal-hal gaib, hakikat
dan sifat-sifat zat Allah. (QS. Al- Anam: 59)
Eh. Ayat-ayat yang setiap orang bisa mengetahui maksudnya melalui
penelitian dan pengkajian, seperti ayat-ayat Mutasyabih yang kesamarannya
tirnbul akibat ringkas, panjang, urutannya, dan seumpamanya.
3. Ayat-ayat mutasyabih yang maksudnya dapat diketahu oleh para Ulama
tertentu dan bukan semua Ulama. Maksud yang demikian adalah maknamakna yang tinggi yang memenuhi hati seseorang yang jernih jiwanya dan
mujahid. Sebagaimana diisyaratkan oleb Nabi dengan doanya bagi Ibnu
Abbas: Ya Tuhanku, jadikanlah seseorangyang paham dalam ogarna, dan
ajarkanlah kepadanya takwii.

H. Fawatih As-S uwar


Pawatih Al-Suwar yaitu pembukuan-pembukuan surat yang dimulai dengan
potongan-potongan huruf, yang pada umumnya terdapat pada pembukuan
ayat atau surat makkiyah (huruf-huruf hijaiyah).Pembukuan surat mi ada
yang terdiri dun dna hunuf, enam huruf, lirna hunuf dun lain-lain.Dalam hal
mi ada bebenapa pendapat Ularna diantananyu yaltu
1. Ulania memahami Fatwatil Al-Suwan mi sebagai rahasia hanya Allah yang
mengetahuinya.
2. Ulaima ni iiiengatakan bahawu hunuf-hunuf awal sunat
sebagri h u vu -huru f yang mengandung pengertiun d apat di l)ihi 11 l eh na
nusia.
Ulama salaf berpendapat bahwa fawati Al-Suwar telah disusun sejak zaman
azali sedemikian rupa supaya melengkapi segala yang rnelemahkan rnanusia
dan yang diciatangkan sepert A1-Quran.Oleh karena itu itikad bahwa huruhuruf mi telah sedemikian dan azalinya, maka banyaklah orang tidak berani
mengeluarkan pendapat tentang huru-huru itu, orang menganggap huruf itu
termasuk golongan mutasvabih yang hanya Allah lah yang mengetahuinya.
E Hikmah Keberadaan Ayat Mutasyabih dalam A1-Quran
Diantara hikmah keheradaan ayat-ayat Auasyabih di dalarn Al-quran dan
ketidakrnarnpLlan akal untuk rnengetahuinyi adaloh sehagai berikut
1. Memperlihatkan kelemahan akal manusia.
Akal sedang dicobd untuk rneyakini keberadaan ayat-ayat rnutasyabih
sebagai mana Allah memberi cobaan pada badan untuk heribadah. Ayat-ayat
fvlutasyabih merupakan sarana bagi penundukan nkal terhadap Allah karenn
kesadarannya akan ketidakmampuan akalnya untuk mengungkapkan
ayat*ayat Mutasyabih tn.

