ABSTRAK
Didalam Al-Qur’an ada tiga sebutan untuk manusia yaitu : Al-Basyar, An-Nas dan
al insan, ketiganya mempunya karakteristik sendiri-sendiri dan juga dijelaskan
tentang ulah-ulah manusia sehingga Allah menurngkan azab untuk mereka sebagai
peringatan atas kelalaian mereka terhadap ajaran-ajaran Al-Qur’an. Disisi lain
menjelaskan penciptaan manusia dari tanah yang dibentuk sesempurna mungkin,
dan dikaruniai sebuah akal sebagai pembeda dari makhluk lain, ia juga lupa akan
jati dirinya dan dominan dalam dirinya adalah sifat hewani. Akan tetapi, bukan
berarti karena manusia disebut lemah tidak mampu melakukan syariat-syariat
yang telah ditetapkan oleh Allah dalam ayat ayat munkamatnya sehingga
seenaknya menganggap semua adalah dispensasi bagi manusia.
Kata Kunci : Manusia dan karakteristiknya, Al-Quran
ABSTRACT
In the Qur'an there are three designations for humans, namely: Al-Basyar, An-Nas
and al insan, all three have their own characteristics and are also explained about
human actions so that Allah brings punishment to them as a warning for their
negligence of the teachings of the Qur'an. On the other hand, it explains the
creation of man from the ground that was formed as perfect as possible, and
endowed with a mind as a differentiator from other creatures, he also forgot his
identity and dominant in him is the animal nature. However, it does not mean that
because humans are called weak, they are unable to carry out the laws that have
been stipulated by Allah in the verses of munkamat, so it is arbitrary to assume
that everything is a dispensation for humans.
Keywords : Man and his characteritics, Al-Qur’an
Pendahuluan
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia diantara
makhluk ciptaan lain-Nya. Oleh sebab itu, manusia diharuskan mengenal siapa
yang meciptakan dirinya sebelum mengenalnya. Dalam pandangan islam manusia
itu makhluk yang mulia dan terhormat disisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam
bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga memahami ilmu
yang diturunkan Allah, berupa Al-Qur’an menurut sunnah Rasul.
Karakteristik manusia merupakan topik yang sangat menarik untuk
dibahas karena manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara makhluk
lainnya. Karakteristik manusia sangat komplek dan terpengaruh oleh banyak
faktor, baik faktor internal atau eksternal. Oleh karena itu, dalam memahami
karakteristik manusia perlu melihatnya dari berbagai perspektif, termasuk
perspektif agama.
Al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam memberikan pandangan ang
sangat kaya tentang karakteristik. Al-Qur’an menjelaskan tentang asal usul
manusia, tujuan hidup manusia, dan nilai-nilai moral yang harus dijungjung tinggi
oleh manusia.
Pembahasan
1. Asal Usul Manusia
Al-Qur’an menjelaskan bahwa manusia berasal dari tanah. Allah
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah menghembuskan ruh kepadanya.
Dalam Qs.Al-Hajj : 5, Allah berfirman : “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan
tentang kebangkitan, maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menciptakan
kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, segumpal darah, kemudaian dari
segumpal daging yang berbentuk dan tidak berbentuk, agar kami jelaskan (yang
demikian itu ) kepada kamu.Dan kami simpan dalam rahim (ibu). Apa yang kami
kehendaki samai waktu yang ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai
bayi, kemudian (kami biarkan kamu tumbuh) sehingga kamu mencapai
kematanganmu. Dan diantara kamu yang diwafatkan, dan dianta kamu ada yang
dipanjangkan umurnya sampai kesuatu waktu yang sangat lemah, sehingga ia
tidak mengetahui lagi apa-apa yang dahulu pernah diketahuinya. Dan engkau
terlihat bumi yang kering, tetapi apabila kami turungkan air diatasnya
bergoncanglah ia dan tumbuhkah ia menjadi tanaman yang subur, yang berbagai
warnanya.
Ada tiga kata dalam Al-Qur’an yang biasa diartikan sebagai manusia yaitu Al-
Basyar, An-nas dan Al-insan.
a. Al-Basyar
Al-Basyar merujuk pengertian manusia secara materi dalam
kapasitas sebagai makhluk jasmaniah,yang secara fisik memiliki
persamaan engan makhluk lainnya, yaitu dapat dibuktikan dengan empirik,
membutuhkan makan dan minum untuk tetap hidup. Kata Al-basyar
terdapat dalam Al-Qur’an kurang lebih 35 kali dalam berbagai surat.
Kebanyakan ayat-ayat tersebut menggambarkan polemik para Rasul
bahwa rasul sama dengan Manusia yang lain dan penciptanya. Adapun
ayat-ayat yang memuat kata Al-Basyar antara lain Adalah Qs. Al-
kahfi:110.
َ ي اَنَّ َما ٓ ا ِٰل ُه ُك ْم ا ِٰلهٌ َّواحِ ٌۚدٌ فَ َم ْن كَانَ يَ ْر ُج ْوا ِلقَ ۤا َء َربِ ٖه فَ ْليَ ْع َم ْل
َ ع َم اًل
صا ِل احا َّو ََل يُ ْش ِر ْك َّ َقُ ْل اِنَّ َما ٓ اَن َ۠ا بَش ٌَر ِمثْلُ ُك ْم ي ُْوحٰ ٓ ى اِل
ࣖ ِب ِعبَادَةِ َر ِب ٖ ٓه ا َ َحداا
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya
seorang manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan
kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Siapa yang mengharapkan
pertemuan dengan Tuhannya hendaklah melakukan amal saleh dan tidak
menjadikan apa dan siapa pun sebagai sekutu dalam beribadah kepada
Tuhannya.
b. An-Nas
An-Nas dalam konteks ini dipandang dari aspek sebagai sosial. Al-
Qur’an menjelaskan bahwa pencipta manusia bertujuan untuk bergaul dan
berhubungan antara sesamanya, saling membantu, saling menasehati agar
berpegang kepada kebenaran. Kata An-nas dalam Al-Qur’an terdapat
kurang lebih 240 kali yang orientasina bahw manusia disamping sebagai
anak cucu Adam juga sebagai makhluk sosial. Seperti terdapat dalam Qs.
Al-hujarat:13.
ارفُ ْوا ٌۚ ا َِّن ا َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْندَ ه
ِّٰللا ُ اس اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِم ْن ذَك ٍَر َّوا ُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم
َ شعُ ْوباا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل ِلت َ َع ُ َّٰيٓاَيُّ َها الن
ع ِل ْي ٌم َخ ِبي ٌْر َ اَتْ ٰقى ُك ْم ۗا َِّن ه
َ ّٰللا
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang
yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Teliti.
c. Al-Insan
Kata Al-insan lebih mengacu kepada peningkatan derajat yang
berkenanya manusia diberi potensi berupa akal dan nurani demi
mengembangkan beban, tanggung jawab dan amanat sebagai khalifah fil
ardhi. Hal ini lah yang membedakan manusia dengan manusia lainnya.
Oleh karena itu, walaupun manusia sebahgai khalifah fil ardhi akan tetapi
manusia juga tidak dapat mengelak dari esensial tabiat yaitu pelupa. Di
dlam Al-Quran kurang lebih 65 ayat yang menjelaskan kata-kata tersebut,
antara lain Al-Alaq :1-7
ٓسانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم ك ًََّل
َ اَل ْن َ علَّ َم بِ ْالقَلَ ُِۙم
ِ ْ علَّ َم َ ي َ ْ َق اِ ْق َرأْ َو َربُّك
ْ اَل ْك َر ُۙ ُم الَّ ِذ ٍ ٌۚ َعل ِ ْ َي َخلَ ٌۚقَ َخلَق
َ اَل ْن
َ سانَ مِ ْن ْ اِ ْق َرأْ بِاس ِْم َربِكَ الَّ ِذ
ط ٰغ ٓى ُۙ ا َ ْن َّر ٰاهُ ا ْست َ ْغ ٰن ۗى
ْ َسانَ لَي ِ ْ ا َِّن
َ اَل ْن
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!
2. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha Mulia,
4. yang mengajar (manusia) dengan pena.
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
6. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya manusia itu benar-benar melampaui
batas
7. ketika melihat dirinya serba berkecukupan.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
memberikan pandangan yang sangat kaya tentang karakteristik manusia.
Didalam Al-Qur’an menjelaskan asal usul manusia, tujuan manusia, karakteristik
manusia didalam Al-Qur’an. Dari Al-qu’an juga dapat dipahami bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna diantara makhluk yang lainnya yang Allah
ciptakan. Mansia juga diberikan tanggung jawab untuk merawat bumi dan
memanfaatkannya dengan sebaik-naiknya.
Daftar Pustaka