2. Teguran bagi orcing-orang yang niengutak-atik (1yt Mutasyhih


Pada penghujung ya srah Al-lmran [3] yat 7, Aflnh riiuncerca orang-oran 3fl
menguLi 1< t k yat-ayi MutsyalDih. Sebaliknya, mernherilKn pujin kepada
orangorang yang rnenjalani ilmunyn dan menyadari keterbatasan a <al nya.
3. Memberikan pemahaman abstrak-ilahrah kepada manusia mclalui
pengalaman indrawi yang hiasa disaksikannya.
Dalarn kasus sifat-sifat Allah, sengaja Allah memberikan gamharan fisik agar
manusia lebih rncngcnal sifat sifat-Nya. l3ersarnaan dengan itu, Allah
menegaskan bahwa dir]-Nya tidak sama dengan hamha-Nya dalarn hal
pemilikan anggota ha ci a
11.14. Qiraat Al-Quran
A. Pengertian Qiraat
A1-Qiraaat adaiah jamak dan kata qiroah yang berasa dan qarua -yaqrau qirdatan. Menunut istilah qiraatialah salah satu aliran dalam
pelafalan/pengucapan Al-Qunan yang dipakai oleh salah seorang maui quna
yang benbeda dengan Iainnya dalarn hal ucapan Al-Qunanul Kanim, Qiraat
mi bendasankan sanadsarddnya sampai kepada Rasulullah SAW.
B. Sejarah Perkembangan Ilmu Qiraat
Pana sahabat mempelajani cara pengucapan Al-Quran langsung dan
Rasulullah saxv, bahkan bebenapa dan secana resmi dinekomendasikan
oleh Rasulullah saw sebagai rujukan sahabat lainnya dalarn pengucapan AlQunan.
- Dan Abdullah bin Arnn bin Ash, Rasulullah saw bensabda :
ArnbilIah (be/ajarioki) Al-Quran dan empat orang : Abdullcih bin Masud,
Saliiii, Muadz, dun Ubaibin Kab (HR Bukhori)

F Rasulullah SAW juga bensabda : Barang siapa yang ingin rneiyrbaca AIQtiran benar-benar sebagaitnana a diturutakan rnaka heiidaklah
rneinbacanya seperti bacaan Ibnu Umni Abd [Abduilah bin Masud)
Diantana sahabat yang populen dengan bacaannya adalah:
Utsrnan bin Afian, Au bin Abi Tholib, Uhay bin Kab, Zaid bin Tsabit, Abu
Darda, lbnu Masud, dan Abu Musa al-Asyary. Dan mereka inilah kebanyakan
pal-a sahahat dan tbiin di selunuh daenah belajan tentang bacaan Al-Qu
ran.
Pada generasi benikutnya dikenal Qinaattujuhorangimam.
lniadalahqinaatyangshahih kanena mernenuhi syarat-syarat untuk dapat
ditenima, yaitu:
1) Muwafawob bi//irobiyah ( sesuai dengan bahasa arab)
2) Mtiwafaqo/i bi ahad rorn utsrnani ( sesuai dengan salah satu
penulisan mushaf Utsmani
4) ,chihhutus Sanad ( bersandarkan dun sanad atau riwayat yang
shohih / <nat)
Aclapun nania ketujuh maui tersehut adalah Ihnu Amir
(118 H), bun Ktni (120 Fl), Ashim al-Kuty (128 11), Aba Anir
(154 H), llam ii al-Knfy (156 Il), main Nab (160 11), dan AlK aiy (180 Il)
C. Hikmah Perbedaan dalarn Qiroah
I ) Hukti yang jelas entang keterjagaan AI-Quran dan perubahan clan
penyimpangan, meskipun mempunyal banyak qiroat tetapi tetap terpelihara.
2] Keringanan hagi umat serta kernudahan dalarn rnenThacanya.

3] 4embuktikan kemukjizatan Al-Quran, karena daam qiroat yang berbeda


ternyata bisa memunculkan istinbath jenls hukum yang berbeda pula.
4) Qiroat yang satu dapat menjelaskan / menafsrkan qiroat lain yang masih
belum jelas maknanya
Diantara contoh perbedaan qiraat yang dapat menghasilkan istimbath
hukum yang berbeda po1nt 3 yalta pada surab Al-Maidah ayat 6, tentang
menyapu atau mernbasuh mata kaki dalarn berwudhu. Para ulama berbeda
pendapat tentang, apakah dalarn berwudlu, kedua kaki wajib dTCLIC
ataulcah hatiya wajib ciiusap dengan air?. ni dikarenakan ada due versi
qiraat. lbn Kasir, Hamzah dan Abu Arnr membaca () Nali, lbn Amir dan Kisai
mumbacu Sementara Ash rn riwyat Syubah membaca sedangkan Ashim
riwayat lIatsh niembaca (Qiraat iienurut zhahirnya!nenuIJuklKafl wajib
dicuci <arena riiathuI kepada qiiaat J/ J) menurut zhalHrnya inenunjukkaii
wajib diusap dengan air
karena mat/in! kepada
ILlS. IJAZ AL-QIJRAN (KEMUI{JIZATAN AL-QURAN)
Secara bahasa, kata ljaz adalah sim mashdar dan QjUZO yuiZu-iUZU17 yang
rnempunyai arti keticlakhcidayaaii aHuu keluputan. Kata ijaz juga berait
terww diVc ketid akrna nipun n.
Secara lstilih, Miikjitn herarti: Sehuah perkara mar biasa
I Kl7!)(Jt],i lii 1(1(1/i) i Tic ci nurt TI Ii it ii gun (u ii ii IK ii Ti H
Hang selimat dan pengingkaran, dan teralisasi pada din seorang yang
inengaku nabi/rasul untuk menguatkan [justifikasi) terhudap dakwahnya.
Secara urnum mukjizat dapat digolongkan menjadi dua kiasifikasi, yaitu:
a Mufzat Indrawi (Hissiyyah)

Mukjizat jenis mi diderivasikan pada kekuatan yang muncul dan segi fisik
yang mengisyaratkan adanya kesaktian seorang nabi. Secara umum dapat
diambil contoh adalah mukjizat Nabi Musa as dapat membelah lautan,
mukjizat Nabi Daud as dapat melunakkan besi serta mukjizat nabi-nabi dan
bani Israil yang lain.
1)) Mukjfzat Rasional (aq/iyah)
Mukjizat mi tentunya sesuai dengan namanya, lebih banyak ditopang oleh
kemampuan intelektual yang rasional. Dalam kasus al-Quran sebagai
mukjizat nabi Muhammad atas umatnya dapat dilihat dan segi keajaiban
ilmiah yang rasional clan oleh <arena itulah mukjizat al-Quran mi bisa abadi
sampai han Qiamat.
1. Perbedaan Mukjizat Quran dengan Nabi-Nabi Sebelumnya
Ada beberapa perbedaan besar antara mukjizat Al-Quran dengan mukjizat
para Nabi-nabi sebelumnya, antara lain
a) Mukjizat Nabi sebelumnya bersifat fisik (hissiyah), maka habis sesuai
dengan berlalunya zarnan. Generasi setelahnya tidak lagi bisa ienyaksikan
iiiukjizat tersebut. Sementara Al-Qu ran adalah rnukjizat yang terjaga, abacli
clan berkelanjutan. Karenanya hingga han mi rnasih banyak temuan-ternuan
tentang mukjizat Al-Quran.
b) Mukjizat Nabi-nabi sebelumnya terfokus pada penakjuban pancleingan,
sementara iiukjizat Al-Quran mengarah pada pcrnbukaan hati dun
penundukan akal, karena itu daya pengaru Ii nyu lehih nina dan hertahan.
Sernentara mukjizat pundatiguti kadang hegitu mudah terlupakan.
c) Mukizat Nabi sel)elunlriya di liiar konteks isi risalah mereka daii tidak
biisusuuiaii, kutuna lungs utamanya hanya untuk riuTiguJHkutT kuiiubiuii JtIIII
ilict1il)iiktikull bahwa meieka dal ali u u su Ti Al nh SWT,contoh nyu:
nienghid ci {ilKi ci cira ng

mati, tongkat rnenjad uar, tidalK ada hubungan angsmg dengan isi ktab
Taurat dan Injil. Sementara Al-Qutan benarbenar mukjizat yang hersesuaian
clan menguatkan is hsalah kenabian Muhammad SAW.
2. Segi-Segi Mukjizat Al-Quran
A. Segi bahasa dan susunan redaksinya (Ijcxz Lughowi)
Sejarah telah menyaksikan bahwa bangsa Arab pada saat turunnya al-Quran
telah mencapai tingkat yang belum pernah dicapai oleh bangsa satu pun
yang ada diduna ni, hab< sebelum dan sesudah mereka daam bidang
kefashihan bahasa ( balaghah]. Mereka juga teah merambab jalan yang
belnm pernah diinjak orang lain dalam kesernpurnaan menyampaikan
penjelasan (aI-bayan), keserasian da1m menyusun kata-kata, serta
kelancaran logika.
B. Segi isyarat ilmiah ( Ijaz Ilmi)
Pernaknaan kernukjizatan al-Quran cialani segi ilmiyyali (iiantaranya
1. Dorongan serta stimulasi al-Quian kepada manusia untk selalu berfilKir
keras atas dirinya send ri dan alam semesa yang mengitarinya.
2. Al-Quran memberikan ruang yang sebebas-hehasnya IDada pemikiran line
pengetahuan sebagaimana halnya tidak ditemukan pada kitab-kitab agama
lainnya yang malah cenderung restriktif(membatasij.
3. Al-Quran dalam mengernukakan dalil-dalil, cligument seita penjelasan
ayat-ayat ilmiah, menyebutkan syarat-isyarat ilrniah yang sehagiannya baru
teiungkap pcli zanian atom, planet dan penakiukan angkasa oar sekarang
ini,cliantaranya yaitu:
a. Isyarat tentang Sejarah Tata Surya (QS. Al-Anhiya
3o

h. Isyarat ten tally Fungsi Angin dalauii Penyeib tikan !Jii nyu (QS. Al-H iji: 221
c. Isyarat tentattq .SidikJari rnanusia (QS AI-Qiyamnh )
d. Dan la in - Ia in nyci.
C. Segi Sejarah & 1J(In1)eIitaaI1 yang ghaib (Ijaz turikliiy)
1. Sjaih / IKeghaiban masa larnpau. Al-Quran sangat jelas dan tasib sekali
dalam menjelaskan cerita masa lab seakan-akan menjadi saksi mata yang
bangsung mengikuti jalannya cerita. Tidak ada satupun dan kisah-kisah
tersebut yang tidak terbukti kebenarannya. Diantaranya adalah: Kisah nabi
Musa & Firaun, Ibrahim, Nabi Yusuf, bahkan percakapan antara anak-anak
Adam as.
2. Kegaiban Masa Kini, diantaranya: terbukanya fiat busuk orang munafik di
masa Rasulullah saw. Allah swt berfirman : Dan di antara manusia ada
orangyang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, don
dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal Ia
ada/oh penantangyang paling keras.[QS. Al-Baqoroh: 204]
3 Rarnalan kejadian masa mendatang, diantaranya: ramalan kemenangan
Romawi atas Persia di awal surat ar-Ruurn.
D. Segi petunjuk penetapan hukum ( Ijaz Tasyrii)
Al-Quran adalah wahyu Allahswt, yang terkandung di dalamnya syariat yang
paling ideal bagi umat manusia, undang-undang yang paling lurus bagi
kehidupan, yang dibawa al-Quran untuk rnengatur kehidupan manusia yang
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Meskipun mernang banyak
aturan hukum dan Al-Quran yang secara kasat mata terlihat tidak adil,
kejarn dan sebdgainya, tetapi sesungguhnya di babik itu ada kesempurnaan
hukum yang ticlak tdrhinggi.Diantara produk hukum Al-Quran yang
menakjubkan dan Penuh hikmah tersebut antara lain

a. Hukuman hudud bagi pelaku zina, pencurian, dsb (QS An- Nuur 2-3]
b Hukuman qishos bagi pembunuhan ( QS Al-Baqoroh 178- 180)
c Hukum warts yang detil (QS An- Nisa 11-12]
ci. Hukuin transaksi keuangan dan perdagangan.(QS AlHaqoroh 282)
Ho kum wrong & perdama iOn. QS Al-Anfol 61]
Don loin-loin
e.
f.

11.16. Pengertian Umum Tentang Hadits, SuHnah, Khabar,


(sar, Bidah dan Hadits Qudsy
A. Hadits
a. Definisi Hadis Secara Bahasa
Secara bahasa hadis menurut bahasa mempunyal beberapa
1. Jadid, lawannya qadim, artinya yang barn J3maknya hidats hudatsa, dan
huduts.
L Qarib,artinya yang dekat. Maksudnya yang belum lama terjadi. Seperti
dikatakan hadits aI-ahdi bi al-Islam. amaknya adalab hidats, hudatsa, dan
huduts.
3. Kha bar, artinya berita, informasi.MaksudnYa : ma yutahaddatsu hihi wa
yunqalu, sesuatu yang diperbincangkafl dan dipindahkafl dan seseorang
kepada seseorang. Dan makna inilah diambil istilah hadis Rasuhllah SAW.
jarnaknya hudtsan, hidtsan, atau ahad its.

h. Secara istilah
1.Menurutahlihadis
i J 4j\ l \
Antinya : Segala ucapan/ perkatuan, penbutwt an hal hwil (keacfanj Nabi
SAW.
Demikian meriurut al-HaFiz dalam sy3nb ,I-Hukhani dani Shakbawi.
Menunut al-Thiby Iiachs adalah segala ucapalH Nabi SAW, penbuatan dun
taqnin helinu. TenmasulK cpa segala ucapalH, penbuatan dan taqnir sahahat
dan tabin.
Maka hadis yang sampai kepada Nabi disebut Manfu, yang sampai kepada
shahabat dinamai mauquf, dun yang sampai pacla tabiin disebut maqthu.
2. Definisi hadis menunut ahli ushul:
\
Antinya : Segala perkat nun, penbuatan dan taqnir (ketetapan Nabi SAW
yang herkaitan dcngan hukum.
B. Pengertian Sunnah
a. Secana hahasa
Sunnah secara bahasa berarti jalan yang dijalani, baik tenpuji manpun
tencein. Sunnah juga benanti sesuatu tnadisi yang telah dibiasakan, baik
tnadisi itu terpuji maupun tidak. Jamaknya sunan.
Nabi SAW bensabda:
__l j _5i lJ \c.lJ:J JLt I3 L:
L .

Artinya : Sungguh kamu akan mengikuti sunnah-sunnah/ jalan hidup yang


dijalani orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta
demi sehasta (sedikit demi sedikit] sehingga sekiranya mereka (dulu) masuk
ke lobang biawak, niscaya kamu pun memasukinya juga.
$J\ i9) . L5) J L: JJJ JiJ L1i
Antinya: Banangsiapa menyunnahkan/ mentradisifan.
sunnah/ tnadisi yang baik maka baginya memperoleh pahala sunnah/ tradisi
yang haik itti dan pahala orang yang mengenjakan sunnah yang baik tn
(sepeninggal dia] sampai han kiamat kelak. Dan barangsiapa
nHenyunnahkan/ mentradisikan sunnah yang tidak haik [jelek/ bunuk), maka
in mempenoleh dosa sunnah yang jelek tn dan dosa orang yang (ikut)
mengerjakannya (sepeniuggal dia] sampai bani kin mat.
b. Secara istilah
1. fvlenurutahli hadis
Menurut istilah muhadditsin (para ahli hadis), sunnah ialah segala yang
dipindnhkan dan Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqnin,
pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan hiclup haik sebelum Nahi SAW
diangknt menjadi Rasul maupun s es ii cia N nyu.
u in N ui in eN add itsi n menetapka n su nnnh da In ni anti tensebut
makennyn samn ci engan had is.
2. Menurcit aNN

Anda mungkin juga menyukai